Seorang manusia layaknya seorang pemimpin terhadap dirinya sendiri yang akan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, pemimpin juga dapat diartikan sebagai seseorang
yang memimpin sekumpulan orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Seseorang
pemimpin tentunya mempunyai sifat-sifat yang harus diteladani oleh anggotanya seperti
tanggung jawab, mengayomi, peduli, berintegritas, dan berinisiatif. Bukan hanya itu, seorang
pemimpin juga harus dapat berpikir kritis karena dalam kondisi yang darurat pemimpin yang
berperan mengambil keputusan adalah dirinya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus dapat
menciptakan komunikasi yang efektif dengan lingkungan rekan kerjanya untuk dapat
memberikan kenyamanan dan keefektifan dalam menjalankan tugas selama masa
kepengurusannya.
Kepemimpinan itu mempunyai arti yang luas, bisa hanya dalam lingkup organisasi
ataupun di negara ini. Jika melihat kondisi dalam negara ini tentunya membutuhkan seorang
pemimpin bangsa yang dapat menjaga kesejahteraan rakyatnya yang dapat mendengarkan
seluruh aspirasi tanpa adanya batasan didalamnya. Dalam sebuah kepemimpinan tentunya
memiliki masa bakti dimana seorang pemimpin harus dapat memberikan pembinaan untuk
anggotanya sehingga terciptanya regenerasi pemimpin. Kepemimpinan umumnya dibutuhkan
untuk mengontrol dan memggerakkan sebuah bangsa. Namun, bukan hanya itu tetapi manfaat
yang dirasa dalam sebuah kepemimpinan harus dapat dirasakan pada masa-masa selanjutnya.
Oleh karena itu, regenerasi pemimpin menjadi hal yang penting dalam sebuah kepemimpinan
untuk dapat menggerakan motivasi dan kinerja yang semaksimal mungkin.
Kondisi regenerasi pemimpin bangsa saat harus menjadi perhatian utama karena untuk
menciptakan kesadaran untuk meregenerasi pemimpin tidak mudah. Dalam seorang diri
seorang pemimpin membutuhkan niat yang tulus dan pemahaman mengenai apa akan mereka
pimpin. Selain itu dalam proses regenerasi pemimpin, seorang calon ketua tersebut harus
mengetahui evaluasi dan hal yang perlu diperbaiki dalam kepengurusan yang selanjutnya.
Regenerasi pemimpin disini bukan hanya terfokus pada melanjutkan jabatan seseorang, tetapi
seorang pemimpin dituntut untuk dapat mempetahankan nilai baik yang sudah ada dan
memperbaiki apabila terdapat kesalahan dalam masa kepemimpinan selanjutnya. Pengawasan
pun perlu dilakukan untuk mengawasi masa kepemimpinan yang sudah terjadi. Pengawasan
disini dimaksudkan orang yang telah sebelumnya memimpin, dimana orang tersebut disini
sudah memiliki pengalaman dan telah merasakan atmosfer kepemimpinan tersebut terlebih
dahulu ataupun sebuah lembaga yang bertugas mengawasi. Hal ini menunjukkan bahwa
regenasi kepemimpinan juga membutuhkan keberlanjutan yang terus menerus bukan hanya
berakhir pada masa jabatannya saja.
Mahasiswa merupakan agen intelektual yang memiliki fungsi dan peran tersendiri
dalam membela kesejahteraan rakyat. Seseorang mahasiswa dapat membuat sebuah pergerakan
untuk memperjuangkan seluruh hak masyarakat. Seorang mahasiswa harus mempunyai
tanggung jawab yang didapat dari karakter pemimpin yang dimilikinya. Pembentukan karakter
kepemimpinan bisa diperoleh dari dunia perkuliahan. Mahasiwa bisa menggali seluruh potensi
yang ada dalam dunia perkuliahan ataupun diluar dunia perkuliahan. Mahasiswa yang bersifat
fleksibel sangat mungkin untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat melatih keahliannya.
Jika seseorang memiliki ketertarikan untuk mengikuti kegiatan diluar akademik maka dia
berarti mempunyai kemampuan untuk terus mengembangkan dirinya dan berani untuk
mencoba hal yang baru, dimana kepemimpinan tidak akan didapatkan dari dunia perkuliahan
saja. Seorang mahasiswa juga harus terbuka terhadap masalah yang ada disekitarmya,
sebagaimana tercakup dalam peran dan fungsi mahasiswa sebagai iron stock yang mempunyai
akhlak mulia dan juga tangguh dalam membela kebenaran. Sifat ini yang sebenarnya harus
diterapkan dalam karakter kepemimpinan mahasiwa.