DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arabika, saat ini dianggap sebagai kopi yang memiliki derajat paling
tinggi karena memiliki kekayaan rasa dan aroma yang lebih baik dibandingkan
dengan spesies lainnya. Rasanya yang cenderung asam memungkinkannya untuk
menyimpan spektrum rasa yang luas. Ketinggian penanaman minimal untuk
Arabika adalah 700 mdpl, dan Arabika termasuk tanaman yang mudah dijangkiti
penyakit. Dengan sifat absorbsi yang baik, kopi Arabika (terutama varietas Gesha
dan turunannya) menyerap karakter lingkungan tempatnya tumbuh dalam
kompleksitas rantai asamnya. Inilah salah satu alasan mengapa kopi arabika dari
tiap daerah memiliki karakteristik cita rasa yang berbeda-beda, selain faktor lain
seperti pemrosesan pasca panen. Kita layak berbangga dengan kopi Arabika
Indonesia, karena 3 dari 10 kopi terbaik di dunia tahun 2013 adalah kopi Arabika
dari Indonesia (www.coffeereview.com).
1.2 Tujuan
1. Untuk menjelaskan jenis kopi Arabica
2. Untuk menjelaskan alasan memilih dan menjual kopi jenis Arabica
BAB II
PEMBAHASAN
Kopi Arabika, saat ini dianggap sebagai kopi yang memiliki derajat paling
tinggi karena memiliki kekayaan rasa dan aroma yang lebih baik dibandingkan
dengan spesies lainnya. Rasanya yang cenderung asam memungkinkannya untuk
menyimpan spektrum rasa yang luas. Kandungan lemak pada kopi Arabika
terdapat pada lapisan lilin pelindung biji dan pada minyak kopi. Pada lapisan lilin
terdapat asam lemak 5-hidroksitriptamida dari asam palmitat, arachidat, behenat,
dan lignoserat.
Adapun perbedaan antara kopi arabika dan dengan jenis lain yaitu jenis
Liberika dikenal dengan beberapa nama spesies; yaitu Coffea dewevrei, Coffea
dybowskii, Coffea excelsa, dan Coffee liberica sendiri. Liberika merupakan kopi
yang memiliki kadar kafein paling tinggi dibandingkan Arabika dan Robusta,
yaitu sekitar 5%. Secara umum kopi Liberika jarang dikembangkan secara
komersial di dunia maupun di Indonesia, padahal Liberica memiliki rasa yang
unik, peralihan antara Robusta menuju Arabika. Body Liberika menyerupai
Robusta yang kuat, begitu juga tingkat kepahitannya. Namun, ketika disangrai
dengan kondisi yang sesuai maka didapatkan kesan yang menyerupai rasa kacang-
kacangan, aroma sayur, serta buah-buahan tropis. Di Indonesia, terutama Jambi,
pemrosesan pasca panen Liberika dilakukan dengan metode natural / kering.
Karena kulit buah Liberika lebih tebal dibandingkan kulit buah Arabika dan
Robusta, pemrosesan natural pada Liberika kerap mencapai tahapan over-
fermented, di mana rasa dan aroma buah nangka muncul secara dominan. Oleh
sebab itulah, kopi Liberika dari Jambi (dan beberapa daerah lainnya di Indonesia)
sering disebut sebagai Kopi Nangka. Sedangkan jenis kopi Robusta merupakan
kopi yang paling banyak ditanam di Indonesia. Dahulu seluruh tanaman kopi di
Indonesia merupakan Arabika, namun pada tahun 1870an wabah karat daun
memusnahkan hampir seluruh kopi arabika yang ada di Indonesia. Pada tahun
1900, kopi Robusta diperkenalkan di Indonesia dan dengan cepat menjadi kopi
utama yang ditanam di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sifat kopi Robusta
yang tahan terhadap hama, penyakit, serta memiliki produktivitas yang lebih
banyak dibandingkan Arabika. Kopi Robusta memiliki kandungan kafein dua kali
lipat lebih banyak daripada kopi Arabika (1,7-4,0%). Sebagian besar Robusta
memiliki rasa yang datar dan pahit, sehingga kopi ini merupakan kopi yang paling
sering digunakan sebagai bahan baku kopi bubuk. Meskipun demikian, saat ini di
beberapa daerah Robusta diperlakukan secara khusus dengan harapan
mendapatkan kompleksitas rasa yang menyerupai Arabika.
Lemak pada kopi merupakan salah satu komposisi kimia kopi yang
membentuk cita rasa kopi. Kadar lemak total pada kopi arabika antara 2 - 6 %,
yang terdapat pada lapisan lilin pelindung biji. Peningkatan asam lemak bebas
selama penyimpanan akan menyebabkan ketengikan pada bubuk kopi sehingga
akan mempengaruhi rasa serta menurunkan kualitas bubuk kopi. Kopi terkenal
akan kandungan kafeinnya yang tinggi dan kafein merupakan senyawa hasil
metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa
yang pahit. Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatkan kerja
psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa
peningkatan energi.
Table tersebut menunjukkan bahwa kadar kafein untuk semua varietas yang
dicobakan adalah berbeda. Akan tetapi kadar kafein dari masing-masing varietas
telah memenuhi syarat komposisi bubuk kopi. Menurut Ridwansyah (2003) syarat
Kemudian alasan lain kami memilih jenis kopi arabika yakni jenis kopi ini
memiliki kadar kafein yang rendah dibandingkan dengan bubuk kopi lainnya.
Berdasarakan sumber jurnal yang didapat dijelaskan bahawa Bubuk kopi Arabika
berkisar antara 0,1-1,2 %. Kadar kafein memberikan cita rasa yang khas. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Yusianto dan Mulanto (2002), senyawa kafein
memberikan cita rasa khas kopi sehingga menjadikan kopi sebagai minuman yang
digemari oleh banyak orang. Kafein merupakan kandungan senyawa terpenting
yang terdapat di dalam kopi. Kafein berfungsi sebagai senyawa perangsang yang
bersifat bukan alkohol, rasanya pahit, mudah larut dalam air, mempunyai aroma
yang wangi dan dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Kadar kafein pada suatu varietas kopi dapat menjadi indeks mutu
organoleptiknya. Tinggi rendahnya kadar kafein digunakan sebagai pertimbangan
untuk menentukan rumus pencampuran suatu resep campuran kopi bubuk. Aroma
merupakan suatu nilai yang terkandung dalam produk yang langsung dapat
dinikmati oleh konsumen. Soekarto (1985) menyatakan bahwa aroma suatu
produk dalam banyak hal menentukan bau atau tidaknya suatu produk, bahkan
aroma atau bau lebih kompleks dari pada rasa. Kepekaan indera pembauan
biasanya lebih tinggi dari indera pencicipan. Bahkan industri pangan menganggap
uji bau sangat penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian
suatu produk. Rasa atau cita rasa merupakan atribut penting yang mempengaruhi
penerimaan seseorang terhadap suatu minuman dan karena cita rasa ini akan
mempengaruhi permintaan minuman kopi yang tinggi.
Kandungan asam dan kafein yang berlebih pada kopi dapat berdampak
negatif untuk kesehatan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu metode pengolahan
kopi yang efektif dalam pengolahan biji untuk meningkatkan kualitas biji kopi
sehingga dapat meningkatkan nilai jual, dan aman dikonsumsi. Salah satu cara
untuk menurunkan kadar kafein dan kadar asam yang terdapat dalam biji kopi
yaitu dengan melakukan fermentasi menggunakan mikroba yang ditambahkan
dengan berbagai bahan lainnya sehingga mikroba tersebut akan berkembang biak
dan dari hasil fermentasi tersebut berdasarkan hasil dari jurnal yang didapat
dijelaskan bahwa kopi arabika yang telah dipermentasi akan menurun kadar asam
dan kafeinnya dari 0,9 % menjadi 0,7 % , jadi dapat disimpulkan bahwa untuk
menurunkan kadar asam dan kadar kafein pada suatu jenis kopi khususnya kopi
arabika dapat dilakukan dengan fermentasi yang menggunakan mikroba. Hal ini
dapat kami jelaskan berdasarkan dari hasil penelitian yang pengujian yang telah
dijelaskan didalam jurnal tersebut.
Tingkat keasaman yang paling tinggi dari jenis arabika adalah varietas
P88, diikuti berturut-turut varietas V2 dan V3. Tingkat keasaman pada bubuk kopi
disebabkan juga oleh proses fermentasi. Dalam penelitian jurnal yang dijadikan
sebagai literature dijelaskan bahwa, bubuk kopi dihasilkan dari proses fermentasi
basah. Prinsip fermentasi adalah peruraian senyawa-senyawa yang terkandung di
dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan dibantu dengan oksigen dari udara.
Proses fermentasi dapat dilakukan secara basah (merendam biji kopi di dalam
genangan air) dan secara kering (tanpa rendaman air). Selain itu jenis kopi arabika
juga cukup mudah didapatkan di pasaran, dengan berbagai kelebihan tersebut
akhirnya kami memilih jenis kopi arabika. Yang kemudian di variasikan dengan
memberi rasa sari kurma, agar dapat menarik orang banyak untuk membeli
minuman tersebut.
Dalam desain kemasan kopi kelompok kami memakai jenis plastik dengan
symbol 2 HDPE, dimana jenis plastik biasa dipakai untuk botol susu yang
berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang
lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET,
HDPE juga direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI PEMAKAIAN, karena
pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
Adapun strategi yang dipakai dalam memasarkan dan menjual produk kopi
dari hasil kreasi tersebut kelompok kami berpedoman pada jurnal tentang
pemasaran suatu produk, langkah ini dipilih lantaran di jurnal tersebut
memberikan arahan untuk kelompok kami Dalam menghadapi persaingan pasar
yang semakin ketat, dan untuk meningkatkan laba penjualan perlu menerapkan
strategi intensif sebagai berikut: a) meningkatkan atau perluasan pemasaran, b)
tetap menjaga kualitas, cita rasa dan aroma khas, dengan cara terus menerus
melakukan pengawasan baik bahan baku, maupun proses, dan pengepakan, c)
memperbaiki strategi promosi, melalui reklame, pemasangan pamphlet, hingga
melakukan promosi ke tempat-tempat orang banyak e) tetap menjaga kualitas
produk dan menetapkan harga yang terjangkau oleh konsumen, dengan cara tidak
mengurangi cita rasa, aroma, dan takaran meskipun harga produknya murah.
Ide dari kelompok kami yakni berencana untuk menjual minuman kopi
arabika original dan yang satu lagi menambahkan air dari sari kurma sebagai
pemanisnya. Diharapkan dengan pemberian sari kurma ini akan menambah cita
rasa dan aroma dari jenis kopi tersebut. Alasan untuk menambahkan sari kurma
adalah hanya sebagai varian rasa dari produk kopi arabika yang dibuat, harapan
dari kelompok kami dengan menambahkan varian rasa sari kurma ini agar adanya
pilihan bagi para pembeli nantinya selain dari rasa originalnya, selain itu varian
rasa ini bertujuan agar dapat menarik minat orang untuk membeli produk kami,
tidak hanya pecandu kopi namun juga masyarakat awam.
KESIMPULAN