Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU

Ir. DEDE MARTINO

Disusun Oleh :

Nama Kelompok 13 Teknik Geologi


1. NITA AYU WANDIRA (F1D215014)
2. WIDYA DARMIATI (F1D215017)
3. M.ROBY ADE SYAHPUTRA (F1D215018)
4. ARIF NURHIDAYAT (F1D215026)
5. ALPI SAHRIN (F1D215031)
6. DESSY NATASHA LUDE S. (F1D215034)

PRODI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kopi (Coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis


minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk bubuk.
Kopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai, digiling atau ditumbuk hingga
menyerupai serbuk halus. Sebelum kopi dipergunakan sebagai bahan minuman,
terlebih dahulu dilakukan proses roasting. "Flavor" kopi yang dihasilkan selama
proses roasting tergantung pada jenis kopi hijau yang dipergunakan, cara
pengolahan biji kopi, penyangraian, penggilingan, penyimpanan dan metode
penyeduhannya. Cita rasa kopi akan ditentukan akhirnya oleh cara pengolahan di
pabrik-pabrik. Penyangraian biji kopi akan mengubah secara kimiawi kandungan-
kandungan dalam biji kopi, disertai susut bobotnya, bertambah besarnya ukuran
biji kopi dan perubahan warna bijinya. Kopi biji setelah disangrai akan mengalami
perubahan kimia yang merupakan unsur cita rasa yang lezat, (Arpah, 1993).
Rasa atau cita rasa merupakan atribut penting yang mempengaruhi
penerimaan seseorang terhadap suatu minuman dan karena cita rasa ini akan
mempengaruhi permintaan minuman kopi yang tinggi. Aroma merupakan suatu
nilai yang terkandung dalam produk yang langsung dapat dinikmati oleh
konsumen. Soekarto (1985) menyatakan bahwa aroma suatu produk dalam
banyak hal menentukan bau atau tidaknya suatu produk, bahkan aroma atau bau
lebih kompleks dari pada rasa. Kepekaan indera pembauan biasanya lebih tinggi
dari indera pencicipan. Bahkan industri pangan menganggap uji bau sangat
penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian suatu produk

Arabika, saat ini dianggap sebagai kopi yang memiliki derajat paling
tinggi karena memiliki kekayaan rasa dan aroma yang lebih baik dibandingkan
dengan spesies lainnya. Rasanya yang cenderung asam memungkinkannya untuk
menyimpan spektrum rasa yang luas. Ketinggian penanaman minimal untuk
Arabika adalah 700 mdpl, dan Arabika termasuk tanaman yang mudah dijangkiti
penyakit. Dengan sifat absorbsi yang baik, kopi Arabika (terutama varietas Gesha
dan turunannya) menyerap karakter lingkungan tempatnya tumbuh dalam
kompleksitas rantai asamnya. Inilah salah satu alasan mengapa kopi arabika dari
tiap daerah memiliki karakteristik cita rasa yang berbeda-beda, selain faktor lain
seperti pemrosesan pasca panen. Kita layak berbangga dengan kopi Arabika
Indonesia, karena 3 dari 10 kopi terbaik di dunia tahun 2013 adalah kopi Arabika
dari Indonesia (www.coffeereview.com).

1.2 Tujuan
1. Untuk menjelaskan jenis kopi Arabica
2. Untuk menjelaskan alasan memilih dan menjual kopi jenis Arabica

BAB II
PEMBAHASAN
Kopi Arabika, saat ini dianggap sebagai kopi yang memiliki derajat paling
tinggi karena memiliki kekayaan rasa dan aroma yang lebih baik dibandingkan
dengan spesies lainnya. Rasanya yang cenderung asam memungkinkannya untuk
menyimpan spektrum rasa yang luas. Kandungan lemak pada kopi Arabika
terdapat pada lapisan lilin pelindung biji dan pada minyak kopi. Pada lapisan lilin
terdapat asam lemak 5-hidroksitriptamida dari asam palmitat, arachidat, behenat,
dan lignoserat.

Adapun perbedaan antara kopi arabika dan dengan jenis lain yaitu jenis
Liberika dikenal dengan beberapa nama spesies; yaitu Coffea dewevrei, Coffea
dybowskii, Coffea excelsa, dan Coffee liberica sendiri. Liberika merupakan kopi
yang memiliki kadar kafein paling tinggi dibandingkan Arabika dan Robusta,
yaitu sekitar 5%. Secara umum kopi Liberika jarang dikembangkan secara
komersial di dunia maupun di Indonesia, padahal Liberica memiliki rasa yang
unik, peralihan antara Robusta menuju Arabika. Body Liberika menyerupai
Robusta yang kuat, begitu juga tingkat kepahitannya. Namun, ketika disangrai
dengan kondisi yang sesuai maka didapatkan kesan yang menyerupai rasa kacang-
kacangan, aroma sayur, serta buah-buahan tropis. Di Indonesia, terutama Jambi,
pemrosesan pasca panen Liberika dilakukan dengan metode natural / kering.
Karena kulit buah Liberika lebih tebal dibandingkan kulit buah Arabika dan
Robusta, pemrosesan natural pada Liberika kerap mencapai tahapan over-
fermented, di mana rasa dan aroma buah nangka muncul secara dominan. Oleh
sebab itulah, kopi Liberika dari Jambi (dan beberapa daerah lainnya di Indonesia)
sering disebut sebagai Kopi Nangka. Sedangkan jenis kopi Robusta merupakan
kopi yang paling banyak ditanam di Indonesia. Dahulu seluruh tanaman kopi di
Indonesia merupakan Arabika, namun pada tahun 1870an wabah karat daun
memusnahkan hampir seluruh kopi arabika yang ada di Indonesia. Pada tahun
1900, kopi Robusta diperkenalkan di Indonesia dan dengan cepat menjadi kopi
utama yang ditanam di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sifat kopi Robusta
yang tahan terhadap hama, penyakit, serta memiliki produktivitas yang lebih
banyak dibandingkan Arabika. Kopi Robusta memiliki kandungan kafein dua kali
lipat lebih banyak daripada kopi Arabika (1,7-4,0%). Sebagian besar Robusta
memiliki rasa yang datar dan pahit, sehingga kopi ini merupakan kopi yang paling
sering digunakan sebagai bahan baku kopi bubuk. Meskipun demikian, saat ini di
beberapa daerah Robusta diperlakukan secara khusus dengan harapan
mendapatkan kompleksitas rasa yang menyerupai Arabika.

Berdasarkan penjelasan dari perbedaan dan kelebihan dari ketiga jenis


kopi tersebut akhirnya kami memutuskan untuk memilih kopi jenis Arabika
dengan berbagai alasan salah satunya kelebihan yang dimiliki oleh jenis kopi ini
ketimbang jenis kopi lainnya diantaranya memiliki kadar lemak pada bubuk kopi
arabika tersebut sangat rendah dibandingkan dengan jenis kopi lainnya seperti
robusta dan liberika. Adapun kadar lemak yang terdapat pada bubuk kopi arabika
berdasarkan dari sumber jurnal yang didapat dijelaskan sebagai berikut :

Lemak pada kopi merupakan salah satu komposisi kimia kopi yang
membentuk cita rasa kopi. Kadar lemak total pada kopi arabika antara 2 - 6 %,
yang terdapat pada lapisan lilin pelindung biji. Peningkatan asam lemak bebas
selama penyimpanan akan menyebabkan ketengikan pada bubuk kopi sehingga
akan mempengaruhi rasa serta menurunkan kualitas bubuk kopi. Kopi terkenal
akan kandungan kafeinnya yang tinggi dan kafein merupakan senyawa hasil
metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa
yang pahit. Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatkan kerja
psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa
peningkatan energi.

Table tersebut menunjukkan bahwa kadar kafein untuk semua varietas yang
dicobakan adalah berbeda. Akan tetapi kadar kafein dari masing-masing varietas
telah memenuhi syarat komposisi bubuk kopi. Menurut Ridwansyah (2003) syarat
Kemudian alasan lain kami memilih jenis kopi arabika yakni jenis kopi ini
memiliki kadar kafein yang rendah dibandingkan dengan bubuk kopi lainnya.
Berdasarakan sumber jurnal yang didapat dijelaskan bahawa Bubuk kopi Arabika
berkisar antara 0,1-1,2 %. Kadar kafein memberikan cita rasa yang khas. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Yusianto dan Mulanto (2002), senyawa kafein
memberikan cita rasa khas kopi sehingga menjadikan kopi sebagai minuman yang
digemari oleh banyak orang. Kafein merupakan kandungan senyawa terpenting
yang terdapat di dalam kopi. Kafein berfungsi sebagai senyawa perangsang yang
bersifat bukan alkohol, rasanya pahit, mudah larut dalam air, mempunyai aroma
yang wangi dan dapat digunakan sebagai obat-obatan.

Kadar kafein pada suatu varietas kopi dapat menjadi indeks mutu
organoleptiknya. Tinggi rendahnya kadar kafein digunakan sebagai pertimbangan
untuk menentukan rumus pencampuran suatu resep campuran kopi bubuk. Aroma
merupakan suatu nilai yang terkandung dalam produk yang langsung dapat
dinikmati oleh konsumen. Soekarto (1985) menyatakan bahwa aroma suatu
produk dalam banyak hal menentukan bau atau tidaknya suatu produk, bahkan
aroma atau bau lebih kompleks dari pada rasa. Kepekaan indera pembauan
biasanya lebih tinggi dari indera pencicipan. Bahkan industri pangan menganggap
uji bau sangat penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian
suatu produk. Rasa atau cita rasa merupakan atribut penting yang mempengaruhi
penerimaan seseorang terhadap suatu minuman dan karena cita rasa ini akan
mempengaruhi permintaan minuman kopi yang tinggi.

Kandungan asam dan kafein yang berlebih pada kopi dapat berdampak
negatif untuk kesehatan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu metode pengolahan
kopi yang efektif dalam pengolahan biji untuk meningkatkan kualitas biji kopi
sehingga dapat meningkatkan nilai jual, dan aman dikonsumsi. Salah satu cara
untuk menurunkan kadar kafein dan kadar asam yang terdapat dalam biji kopi
yaitu dengan melakukan fermentasi menggunakan mikroba yang ditambahkan
dengan berbagai bahan lainnya sehingga mikroba tersebut akan berkembang biak
dan dari hasil fermentasi tersebut berdasarkan hasil dari jurnal yang didapat
dijelaskan bahwa kopi arabika yang telah dipermentasi akan menurun kadar asam
dan kafeinnya dari 0,9 % menjadi 0,7 % , jadi dapat disimpulkan bahwa untuk
menurunkan kadar asam dan kadar kafein pada suatu jenis kopi khususnya kopi
arabika dapat dilakukan dengan fermentasi yang menggunakan mikroba. Hal ini
dapat kami jelaskan berdasarkan dari hasil penelitian yang pengujian yang telah
dijelaskan didalam jurnal tersebut.

Tingkat keasaman yang paling tinggi dari jenis arabika adalah varietas
P88, diikuti berturut-turut varietas V2 dan V3. Tingkat keasaman pada bubuk kopi
disebabkan juga oleh proses fermentasi. Dalam penelitian jurnal yang dijadikan
sebagai literature dijelaskan bahwa, bubuk kopi dihasilkan dari proses fermentasi
basah. Prinsip fermentasi adalah peruraian senyawa-senyawa yang terkandung di
dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan dibantu dengan oksigen dari udara.
Proses fermentasi dapat dilakukan secara basah (merendam biji kopi di dalam
genangan air) dan secara kering (tanpa rendaman air). Selain itu jenis kopi arabika
juga cukup mudah didapatkan di pasaran, dengan berbagai kelebihan tersebut
akhirnya kami memilih jenis kopi arabika. Yang kemudian di variasikan dengan
memberi rasa sari kurma, agar dapat menarik orang banyak untuk membeli
minuman tersebut.

Untuk desain Kemasan dapat memberikan keuntungan yang sifatnya


relatif pada produk. Kemasan bukan semata-mata sebagai pembungkus melainkan
mempunyai fungsi yang penting, diantaranya adalah (1) kemasan menjaga produk
agar tetap bersih, terlindung dari kotoran dan kontaminasi; (2) kemasan menjaga
produk dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan pengaruh sinar; (3) kemasan
memudahkan dalam membuka atau menutup, memudahkan dalam penanganan,
pengangkutan, dan distribusi; (4) kemasan menyeragamkan produk dalam ukuran,
bentuk, dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada; (5) kemasan sebagai
media komunikasi pemasaran; dan (6) kemasan memberikan informasi melalui
sistem labelling, bagaimana cara penggunaan produk, tanggal kadaluwarsa, dan
informasi penting lainnya. Bahan dasar yang dapat digunakan untuk kemasan
minuman adalah aluminium foil, kaleng, kertas, plastik, kaca, dan styrofoam
(Parmawati, 2000). Dalam memilih produk, konsumen sangat kritis menilai
produk terutama dari kemasannya, sehingga perancangan kemasan sendiri
merupakan tahap penting pada perancangan produk. Kemasan memiliki fungsi
utama untuk mengawetkan dan melindungi isi di dalamnya. Fungsi lainnya adalah
memberikan informasi dan citra dari isi produk yang ditawarkan sehingga menjadi
daya tarik bagi konsumen. Dengan kata lain, kemasan berperan sebagai alat
bersaing yang berpengaruh pada citra (image) sebuah produk dan kemampuannya
menjaga isi produk tetap dalam kondisi baik.

Dalam desain kemasan kopi kelompok kami memakai jenis plastik dengan
symbol 2 HDPE, dimana jenis plastik biasa dipakai untuk botol susu yang
berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang
lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET,
HDPE juga direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI PEMAKAIAN, karena
pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

Adapun strategi yang dipakai dalam memasarkan dan menjual produk kopi
dari hasil kreasi tersebut kelompok kami berpedoman pada jurnal tentang
pemasaran suatu produk, langkah ini dipilih lantaran di jurnal tersebut
memberikan arahan untuk kelompok kami Dalam menghadapi persaingan pasar
yang semakin ketat, dan untuk meningkatkan laba penjualan perlu menerapkan
strategi intensif sebagai berikut: a) meningkatkan atau perluasan pemasaran, b)
tetap menjaga kualitas, cita rasa dan aroma khas, dengan cara terus menerus
melakukan pengawasan baik bahan baku, maupun proses, dan pengepakan, c)
memperbaiki strategi promosi, melalui reklame, pemasangan pamphlet, hingga
melakukan promosi ke tempat-tempat orang banyak e) tetap menjaga kualitas
produk dan menetapkan harga yang terjangkau oleh konsumen, dengan cara tidak
mengurangi cita rasa, aroma, dan takaran meskipun harga produknya murah.

Ide dari kelompok kami yakni berencana untuk menjual minuman kopi
arabika original dan yang satu lagi menambahkan air dari sari kurma sebagai
pemanisnya. Diharapkan dengan pemberian sari kurma ini akan menambah cita
rasa dan aroma dari jenis kopi tersebut. Alasan untuk menambahkan sari kurma
adalah hanya sebagai varian rasa dari produk kopi arabika yang dibuat, harapan
dari kelompok kami dengan menambahkan varian rasa sari kurma ini agar adanya
pilihan bagi para pembeli nantinya selain dari rasa originalnya, selain itu varian
rasa ini bertujuan agar dapat menarik minat orang untuk membeli produk kami,
tidak hanya pecandu kopi namun juga masyarakat awam.

Berawal dari ide tersebut kemudian kelompok kami kembangkan dengan


melakukan uji coba terhadap ide yang telah didapat tersebut. Dipilihnya kurma karena
Kurma mengandung sejumlah mineral dan vitamin penting yang berguna untuk
menjaga kesehatan. Kandungan Vitamin terbesar dalam buah kurma adalah
vitamin B kompleks , khususnya yang tertinggi adalah kandungan vitamin B – 6 .
Vitamin B ini bermanfaat untuk membantu tubuh metabolisme makanan dan
pembentukan sel-sel darah baru . Vitamin lainnya yang ada dalam kurma adalah
termasuk vitamin K dan vitamin A. Kurma juga mengandung mineral dengan
jumlah yang sangat baik, dengan kalium yang berada pada urutan teratas. Disusul
oleh Tembaga, mangan, magnesium, kalsium, fosfor, zat besi dan seng.
Adapun proses pembuatan kopi arabika dengan varian rasa kurma
dilakukan dengan tahap pertama yaitu perebusan buah kurma hingga sampai
mendidih kemudian didapatlah sari kurma yang akan digunakan untuk menyeduh
kopi arabika tersebut.

Gambar : Proses pembuatan Kopi Arabika Original dan perasa kurma


Gambar : Proses Testier kepada konsumen secara gratis

Sesuai dengan metode pemasaran di jurnal yang kami jadikan sebagai


literature, dijelaskan bahwa harus dilakukannya metode pengujian kepada
konsumen secara langsung dan meminta tanggapan kepada para konsumen
tentang bagaimana rasa dari produk kopi tersebut. Berdasarkan hasil didapatkan
bahwa rata-rata konsumen tertarik dengan jenis kopi yang kami tawarkan karena
terkesan unik dan belum pernah mencicipinya, walaupun masih banyak
kekurangan yang langsung disampaikan oleh para konsumen diantaranya terlalu
kemanisan, kurangnya rasa dan bau kurmanya, dan masih banyak lagi, dimana
kekurangan ini nantinya akan kami jadikan sebagai acuan untuk kedepannya agar
produk yang kami hasilkan dapat lebih baik dan dapat diterima di masyarakat dan
di kalangan pecinta kopi. Modal yang kami keluarkan untuk pembelian bahan-
bahan dalam pembuatan kopi ini kurang lebih Rp 80.000.00. Dengan modal
tersebut kami gunakan untuk membeli perlengkapan kemasan produk kopi, jenis
kopi arabika saset, buah kurma dan perlengkapan lainnya. Dalam tahapan
pengujian ini kami tidak mengharapkan mendapatkan keuntungan, yang kami
harapkan adalah agar para konsumen dapat merasakan produk kopi kami dan
memberikan tanggapannya.

Kemudian setelah melakukan perbaikan terhadap produk kopi tersebut


akhirnya kami mencoba untuk menjual minuman kopi arabika original dan
perasan kurma ke tempat-tempat yang banyak dikunjungi oleh orang yakni taman,
tempat bermain game atau warnet , dan sebagainya. Dari hasil penjualan tersebut
akhirnya kami berhasil menjual minuman kopi tersebut sebanyak 9 Cup kopi,
dengan 1 cup kopi tersebut kami jual seharga Rp 4000.00 untuk arabika original,
dan 5000.00 untuk harga kopi arabika perasa kurma. Sedangkan untuk ice kopi
arabika baik yang original maupun perasa kurma dijual seharga Rp 6.000.00. Pada
awalnya kelompok kami hanya mencoba-coba untuk menjual kopi tersebut
sehingga jumlah porsi yang dibuat saat itu sedikit, dan tidak disangka banyak
orang yang tertarik dengan minuman tersebut sedangkan persediaannya terbatas.
Jadi berawal dari pengalaman pertama kami dalam menjual produk minuman kopi
tersebut banyak sekali pengalaman yang didapatkan, salah satunya belajar untuk
menjadi seorang entrepreneur, dan menjadi pembelajaran untuk kedepannya agar
lebih baik dan serius lagi dalam menekuni bisnis tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

1. Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari hutan pegunungan di Etiopia,


Afrika. Di habitat asalnya, tanaman ini tumbuh dibawah kanopi hutan
tropis yang rimbun. Kopi jenis ini banyak ditumbuh di ketinggian di atas
500 meter dpl. Kopi arabika akan tumbuh maksimal bila ditanam
diketinggian 1000-2000 meter dpl. Dengan curah hujan berkisar 1200-
2000 mm per tahun. Suhu lingkungan paling cocok untuk tanaman ini
berkisar 15-24oC. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur yang
mendekati beku dibawah 4oC.
2. Lebih dari 65% perdagangan kopi dunia di dominasi oleh jenis arabika.
Selain mendominasi pangsa pasar, saat ini kopi arabika dihargai lebih
tinggi hampir dua kali lipatnya dibanding robusta. Pusat perdagangan
arabika berada di bursa komoditi New York. Penghasil kopi arabika
terbesar ada di negara-negara Amerika Latin. Hampir 90% produksi kopi
negara-negara Amerika Latin jenis arabika. Brasil merupakan produsen
arabika terbesar dunia. Sedangkan konsumen kopi terbesar dunia adalah
negara-negara Uni Eropa, disusul Amerika Serikat dan Jepang.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai