Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PALEONTOLOGI

PYLUM ARTHROPODA DAN COELENTERATA

DOSEN PENGAMPU :

WAHYUDI ZAHAR, ST. MT

DISUSUN OLEH :

ARIF NURHIDAYAT

F1D215026

PRODI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2016
ARTHROPODA
Arthropoda adalah kelompok hewan terbesar dengan lebih dari satu juta
spesies yang berbeda. Kata arthropoda memiliki arti “kaki bersendi”. Selain kaki
bersendi, arthropoda telah memiliki sendi seperti antena, cakar, dan penjepit.
Makhluk ini kosmopolitan dan ukuran tubuh mereka bervariasi dari tungau
mikroskopis untuk besar kepiting dan laba-laba Jepang. Bisa ditemukan di laut,
air tawar, darat, dan di udara. Filum Artropoda bisa menjadi parasit memiliki
spesies yang paling besar dari seluruh hewan yang ada di seluruh dunia.
Ciri-Ciri Arthropoda
1. Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar
(eksoskeleton) yang keras, dan ekor.
2. Tubuh dibungkus oleh kutikula sebagai rangka luar yang terbuat dari protein
dan kitin.
3. Esoskleten bersifat kaku dan keras dan dapat mengalami pergantian pada
kurun waktu tertentu yang disebut eksidisis.
4. Ukuran tubuh bervariasi.
5. Bentuk tubuh simetris bilateral.
6. Sifat hidup: parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
7. Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
8. Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
9. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
10. Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antenna
11. Hidup di darat, air tawar dan laut.
12. Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memilikik hemoglobin.

Klasifikasi Arthropoda ada 4:


1) Crustacea (udang-udangan) dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki dua pasang antena.
b. Kepala menyatu dengan dada (sefalotoraks)
c. Tubuh terdiri dari Cephalothorax dan abdomen.
d. Memiliki eksoskeleton dari zat tanduk/kitin.
e. Dapat mengalamai pelepasan kulit dari tubuhnya
f. Tidak memiliki pembuluh darah kapiler.
g. Sebagian respirasinya menggunakan insang.
h. Pertukaran udara terjadi secara difusi.
Contoh : Penaeus (udang windu), Cambarus virilis (udang air
tawar), Portunus s-exdentalus (kepiting), dan Neptunus pelagicus (rajungan)

Gambar 1 Portunus s-exdentalus (kepiting)

2) Myriapoda (Hewan berkaki banyak) dengan ciri-ciri sebagai berikut :


a. Tubuh terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen.
b. Pada kepala terdapat sepasang mata, sepasang alat peraba besar, dan
peraba kecil yang beruas-ruas.
c. Tiap ruas pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua pasang kaki.
d. Sistem respirasinya menggunakan trakea.
e. Tubuh berbentuk silindris, memanjang, terdiri dari cephalon (ruas-ruas
kepala).
Diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu Chilopoda (Scolopendra
subspinipes (lipan)) dan Diplopoda(Julus teristris (luwing)), Myriapoda memiliki
peran dalam penguraian sampah organik.
Gambar 2 Scolopendra subspinipes (lipan)

Gambar 3 Diplopoda Julus teristris (luwing)

3) Arachnoidea dengan ciri-ciri sebagai berikut :


a. Tubuh terdiri dari Andomen dan sefalotoraks.
b. Memiliki enam pasan anggota gerak.
c. Hidup di darat maupun di dalam air.
d. Jumlah matanya bervariasi
e. Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau dengan keduanya
Contoh Arachnoidea diklasifikasikan menjadi 3, yaitu Scorpionida
(Kalajengking), Arachnida (laba-laba), dan Acaringa (caplak, tungau).
Gambar 4 Arachnida (laba-laba)

Gambar 5 Scorpionida (Kalajengking)

4) Insecta dengan ciri-ciri sebagai berikut :


a. Tubuh tersusun atas kepala, dada, dan perut.
b. Mulut bertipe penggigit, penghisap dan penelan.
c. Memiliki 3 pasang kaki.
d. Sebagian besar hidup di darat.

Termasuk didalamnya adalah kupu-kupu, belalang, serangga, semut dll &


memiliki spesies yang paling banyak tersebar di dunia hingga mencapai 1 juta
spesies.

Gambar 6 Moth, Klas Insecta


Bagian Bagian Tubuh
Fosil Arthropoda

Fosil Luwing Fosil Capung


Fosil Kalajengking Fosil Ulat

Fosil Kepiting Fosil laba-laba


Fosil lebah

Fosil Trilobita
COELENTERATA
Kelompok hewan berongga (Coelenterata) mempunyai bentuk tubuh seperti
tabung. Bentuk tubuhnya beragam , tetapi mempunyai rongga dengan mulut yang
dikelilingi oleh tentakel. Dalam keadaan berenang, mulutnya menghadap ke dasar
laut. Tubuh hewan berongga terdiri dari jaringan luar (eksoderm), jaringan dalam
(endoderm) dan sistem otot yang membujur dan menyilang. Ciri-ciri coelenterata
ialah :

1. Habitat di laut, kecuali sejenis hydra hidup di air tawar


2. Hewan bersel banyak (multiseluler)
3. Sruktur tubuh :
a. Radial simetris
b. Dipoblastik terdiri ektoderm dan endoderm
c. Terdapat rongga (mesoglea) antara lapisan ectoderm dan endoderm
4. Bentuk tubuh : menyerupai tabung (polip), menyerupai mangkok (medusa)
5. Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan
bergerak. Pada lapisan luar ektodermis tentakel terdapat sel racun
(knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
6. Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
7. Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh),
8. kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
9. Sistem saraf difus (baur)
10. Mengalami siklus hidup (metagenesis)

Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk


tubuh, yaitu Polip dan Medusa.

Polip adalah bentuk Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya.


Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai
mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa
macam bentuk (polimorfisme). Misalnya : polip untuk pembiakan yang
menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.
Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti
lonceng yang dapat berenang bebas.

Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan


Anthozoa

1. Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar
memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa
dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia,
dan Physalia. Obeliamerupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.
Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Hydra berbentuk polip, berukuran antara 10 mm – 30 mm hidup di air tawar
dengan melekat pada daun atau batang tanaman air. Makanannya berupa
tumbuhan dan hewan kecil. Tubuh bagian bawah membentuk kaki untuk melekat
dan bergerak. Pada ujung atas terdapat mulut yang dikelilingi oleh hipostom dan 6
– 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan
dan selanjutnya makanan dicerna di dalam rongga gastrovaskuler. Hydra
berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
dengan membentuk kuncup atau tunas pada sisi tubuhnya. Tunas yang telah
memiliki epidermis, mesoglea, dan rongga gastrovaskuler dapat melepaskan diri
dan tumbuh menjadi individu baru. Perkembangbiakan secara seksual terjadi
melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang dapat membentuk kista. Kista dapat berenang
bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat di dasar perairan. Jika menemukan
lingkungan yang baik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Obelia berbentuk polip dan medusa yang hidup di laut. Obelia yang hidup
berkoloni di laut dangkal membentuk polip yang melekat di batu karang. Polip
pada Obelia dibedakan menjadi dua jenis polip yaitu hidran yang bertugas
mengambil dan mencernakan makanan dan gonangium yang bertugas melakukan
perkembangbiakan aseksual. Obelia mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis) antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium
terbentuk tunas yang dapat memisahkan diri dan berkembang menjadi medusa
muda yang dapat berenang bebas. Medusa muda kemudian berkembang menjadi
medusa dewasa. Medusa dewasa mempunyai dua alat kelamin (hermafrodit) yang
menghasilkan sel telur dan sperma. Pembuahan terjadi secara eksternal di luar
tubuh dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia
disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi
polip muda kemudian tumbuh menjadi Obelia. Selanjutnya Obelia membentuk
tunas sehingga terbentuk koloni Obelia yang baru.

Gambar 7 Obelia Sp

Gambar 8 Hydra Fusca

2. Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan)
memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa
Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur mangkuk karena bentuknya seperti
mangkuk transparan. Ubur-ubur dapat dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur
yang digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik. Selain sebagai bahan
kosmetik, di Jepang ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Medusa
umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan
seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.
Permukaan tubuh bagian bawah terdapat rongga mulut yang dikelilingi empat
tentakel. Mulut ini berhubungan dengan rongga pencernaan. Pencernaan pada
Scyphozoa terjadi secara ekstraseluler. Scyphozoa telah memiliki beberapa indra
sederhana misalnya tentakel sebagai alat keseimbangan, oselus untuk
membedakan gelap dan terang, dan celah olfaktoris merupakan indra pembau.
Namun demikian Scyphozoa belum mempunyai alat respirasi dan ekskresi
khusus.
Contohnya adalah Aurellia aurita, berupa medusa dengan tepi berlekuk-
lekuk yang banyak ditemukan di daerah pantai. Aurellia juga mengalami
pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang
terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi secara internal di
dalam tubuh betina. Zigot yang terbentuk berkembang menjadi larva bersilia
disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai
kemudian tumbuh menjadi polip muda yang disebut skifistoma. Skifistoma
membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring yang
disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi
medusa muda disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa
dewasa. Contoh Scyphozoa lainnya adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.

Gambar 9 Aurelia Aurita


3. Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki
banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki
bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari
dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.
Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta
reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina
(anemon laut), dan Turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral
bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu
pembentukan rangka pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang
merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari
herbivora. Koral atau karang hidup berkoloni membentuk massa yang kaku dan
kuat karena mempunyai kerangka yang terbuat dari kalsium karbonat. Koral hidup
di laut dangkal dengan suhu rata-rata 20°C (daerah tropis antara 30°LU hingga
30°LS). Koral melakukan reproduksi aseksual dengan pembentukan kuncup atau
tunas. Contoh: Acropora, Stylophora, Leptoria, dan sebagainya. Koral yang sudah
mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu
karang, yaitu karang pantai, karang penghalang, dan karang atol. Karang atol,
karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari abrasi air laut.
Karang dan anemon membentuk taman laut yang menjadi tempat persembunyian
dan tempat perkembangbiakan ikan serta sebagai objek wisata. Rangka koloni dari
polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol
(pulau karang) yang merupakan relief bawah laut dengan danau air tawar atau
laguna di tengahnya.
Mawar laut atau anemon laut menempel pada dasar perairan menggunakan
bagian tubuh yang disebut cakram kaki. Permukaan atas terdapat mulut yang
dikelilingi banyak tentakel berukuran pendek yang tersusun seperti mahkota
bunga. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak
melekat sehingga tubuhnya tetap bersih. Mawar laut mempunyai sistem saraf
difus yang tidak memiliki sistem saraf pusat.
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan
komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu
karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang.
Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tinggi terdapat di Asia
Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hingga The Great Barier Reef di Australia.
The Great Barrier Reef di Australia besarnya sedemikian rupa sehingga dapat
terlihat melalui penginderaan jarak jauh dari luar angkasa. Dua puluh lima persen
ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu
karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai
sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.

Gambar 10 Urticina lofotensis

Anda mungkin juga menyukai