Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANSIA

1. Pengertian Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia.

Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan

dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60

tahun (M.Lubis,2011).

Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila

usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk

beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh

kegagalanseseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres

fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup

serta peningkatan kepekaan secara individual (M.Lubis,2011).

Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia) dimulai pada

abad ke-19 dinegara jerman. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori

lansia. Namun, banyak lansia yang masih menganggap dirinya berada pada usia

pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan

kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda,

berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu

perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia

lainya (M.Lubis 2011).


2. Batasan Umur Lanjut Usia

Umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut :

a. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 pasal 1 ayat 2 yang

berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

ke atas.

b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat

kriteria berikut : usia pertengahan (Middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia

(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua

(very old) ialah di atas 90 tahun.

c. Menurut Dra. Jos masdani (Psikologi UI) terhadap empat fase yaitu : pertama (fase

inventus ) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun ketiga (fase

presenium) ialah 55-56 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.

d. Menurut prof. Dr. Koesomato setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age) itu > 65

tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga

batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old (> 80

tahun ) (M.Lubis 2011).

3. Karakteristik Lansia

Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: berusia lebih dari 60 tahun

(sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan dan

masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan

biopsikososial sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual,serta dari

kondisi maladaptif, lingkungan tempat tingal bervariasi (M.Lubis 2011).

4. Tipe lansia

Beberapa tipe pada lansia bergantungpadakarakter,pengalamanhidup,

lingkungan,kondisi fisik,mental, sosial, dan ekonominya (M.Lubis 2011). Tipe

tersebut dijabarkansebagai berikut:

a. Tipe arif bijaksana


Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati,sederhana ,dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam

mencari pekerjaan,bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar,mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritikan dan

banyak menuntut

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasip baik, mengikuti kegiatan agama, dan

melakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe binggung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, dan acuh tak acuh.Tipe lain dari lansia adalah optimis, tipe konstruktif,

tipe independen (ketergantungan), tipe defensife (bertahan), tipe militan dan

serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalandalam melakukan

sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri ).

5. Proses Penuaan

Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat

diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap

perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks

multidimensional yang dapat diobservasi didalam satu sel dan berkembang sampai

pada keseluruhan sistem. (M.Lubis 2011).

Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal.

Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada
didalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara

perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan (Maryam dkk, 2008).

Aging process atau proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang

maksimal.setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel

yang ada didalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan

fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan (Maryam dkk,

2008).

Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa

misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan

lain sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batasan yang

tegas.Proses penuaansudahmulai berlangsung sejakseseorangmencapaidewasa,misalnya

denganterjadinyakehilanganjaringanpada otot,susunansaraf,danjaringanlain

sehinggatubuh‘mati’ sedikitdemisedikit. Sebenarnyatidakada batasanyang

tegas,padausiaberapa kondisikesehatanseseorang mulaimenurun.Setiaporang

memilikifungsifisiologisalattubuhyang sangatberbeda,baikdalamhal

pencapaianpuncakfungsitersebutmaupunsaatmenurunnya.Umumnya fungsi

fisiologistubuhmencapaipuncaknya pada usia20-30tahun. Setelahmencapai

puncak,fungsialattubuhakanberada dalamkondisitetaputuhbeberapa saat, kemudian

menurunsedikit demi sedikit sesuai denganbertambahnyausia (Mubarak, 2009).

Pengaruh proses menuadapatmenimbulkan berbagaimasalah, baik secara

biologis,mental,maupunekonomi. Semakinlanjutusia seseorang,maka

kemampuanfisiknyaakansemakinmenurun,sehingga dapatmengakibatkan

kemunduranpada peran-peransosialnya(Tamher,2009).Olehkarena itu,perlu

perlumembantuindividulansia untukmenjagaharkatdanotonomimaksimal meskipun

dalam keadaankehilangan fisik, sosial dan psikologis (Smeltzer, 2001).


6. Teori-Teori proses penuaan

Menurut Maryam,dkk (2008) ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses

penuaan yaitu : teori biologis, teori psikologis, teori sosial. Dan teori spiritual.

a. Teori biologis

Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi immunology slow theory,

teori stres, teori radikal bebas, dan teori lantai silang.

b. Teori genetik dan mutasi

Menurut teori genetik dan mutasi semua terprogram secara genetik untuk

spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia

yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan

mengalami mutasi.

c. Immunology slowtheory

Menurut Immunology slowtheory, sistem imun menjadi efektif dengan

bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat

mengakibatkan kerusakan organ tubuh.

d. Teori stress

Teori stress mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang

biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan

kestabilan lingkungan internal,kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan

sel-sel tubuh telah terpakai.

e. Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tiak stabilnya radikal bebas

(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan bahan organik seperti

karbohidrat dan protein, radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat

melakukan regenerasi.

f. Teori rantai silang

Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
menyebabkan ikatan yang kuat,khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini

menyebabkan kekurangan elastisistas kekacauan,dan hilangnya fungsi.

7. Tugas Perkembangan Lansia

Lansia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi seiring

penuaan. Waktu dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap-tiap individu, namun

seiring penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi tubuh akan terjadi.

Perubahan ini tidak dihubungkan dengan penyakit dan merupakan perubahan normal.

Adanya penyakit terkadang merubah waktu timbulnya perubahan dampak nya

terhadap kehidupan sehari-hari. Adapun tugas perkembangan pada lansia dalam adalah

beradaptasi terhadap penurunan kesehatan dan kekuatan fisik beradaptasi terhadap

masa pensiun dan penurunan pendapatan, beradaptasi terhadap kematian pasangan,

menerima diri sebagai individu yang menua mempertahan kan kehidupan yang

memuaskan, menetapkan kembali hubungan kembali dengan anak yang telah dewasa,

menemukan kembali cara mempertahankan kualitas hidup (Potter&Perry, 2009).

8. Senam Lansia

a. Pengertian senam lansia

Senam yang dilakukan oleh klien lanjut usia yang melibatkan semua otot dan

persendian (Ni Made suarti,dkk).

b. Tujuan

1) Melemaskan otot otot dan persendian

2) Meningkatkan stamina tubuh

3) Memberikan lansia peluang bertemu dengan rekan sebaya sehingga

mengurangi kejenuhan dan kesepian

c. Prinsip

1) Sehat jasmani,apabila ada hambatan tertentu telah berkonsultasi dengan

dokter

2) Tidak melelahkan
3) Tidak menimbulkan cidera

d. Alat yang digunakan

1) Alat musik

Tujuan pemanasan untuk mengurangi cidera dan mempersiapkan sel sel

tubuh agar mampu meningkatkan metabolisme:

a) Pemanasan (warning up)

b) Dilakukan 8-10 menit (pada 5 menit terakir gerakan lebih cepat dari

sebelumnya )

c) Merupakan gerakan yang banyak melibatkan otot dan sendi

d) Gerakan inti

e) Dilakukan secara berurutan (dari kepala sampai ke kaki)

Biasanya yang dilatih adalah:

a) Daya Tahan (Endurance)

b) Kardio-pulmonial dengan latihan yang bersifat aerobik,

c) Fleksibilitas dengan peregangan,

d) Kekuatan otot (dapat dilakukan dengan beban )dan,

e) Komposisi tubuh (denagn aerobik ,latihan beban dan kekuatan)

2) Pendinginan

a) Dilakukan dengan gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh

kembali normal yang ditandai pulihnya denyut nadi dan keringat berhenti

keluar

b) Dilakukan 8-10 menit

e. Prosedur

1) Gerakan leher

a) Berdiri tegak dengan kepala lurus dan pandangan lurus kedepan tanpa

menengadahkan kepala

b) Tundukan kepala pelan-pelan kemudian kembali keposisi semula


c) Palingkan leher kekiri,tengah dan kanan secara perlahan

d) Palingkan leher pelan-pelan kekiri,tengah,kemudian kekanan

2) Gerakan bahu dan tangan

a) Putar pangkal lengan ke belakang kemudian kedepan (dapat dilakukan

dengan atau tanpa beban )

b) Lengan rileks didepan badan,gerakan kedalam dan kesamping dan

kemudian kembali keposisi semula

c) Posisi lengan ditekuk sejajar dengan bahu geralkan kedepan dada,tarik

kebelakang ; lakukan bergantian dengan tangan kiri dan diatas dan tangan

kanan dibawah

3) Gerakan kaki

a) Jalan tegap ditempat dengan kaki diangkat kebelakang

b) Langkah silang kaki kekanan dan kekiri diikuti dengan ayunan tangan

c) Angkat paha dan kaki kedepan dengan gerakan keatas

d) Gerakan kaki kanan menyilang didepan,sentuh ujung kaki kanan yang

diangkat dengan tangan kiri,lakukan sebaliknya

e) Gerakan menjinjit dengan jari kaki

f) Gerakan telapak kaki keatas dengan tumpuan tumit,kemudian lakukan

lagi dengan ujung jari kaki

g) Gerakan menekuk ujung jari kedalam dengan tumpuan tumit,kemudian

tarik ujung jari keatas,semua gerakan dengan delapan kali hitungan.

B. FUNGSI KOGNITIF

1. Pengertianfungsikognitif

Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi

waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan,

pemikiran dan ingatan (Dorland, 2002).


Fungsi-fungsi kognitif seseorang meliputi berbagai fungsi berikut, antara lain :

a. Orientasi

Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat, dan waktu

orientasi terhadap personal (kemampuan menyebutkan namanya sendiri ketika

ditanya ) menunjukan informasi yang ”overlearned”. Kegagalan dalam

menyebutkan namaya sendiri sering merefleksikan gangguan pendengaran, atau

gangguan penerimaan bahasa. Orientasi tempat ditanyakan dengan menanyakan

negara, provinsi, gedung, dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi waktu

dinilai dengan lebih sering dari pada tempat, maka waktu dijadikan indeks yang

paling sensitif untuk disorientasi.

b. Bahasa

Fungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi 4 parameter yaitu,

kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming.

c. Kelancaran

Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan kalimat dengan

panjang, ridme dan melodi yang normal. Suatu metode yang dapat membantu

menilai kelancaran pasien adalah dengan meminta pasien menulis atau berbicara

secara spontan.

d. Pemahaman

Pemahaan merujuk pada kemampuan untuk memahami suatu perkataan atau

perintah dibuktikan dengan mampunya seseorang untuk melakukan perintah

tersebut.

e. Pengulangan

Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan atau kalimat yang

diucapkan seseorang.

f. Naming

Naming merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai suatu objek


g. Atensi

Atensi merujuk kepada kemampuan seseorang untuk merespon stimulus spesifik

dengan mengabaikan stimulus lain yang diluar lingkungannya.

h. Mengingat segera

Aspek ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat sejumlah kecil

informasi selama <30 detik dan mampu untuk mengeluarkannya kembali

i. Konsentrasi

Aspek ini memusatkan perhatian pada satu hal. Fungsi ini dapat dinilai dengan

meminta orang tersebut mengurangkan 7 secara berturut-turut dimulai dari angka

100 atau dengan memintanya mengeja kata secara terbalik

j. Memori

1) Memori verbal, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali

informasi yang diperolehnya

2) Memori baru, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali informasi

yang diperolehnya pada beberapa menit atau hari yang lalu.

3) Memori visual, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali informasi

berupa gambar.

k. Fungsi kontruksi

mengacu pada kemampuan seseorang untuk membangun dengan sempurna.

Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta orang tersebut untuk menyalin gambar,

memanipulasi balok atau membangun kembali suatu bangunan balok yang telah

dirusak sebelumnya.

l. Kalkulasi, yaitu kemampuan seseorang untuk menghitung angka

m. Penalaran, yaitu kemampuan seseorang untuk membedakan baik buruknya suatu

hal, serta berpikir abstrak (Goldman, 2000).


2. Kognitif pada lansia

Setianti, Harimurti & Roosheroe (2006) menyebutkan adanya perubahan kognitif yang

terjadi pada lansia meliputi berkurangnya kemampuan meningkatkan fungsi intelektual,

berkurangnya efisiensi tranmisi saraf di otak

C. KeadaanUmum

Tekanan darah (TD), nadi, suhu/temperature dan respiration rate(RR)

adalah pengkajian dasar pasien, yang diambil dan didokumentasikan dari waktu ke

waktu yang menunjukan perjalanan kondisi pasien. TD, nadi, suhu dan RR disebut

dengan tanda vital (vital sign) atau cordinal symptoms karena pemeriksaan ini

merupakan indikator yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan.

Tanda-tanda vital harus diukur dan dicatat secara akurat sebagai

dokumentasi keperawatan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien dapat

membantu perawat dalam membuat diagnosa dan perubahan respon pasien. Jenis

pemeriksaan tanda-tanda vital diantaranya :

1. Tekanan darah (TD) normalnya 100-120/60-80 mmHg

Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu

ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaan ini

disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah

sistolik. Pada saat ventrikel sedang rileks, darah dari antrium masuk ke ventrikel,

tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah

diastolik.

Kategori tekanan darah pada dewasa (Keperawatan Klinis, 2011)

Kategori TD sistolik TD diastolik

Normal <120 < 80

Prahipertensi 120-139 80-89

Hipertensi (derajat 1) 140-159 90-99

Hipertensi (derajat 2) >160 >100


2. Nadi

Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit Takikardi

jika > 100x/menit dan Bradikardi jika < 60 x/menit

Lokasi pemeriksaan denyut nadi diantaranya :

a. Arteri radialis

b. Arteri ulnaris

c. Arteri brachialis

d. Arteri karotis

e. Arteri temporalis superfisial

f. Arteri maksiliaris eksterna

g. Arteri femoralis

h. Arteri dorsalis pedis

i. Arteri tibialis posterior

3. Suhu

Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) tidak boleh dilakukan pada

anak/bayi, anus (rectal) tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak

(aksila), telinga (timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).

a. Hipotermia (<35° C)

b. Normal (35-37° C)

c. Pireksia/febris (37-41,1° C)

d. Hipertermia (>41,1° C)

4. Respiration Rate (RR)

Yang dinilai pada pemeriksaan pernafasan adalah : tipe pernafasan, frekuensi,

kedalaman dan suara nafas.

Respirasi normal disebut : eupnea (laki-laki: 12-20x/menit), perempuan : 16-

20x/menit.

RR > 24x/menit :takipnea


RR < 10x/menit :bradipnea

5. Suhu tubuh normal berdasarkan usia

a. Baru lahir :36,8

b. 1 tahun :36,8

c. 5-8 tahun :36,0

d. 10 tahun :36,0

e. Remaja :36,0

f. Dewasa :36,0

g. Lansia >70 tahun :37.0

D. PSIKOSOSIAL

1. Perubahan kondisi fisik pada lansia antara lain :

a. Penurunan jumlah sel, cairan tubuh serta cairan intraselular. Protein dalam otak,

ginjal, otot, hati serta dan darah akan berkurang, mekanisme perbaikan sel menjadi

terganggu, terjadi atrofi pada otak, berat otak berkurang 5 – 10%.

b. Pada sistem persarafan lansia, lansia menjadi lambat dalam merespon sesuatu,

saraf pancaindra mengecil.

c. Sistem pendengaran pada lansia menurun ditandai dengan hilangnya daya

pendengaran pada telinga dalam.

d. Terjadi sklerosis pupil dan hilangnya respon sinar bisa menyebabkan penglihatan

lansia menjadi berkurang.

e. Pada sistem kardiovaskuler, jantung sudah tidak bisa memompa darah secara

optimal.

f. Pada sistem pengaturan temperatur tubuh, tubuh seorang lansia sudah tidak bisa

memproduksi panas yang maksimal. Ha ini menyebabkan aktifitas otot menjadi

berkurang.
g. Sistem pernafasan yang menurun ditandai dengan hilangnya elastisitas paru –

paru.

h. Pada sistem gastrointestinal, lansia akan kehilangan gigi, indra pengecap menurun,

fungsi absorpsi akan mengalami penurunan.

i. Sekresi lendir vagina pada lansia perempuan akan berkurang. Produksi testis pada

lansia laki – laki semakin menurun. Produksi hormon pada lansia akan menurun.

j. Hilangnya jaringan lemak pada lansia menyebabkan kulit keriput pada lansia.

Rambut pada lansia akan semakin tipis serta terjadi perubahan warna yaitu

menjadi lebih kelabu.

2. Perubahan Psikologis Pada Lansia

Perubahan psikologis pada lansia dipengaruhi oleh keadaan fisik lansia yang

mengalami penurunan, kondisi kesehatan pada lansia, tingkat pendidikan pada lansia,

keturunan (hereditas), serta kondisi lingkungan dimana lansia berada. Perubahan

psikologis pada lansia adalah kenangan (memory) serta IQ (Intellgentia Quantion)

yakni kemampuan verbal lansia, penampilan lansia, persepsi lansia serta ketrampilan

psikomotor lansia menjadi berkurang.

3. Perubahan Psikososial

Lansia akan mengalami penurunan tingkat kemandirian dan psikomotor. Tingkat

kemandirian yakni kemampuan lansia untuk melakukan sesuatu. Fungsi psikomotor

yakni meliputi gerakan, tindakan, serta koordinasi. Adanya penurunan fungsi pada

tingkat kemandirian serta psikomotor menyebabkan lansia mengalami suatu perubahan

dari sisi aspek psikososial. Hal ini tentunya dikaitkan dengan kepribadian lansia

(Hardywinoto dan T., 2005)

4. Masalah psikososial lansia menurut (Kuntjoro 2002)

a. Aspek sosial lansia:

Sikap, nilai, keyakinan terhadap lansia, label/stigma, perubahan sosial.

b. Ketergantungan
Penurunan fungsi,penyakit fisik.

c. Gangguan konsep diri

Gangguan perasaan : depresi

d. Faktor resiko masalah psikosoial lansia

1) Sumber finansial yang kurang

2) Tipe kepribadian ; menajemen stress

3) Kejadian yang tidak terduga

4) Jumlah kejadian pada waktu yang berdekatan

5) Dukungan sosial kurang

Masalah kesehatan jiwa lansia termaksud juga dalam masalah kesehatan

yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan psikogeriatri yang merupakan bagian

Gerontologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia,meliputi

aspek fisiologis,psikologis,sosial,kultural,ekonomi dan lain-lain(Depkes RI).

Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat

mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut :

1) Penurunan kondisi fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi

fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), msialnya tenaga

berkurang,energi menurun,kulit makin keriput,gigi makin rontok,tulang makin

rapuh,dsb.

Secara umum kondisi seseorang yang memasuki masa lansia mengalami

penurunan berlipat ganda.hal inilah yang disebabkan menimbulkan gangguan

atau fungsi fisik,psikologik maupun sosial yang selanjutnya menyebabkan suatu

keadaan ketergantungan kepada orang lain.

2) Penurunan fungsi dan potensi seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan

dengan berbagai gangguan fisik seperti :


Gangguan jantung, gangguan metabolisme, misalnya diabetes militus, vaginistis,

baru selesai operasi : misalnya prostatektomi,kekutrang gizi dsb.

faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :

a) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia

b) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh

tradisi dan budaya

c) Kelelahan dan kebosanan karna kurang variasi dalan kehidupan

d) Pasangan hidup telah meninggal

e) Disfungsi seksual karna perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa

lainya misalnya cemas,depresi dan pikun.

3) Perubahan tingkat depresi

Tingkat depresi adalah kemampuan lansia dalam menjalani hidup dengan

tenang,damai serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta

dengan penuh kasih sayang.

4) Perubahan stabilitas ememampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi

tekanan atau konflik akibat perubahan-perubahan fisik,maupun sosial psikologis

yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntunan

dari dalam diri dan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan

mengembangkan kemampuan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.

E. KEMAMDIRIAN DALAM MELAKUKAN ACTIFITY OF DAILY LIVING

(ADL)

1. Pengertian

ADL adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari normal;

aktivitas tersebut mencakup, ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan

berhias dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi

dalam keluarga dan masyarakat Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan untuk bantuan
dalam ADL dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen atau rehabilitative (Potter

dan Perry, 2005).

2. Manfaat aktivitas sehari hari lansia

a. Terciptanya konsep diri yang positif. Lansia yang lebih aktif dan mandiri dalam

aktivitas sehari hari, konsep diri lansia lebih positif (Simamora, 2011).

b. successful aging atau keberhasilan usia lanjut akan terus menunjukkan

peningkatan apabila lansia melakukan peningkatan mutu dalam aktivitas

keseharian yang dilakukan oleh para lansia (Nathalia, 2012).

c. Meningkatkan kualitas tidur,Aktivitas fisik lansia yang berada pada kategori aktif,

kualitas tidur lansia pada rentang kualitas tidur baik Siagian (2014).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

Faktor faktor yang mempengaruhi kemandirian lanjut usia meliputi faktor kondisi

kesehatan, faktor kondisi ekonomi dan faktor kondisi sosial.

a) Kondisi Kesehatan

Lanjut usia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka yang

secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima. Presentase yang

paling tinggi adalah mereka yang mempunyai kesehatan baik.Dengan kesehatan

baik mereka dapat melakukan aktivitas apa saja dalam kehidupannya sehari hari

seperti: mengurus dirinya sendiri, bekerja dan rekreasi. Hal ini sejalan dengan

pendapat Setiati (2000) bahwa kemandirian bagi lanjut usia dapat dilihat dari

kualitas kesehatan sehingga dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

(AKS). AKS ada dua yaitu, AKS standar dan AKS instrumental. AKS standar

meliputi kemampuan merawat diri seperti makan, berpakaian, buang air

besar/kecil, dan mandi. Sedangkan AKS instrumental meliputi aktivitas yang

komplek seperti, memasak, mencuci, menggunakan telepon dan menggunakan

uang. Sedangkan pada lanjut usia dengan kesehatan sedang cenderung tidak

mandiri. Hal ini disebabkan karena kondisi kesehatan mereka baik fisik maupun
psikis yang kadang-kadang sakit atau mengalami gangguan, sehingga aktivitas

sehari hari semuanya dapat dilakukan sendiri. Pada beberapa kegiatan mereka

memerlukan bantuan orang lain, misalnya mengerjakanpekerjaan

b) Kondisi Ekonomi

Lanjut usia yang mandiri pada kondisi ekonomi sedang karena mereka dapat

menyesuaikan kembali dengan kondisi yang mereka alami sekarang, misalnya

perubahan gaya hidup. Dengan berkurangnya pendapatan setelah pensiun, mereka

dengan terpaksa harus menghentikan atau mengurangi kegiatan yang dianggap

menghamburkan uang (Hurlock, 2000). Pekerjaan jasa yang mereka lakukan

misalnya mengurus surat-surat, menyampaikan undangan orang yang punya

hajatan, baik undangan secara lisan maupun berupa surat undangan. Walaupun

upah mereka terima sedikit, tetapi mereka merasa puas yang luar biasa. Karena

ternyata dirinya masih berguna bagi orang lain. Lanjut usia yang tidak mandiri

juga berada pada ekonomi sedang.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tidak bekerja, tetapi mendapat

bantuan pada anak-anak atau keluarga. Bantuan tersebut berupa uang atau

kebutuhan-kebutuhan seperti makan, pakaian, kesehatan atau kebutuhan untuk

acara sosial. Sikap anak terhadap orang tua yang telah dewasa terhadap orang tua

yang sudah berusia lanjut dan sering berhubungan dengan mereka dapat

menciptakan penyesuaian sosial dan personal yang baik bagi orang-orang berusia

lanjut.

c) Kondisi Sosial

Kondisi yang menunjang kebahagiaan bagi orang lanjut usia adalah

menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan teman-

teman (Hurlock, 2000). Hubungan sosial antara orang lanjut usia dengan anak

yang telah dewasa adalah menyangkut tentang keeratan hubungan mereka dan

tanggung jawab anak terhadap orang tua yang menyebabkan orang lanjut usia
menjadi mandiri. Tanggung jawab anak yang telah dewasa baik yang telah

berumah tangga maupun yang belum, atau yang tinggal satu rumah, tidak tinggal

satu rumah tetapi berdekatan tempat tinggal atau yang tinggal berjauhan (tinggal

diluar kota) masih memiliki kewajiban bertanggung jawab terhadap kebutuhan

hidup orang lanjut usia seperti sandang, pangan, kesehatan dan sosial. Hal ini

merupakan kewajiban anak untuk menyantuni orang tua mereka sebagai tanda

terima kasih atas jerih payah orang tua yang telah membesarkan mereka.

Sebagaimana pendapat (Hurlock, 2002) yang menjelaskan bahwa sikap anak yang

telah dewasa terhadap orang tua yang sudah berusia lanjut dan sering

berhubungan dengan mereka dapat menciptakan penyesuaian sosial dan

personyang baik bagi orang-orang berusia lanjut

Anda mungkin juga menyukai