Anda di halaman 1dari 21

Skip to content

maulidakaromah
 Home

 Contact

Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan
Yang Efektif
Maulida Karomah Uncategorized January 22, 2018 17 Minutes

Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Yang Efektif

Maulida Sri Karomah

Program Studi Teknik Elektromedik, Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Mandala Waluya (STIKES-MW) Kendari

Maulidakaromah16@gmail.com

Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan


tentang Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Yang Efektif untuk
menekan jumlah angaka kerusakan alat kesehatan. Adapun yang
menjadi latar belakang penulisan makalah ini karena tingginya
jumlah angka kerusakan alat kesehatan. Meskipun telah dilakukan
pemeliharaan terhadap alat-alat kesehatan ternyata belum mampu
menangani besarnya jumlah angka kerusakan alat kesehatan. Harga
alat yang mahal menjadi menjadi salah satu alasan pentingnya
pemeliharaan peralatan kesehatan. Pada tulisan ini pertama dibahas
tentang pengertian istilah-istilah dalam pemeliharaan alat-alat
kesehatan. Perencanaan pemeliharaan juga sangat penting dalam
terlaksananya sistem pemeliharaan peralatan kesehatan. Penyusunan
program peralatan kesehatan juga harus memiliki daftar inventaris
peralatan dan juga memperhatikan kemampuan teknis. Dari makalah
ini di ungkapkan bahwa pentingnya pemeliharaan peralatan
kesehatan untuk berlangsungnya pelayanan kesehatan yang efektif
bagi masyarakat.

Pendahuluan Rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan


di antaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan
peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau
pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan (Depkes, 2004).

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang


peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai
serta dapat difungsikan dengan baik (Depkes, 2001). Peralatan
kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan untuk
mendukung pelayanan medik prima kepada masyarakat agar visi
Departemen Kesehatan, yaitu Indonesia sehat 2010 dapat terwujud.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 39
berbunyi : Pemerintah melindungi masyarakat dari adanya alat
kesehatan yang tidak memenuhi keamanan, mutu dan manfaat.
Dalam Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
pada pasal 16 ayat 1 yang menyatakan prasyaratan peralatan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan
medis dan non medis harus memenuhi standar pelayanan,
prasyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan layak pakai, serta
pada ayat 5 yang menyatakan pengoprasian dan pemeliharaan
peralatan rumah sakit harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai kompetensi di bidangnya.Alat kesehatan adalah
instrument, apparatus, mesin atau imolan yang tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan, meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia dan membentuk struktur untuk
memperbaiki fungsi tubuh. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.) Alat kesehatan atau alat medis yang
maksud adalah alat digunakan untuk merawat, mendiagnosis,
meringankan rasa sakit, dan menyembuhkan atau memulihkan
kesehatan. Alat kesehatan pada umumnya terdapat di insatansi
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, pustu ataupun klinik
kesehatan.

Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan


kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui upaya penyediaan
alat kesehatan yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan
kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman dan laik pakai, diperlukan
pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan berskala dan
pelaksanaan pengujian dan kalibrasi. Kalibrasi adalah suatu kegiatan
untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukkan suatu
instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya yang tertelusur (treaceble) ke standar
nasional atau internasional. (Rahmah, A. 2008). Pengukuran adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ”besaran fisis” dari suatu
alat. Uji coba adalah pengujian alat yang dilakukan setelah uji fungsi,
yaitu pengujian dengan dicobakan beban sebenarnya. Uji fungsi
adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian
alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa
beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara
keseluruhan suatu alat dapat dioperasikandengan baik. Uji kinerja
(performance test), adalah pengujian alat untuk mengetahui
kemampuan keluaran sesuai dengan kondisi pemakaian. Layak pakai
adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah memenuhi
persyaratan, fisik baik, norma keselamatan kerja, keandalan keluaran
dan memiliki ijin operasional yang dikeluarkan oleh instansi
berwenang.( Siti Rahmah 2008.)

World Health Organization (WHO) tahun 2006, menyatakan


bahwa lebih dari 50% peralatan kesehatan di negara berkembang
tidak berfungsi atau tidak dapat dipergunakan secara optimal
karena kurangnya upaya dalam pemeliharaan. Pemeliharaan
merupakan usaha atau proses kegiatan untuk mempertahakan
kondisi teknis, daya guna dan hasil barang inventaris.( World
Health Organization (WHO) 2006)

Menurut penelitian Janahar (1991) tentang tentang Sistem


Monitoring Efek Pengamanan Alat Kesehatan, alat kesehatan yang
bermasalah 63 %, sedangkan alat kesehatan yang rusak 10 %. Pada
penelitian tersebut dilaporkan bahwa peralatan kesehatan yang
seringkali mengalami kerusakan misalnya tensimeter sering macet
waktu dipakai, akibatnya hasil yang didapat tidak tepat sehingga akan
mempengaruhi pemberian obat. Alat bedah listrik kadang kadang
menyebabkan kulit terbakar waktu digunakan selama operasi. Alarm
dan signal pada alat bantu pernafasan terganggu akibat perubahan
tegangan. Elektrokardiograf yang tidak pernah dilakukan kalibrasi
hasilnya sukar dipercaya. Contoh lain yang ada di bagian radiologi,
alat ultrasonograf baru 6 bulan dipakai gambarnya sudah tidak jelas
lagi. . (Siti Rahmah. 2008)

Kasus-kasus tersebut terjadi karena pada umumnya selama ini rumah


sakit membeli atau menerima peralatan kesehatan dengan hanya
melihat fisiknya dalam keadaan baik, spesifikasinya lengkap dan
dapat berfungsi dengan baik, padahal penunjukannya atau kinerja
dari peralatan tersebut belum tentu sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap
peralatan kesehatan yang baru dibeli meliputi tahapan uji fungsi, uji
coba dan pengukuran unjuk kerja dan keamanan alat kesehatan
tersebut. Demikian juga dalam upaya mempertahankan fungsi dan
keandalannya diperlukan pemeliharaan dan pengkalibrasian /
peneraan secara terprogram yang berkesinambungan untuk
mendukung jaminan mutu pelayanan kesehatan. (Siti Rahmah. 2008)
Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang
Metrologi Legal (UUML) yang dalam penjelasan pembukaannya
berbunyi sebagai berikut : “Pengaturan tentang Metrologi menjadi
semakin penting karena tertib ukur, disegala bidang menyangkut juga
segi keamanan bagi manusia sendiri, antara lain dosis obat-obatan,
penyinaran, pengukuran tekanan darah, suhu manusia, suara, polusi,
pengukuran dalam navigasi dan lain sebagainya”.(Primasari, 1981).

Dalam tulisan ini banyak mengkaji tentang sistem pemeliharaan


peralatan kesehatan yang efektif, yang berfokus pada pelaksanaan
pemeliharaan peralatan, perencanaan dan penyusunan program
pemeliharaan. Dengan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang selalu
berkesinambungan dengan alat-alat kesehatan. Pengamanan alat
yang bermasalah ada sekitar 63% dan yang rusak sekitar 10%.
Denagan besarnya angka alat kesehatan yang bermasalah dan yang
rusak, mendorong saya untuk mengambil judul ini yaitu Sistem
Pemeliharaan Alat Kesehatan Yang Efektif. Yang bertujuan agar
masalah terhadap besarnya angka alat kesehatan yang bermasalah
dan rusak dapat berkurang dengan adanya tulisan ini.

Pembahasan Banyaknya organisasi pelayanan kesehatan yang


tersedia ternyata tidak membuat masyarakat Indonesia puas
dengan organisasi pelayanan kesehatan tersebut. Ketidak puasan
tersebut disebabkan karena lamanya pelayanan kesehatan yang
diberikan, mahalnya biaya, kurang lengkapnya fasilitas yang
tersedia dan lain-lain. Selain itu terdapat masyarakat Indonesia
yang memilih untuk berobat ke luar negeri. Penelitian pada salah satu
rumah sakit menunjukkan bahwa 60,7% pasien rawat jalan
menyatakan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterima. Selain
itu yang menjadi prioritas utama pasien adalah dimensi keandala
pelayanan rumah sakit (Aminudin, 2007). Untuk itu
ketidakpuasan masyarakat tersebut harus ditindak lanjuti pihak
penyedia pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang akan selanjutnya akan
meningkatkan kepuasan masyarakat (pelanggan). Berbagai macam
alat (tools) yang telah digunakan oleh organisasi pelayanan
kesehatan untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan.
(Maharani, C. 2009).

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang


peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
perlu didukung dengan peralatan yang selal u dalam kondisi siap
pakai serta dapat difungsikan dengan baik (Depkes. 2001). Peralatan
kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan untuk
mendukung pelayanan medik prima kepada masyarakat. . Undang-
undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 39 berbunyi :
Pemerintah melindungi masyarakat dari adanya alat kesehatan yang
tidak memenuhi keamanan, mutu dan manfaat. Dalam Undang-
Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 16 ayat 1
yang menyatakan perasyaratan peralatan sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan non
medis harus memenuhi standar pelayanan, prasyaratan mutu,
keamanan, keselamatan dan layak pakai, serta pada ayat 5 yang
menyatakan pengoprasian dan pemeliharaan peralatan rumah
sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya. Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin atau
imolan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan
membentuk struktur untuk memperbaiki fungsi tubuh. Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.) Alat kesehatan
atau alat medis yang maksud adalah alat digunakan untuk merawat,
mendiagnosis, meringankan rasa sakit, dan menyembuhkan atau
memulihkan kesehatan. Alat kesehatan pada umumnya terdapat di
insatansi kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, pustu ataupun
klinik kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan
melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui
upaya penyediaan alat kesehatan yang baik, aman dan laik pakai. Agar
peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman dan laik pakai,
diperlukan pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan berskala
dan pelaksanaan pengujian dan kalibrasi. Kalibrasi adalah suatu
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukkan
suatu instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya yang tertelusur (treaceble) ke standar
nasional atau internasional. (Rahmah, A. 2008)

World Health Organization (WHO) tahun 2006, menyatakan


bahwa lebih dari 50% peralatan kesehatan di negara berkembang
tidak berfungsi atau tidak dapat dipergunakan secara optimal
karena kurangnya upaya dalam pemeliharaan. Pemeliharaan
merupakan usaha atau proses kegiatan untuk mempertahakan
kondisi teknis, daya guna dan hasil barang inventaris.( World
Health Organization (WHO) tahun 2006). Menurut penelitian
Janahar (1991) tentang tentang Sistem Monitoring Efek Pengamanan
Alat Kesehatan, alat kesehatan yang bermasalah 63 %, sedangkan alat
kesehatan yang rusak 10 %. Pada penelitian tersebut dilaporkan
bahwa peralatan kesehatan yang seringkali mengalami kerusakan
misalnya tensimeter sering macet waktu dipakai, akibatnya hasil yang
didapat tidak tepat sehingga akan mempengaruhi pemberian obat.
Alat bedah listrik kadang kadang menyebabkan kulit terbakar waktu
digunakan selama operasi. Alarm dan signal pada alat bantu
pernafasan terganggu akibat perubahan tegangan. Elektrokardiograf
yang tidak pernah dilakukan kalibrasi hasilnya sukar dipercaya.
Contoh lain yang ada di bagian radiologi, alat ultrasonograf baru 6
bulan dipakai gambarnya sudah tidak jelas lagi.

Kasus-kasus tersebut terjadi karena pada umumnya selama ini rumah


sakit membeli atau menerima peralatan kesehatan dengan hanya
melihat fisiknya dalam keadaan baik, spesifikasinya lengkap dan
dapat berfungsi dengan baik, padahal penunjukannya atau kinerja
dari peralatan tersebut belum tentu sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap
peralatan kesehatan yang baru dibeli meliputi tahapan uji fungsi, uji
coba dan pengukuran unjuk kerja dan keamanan alat kesehatan
tersebut. Demikian juga dalam upaya mempertahankan fungsi dan
keandalannya diperlukan pemeliharaan dan pengkalibrasian /
peneraan secara terprogram yang berkesinambungan untuk
mendukung jaminan mutu pelayanan kesehatan. (Siti Rahmah. 2008)
Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang
Metrologi Legal (UUML) yang dalam penjelasan pembukaannya
berbunyi sebagai berikut : “Pengaturan tentang Metrologi menjadi
semakin penting karena tertib ukur, disegala bidang menyangkut juga
segi keamanan bagi manusia sendiri, antara lain dosis obat-obatan,
penyinaran, pengukuran tekanan darah, suhu manusia, suara, polusi,
pengukuran dalam navigasi dan lain sebagainya”.(Primasari, 1981).

Pengertian-pengertian
1. Peralatan Kesehatan

Instrumen, apparatus, mesin dan implant yang tidak mengandung


obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis.
Menyembuhkan dan meringankan penyakit merawat orang sakit.
Memulihkan kesehatan pada manusia,atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh. .(Depkes. 1997)
2. Peralatan Medis

Peralatan medis sebagai bagian peralatan kesehatan pada pedoman


ini adalah yang memerlukan kalibrasi, pemeliharaan, perbaikan,
pelatihan pengguna, dan dekomisioning. Kegiatan bias any dikelolah
oleh para tenaga teknis (elektromedis/clinical! engineer). Peralatan
medis digunakan untuk tujuan diagnosis tertentu dan pengobatan
penyakit atau rehabilitasi setelah penyakit atau luka yang dapat
digunakan baik sendiri atau bersamaan dengan aksesori, bahan
operasional, atau bagian lain dari peralatan medis. Peralatan medis di
pedoman ini tidak termasuk implan, peralatan sekali pakai atau
disposabel. Peralatan medis adalah peralatan yang digunakan untuk
keperluan terapi, rehabilitasi dan penelitian medik, baik secara
langsung maupun tidak langsung. .(Depkes. 1997)
3. Penilaian Teknologi (Health’Technology’Management)

Analisa untuk menentukan jenis dan teknologi peralatan kesehatan


yang dipilih di antara beberapa pilihan teknologi peralatan kesehatan
untuk memenuhi pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. .(Depkes. 1997)
4. Pemeliharaan

Suatu rangkaian kegiatan baik preventif maupun korektif yang


dilakukan. Untuk menjaga peralatan medis bermutu, aman dan layak
pakai.
5. De-commissioning/Penghapusan

Tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan


menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan. Pengguna dan atau Kuasa Pengguna Barang dan atau
Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang
yang berada dalam penguasaannya.
6. Pengujian

Keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan


pengukuran satu atau lebih sifat, karakteristik dari suatu produk,
proses, output untuk membandingkan hasil pengujian dari alat ukur
dengan standar untuk satuan ukuran yang sesuai guna menetapkan
sifat ukurnya atau menentukan besaran atau kesalahan pengukuran.
7. Kalibrasi

Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara besaran yang


ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau sistem pengukuran atau
besaran yang diabadikan pada suatubahan ukur dengan besaran yang
sebenarnya dari besaran yang diukur .
8. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan


upaya kesehatan,baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitative yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
dan masyarakat.
9. Standard Prosedur Operasional

Suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk


yang mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki prosedur pasti
atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya. .(Depkes.
2001)
10. Uji Fungsi
Pengujiana alat keehatan secara keseluruhan, melalui ujibagian-
bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu)
tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui kinerja dan
kemampuan alat dalam hal fungsi komponen dan keluaran. Uji fungsi
dilaksanakan sebelum alat diterima oleh Panitia Penerima Barang.
.(Depkes. 2001)
11. Uji Keselamatan

Uji keselamatan adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan


terhadap produk untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya
yang ditimbulkan sebagai Akibat penggunaan produk tersebut.
.(Depkes. 2001)
12. Uji Coba

Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat


dengan beban sebenarnya (misalnya pasien),setelah uji fungsi
dilakukan dengan hasil baik. Uji coba dilaksanakan oleh operator yang
telah dilatih, untuk membiasakan penggunaanalat sesuai prosedur
kerjanya dalam waktu tertentu atau berdasarkan jumlah pemakaian.
.(Depkes. 2001)
13. Recall

Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada suatu


peralatan kesehatan, bila tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku
atau dapat menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.!Suatu!
produk yang ditarik dari peredaran, akan diteliti ulang oleh produsen
sehingga dapat ditentukan apakah produk tersebut akan diperbaiki
atau dimusnahkan. .(Depkes. 2001).

Jenis-jenis tindakan yang dapat dianggap Recall :


 Memeriksa peralatan medis terhadap masalah.
 Perbaikan peralatan medis
 Menyesuaikan pengaturan pada peralatan medis
 Pelabelan ulang peralatan medis
 Menghancurkan peralatan medis
 Memberitahukan kepada pengguna tentang masalah pada
peralatan medis.
 Pemantauan masalah kesehatan pasien akibat penggunaan
peralatan medis.

14. Izin Produksi

Izin untuk melakukan kegiatan atau proses menghasilkan,


menyiapkan mengolah, atau mengubah bentuk alat kesehatan.
15.Izin Edar

Izin yang diberikan kepada perusahaan untuk produk alat kesehatan,


yang akan diimport, digunakan atau diedarkan di wilayah Republik
Indonesia, berdasarkan penilaian terhadap mutu, keamanan dan
kemanfaatan.
16. Izin Distribusi

Izin untuk melakukan kegiatan distribusi dan pengendalian mutu


yang bertujuan untuk menjamin agar produk alat kesehatan yang
didistribusikan senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan
sesuai tujuan penggunaannya.
17. Teknologi Kesehatan

Penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk peralatn


kesehatan, Obat-obatan, vaksin, prosedur dan sistem yang
dikembangkan untuk memecahkan masalah kesehatandan
meningkatkan kualitas kehidupan.
18. Pemeriksaan Fisik

Kegiatan yang meliputi penilaian fisik secara visual, kelengkapan dan


kinerja alat. .(Depkes. 2001)
19. Spesifikasi

Data yang menguraikan kemampuan, kapasitas, teknologi, sistem,


fungsi, aksesori, keselamatan dan aspek teknis lainnya dari suatu alat.
20. Sertifikat Pengujian (Test!Certificate) dari Pabrik

Sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat sebagai bukti


bahwa alat yang diproduksi telah lulus pengujian pabrik,meliputi :
keluaran (output), fungsi dan keselamatan.
21. Buku Petunjuk
Petunjuk yang harus disertakan pada peralatan kesehatan yang
didistribusikan, meliputi : petunjuk operasional, petunjuk instalasi
dan petunjuk pemeliharaan dalam Bahasa Negara pembuat, Bahasa
Inggris, Bahlasa Indonesia.Petunjuk yang harus disertakan sesuai
jenis peralatan.
22. Rangkaian Diagram

Gambar rangkaian yang menunjukkan tata letak komponen dan


hubungan kabel/printed circuit anatara komponen/blok komponen
suatu alat. Dapat dipergunakan untuk mengetahui tingkat teknologi!
dan melakukan identifikasi/melacak kerusakan dan perbaikan.
23. Suku Cadang

Komponen suatu rekomendasi pabrik alat yang mengalami kerusakan


setelah jangka waktu tertentu dan direkomendasikan harus
disediakan.
24. Bagian atau Komponen utama alat

Bagian dari unit utama yang secara fungsi tidak dapat dipisahkan.
25. Aksesori

Kelengkapan standar yang secara fungsi tidak dapat dipisahkan dan


harus lengkap pada saat penyerahan peralatan.
26. Aksesori Tambahan

Kelengkapan fungsi tambahan untuk meningkatkan kinerja atau


fungsi alat.
27. Sarana

Bangunan/ruangan yang diperlukan untuk penempatan dan instalasi


alat.
28. Prasarana

Prasarana Kesehatan adalah benda maupun jaringan/instalasi yang


membuat suatu bangunan/ruangan yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan bisa berfungsi dengan tujuan yang diharapkan.
29. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah upaya mengurangi atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan dan
ruang melalui pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi dengan cara
fisik dan kimiawi.
30. Pembersihan

Sebuah proses yang secara fisik menghilangkan mikroorganisma dan


bahan organik tapi tidak selalu menghancurkan sama sekali.
Pengurangan kontaminasi mikroorganisma tergantung pada banyak
faktor, termasuk efektivitas dari proses pembersihan. Pembersihan
penting dilakukan agar proses disinfeksi atau sterilisasi efektif.
31. Desinfeksi

Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi atau menghilangkan


jumlah mikroorganisme pathogen penyebab penyakit (tidak termasuk
spora) dengan fisik dan kimiawi dengan menggunakan cairan
desinfektan.
32. Desinfektan

Desinfektan adalah obat pembasmi kuman penyakit atau bahan kimia


bersifat toksik yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi dan
memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme.
33. Sterilisasi

Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme


termasuk endospora dengan cara fisik dan kimiawi dengan
menggunakan alat sterilisator.
34. Masa Pemeliharaan Peralatan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh teknisi penyedia peralatan


kesehatan/rekanan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kontrak),
dengan tujuan agar peralatan selama masa pemeliharaan selalu dalam
kondisi baik dan layak pakai. Jadwal pemeliharaan tiap alat
mengikuti petunjuk pemeliharaan dari pabrik, disesuaikan dengan
jenis dan tingkat teknologi alat.
35. Masa Garansi

Jangka waktu tertentu sesuai ketentuan dalam kontrak, dimana pihak


penyedia peralatan kesehatan/rekanan masih bertanggung jawab
terhadap perbaikan/penggantian peralatan kesehatan yang
mengalami kerusakan akibat kesalahan teknis alat dan bukan akibat
kesalahan operator/user dan atau kesalahan catu daya.
36. Kondisi Fisik

Kondisi alat yang dinilai dari keadaan fisik secara visual, meliputi
adanya keretakan, penyok, bengkok, lecet,patah dan lain-
lain.(Depkes. 1997)

Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan


terkait jenis, spesifikasi dan jumlah peralatan medis sesuai dengan
kemampuan pelayanan/klasifikasi rumah sakit, beban pelayanan,
perkembangan teknologi kesehatan, sumber daya manusia yang
mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana. Perencanaan
kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk penyediaan anggaran,
pelaksanaan pengadaan peralatan medis secara efektif, efisien dan
prosesnya dapat dipertanggung jawabkan.

Pelaksanaan perencanaan peralatan medis membutuhkan data


Kinerja peralatan yang telah dimiliki dan informasi terbaru jenis
peralatan medis yang beredar. Kinerja peralatan yang telah dimiliki
diperoleh dari data dokumentasi pemanfaatan dan pemeliharaan
peralatan. Informasi peralatan medis yang beredar diperoleh dari
referensi dari publikasi produsenatau distributor, website, rumah
sakit lain yang telah menggunakan peralatan. Perlu diperhatikan ijin
edar peralatan medis tersebut dan dipertimbangkan pula informasi
sertifikasi/pengakuan dari FDA dan CE, spesifikasi, aksesori, fungsi
dan keandalan, pemeliharaan, ketersediaan suku cadang, harga,
jaminan purna jual dan legalitas izin edar peralatan medis di
Indonesia. .(Depkes. 1997)

Perencanaan peralatan medis tertentu membutuhkan perencanaan


kebutuhan ruangan untuk penempatan peralatan medis, tenaga medis
dan pasien serta instalasi medik meliputi kelistrikan, gas medik,
sarana. Untuk peralatan tertentu seperti peralatan radiologi,
radioterapi dan MRI membutuhkan kekhususan perencanaan
ruangan dan instalasi medik sesuai dengan persyaratan terkait dengan
jenis peralatan dan peraturan perundang-undangan. Dalam
merencanakan desain ruangan dan instalasi medik memperhatikan
kebutuhan pengembangan pelayanan dan pesatnya kemajuan
teknologi kesehatan.

Perencanaan peralatan medisdi fasilitas pelayanan kesehatan


membutuhkan keterlibatan tenaga teknis peralatan medis, tenaga
medis, keperawatan, tenaga teknis sarana dan prasarana dan
manajemen. Ruang lingkup kegiatan perencanaan meliputi penilaian
kebutuhan, penentuan prioritas pengadaan dan
penganggaran.(Depkes. 1997)
1. Pemeliharaan peralatan

Pemeliharaan peralatan kesehatan merupakan salah satu upaya yang


dilakukan agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai,
dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pake lebih lama.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa kriteria dari
berbagai aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan.(Rsup Sarjito,
2013)
 Kriteria pemeliharaan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua


kriteria yaitu :
 Pemeliharaan terencana

Pemeliharan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang


dilaksanakan terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan/disusun. Jadwal pemeliharaaan disusun denagn
memperhatikan jenis peralatan, jumlah, kualifikasi petugas dengan
bidangnya dengan biaya yang tersedia. Pemeliharaan terencana
meliputi pemeliharaan prefentiv (pencegahan) dan pemeliharaan
korektif (perbaikan).
1. Pemeliharan Preventif

Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan pemeliharan


berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan
setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumas serta
penggantian bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi
secara berkala. Pemeliharaan preventif bertujuan untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya kerusakan. Untuk jenis alat tertentu
pemeliharaan prevektif dapat dilaksanakan pada saat alat sedang
jalan atau beroprasi, melalui pemeriksaan dengan melihat,
merasakan, mendengarkan berkerjanya alat, baik menggunakan alat
ukur maupun tidak menggunakan alat ukur. Pada waktu Running
maintance dilakukan juga pelumasan, penyetelan bagian-bagian alat
tertentu yang memerlukan.

Pemeliharaan preventif dengan running maintenance biasanya tidak


dilakukanuntuk peralatan kesehatan. Pemeliharaan preventif untuk
peralatan kesehatan pada umumnya dilakukan pada waktu alat
tidak oprasional/shut down maintenance, yaitu alat dalam keadaan
dimatikan lalu dipelihara. Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dapat
brupa pembersihan, pelumasan,pengecekan, fungsi komponen,
penyetelan, penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran
pengeluaran dan keselamatan.
2. Pemeliharaan Korektive

Pemeliharaan korektif merupakan kegiatan pemeliharaan yang


bersifat perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan
dengan atau tanpa pengantian suku cadang. Pemeliharaan korektiv
dimasudkan untuk mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke
kondisi siap oprasional dan layak pakai dan dapat difungsikan dengan
baik.

Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu


pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan.
Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat
harus dilakuakan oleh instusi penguji yang berwenang. Perbaikan
korektif dilakukan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan
dilakukan secara terencana.

Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan


perbaikan terhadap peralatan dangan mengganti bagian-bagian
utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan
alat yang sudah menurun karena usia alat dan penggunaan alat.
.(Rsup Sarjito, 2013)
 Pemeliharaan Tidak Terencana

Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang


bersidat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang
mendadak, tidak diduga dan harus segera dilaksanakan perbaikan
mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanaan kesehatan.
 Aspek Pemeliharaan
Agar pemeliharaan alat kesehatan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya,
maka unit kerja pemeliharaan peralatan Rumah Sakit, perlu
dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang berkaitan dan
memandai meliputi, sumber daya manusia, fasilitas, dan peralatan
kerja, dokumen pemeliharaan, suk cadang dan bahan pemeliharaan.
Aspek-aspek pemeliharaan ini umumnya memerlukan pembiayaan.
2. Pelaksanaan Pemeliharaan
3. Pemeliharaan in-house oleh teknisi yang terlatih

Sebagian besar masalah pada peralatan medis yang relatif sederhana


dan dapat diperbaiki oleh teknisi yang terlatih. Inspeksi dan
perbaikan ringan memerlukan biaya rendah. Vendor harus
menyediakan pelatihan untuk teknisi pada saat instalasi dan
penerimaan peralatan medis.

Ada tiga tingkat pemeliharaan yang umum dilakukan :


 Level 1, Pengguna (lini pertama)

Pengguna atau teknisi akan membersihkan filter, periksa sekering,


periksa daya dan lain-lain tanpa membuka unit peralatan medis dan
tanpa memindahkan dari tempatnya.
 Level 2, Teknisi

Dianjurkan untuk memanggil teknisi ketika lini pertama


pemeliharaan tidak dapat menggunakan alat atau ketika cek enam
bulanan sekali.
 Level 3, Teknisi Khusus

Peralatan seperti CT Scanner, MRI dan lain-lain perlu teknisi khusus


yang dilatih untuk peralatan tersebut. Mereka umumnya bekerja
dipihak ketiga atau perusahaan

vendor.
2. Pemeliharaan oleh produsen atau pihak ketiga

Untuk peralatan khusus dan canggih, vendor harus menyediakan jasa


pemeliharaan melalui kombinasi jasa on-call dan kontrak
pemeliharaan yang dinegosiasikan pada saat pembelian.

Penyusunan Program Pemeliharaan


Dalam menyusun perencanaan IPSRS harus memiliki daftar
inventaris peralatan, selaini tu harus memperhatikan kemampuan
teknis yang meliputi :
1. Sumber Daya Manusia (Jumlah teknisi, kemampuan
teknis,pelatihann yang pernah diikuti, pengalaman kerja).
2. Fasilitas kerja.
3. Dokumen teknis

Penyusunan perencanaan untuk 1 tahun ke depan meliputi :


1. Jadwal pemantauan fungsi peralatan medis.
2. Jadwal pemeliharaan berkala peralatan medis.
3. Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat
selama 1 tahun.
4. Penyiapan suku cadang/aksesori yang diperlukan untuk perbaikan
peralatan medis yang mengalami kerusakan (pemeliharaan
korektif terencana).
5. Penyiapan usulan rencana anggaran.

Usulan tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan


diusulkan kepada Manajemen rumah sakit melalui Kabag
Keuangan/Kabag Sekretariat.
1. Penyiapan Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja penunjang pelayanan teknis, meliputi alat kerja, tool


set, alat kerja mekanik, alat ukur, protap pemantauan fungsi dan
lembar kerja, SPO pemeliharaan dan lembar kerja, SPO perbaikan dan
lembar kerja, operation manual, service manual, schematic/wiring
manual, formulir laporan.
2. Pelaksanaan pemeliharaan

Pelaksanaan pelayanan teknis terdiri dari :


 Pemantauan fungsi.
 Pemeliharaan berkala (pemeliharaan secara internal,
pemeliharaan secaraout 4 sourching, pemeliharaan secara KSO).
 Perbaikan alat yang mengikuti protap yang telah disusun.

3. Pelaporan
Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan
yang dapat dimengerti, baik oleh pemberi tugas, manajemen rumah
sakit maupun unit pelayanan terkait. Jenis laporan antara lain :
 Kartu pemeliharaan alat.

Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang atau digantungkan


pada setiap alat, dengan maksud agar mempermudah kepada setiap
petugas terkait untuk mengetahui data mengenai suatu alat dan
penanganan apa saja yang telah dilakukan terhadap alat tersebut
 Catatan pemeliharaan alat

Catatan pemeliharaan alat berupa lembaran kartu yang disimpan


pada urusan adminitrasi teknis peralatan di unit kerja pemeliharaan
RS, dengan maksud agar mempermudah petugas administrasi teknis
dan teknisi untuk mengetahui data alat dan penanganan apa saja yang
telah dilakukan terhadap alat tersebut
 Laporan kerja pemeliharaan preventif

Laporan kerja pemeliharaan preventif adalah laporan mengenai


periodic yang dilakukan oleh personel yang berkualitas yang akan
menjamin umur peralatan yang lama, oprasi yang aman dan kinerja
yang optimal.
 Laporan kerja pemeliharaan korektif.
 Laporan hasil pemantauan fungsi.
 Laporan penggunaan bahan pemeliharaan/suku cadang.

4. Pembinaan teknis kepada operator, meliputi :


5. Pemeliharaan harian

Salah satu jenis pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan harian.


Tugas ini diserahkan kepada pengguna berupa melakukan
pembersihan alat bagian luar dan dilaksanakan setiap hari sebelum
alat digunakan untuk pelayanan.
1. Aspek keselamatan

Dalam mengoperasikan alat, operator harus memperhatikan


keselamatan bagi pasien, petugas dan lingkungan terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi, seperti bahaya listrik, radiasi,
mekanik, bahaya akan bahan kimia. (IEC 2005,)
Kesimpulan Dari pembahasan mengenai Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan dapat diketahui bahwa, Alat kesehatan adalah
Instrumen, apparatus, mesin dan implant yang tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis.
Menyembuhkan dan meringankan penyakit merawat orang sakit.
Memulihkan kesehatan pada manusia, atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh. Peralatan kesehatan merupakan salah
satu faktor yang memegang peranan penting dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan
peralatan yang sela u dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan
dengan baik . Peralatan kesehatan yang aman, akurat dan handal
sangat diperlukan untuk mendukung pelayanan medik prima kepada
masyarakat, karena derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan
melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui
upaya penyediaan alat kesehatan yang baik, aman dan layak pakai.
Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman dan layak
pakai, diperlukan pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan
berskala dan pelaksanaan pengujian dan kalibrasi. Untuk itu
pemeliharaan peralatan kesehatan memerlukan perawatan yang
efektif, agar pelayanan kesehatan terhadap masyarakat bisa berjalan
dengan baik dan memberi kepuasan kepada masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dari instansi kesehatan.

Referensi Rahmah, A. (2008). Analisis Sistem Pemeliharaan


Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan (Master’s thesis).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di


Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 200

Primasari, I. KEWENANGAN BALAI PELAYANAN


KEMETROLOGIAN TERHADAP TERA DAN TERA ULANG
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1981
TENTANG METROLOGI LEGAL DI JEMBER.)

Irpawa, N. B. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN


KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA
PETUGAS PENUNJANG NON MEDIS DI RS PKU
MUHAMMADIYAH GAMPING.

Aminudin, A. 2007. Gambaran Kepuasan Pasien Rawat Jalan


Rumah Sakit Bhakti Asih Tangerang. Tesis. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Maharani, C. (2009). Sistem manajemen mutu ISO 9000 sebagai alat
peningkatan kualitas organisasi pelayanan kesehatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 5(1)

Rsup Sarjito, 2013. Buku Materi pelatiah pemeliharaan,


Troubleshooting Dan Perbaikan Peralatan Kesehatan Rawat Intensif
Bagi Tenaga Elektromedik Angkatan IV.(Rsup Sarjito, 2013)

Depkes Petunjuk Pemeriksaan dan Pengujian Peralatan


Kesehatan, Jakarta.19997

Depkes, Pedoman Pengujiandan Kalibrasi Alat


Kesehatan, Jakarta.2001

Depkes, Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan


Kesehatan, Jakarta. 1997

SNI IEC 60601W1:2014 Peralatan elektromedik- Bagian 1 :


Persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensial
(IEC60601-1: 2005, IDT)

Report this ad

Report this ad

Share this:

 Twitter
 Facebook29
 Google

Published by Maulida Karomah


View all posts by Maulida Karomah

PublishedJanuary 22, 2018

Post navigation
Previous Post The Journey Begins
Next PostRANGKAIAN RESISTOR SERI DAN PARALEL SERTA KAPASITOR SERI,
INDUKTOR SERI DAN INDUKTOR PARAREL

Leave a Reply

Blog at WordPress.com.
Close and accept
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their
use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Anda mungkin juga menyukai