1. Pengertian tari
a. Soedarsono :
Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah. Untuk membuat gerak yang
ritmis dan indah ini perlu adanya penggarapan. Penggarapn tersebut bisa berupa stilisasi dan
distorsi. Gerak yang sudah melalui proses penggarapan berupa gerak murni (faktor indah) dan
gerak maknawi (mengandung maksud tertentu). Gerak maknawi dibagi lagi menjadi gerak
Imitatif( binatang & alam), gerak mimitif (manusia).
b.
c.
d.
Secara umum:
Ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui media gerak.
2.
Unsur-unsur tari
a.
Gerak
Gerak merupakan medium pokok dalam seni tari. Karena merupakan media yang
pertama-tama digunakan untuk alat ungkap dan ditangkap oleh penonton. Agar gerak tersebut
dapat mewakili maksud yang hendak diungkapkan, maka perlu adanya penataan/penggarapan
yang tepat. Melalui penggarapan itulah, suatu gerakan akan mempunyai kualitas atau bobot yang
ditentukan sesuai dengan maksud penggarapannya.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang kualitas atau bobot tarian tersebut di atas,
bahwa secara tehnis ditinjau dari tata gerak tari, kualitas/bobot bisa terwujud karena adanya
kemampuan memanfaatkan unsur:
o Tenaga
Tenaga merupakan suatu kekuatan atau muatan stamina yang dibangun dalam gerakan.
Tanpa adanya pengaturan tenaga yang jelas, maka gerak tari bagaikan sebuah benda yang
bergerak melintas begitu saja. Sekecil apapun penggunaan tenaga yang diperlukan dalam gerak
tari, perlu dipahami dan dapat disalurkan dalam tubuh. Karena dengan penggunaan tenaga yang
berbeda akan menghasilkan kesan dinamika yang berbeda pula.
Misalnya saja untuk gerakan yang keras memerlukan tenaga yang lebih banyak daripada
gerakan yang lembut. Ada pula gerakan yang sangat pelan tetapi memerlukan tenaga yang kuat,
karena ingin menghadirkan pengungkapan yang mencekam. Bagaimana awal tenaga tersebut
harus disalurkan dan pada saat kapan tenaga harus dilepas, seringkali menentukan kesan sebuah
gerak tari.
o Ruang
Adalah tempat di sekitar obyek bergerak. Atau dengan kata lain, ruang adalah keseluruhan
arena yang nampak di udara. Bagaimana bentuk gerak tari dan bagaimana kedudukan penari
dalam suatu panggung agar bisa sesuai dengan gerakannya, juga merupakan masalah ruang.
Kesan
ruang
bisa
hadir
dari
posisi
gerak
tubuh,
volume
gerak
tubuh,
kedudukan/penempatan penari di atas panggung. Kesan ruang dalam tubuh akan nampak dari
posisi anggota badan dalam membentuk suatu gerakan. Kemudian nampaklah kesan-kesan
gerakan seperti berikut: luas-sempit, kuat-lemah, jauh-dekat, diagonal, vertikal, melengkung,
horizontal.
Kesan luas sempitnya gerakan bisa terjadi karena posisi kaki dan tangan maupun
pembentukan tubuh yang mengecil/merapat ataupun membuka/melebar/meluas. Sebagai contoh
misalnya: sikap kedua tangan dan kaki yang terbuka menghadap ke depan dan berdiri di tengah
panggung akan lebih terkesan luas daripada melakukan sikap yang sama tetapi di samping kiri
atau kanan panggung.
Kesan diagonal ditempuh pada saat posisi gerakan ke arah diagonal, ketika garis diagonal
mengarah ke depan akan menimbulkan kesan dekat, sebaliknya ketika garis diagonal mengarah
ke belakang akan lebih memberikan kesan jauh dari arah hadap penonton.
Kesan vertikal akan nampak pada saat penari melakukan gerakan mengarah ke atas atau
bawah, dari gerakan ini akan menimbulkan kesan meninggi atau merendah. Sebagai contoh
misalnya: kedua tangan merapat lurus ke atas, kedua kaki merapat, kemudian melakukan gerakan
ke atas dengan cara meluruskan tubuh ke atas, kemudian merendah dengan cara menekuk kedua
lutut (jongkok).
Kesan horizontal bisa nampak saat posisi gerakan mengarah ke samping kiri dan kanan.
Misalnya: penari menghadap ke depan kemudian bergerak ke arah kiri dan kanan dalam posisi
tangan ndaplang(terlentang).
Kesan lengkung bisa nampak suatu gerakan dilakukan dengan lengkungan-lengkungan di
tempat maupun sambil melintas.
Pada gerakan-gerakan diagonal-vertikal maupun horizontal bisa menimbulkan perspektif,
misalnya kesan jauh-dekat, dalam-dangkal.
o Waktu
Perjalanan setiap gerak tari akan menghadirkan kesan tertentu. Bagaimana gerak itu dibuat
dan dilakukan untuk memperoleh kesan tersebut, tergantung pada pola waktu atau penataan
unsur waktu, yaitu tentang penggarapan cepat-lambat maupun panjang-pendeknya suatu gerak
tari.
Banyak sedikitnya pola gerak tari yang tersusun dalam suatu komposisi tari akan
menentukan panjang pendeknya sebuah tari. Untuk itu berapa lama sebuah tari dilakukan juga
tergantung dari kebutuhan penciptaan/penataan tari. Dengan demikian aspek waktu merupakan
permasalahan tentang panjang-pendeknya maupun cepat-lambatnya suatu perjalanan gerak tari.
b.
Iringan
Gerak dan musik merupakan suatu kesatuan dalam tari. Namun demikian bukan berarti
setiap gerakan atau tarian memerlukan musik iringan yang jelas secara auditif, tetapi bisa berupa
kesan musikal saja. Kesan musik tersebut bisa dilihat/dirasakan pada unsur ritme atau irama.
Dari pemahaman irama tersebut terjalinlah nafas kehidupan, sehingga dapat menghasilkan
suasana tertentu dalam penghayatan.
Secara ringkas peranan (fungsi) musik iringan dalam tari dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Ada beberapa elemen/ unsur musik yang perlu diketahui, antara lain:
o Unsur pokok:
-
Bunyi
Merupakan sumber utama musik. Bunyi sebagai iringan tari terjadi karena disengaja yaitu
dengan cara memainkan alat musik, ataupun bunyi dari kehidupan alam semesta.
Irama
Irama terjadi karena mengalirnya ketukan dasar yang teratur mengikuti beragamnya variasi gerak
melodi. Pola irama pada musik memberikan perasaan tertentu pada setiap insan yang
mendengarkan, karena pada hakekatnya irama adalah gerak yang menggerakkan perasaan.
Contoh: irama melayu, irama dangdut, irama keroncong, dsb.
Melodi
Melodi dapat hadir karena susunan nada-nada dalam suatu lagu. Kesan melodi sangat tergantung
dari kesan yang hendak diungkapkan melalui susunan nada tersebut. Bagaimana untuk
menciptakan kesan sedih, kacau, gembira, marah, agung adalah tergantung pada kemampuan
menyusun nada-nada.
Birama
Adalah pengelompokan ketukan menjadi unit-unit hitungan, terutama dalam hubungannya
dengan kerangka waktu. Pengelompokan tersebut berkaitan dengan eleman-elemen musik seperti
melodi, harmoni, ritmik dsb.
Harmoni
Merupakan kesesuaian dan keselarasan bunyi dari setiap instrumen dalam permainan musik
kelompok, yang tampil sebagai bentuk yang utuh, enak didengar dan memenuhi syarat sebagai
suatu karya musik.
Tekstur
Merupakan jalinan atau alunan melodi yang terdiri dari berbagai suara dalam sebuah karya
musik. Berbagai suara yang dipadukan melalui pertimbangan-pertimbangan keserasian nadanya
dapat diibaratkan sebagai jarring-jaring yang melatarbelakangi sebuah karya seni. Dalam jarringjaring tersebut tergambarkan berbagai kesan ataupun sebuah kehidupan yang ingin diceritakan
oleh penciptanya.
o Unsur pendukung
-
Tempo
Adalah istilah untuk ukuran kecepatan, misalnya tempo cepat-lambat-sedang. Tempo dibentuk
dengan cara mengatur berat, yaitu ketukan dasar dalam ukuran antara nada yang satu dengan
nada yang lain.
-
Dinamika
Dinamika dapat didefinisikan sebagai volume bunyi yang kuat/ lembut dan perubahan yang
berangsur-angsur dari kuat ke lemah dan sebaliknya.
Dinamika dan tempo sangat mendukung ekspresi musik, karena mampu memberikan daya hidup
pada performa (penampilan) musik dan lagu.
Gaya
Merupakan suatu cara menyampaikan melodi atau lagu, tersambung dengan halus atau terputusputus, feminin atau sigrak, halus atau keras dsb. Setiap penggarapan musik tentu mempunyai
pendekatan karakteristik tersendiri sesuai dengan latar belakang penggarapan dan hasil yang
hendak dicapai.
c.
Tema
Dalam suatu karya tari, tema merupakan salah satu unsur yang menentukan. Agar karya tari
dapat ditangkap oleh penonton, maka tema perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum geraknya
dieksplorasi. Karena pengembangan ide penggarapan tetap perlu berpijak pada tema pokoknya.
d.
Tata warna
e.
Ruang pentas
Ruang pentas adalah keseluruhan arena yang nampak dengan pembatasannya yang jelas terutama
adanya lantai. Ruang pentas dapat berupa:
Pentas arena: tempat pertunjukan berbentuk arena (melingkar) yang tidak ada pemisahan
yang jelas antara penonton dan pementas.
2.
Panggung tapal kuda: panggung pertunjukan dimana tempat penonton berbentuk tapal kuda.
Fungsi tari
Secara garis besar dari berbagai kegiatan dan kegunaannya, fungsi tari dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Fungsi primer
o Tari sebagai media pengungkapan pengalaman jiwa kreator atau pencipta.
Kreator atau pencipta tergerak jiwanya untuk mengungkapkan endapan pengalaman
hidupnya yang telah dilalui. Segala hal yang ia ketahui dan telah menyentuh jiwanya kemudian
menjadi sebuah endapan pengalaman hidup yang suatu saat diungkapkan ke dalam sebuah karya
seni. Karya seni merupakan media informasi yang dalam penggarapannya mewujudkan symbolsimbol yang memuat kesan-kesan tertentu untuk dihayati kemudian makna yang terkandung di
daldmnya ditelaah berdasarkan pemahaman maupun pengalamannya sendiri.
b.
Fungsi sekunder
o Tari upacara
Artinya adalah tari itu ada (menjadi bagian) dalam rangkaian upacara itu sendiri. Yang
dimaksud dalam upacara di sini adalah upacara ritual yang diselenggarakan oleh suatu
daerah/lokal budaya tertentu dengan tujuan vertikal antara makhluk di bumi dengan roh/kekuatan
dahsyat di atasnya, yang diyakini sebagai penguasa daerah tersebut.
Tari upacara pada umumnya bersifat sakral dan magis. Banyak tarian yang tergolong
sebagai tari upacara tersebut saat ini masih dijumpai di desa-desa yang masih tetap
mempertahankan tradisinya dalam bentuk upacara desa. Seringkali digunakan dalam rangkaian
upacara adat suatu desa atau keluarga, meskipun unsur tarinya cenderung sebagai pelengkap.
o Tari pendidikan
Tari pendidikan meliputi hal-hal berikut: pewarisan nilai-nilai seni maupun proses
pembelajaran dan apresiasi tari yang makin terasa kekurangannya.
Tari pendidikan (educational dance) adalah tari sebagai sarana atau media pendidikan.
Pencetus tari
istilah exspressive dance dan creative dance. Hal ini dikarenakan bentuk tarian ini menekankan
pada ekspresi diri peserta didik dan menekankan pada metode kreatif (khususnya proses kreatif).
Metode ini sering juga disebut dengan metodecreative movement, yaitu suatu model
pembelajaran tari yang menekankan kepada kebebasan gerak pribadi yang menggunakan gerak
yang universal ( gerak keseharian seperti berjalan, berguling, berlari dan sebagainya), dalam
aktivitas belajar menari dirumah/keluarga, kelompok bermain, sekolah dan sebagainya. Metode
dan model pembelajaran tari ini secara luas dapat juga digunakan untuk anak, remaja dan orang
dewasa (Ulmann dalam Laban, 1976:29).
Ekpresi tersebut bersumber dari kehidupan nyata di sekitar diri peserta didik. Dengan
demikian, tari dengan materi dasar gerak, merupakan salah satu kegiatan yang langsung
berhubungan dengan kegiatan sehari-hari. Melalui stimulasi pancainderanya peserta didik
belajar memahami semua kejadian di sekitar dirinya dan belajar mengekspresikannya melalui
gerak tubuhnya baik dengan proses imitasi tidak langsung maupun melalui proses eksplorasi,
maupun elaborasi, kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya tari. Hal ini sesuai dengan cara
pandang dan aplikasi teori konstruktivisme, dimana peserta didik diberi kesempatan untuk
membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajarnya (Soeparno, 1997: 46-47).
4.
Jenis-jenis tari
A. Berdasarkan Pola Garapan / Konsep / Orientasi harapan
a.
Tari tradisional: yaitu suatu tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama,
sudah memiliki kemapanan bentuk, teknik, kualitas maupun rasa tari. Dibagi menjadi:
Tari yang dibuat atau ditata di keraton. Pada awal perkembangannya tari ini hanya
dipertunjukkan atau dipentaskan dihadapan raja atau tamu-tamu kerajaan. Tetapi kemudian
sekarang sebagian berkembang sehingga dapat dilihat oleh masyarakat kebanyakan. Tarian jenis
ini telah mencapai kristalisasi artistic yang cukup tinggi.
o
b.
Tari kreasi/modern/kontemporer: adalah suatu bentuk penataan baru karya tari yang
diungkapkan dan dikembangkan secara bebas, baik masih berpijak pada materi lama (tradisional)
maupun yang sama sekali lepas atau tidak terikat oleh tatanan-tatanan yang sudah ada. Terdiri
dari:
o Berpola tradisi
o Berpola nontradisi
B. Menurut Bentuk Koreografi / Jumlah Pendukung
a.
Tarian tunggal: yaitu bentuk tari yang disajikan oleh seorang penari.
b.
Tarian kelompok: suatu tari yang dilakukan olah lebih dari seorang penari. Jenis tari ini bisa
dibedakan menjadi:
Tari berpasangan
yaitu bentuk tari yang dilakukan secara berpasangan, dan satu dengan yang lainnya saling
berkaitan atau saling merespon.
Tari berkelompok/group/rampak
Tari massal: yaitu jenis tari yang dilakukan oleh banyak penari.
C. Berdasarkan Bentuk
a.
Representasional
Yaitu bentuk tari yang menggambarkan sesuatu secara jelas atau bersumber dari kehidupan
sehari-hari
b.
Nonrepresentasional
Yaitu bentuk tari yang hanya menekankan pada keindahan gerak semata.
D. Berdasarkan Tema
Tema adalah kandungan isi ungkapan koreografi yang sesuai dengan konsep garapannya.
Tema yang biasanya diangkat di dalam karya tari adalah Ketuhanan, Kemanusiaan, Alam dan
Binatang. Ada juga tentang erotik (percintaan & kebirahian), heroik (kepahlawanan),
pantomimik (peniruan), komikal (komedi). Berdasarkan tema, jenis tari dibedakan menjadi:
a.
Literer
Bentuk tari yang menyampaikan pesan berupa: cerita, pengalaman pribadi, interpretasi karya
sastra, dongeng, cerita rakyat, sejarah dan sebagainya.
b.
Nonliterer
Bentuk tari yang semata-mata diolah berdasarkan penjelajahan dan penggarapan unsur-unsurnya.
Penggarapannya meliputi: penjelajahan gerak, interpretasi (tafsiran) musik, eksplorasi permainan
suara, permainan cahaya, atau unsur-unsur estetis lainnya.
E. Berdasarkan Cara Penyajiannya
a.
Statis
Bentuk tari yang cara penyajiannya / dipentaskan di satu tempat tertentu. Tempat pertunjukannya
berupa stage, baik yang berupa arena maupun proscenium.
b.
Mobile / berpindah
Bentuk tari yang cara penyajiannya / dipentaskan secara berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain. Sebagai contoh: pawai dan arak-arakan.
F. Konsep Penggarapan koreografinya
c.
d.
e.
Campuran putra & putri : tari yang penggarapannya berdasarkan campuran kondisi putra dan
putri secara terpadu dan harmonis.
Usia bermain
Pada usia 4 6 tahun, anak masuk dalam kelompok bermain, maka kemampuan dalam
menyerap materi tari juga masih juga bersifat bermain-main, belum dapat berlatih secara serius
dan bersungguh-sungguh. Maka syarat materinya harus sederhana, praktis dan dinamis.
Sederhana maksudnya adalah materi tari diambil dari gerak-gerak yang biasa dilakukan
anak-anak sehari-hari, seperti bertepuk tangan, melonjak-lonjak, merangkak, berjalan, berlari,
melambaikan tangan, mengangguk-angguk, berguling-guling dan sebagainya.
Praktis maksudnya adalah materi tari dipilih dari gerak-gerak yang mudah (tidak rumit,
tidak sulit), murah (tidak perlu mengeluarkan biaya kursus/latihan tersendiri), aman (tidak
beresiko bahaya), umum (bisa dilakukan oleh siapa saja, tua, muda, laki-laki, perempuan),
fleksibel (pantas dilakukan dimana saja, kapan saja, sopan/tidak mengandung resiko etika).
Dinamis, artinya gerak-gerak yang disusun harus bervariasi, tidak membosankan, karena
pada usia bermain anak belum bisa peka terhadap irama dengan ritme-ritme yang sulit, iringan
tarinya biasanya monoton, maka geraknya dipilih yang berubah-ubah (meskipun berangkat dari
pengulangan tetapi ditata dengan penambahan atau perubahan arah, sehingga tidak kentara
pengulangannya).
2.
Usia transisi
Usia transisi dalam belajar menari pada umumnya jatuh pada saat anak berusia 7 hingga 9
tahun. Pada saat ini anak tidak lagi main-main dalam belajar menari. Mereka sudah mulai
bertanggungjawab dan bisa lebih berdisiplin atau tertib dalam berlatih atau belajar. Kemampuan
anak pada usia inipun sudah setingkat di atas anak usia bermain, sudah dapat menghafal dan
sudah mulai peka terhadap musik iringan tari.
Oleh karena itu syarat materi tari untuk anak usia transisi ini sudah boleh mengabaikan
kesederhanaan, tetapi syarat praktis dan dinamis masih harus diperhatikan, dan muncul satu
syarat lagi yaitu ritmis. Artinya materi tari sudah dituntut adanya permainan ritme atau tehnik
ritmika tertentu, baik ritmik gerak maupun ritme irama musik pengiring tarinya.
3.
Usia belajar
Anak berusia 10 hingga 12 tahun masuk ke dalam kelompok usia belajar. Pada kelompok
ini anak-anak sudah mampu menghafal, sudah peka terhadap iringan tari, juga sudah dapat
membentuk diri/tubuhnya dengan sadar (dapat merasakan dan menjiwai) tentang keindahan
gerak yang dibawakannya.
Dengan kemampuan mereka ini, syarat materi tarinya haruslah ditambahkan syarat
estetis, yaitu syarat materi tari dengan tehnik keindahannya. Syarat ini ditambahkan setelah
syarat praktis, dinamis, dan ritmis telah terpenuhi.
Dengan ditambahkannya syarat estetis pada materi tari bagi kelompok usia belajar ini
maka kebutuhan akan ekspresi anak dapat terpenuhi karena dilayani dalam latihan yang
merangsang pertumbuhan kemampuan ekspresinya.
Untuk selanjutnya, hanya akan dibahas pembelajaran menari pada usia bermain saja.
a.
Yakin mampu: artinya guru harus yakin dan percaya diri bahwa guru pasti bisa mempengaruhi
anak-anak belajar menari mengikuti semua ajakan guru dengan semua kemampuan yang dimiliki
oleh guru.
b.
Kreatif: artinya guru dapat/ mampu menciptakan sendiri gerakan-gerakan sederhana tetapi
praktis dan dinamis untuk diperagakan oleh anak-anak. Tidak hanya menjiplak karya tari orang
lain.
c.
Inovatif: artinya guru dapat mencari sesuatu (ide, gagasan, model, gaya) yang baru, yang
belum pernah dimunculkan orang sebelumnya. Hal-hal semacam ini seringkali berhasil minat
anak karena anehnya, lucunya atau ingin ikut merasakan pengalaman baru itu.
d.
Variatif: artinya guru mampu mengeksplorasi gerak-gerak musik iringan tari, atau gaya-gaya
yang lain lagi asalkan kelihatan bermacam-macam, banyak ragam (beraneka), ini dapat
mengatasi kebosanan anak. Guru dapat membuat variasi dengan arah hadap atau level yang
berbeda misalnya, sehingga terjadi pengalaman yang berlainan.
e.
Motivatif: artinya guru harus dapat mendorong semangat anak agar mau berpartisipasi secara
suka rela, atas kemauannya sendiri, tidak terpaksa, tidak karena pertimbangan lain kecuali
keinginan untuk ikut serta dalam kegiatan menari dan bergembira bersama teman-temannya yang
lain. Ini juga merangsang ekspresi anak.
f.
Simpatik: guru dapat menarik perhatian anak, baik dari peringai guru, sikap, cara berbusana
(dengan bau/aroma mewangi/harum/segar tubuh guru), atau hal-hal kecil lainnya yang menarik
perhatian anak, sehingga guru dapat leluasa mengajak/mempengaruhi anak untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan tujuan belajar menari, terutama dalam hal merangsang kebersamaan,
kesetiakawanan dan kedisiplinan anak.
g.
atau pengalaman yang dapat dipelajari. Diangkat, dibahas, didiskusikan, dicari jalan
penyelesaiannya dan diperoleh suatu pengalaman lagi.
2.
a.
Materi
Materi tari harus dipilih sesuai dengan syarat materi untuk usia bermain (sederhana, praktis dan
dinamis), dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.
Media
Guru juga dapat mempersiapkan media belajar yang dipergunakan untuk menarik perhatian anak
ke arah/sasaran tema yang diharapkan oleh tujuan belajar.
c.
Metode
Artinya guru perlu memakai metode yang beraneka secara serasi, proporsional dan dapat
mendukung proses belajar yang menyenangkan.
d.
Fasilitas
Guru harus bisa memfasilitasi ataupun menjadi fasilitator bagi pembelajaran tari, bukan
sebaliknya guru malah menuntut sarana/prasarana yang tidak mungkin dikabulkan oleh pihak
sekolah.
e.
Organisasi pembelajaran
Untuk mengatasi kemungkinan tempat, waktu, dan tenaga yang terbatas, dengan jumlah anak
yang cukup besar, maka guru perlu mengorganisasi pembelajaran menari.
f.
Fleksibel
Sebaiknya guru dapat mengelola kelas menari secara fleksibel, yang dimaksud adalah bahwa
guru tidak perlu terlalu mencermati pelaksanaan kegiatan belajar secara mutlak pada satuan acara
atau skenario pembelajaran hingga tampak kaku, tetapi fleksibel saja, apabila ada kemungkinan
munculnya improvisasi belajar, atau kondisi-kondisi mendadak yang lain, maka acara dapat
disesuaikan sebagaimana mestinya, asalkan anak-anak tidak merasa terpaksa atau terkejut.
1.
Latihan Motorik
Corbin dalam buku Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini
mendefinisikan pengertian perkembangan motorik sebagai perubahan kemampuan gerak dari
bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak (Sumantri,
2005: 48).
Dalam mengembangkan kemampuan gerak anak, anak dilatih untuk mengenali anatomi
tubuhnya. Misalkan, melatih kakinya untuk berjalan maju atau mundur, mengenal sebelah kiri
dan kanan tubuhnya, bergerak memutar dan sebagainya.
2.
Latihan Imajinasi
3.
Latihan Mental
Dalam pembelajaran tari untuk tujuan pembinaan harian ini anak-anak dilatih mental dan
spiritualnya. Bagaimana mereka belajar tertib melakukan urutan gerakan yang sudah disepakati,
belajar bergerak bersama-sama temannya, belajar menari dengan berekspresi (tersenyum,
bersedih, dsb), dan semuanya dilakukan dengan sadar dan senang hati. Dari latihan-latihan dapat
kita lihat adanya pembelajaran sikap bertanggungjawab, disiplin, dan rasa seni yang terpancar
dari jiwa anak-anak.
4.
B.
ada. Akan lebih baik jika guru mendayagunakan seoptimal mungkin benda-benda inventaris
sekolah.
Yang perlu dicermati dalam persiapan pentas ini adalah tentang pendanaan. Guru perlu
meninjau dengan teliti kondisi, situasi dan kebutuhan acara sehingga pementasan akan sesuai
dengan tujuan kegiatan atau acara dan tentu saja tidak menjadi beban dari sekolah.
C.
Tujuan Kompetisi/Evaluasi
Maksudnya adalah pemilihan materi pembelajaran tari dilakukan dengan pertimbangan
nilai-nilai tertentu mengingat adanya persaingan dari kelompok-kelompok yang lain.
Kualitas kelompok hanya akan terbangun oleh adanya dukungan anak-anak yang aktif,
kuat, dalam kualitas gerak, pribadinya tegar, disiplin, berpikir cepat, berkemampuan fisik
maupun psikis (bakat), serta berpotensi ekspresif maupun improvisatif.
Materi yang dipilih adalah materi yang memungkinkan adanya semua dukungan agar
tidak terjadi tekanan pada anak.
Ada tiga bentuk penyajian lomba-lomba kesenian jasmani yang perlu diketahui
perbedaannya:
1.
Lomba tari
Unsur penilaiannya diutamakan pada gerak dan koreografinya.
2.
3.
gerak tidak dibuat dengan beban estetis yang terlalu tinggi yang akan mengganggu kualitas suara
anak tersebut.
Konsep-konsep Koreografi
Koreografi (atau "rancangan tari", berasal dari bahasa Yunani "", "tari" dan
"", "menulis") disebut juga sebagai komposisi tari merupakan seni membuat/merancang
struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Istilah komposisi tari bisa
juga berarti navigasi atau koneksi atas struktur pergerakan. Hasil atas suatu pola gerakan
terstruktur itu disebut pula sebagai koreografi. Orang yang merancang koreografi disebut sebagai
koreografer.
Istilah koreografi pertama dikenal dalam kamus bahasa Inggris Amerika seputar tahun
1950-an. Sebelum istilah ini muncul, penamaan yang umum digunakan di film-film
menyebutkannya sebagai "Ensembel pementasan oleh", "Tarian", "Pengarah Tari", "Pementasan
tarian oleh", "Musical Numbers Directed by", atau "Musical Numbers Staged and Directed by".
Koreografer seringkali melakukan improvisasi untuk mencari hal-hal (gerakan maupun aksesori)
yang paling sesuai dengan musik yang dimainkan.
Meskipun biasanya digunakan di bidang seni tari, koreografi juga digunakan dalam
berbagai bidang lain seperti:
Gimnastik
Ski
Pemandu sorak
Marching band
Opera
Dan banyak aktivitas lain yang melibatkan aksi pergerakan manusia juga memanfaatkan
koreografi.
Dalam menata tari, sangat banyak istilah yang perlu diketahui. Diantaranya yang sering
kita dengar adalah:
A.
Eksplorasi
Proses pencarian, termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon. Di dalam
koreografi, proses eksplorasi biasanya digunakan untuk menyebut kegiatan pencarian gerak.
B.
Improvisasi
Ditandai dengan adanya spontanitas. Gerakan yang dihasilkan mengalir begitu saja terjadi
dengan mudah, dan setiap gerakan baru dapat menimbulkan gerakan lain yang dapat memperluas
dan mengembangkan pengalaman. Gerakan yang dihasilkan dari improvisasi biasanya tidak
dapat diulang kembali.
C.
Komposisi
Proses pemilihan, pengintegrasian, serta penyatuan dari gerak-gerak yang telah dihasilkan
menjadi sebuah bentuk. Kesatuan yang terbentuk ini disebut tari.
D.
Koreografi Lingkungan
Hakekat seni sesungguhnya adalah memanusiakan manusia.Koreografi sebagai salah satu
bidang seni, tentunya tidak bisa dilepaskan dari keberadaan manusia. Artinya adalah, proses
penciptaan tari harus dikembalikan kepada fungsinya bagi manusita itu sendiri. Sebuah karya
koreografi adalah sebuah produk ciptaan manusia yang digunakan untuk berinteraksi baik dalam
hubungannya dengan Tuhannya, dengan alam sekitar, dan manusia lainnya. Jadi sebuah
keprihatinan apabila sebuah karya koreografi hanya berfungsi sebagai tontonan semata dan
mengabaikan hakekatnya seperti yang kita dapati dalam berbagai pertunjukan.
Berdasarkan uraian di atas, muncul sebuah konsep baru di dalam penciptaan seni
pertunjukan. Konsep baru ini disebut dengan koreografi lingkungan. Koreografi lingkungan
adalah proses penciptaan tari yang menitikberatkan pada kepedulian terhadap lingkungan, hasil
akhirnya adalah sebuah karya seni yang dapat kita jadikan berisi nilai-nilai tentang lingkungan
yang dapat kita jadikan renungan dan penyadaran.
Konsep ini dikemukakan pertama kali oleh Prof. Sardono W. Kusumo, salah satu maestro
tari Indonesia, yang karya-karyanya diakui oleh dunia. Dan sekarang konsep ini banyak
dipelajari, dipakai dan dikembangkan oleh beberapa Perguruan Tinggi Seni di Indonesia.
Materi yang diangkat menjadi tema pada koreografi lingkungan ini bisa keindahan alam
sebagai pendukung dari nilai estetis karya koreografinya, ada yang berupa keprihatinan terhadap
masalah-masalah dan kerusakan yang terjadi di lingkungan, ada juga yang menitikberatkan pada
nilai historis dari sebuah tempat, atau juga ada yang berangkat dari adat turun-temurun di suatu
tempat.
A.
Halaman Judul
B.
C.
Kata Pengantar
D.
Daftar Isi
E.
BAB I Pendahuluan
1.
Latar Belakang
2.
Tujuan Penulisan
F.
Proses Garap
a.
b.
Ide Garap
c.
a.
Tema
b.
Sinopsis
c.
Skenario
d.
e.
Iringan Tari
f.
Rias Busana
g.
F.
Penutup
Pergelaran Musik
I.
a.Pengertian pergelaran
empertunjukkan sesuatu (hasil karya) kepada masyarakat umum untuk mendapatkan tanggapan
atau penilaian. Dengan demikian, pengertian pergelaran musik adalah kegiatan
mempertunjukkan karya seni musik kepada orang lain (masyarakat umum) untuk Istilah lain dari
pergelaran adalah pertunjukan, yaitu suatu kegiatan yang mendapatkan tanggapan dan penilaian.
b. Tujuan Pergelaran
Berdasarkan subyek pengisi dan penonton kegiatan, ada dua tujuan yang terkandung didalam
kegiatan pergelaran tersebut, antara lain :
1. Tuju makro, yaitu sebagai hiburan bagi masyarakat umum
atau khalayak ramai.
2. Tujuan mikro, yaitu sebagai sarana evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran seni musik (kesenian) di sekolah.
Selain memiliki tujuan-tujuan diatas, pergelaran seni musik juga memiliki beberapa fungsi,
antara lain media pengembangan bakat, media komunikasi, media ekspresi diri, dan media
apresiasi.
II.
Perencanaan Pergelaran.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan pergelaran adalah
membuat perencanaan. Hal tersebut penting, karena perencanaan yang telah disusun dapat
dijadikan pedoman yang dapat mengarahkan kepada pelaksana (panitia) agar dapat bekerja
sesuai dengan rel yang ditentukan.
Adapun fungsi perencanaan dalam kegiatan pergelaran seni musik yaitu :
a. Sebagai langkah awal yang dilakukan panitia
b. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
c. Sebagai kendali dalam menciptakan suasana kerja yang efektif danefisien.
d. Sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi kegiatan.
Hal-hal yang harus dibahas dalam menyusun rencana pergelaran antara lain :
a.
Organisasi yaitu sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam organisasi bagian yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak bisa
dipisahkan, apabila salah satu bagian tidak dapat berfungsi maka akan berpengaruh pada bagian
yang lain
Dalam kegiatan pergelaran seni musik, organisasi kepanitiaan memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk mewujudkan tujuan kegiatan yaitu terlaksananyapergelaran seni musik sesuai
dengan yang direncanakan. Pengelolaannya harus berprinsip sebagaimana organisasi secara
umum, yaitu :
1. Perintah harus berasal dari satu komando
2. Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
3. Adanya pengawasan/controling dari tem pengawas yang dibentuk
Selain itu, personil yang duduk dalam kepanitiaan juga harus memenuhi syarat dan kriteria yang
ada. Adapun beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh para personal yang duduk dalam
kepanitiaan antara lain :
1. Menguasai bidang tugasnya
2. Sanggup bekerja sama
3. Sanggup bekerja keras
4. Siap untuk memimpin dan dipimpin
5. Disiplin dan kreatif
6. Berdedikasi dan loyalitas yang tinggi
7. Sanggup menjaga rahasia
b.
Suatu kegiatan yang dilaksanakan, sudah barang tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin
dicapai. Demikian juga dengan kegiatan pergelaran musik. Maksud dan tujuan tersebut
diungkapkan dalam sebuah tema, dan tema yang disampaikan harus sesuai dengan misinya.
Sebagai contoh, apabila tema yang dikemukakan tentang bahaya narkoba, maka karya seni yang
akan ditampilkan dalam pergelaran harus berisi seputar hal-hal yang berkaitan dengan narkoba,
jika tema yang dikemukakan tentang pelestarian budaya daerah, karya seni yang ditampilkanpun
berisi seputar budaya daerah. Perhatikan contoh dibawah ini :
DENGAN PENTAS MUSIK LAGU-LAGU DAERAH 2011
KITA TINGKATKAN PERSATUAN DAN KESATUAN WARGA SEKOLAH
Selain contoh diatas, masih banyak lagi contoh-contoh tema yang dapat digunakan. Perlu
diketahui ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kalimat yang akan
dicantumkan dalam tema, yaitu kalimat yang digunakan harus baik dan benar, gunakan kalimat
yang singkat, padat, mudah dipahami, dan sesuai dengan misi pergelaran.
c.
Untuk menentukan jenis musik yang ditampilkan, tidak bisa lepas dari tema yang telah
ditetapkan. Misalnya tema yang ditetapkan adalah meningkatkan kreativitas siswa dalam musik,
maka musik yang cocok adalah jenis pop atau rock, atau vocal group. Untuk tema peringatan
sumpah pemuda/hari pahlawan, maka jenis lagu yang sesuai adalah berbagai macam lagu daerah
atau perjuangan.
d.
Dana yang dipergunakan untuk pergelaran tersebut harus jelas, baik jumlah atau sumber dana
tersebut. Apakah dana tersebut diperoleh dari sekolah, atau iuran siswa, atau dicari melalui
sponsor. Perlu diingat bahwa segala kegiatan pasti memerlukan dana, oleh karena itu dalam
menetapkan anggaran harus melihat besar kecilnya kegiatan tersebut.
e.
Waktu pelaksanaan pergelaran harus disesuaikan dengan kelender pendidikan suatu sekolah,
diusahakan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan pergelaran dapat
dibarengkan dengan suatu kegiatan sekolah misalnya peringatan-peringatan hari besar nasional
atau keagamaan.
Sedangkan tempat pergelaran dapat dilaksanakan di dalam maupun diluar ruangan, hal tersebut
disesuaikan dengan keadaan sekolah. Apabila sekolah telah memiliki aula, maka pergelaran
tersebut dapat dilakukan didalam aula tersebut, atau jika pergelaran tersebut dilakukan secara
sederhana, dapat dilakukan didalam kelas masing-masing, namun apabila sekolah tidak memiliki
aula dan tidak memungkinkan dilaksanakan didalam kelas, maka pergelaran dapat dilakukan di
halaman sekolah.
III.
Dalam kegiatan pergelaran seni musik, dapat ditampilkan berbagai jenis musik, baik jenis musik
tradisionil maupun non tradisionil.
a.
Musik Tradisional
Yang dimaksud musik tradisional adalah jenis musik yang lahir dari budaya suatu daerah.
Berikut merupakan contoh-contoh musik daerah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
b.
Musik Keroncong
Musik non tradisional disebut juga dengan musik modern, yaitu jenis musik yang digarap secara
modern baik dari segi elemen musikal, peralatan musik yang dipergunakan, fungsi maupun
bentuk penyajiannya.
Pergelaran musik dapat disajikan dalam bentuk seperti Paduan Suara/Koor, Ansamble musik
gitar, ansamble musik tiup, ansamble musik perkusi, organ tunggal. Agar suasana tidak monoton
dan penonton tidak merasa bosan, maka dapat ditampilkan berbagai lagu yang dibawakan secara
berselang-seling.
IV.
Pelaksanaan Pergelaran
a.
Pengertian ruang pergelaran adalah ruangan atau tempat dimana kegiatan pergelaran tersebut
dilaksanakan. Ruang pergelaran meliputi panggung untuk kegiatan pentas, ruangan untuk
penonton/pengunjung, ruang ganti pakaian/rias, ruang transit, ruang konsumsi dan ruang panitia.
Panggung merupakan sarana pergelaran yang paling penting, oleh karena itu perlu diadakan
setting panggung atau penataan panggung. Setting panggung untuk masing-masing pergelaran
tidak sama, tergantung dari materi yang akan dipentaskan. Setting panggung untuk paduan suara
berbeda dengan setting untuk ansamble musik atau yang lainnya.
Ada beberapa bentuk panggung yang bisa digunakan untuk pergelaran, diantaranya adalah :
bentuk procenium, bentuk tapal kuda, bentuk arena.
Panggung memerlukan perhatian khusus, dikarenakan sebelum acara dimulai perhatian seluruh
pengunjung/penonton terfokus/terpusat di panggung.
Apabila pergelaran musik dilakukan di aula sekolah yang sudah memiliki panggung, maka perlu
di dekorasi/dihias sehingga panggung tampak asri dan menarik. Alat/perlengkapan yang
mendukung dekorasi haruslah dapat mencerminkan tema pergelaran.
Dalam mempersiapkan pergelaran hendaknya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
penataan ruang pergelaran, yaitu tentang dekorasi, pencahayaan/lighting, sound system, dan
penampilan tema.
1.Dekorasi
Dekorasi harus disesuaikan dengan tema dan tempat kegiatan pergelaran. Dengan dekorasi yang
baik dan sesuai dengan tema yang ada, maka suasana akan tampak lebih terkesan dan dapat
membawa pada situasi yang menggembirakan. Jenis dan ukuran tulisan, gambar dan hiasan, serta
background nya harus disesuaikan dengan tema dan tempat pergelaran.
2.Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan merupakan faktor pendukung yang sangat penting untuk keberhasilan dalam
pelaksanaan pergelaran seni musik, terlebih lagi apabila pelaksanaan pergelaran musik tersebut
dilaksanakan pada malam hari. Dengan tata lampu (lighting) yang baik, maka pergelaran musik
tersebut akan tampak lebih semarak dan hidup.
3.Sound System (Tata Suara)
Sound system merupakan faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah
pergelaran, dengan tata suara yang baik dan memadai pergelaran tersebut akan nyanman untuk
dinikmati.
4.Penampilan Tema
Penampilan tema pergelaran harus dapat terbaca dengan jelas, dan tidak mengganggu
pelaksanaan pergelaran. Bentuk dan besarnya tulisan serta warna yang digunakan harus
disesuaikan dengan dekorasinya.
Selain penataan ruang pergelaran, ada kegiatan lain yang tidak kalah penting, yaitu
mempersiapkan kelengkapan pergelaran. Kelenfgkapan-kelengkapan yang harus ada pada
kegiatan pergelaran musik antara lain :
a. Peralatan musik
b. Partitur musik
c. Trap untuk penyanyi
d. Sound system
e. Kostum pemain
b.
Pelaksanaan Acara
Pelaksanaan pergelaran seni musik tingkat kelas dapat dibuka oleh wali kelas masing-masing.
Namun sebelum acara dimulai terlebih dahulu harus dibuat rancangan susunan acara yang akan
disuguhkan kepada penonton.
Hal-hal yang perlu di masukkan dalam rancangan acara yaitu :
1. Waktu/durasi/lamanya acara
2. Pola acara
3. Variasi acara, dan
4. Puncak acara
c. Evaluasi
Setelah kegiatan pergelaran selesai dilaksanakan, biasanya diadakan evaluasi terhadap kegiatan
tersebut. Evalusi dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Pada evaluasi proses, guru kesenian sebagai pembimbing memberikan catatan-catatan kecil yang
ditujukan kepada setiap anggota panitia, yang meliputi cara kerja panitia, kekompakan kerja
panitia, kedisiplinan dan kerjasama masing-masing personil panitia. Sedangkan evaluasi hasil
merupakan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari kegiatan pergelaran
tersebut.
Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi oleh
setiap seksi, cara mengatasi persoalan-persoalan yang ada, serta mengetahui keadaan keuangan
pada kegiatan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman
untuk pelaksanaan kegiatan serupa pada masa yang akan datang.
Selain memiliki tujuan di atas, evaluasi juga memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain
2. Sebagai tolok ukur atas keberhasilan suatu kegiatan.
Pelaksanaan evaluasi sebaiknya tidak terlalu lama dari pelaksanaan pergelaran, bahkan lebih
cepat lebih baik. Namun demikian hendaknya panitia diberi waktu yang cukup untuk
mempersiapkan laporan tentang hal-hal telah dilaksanakan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut
:
1. Sistem kerja
2. Pembiayaan
3. Personalia kepanitiaan
4. Bentuk pergelaran
5. Pelaksanaan pergelaran
6. Laporan dari masing-masing seksi.
Di dalam kerja kolektif, Seluruh sistem atau bagian memegang satu kunci yang sama untuk
mencapai keberhasilan. Yang dimaksud dengan kunci yang sama disini adalah kebersamaan serta
tanggung jawab yang sama dalam mewujudkan tujuan yang sama pula. Apabila salahsatu
komponen kurang berfungsi atau sama sekali tidak berfungsi, Maka akan gagallah kegiatan
tersebut atau tidak terwujudkan sebagai suatu kreasi yang baik.
1. Menentukan Tema
Langkah Pertama yang perlu untuk memperoleh perhatian dalam pelksanaan pameran adalah
menentukan tema kegiatan. Penentuan tema ini dianggap perlu untuk mengarahkan kegiatan agar
memiliki makna tertentu dan tidak menyimpang.
Tema merupakan titik pusat yang mewarnai serta menjiwai seluruh kegiatan dan proses kreasi
dalam sebuah pameran. Dengan kata lain, Tema adalah jiwa dari suatu kreasi. Penentuan tema ini
akan dapat dilakukan dengan cara mmembrikan jawabat atas pertanyaan pertanyaan yang dapat
dijadikan pedoman berikut ini .
a. Dalam ranka apakah kegiatan pameran itu diselenggarakan ?
b. Bagi siapakah pameran itu dilaksanakan
c. Apa tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pameran tersebut ?
2. Menentukan panitia
Suatu pameran/pergelaran yang baik tentu saja membutuhkan sistem yang baik pula.
Pengorganisasinya terarah, mulai dari susunan kepanitiaan, rangkaian jadwal kerja dan kegiatan,
sampai pelaksanaan pameran yang telah direncanakan. Pengorganisasian seperti ini hanya
mungkin terjadi apabila dikelola oleh sebuah sistem organisasi yang tertata. keorganisasian untuk
kegiatan kegiatan yang bersifat insidental dan sementara seperti pameran/pagelaran ini disusun
dalam bentuk panitia.
Susunan kepanitiaan sebuah pameran karya seni rupa dapat ditata seperti berikut.
a. Penanggung jawab kegiatan. disekolah,penanggung jawab seluruh kegiatan yang dilaksanakan
oleh siswa.
c. Penasihat dan pembina kegiatan, yaitu ibu dan Bapak guru pengajar seni Budaya.
c. Ketua panitia beserta wakilnya
d. Sekretaris dan wakilnya
e. Bendahara dan wakilnya.
Panitia ini yang terdiri atas ketua,sekretaris,dan bendahara ini harus didukung oleh perangkat
kerja yang ada di bawahnya.
susunan perangkat kerja ini adalah sebagai berikut.
a. Seksi pameran/pergelaran yang terdiri atas sub-subseksi:
1) pengumpulan karya
2) pengaturan ruang pameran/pergelaran
3) penempatan karya
b. Seksi Perlengkapan
c. Seksi Sokumentasi
f. Seksi Humas dan publikasi
e. Seksi transportasi
f . Seksi konsumsi
g. Seksi p3k
serta seksi lain yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.
c. Mencdaftarkan seluruh jenis kegiatan dari setiap kordinator dan seksi, kemudian disusun
kembali sesuai urutan kepentingan dan waktu penggarapannya. Menyesuaikan kegiatan kegiatan
tersebut dengan waktu yang tersedia sehingga dapat disusun jadwal kerja yang baik.
Jadwal kegiatan pameran/pergelaran ini sebaiknya disusun dalam bentuk matriks sehingga
mudah
untuk
mengeceknya
jadwal
kegiatan
ini
dipampang
diruang
sekretariat
pameran/pegelaran (misalnya meminjam ruang osis) sehingga semua siswa di sekolah dapat
melihatnya .
b. Setiap kelas mengumpulkan masing masing 5 karya seni rupa yang paling baik dari setiap
jenis sehingga tidak diperlukan lagi seleksi karya.
Pada saat pengumpulan karya ini ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seksi pameran.
a. Mencatat secara teliti setiap karya yang diserahkan.
b. Menandai atau menomori karya yang diterimanya
c. simpanla semua karya itu dengan hati hati agar tidak rusak atu tergores
7.Membuat Publikasi
Publikasi yang dilakukan sebagai tahap persiapan pameran/paergelran karya seni rupa diantarnya
dilakukan dengan menggunakan poster. poster ini dibuat oleh panitia dengan memanfaatkan
kemapuan kalian dalam membuat desain grafis. poster pagelaran harus dibuat jauh sebelum
tanggal pelaksanaan pameran dan pementaan untuk di pasang di tempat tempat strategis dan
dilewati banyak orang.