Anda di halaman 1dari 2

Have a yourself a Merry Little Christmas

Mungkin judul lagu ini sudah tak asing lagi, sebuah lagu yang dipopulerkan oleh
musisi legendaris Frank Sinatra, kemudian menjadi terkenal hingga di seluruh dunia,
sehingga lagu ini menjadi salah satu pilihan lagu favorit yang akan dinyanyikan di setiap
konser Natal, bahkan seringkali dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi Internasional seperti
Josh Groban, Sam Smith, dan banyak lagi.

Dengan iringan musik yang syahdu, disertai makna yang indah pada lirik lagu maka
tak heran kalau lagu ini memberikan kehangatan tersendiri di hati bagi orang-orang yang
merayakan Natal, seperti saya. Lagu ini menjadi salah satu lagu favorit saya pribadi dikala
menyambut Natal. Makna lagu ini menurut saya simple, tapi rasanya sangat dalam ketika
mendengarnya. Kebetulan saya adalah seorang anak yang merantau jauh dari keluarga demi
pendidikan, dan karena kadang kala kesibukan tidak bisa merayakan Natal bersama keluarga
saya di Rumah. Maka saat mendengar lagu ini, apalagi saat lirik bagian penutup lagunya “and
have a yourself a Merry Little Christmas now”, membuat hati ini sesak karena rindu akan
rumah yang semakin berat.

Ternyata usut demi usut lagu ini memang sejarahnya memiliki makna yang lumayan
berat atau sangat dalam. Lagu ini diciptakan oleh Hugh Martin, pada tahun 1943-44.
Kemudian diperkenalkan pertama kali saat drama musikal Meet Me in St. Louis pada tahun
1944.

Berikut versi lirik lagu Original versi Meet Me in St. Louis

Have yourself a merry little Christmas

It may be your last

Next year we may all be living in the past

Have yourself a merry little Christmas

Pop that champagne cork

Next year we may all be living in New York.

Lagu itu dinyanyikan pada bagian dimana Judy Garland yang notabene tokoh utama
dari drama itu, menghibur adiknya Tootie yang saat itu bersedih hati karena pada malam
Natal, ayah dari mereka pergi ke New York untuk promosi pekerjaan dan tidak bisa
merayakan Natal bersama keluarganya. Lagu ini awalnya memiliki makna dimana antisipasi
terhadap masa depan yang tidak ada yang tahu selanjutnya, sehingga bermaksud untuk
menguatkan, sehingga menjadi terkenang sebagai salah satu lagu Natal tersedih yang pernah
ada. Namun karena itu maka liriknya dirubah menjadi lebih merayakan kebahagiaan Natal itu
sendiri dan kemudian dipopulerkan oleh Frank Sinatra menjadi;

Through the years


We all will be together,

If the Fates allow

Hang a shining star upon the highest bough.

And have yourself A merry little Christmas now.

Namun tetap saja, makna kerinduan untuk berkumpul bersama orang yang dikasihi di
lirik tersebut memang tidak bisa disembunyikan.

Pernah suatu hari saya bertanya kepada seorang teman saya yang juga anak
perantauan. “Apa sih makna Natal dalam kehidupanmu?”, ia menjawab ‘Natal itu adalah hari
perayaan dimana kita akan menyambut kelahiran Tuhan Yesus’. ‘Benar’, kataku. Tapi
sebenarnya bukan itu maksud pertanyaanku, kemudian saya bertanya lagi, “Apasih yang buat
kamu merasa lebih memaknai hari Natal, saat tanggal 25 Desember itu tiba?”, lalu ia
menjawab lagi, “Ya, kalau waktu Natal itu lagu-lagu yang dibawakan bagus, dan khotbah
Natalnya bagus”. “Benar sih”, namun tetap bukan itu jawaban yang saya cari. Saya tau
jawaban teman saya tersebut tidak salah. Semua orang jika ditanya seperti itu, akan
menjawab seperti itu juga. Namun apa makna Natal sesimpel itu? Hanya berdasarkan sebagai
peringatan hari kelahiran Tuhan Yesus, dan Khotbah yang enak didengar, lantas apa bedanya
dengan hari kebesaran yang lain seperti hari Kematian, dan Kebangkitan Tuhan Yesus?
Bukannya hari itu kita memperingati hari Kebesaran kita dan berharap mendapat renungan
yang baik juga? Maka saya ulang lagi kepada anda yang membaca tulisan saya saat ini.
Sebenarnya apasih yang memaknai Natal ini adalah Natal? Apasih yang bikin beda dari hari
kebesaran yang lainnya?

Kadang kala, seiringnya bertambah waktu, bertambahnya umur, kita lupa akan
indahnya Natal itu sendiri. Sukacita yang kita rasakan ketika menyambut hari Natal.
Mengikuti ibadah Malam Natal, mengucapkan Amin setelah ibadah selesai, dan
mengucapkan selamat Natal kepada orang-orang sekitar, sambil bersalam salam. Sukacita itu
kadang tidak sama setiap tahun. Mengapa?

Jawabannya keluarga. Mungkin tidak semua orang setuju dengan saya, tapi bagi saya
yang merantau ini makna Natal itu kadang tidak bisa akan sama kita nikmati tanpa kehadiran
orang-orang yang kita kasihi, atau keluarga kita. Sukacita Natal tak akan sama kita rasakan
tanpa kehadiran mereka. Tanggal 25 Desember akan terus ada setiap tahun, namun orang-
orang yang kita kasihi belum tentu. Seperti makna awal lagu Have Yourself a Merry Little
Christmas yang original, Hugh Martin ingin menekankan bahwa tahun depan belum tentu
semua orang merayakan Natal bersama orang-orang yang terkasihi. Sejak kecil kita
merayakan Natal bersama orang tua, saudara-saudari kita. Membuat kue Natal bersama ibu,
menghias pohon Natal bersama ayah, pergi ke Gereja bertemu dengan kerabat dekat kita, ikut
turut berpartisipasi dalam acara Natal itu sendiri, menyaksikan drama Natal, kemudian
banyak lagi. Natal memang sebuah hari Perayaan Kelahiran Tuhan Yesus, namun sukacita
Natal akan terasa beda ketika merayakannya sendirian, seperti saya saat ini.

Anda mungkin juga menyukai