Anda di halaman 1dari 5

“Pahlawanku, Pahlawanmu”

sinopsis :

film ini menceritakan peran seorang ayah yang berprofesi sebagai polisi yang gemar membagikan
helm ke orang-orang yang tidak menggunakan helm di jalan raya.

Pemain :

• Nina : seorang anak SD yang sangat lugu.

• Pak Ahmad : seorang polisi sekaligus yang beragama muslim ayah dari Nina.

• Pak Anto : seorang polisi rekan kerja Pak Ahmad.

• Made : seorang anak SMA yang sangat bandel dan tidak suka mematuhi aturan.

Scene 01. INT di Dalam Rumah

Pak Ahmad : “Alhamdulilah hari ini gajian” kemudian menaruh sebagian uangnya di sebuah
kaleng. Nina pun mengerutkan wajahnya.

Nina : “mau dipake beli helm lagi pak?”

Pak Ahmad : “iya nak” kemudian nina menampilkan wajah cemberut.

Scene 02. EXT di Jalan menuju Masjid/Mushola

ketika Pak Ahmad ingin menjalankan sholat, ia bertemu Made (menggunakan pakaian adat)
mengendarai motor tanpa menggunakan helm sedang berhenti di pinggir jalan.

Pak Ahmad : “Nak, kenapa tidak menggunakan helm?”

Made : “rumah saya deket pak” Kemudian Made melanjutkan perjalanannya.

.
Scene 03. EXT di perempatan

Pagi ini di sebuah perempatan made yang berpakean adat dan tidak menggunakan helm dipanggil
oleh pak Anto dan kemudian ditegur. Melihat pak anto menegur made yang dia kenal Kemudian
Pak Ahmad menghampiri keributan tersebut.

Pak Anto yang bersiap memarahi Made, kemudian disela oleh Pak Ahmad

Pak Ahmad : “Ada apa ini Pak?”

Pak Anto : "dia tidak memakai helm dan alasannya sangat di buat-buat" menoleh ke arah Pak
Ahmad sebentar kemudian menatap kembali si Made dengan tatapan mengintimasi.

Made : "saya kelupaan pak karena saya buru2 mau sembahyang di sekolah"

Pak Anto : "ahh... tadi alasanmu bilang tidak punya helm skrg beda lagi, sudah motor km

saya sita saja"

Pak Anto mulai berjalan mendekati motor si Made. Made pun terlihat gelisah. Pak Ahmad yang
melihat kegelisahan Made, lalu menghentikan langkah Pak Anto.

Pak Ahmad : "sudah-sudah ...km pakai ini saja" kemudian mengambil helm yang masih terlihat
baru di motornya, yang kebetulan motor Pak Ahmada ada di dekat mereka.

Setelah mengambil helm yang ada di motornya, Pak Ahmad kemudian menyerahkan helm tersebut
ke Made. Made yang diulurkan sebuah helm hanya bisa bengong dan mengkerutkan dahinya
sambil menatap Pak Ahmad.

Pak Ahmad : “Sudah ambil saja, katanya buru-buru”

Made pun mengambil dan memakai helm tersebut tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Pak Ahmad yang melihat kepergian Made hanya bisa tersenyum, sedangkan Pak Anto hanya bisa
menggelengkan kepalanya sambil menatap heran ke rekan kerjanya yang selalu membagi-bagikan
helm ke pengguna yang tidak menggunakan helm.

Scene 04. INT di Rumah

Pak Ahmad sedang dikunjungi tetangganya. Kemudian Nina menghampiri.

Nina : “Pak, tas Nina robek, beliin Nina tas baru ya”
Pak Ahmad : “Bulan depan ya nak, nunggu bapak gajian”

Nina : “Yah bapak yang rusak kan tas sekolah Nina, terus besok Nina pake apa dong ke
sekolah” Nina cemberut lalu pergi.

Pak Ahmad yang melihat kepergian Nina hanya bisa menghela nafas panjang.

Tetangga Pak Ahmad yang melihat kejadian tersebut hanya bisa berkata

Tetangga : “Makanya Pak, jangan terlalu baik sama orang. isi bagi-bagi helm ke semua orang
lagi. Mending yang ditolong sesama muslim. Nah ini umat yang lain bapak bantu jg. Sekarang
bingung kan pas butuh bantuan kita”

Pak Ahmad yang mendengar ucapan tetangganya tersebut hanya bisa tersenyum.

Scene 05. INT di Luar Rumah

Terdengar seseorang mengetuk pintu rumah Pak ahmad. Pak Ahmad lalu membuka pintunya dan
heran melihat Made di depan rumahnya beserta pria paruh baya yang terlihat gagah menggunakan
jas.

Made dan pria paruh baya tersebut yang ternyata Bapaknya Made menjelaskan maksud tujuan
mereka bertamu. Kemudian Pak Ahmad menoleh Nina yang keluar dari kamarnya.

Pak Ahmad : “Nina…” Panggil Pak Ahmad sambil tersenyum terharu.

Nina yang melihat bapaknya hampir menangis, hanya bisa menatap heran.

Flashback on :

Made yang sudah kesal Karena hampir ditilang, langsung melanjutkan perjalanan menuju ke
sekolah. Saat hendak berbelok menuju sekolahnnya, dari arah berlawanan terlihat mobil melaju
dengan kencangnya. Mobil tersebut kemudian menabrak motor yang dibawa oleh Made. Made
pun terkapar tidak sadarkan diri di pinggir jalan.

- Di rumah sakit –

Terlihat seorang pria paruh baya sedang gelisah menunggu Made yang sedang diperiksa oleh
Dokter.

Dokter : “Anak bapak baik-baik saja, tidak ada luka yang parah hanya sedikit syok yang
menyebabkan dia pingsan. Untung anak bapak menggunakan helm, jika tidak pasti semua sudah
terlambat. Karena dari yang saya dengar kepala anak bapak menghantam trotoar cukup keras.”

Flashback off-
Pria paruh baya : “Begitulah kejadiannya pak, setelah anak saya pulih, dia menceritakan
bagaimana dia bisa memakai helm” berhenti sejenak kemudian menatap Made sebentar kemudian
menatap Pak Ahmad.

Pria paruh baya : “Made ini anak saya satu-satunya. Dia sangat bandel. Dan hampir setiap
keluar tidak pernah memakai helm. Makanya begitu saya mendapatkan alamat bapak, saya
langsung mengajak Made untuk berkunjung kemari”. Kemudian mengeluarkan amplop berwarna
coklat yang di dalamnya berisi uang.

Pria paruh baya : “Ini tolong terimalah” sambil menyerahkan amplop tersebut ke Pak
Ahmad.

Pak Ahmad : “Maaf pak, saya ikhlas nolong anak bapak” merentangkan tangannya ke
arah amplop.

Pria paruh baya : “Ini bukan untuk bapak, tapi untuk orang-orang yang akan bapak tolong
nantinya”. Sambil tersenyum. Kemudian Made memberikan sebuah bingkisan yang berisi tas dan
perlengkapan sekolah lainnya kepada Nina.

Made : “dan ini untuk Nina, semoga suka ya” sambil tersenyum.

Nina yang menerima bingkisan tersebut lalu mengangguk dan tersenyum. Tetangga Pak Ahmad
yang masih berdiam diri di ruang tamu Pak Ahmad hanya bisa bengong dan menatap kagum Pak
Ahmad.

-end-

Scene 06. INT di dalam Kelas SMK X

Terlihat Nina yang sudah beranjak remaja, sedang berdiri di sebuah kelas sambil membawa secarik
kertas.

“Begitulah kisah pahlawan yang menginspirasi saya. Pahlawan yang tidak hanya untuk
keluarganya tapi juga untuk orang-orang disekitarnya tanpa melihat suku, ras, agama ataupun
budaya dari orang tersebut.” Kemudian tersenyum di depan teman-teman kelasnya yang sedang
mendengarkan Nina menceritakan Pahlawan yang menginspirasinya, yang merupakan salah satu
tugas yang diberikan oleh gurunya.

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai