Komunikasi
MEI 2018
Forensik Medikoetikolegal
Visum et Repertum Surat Kematian
Tanatologi
Informed Consent
Traumatologi Forensik
Biomedical Ethics
Asfiksia
• Staatsblad (Lembaran Negara) No 350 Tahun 1937 pasal 1 dan 2 yang menyatakan VeR adalah “Suatu Keterangan
tertulis yang dibuat oleh dokter atas sumpah atau janji tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang
mempunyai daya bukti dalam perkara pidana”
• Pasal 133 KUHAP: “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan,
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya”
Dasar Hukum • PP No 27 tahun 1983: “Penyidik polri berpangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, kepangkatan penyidik
pembantu adalah bintara serendah-rendahnya adalah Sersan Dua”
Surat permintaan VeR tersebut harus diantar oleh petugas kepolisian dan hasilnya diserahkan langsung kepada
penyidik.
Salinan VeR tidak boleh diserahkan kepada siapapun. Selain penyidik POLRI, Instansi lain yang berwenang meminta
VeR adalah Polisi Militer, hakim, jaksa penyidik dan jaksa penuntut umum.
Sebelum tindakan pemeriksaan untuk pembuatan VeR, perlu dibuatkan informed consent. Apabila korban/keluarga
menolak untuk diperiksa maka hendaknya dokter meminta pernyataan tertulis secara singkat penolakan tersebut dari
korban/keluarga disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan, agar mencatatnya didalam rekam medis.
Visum et Repertum
terbatas pada “apa yang
dilihat dan ditemukan
oleh si pembuat”,
sehingga dimasukkan ke
dalam alat bukti surat
©Bimbel UKDI MANTAP
Jenis Visum et Repertum
1 VeR perlukaan
(termasuk Deskripsi luka Penyebab luka Derajat luka
keracunan)
2 VeR kejahatan
susila
Bukti
persetubuhan
Bukti kekerasan Perkiraan umur
Pantas tidaknya
korban untuk
dikawin
Visum
hidup
3
Kejahatan
Psikodinamik
VeR psikiatrik Penyakit jiwa sebagai produk
kejahatan
penyakit jiwa
Waktu Visum
4
Sebab Mekanisme
VeR jenazah Cara kematian perkiraan
kematian kematian
kematian mati
1, 2, 4: mengenai tubuh atau raga manusia yang berstatus sebagai korban
3: mengenai mental atau jiwa tersangka atau terdakwa atau saksi lain dari suatu tindak pidana
VeR hidup Pada korban yang diduga korban tindak pidana, pencatatan rekam medik harus lengkap dan jelas
sehingga dapat digunakan untuk pembuatan visum et repertum
untuk
perlukaan Pada korban luka sedang-berat akan datang ke dokter sebelum melapor ke penyidik/tanpa surat
permintaan VeR (surat terlambat) → tetap dibuatkan VeR setelah perawatan/pengobatan selesai
VeR definitif: dibuat seketika, korban tidak memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga
dapat dibuat kesimpulan.
VeR sementara: VeR yang dibuat untuk sementara waktu karena korban memerlukan perawatan &
pemeriksaan lanjutan sehingga derajat perlukaan belum dapat ditentukan. VeR ini tidak ditulis
kesimpulan tapi hanya keterangan bahwa saat VeR dibuat korban masih dalam perawatan.
VeR lanjutan: VeR yang dibuat setelah luka korban telah dinyatakan sembuh atau pindah rumah sakit
atau pindah dokter atau pulang paksa. Pada VeR ini sudah dapat dibuat kesimpulan.
Selain itu visum ini juga menguraikan tentang segi kejiwaan manusia, bukan segi
fisik atau raga manusia
Pembukaan rahasia
Dalam hal pembukaan
kedokteran sebagaimana Permohonan untuk
rahasia kedokteran
dimaksud dapat melalui pembukaan rahasia
Dilakukan pada proses dilakukan atas dasar
pemberian data dan kedokteran sebagaimana
penyelidikan, perintah pengadilan atau
informasi berupa visum dimaksud harus
penyidikan, penuntutan, dalam sidang
et repertum, keterangan dilakukan secara tertulis
dan sidang pengadilan. pengadilan, maka rekam
ahli, keterangan saksi, dari pihak yang
medis seluruhnya dapat
dan/atau ringkasan berwenang.
diberikan.
medis.
Bila penyidik dalam rangka penyidikannya memerlukan bantuan dokter, maka dokter
wajib untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
Prosedur ekshumasi diatur oleh KUHAP, perlu peermintaan pemeriksaan dari penyidik.
Perlu koordinasi baik dengan pemerintah daerah setempat (dinas pemakaman).
Pemeriksaan bisa langsung dilakukan di tempat. Bila curiga ada riwayat keracunan
logam berat, sampel tanah diambil untuk pemeriksaan toksikologi.
MECHANISM OF DEATH
DEATH
CAUSE OF
PHYSIOLOGICAL DERANGEMENT
DEATH
A B C
Mechanism Of Deaths include:
• Hemorrhage
• Asphyxia
• Embolism
• Organ damage
• Vagal reflex
Berhentinya Sirkulasi
Livor mortis
• Accumulation of red cell by
gravity
• The dependent and
compression-free part of the
body
• Thumb pressure (+/-)
• Flat
©Bimbel UKDI MANTAP
Hypostasis Organ Viscera
• Postmortem Hypostasis dapat juga tampak pada organ viscera,
tergantung posisi dari tubuh. Posisi tubuh telentang, akan nampak
hypostasis pada bagian posterior cerebrum, cerebellum, fossa
posterior jantung, paru-paru, liver, dll.
• Hypostasis pada jantung menyerupai keadaan infarct myoccard,
hypostasis pada paru menyerupai konsolidasi.
• Keadaan lingkungan Pada keadaan yang kering dan dingin, kaku mayat lebih lambat
terjadi dan berlangsung lebih lama dibandingkan pada lingkungan yang panas dan
lembab
• Usia Pada anak-anak dan orang tua, kaku mayat lebih cepat terjadi dan berlangsung
tidak lama
• Cara kematian Pada pasien dengan penyakit kronis dan sangat kurus, kaku mayat
cepat terjadi dan berlangsung tidak lama
• Kondisi otot Semakin berat massa otot (atletis), kaku mayat semakin lambat terjadi
• Aktivitas premortal Aktivitas tinggi sebelum kematian, kaku mayat lebih cepat terjadi
• Penyakit Wasting disease or any condition that lead to extreme exhaustion – rapid
onset of rigor mortis, laaasting for a short duration.
Iris: sehingga ukuran kedua pupil tidak sama. Iris pada pemeriksaan post
mortem tidak bisa jadi acuan untuk penyebab kematian (keracunan atau
keadaan neurologis).
Erector pili: • terpengaruh oleh rigor, sehingga rambut terkesan lebih panjang
(goose flesh appearance).
Diagnosis Banding Kaku Mayat
Kekakuan karena panas (Heat Kekakuan karena dingin (Cold Spasme cadaver (Cadaveric
stiffening) stiffening) spasm, instantaneous rigor)
• Terjadi jika mayat terpapar pada • Pada suhu yang sangat dingin, • Keadaan ini terjadi jika sebelum
suhu yang lebih tinggi dari 75oC, terjadi pembekuan jaringan meninggal, korban melakukan
atau jika mayat terkena arus lemak dan otot aktivitias tinggi, sehingga lebih
listrik tegangan tinggi terjadi • Bila sendi ditekuk akan terdengar cepat mengalami kekakuan
koagulasi protein sehingga otot bunyi pecahnya es dalam rongga setelah meninggal
menjadi kaku sendi • Pada kekakuan ini tidak
• Pada kasus terbakar, keadaan • Bila mayat dipindahkan ke mengalami tahapan relaksasi
mayat menunjukan postur tempat dengan suhu lingkungan primer dan bentuk kekakuan
tertentu yang disebut dengan yang lebih tinggi maka kekakuan menunjukkan aktivitas terakhir
pugilistic attitude, yaitu suatu akan hilang korban
posisi di mana semua sendi
berada dalam keadaan fleksi dan
tangan terkepal
• Perbedaan antara kaku mayat
dan kaku karena panas adalah
adanya tanda bekas terbakar,
otot akan mengalami laserasi bila
dipakasa untuk diregangkan, dan
tidak terjadi relaksasi primer
maupun sekunder
Kaku otot Tidak jelas, dapat dilawan Sangat jelas, perlu tenaga
dengan sedikit tenaga kuat untuk melawan
Dekomposisi organ
Dekomposisi organ
24 jam pasca mati yang lambat
36 jam pasca mati yang cepat membusuk
Pembusukan mulai Munculnya belatung membusuk
Kulit melepuh (blister) (laring, trakea, otak, GI
terjadi (uterus non-gravid,
tract
prostat)
Uji Reinsch Arsen 10 cc darah + 10 cc HCl pekat dipanaskan hingga terbentuk AsCl3.
Celupkan batang tembaga ke dalam larutan
HASIL: akan terbentuk endapan kelabu sampai hitam dari As pada
permukaan batang tembaga tersebut
Uji Dilusi Alkali CO •Siapkan 2 tabung reaksi. Masukkan 1-2 tetes darah korban ke dalam
tabung pertama dan 1-2 tetes darah normal ke dalam tabung kedua
(sebagai kontrol negatif).
•Tambahkan 10 ml air ke dalam masing-masing tabung hingga warna
merah dapat diamati dengan jelas. Darah pada tabung yang mengandung
CO akan tampak merah jernih sedang darah kontrol berwarna merah
keruh.
•Tambahkan 5 tetes larutan NaOH 10-20% pada masing-masing tabung
kemudian dikocok.
HASIL: Darah kontrol akan segera berubah warnanya menjadi merah
hijau kecoklatan karena terbentuk hematin alkali.
Nama Tes Senyawa Cara & hasil
Uji kertas Sianida Kertas saring dicelupkan ke dalam larutan asam pikrat jenuh, biarkan hingga menjadi lembab.
saring Teteskan satu tetes isi lambung atau darah korban, diamkan sampai agak mengering,
kemudian teteskan Na2CO3 10 % 1 tetes
HASIL: positif bila warna berubah menjadi ungu
Uji guajacol Sianida Masukkan 50 mg isi lambung/ jaringan ke dalam botol Erlenmeyer. Kertas saring (panjang 3-4
(Schonbein- cm, lebar 1-2 cm) dicelupkan ke dalam larutan guajacol 10% dalam alkohol, keringkan. Lalu
Pagenstecher) celupkan ke dalam larutan 0,1% CuSO4 dalam air dan kertas saring digantungkan di atas
jaringan dalam botol. Bila isi lambung alkalis, tambahkan asam tartrat untuk mengasamkan,
agar KCL mudah terurai. Botol tersebut dihangatkan
HASIL positif akan terbentuk warna biru-hijau pada kertas saring.
Traumatologi Forensik
Lecet gores
Lecet serut
Vulnus
excoriatum/lecet
Lecet tekan
Tumpul Contusio/memar
Tajam Vulnus
incisum/iris
Compression and
Brush (luka lecet serut)
sliding (luka lecet geser)
©Bimbel UKDI MANTAP
Antemortem Abrasions
• Reddish-brown color
• Margins are blurred due to
vital reactions
Lecet geser
Postmortem Abrasions
• Yellowish in color
• Translucent area
• Margins are sharply defined
• Absence of vital reactions
Lecet tekan
Ex. tyre marks
Contusio Infiltration or extravasation of blood into the tissue due to
luka memar rupture of vessels by the application of blunt force
Luka tusuk pisau mata satu Luka tusuk pisau mata dua
Luka iris:
jembatan Luka bacok:
jaringan (-), tepi luka rata,
tepi luka rata panjang=dalam
Fase Dispnea
• Penurunan kadar oksigen dan peningkatan kadar karbon dioksida merangsang respiratory center di medulla
oblongata amplitude dan frekuensi pernapasan meningkat sebagai kompensasi terjadi dyspnea
Fase Konvulsi
• Peningkatan karbon dioksida lebih lanjut merangsang susunan saraf pusat terjadi konvulsi (kejang)
kejang klonik kejang tonik spasme opistotonik
Fase Apnea
• Depresi respiratory center pernapasan melemah kesadaran menurun dan relaksassi sfingter
Fase Akhir
• Paralisis pusat pernapasan lengkap
Penyumbatan Pencekikan
Pembekapan Penjeratan Gantung Tenggelam
(Gagging dan (Manual
(Smothering) (Strangulation) (Hanging) (Drowning)
Choking) Strangulation)
• Penutupan lubang hidung dan mulut yang • Gagging sumbatan jalan napas pada orofaring
menghambat pemasukan udara ke paru-paru • Choking sumbatan jalan napas pada laringofaring
• Bunuh diri (suicidal smothering) misal pada • Bunuh diri (suicidal choking) jarang terjadi karena
penderita penyakit jiwa menggunakan bantal untuk ada reflex batuk dan muntah
menutupi hidung dan mulut • Pembunuhan (homicidal choking) umumnya
• Pembunuhan (homicidal smothering) misal pada korban adalah bayi atau orang dengan fisik yang
kasus pembunuhan anak sendiri lemah
• Kecelakaan (accidental smothering) missal pada • Kecelakaan (accidental choking) tersedak
bayi bulan-bulan pertama kehidupannya makanan saat berbicara atau tertawa (bolus death)
• Pemeriksaan luar luka lecet tekan atau geser pada • Pemeriksaan luar terdapat benda asing pada
hidung, bibir, dagu, permukaan gusi dan gigi mulut, orofaring, atau laringofaring
• Penekanan leher dengan tangan, yang menyebabkan • Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai,
dinding saluran napas bagian atas tertekan dan terjadi kawat dan sebagainya melingkari atau mengikat leher
penyempitan saluran napas sehingga udara pernapasan hingga saluran pernapasan tertutup
tidak dapat lewat • Bunuh diri (self strangulation) pengikatan oleh korban
• Pemeriksaan luar sendiri dengan simpul hidup dengan jumlah lilitan lebih dari
• Pembendungan muka dan kepala akibat tertekannya satu
pembuluh vena dan arteri superfisial • Pembunuhan pengikatan biasanya dengan simpul mati
• Luka lecet kecil, dangkal, berbentuk bulan sabit akibat • Kecelakaan misalnya pekerja yang bekerja dengan tali
penekanan kuku jari kemudian terjatuh dan terlilit
• Fraktur tulang lidah (os hyoid) dan kornu superior kartilago • Pemeriksaan luar
thyroid unilateral • Jejas jerat biasanya mendatar, lebih rendah dari jejas jerat
pada kasus gantung
• Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan transparent
scotch tape, kemudian dilihat di bawah mikroskop
• Terdapat luka lecet tekan di sekitar jejas jerat
Air Asin: Konsentrasi elektrolit lebih tinggi → air akan ditarik dari
sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru → oedem
Mekanisme Spasme Laring (Dry pulmonal hemokonsentrasi, hipovolemi syok hipovolemik
Kematian Drowning) dan henti jantung
Refleks Vagal
(Immersion Drowning Types
Syndrome)
• I Dry Drowning or Immersion Syndrome
• IIa Fresh water
• IIb Salt water
Pemeriksaan Diatom
• Merupakan alga bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam kuat
• Pemeriksaan Destruksi Asam pada Paru
• Jaringan perifer paru diambil sebanyak 100 gram tambahkan asam sulfat pekat diamkan selama kurang
lebih setengah hari agar jaringan hancur dipanaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam nitrat
pekat sampai terbentuk cairan yang jernih dinginkan dan lakukan sentrifugasi hingga terbentuk sedimen
lihat di bawah mikroskop
• Pemeriksaan diatom positif bila terdapat 4-5 diatom/lpb atau 10-20 per satu sediaan
• Pemeriksaan Getah Paru
• Paru disiram air bersih iris bagian perifer ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer taruh pada
gelas objek amati di bawah mikroskop
SMOKE
GUNPOWDER
BULLET
FLAME
BARREL
©Bimbel UKDI MANTAP
Arah putar ke kiri
(Colt)
Senjata api dengan
laras beralur
(Rifled Bore) Arah putar ke
Senjata Api kanan (Smith dan
Senjata api dengan Wesson)
laras licin (Smooth
Bore)
• Laceration Like
Bullet Hole
• No Abrasion Zone
Abrasion Zone
©Bimbel UKDI MANTAP
A Bullet Hits the Target
Perpendicularly
Abrasion
Zone
Bullet Hole
Soot
Dirty Bullet Hole
Gunpowder
Particles
• Hard pressure of the gun muzzle • Because soft pressure of the gun
to the target brings about a muzzle to the target produces an
perfect contact in that the skin imperfect contact, there may be
forms a seal around the muzzle some openings along the contact
• So that the flinging back of the area
firing power and hot gas will • What follows is that the flinging
violently pass through the soft back of the firing power and
tissue, causing irregular combustions products will escape
lacerations surrounding the sideways passing these openings,
wound with a muzzle mark on the causing blackish and dirty abrasion
outside of the wound surrounding the wound with or
without a muzzle mark on the
outside of the wound
The abrasion ring, and a very clear This is a soft contact range gunshot entrance
muzzle imprint, are seen in this hard wound with grey-black discoloration from
contact range gunshot wound the burned powder
Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak maksimal 15 cm (LUKA TEMBAK JARAK
SANGAT DEKAT)
Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak maksimal 30 cm. (LUKA TEMBAK
JARAK SANGAT DEKAT)
Bila ada kelim tattoo, berarti korban ditembak dari jarak maksimal 60 cm (LUKA TEMBAK
JARAK DEKAT)
Bila hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut: “ berdasarkan sifat
lukanya luka tembak tersebut merupakan LUKA TEMBAK JARAK JAUH“, ini mengandung arti:
• 1. Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang
tidak terbakar atau sebagian terbakar.
• 2. Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban dengan moncong senjata ada
penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya.
Panas Complete epidermal necrosis can occur at 44°C if exposed for 6 hours, while such necrosis
occurs within 5 seconds at 60°C and less than 1 second at 70°C
Scalding where the heat source is wet with moist heat from hot water, steam and other hot
liquids
Hyperthermia – a condition where the core body temperature is greater than 40°C (100°F) –
occurs when heat is no longer effectively dissipated, leading to excessive heat retention
Delayed
• Indistinct red or purple skin discoloration “frost erythema” over large joints, such as the elbows, hips or knees (and
in areas of skin in which such discoloration cannot be hypostasis)
• Haemorrhagic gastric lesions “Wischnewsky spots”
• Tissue injury that varies in severity from erythema to infarction and necrosis following microvascular injury and
thrombosis “frostbite”
• Paradoxical undressing is a phenomenon that describes the finding of partially clothed – or naked – individuals in a
setting of lethal hypothermia confusion and abnormal processing of peripheral cutaneous stimuli in a cold
environment, leading the individual to perceive warmth and thus to shed clothing
• The phenomenon of ‘hide and die syndrome’ describes the finding of a body that appears to be hidden terminal
primitive ‘self-protective’ behavior and may be more commonly
Pengertian Pembuktian
• Perkosaan Kekerasan atau ancaman kekerasan menyetubuhi seorang wanita di luar perkawinan, termasuk
dengan sengaja membuat orang pingsan atau tidak berdaya (pasal 89 KUHP)
• Persetubuhan di luar perkawinan
• Bila wanita berusia >15 tahun tidak dapat dihukum kecuali jika perbuatan dilakukan dalam keadaan wanita
pingsan atau tidak berdaya
• Bila wanita berusia 12-15 tahun dihukum karena wanita belum waktunya untuk dikawin, akan tetapi harus ada
pengaduan dari korban atau keluarganya (delik aduan)
• Bila wanita berusia <12 tahun dihukum karena wanita belum waktunya untuk dikawin dan tidak diperlukan
adanya pengaduan dari korban (delik temuan)
• Perzinahan Persetubuhan antara pria dan wanita di luar perkawinan, di mana salah satu diantaranya telah kawin
dan pasal 27 BW berlaku baginya. Pasal 27 BW adalah mengenai asas monogamy, di mana dalam waktu yang
bersamaan seorang laki-laki hanya boleh dengan satu istri, dan seorang perempun hanya noleh dengan satu suami.
• Perbuatan cabul Kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan
perbuatan cabul
• Pada kasus homoseksual atau lesbian dimasukkan sebagai kejahatan seksual bila partnernya belum dewasa,
dikatakan dewasa bila secara yuridis berumur di atas 21 tahun atau dibawahnya tapi sudah pernah kawin
• Penetrasi Penis • Luka lecet bekas kuku, gigitan • Pemeriksaan identitas diri (KTP,
• Robekan pada selaput dara (bitemark), serta luka memar SIM, dll)
• Luka-luka pada bibir kemaluan pada tubuh • Pemeriksaan erupsi gigi molar II
dan dinding vagina • Pemeriksaan toksikologi obat dan III
• Pancaran Air Mani/Sperma atau racun yang dapat • Erupsi molar II 12 tahun
(tanda pasti) membuat pingsan • Mineralisasi mahkota molar III
• Sperma di dalam vagina tanpa pembentukan akar gigi
• Asam Fosfatase, Spermin, 12-15 tahun
Kholin (Air Mani) • Erupsi molar III 17-21 tahun
• Kehamilan • Pernah atau belumnya
• Penyakit Kelamin menstruasi, bila belum pernah
menstruasi diobservasi
• GO
selama 8 minggu di rumah sakit
• Sifilis
Kedalaman
• Membuktikan hubungan yang terjadi bersifat
persetubuhan atau hanya pelecehan seksual
Pemeriksaan Laboratorium Korban Kejahatan Seksual
TUJUAN BAHAN METODE HASIL
PEMERIKSAAN
Menentukan adanya Cairan vagina Pewarnaan Malachite- Bagian basis kepala sperma
sperma green pada apusan di gelas berwarna ungu, bagian hidung
objek merah muda
Menentukan adanya Bercak Pakaian Pewarnaan BAECCHI Kepala sperma merah, bagian
sperma bagian tengah ekor biru muda, kepala sperma
tampak menempel pada serabut
Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Dr. Abdul Mun’im Idries benang
Pemeriksaan motilitas sperma dapat
memperkirakan kejadian persetubuhan
• Cairan semen masih dapat ditemukan pada :
- Oral 6 jam setelah persetubuhan
- Anorectal 24 jam setelah persetubuhan
- Vaginal 72 jam setelah persetubuhan
- Cervix >72 jam setelah persetubuhan
• Sperma Motil masih dapat ditemukan pada :
- Vagina 6 – 12 jam setelah persetubuhan
- Cervix 5 hari setelah persetubuhan
Menentukan adanya air Cairan vagina Asam fosfatase Warna ungu timbul dalam waktu
mani kurang dari 30 detik, berarti
as.fosfatase berasal dari prostat;
warna ungu ≤65 detik, indikasi
sedang
Menentukan adanya air Cairan vagina Kristal Kolin Kristal kholin-periodida tampak
mani bentuk jarum-jarum berwarna
coklat
Menentukan adanya air Cairan vagina Kristal spermin/Berberio Kristal spermin pikrat berbentuk
mani rombik/jarum kompas warna
kuning kehijauan
Menentukan adanya air Pakaian 1. Inhibisi as.fosfatase 1. Warna ungu timbul di kerats
mani dengan L(+)as.tartrat saring pertama, dan tidak di
2. Reaksi dengan as.fosfatase kertas saring kedua
3. Sinar UV;visual;taktil dan 2. Warna ungu pada pakaian
penciuman 3. 3. Fluoresensi pada pakaian
TUJUAN BAHAN METODE HASIL
PEMERIKSAAN
Menemukan kuman Sekret uretra dan Pewarnaan Gram Kuman
N.Gonorrhea sekret serviks uteri
Menentukan golongan Cairan vagina yang Serologi ABO Gol.darah dari air mani berbeda
darah berisis air mani dan dengan gol.darah korban (hanya
darah pada tersangka dengan
golongan sekretor)
Sediaan basah Sperma Malachite-green BAECCHI
Kristal kolin warna coklat Kristal spermin seperti jarum Penentuan gol.darah
kompas kuning kehijauan
Pemeriksaan Laboratorium Pelaku Kejahatan Seksual
Menentukan adanya Cairan yang masih Menempelkan gelas objek Epitel dinding vagina berbentuk
sel epithel vagina, melekat di korona mengelilingi korona glandis heksagonal warna coklat/coklat
pada penis glandis lalu ditetesi lugol kekuningan
• Tes Teichmann
Tes Penentuan • Tes Takayama
• Tes Presipitin
Tes Penentuan spesies
Melihat bercak Bercak darah kering Tes luminol Bercak darah bersinar
bersinar (Luminescence) tes paling
sensitif
Melihat kristal Bercak darah kering Tes Teichmann Kristal hemin-HCL bentuk batang
coklat (lebih spesifik tapi kurang
sensitif dibanding benzidin)
Melihat kristal Bercak darah kering Tes Takayama Kristal piridin hemokromogen
bentuk bulu warna jingga (lebih
spesifik tapi kurang sensitif
dibanding benzidin)
Pemeriksaan Bercak Darah
TUJUAN BAHAN METODE HASIL
PEMERIKSAAN
Menentukan bercak Bercak darah kering Tes Presipitin Terbentuk cincin keruh
darah manusia (presipitat)
Penyebab tersering :
Dapat menyebabkan
Kekerasan fatal pada anak 1. cedera kepala,
permasalahan kepribadian
tertinggi saat umur 0-4
dan sikap anak saat 2. cedera abdomen
tahun
beranjak dewasa
3. pembekapan
• Anak mengatakan dirinya dianiaya • Banyak memar dan memar jauh dari • Manajemen tergantung tipe
• Membalik/menyangkal cerita yang penonjolan tulang. (pada kasus non kekerasan yang dialami anak
diungkapkan sebelumnya kekerasan memar sering di • Kerjasama dari berbagai pihak :
• Takut berlebih terhadap ortu penonjolan tulang) Paling sering di Dokter, RS, polisi, psikolog
kepala dan leher • Untuk prevensi : Pelatihan dalam
• Agresif/menarik diri berlebih
• Memar besar, multiple, dan muncul menjadi ortu yang baik dan
• Sulit berhubungan dengan teman
berkelompok pengenalan tentang tumbuh
• Terlalu penurut,pasif
• Memar karena kekerasan pada anak kembang anak, home visit
• Mencederai diri yang immobile biasanya pada dokter/pelayan kesehaatan lain,
• Kabur dari rumah jaringan lunak, multiple, berbentuk program yang meningkatkan
• Menghindari kontak mata sama satu dengan yang lainnya. kerjasama antar anggota keluarga
• Gangguan tidur • Kasus tenggelam ada jejak ikatan
• Kenakalan remaja yang jelas batasnya dan simetris
• Tanda penelantaran : Malnutrisi, • Kasus luka bakar luka bakar yang
dehidrasi, lusuh, gangguan tumbuh simetris dan jelas batasnya
• Fraktur tanpa trauma yang jelas,
biasanya multiple dengan derajat
penyembuhan yang berbeda
• Shaken baby syndrome
• Kerusakan organ abdomen
KDRT (UU 23 thn 2004)
Kekerasan dalam rumah tangga:
• Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelanntaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan , atau perampasan
kemerdekaan secra melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Termasuk dalam lingkup rumah tangga:
• Suami, istri, anak (termasuk anak angkat dan anak tiri
• Hubungan keluarga dalam huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan,
dan perwalian yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau orang yang bekerja membantu rumah
tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
• Orang yang bekerja dipandang keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga
yang bersangkutan
Abortus
Pengguguran kandungan menurut hukum
• Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa
melihat usia kandungannya
• Tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup atau mati
• Yang dianggap penting adalah kandungan masih hidup sewaktu pengguguran dilakukan
Abortus
Indikasi ibu
spontan
Abortus Terapeutikus
Abortus
Indikasi anak
Provokatus
Kriminalis
Pidana
Faktor Penting
Kitab Undang-undang Hukum
dilakukan oleh seorang ibu sengaja merampas nyawa sendiri yang dapat dihukum,
atas anaknya pada saat anaknya karena takut apabila orang lain turut
dilahirkan atau tidak berapa ketahuan diancam karena membantu maka orang lain
lama setelah dilahirkan, pembunuhan anak sendiri tersebut diancam sebagai
karena takut ketahuan dengan pidana penjara 7 tindak pembunuhan biasa
bahwa ia melahirkan anak tahun Waktu Tidak disebutkan
Pasal 342 Apabila batasan waktu, hanya
didahului oleh niat atau dinyatakan “pada saat
rencana membunuh dilahirkan atau tidak lama
sebelumnya, diancam karena kemudian” belum timbul
melakukan pembunuhan rasa kasih sayang seorang
anak sendiri dengan rencana ibu
dengan pidana penjara 9 Psikis Terdorong oleh rasa
tahun ketakutan akan diketahu
orang telah melahirkan anak
Problems CLOSE
in Mass
• The probable names of all the victims are known, as
Disasters the number of individuals belonging to a fixed
identifiable group.
Need
Difficult
coordination
transportation
inter- MIXED
to the area
department
Steps in Investigating
Mass Disasters
Disaster
Victim Initial Action at the Disaster
Investigations Site
Prosedur standar yang dikembangkan
oleh Interpol (International Criminal Collecting Post Mortem Data
Police Organization) untuk
mengidentifikasi korban yang
meninggal akibat bencana massal Collecting Ante Mortem Data
Principles
• Fingers covered with characteristic ridges – permanent & unique
• Different even in twins
• Locard’s principle of exchange when 2 objects come in contact with each other, there will be always a
mutual transference of material from each other
Classifications
• Loops (65%) radial or ulnar, depending on the side of the hand the tail points towards
• Whorl (25%)
• Arch (7%) plain arches or tented arches
• Composite/mixed (3%) central pocket loop, double loop, accidentals
©Bimbel UKDI MANTAP
Points for comparison
• Presence of center (core) and 16 -20 points of fine
triangle (delta) in the print
comparison are
• Presence of pores
(poroscopy) accepted as proof of
• Minutae of ridges ridge identity
ending, bifurcation, spur
formation, dots, lakes, broken
ridge, short ridge etc
The Cell
Smallest unit of life
Chromosomes
The “nucleus” (one of
many organelles) contains Our body’s way of
Genes
organizing all the
genetic information the
cell needs to exist and information that our Each chromosome
DNA
reproduce genetic material contains contains 100s to 1000s of
Most cells organize 23 pairs in humans information blocks called Each chromosome and
genetic information into genes every gene is made of
Each pair contains one
chromosomes from mother and one Each gene is the blueprint deoxyribonucleic acid
from father for a specific protein in (DNA)
the body DNA is normally double
stranded
Mitochondrial DNA
• Genetic material from the mitochondria (cellular organelle
where energy is produced)
• Inherited from the mother only
• Advantages more sensitive (less DNA needed), degrades
slower than nuclear DNA; can be used in cases where
nuclear DNA cannot (hair without root, skeletal remains)
• Disadvantages all people of same maternal line will be
indistinguishable (less discriminatory); more work, more
time consuming, more costly
Burns,2007
Kerangka Manusia
Pembeda jenis kelamin
Burns,2007
Kerangka Manusia
Menentukan umur pada laki-laki berdasar perubahan pada simphisis pubis
Kerangka Manusia
Basic age fusion
Penentu Umur
• Head Female (F) 12-16 years, Male
(M) 14-19 years
• Greater trochanter F 14-16 years, M
16-18 years
• Lesser trochanter16-17 years
• Distal epiphysis F 14-18 years, M 16-
20 years
Note
• Epifisis distal femur muncul saat
umur akhir gestasi, karenanya dapat
menentukan bahwa fetus telah
aterm
Burns,2007
Kerangka Manusia
Penentu Umur
Basic age fusion
• Proximal epiphysis Female (F) 11-15
years, Male (M) 12-17 years
• Medial epicondyle F 13-15 years, M
12-17 years
• Distal epiphysis F 11-15 years, M 12-
17 years
Burns,2007
A. Palatum Asia (dan Amerika asli)
Justice
Concerns the
Non-maleficence distribution of scarce
health resources, and
“first, do no harm”
the decision of who gets
(primum non nocere) what treatment
(fairness and equality)
(lustitia)
Threshold • Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan medis
• Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa, sadar
Element dan berada dalam keadaan mental yang tidak di bawah pengampuan
Information • Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan
understanding (pemahaman)
• Pengertian ”berdasarkan pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi
Element kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa
sehingga pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat
Consent • Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan, kebebasan)
dan authorization (persetujuan)
• Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan.
Element Pasien juga harus bebas dari ”tekanan” yang dilakukan tenaga medis yang bersikap
seolah-olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui tawarannya
©Bimbel UKDI MANTAP
Bentuk Persetujuan Tindakan Kedokteran
Urutan Proxy Consent: suami/istri, anak, orang tua, saudara kandung, dst.
Proxy consent harus diberikan dengan pertimbangan yang matang dan ketat.
Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin
sebagaimana dimaksud diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik
Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
©Bimbel UKDI MANTAP
Pemanfaatan Rekam Medis
• Pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan pasien Penelitian Keperluan pendidikan dan penelitian
• Alat bukti dalam proses
penegakkan hukum, Administrasi Dasar pembayaran biaya pelayanan
Pasal 13, disiplin kedokteran dan kesehatan
Pemanfaatan kedokteran gigi
Alat bukti Alat bukti dalam proses penegakkan
Rekam Medis • Keperluan pendidikan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi
dan penelitian
dapat dipakai • Dasar pembayaran biaya Statistik Medis Data statistik kesehatan
sebagai pelayanan kesehatan
berikut: • Data statistik kesehatan Dokumentasi Pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan pasien
Praktik kedokteran
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dokter wajib
berpedoman pada 3
oleh dokter dan dokter gigi nilai, yaitu:
Surat Tanda
Disiplin
Sertifikat Surat Izin
Ijazah Registrasi
Kompetensi Praktik (SIP)
(STR)
Hukum
Risiko Medis
Medical Adverse
Error Event
Potential
Adverse
Events
Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari
sudut pandang hukum disebut yuridical malpractice
Malpractice
Ethical Juridical
Malpractice Malpractice
Klasifikasi Juridical Malpractice
Kesengajaan/Intentional/dolus
Abortus Criminalis ( Pasal 338 KUHP, Pasal 344
Euthanasia (Pasal 338 KUHP, Pasal 344 KUHP, Pasal
KUHP, Pasal 346 KUHP, Pasal 347 KUHP, Pasal 348 Keterangan palsu (Pasal 267-268 KUHP)
345 KUHP)
KUHP , Pasal 349 KUHP )
Kealpaan/Kelalaian/Negligence/culpa
Kematian (Pasal 359 KUHP) Luka Berat (Pasal 360 KUHP, Pasal 90 KUHP)
©Bimbel UKDI MANTAP
2. Civil Malpractice (Malpraktik Perdata)
• Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak
memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang dapat
dikategorikan civil malpractice antara lain:
• a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
• b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya
• c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.
• d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.
• Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain
berdasarkan principle of vicarius liability. Dengan prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat
atas kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) selama tenaga kesehatan tersebut dalam rangka
melaksanakan tugas kewajibannya.
Disiplin
Aturan Penerapan
Keilmuan
Kedokteran
Etika
Aturan Hukum
Penerapan Etika Aturan Hukum
Kedokteran Kedokteran
(KODEKI)
ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM
ETIK DISIPLIN HUKUM
Kewajiban
Umum
Diatur dalam
Kewajiban Kewajiban
Kode Etik
Dokter Dokter
Kedokteran
terhadap Diri terhadap
Indonesia
Sendiri Pasien
(KODEKI)
Kewajiban
Dokter
terhadap
Teman
Sejawat
Kewajiban Umum
Persidangan MKEK bersifat inkuisitorial khas profesi, yaitu Majelis (ketua dan
anggota) bersikap aktif melakukan pemeriksaan, tanpa adanya badan atau
perorangan sebagai penuntut
4. Menyediakan dokter atau dokter gigi pengganti sementara yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang
sesuai, atau tidak melakukan pemberitahuan perihal penggantian tersebut.
5. Menjalankan praktik kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun mental sedemikian rupa sehingga
tidak kompeten dan dapat membahayakan pasien
6. Dalam penatalaksanaan pasien, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang
seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar atau pemaaf yang sah,
sehingga dapat membahayakan pasien
7. Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien
8. Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai (adequate information) kepada pasien atau
keluarganya dalam melakukan praktik kedokteran
9. Melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat atau wali atau
pengampunya.
©Bimbel UKDI MANTAP
10. Dengan sengaja, tidak membuat atau menyimpan rekam medik, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
atau etika profesi.
11. Melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan, sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan dan etika profesi.
12. Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas permintaan sendiri dan atau keluarganya
13. Menjalankan praktik kedokteran dengan menerapkan pengetahuan atau keterampilan atau teknologi yang belum diterima
atau di luar tata cara praktik kedokteran yang layak.
14. Melakukan penelitian dalam praktik kedokteran dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, tanpa
memperoleh persetujuan etik (ethical clearance) dari lembaga yang diakui pemerintah.
15. Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya
16. Menolak atau menghentikan tindakan pengobatan terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi.
17. Membuka rahasia kedokteran, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau etika profesi
18. Membuat keterangan medik yang tidak didasarkan kepada hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan patut
20. Meresepkan atau memberikan obat golongan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan etika profesi.
21. Melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi atau tindakan kekerasan terhadap pasien, di tempat
praktik.
22. Menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan haknya
23. Menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk atau meminta pemeriksaan atau memberikan resep obat/alat
kesehatan
24. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuan/ pelayanan yang dimiliki, baik lisan
ataupun tulisan, yang tidak benar atau menyesatkan
25. Ketergantungan pada narkotika, psikotropika, alkohol serta zat adiktif lainnya
26. Berpraktik dengan menggunakan Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Ijin Praktik (SIP) dan/atau sertifikat
kompetensi yang tidak sah
28. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti lainnya yang diperlukan MKDKI untuk pemeriksaan atas
pengaduan dugaan pelanggaran disiplin
©Bimbel UKDI MANTAP
Alur Penanganan Pelanggaran Norma Disiplin Profesi Kedokteran
MKDKI
(MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA)
Tugas KKI
Divisi KKI
Formulir 1 B
• Surat pernyataan akan mematuhi etika profesi
Formulir 1 C
• Surat perubahan kompetensi dan registrasi ulang
Formulir 1 D
• Surat permohonan penerbitan STR
Asas, Dasar, Kaidah, & Tujuan Praktik Kedokteran
HAK
• Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang akan
dilakukan dokter.
• Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion).
• Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan.
• Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada keraguan.
• Bisa mendapat informasi rekam medis.
KEWAJIBAN
• Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah
kesehatannya.
• Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.
• Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.
• Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Hak dan Kewajiban Dokter (UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 50 dan 51)
HAK
• Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi
dan standar operasional prosedur.
• Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur.
• Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya.
• Menerima imbalan jasa.
KEWAJIBAN
• Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur
serta kebutuhan medis.
• Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain yang
mempunyai kemampuan lebih baik.
• Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu
meninggal dunia.
• Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang mampu melakukannya.
• Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
Penjabaran Hak dan Kewajiban Dokter (Kode Etik Kedokteran 2004)
Anggota keluarga wali dapat memberikan persetujuan atau consent untuk DNR hanya jika pasien tidak mampu
memutuskan bagi dirinya sendiri dan pasien belum memutuskan/memilih orang lain untuk mengambil
keputusan tersebut. Contohnya, dalam keadaan:
• Pasien dalam kondisi sakit terminal
• Pasien yang tidak sadar secara permanen
• CPR tidak akan berhasil (medical futility)
• CPR akan menyebabkan kondisi akan menjadi lebih buruk
Definisi
• Secara harafiah Mati secara baik
dan mudah
• Secara medis Membantu pasien
untuk mati cepat, untuk
membebaskan dari penderitaan
akibat penyakitnya
©Bimbel UKDI MANTAP
Aspek Hukum Euthanasia di Indonesia
Lex Generalis/umum
• Undang-undang no. 8 tahun 1981 tentang KUHAP (Pasal 120, 133, 180)
• Undang-undang tentang KUH Pidana (KUHP) (Pasal 338, 340, 344, 345,
359)
• Undang-undang tentang KUH Perdata
Lex Spesialis/khusus
• Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
• Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
©Bimbel UKDI MANTAP
Pasal 338 KUHP
• “Barang siapa dgn sengaja menghilangkan jiwa orang lain karena pembunuhan biasa, dihukum dgn hukuman penjara
selama-lamanya lima belas tahun.”
• “Barangsiapa dgn sengaja & rencana terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, karena bersalah melakukan
pembunuhan berencana, dipidana dgn pidana mati atau penjara seumur hidup atau dipenjara sementara selama-
lamanya dua puluh tahun.
• “Barangsiapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dgn nyata &
sungguh-sungguh dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.”
• “Barangsiapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi
sarana kepadanya untuk itu, diancam pidana penjara paling lama 4 tahun, kalau orang itu jadi bunuh diri.”
• “Menyebabkan matinya seseorang karena kesalahan atau kelalaian, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
lima tahun atau pidana kurungan selama satu tahun.”
• (1) “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yg menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yg diterimanya.”
• (2) “Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tdk berlaku bagi tenaga kesehatan yg
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
darurat.”
• (1) “Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yg melakukan praktik atau
pekerjaan pd fasilitas pelayanan kesehatan yg dgn sengaja tdk memberikan pertolongan pertama
thd pasien yg dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (2) atau
pasal 85 ayat (2) dipidana dgn pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak dua
ratus jt rupiah.”
• (2) “Dalam hal perbuatan sebagaimana ayat 1 mengakibabkan terjadinya kecacatan atau kematian,
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dgn pidana
penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak satu milyar rupiah.”
©Bimbel UKDI MANTAP
Klasifikasi Euthanasia
Patfis • Berkurangnya suplai darah saat melakukan kerja fisik hipoksia diikuti
fibrilasi atrium infark miokard kematian
Penunjang
tanda-tanda infark
• 2. melihat vasa yang menebal/menyempit
• 3. mendeteksi konduksi dari jantung.
• 4.Lab tes dapat dilakukan kreatinin fosfokinase yang meningkat pada
kematian karena kelainan jantung
• Pelvic bone:
• Wider in females to allow for easier childbirth (oval/round shaped)
• The first area one would look at to try to determine the sex
• Male pelvis is heavier and narrower (heart shaped)
• Female pelvis less massive and more delicate
• Woman of short stature tend to have broader pelvises
• In the 4th month of fetal development, characteristics of the pelvic bone in an individual begin to form
• In the female, the upper end of the pelvis is tilted forward, while in males it is relatively vertical
•
• Skull (head features):
• Female skull retains certain pre-pubescent attributes
• Male skull becomes more rough at sites of muscle attachment
• The man's cranial mass is more blocky and massive - female's cranial mass is rounder at the top
• The super orbital margin (area above the eyes) is sharper in females - in males it is rather round and dull
• The cheek bone is more pronounced on the male skull
• Lower jaw is more squared for a male whereas the female's jaw is rounder
• Men's teeth tend to be larger
• Male skull tends to be heavier
• Women's eyes are further set apart than men's
• Miscellaneous facts:
• Women have a knock-kneed effect in their thighs and lower legs
• Men's legs form parallel lines
• Increased level's of testosterone during puberty in males leads to the
development of greater height, more rugged characteristics, and narrower pelvic
width
• A man's skeleton has broader shoulders and a longer ribcage
• Typical male features are often more pronounced and marked than the same
features in females
• It is very difficult to differentiate between male and female skeleton's because
there are overlaps of male and female features
• Archeologists have had a difficult time determining from skeleton x-rays whether
King Tut was actually male or female
Kecelakaan Lalu Lintas
Pengertian KLL : Kecelakaan adalah serangkaian peristiwa dari kejadian-
kejadian yang tidak diduga sebelumnya dan selalu mengakibatkan kerusakan
pada benda, luka atau kematian.
Non motor-vehicle traffic accident : Setiap kecelakaan yang terjadi di jalan raya,
yang melibatkan pemakai jalan untuk transportasi atau untuk mengadakan
perjalanan dengan kendaraan yang bukan kendaraan bermotor
Komunikasi
Bimbel UKDI Mantap
“The best physician is the one who has
providence to tell to the patients
according to his knowledge the present
situation, what has happened before
and what is going to happen in the
future.”
(Hippocrates)
Hubungan Dokter Pasien
Definisi Komunikasi
• “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga
orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi”
(Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich,
1988)
• Encoding : Produksi pesan/ pembuatan pesan
• Untuk membuatnya sumber hrs bs mengerti bagaimana kata2 tsb dpt
diterima oleh audiens (verbal & non verbal)
• Decoding : Bagaimana audiens dapat mengerti dan mengimterpretasi
pesan
• Distorsi /misunderstanding : Ketika audiens menginterpretasikan
berbeda karena kurangnya kesetaraan
Hambatan dalam Komunikasi
• Semantic barrier : hambatan dalam masalah bahasa
• Psychological barrier/emotional : hambatan dalam masalah
kematangan emosional atau stabilitas emosional
• Organisational barrier: hambatan komunikasi akibat dari aturan
organisasi, regulasi, status kepegawaian, dan kompleksitas organisasi
• Personal barrier: permasalahan pada pemberi dan penerima
informasi, unwillingness to communicate, lack of proper incentive,
Pendekatan Komunikasi
1
Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu
“A ha”, tapi dokter mengerjakan hal lain: menulis, membalikkan badan, menyiapkan alat, dan lain-
lain
2
Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit
Pasien, “Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja”
Dokter, “Ya...? Bagaimana bisnis Anda akhir-akhir ini?
3
Dokter menghargai pendapat pasien
“Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau menceritakan lebih jauh apa yang
membuat Anda stres?”
4
Dokter mengkonfirmasi kepada pasien
“Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda untuk menyempatkan
berolah raga”
5
Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien.
“Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua. Beberapa pasien pernah
mengalami aborsi spontan, kemudian setelah kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat,
khawatir”
Sikap Profesional Dokter
• Dealing with task
• mampu menyelesaikan tugasnya sesuai peran dan fungsinya; mampu
mengatur diri sendiri seperti
• Dealing with one-self
• ketepatan waktu, pembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi yang
lain
• Dealing with others
• mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta mampu bekerja sama
dengan profesi kesehatan yang lain
1. Mengenali alasan kedatangan pasien
• Pasien menceritakan keluhan atau apa yang dirasakan sesuai sudut
pandangnya (illness perspective). Pasien berada pada posisi sebagai
orang yang paling tahu tentang dirinya karena mengalaminya sendiri.
• Dokter menjadi active listener.
2. Penggalian riwayat penyakit
• Penggalian riwayat penyakit (anamnesis) dapat dilakukan melalui
pertanyaan-pertanyaan terbuka dahulu, yang kemudian diikuti
pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ”ya” atau ”tidak”.
• Dokter sebagai seorang ahli, akan menggali riwayat kesehatan pasien
sesuai kepentingan medis (disease perspective).
Open vs Closed
Pertanyaan Terbuka Pertanyaan Tertutup
(Open Ended Questions) (Close Ended Questions)
Jawaban >1 kata, berupa deskripsi atau Singkat, “ya” atau “tidak”
penjelasan
Tujuan Mendapatkan sudut pandang Mendapatkan informasi yang
pasien akan perspektif masalah spesifik dan detail dalam waktu
Menghindari bias singkat
Penggunaan Mengawali anamnesis Konfirmasi jawaban dari
pertanyaan terbuka
Mengarahkan komunikasi
menjadi lebih produktif
Contoh: “Apa yang dapat saya bantu?” “Kapan Anda mulai merasakan
“Apakah gejala yang Anda nyeri?”
rasakan?” “Apakah di keluarga ada yang
“Dapatkah anda ceritakan tentang menderita diabetes?”
nyeri perut yang anda rasakan?” “Apakah Anda merasakan mual
muntah?”
Komponen Active Listening
3. Penyampaian Informasi (5W+1H)
WHAT • Materi Informasi apa yang disampaikan
ARRANGE
ASSISST
ASSESS
ADVICE
ASK
Microskill Konseling
Attending
Pertanyaan
Konfrontasi
Refleksi
• Refleksi Isi: Parafrase
• Refleksi perasaan: Keterampilan untuk dapat memantulkan perasaan klien sebagai
hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien
• Refleksi pengalaman: Keterampilan untuk dapat memantulkan pengalaman klien
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien
Refleksi Perasaan
•Dalam proses konseling, refleksi perasaan misalnya ketika klien mengatakan
: “Si A itu sialan." "Saya membencinya." "Saya tidak akan berteman lagi
dengannya." "Sampai kapan pun saya tidak akan berteman lagi dengannya.“
Mendengar perkataan tersebut, konselor merefleksikan dengan mengatakan:
" Tampaknya Anda sungguh-sungguh marah dengan si A."
Refleksi Pengalaman
•Dalam proses konseling, refleksi pengalaman misalnya ketika klien
mengatakan: "Saya trauma dengan masa lalu saya yang hampir tidak ada yang
menyenangkan". Konselor merefleksi dengan mengatakan: "Adakah yang
Anda maksudkan adalah peristiwa-peristiwa sedih yang Anda alami pada
masa lalu".
Teknik Non Verbal dalam Konseling
Kontak Mata
• Indikator paling penting bahwa seseorang benar-benar mendengarkan
• Mentransfer kepercayaan diri konselor pada klien, dapat juga mengkomunikasikan
kenyamanan dan perhatian.
• Digunakan sesuai kultur setempat
• Secara umum, kontak mata dalam jumlah sedang bersamaan dengan observasi
respon klien sangat direkomendasikan. (Young 2005)
Posisi Tubuh
• Pertahankan posisi relax dan sedikit condong ke depan menunjukan
keterlibatan dan ketertarikan (Young, 2005)
Ekspresi Wajah
• Terdapat 6 ekspresi emosi dasar: sedih, senang, marah, terkejut, risih, takut
• Konselor harus dapat mengobservasi mimik klien.
• Freud mimik konselor tidak boleh over reactive, Carl Rogers ekspresi natural
adalah yang paling penting.
Gestur
• Posisi lengan yang bergerak berlebihan, mengetukkan jari, berubah-ubah posisi,
mengecek jam, bermain dengan benda di sekitar cemas, tidak sabar, bosan.
• Mematung ketidaktertarikan
• Rekomendasi reaktif sedang (mengindikasikan kehangatan dan pertemanan).
Kasual, natural, tidak mendistraksi.
• Sekali waktu menganggukkan kepala sebagai tanda setuju dan memancing
pembicaraan sangat dianjurkan. (Young, 2005)
Nada Suara
• Suara yang relax, jelas menunjukkan empati dan ketenangan.
Bargaining The third stage involves the hope that the individual can somehow undo or avoid a cause of
grief. Psychologically, the individual is saying, "I understand I will die, but if I could just do
something to buy more time…" "Can we still be friends?" when facing a break-up. Bargaining
rarely provides a sustainable solution, especially if it is a matter of life or death.
Depression It is a kind of acceptance with emotional attachment. It is natural to feel sadness, regret, fear,
and uncertainty when going through this stage. Feeling those emotions shows that the person
has begun to accept the situation. Oftentimes, this is the ideal path to take, to find closure
and make their ways to the fifth step, Acceptance.
I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon so what's the point?"; "I miss
my loved one, why go on?"
Acceptance "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."
In this last stage, individuals begin to come to terms with their mortality or inevitable future,
or that of a loved one, or other tragic event.