Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR ILMU POLITIK


KATA PENGANTAR

Puji syukur patut penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bantuan, dan perlindungannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
berbagai kendala yang ada.

Pentingnya pemahaman akan hak asasi tiap orang mendorong kami untuk membuat
sebuah karya dalam bentuk makalah yang dapat memberikan kita sekalian tambahan
pengetahuan dan wawasan tentang hak asasi manusia, perlu digarisbawahi bahwa
hak-hak yang terdapat dalam HAM merupakan hak tiap orang di muka bumi ini yang
mana telah diberikan langsung oleh Tuhan ketika orang tersebut dilahirkan, sedangkan
pemerintah hanyalah membantu untuk mewujudkan dan melindungi hak-hak tersebut
dengan dibuatnya UU atau Landasan Hukum yang mengatur tentang hak-hak manusia
itu tadi.

Dalam makalah ini penulis mencoba menuangkan teori-teori dan konsep-konsep Hak
Asasi Manusia (HAM) dan penegakannya di Indonesia dan beberapa negara lainnya di
dunia, dilengkapi juga dengan contoh kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia
sendiri. Harapannya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan penambah
pengetahuan bagi kita yang nanti dapat memberikan pemahaman terkait dengan HAM
itu sendiri, sehingga kita juga dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari
sebagai salah satu nilai luhur bagi kehidupan pribadi, kehidupan bermasyarakat, serta
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum bisa dikatakan sempurna sehingga
penulis mengharapkan adanya kritik serta saran dari pembaca untuk membangun dan
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman kita semua. Namun meskipun dengan
sejumlah kekurangan yang ada penulis juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, diantaranya Bapak
Ignatius Adiwidjaja selaku dosen Pengantar Ilmu Politik yang telah memberikan tugas
ini kepada kami, juga kepada teman-teman yang mana telah ikut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, serta semua pihak yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penyelesaiannya. Mari dengan semangat
persaudaraan dan rasa cinta sesama kita junjung Hak Asasi Manusia untuk Indonesia
yang lebih bermoral.

Malang, November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iii

BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

1. Latar Belakang …………………………………………………………………. 1


2. Tujuan …………………………………………………………………………….. 1
3. Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 2

BAB 2 : PEMBAHASAN ………………………………………………………….. 3

1. Pengertian Hak Asasi Manusia …………………………………………….. 3


2. Sejarah Perkembangan HAM ………………………………………………. 4
3. Hak Asasi Manusia Menurut Konsep PBB ……………………………… 6
4. Macam-macam Hak Asasi Manusia ………………………………………. 7
5. Instrumen Nasional HAM ……………………………………………………. 8
6. Upaya Penegakan HAM Di Indonesia ……………………………………. 9
7. Pelanggaran Hak Asasi Manusia ………………………………………….. 9
8. Contoh Kasus-kasus Pelanggaran HAM ………………………………… 10

BAB 3 : PENUTUP ………………………………………………………………….. 11

1. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 11
2. Saran ………………………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 13


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk yang diistimewakan oleh Sang Pencipta sejatinya telah
diberikan hak asasi sejak ia lahir, hak-hak itu kian melekat seiring dengan
perkembangannya, hak untuk hidup, hak untuk berpendapat, dan hak untuk beragama
merupakan beberapa contoh hak dasar manusia yang tidak dapat diganggu apalagi
dihilangkan oleh manusia lain bahkan dengan alasan apapun dan mengatasnamakan
jabatan apapun. Karena hak-hak tersebut adalah pemberian dari Yang Maha Kuasa
bukanlah pemberian negara atau pihak manapun, dengan dilatar belakangi oleh hal
tersebut menuntut setiap manusia untuk diperlakukan sama dalam setiap kesempatan,
untuk mendapat perlakuan selayaknya seorang manusia dari manusia lainnya yang
sama-sama adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia.

Dalam era Modernisasi ini, kita melihat begitu banyaknya manusia yang melanggar
hak-hak dasar manusia lainnya. Misalnya hak untuk hidup telah dilanggar dengan
banyaknya manusia yang mati karena pembunuhan, pemerkosaan, dan bahkan
perang, hak untuk mendapat pendidikan, kita bisa melihat betapa banyaknya putra-putri
bangsa yang tidak bisa merasakan manisnya pendidikan dengan berbagai alasan dari
yang tidak sanggup dengan biaya yang begitu tinggi sampai yang karena tidak tersedia
lembaga pendidikan yang menunjang, begitu juga dengan hak-hak lain. Maraknya
pemberitaan pelanggaran HAM oleh media tv, koran, sampai media sosial semuanya
membuktikan bahwa perlunya penegakan HAM yang lebih serius. Karena dengan
memberikan setiap orang apa yang menjadi haknya merupakan sebuah keadilan.

1. Tujuan
2. Menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman terkait HAM.
3. Melihat penegakan HAM di tanah air.
4. Menggali kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
5. Sebagai bahan pemenuhan tugas Pengantar Ilmu Politik.

1. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian HAM ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan HAM ?
4. Bagaimana pandangan PBB terkait HAM ?
5. Macam-macam HAM.
6. Landasan hukum HAM.
7. Bagaimana penegakan HAM di Indonesia ?
8. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM ?
9. Contoh Kasus-kasuspPelanggaran HAM.
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Istilah HAM memiliki pengertia yang sama meski dalam bahasa yang berbeda. Dalam
bahasa Inggris, dikenal dengan human right atau fundamental right, sedangkan dalam
bahasa Perancis dikenal dengan des droits di I’homme (Parytno, 2004). Menurut Jan
Materson,anggota komisi HAM PBB memberi pengertian hak asasi manusia
sebagai hak-hak yang bersifat melekat(inherent), yang secara alamiah manusia tidak
dapat hidup tanpa adanya hak-hak tersebut (Ubaidillah, 2000). Pengertian yang lebih
lengkap dapat kita temukan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia. Dalam pasal 1 UU tersebut menyebutkan bahwa, hak asasi manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Dalam bukunya Making Sense Of Human Rights, James W. Neckel memberikan enam
ciri hak asasi sebagaiman yang dipahami dalam dokumen-dokumen hak asasi manusia
yang muncul pada abad ke-20, seperti Deklarasi Universal. Pertama, hak asasi
manusia adalah hak yang memiliki makna sebagai norma-norma yang memiliki prioritas
tinggi yang penegakannya bersifat wajib. Kedua, hak-hak ini dianggap
bersifat universal yang dimiliki manusia semata-mata karena ia adalah
manusia. Ketiga, hak asasi manusia dianggap ada dengan sendirinya dan tidak
bergantung pada pengakuan dan penerapannya di dalam sistem adat atau sistem
hukum di negara-negara tertentu. Keempat, hak asasi manusia dipandang
sebagai norma-norma yang penting, meski tidak seluruhnya bersifat mutlak dan tanpa
perkecualian, hak asasi manusia cukup kuat kedudukannya sebagai pertimbangan
normatif untuk diperlakukan di dalam benturan dengan norma-norma nasional yang
bertentangan, dan untuk membenarkan aksi internasional yang dilakukan demi hak
asasi manusia. Kelima, hak-hak ini mengimplikasikan kewajiban bagi indvidu dan
pemerintah. Keenam, hak-hak ini menetapkan standar minimal bagi praktik
kemasyarakatan dan kenegaraan yang layak.

1. Sejarah Perkembangan HAM

Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia mengalami empat generasi, yang masing-
masing memiliki ciri dan pusat dan perhatian yang berbeda. Keempat generasi tersebut
dijelaskan oleh Ubaidillah (2000) sebagai berikut :

1. Generasi Pertama
Pada generasi pertama ini, penegertian HAM berpusat pada hukum dan politik. Fokus
pandangan generasi ini pada hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi
PD II, totalitarisme dan adanya keinginan negara-negara yang baru merdeka untuk
menciptakan tertib hukum yang baru. Pada generasi ini, lahir “convention on the
prevention and punishment of the crime of genocide”.

Hak-hakk yang diatur pada generasi pertama utamanya adalah hak-hak sipil dan politik.
Hak-hak bidang sipil mencakup, antara lain sebagai berikut :

1. Hak untuk menentukan nasib sendiri


2. Hak untuk hidup
3. Hak untuk tidak dipukul mati
4. Hak untuk tidak disiksa
5. Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang
6. Hak atas peradilan yang adil

Sedangkan hak-hak bidang politik, antara lain sebagai berikut :

1. Hak untuk menyampaikan pendapat


2. Hak untuk berkumpul dan berserikat
3. Hak untuk mnedapat persamaan perlakuan di depan hukum
4. Hak untuk memilih dan dipilih

2. Generasi Kedua

Generasi kedua dilatarbelakangi oleh tuntutan negara-negara yang baru merdeka yang
tidak hanya menuntut hak-hak yuridis, melainkan juga hak sosial, politik, ekonomi, dan
budaya. Pada generasi ini, terjadi peluasan horizontal dan konsep hak asasi manusia.
Pada generasi HAM kedua ini, lahir dua kovenan yang terkenal yaitu : International
Covenant on Social, Economic, and Cultural Rights dan International Covenant on Civil
and Politic Rights.

Hak-hak yang diperjuangkan pada generasi ini adalah pada bidang sosial, ekonomi,
dan budaya. Hak-hak dalam bidang sosial dan ekonomi, antara lain sebagai berikut :

1. Hak untuk bekerja.


2. Hak untuk mendapat upah yang sama.
3. Hak untuk tidak dipaksa bekerja.
4. Hak untuk cuti.
5. Hak atas makanan.
6. Hak atas perumahan.
7. Hak atas kesehatan.
8. Hak atas pendidikan.
Sedangkan hak-hak di bidang budaya antara lain sebagai berikut:

1. Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan.


2. Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan.
3. Hak untuk memperoleh perlindungan atas hasil karya cipta (Hak Cipta).

3. Generasi Ketiga

Generasi ketiga dilahirkan oleh adanya kondisi ketidakseimbangan, dimana sosial,


ekonomi, dan budaya ditonjolkan, sementara aspek hukum dan politik terabaikan.
Generasi ini memperjuangkan keseimbangan sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan
politik dalam suatu paket yang disebut the rights of development (hak
pembangunan). Generasi ketiga ini merupakan sintesis generasi pertama dan kedua.

Hak-hak yang diperjuangkan pada generasi ketiga ini, selain hak-hak pada generasi
pertam dan kedua, juga hak-hak dalam bidang pembangunan, antara lain sebagai
berikut :

1. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat.


2. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak.
3. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai.

Generasi ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, tetapi tidak dapat
dipungkiri pula bahwa belum semuanya terpenuhi. Bahkan, pada negara-negara ketiga
kecenderungan negara yang dominan menekan pemenuhan hak-hak rakyat karena
lebih bersifat top down (dari atas ke bawah).

4. Generasi Keempat

Generasi keempat mengkritisi peranan negara yang begitu dominan, lebih


mengutamakan pembangunan ekonomi dan mengorbankan hak-hak rakyat.

Generasi ini dipelopori oleh negara-negara Asia pada tahun 1983 yang
mendeklarasikan hak asasi yang disebut Decelaration Of The Basic Duties Of Asia
People and Gevernment. Deklarasi ini lebih menekankan persolan-persoalan
”kewajiban asasi” daripada “hak asasi”, karena kewajiban asasi mengandung
pengertian keharusan akan pemenuhan, sedangkan kata hak baru sebatas perjuangan
dari pemenuhan hak.

Deklarasi ini memberikan implikasi bagi negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya.
Dengan kata lain, hak asasi bukan lagi hanya urusan orang per orang, melainkan tugas
negara untuk memenuhinya.
1. Hak Asasi Manusia Menurut Konsep PBB

Konsep HAM menurut paham ini dibidangi oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin
oleh Elenor Roosevelt yang mengemukakan sebuah deklarasi yang mengatur tentang
hak-hak dasar setiap manusia dunia yang secara resmi di sebut dengan “Universal
Declaration Of Human Rights” .

Universal Declaration Of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai :

1. Hak untuk hidup.


2. Kemerdekaan dan keamanan badan.
3. Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum.
4. Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana.
5. Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara.
6. Hak untuk mendapat hak milik atas benda.
7. Hak untuk bebas mengutarakan pikiran perasaan .
8. Hak untuk bebas memeluk agama.
9. Hak untuk mendapat pekerjaan.
10. Hak untuk berdagang.
11. Hak untuk mendapat pendidikan.
12. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat.
13. Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

1. Macam-macam Hak Asasi Manusia


2. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)

Hak asasi pribadi adalah hak kebebasan beragama atau beribadah sesuai dengan
keyakinan masing-masing, menyatakan pendapat dan kebebasan berserikat atau
berorganisasi.

2. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)

Hak asasi ekonomi meliputi hak kepemilikan sesuatu, hak untuk membeli atau menjual,
serta hak untuk mengadakan perjanjian atau kontrak.

3. Hak Asasi Dalam Kesamaan Hukum

Hak asasi dalam kesamaan hukum adalah hak asasi untuk mendapatkan perlakuan
yang sama di dalam hukum dan pemerintahan (Rights Of Legal Equality) atau yang
dikenal dengan hak kesamaan hukum.
4. Hak Asasi Politik (Political Rights)

Hak asasi politik adalah hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak memilih dan
dipilih dalam pemilu, hak untuk mendirikan partai politik, serta hak untuk mengajukan
petisi, kritik atau saran.

5. Hak Asasi Dalam Perlindungan Hukum (Procedural Rights)

Hak asasi untuk mnedapatkan perlakuan, tata cara dan perlindungan hukum. Misalnya
hak untuk mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam penangkapan,
penggeledahan, penyidikan, peradilan, dan pembelaan hukum.

6. Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (Social and Culture Rights)

Hak asasi sosial dan kebudayaan merupakan hak untuk memperoleh pendidikan, hak
untuk mengembangkan kebudayaan dan hak-hak lainnya yang berhubungan dengan
sosial kebudayaan.

1. Instrumen Nasional HAM


2. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
3. UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Convention Against Torture and Other
Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi,
atau Merendahkan Martabat Manusia).
4. Keppres No. 181 Tahun 1998 Tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap
Perempuan.
5. Keppres No. 129 Tahun 1998 Tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak Asasi
Manusia Indonesia.
6. Inpres No. 26 Tahun 1998 Tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan
Nonpribumi Dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan,
Perencanaan Program, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Pemerintahan.
7. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
8. UU No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
9. Amandemen Kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A – 28J mengatur secara
eksplisit Pengakuan dan Jaminan Terhadap Hak Asasi Manusia.

1. Upaya Penegakan HAM Di Indonesia


2. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
3. Pembentukan produk hukum yang mengatur tentang HAM.
4. Pembentukan pengadilan HAM.

1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk, yaitu
sebagai berikut :

1. Diskriminasi, yaitu pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara yang


langsung maupun tidak langsung atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan, dan politik yang berakibat
pengurangan, penyimpangan, atau pengahapusan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan, baik secara individual maupun kolektif dalam
semua aspek kehidupan.
2. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat.

Kemudian berdasarkan sifatnya pelanggaran HAM dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Pelanggaran HAM Berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya dan


mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan, penganiayaan, perampokan dan
sebagainya. Penangan kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia diatur dalam UU
No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
2. Pelanggaran HAM Ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam
keselamatan jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahay jika tidak segera
ditanggulangi.
3. Kasus-kasus Pelanggaran HAM
4. Terjadinya penganiayaan terhadap praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya klip Muntu pada tahun 2003.
5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia diatas 12 tahun, yang
artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang.
6. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
yang kerap kali mendapat penganiayaan berupa penyiksaan, pemerkosaan bahkan
pembunuhan oleh majikannya.
7. Masyarakat kelas bahwa mendapat perlakuan hukum yang kurang adil jika
dibandingkan dengan masyarakat kelas atas.
8. Penganiayaan yang berujung kematian pada anak baik yang dilakukan oleh orang
tuanya sendiri maupum oleh oknum-oknum lainnya.
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Hak Asasi Manusia merupakan suatu pemberian dari Yang Maha Kuasa sejak kita
dilahirkan, dimana hak-hak asasi tersebut merupakan kodrat kita selaku seorang
manusia. HAM mengatur dan memberikan kepada setiap manusia apa yang menjadi
hak dasarnya seperti hak untuk berpendapat, hak untuk berpendidikan, dan yang paling
mendasar yakni hak untuk hidup.

Pada hakikatnya HAM merupakan bagian dari upaya untuk menjaga eksistensi dari
hak-hak dasar tersebut, dimana oleh pemerintah hak-hak tersebut diberikan
perlindungan hukum dan pengakuan atas dasar kemanusiaan.

Berdasarkan penguraian diatas maka Hak Asasi Manusia memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi karena HAM merupakan bagian
dari manusia secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, suku, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
3. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun memiliki hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

1. Saran

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Sebagai
makhluk sosial sudah sepantasnya kita harus mampu menjaga dan mempertahankan
HAM itu sendiri, baik bagi diri kita maupun untuk orang lain.

Kemudian kita juga perlu untuk menghormati dan menjunjung tinggi HAM orang lain, hal
tersebut dapat kita lakukan dengan adanya kesadaran dalam diri kita. Kesadaran untuk
berpikir, kesadaran untuk memilih dan kesadaran untuk bertindak.

Dengan kesadaran ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian kita akan betapa
pentingnya hak asasi manusia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang berhubungan dengan Indonesia selaku negara yang beradab, adil,
berkaidah, dan beragama.

Anda mungkin juga menyukai