Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu

Pertanyaan
1. Apakah teori bohr tentang atom hydrogen mengalami kelemahan?
h
2. Buktikan secara teoritis postulat III Bohr ( L  n )!
2
3. Apa prinsip fisis yang diperoleh dari eksperimen Stern-Gerlach!

Jawaban
1. Teori Bohr tentang atom hydrogen mengalami kelemahan. Adapun kelemahan
yang dialami akan dipaparkan sebagai berikut.
a) Model atom Bohr hanyalah bermanfaat bagi atom-atom yang mengandung satu
electron (hydrogen, ion helium satu, ion litium tiga, dan seterusnya), tetapi tidak
bagi atom-atom dengan dua electron atau lebih, karena gaya yang ditinjau
hanyalah antara electron dan inti atom, sedangkan gaya antarelektron diabaikan.
b) Bila diamati spectrum pancar dengan lebih teliti, didapati bahwa kebanyakan
garis spectrum ternyata bukanlah sebuah garis tunggal, melainkan terdiri atas
gabungan dua atau lebih garis yang sangat rapat. Model Bohr ternyata tidak
dapat menjelaskan fenomena dublet spectrum garis.
c) Model atom Bohr juga terbatas kegunaannya sebagai dasar untuk menghitung
sifat-sifat atom lainnya, meskipun kita dapat menghitung secara teliti energy
berbagai garis spectrum, kita tidak dapat menghitung intensitasnya.
d) Kelemahan yang lebih krusial yaitu model atom Bohr sama sekali melanggar
asas ketidakpastian. Hubungan ketidakpastian x p x   berlaku untuk semua

arah dalam ruang. Jika kita memilih arah radial, maka r p r   . Untuk
sebuah electron yang bergerak dalam suatu orbit lingkaran, maka nilai r-nya kita
ketahui secara pasti, jadi Δr = 0. Jika ia bergerak dalam suatu lingkaran, maka
kita ketahui pula pr secara pasti (sebenarnya adalah nol), sehingga Δpr = 0.
Mengetahui r dan pr sekaligus secara pasti ini meanggar asas ketidakpastian.
2. Pembuktian postulat III Bohr
Postulat III Bohr menyatakan bahwa momentum sudut terkuantisasi. Pada
postulat ini dijelaskan bahwa orbit-orbit yang dilalui elektron memiliki momentum
sudut angular L yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari tetapan plank dibagi
2π, yang sesuai dengan persamaan:
h
Lmvr n , dengan n = 1, 2, 3, ...
2
Elektron ini bergerak mengelilingi inti dan berinteraksi dengan inti sehingga
elektron tersebut memiliki kecepatan dan energi kinetik. Pada posisi tertentu
terhadap orbit stasioner inti akan memiliki energi potensial. Sesuai dengan postulat
kedua, energi dari atom hidrogen bernilai:
Rch
En   , dimana En = Etotal
n2
Maka dari persamaan diatas akan diperoleh jari-jari atom hidrogennya adalah:
e2 Rch
  
8 0 rn n2

 e2  2
rn   n , dengan n = 1, 2, 3, …
 8 o Rch 
e2
Dengan r1   0,052 nm  0,52Å.
8 o Rch

Sehingga rn  r1n 2

r1 adalah jari-jari atom hidrogen pada keadaan dasar.


Pada pembahasan sebelumnya telah diperoleh :
1 e2 e2
K me v 2  ; E ; En  Rch / n 2 maka:
2 8 o r 8 o r
1
K me v 2
2
2K 2e 2 2 E  2 Rch
v2    
me 8 o r me me me n 2
1
 2 Rch  2
v   
2 
 me n 
1
 e2  2  2 Rch  2
Besar rn   n dan v   
2 
disubstitusikan ke persamaan
 8 o Rch   me n 
L  me .r.v maka didapat:
1
 e2  2 Rch  2
Ln  me  n 2  
2 
 8 o Rch  me n 
n2  e2 
Ln  me me  2 Rch1 2 Rch 2
1 1

2 
n  4 o 
 e2 
2 Rch1 / 2
1
Ln  me n
2
 4 o 
1
 e2  me  2
Ln     n
 4 o  2 Rch 
Untuk n = 1 memberikan:
1
 e2  me  2
L1    
 4 o  2 Rch 
h
Persamaan ini memiliki besar yang sama dengan dimana h merupakan
2
konstanta Planck atau dapat dituliskan:
h
L1  
2
Jadi dapat dituliskan:
nh
Ln   n
2
Persamaan diatas menyatakan bahwa momentum terkuantisasi ke dalam
h
sehingga postulat Bohr dapat terbukti.
2

3. Prinsip fisis yang diperoleh dari percobaan Stern-Gerlachadalah bilangan kuantum


spin adalah ½ .
Prinsip fisis ini diperoleh berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan
menggunakan menggunakan gas hidrogen dingin, yang kebanyakan berada pada s.
Karena pada keadaan ini elektron tak mempunyai momentum sudut, diharapkan
berkas elektron tetap mengumpul. Apa yang diamati ternyata lain, berkas elektron
yang keluar dari medan magnet ternyata tak homogen terpecah menjadi dua. Ini
berarti elektron dalam keadaan S yaitu tanpa momentum sudut orbital, m
mempunyai momen magnetik.
S.A. Goudsmit dan G.E. Uhlenbeck pada tahun 1925 mengemukakan bahwa
elektron selain memiliki momentum orbital, sebuah elektron juga memiliki
momentum sudut intrinsik yang disebut spin (S). Selain itu, momen magnetik
intrinsik  s berkaitan dengan momentum sudut intrinsik spin. Apabila diandaikan

elektron sebagai bola yang bermuatan yang berputar pada sumbunya maka
putarannya akan berkaitan dengan momentum sudut, dan karena elektron
bermuatan negatif, maka elektron yang memiliki momentum magnetik  s

memiliki arah yang berlawanan dengan arah vektor momentum sudut Ls.
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa elektron disamping bergerak dalam
orbit, elektron juga berputar pada poros seperti rotasi bumi. Perputaran terhadap
poros pada elektron sendiri itu disebut spin. Perputaran ini mempunyai momentum
sudut, yang disebut momentum sudut spin S.
Eksperimen Stern-Gerlach yang mendapatkan bahwa berkas terpisah menjadi
dua, berarti ada dua harga Sz. Karena untuk momentum sudut S ada (2S+1) harga
ms hanya ada dua maka didapatkan.
2S+1=2 atau S =1/2
Jadi eksperimen Stern-Gerlach menyatakan bahwa bilangan kuantum spin
sama dengan ½ .

Pada tahun 1921, O. Stern dan W. Gerlach melakukan percobaan membuktikan


adanya kuantisasi ruang pada orbit elektron di dalam atom. Percobaan ini dikenal
dengan percoban Stern-Gerlach. Percobaan ini dilakukan dengan mengarahkan
seberkas atom perak netral dari suatu tungku (oven) melewati sekumpulan celah
kolimator masuk dalam medan magnetik yang tidak homogen seperti gambar di
bawah ini. Sebelum pelat fotografik mencatat konfigurasi berkas setelah melewati
medan.
Gambar (1). Percobaan Stern-Gerlanch
Percobaan ini menunjukkan bahwa: Dalam keadaan normal atau elektromagnetik
dimatikan seluruh momen magnetik atom perak ditimbulkan oleh spin satu elektronnya
saja sehingga tidak ada penyimpangan dari atom-atom dan sinar tersebut akan
membentuk sebuah garis sempit pada plat fotografik. Apabila berada di dalam medan
magnetik homogen atau apabila elektromagnetik itu dihidupkan, maka ada dua
kemungkinan bergantung pada ada atau tidak ada kuantisasi ruang. Jika tidak ada
kuantisasi ruang, maka vektor-vektor momen dipol magnetik akan mempunyai distribusi
sudut yang kontinu dengan arah medan magnetik. Sebaliknya jika terdapat kuantisasi
ruang maka hanya akan ada nilai-nilai  z yang diskrit. Ini berarti bahwa hanya akan ada
himpunan nilai-nilai yang diskrit untuk gaya penyimpangan Fz.
Secara klasik, semua orientasi harus ada dalam berkas atom tersebut, sehingga
menghasilkan hanya suatu jejak lebar dalam pelat fotografik di mana garis tipis yang
dibentuk diakibatkan oleh tidak adanya medan magnetiknya. Namun, Stern dan Gerlach
menemukan bahwa berkas semula terpecah menjadi dua bagian yang jelas, bersesuaian
dengan orientasi spin yang berlawanan dalam medan magnetik.
Dalam percobaan Stern-Gerlach menggunakan gas hidrogen dingin, yang kebanyakan
berada pada s. Karena pada keadaan ini elektron tak mempunyai momentum sudut,
diharapkan berkas elektron tetap mengumpul. Apa yang diamati ternyata lain, berkas
elektron yang keluar dari medan magnet ternyata tak homogen terpecah menjadi dua. Ini
berarti elektron dalam keadaan S yaitu tanpa momentum sudut orbital, m mempunyai
momen magnetik.
S.A. Goudsmit dan G.E. Uhlenbeck pada tahun 1925 mengemukakan bahwa elektron
selain memiliki momentum orbital, sebuah elektron juga memiliki momentum sudut
intrinsik yang disebut spin (S). Selain itu, momen magnetik intrinsik  s berkaitan dengan

momentum sudut intrinsik spin. Apabila diandaikan elektron sebagai bola yang
bermuatan yang berputar pada sumbunya maka putarannya akan berkaitan dengan
momentum sudut, dan karena elektron bermuatan negatif, maka elektron yang memiliki
momentum magnetik  s memiliki arah yang berlawanan dengan arah vektor momentum

sudut Ls.
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa elektron disamping bergerak dalam orbit,
elektron juga berputar pada poros seperti rotasi bumi. Perputaran terhadap poros pada
elektron sendiri itu disebut spin. Perputaran ini mempunyai momentum sudut, yang
disebut momentum sudut spin S. Akibat selanjutnya disimpulkan bahwa elektron

memiliki momen magnetik spin  s , yang besarnya adalah;

 e 
s  gs S
2me
Tetapan gs = 2,0024, dan disebut hasil bagi (ratio) giromagnetik.
Eksperimen Stern-Gerlach yang mendapatkan bahwa berkas terpisah menjadi dua,
berarti ada dua harga Sz. Karena untuk momentum sudut S ada (2S+1) harga ms hanya ada
dua maka didapatkan.
2S+1=2 atau S =1/2
Jadi eksperimen Stern-Gerlach menyatakan bahwa bilangan kuantum spin sama
dengan ½ .

Anda mungkin juga menyukai