PERTANYAAN:
Perusahaan kami yang berbentuk perseroan terbatas (PT) memproduksi minyak asiri. Yang kami
dengar, produk-produk pertanian kena pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%, seperti biji,
buah, dan bunga pala, lalu bunga, tangkai, serta dan cengkeh.
Pertanyaannya, kalau produk-produk pertanian itu kami suling menjadi minyak asiri kemudian
kami ekspor, apakah kena PPN 10%? lalu, kalau produk-produk pertanian tersebut tidak disuling
Yanti, Jakarta
JAWABAN:
MEMANG belum lama ini Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan putusan atas uji materi yang diajukan
hadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomqr 31 Tahun 2007 tentang Impor dan Penyerahan Barang Kena
Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari PPN. Putusan MA menyatakan, barang
yang dihasilkan oleh kegiatan usaha di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan (barang
kena pajak bersifat strategis) yang sebelumnya bebas menjadi kena PPN.Tentu putusan ini
berdampak cukup signifikan terhadap perusahaan yang bergerak di bidang tersebut, antara lain:
pertama, wajib pajak yang melakukan] kegiatan usaha penyerahan b&rang kena pajak hasil
pertanian yang sebelumnya tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP), mereka harus
Kedua, PKP wajib melakukan pemungutan, menyetorkan, dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)
Sedang penyerahan barang kena pajak melalui ekspor sebenarnya tidak terkait dengan perubahan
PP Nomor 31/2007. Sebab, sesuai Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang No. 42/2009 tentang PPN, tarif
pajak pertambahan nilai atas ekspor adalah 0%. Sehingga, baik ekspor barang hasil pertanian
yang sudah diolah lebih lanjut nmupun hasil pertanian yang belum diolah dikenai PPN dengan
tarif 0% alias bebas pajak. Artinya, pemerintah memberikan perlakuan yang berbeda atas PPN
terhadap penyerahan barang untuk tujuan ekspor. Demikianlah penjelasan dari kami, semoga
bermanfaat.
Oleh : Agus Susanto Lihin dan Hendra Wijana Praktisi Pajak (kontan)