PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang masih menjadi penrmasalahan dunia
sampai saat ini. TB ditandai dengan adanya gejala batuk yang lebih dari 2
minggu, keringat malam, dan penurunan berat badan. TB didagnosa dengan
melihat adanya BTA dalam sputum dan/atau adanya hasil foto thoraks yang
menandakan adanya infeksi TB. Penatalaksanaan TB di tetapkan oleh WHO
menggunakan fixed drugs choice yang dibagi menjadi beberapa kriteria
berdasarkan waktu diagnosis, tingkat keparahan, dan perjalanan penyakit dari
penderita.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Ny.J
dapat didiagnosis TB Paru Aktif. Koch Pulmonum adalah nama lain dari
tuberkulosis paru, karena orang yang pertama kali menemukan dan bisa
mengindentifikasi penyebab pasti TB adalah Robert Koch. Untuk menegakkan
diagnosis, selain dari pemeriksaan klinis juga diperlukan pemeriksaan penunjang
diantaranya adalah pemeriksaan kultur sputum dan foto rontgen thorax. Kedua
pemeriksaan tersebut paling memastika seseorang tidak terinfeksi basil
tuberkulosis.
Menurtut gambaran radiologis, TB paru dapat dibagi menjadi TB primer dan
post-primer. Pada TB primer akan tampak pembesaran kelenjar limfe hilus dan
mediastinum dan sering terjadi pada anak-anak, sedangkan pada TB post-primer
jarang ditemukan pelebaran kelenjar limfe. Namun tidak menutup kemungkinan,
terjdi pembesaran kelenjar limfe pada orang dewasa, yang menandakan TB
primer.
Pada TB post primer, lebih banyak ditandai adanya kavitas ataupun gambaran
konsolidasi di bagian atas paru. Sedangkan pada TB primer gambaran konsolidasi
dapat berada dimana saja. Pada TB yang tidak mendapat pengobatan yang adekuat
ataupun pada TB dengan HIV/AIDS dapat terjadi komplikasi berupa gambaran
milier ataupun tuberkuloma.
50
5.2 Saran
Pemberian edukasi (KIE) kepada masyarakat awam mengenai tuberkulosis
serta pemberian tatalaksana yang tepat sehingga pencegahan dapat dilakukan dan
tidak menimbulkan gejala yang lebih berat seperti meningitis TB.
51