TINJAUAN PUSTAKA
A. LANSIA
1. Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia.
Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun (M.Lubis,2011).
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila
usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup
Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia) dimulai pada
abad ke-19 dinegara jerman. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori
lansia. Namun, banyak lansia yang masih menganggap dirinya berada pada usia
kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda,
berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu
perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia
a. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut : usia pertengahan (Middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua
c. Menurut Dra. Jos masdani (Psikologi UI) terhadap empat fase yaitu : pertama (fase
inventus ) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun ketiga (fase
presenium) ialah 55-56 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.
d. Menurut prof. Dr. Koesomato setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age) itu > 65
tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga
batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old (> 80
3. Karakteristik Lansia
(sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan dan
masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
4. Tipe lansia
b. Tipe mandiri
banyak menuntut
d. Tipe pasrah
e. Tipe binggung
pasif, dan acuh tak acuh.Tipe lain dari lansia adalah optimis, tipe konstruktif,
5. Proses Penuaan
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
multidimensional yang dapat diobservasi didalam satu sel dan berkembang sampai
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal.
Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada
didalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara
Aging process atau proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang
yang ada didalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan
fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan (Maryam dkk,
2008).
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batasan yang
denganterjadinyakehilanganjaringanpada otot,susunansaraf,danjaringanlain
memilikifungsifisiologisalattubuhyang sangatberbeda,baikdalamhal
pencapaianpuncakfungsitersebutmaupunsaatmenurunnya.Umumnya fungsi
kemampuanfisiknyaakansemakinmenurun,sehingga dapatmengakibatkan
Menurut Maryam,dkk (2008) ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses
penuaan yaitu : teori biologis, teori psikologis, teori sosial. Dan teori spiritual.
a. Teori biologis
Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi immunology slow theory,
Menurut teori genetik dan mutasi semua terprogram secara genetik untuk
yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
c. Immunology slowtheory
d. Teori stress
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tiak stabilnya radikal bebas
melakukan regenerasi.
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
menyebabkan ikatan yang kuat,khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
Lansia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi seiring
penuaan. Waktu dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap-tiap individu, namun
seiring penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi tubuh akan terjadi.
Perubahan ini tidak dihubungkan dengan penyakit dan merupakan perubahan normal.
terhadap kehidupan sehari-hari. Adapun tugas perkembangan pada lansia dalam adalah
menerima diri sebagai individu yang menua mempertahan kan kehidupan yang
memuaskan, menetapkan kembali hubungan kembali dengan anak yang telah dewasa,
8. Senam Lansia
Senam yang dilakukan oleh klien lanjut usia yang melibatkan semua otot dan
b. Tujuan
c. Prinsip
dokter
2) Tidak melelahkan
3) Tidak menimbulkan cidera
1) Alat musik
b) Dilakukan 8-10 menit (pada 5 menit terakir gerakan lebih cepat dari
sebelumnya )
d) Gerakan inti
2) Pendinginan
kembali normal yang ditandai pulihnya denyut nadi dan keringat berhenti
keluar
e. Prosedur
1) Gerakan leher
a) Berdiri tegak dengan kepala lurus dan pandangan lurus kedepan tanpa
menengadahkan kepala
kebelakang ; lakukan bergantian dengan tangan kiri dan diatas dan tangan
kanan dibawah
3) Gerakan kaki
b) Langkah silang kaki kekanan dan kekiri diikuti dengan ayunan tangan
B. FUNGSI KOGNITIF
1. Pengertianfungsikognitif
Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi
waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan,
a. Orientasi
negara, provinsi, gedung, dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi waktu
dinilai dengan lebih sering dari pada tempat, maka waktu dijadikan indeks yang
b. Bahasa
c. Kelancaran
panjang, ridme dan melodi yang normal. Suatu metode yang dapat membantu
menilai kelancaran pasien adalah dengan meminta pasien menulis atau berbicara
secara spontan.
d. Pemahaman
tersebut.
e. Pengulangan
diucapkan seseorang.
f. Naming
h. Mengingat segera
Aspek ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat sejumlah kecil
i. Konsentrasi
Aspek ini memusatkan perhatian pada satu hal. Fungsi ini dapat dinilai dengan
j. Memori
berupa gambar.
k. Fungsi kontruksi
Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta orang tersebut untuk menyalin gambar,
memanipulasi balok atau membangun kembali suatu bangunan balok yang telah
dirusak sebelumnya.
Setianti, Harimurti & Roosheroe (2006) menyebutkan adanya perubahan kognitif yang
C. KeadaanUmum
adalah pengkajian dasar pasien, yang diambil dan didokumentasikan dari waktu ke
waktu yang menunjukan perjalanan kondisi pasien. TD, nadi, suhu dan RR disebut
dengan tanda vital (vital sign) atau cordinal symptoms karena pemeriksaan ini
membantu perawat dalam membuat diagnosa dan perubahan respon pasien. Jenis
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu
disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah
sistolik. Pada saat ventrikel sedang rileks, darah dari antrium masuk ke ventrikel,
tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah
diastolik.
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit Takikardi
a. Arteri radialis
b. Arteri ulnaris
c. Arteri brachialis
d. Arteri karotis
g. Arteri femoralis
3. Suhu
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) tidak boleh dilakukan pada
anak/bayi, anus (rectal) tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak
a. Hipotermia (<35° C)
b. Normal (35-37° C)
c. Pireksia/febris (37-41,1° C)
d. Hipertermia (>41,1° C)
20x/menit.
b. 1 tahun :36,8
d. 10 tahun :36,0
e. Remaja :36,0
f. Dewasa :36,0
D. PSIKOSOSIAL
a. Penurunan jumlah sel, cairan tubuh serta cairan intraselular. Protein dalam otak,
ginjal, otot, hati serta dan darah akan berkurang, mekanisme perbaikan sel menjadi
b. Pada sistem persarafan lansia, lansia menjadi lambat dalam merespon sesuatu,
d. Terjadi sklerosis pupil dan hilangnya respon sinar bisa menyebabkan penglihatan
e. Pada sistem kardiovaskuler, jantung sudah tidak bisa memompa darah secara
optimal.
f. Pada sistem pengaturan temperatur tubuh, tubuh seorang lansia sudah tidak bisa
berkurang.
g. Sistem pernafasan yang menurun ditandai dengan hilangnya elastisitas paru –
paru.
h. Pada sistem gastrointestinal, lansia akan kehilangan gigi, indra pengecap menurun,
i. Sekresi lendir vagina pada lansia perempuan akan berkurang. Produksi testis pada
lansia laki – laki semakin menurun. Produksi hormon pada lansia akan menurun.
j. Hilangnya jaringan lemak pada lansia menyebabkan kulit keriput pada lansia.
Rambut pada lansia akan semakin tipis serta terjadi perubahan warna yaitu
Perubahan psikologis pada lansia dipengaruhi oleh keadaan fisik lansia yang
mengalami penurunan, kondisi kesehatan pada lansia, tingkat pendidikan pada lansia,
yakni kemampuan verbal lansia, penampilan lansia, persepsi lansia serta ketrampilan
3. Perubahan Psikososial
yakni meliputi gerakan, tindakan, serta koordinasi. Adanya penurunan fungsi pada
dari sisi aspek psikososial. Hal ini tentunya dikaitkan dengan kepribadian lansia
b. Ketergantungan
Penurunan fungsi,penyakit fisik.
yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan psikogeriatri yang merupakan bagian
Gerontologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia,meliputi
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi
rapuh,dsb.
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan
a) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
b) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh
tenang,damai serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta
dari dalam diri dan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
(ADL)
1. Pengertian
ADL adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal;
aktivitas tersebut mencakup, ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan
dalam keluarga dan masyarakat Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan untuk bantuan
dalam ADL dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen atau rehabilitative (Potter
a. Terciptanya konsep diri yang positif. Lansia yang lebih aktif dan mandiri dalam
aktivitas sehari hari, konsep diri lansia lebih positif (Simamora, 2011).
c. Meningkatkan kualitas tidur,Aktivitas fisik lansia yang berada pada kategori aktif,
kualitas tidur lansia pada rentang kualitas tidur baik Siagian (2014).
Faktor faktor yang mempengaruhi kemandirian lanjut usia meliputi faktor kondisi
a) Kondisi Kesehatan
Lanjut usia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka yang
secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima. Presentase yang
baik mereka dapat melakukan aktivitas apa saja dalam kehidupannya sehari hari
seperti: mengurus dirinya sendiri, bekerja dan rekreasi. Hal ini sejalan dengan
pendapat Setiati (2000) bahwa kemandirian bagi lanjut usia dapat dilihat dari
(AKS). AKS ada dua yaitu, AKS standar dan AKS instrumental. AKS standar
uang. Sedangkan pada lanjut usia dengan kesehatan sedang cenderung tidak
mandiri. Hal ini disebabkan karena kondisi kesehatan mereka baik fisik maupun
psikis yang kadang-kadang sakit atau mengalami gangguan, sehingga aktivitas
sehari hari semuanya dapat dilakukan sendiri. Pada beberapa kegiatan mereka
b) Kondisi Ekonomi
Lanjut usia yang mandiri pada kondisi ekonomi sedang karena mereka dapat
hajatan, baik undangan secara lisan maupun berupa surat undangan. Walaupun
upah mereka terima sedikit, tetapi mereka merasa puas yang luar biasa. Karena
ternyata dirinya masih berguna bagi orang lain. Lanjut usia yang tidak mandiri
bantuan pada anak-anak atau keluarga. Bantuan tersebut berupa uang atau
acara sosial. Sikap anak terhadap orang tua yang telah dewasa terhadap orang tua
yang sudah berusia lanjut dan sering berhubungan dengan mereka dapat
menciptakan penyesuaian sosial dan personal yang baik bagi orang-orang berusia
lanjut.
c) Kondisi Sosial
menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan teman-
teman (Hurlock, 2000). Hubungan sosial antara orang lanjut usia dengan anak
yang telah dewasa adalah menyangkut tentang keeratan hubungan mereka dan
tanggung jawab anak terhadap orang tua yang menyebabkan orang lanjut usia
menjadi mandiri. Tanggung jawab anak yang telah dewasa baik yang telah
berumah tangga maupun yang belum, atau yang tinggal satu rumah, tidak tinggal
satu rumah tetapi berdekatan tempat tinggal atau yang tinggal berjauhan (tinggal
hidup orang lanjut usia seperti sandang, pangan, kesehatan dan sosial. Hal ini
merupakan kewajiban anak untuk menyantuni orang tua mereka sebagai tanda
terima kasih atas jerih payah orang tua yang telah membesarkan mereka.
Sebagaimana pendapat (Hurlock, 2002) yang menjelaskan bahwa sikap anak yang
telah dewasa terhadap orang tua yang sudah berusia lanjut dan sering