SPESIFIKASI TEKNIS 1
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
DAFTAR ISI
Spesifikasi Teknis untuk Pembangunan IPLT Kab. Bolaang Mongondow Selatan ini
terdiri dari 7 (tujuh) bagian utama, yaitu:
BAB 1
Spesifikasi Teknis Umum
BAB 2
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil
BAB 3
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Tanah
BAB 4
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Kolam IPAL/Tinja
BAB 5
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Bangunan
BAB 6
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Mekanikal-Elektrikal
SPESIFIKASI TEKNIS 2
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
BAB I
SPESIFIKASI UMUM
SPESIFIKASI TEKNIS 3
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
atas beban pemborong. Gambar tersebut setelah disetujui oleh direksi secara
tertulis membuat gambar pelengkap dari pelaksanaan.
h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang
dilaksanakan, pemborong diwajibkan berhubungan dengan direksi, untuk ikut
menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/
persetujuan.
i. Setiap usul perubahan dari pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari
direksi dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
j. Persyaratan bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan proyek ini, antara lain:
Bahan harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-
lain yang disesuaikan standar peraturan-peraturan yang dipergunakan di
dalam RKS ini.
Semua bahan-bahan harus mendapat pengesahan/ persetujuan dari direksi
sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
k. Ketelitian dan kerapihan kerja dan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh direksi,
terutama yang menyangkut pekerjaan penyelesaian maupun perapihan (finishing
works).
l. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/ perapihan,
harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak pemborong yang benar-benar
ahli.
m. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
n. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi
syarat teknis, dan dapat dipertanggungjawabkan.
SPESIFIKASI TEKNIS 4
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 5
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 6
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian
lokasi/ areal kerja untuk disetujui direksi, sehingga jadwal pelaksanaan
pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari direksi,
maka Pemborong harus melaksanakan pengukuran ulang. Dalam pengukuran ini
harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu. Patok-patok yang
ada akan digunakan terdiri dari 2 macam patok:
Patok utama yang terbuat dari beton dengan ukuran 20 x 20 x 70 cm.
Patok-patok yang lain digunakan untuk pembatas site, terbuat dari pipa
PVC pralon dan diberi tulang besi bergaris tengah 12 mm, dicor beton 1 : 2
: 3 dan diberi tanda koordinat.
c. Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, pemborong harus memberitahukan
kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam
sebelumnya, secara tertulis.
d. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh pemborong, dimintakan
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh direksi
yang dapat digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
e. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar pelaksanaan,
pemborong harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari daerah yang
dipatok itu.
f. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada pemborong, gambar ini merupakan
gambar pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar nyata.
g. Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki pemborong mengajukan
kembali kepada direksi untuk dimintakan persetujuan.
h. Gambar tersebut (butir g di atas) harus digambar di atas kertas kalkir dengan 3
lembar hasil reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar
harus sesuai dengan ketentuan direksi dan dijadikan gambar pelaksanaan
pengganti gambar lama.
SPESIFIKASI TEKNIS 7
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
pada tempat-tempat yang tampak dari tempat pekerjaan, menurut cara yang
praktis yang telah disetujui direksi.
c. Seluruh kerusakan, termasuk kerusakan pagar milik orang lain yang terjadi pada
saat pembersihan harus diperbaiki oleh pemborong atas tanggung jawab
sendiri. Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus hati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukur, atau tanda-tanda lainnya.
d. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah-sampah dan
bahan-bahan lain yang menggangu, termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa
konstruksi, sisa-sisa material dari sisa-sisa pekerjaan, dan hal-hal lainnya
sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya, kecuali bila
direksi menentukan lain.
SPESIFIKASI TEKNIS 8
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
f. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak akan ditolerir dan direksi pelaksanaan
berhak memerintah untuk memperbaiki/ membongkar pekerjaan yang telah
dilakukan atas beban pemborong.
g. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dalam tiap bagian pekerjaan, dan segera melaporkan kepada direksi
pelaksanaan setiap terdapat selisih/ perbedaan ukuran. Pemborong tidak
dibenarkan untuk membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan
direksi pelaksanaan
h. Sebagai peil dasar/ induk pekerjaan ini adalah peil setempat yang telah dibuat
oleh konsultan.
i. Penetapan titik/ peil dilakukan pemborong di lapangan dengan alat teropong
waterpass atau theodolite yang baik dan ditera kebenarannya terlebih dahulu.
j. Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus segera
dilaporkan kepada direksi pelaksana untuk diperiksa.
k. Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Adanya pengawasan dari direksi tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.
Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan pesawat theodolite. Pengukuran
siku dengan benang secara azas segitiga pytagoras hanya dilakukan untuk
bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan direksi pelaksanaan.
l. Papan bangunan (bowplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang
nyata dan kuat bertancap di dalam tanah, sehingga tidak bisa bergerak-gerak
ataupun berubah-ubah. Setelah pemasangan papan bangunan selesai, harus
dilaporkan kepada direksi untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya
dilakukan.
SPESIFIKASI TEKNIS 9
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL
SPESIFIKASI TEKNIS 10
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 11
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 12
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 13
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
2.2.2 Material
Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan memenuhi syarat PBI
1971. Pemborong harus menyediakan contoh dari material-material yang akan
digunakan untuk menghasilkan beton, untuk dimintakan persetujuan dari direksi, dan
tidak boleh memesan/ mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi akan
menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar, dengan maksud untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya. Pemborong tidak
diizinkan mengirimkan material-material dengan perbedaan yang besar dari standar
sampel tanpa persetujuan dari direksi. Semua material yang ditolak oleh direksi
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya pemborong.
SPESIFIKASI TEKNIS 14
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
2.2.3 Semen
a. Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement type I yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam N.I.8 1972 dan Standard Industri Indonesia
(SII 0013-81). Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui direksi
dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila
karena sesuatu hal terpaksa menggunakan semen dari pabrik lain, harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi, merk semen tersebut setarap
dengan Tiga Roda.
b. Bila direksi menganggap perlu pemborong harus mengirimkan surat pernyataan
dari pabrik yang menyetakan tipe, kualitas dari semen beserta manufacture's test
certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat-syarat yang ditentukan
N.I.8. Semen yang menggumpal, sweeping atau kantong yang robek/rusak
ditolak untuk disegel.
c. Semen harus disimpan dalam gudang/silo dengan ventilasi yang cukup dan tidak
bocor, serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm dari tanah.
Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun melebihi 2 (dua)
meter dan setiap pengiriman diberi tanda pengenal sehingga dapat dipakai
sesuai dengan tanggal pengiriman.
d. Pemborong harus mengirimkan laporan dari pengujian-pengujian semen di
laboratorium kepada direksi secara rutin. Laboratorium yang ditunjuk untuk
pengetesan tersebut, terlebih dahulu harus disetujui direksi.
Ukuran ayakan
Lolos, %
(US standard sieve)
No. 4 100%
No. 8 92 – 100 %
No. 16 65 - 85 %
No. 30 35 – 55 %
No. 50 15 – 30 %
No. 100 0 – 12 %
No. 200 %
SPESIFIKASI TEKNIS 15
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 16
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 17
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Jenis
Diameter Mutu au (0,2)
Batang
Lebih kecil atau sama dengan (<) 12 mm Polos U.24 2.400 kg/cm2
Lebih besar atau sama dengan (>) 12 mm Profil U.39 3.900 kg/ cm2
Keterangan:
au = Tegangan lelah karakteristik
0,2 = Tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0,2%.
SPESIFIKASI TEKNIS 18
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Sambungan dan panjang lawatan baja tulangan harus sesuai buku pedoman
perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok
bertulang untuk gedung 1983.
- Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari direksi.
- Penyambungan tulangan dengan diameter lebih besar atau sama dengan 20
mm baik untuk kolom maupun balok, setiap panjang 6 m selang seling
dilakukan sesuai dengan buku pedoman perencanaan untuk struktur tembok
bertulang untuk gedung 1983.
d. Penyimpanan
Penyimpanan besi beton dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat, dengan
cara meletakkannya di atas papan atau balok kayu sehingga tidak langsung di
atas tanah, untuk penyimpanan waktu lama maka besi beton harus disimpan di
bawah atap.
e. Test dan sertifikat
- Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan sesuai
dengan RKS ini, maka pada saat pemesanan baja tulangan pemborong harus
menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium.
- Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan test periodik
minimal 3 contoh untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh direksi.
- Semua pengetesan tersebut di atas, harus dilakukan di laboratorium Lembar
Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau Laboratorium lainnya yang
direkomendasi oleh direksi dan minimal sesuai dengan standar/peralatan lain
yang setaraf.
- Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh pemborong.
SPESIFIKASI TEKNIS 19
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Setelah plat lantai beton maupun plat atap menjadi kering, maka lobang delatasi
segera dibersihkan dari segala macam kotoran
- Pasang back up material (stirr up foam)
- Pasang masking tape pada sisi beton
- Priming dengan sika primer
- Selanjutnya bahan delatasi ini dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan
mengikuti petunjuk dari pabriknya
- Disarankan agar pemasangan dikerjakan oleh licenced applicator.
2.2.9 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
Untuk menjamin kestabilan mutu beton, dianjurkan memakai beton ready mixed.
SPESIFIKASI TEKNIS 20
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 21
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
2.2.13.3 Pengadukan
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang
berkapasitas tidak kurang dari 600 liter dan dilengkapi dengan alat timbangan
berat.
a. Bahan
- Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari plywood dengan tebal
12 mm dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton. Plywood ini diberi
perkuatan kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting tersebut.
- Lain-lain jenis tersebut diatas harus dengan persetujuan direksi
SPESIFIKASI TEKNIS 22
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus dibuat dari kayu klas II tebal
sesuai kebutuhan dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton, acuan ini
diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting tersebut.
- Untuk perkerasan bekisting (acuan) tersebut, apabila diperlukan direksi dapat
meminta kontraktor menghitungnya dan kemudian disetujui direksi.
b. Konstruksi
- Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku mencegah pergeseran
atau perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan bekisting halus halus
dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan-sambungan bekisting
harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal
- Tiang penyangga anti lendutan (cambres) harus dibuat sebaik mungkin dan
mampu menunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan atau
overstress ataupun pergeseran tempat pada bagian konstruksi yang
dibebani.
- Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi
sedemikian rupa, sehingga konstruksi ini benar-benar kuat dan kaku untuk
menunjang berat sendiri dan beban-beban yang berada di atasnya selama
pelaksanaan
- Kecuali detail-detail yang berlainan pada gambar, bekisting untuk semua
balok dan pelat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas
sebagai berikut:
- Semua balok atau/dan pelat lantai 0,2% lebar bentang pada tengah-tengah
bentang. Semua balok cantilever dan pelat lantai 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
c. Baut
Baut-baut tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian rupa sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi
tulangan akan berada 4 cm dari permukaan beton. Kawat pengikat tidak
diizinkan pada beton exposed yang akan berhubungan langsung dengan
keadaan alam, dimana dapat menimbulkan warna yang tidak merata. Semua
bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan paku
tanpa merusak beton.
d. Pembersihan
Semua bekisting harus dibersihkan sebelum dipergunnakan. Pekerjaan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya
beton yang keropos dan lain-lain kerusakan/cacat pada beton. Segera sebelum
beton dicor pada beberapa bagian dari bekisting, bagian dalam dari bagian itu
harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air. Tiap-tiap bagian dari
bekisting, bagian-bagian yang struktural harus diperiksa oleh direksi pelaksanaan
segera sebelum beton dicor di bagian itu. Khusus untuk acuan kolom dan dinding
SPESIFIKASI TEKNIS 23
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus dibuat bukaan atau
dua sisinya untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin terdapat pada dasar
kolom/dinding tersebut. Bukaan ini boleh ditutup setelah diperiksa dan disetujui
oleh direksi pelaksanaan.
e. Pelapisan (coating)
Sebelum pemasangan besi beton bertulang bekisting yang dipergunakan untuk
beton yang tidak diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Bekisting untuk beton biasa (yang
perlu diplester lagi permukaannya) harus dibasahi air dengan seksama sebagai
pengganti minyak sebelum beton dicor.
f. Pembongkaran
Bangunan tidaak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban dengan rencana pembongkaran bekisting
pada beton. Pertanggungjawaban atas keselamatan pada waktu pembongkaran
tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak pemborong.
g. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting.
Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur ditentukan dari percobaan
kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum sebagai berikut :
SPESIFIKASI TEKNIS 24
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Tidak boleh lebih dari 1 (satu) nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut, terjadi kurang dari ' bk.
- Tidak boleh satupun rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut, terjadi kurang dari (' bk + 0,82 Sr).
c. Bila compressive strength test dari kelompok kubus test gagal memenuhi syarat di
atas, maka direksi pelaksanaan akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton
dari kubus-kubus tersebut diambil.
SPESIFIKASI TEKNIS 25
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
b. Air (genangan) harus dibuang dari tempat/ruangan yang akan diisi/dicor beton.
Air yang mengalir ke dalam galian harus dikontrol/dibuang dengan cara yang
disetujui direksi pelaksanaan.
c. Isi dari mixer yang dikeluarkan pada suatu operasi continous harus diangkut
tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dalam gerobak yang bersih
dan kedap air. Metode yang digunakan harus disetujui direksi pelaksanaan,
setelah pemborong mengajukan proposal/ usulan cara-cara pengangkutan.
d. Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus diberikan
dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dan pada setiap akhir
pekerjaan. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus diletakkan/dicor
dan dipadatkan pada tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air
ke dalam mixer.
e. Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas/ dituangkan dari ketinggian
lebih besar dari 1,5 m. pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari
timbulnya degradasi dan menjamin suatu pengecoran yang tidak terputus. Beton
harus diletakkan dalam lapisan tidak lebih dari 60 cm tebalnya dan dipadatkan
sesuai ketentuan di bawah ini tanpa timbulnya degradasi/ pemisahan.
pengecoran dari satu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan
dengan satu operasi yang continous atau sampai construction joint tercapai.
f. Beton, acuan atau penulangan tidak boleh diganggu selama minimal 24 jam
setelah pengecoran, kecuali dengan izin direksi pelaksanaan. Semua pengecoran
harus dilaksanakan di siang hari dan pengecoran beton dari suatu bagian
pekerjaan jangan dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada siang hari,
kecuali atas izin Direksi Pelaksanaan boleh dikerjakan pada malam hari. Izin ini
tidak boleh diberikan, bila sistem penerangan yang dipersiapkan Pemborong
belum disetujui Direksi Pelaksanaan.
g. Dalam hal dinding, kolom beton atau bagian-bagian yang dianggap tinggi, tidak
boleh dicor dari atas, tetapi harus dari samping melalui satu bukaan pada
ketinggian yang disetujui. Saluran curah untuk pengecoran tidak boleh
dipergunakan, kecuali jaraknya dekat dan hanya dengan persetujuan direksi
pelaksanaan. Bila hal ini disetujui direksi pelaksanaan, maka saluran itu harus
dibuat dari logam (metal) atau bahan dihaluskan, agar dapat mengalirkan
adukan beton dengan lancar, sedangkan kemiringan saluran/ talang tersebut
tidak lebih curam dari perbandingan 1 (satu) tegak dan 2 (dua) mendatar.
h. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan
dalam gambar-gambar rencana, maka tempat-tempatnya harus disetuji oleh
direksi.
i. Penyimpanan tempat siar daripada yang dinyatakan dalam gambar harus
disetujui direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 26
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 27
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
2.2.19 Perawatan
a. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakaan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan
basah, selama paling sedikit 7 hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa
yang berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu
selalu dalam keadaan basah.
b. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan
untuk mencegah retak pada sambuungan dan penegringan beton yang terlalu
cepat. Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali
bebas dari unsur-unsur kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau
perubahan warna pada beton.
SPESIFIKASI TEKNIS 28
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Campuran Untuk
1 pc : 2 psr pasangan trasram, dinding luar dan plesteran luar
bangunan
1 pc : 5 psr pasangan biasa (dinding dalam)
1 pc : 3 psr pasangan dalam bangunan
- Cara mengaduk
Adukan harus dilaksanakan dengan mixer. Adukan yang dimulai mengeras
tidak boleh digunakan.
a. Batu bata
Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat bisa produksi setempat
ukuran nominal sesuai persetujuan direksi. Pembakaran bata harus sempurna, sisi-
sisi batu bata harus tanpa retak-retak dan campuran kotoran. Ukuran batu bata
harus seragam sesuai dengan AV.
Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20% bila ternyata
persentase kerusakan di atas angka tersebut maka pengiriman batu bata
tersebut dibatalkan/ tidak diterima.
b. Kolom praktis
Pada tiap jarak 3 meter dalam tembok bata (atau pada sambungan-sambungan
antara, sehingga luas bidang tembok bata maksimum 12 m2) an pada semua
pertemuan dinding, harus dibuat kolom praktis dari beton dengan lebar 12 - 15
cm setebal batu bata).
Kolom ini harus dibuat sesuai dengan kemajuan pekerjaan bata, diberikan
tulangan pokok 4 buah dengan garis tengah 8 mm serta sengkang-sengkang 06
mm pada tiap jarak 25 cm. Atau apabila ada ketentuan lain, harus disetujui oleh
direksi.
c. Pekerjaan dinding
- Bahan
Untuk semua pekerjaan dinding digunakan batu bata seperti disyaratkan
dalam 2.2.22.f.
- Adukan
Adukan rapat air 1 pc : 2 pasir dilaksanakan untuk :
- Semua dinding bata mulai sloof sampai 20 cm diatas lantai jadi (150 cm
untuk toilet)
SPESIFIKASI TEKNIS 29
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Semua dinding luar, dinding dalam mulai sisi atas pelat beton sampai 20 cm
di atas lantai jadi
- Dinding dan dasar septictank
- Saluran pembuangan keliling bangunan
SPESIFIKASI TEKNIS 30
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 31
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
minimum. Dalam hal ini kontraktor harus mengajukan sistem dan spesifikasi teknisnya
untuk terlebih dahulu disetujui direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 32
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
2.3.3 Bahan-Bahan
a. Sumber bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui direksi.
b. Timbunan biasa
- Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah
atau bahan-bahan batuan yang disetujui oleh direksi.
- Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mingkin, tidak termasuk penggunaan
tanah liat yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO
M 145 atau sebagian CH pada Unified or Cassagrande Siol Classification
System. Dimana penggunaan tanah-tanah yang plastis berkadar tinggi tidak
dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut hanya kan
digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah
SPESIFIKASI TEKNIS 33
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan
bahan-bahan 400 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu
jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji
sesuai dengan AASHTO T-193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang
dari 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T-99.
- Bila digunakan situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak
dapt dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri
dari pasir atu kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu
Indeks Plastisitas maksimum 6%.
- Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam
situasi lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi
pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat
merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik
atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. jenis
bahan-bahan yang terpilih dan disetujui oleh direksi akan bergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada
tekanan tanah yang harus dipikul.
SPESIFIKASI TEKNIS 34
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan direksi. Timbunan
yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horizontal sampai
pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian
permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan
peretakan permukaan.
- Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuh-tumbuhan
harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan
dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan
atau pengupasan selajutnya akan dipadatkan kembali, sesuai dengan jenis
pemadatan yang ditentukan untuk timbunan jalan raya selanjutnya. Jika
permukaan asli di atas mana timbunan yang akan ditempatkan adalah jalan
lama, permukaan tersebut harus dibajak, dikupas, atau dihancurkan tanpa
menghiraukan tinggi dari timbunan yang kan ditempatkan. Dalam tiap-tiap
kasus tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk pekerjaan
ini sebagaimana hal tersebut dipertimbangkan sebagai tambahan pada item
lain-lain di dalam bill of quantities.
b. Pemadatan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh direksi sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan.
- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum
sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut
harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
diperoleh bila tanah tersebut dipadat sesuai dengan AASTHO T99.
- Semua timbunan batuan harus ditutup degan sebuah lapisan atau lapisan
dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi
batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela
bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai
dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
- Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan diterima oleh direksi, sebelum lapisan
berikut ditempatkan.
- Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu jalan dengan suatu cara yang sedemikian sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama. Dimana mungkin lalu lintas alat
konstruksi harus dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan jalur yang
digunakan diubah secara terus menerus untuk menyebar pengaruh
pemadatan dari lalu-lintas.
SPESIFIKASI TEKNIS 35
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 36
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Percobaan pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pemilihan peralatan dan metode
untuk mencapai kepadatan yang diisyaratkan, maka pemadatan berikutnya
harus menyusul.
Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat
pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai sehingga memuaskan direksi. Hasil percobaan lapangan
ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
diisyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan
yang selanjutnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 37
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
2.3.6 Sub-Base
a. Material
- Peserta pelelangan harus sebelumnya menentukan sendiri akan tempat,
jumlah dan keserasian bahan yang ada untuk digunakan sebagai bahan
subbase. harus juga diperhitungkan biaya sehubungan dengan pengambilan,
pengukuran, penyaringan bila perlu yang kesemuanya itu harus juga
tercakup dalam suatu harga bahan subbase yang diajukan pada harga
penawaran.
Kontraktor selambat-lambatnya 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan
subbase harus sudah mengajukan kepada Direksi sesuai pernyataan yang
menerangkan tempat asal dan komposisi dari material yang digunakan
sebagai subbase, dimana sifat-sifat material tersebut harus memenuhi
persyaratan yang akan disebutkan selanjutnya pada spesifikasi ini.
SPESIFIKASI TEKNIS 38
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kategori Spesifikasi
3/8" 40-70
No. 4 30-60
No. 10 20-50
No. 40 10-30
No. 200 5-15
Persentase berat yang lewat untuk masing-masing ayakan dapat dikoreksi oleh
direksi bila digunakan batu pecah dengan bermacam-macam berat jenis:
- Batas cair (AASTHO T89) 25 max
- Indeks Plastis (ASSTHO T91) 6 max
- Kadar lempung (AASTHO T176) 25 min
- Kehilangan berat dari partikel yang tertinggal pada ayakan ASTM No. 12
- (AASTHO T96)
- CBR direndam yang ditest pada density yang dikehendaki (100% dari
kepadatan kering maksimum menurut AASTHO T180) 60 max.
Kelas C subbase terdiri dari pasir dan kerikil dengan gradasi baik menurut
persyaratan di bawah ini.
SPESIFIKASI TEKNIS 39
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
(AASTHO T96)
Kepadatan kering maksimum
min 20 gr/cucm
(AASTHO T180)
b. Pelaksanaan
- Pekerjaan persiapan untuk subgrade
Subgrade akan dibuat, dipersiapkan dan dikerjakan seperti yang disebut
pada lab sebelumnya, sebelum subbase ditempatkan
- Pencampuran dan pembuatan
Kecuali ditentukan lain, bila kontraktor mengerjakan pencampuran material
subbase harus menuruti salah satu cara di bawah ini, dengan bahan-bahan
pembantu bila perlu seperti diisyaratkan pada gambar rencana.
- Cara dengan alat pencampur stasioner
Agregat dan air dicampur di dalam suatu mixer. Jumlah air diatur selama
pencampuran agar mencapai kadar air yang sesuai untuk keperluan
pamadatan yang memenuhi syarat. Setelah proses pencampuran, material
diangkut ke tempat pekerjaan, dijaga agar kadar air tetap dalam batas-
batas yang diisyaratkan dan dihampar di lapangan untuk segera
dipadatkan.
- Cara dengan alat pencampuran yang berjalan
Setelah material untuk masing-masing ditempatkan dengan mesin penyebar
(spreader) atau alat lain, kemudian dilakukan pencampuran dengan alat
pencampur berjalan. Selama itu air bila perlu ditambah agar dicapai kadar
air optimum.
- Cara dengan pencampuran setempat (mixed on place)
Setelah material untuk masing-masing lapisan ditempatkan, pencampuran
dilakukan dengan motor grader atau alat lain pada kadar air yang
dikehendaki. Subbase material akan dipadatkan tiap lapisan dengan tebal
sedemikian agar kepadatan maksimum dapat dicapai dengan alat-alat
yang ada. Tebal lapisan itu umumya tidak boleh dari 25 cm setelah jadi. Bila
SPESIFIKASI TEKNIS 40
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
lebih dari satu lapis, tiap lapisan yang terdahulu harus sudah dipadatkan
secukupnya sebelum penempatan lapisan selanjutnya.
- Penebaran dan pemadatan
Segera setelah dilakukan penebaran dan perataan, tiap garis segera
dipadatkan pada seluruh lebar jalan dengan mesin gilas, mesin gilas roda
karet atau alat pemadat lain yang disetujui direksi untuk dipakai.
Penggilasan dilakukan dari tepi menggeser ke tengah, berjalan paralel
dengan as jalan dan diusahakan berlangsung terus tanpa berhenti sampai
seluruh permukaan selesai digilas.
Bla terjadi pelendutan atau hal-hal yang tidak wajar pada suatu tempat,
harus segera dilakukan perbaikan dengan cara membongkar tempat itu,
mengganti atau dilakukan menambah material lain dan menggilasnya
kembali sehingga rata dengan permukaan yang dikehendaki.
Pada tepi-tepi curb, dinding-dinding dan pada tempat-tempat yang tidak
dapat dicapai oleh mesin gilas harus dipadatkan dengan alat-alat tangan
yang tepat (temper, compactor). Lapisan yang dipadatkan tersebut harus
digilas dan dipangkas (bladed) sedemikian agar permukaan jadi berbentuk
sesuai dengan gambar rencana. Material subbase harus dipadatkan hingga
mencapai paling tidak 100% dari kepadatan kering maksimum yang
dipadatkan pada pemeriksaan AASTHO T180 Method D. Kepadatan
tersebut harus dicapai pada seluruh tebalnya.
Direksi melakukan pengukuran pada tempat-tempat yang dipilihnya selama
pelaksanaan pekerjaan untuk memeriksa tebal lapisan subbase yang
dihampar agar dapat mencapai tebal jadi yang disyaratkan pada
kepadatan maksimum.
Pembuatan lubang-lubang untuk keperluan pengukuran itu dan pengisiannya
kembali akan dilakukan oleh kontraktor dan diawasi oleh direksi atau wakil
yang ditunjuk olehnya.
2.3.7 Base
a. Sumber Material
- Peserta lelang sebelum mengajukan harga penawaran harus menentukan
sendiri lokasi, kemungkinan bahan tersebut untuk dipakai sebagai bahan
base, cara pengambilan atau pengangkutannya, biaya pemecahan batu,
penyeleksian dan pembiayaan lain yang perlu sehubungan dengan
pendatangan material itu.
Kontraktor harus juga memperhitungkan, bila memang demikian keadaannya,
cara menggali dan membuang lapisan tanah atas tempat pengambilan
bahan tersebut. Harga satuan dari material base yang diajukan harus telah
mencakup semua pembiayaan itu.
SPESIFIKASI TEKNIS 41
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kategori Keterangan
Kekerasan (Toughness ASTM D3) min 6%
Kehilangan berat dengan percobaan sodium sulfate (AASTHO max 10%
T104)
Kehilangan berat dengan percobaan Magnesium sulfate max 12%
soundness test (AASTHO T140)
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 100 putaran max 10%
(AASTHO T96)
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 500 putaran max 40%
(AASTHO T96)
Partikel-partikel tipis, memanjang persentase berat (partikel max 5%
lebih besar dari 1" dengan ketebalan kurang dari 1/5
panjang)
Bagian-bagian baru yang lunak (ASTM C235) max 55%
Gumpalan-gumpalan lengkung (AASTHO T12) max 0,225%
SPESIFIKASI TEKNIS 42
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kelas B terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah atau batu pecah dengan
berat jenis yang seragam dengan pasir, lanau atau lempung dengan persyaratan di
bawah ini :
Partikel yang mempunyai diamater kurang dari 0,02 mm harus tidak lebih dari 35%
dari berat total contoh bahan yang diuji.
Persentase berat butir yang lewat dapat dikoreksi oleh direksi bila agregat terdiri
dari bahan-bahan dengan berat jenis yang berlain-lainan:
- Batas cair (AASTHO T89) : max 25%
- Indeks plastis (AASTHO T91) : 4-8%
- Kadar lempung (AASTHO T176) : min 50%
Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah harus paling
tidak berjumlah 80% dari berat material yang tertinggal pada ayakan No. 4.
SPESIFIKASI TEKNIS 43
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah harus paling
tidak berjumlah 80% dari berat material yang tertinggal pada ayakan No. 4.
SPESIFIKASI TEKNIS 44
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 45
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 46
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
c. Apabila batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya ditemukan pada
jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan bahu
jalan, atau pada dasar parit pipa atau galian pondasi struktur maka bahan-
bahan tersebut harus digali lebih dari 150 mm sampai suatu permukaan yang
rata halus dan mantap. Tidak boleh ada tonjolan batuan ditinggalkan dari
permukaan yang terbuka dan semua pecahan batu yang berdiameter lebih
besar dari 150 mm harus dibuang. Profil galian yang ditentukan harus dicapai
dengan bahan-bahan urugan kembali yang dipadatkan dan disetujui oleh
direksi.
d. Peledakan tidak boleh digunakan untuk pekerjaan galian.
e. Galian batuan dilaksanakan sampai kedalaman sesuai perencanaan yang
dinyatakan pada gambar kerja atau yang ditetapkan oleh direksi. Permukaan
harus datar, dengan 50 mm maksimum gelombang permukaan. Batuan lepas
dengan ukuran lebih dari 150 mm harus disingkirkan.
f. Permukaan dasar batuan harus dibersihkan menggunakan kompresor air
bertekanan tinggi.
g. Jika diperlukan, kontraktor harus memasang landasan beton tanpa tulang
belulang sebelum pekerjaan beton struktur.
h. Parit atau pipa, gorong kecil dan saluran beton, pasangan batu atau pasangan
batu adukan encer harus berukuran cukup untuk memungkinkan pemasangan
yang layak dari bahan-bahan, pemeriksaan pekerjaan dan pemadatan urugan
kembali di bawah dan disekeliling pekerjaan yang ditempatkan.
i. Jika gorong-gorong atau parit lainnya digali pada embankmen baru,
embankmen harus dibangun sampai tinggi permukaan yang disyaratkan dengan
suatu jarak pada masing-masing sisi lokasi parit tidak kurang dari 5 kali ukuran
lebar parit, dan setelahnya parit digali dengan sisi-sisi hampir vertikal
sebagaimana kondisi tanah mengijinkan.
j. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan denngan cara yang cermat
untuk menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang
baru ditempatkan dapat terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan
selama penempatan beton atau suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam
sesudahnya, harus dilaksanakan dari suatu bak yang tepat, dan terletak diluar
acuan beton, dan aliran air yang dipompa masuk ke dalam sistim drainasi yang
telah ditetapkan.
2.5.3 Bahan-Bahan
a. Sumber bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui direksi.
b. Timbunan biasa
SPESIFIKASI TEKNIS 47
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah
atau bahan-bahan batuan yang disetujui oleh direksi.
- Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mingkin, tidak termasuk penggunaan
tanah liat yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO
M 145 atau sebagian CH pada Unified or Cassagrande Siol Classification
System. Dimana penggunaan tanah-tanah yang plastis berkadar tinggi tidak
dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut hanya kan
digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah
plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan
bahan-bahan 400 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu
jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji
sesuai dengan AASHTO T-193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang
dari 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T-99.
- Bila digunakan situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak
dapt dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri
dari pasir atu kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu
Indeks Plastisitas maksimum 6%.
- Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam
situasi lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi
pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat
merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik
atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. jenis
bahan-bahan yang terpilih dan disetujui oleh direksi akan bergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada
tekanan tanah yang harus dipikul.
SPESIFIKASI TEKNIS 48
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua
bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara
dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
- Penimbunan kembali di atas pipa atau di belakang struktur harus sesuai
dengan galian dan urugan kembali untuk struktur.
- Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan dan
harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang
baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan direksi. Timbunan
yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horizontal sampai
pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian
permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan
peretakan permukaan.
- Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuh-tumbuhan
harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan
dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan
atau pengupasan selajutnya akan dipadatkan kembali, sesuai dengan jenis
pemadatan yang ditentukan untuk timbunan jalan raya selanjutnya. Jika
permukaan asli di atas mana timbunan yang akan ditempatkan adalah jalan
lama, permukaan tersebut harus dibajak, dikupas, atau dihancurkan tanpa
menghiraukan tinggi dari timbunan yang kan ditempatkan. Dalam tiap-tiap
kasus tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk pekerjaan
ini sebagaimana hal tersebut dipertimbangkan sebagai tambahan pada item
lain-lain di dalam bill of quantities.
b. Pemadatan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh direksi sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan.
- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum
sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut
harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
diperoleh bila tanah tersebut dipadat sesuai dengan AASTHO T99.
- Semua timbunan batuan harus ditutup degan sebuah lapisan atau lapisan
dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi
batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela
bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai
dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
SPESIFIKASI TEKNIS 49
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 50
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 51
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 52
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
strauspile umumnya diambil karena posisi tanah keras tidak terlalu dalam ,
Galian strauspile dilakukan manual sehingga dapat dibentuk dengan
sedemikian rupa sesuai dengan gambar rencana.
- Struktur pondasi straus ini dibangun oleh dua komponen pokok
Beton siklope dibagian bawah dan beto bertulang dibagian atasnya, komposisi
panjang sesuai dengan kedalaman pondasi tersebut biasanya beton bertulang
ditentukan sedalam 1,5 m dari atas kepala tiang sehingga tulangan dari
pondasi ini masuk kedalam poor .penulangan strauspile dibuat melingkar sesuai
dengan bentuk pondasi dan sengkan biasanya dibentuk spiral.cara dan
pelaksanaanpekerjaan beton dapat dilihat pada bab pekerjaan beton
bertulang dan pekerjaan beton tampa tulangan
- Struktur poor adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai struktur tumpuan
awal dari beban – beban yang terjadi juga berfungsi sebagai tumpuan kolom
dan balok (sloof) . pada konstruksi ini berfusi ganda sebagai penahan gaya
vertikan dan gaya horizontal .semua pelaksanaannya sesuai dengan pekerjan
beton bertulang
Formwork hand rail/guard rail harus dibuat sedemikian sehingga sesuai dengan
bentuk seperti dalam gambar rencana karena bentuk tiang maupun hand rail/guard
rail secara keseluruhan dapat dibentuk sesuai keinginan berdasarkan estetika
arsitektural.
SPESIFIKASI TEKNIS 53
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
Spesifikasi teknis ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini berlaku dalam
kaitan, merujuk pada, menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat
dalam bagian lain dari RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknis ini terdiri atas beberapa bagian, semua ketentuan
berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas bagian tidak membatasi
berlakunya ketentuan dari bagian lainnya.
Dalam hal Spesifikasi Teknis ini bertentangan dengan Gambar RKS, maka yang
berlaku adalah Gambar RKS.
A. DIMENSI GEOMETRIK
a. Elevasi dan Bench mark
Semua elevasi yang dimaksud adalah terhadap LWS, kecuali dinyatakan lain.
Semua elevasi harus dinyatakan dalam meter dengan ketelitian sampai dua
desimal.
Kontraktor wajib membuat sedikitnya 6 (enam) buah bench mark di sekitar lokasi
proyek yang ditunjuk Direksi Teknik/Konsultan. Bench mark yang terpasang harus
diikatkan terhadap referensi yang ada yang disetujui Konsultan. Ikatannya harus
merupakan ikatan sempurna dari poligon tertutup. Bila diperlukan, Kontraktor
harus menambahkan sendiri bench mark tambahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Dimensi
Semua dimensi dalam gambar dinyatakan dalam satuan metrik. Tidak ada
tambahan akibat konversi dari satuan lainnya ke sistem metrik. Semua gambar
dan komunikasi harus dinyatakan dalam sistem metrik.
c. Toleransi
Toleransi pengukuran untuk pekerjaan tanah adalah:
Pekerjaan Galian
Vertikal : 0,25 m
Horisontal : 0,25 m
Pekerjaan Timbunan
Vertikal : 0,05 m
SPESIFIKASI TEKNIS 54
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Horisontal : 0,05 m
Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
Vertikal : 0,03 m
Horisontal : 0,03 m
B. DEFINISI
Pada seluruh dokumen ini dipakai kata-kata:
Direksi Teknik menerangkan : Pemberi Tugas
Konsultan menerangkan : Konsultan Pengawas
Kontraktor menerangkan : Kontraktor yang memenangkan
Tender
Insinyur Pengawas menerangkan : Insinyur yang ditunjuk oleh Konsultan
Supervisi sebagai Pengawas di
lapangan
Ahli Geoteknis menerangkan : Ahli Geoteknis yang kompeten dan
berpengalaman.
Spesifikasi teknis ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini berlaku dalam
kaitan, merujuk pada, menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat
dalam bagian lain dari RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknis ini terdiri atas beberapa bagian, semua ketentuan
berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas bagian tidak membatasi
berlakunya ketentuan dari bagian lainnya.
Dalam hal Spesifikasi Teknis ini bertentangan dengan Gambar RKS, maka yang
berlaku adalah Gambar RKS.
SPESIFIKASI TEKNIS 55
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 56
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
3.1.1.2 Survei
a. Pada waktu yang telah disepakati untuk memulai pekerjaan galian, Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan, harus memeriksa dan melakukan survei dengan
peralatan yang disetujui pada lokasi pekerjaan.
b. Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
3.1.1.3 Peralatan
a. Peralatan yang digunakan Kontraktor harus memenuhi persyaratan minimal yang
ditentukan.
b. Jika pemakaian peralatan lain tidak diizinkan oleh Konsultan, Kontraktor harus
menggunakan peralatan yang telah diusulkan dalam tender atau telah disetujui
untuk digunakan ketika kontrak ditandatangani. Kontraktor harus menyerahkan
rencana kerja detail pelaksanaan pekerjaan sehubungan dengan mobilisasi
peralatan.
c. Peralatan yang dipakai pada saat pelaksanaan harus diajukan pada rencana
kerja dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum dioperasikan.
SPESIFIKASI TEKNIS 57
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 58
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
terhadap jadwal untuk gangguan tersebut dari penguasa setempat dan juga
dari Direksi Teknik.
SPESIFIKASI TEKNIS 59
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 60
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
3.1.2.2 Blasting
a. Peledakan sebagai cara pembongkaran padas hanya boleh digunakan jika,
menurut pendapat Direksi Teknik, tidak praktis menggunakan alat bertekanan
udara atau penggaruk hidraulis. Direksi Teknik dapat melarang peledakan dan
memerintahkan padas untuk digali dengan cara lain, jika menurut pendapatnya,
peledakan berbahaya bagi manusia atau struktur yang berdekatan.
b. Bila diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan anyaman
pelindung ledakan untuk melindungi orang, benda dan pekerjaan selama
penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti
yang diuraikan oleh Direksi Teknik.
SPESIFIKASI TEKNIS 61
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 62
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
3.2.1.1 Uraian
a. Istilah timbunan apabila tidak dijelaskan secara khusus, berarti dimaksudkan
untuk timbunan tanah dan atau timbunan
b. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi timbunan
atau untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi
timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan atau
penampang melintangnya.
c. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis
kepada Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan untuk memulai pekerjaan.
d. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi dua
jenis, yaitu timbunan biasa dan timbunan pilihan. Timbunan pilihan akan
digunakan di daerah berair dan lokasi serupa dimana material yang plastis sulit
untuk dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran jika diperlukan lereng yang curam
karena keterbatasan ruang, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana
kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
e. Pekerjaan timbunan dengan material yang dipasang sebagai landasan pada
saluran beton, juga tidak termasuk material drainase berpori yang dipakai untuk
maksud drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya butir halus
akibat filtrasi.
3.2.1.2 Survei
a. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level
yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang
harus pada interval 10 m. Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa gambar
tampak dan penampang.
3.2.1.3 Peralatan
a. Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian, jumlah,
tipe dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.
b. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.
SPESIFIKASI TEKNIS 63
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 64
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
3.2.2.4 Pengajuan
a. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu
persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.
Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang
dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik
dari permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan itu akan ditempatkan.
b. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada konsultan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari
penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan.
Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan, salah satu
akan ditahan oleh konsultan untuk rujukan selama perioda kontrak.
Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang
diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data
pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi sifat yang ditentukan.
c. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan
segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap
persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan.
Hasil pengujian kepadatan.
Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran membuktikan
bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.
SPESIFIKASI TEKNIS 65
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 66
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
3.2.2.10 Bahan-Bahan
1. Sumber Bahan-Bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
2. Bahan Timbunan
a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan
dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty
clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM
(khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah). Clay fraction (< 0.002
mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan
dari hasil analisis saringan.
b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat
tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan
secara langsung kecuali apabila dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu
sesuai usulan seorang Ahli Geoteknis. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai
Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan Persentase Ukuran Tanah Liat
(AASHTO T88).
c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil
dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45% (AASHTO T90).
d. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki:
Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan
lebih besar dari 50 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan >
120 kPa.
Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6
Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 %
Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan 98
% Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan subgrade
jalan.
3. Bahan Lapisan Kedap harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
Jenis tanah MH, Ml, CH, CL.
SPESIFIKASI TEKNIS 67
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 68
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
c) Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal
pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua
bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara
dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
d) Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru
terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan Konsultan. Timbunan
yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai
pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian
permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan
peretakan permukaan.
e) Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus
dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan
permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan atau
pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.
3. Pemadatan
a. Apabila diperlukan pelaksanaan pekerjaan pemadatan harus dilakukan
pada musim kering guna mendapatkan kualitas pemadatan yang
disyaratkan.
b. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
c. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum
(wet of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar
air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut
dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180.
d. Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm
dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih
besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan
batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk
timbunan tanah.
e. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.
SPESIFIKASI TEKNIS 69
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
f. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu timbunan dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap
bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.
g. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas
tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang
disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang
memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga dan
guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan
dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya
longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud,
maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada
instruksi dari Direksi Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang
diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan
timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan
tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi
Teknis ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki
timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknis ini, maka Kontraktor
wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai
memenuhi Spesifikasi Teknis ini dan menanggung biaya pengujian yang
diperintahkan Direksi Teknik.
SPESIFIKASI TEKNIS 70
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
3.2.2.13 Pengukuran
a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah
SPESIFIKASI TEKNIS 71
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis,
kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan
disetujui. Metode perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan metode
luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang dari
pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.
b. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat
pekerjaan terasing atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau
sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran,
kecuali:
Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau
lunak atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya.
Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang kurang
memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak
dianggap bertanggung jawab.
c. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan
sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran
sebagai timbunan di bawah bab ini.
d. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau
untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai,
tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
e. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai timbunan.
f. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase
porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan
di dalam bab ini.
g. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.
Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan, penyelesaian dan
penempatan material, keuntungan jasa kontraktor serta semua kegiatan untuk
mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.
SPESIFIKASI TEKNIS 72
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KOLAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH/LUMPUR
TINJA
b. Kolam Anaerobik I
c. Kolam Anaerobik II
d. Kolam fakultatif
e. Kolam Maturasi
f. Dryieng Area.
Lebih jelasnya bagan alir sistem pengolahan lumpur tinja yang direncanakan dapat
dilihat pada gambar 7.1 di bawah ini.
Drying Hanggar
Area Kompos
SPESIFIKASI TEKNIS 73
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Fungsi unit ini adalah untuk memisahkan padatan dan air dengan memanfaatkan
sifat fisik air limbah dengan td setiap kolam selama 5 hari. Diasumsikan pengolahan
pada SSC ini adalah pengolahan fisik.
B. Drying Area
Fungsi unit ini adalah untuk mengeringkan padatan lumpur yang sudah setengah
kering dan sekaligus proses desinfeksi mikroorgansma yang masih terkandung
dalam lumpur melalui sinar matahari (ultra violet). Diasumsikan pengolahan pada
Dring Area ini adalah pengolahan fisik.
Kolam anaerobik berfungsi untuk menguraikan kandungan zat organik (BOD) dan
padatan tersuspensi (SS) dengan cara anaerobik atau tanpa oksigen.
Kolam anaerobik berfungsi untuk menguraikan kandungan zat organik (BOD) dan
padatan tersuspensi (SS) dengan cara anaerobik atau tanpa oksigen
SPESIFIKASI TEKNIS 74
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Bangunan pelengkap yang dibutuhkan untuk IPLT mengacu kepada Petunjuk Teknis
No. CT/AL/Re-TC/001/98 tentang Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam adalah
sebagai berikut.
a. Platform (dumping station) yang merupakan tempat truk tinja untuk mencurahkan
(unloading) lumpur tinja).
c. Gudang, untuk tempat penyimpanan peralatan, suku cadang unit-unit di dalam IPLT
dan perlengkapan lainnya.
e. Jalan masuk dan jalan operasi untuk kelancaran operasional baik truk tinja maupun
pekerja di IPLT.
SPESIFIKASI TEKNIS 75
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
i. Pagar pembatas untuk mencegah gangguan serta mengamankan aset yang ada di
dalam lingkungan IPLT.
j. Generator.
4.1.2 Standar
Semua pekerjaaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar perencanaan. Pelaksanaannya harus mentaati semua
standar untuk hal yang relevan yang berlaku di Indonesia.
SPESIFIKASI TEKNIS 76
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Jenis pipa
- Diameter pipa (mm)
- Tekanan pipa (bar)
- Nilai kekuatan pipa
- Merk
- Nomor produksi, tanggal dan tanda-tanda lain
- Sudut (derajat) dari fitting
f. Perforasi pada pipa penangkap/pengumpul dilaksanakan sesuai dengan
gambar dengan alat yang tidak akan merusak kekuatan pipa.
SPESIFIKASI TEKNIS 77
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Letak dan atau posisi perpipaan yang lurus, bend piping, trust block
Dan lain-lain sesuai dengan keadaan di lapangan atau atas petunjuk
direksi di lapangan
Posisi manhole penghubung yang berfungsi sebagai awal pipa tegak
biogas
b. Pekerjaan Galian Tanah
Untuk pengalian tanah (trench cutting) diberlakukan hal-hal khusus :
- Profil ekonomis
Untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah, kotraktor hanya diperkenankan
melakukannya berdasarkan profil galian seperlunya dengan arti kata
ekonomis dan semurah-murahnya tapi kuat dan aman bagi para pekerja dan
petugas, dan tersedia ruang secukupnya untuk maksud pemipaan dan
pekerjaan lainnya dan sesuai dengan kedalaman yang harus dicapai oleh
pekerjaan-pekerjaan tersebut.
- Galian tanah dan konstruksi pelindung
Untuk kedalaman yang lebih dari 1,2 meter dan pada tanah yang biasa
(yaitu tanah yang bercampur lempung atau pasir atau batu-batu kecil),
maka kontraktor harus melakukan perlindungan terhadap galian tersebut.
Konstruksi pelindung galian terbuat dari konstruksi kayu atau baja
(selanjutnya disebut konstruksi pelindung). Konstruksi pelindung tersebut harus
benar-benar kuat, aman serta memudahkan manuver kerja dan peralatan
para pekerja dan petugas dalam galian.
- Pembongkaran bekisting
Pada pelaksanaan pembongkaran konstruksi pelindung, bahan konstruksi
tidak diperkenankan tertinggal dalam galian dan harus dikeluarkan dari
lubang galian.
- Tanah dari jenis lain
Untuk pekerjaan galian tanah dari jenis lain, kontraktor harus
membicarakannya dengan direksi pengawas untuk mendapatkan hasil galian
dengan profil yang kuat, aman dan semurah-murahnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 78
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
b. Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam keadaan kering tidak
boleh ada air sama sekali dan dalam pipa harus diperiksa kembali
kebersihannya.
c. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan
kontraktor dengan persetujuan pengawas dan harus dilakukan dan harus
dilaksanakan dengan alat yang sesuai untuk pipa yang dipakai.
SPESIFIKASI TEKNIS 79
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 80
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Urugan kerikil dan pasir dilakukan pada sekeliling pipa, tebal 10 cm kecuali
pipa-pipa yang memotong jalan yang harus diurug penuh dengan pasir.
Untuk bangunan lainnya disesuaikan dengan gambar pelaksanaan
- Agar peletakan pipa tepat pada peilnya, pengurugan pasir baru dapat
dinyatakan selesai/disetujui oleh pengawas yaitu bila peil tersebut sudah
tepat pada tempatnya.
h. Pekerjaan Galian
- Pekerjaan galian harus sesuai dengan gambar kerja, tetapi dengan grade
level yang lebih tinggi dari final grade untuk memperhitungkan pengaruh
pemadatan. Penggalian yang dilakukan tidak boleh menyimpang dari
kemiringan (gradient) yang ditentukan pada gambar kerja. Apabila pada
waktu melakukan penggalian bertemu dengan batukarang, batu-batuan
lainnya, maka material-material tadi harus dipindahkan dengan seijin
pengawas. Lubang bekas material yang dikeluarkan tadi harus diisi kembali
dengan tanah yang disetujui oleh pengawas yang nantinya akan
dipadatkan.
- Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar
kerja, datar dan dibersihkan dari kotoran. Bilamana kontraktor melakukan
penggalian yang melebihi dari apa yang telah ditetapkan, kontraktor harus
menutupi kelebihan tersebut dengan urugan tanah yang terlebih dahulu
mendapat persetujuan pengawas. Urugan dipadatkan dan ditimbris air
setiap ketebalan 15 cm, lapis demi lapis sampai mencapai
ketinggian/ukuran yang dibutuhkan dan semua biaya tambahan ditanggung
oleh kontraktor.
h. Pekerjaan urugan/penimbunan
- Penimbunan dilakukan sampai peil dan kemiringan yang ditentukan pada
gambar kerja.
- Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan
sampai 100% kepadatan maksimum compaction modified proctor.
- Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang berbutir-butir
bagus serta bebas dari humus/akar-akaran/bahan-bahan organis lainnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 81
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Selama pipa tegak biogas belum dihubungkan pada manhole ini, maka manhole
perlu ditutup dengan tutup manhole.
b. Tutup manhole dari DCI dengan cover dan frame berbentuk segi empat dan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Tahan karat
- Kuat dan aman
- Mempunyai pengaman agar tidak mudah dicuri
- Mempunyai lubang ventilasi
- Mudah dioperasikan petugas
- Frame dilengkapi dengan gelang polythilane untuk menghindarkan kontak
antara metal dengan metal
- Frame mempunyai lubang-lubang untuk pembautan
- Untuk menghindari masuknya air kedalam manhole, tutup manhole harus lebih
tinggi 2 cm dari permukaan jalan atau 3 cm dari permukaan tanah.
SPESIFIKASI TEKNIS 82
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
bak. Di sisi bak juga kemudian dipasang mistar ukur berskala centimeter, dengan
titik nol berada tepat pada ambang terendah dari alat ukur tersebut.
Alat ukur ambang yang direncanakan adalah berupa alat ukur Thompson yang
dipasang sebagai alat ukur debit lindi yang masuk ke IPL (Instalasi Pengolah
Lindi) terdiri atas 2 (dua) jenis terbuat dari plat baja anti karat dengan tebal 3
mm, masing-masing dengan sudut 60˚ dan 90˚. Alat ukur ambang ini dapat
dipasang dan dilepas pada bak pengumpul efluen melalui celah yang dibuat
pada dinding bak. Di sisi bak juga kemudian dipasang mistar ukur berskala
centimeter, dengan titik nol berada tepat pada ambang terendah dari alat ukur
tersebut, untuk memudahkan pengukuran.
Berikut adalah gambar desain dari 2 (dua) jenis alat ukur ambang (Thompson)
dalam satuan centimeter :
SPESIFIKASI TEKNIS 83
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
c. Perpipaan
- Pipa influen dan efluen dibuat dan ditetapkan sebagaimana tercantum di
dalam gambar rencana
- Pipa dari bahan baja atau besi tuang
- Pipa ini dipasang menembus dinding bak dan ruang inlet pada posisi
ketinggian seperti yang ditunjukkan di dalam gambar perencanaan.
d. Valve
- Setiap cabang pipa dari pertemuan antara pipa-pipa dari bangunan
pengolahan sebelumnya dilengkapi dengan valve
- Ukuran dan diameter valve sesuai dengan diameter pipanya
- Valve yang dipilih adalah valve yang terbuat dari besi cor
- Setiap valve dilengkapi dengan manhole yang dilengkapi dengan konstruksi
penutup
- Penutup dibuat dari pelat baja yang bisa dibuka dan dilengkapi dengan
kunci gembok
SPESIFIKASI TEKNIS 84
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 85
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Sudut-sudut samping dasar bak tidak berbentuk 90˚ akan tetapi dibuat
miring seperti tertera pada gambar perencanaan.
- Lantai kerja terbuat dari beton dengan ketebalan 30 cm sesuai dengan
gambar perencanaan.
c. Pemasangan pipa
- Pemasangan pipa inlet yang masuk ke dalam tangki Fakultatif harus
dilakukan dengan teliti.
- Posisi ketinggian pipa dari muka tanah maupun dari dasar bak Fakultatif
harus sesuai dengan apa yang tercantum di dalam gambar perencanaan.
- Bahan pipa adalah pipa steel dengan standar kualitas kualifikasi AWWA.
- Sambungan-sambungan pipa dilakukan secara mekanis, yaitu menggunakan
flange diameter yang sesuai.
d. Konstruksi pelimpah
- Konstruksi pelimpah dari bak fakultatif ini adalah ambang pelimpah yang
dipasang selebar bak.
- Ukuran lebar dan tinggi saluran pelimpah mengikuti apa yang tercantum
pada gambar perencanaan.
- Pelimpah terbuat dari bahan papan kayu yang lurus. Papan ini dipasang di
atas ketebalan dinding pelimpah yang terbuat dari beton bertulang seperti
diperlihatkan pada gambar perencanaan. Pemasangan papan pelimpah ini
pada beton dilakukan dengan hati-hati dan rapi. Agar tidak terjadi
kebocoran maka setiap penempelan harus diberi lem dan karet.
- Guna memudahkan pemasangan dan pencabutan papan pelimpah, maka
dibutuhkan jembatan (bordes) operasi, yang terbuat dari baja. Posisi dan
ukuran bordes tersebut sesuai dengan gambar perencanaan.
e. Apabila Kolam Fakultatif akan dikembangkan atau difungsikan sebagai Kolam
Aerasi, maka aturan pemasangan aerator adalah sbb:
- Aerator yang digunakan adalah surface aerator setara dengan Aqua Jet
HP aerator, sebanyak 4 (empat) buah pada posisi yang proporsional sesuai
luasan kolam.
- Spesifikasi teknik dari aerator dijelaskan pada spesifikasi teknik pekerjaan
mekanikal dan elektrikal dalam buku ini.
SPESIFIKASI TEKNIS 86
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan pasangan batu kali
- Pemasangan pipa overflow
- Pembuatan pipa underdrain
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah pondasi dan batu bata dapat dilihat
pada bab II.
b. Pembuatan kolam maturasi
- Kolam sorpsi terbuat dari konstruksi beton dengan ukuran sesuai dengan
gambar perencanaan. Pada dinding keluar (efluen), digunakan pasangan
batu bata secara selang seling, sehingga dinding tersebut berlubang di
seluruh bidangnya guna memungkinkan penyaluran air.
- Pengisian media pasir dan kerikil atau bahan sorpsi lain sesuai dengan
gambar perencanaan.
- Dasar dari bak inipun tanpa pasangan, sehingga memungkinkan air meresap
ke dalam tanah.
SPESIFIKASI TEKNIS 87
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR BANGUNAN
SPESIFIKASI TEKNIS 88
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 89
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 90
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 91
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
sudah dibersihkan permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar
sempurna sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan
yang akan disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1
PC : 0,5 air.
g. Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan
melindunginya dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup
dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama
paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
h. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki
agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong harus
menyediakan alat pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang
sudah/akan dicor.
i. Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh
(sampel) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test,
dengan prosedur sebagaimana ditentukan di dalam PBI 1971. Slump yang
diperkenankan dalam pelaksanaan adalah antara 7-10 cm dan faktor air semen
maximum 0,5. Pengambilan-pengambilan contoh diatas dilakukan atas petunjuk
Direksi. Kubus-kubus yang diambil harus dijaga agar dapat mengeras dengan
baik. Demikian pula kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji
kekuatan tekannya di laboratorium yang dapat disetujui Direksi dan hasilnya
dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk dievaluasi. Bilamana hasil
pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K 225 masing-masing untuk
bagian yang sehubungan dengan rencana, Pemborong diwajibkan untuk
mengajukan kepada Direksi rencana dan mengadakan
perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
j. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari K yang
disyaratkan, Pemborong diharuskan mengambil core-sample dari bagian-bagian
konstruksi yang diragukan. Jumlah core-sample untuk setiap pemeriksaan adalah
3 buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Direksi.
k. Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-
kelainan pada beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas/Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 92
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 93
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
kusen.
bingkai pintu dan jendela.
list plank dan list plafon.
konstruksi gording, usuk, dan reng.
list kaca.
Kayu Keruing untuk:
Rangka penggantung plafon.
d. Kayu yang digunakan harus bebas dari cacat seperti mata kayu, pecah, dan
lainnya, cukup tua, dan berkualitas baik menurut jenisnya, bebas dari jamur dan
binatang pemakan kayu (rayap).
e. Tidak dibenarkan memeni/ mengecat sebelum mendapat pemeriksaan/
persetujuan dari Direksi.
f. Untuk kusen, bingkai pintu, jendela kaca, list plank, dan list plafond, semua kayu
harus dioven dengan kadar air mencapai 10% dan di-finish dengan melamic
serta harus menunjukkan contoh warna kepada Direksi.
g. Ukuran kayu disesuaikan dengan yang tertulis pada gambar.
h. Daun pintu, jendela, dan ventilasi menggunakan kaca pada tempat-tempat
seperti pada gambar.
i. Semua kaca menggunakan kaca bening dengan tebal 6 mm kecuali ditentukan
lain dalam gambar.
j. Dipergunakan kaca produk setara dengan ASAHI MAS, dan tidak boleh ada
cacat.
SPESIFIKASI TEKNIS 94
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
plafond gypsum serta di-melamic/politur untuk list kayu atau dicat sewarna
dinding untuk list gypsum.
b. Bahan penutup plafond menggunakan gypsum tanpa nat dengan ketebalan 9 mm
dan gedeg KW. 1 sesuai dengan gambar.
c. Pemasangan list gypsum pada bagian pinggir plafond gypsum sesuai dengan
yang tertera pada gambar.
d. Pemasangan list kayu pada bagian pinggir plafond gedeg sesuai dengan yang
tertera pada gambar.
e. Rangka plafond dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan permukaan
yang datar/tidak melengkung.
SPESIFIKASI TEKNIS 95
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 96
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 97
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
1 (satu) pasang pada pintu masuk areal atas dengan ketinggian dan lebar
sesuai gambar.
c. Pemasangan 1 (satu) buah pintu pagar pada pintu masuk utama.
SPESIFIKASI TEKNIS 98
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
SPESIFIKASI TEKNIS 99
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
6.1.2 Flens
Kecuali jika dinyatakan lain, semua flens pada peralatan maupun pelengkap-
pelengkapnya yang diuraikan dalam spesifikasi ini harus sesuai dimensi dan
pengeborannya dengan ISO atau standar lainnya yang sudah diakui secara
internasional.
Tabel berikut ini memperlihatkan daftar flens pengikat yang disetujui.
Catatan:
g. Lubang-lubang baut harus melintasi garis pusat vertikal pada flens, lubang-
lubang baut harus dibor pada jarak yang sama di sepanjang lingkaran baut.
h. Flens-flens lain harus sesuai dengan NEN 5802 untuk tekanan nominal 10
kg/cm2.
Bilamana baut melewati bagian struktural maka harus diberikan pasang gelang
dimana perlu untuk menjamin agar tidak terJadi tegangan tekuk pada baut. Jika
dikuatirkan terjadi korosi maka baut dan mur harus didesain sedemikian sehingga
tegangan maksimum dalam baut dan mur tidak melebihi setengah dari tegangan
leleh material dalam segala kondisi.
6.1.4 Tumpuan
Kecuali ditetapkan lain, semua tumpuan mesin-mesin yang berputar harus diberi
pelumas minyak gemuk. Tumpuan harus didesain secara konservatif untuk mampu
menahan semua tegangan yang timbul selama pemakaian.
6.1.5 Kopling
Kecuali bila ditetapkan lain, peralatan mekanis dengan penggerak yang lebih besar
dari 1/2 Hp (0,4 kW), dimana poros input dari unit yang digerakkan langsung
dihubungkan dengah poros output penggerak, haruslah kedua porosnya
disambungkan dengan sebuah kopling fleksibel yang dapat menampung
penggeseran sudut, penggeseran pararel dan terapungnya bagian torsi. Antara unit
penggerak dan yang digerakkan tidak boleh ada hubungan logam ke logam.
Ukuran-ukuran kopling harus seperti dianjurkan oleh produsen untuk penerapan
tertentu dengan mempertimbangkan tenaga kuda, kecepatan rotasi dan jenis
pemakaian.
h. Besi dan pekerjaan baja yang tidak digalvanisir harus tetap terendam dalam air
atau yang-terbuka diudara luar dalam lubang inspeksi (manholes) atau di
daerah yang kelembabannya tinggi dan harus diberi dua lapis teremail epoxy.
Blla berhubungan dengan air bersih, besi dan pekerjaan baja harus diberi dua
lapis email atau cat yang disetujui.
i. Besi dan baja yang tidak tampak dalam suatu bangunan harus diberikan
lapisan dasar bitumen dan dua lapis email bitumen yang disetujui.
j. Sebelum pengecatan, kontraktor harus menyerahkan kepada direksi/tenaga
ahli detail cara yang akan dipakai, lengkap berikut bagan warna untuk lapisan
akhir, guna disetujui. Warna untuk berbagai pipa dan bagian instalasi akan
ditetapkan oleh direksi/ tenaga ahli.
k. Kontraktor dapat memilih untuk melaksanakan pengecatan sebagian atau
seluruhnya di tempat pembuatan atau (sesudah intalasi) di lapangan. Untuk
kedua pilihan itu kontraktor tetap bertanggungjawab untuk memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi.
l. Sebelum akhir periode pemeliharaan, semua pekerjaan cat yang rusak
harus diperbaiki, kecuali jika akibat aus.
m. Semua material yang harus digalvanis harus berdimensi tepat seperti yang
diperlihatkan pada gambar atau ditentukan lain. Semua pelubangan,
pembubutan, pengeboran, pemasangan skrup dan pembersihan kotoran harus
selesai sebelum proses galvanisir dimulai. Bagian-bagian yang akan digalvanis
harus dihembus dulu (shot blasting). Bagian-bagian tersebut harus digalvanis,
dalam waktu tidak lebih dari 2 jam setelah shot blasting. Semua galvanisasi
harus dilakukan dengan proses celup panas sesuai dengan IS0 1459, 1460,
1461 tidak boleh dipakai proses alternatif tanpa persetujuan dari
direksi/tenaga ahli. Komponen-komponen yang selanjutnya mungkin akan
berhubungan dengan minyak, tidak boleh digalvanisasi. Pelapisan seng harus
merata, bersih, halus dan bebas dari kida-kida (spangle).
tepat dengan memakai shim baja atau metode lain yang disetujui supaya tidak
terjadi tekuk pada bagian yang tergerak atau distorse pada salah satu bagian
sebelum dipasang pada tempatnya. Pelurusan (alignment) semua bagian terhadap
satu sama lain harus tepat, dengan batas-batas toleransi yang diperlukan. Masing-
masing harus dipasang menurut ketinggian yang tepat seperti diperlihatkan pada
gambar. Semua blok dan pengganjalan yang dipakai untuk menahan pada waktu
instalasi bagian-bagian yang harus disemen, harus diangkat sebelum penyemenan
terakhir, kecuali jika diperintahkan lain oleh direksi/tenaga ahli. Balok dan
pengganjalan yang ditinggalkan dalam pondasi atas persetujuan direksi/tenaga
ahli, harus terbuat dari baja atau besi.
Semua pondasi dan pelat tumpuan mesin serta tumpuan peralatan lainnya pada
permukaan beton harus ditanam dalam spesi semen yang tidak susut dan bila perlu,
lubang-lubang inti untuk baut-baut angker harus sepenuhnya disemen dengan spesi
semen yang tidak susut. Spesi semen telah diluruskan sebelum bagian peralatan
telah diluruskan diratakan dan dikencangkan pada posisi akhirnya.
lembar instruksi, bagan-bagan dan lain-lain tidak akan diterima sebagai pengganti
manual instruksi operasi dan pemeliharaan, tetapi dapat diterima sebagai
tambahan.
Semua pompa harus di uji coba sesuai dengan standar yang berlaku misalnya ISO,
meliputi kondisi berikut ini:
a. Semua pompa digerakkan oleh motor listrik
b. Prosedur uji coba harus mendapat persetujuan dari direksi/tenaga ahli
c. Semua pompa harus diuji coba pada 4 (empat) atau lebih kondisi kerja, yaitu :
- Kapasitas nol
- Kapasitas nominal
- Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
- Kapasitas minimal yang diperbolehkan
d. Karakteristik masing-masing pompa yang harus diuji coba meliputi :
- Kapasitas aliran air
- Head
- Efisiensi
- Daya listrik yang diserap
e. Semua motor listrik harus diuji coba sebelum dikirim, sedangkan prosedur uji
coba motor listrik di pabrik, sesuai dengan standar yang berlaku di negara
asal (pembuat motor listrik).
Sertifikat uji coba pabrik tentang performance dan natural motor listrik harus
diserahkan pada direksi/tenaga ahli. Semua motor listrik yang bekerja atas
dasar otomatis harus diuji coba fungsinya. Kontraktor harus melakukan uji coba
tentang tata nama isolasi motor pada masing-masing jasanya dengan arde
(IEC 34).
f. Setelah pompa berikut perlengkapannya dipasang, karakteristik yang sama
pada saat pompa diuji coba di pabrik harus diuji coba kembali di lokasi.
g. Uji coba tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan
arde (IEC 34), jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh di bawah harga
tahanan pada saat diuji coba di pabrik maka kontraktor harus memperbaiki
motor tersebut dengan cara pengeringan yang biasa dipakai.
h. Pengujicobaan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros motor, dan
setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun getaran
dan juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan dan pemanasan lokal
pada motor winding.
Daya listrik yang diperlukan untuk menggerakkan motor listrik dan perlengkapan
listrik lainnya, berasal dari generator set atau dari PLN bila hal itu memungkinkan.
Generator set harus disuplai dan dipasang di dalam rumah genset. Semua genset
yang disuplai harus dapat menerima beban kejut tanpa ada gangguan yang berarti
(misalnya beban kejut pada saat motor listrik dijalankan atau di-start).
Generator set yang diperlukan dengan kapasitas seperti diuraikan pada bab
sebelumnya, berikut kelengkapannya sehingga bisa beroperasi dengan baik, harus
sesuai dengan kondisi lokasi dimana genset tersebut dipasang.
c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh
orang yang mempunyai bidang keahlian dalam bidang tersebut, dan
mempunyai reputasi yang baik, berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan tersebut terdapat sebagai instalasi resmi PLN dengan memegang
pas instalasi kelas tertinggi (B) yangmasih berlaku untuk tahun terakhir yang
berjalan.
d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut peraturan umum instalasi
listrik (PUIL) di Indonesia/ Peraturan PLN edisi yang terakhir sebagai petunjuk
dan juga-peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-
standar/kode lainnya yang diakui.
6.3.4 Gambar-Gambar
Spesifikasi ini harus dibaca bersama dengan gambar-gambar yang diusulkan oleh
kontraktor.
Kontraktor harus selalu membuat pencatatan kabel dan gambar-gambar guna
memberikan detail-detail yang persis dari rencana seluruh kabel bawah tanah
termasuk penampang-penampang lokasi relatif semua kabel.
Pencatatan dan gambar-gambar ini dalam bentuk asli atau satu copy harus
diserahkan kepada direksi/ tenaga ahli untuk memperoleh persetujuannya dan
setelah disetujui menjadi milik direksi.
Kontraktor harus membuat semua diagaram garis tunggal yang diperlukan, gambar-
gambar rencana letak peralatan, diagram-diagram elementer, diagram-diagram
penyambungan satu sama lain (interconnection), gambar-gambar letak kabel kontrol
dan gambar-gambar rencana letak panel pengontrol yang berhubungan dengan
sistem instrumentasi elektris.
Pada saat penyerahan penawaran kontraktor harus menyertakan diagram-
diagram garis tunggal, gambar-gambar rencana letak peralatan, dan daftar
material untuk pekerjaan ini secara lengkap. Daftar tersebut harus mencantumkan
pabrikan dan merek kelas material.
Gambar-gambar dasar diperlukan untuk:
a. Alat penghubung dan pembagi 380/220 V
b. Data komponen
c. Panel-panel pengontrol, jika dimasukkan dalam "Lingkup Pekerjaan".
Gambar-gambar ini harus memberikan informasi yang memadai untuk mengevaluasi
cocok tidaknya material yang diusulkan, apakah memenuhi spesifikasi ini atau tidak
dan harus meliputi:
a. Tampak muka, samping, belakang dan atas
b. Lokasi jalan masuk konduit dan pelat-pelat akses
c. Data komponen
d. Diagram hubungan, diagram terminal, diagram hubungan elektrik intern,
ukuran konduktor, dan lain-lain
e. Metode pengangkeran.
Data katalog harus diserahkan guna melengkapi daftar peralatan bersama dengan
penawaran dan gambar-gambar kerja. Potongan-potongan kata1og, buletin,
brosur-brosur dan lainnya yang sejenis atau photo copy dari halaman-halaman yang
terpakai harus diserahkan bagi material yang tidak dimintakan gambar kerjanya.
Contohnya adalah sakelar tekan, sakelar apung, elektroda.
6.3.7 Telepon
Peralatan telepon, kawat-kawat dan kabel-kabel akan disuplai dan dipasang oleh
perusahaan telepon setempat, dengan pengertian sebagai berikut :
a. Kontraktor harus mensuplai dan memasang semua konduit PVC yang diperlukan
dan atau penampung kabel sesuai dengan persyaratan dari perusahaan telepon
setempat.
6.3.8 Perkabelan
a. Kontraktor harus mensuplai, memsang dan menghubungkan semua kabel
sebagaimana diperlukan dalam disain sedemikian sehingga seluruh sistem
elektris dan instrumentasi akan beroperasi sepenuhnya dalam segala hal. Seluruh
type kabel, tingkat voltase dan ukuran-ukuran harus dipasang sesuai diukur
pada pengujian kabel dipabrik. Kontraktor bertanggung jawab untuk
mempertahankan spesifikasi kabel seperti diukur pada pengujian kabel di
pabrik. Penyimpanan, penanaman, instalasi dan penyambungan semua jenis
kabel harus benar-benar sesuai dengan rekomendasi vendor.
b. Kontraktor harus menetapkan pengaturan fasa sistem elektris PLN dan
selanjutnya mempertahankan pengaturan fasa tersebut.
c. Kontraktor harus mempekerjakan tenaga yang ahli dalam penyambungan
kabel, jika perlu dari suatu perusahaan khusus, untuk melaksanakan
penyambungan dan pengaturan hubungan sebagaimana diperlukan.
Kontraktor harus menyerahkan daftar pengalaman setiap tenaga ahli yang
diusulkan kepada direksi/tenaga ahli untuk mendapatkan persetujuan. Bilamana
dibuat sambungan solder, maka solder harus mempunyai titik leleh 180 C atau
lebih, jika tidak harus dipakai sambungan kerut (crimped connection). Semua
sambungan kabel dan pemotongan kabel harus dilaksanakan sesudah terlebih
dulu dipasang gelang penekan (gland) kabel yang sesuai.
d. Sesudah pemotongan, ujung-ujung kabel harus segera disegel untuk menghindari
pengaruh udara lembab, sampai dibuat hubungan yang permanen.
e. Semua gelang penekan harus dari jenis kompresi (dengan kompresi
terpisah pada sarung dalam, perisai dan sarung luar), tahan cuaca dan tidak
tembus air. Ban pengikat ke tanah yang merupakan bagian kabel harus
diikatkan ke tanah. Bila kabel mempunyai sarung PVC luar, maka gelang
penekan harus diberi selubung PVC.
f. Semua inti pengontrol, kabel alarm dan signal harus ditandai dengan gelang
bermotor atau berhuruf pada kedua tepi terminal alat, yang menunjukkan
nomor-nomor sirkuit. Semua kabel harus ditandai dengan nomor kabel masing-
masing, yang dicap pada suatu label kuningan dan dipasang pada kabel di
tiap ujung gelang penekan (gland). Di samping itu label-label timbul harus
dipasang pada kabel-kabel di bawah tanah pada interval 30 meter dan pada
kedua sisi kabel dan pada sambungan-sambungan.
Sistem listrik supply utama diperoleh dari diesel generator set, (d.gset) dengan
kemampuan pelayanan sepenuhnya dengan tegangan 380 V/220 V, 50 Hz, 3
phase 5 kwatt.
a. Ring tertutup dari tembaga ulin 50 mm dengan selubung PVC, kabel grounding
utama, yang melewati semua bangunan pada instalasi sistem dan kantor. Dalam
ring ini harus tercakup satu titik hubungan tanah atau lebih dengan cara dua
hubungan.
b. Tiap titik hubungan tanah harus terdiri dari sejumlah elektroda hubungan tanah
yang cukup untuk menjamin adanya tahanan ke tanah sebesar 5 ohm per titik.
Elektroda tanah harus diberi jarak minimum dua kali kedalaman benam. Titik-titik
hubungan ke tanah harus dibuat untuk memungkinkan pemeriksaan hubungan.
c. Semua struktur metal yang tidak mengandung arus, termasuk batang tanah dari
semua alat penghubung dan pembagi, titik-titik netral peralatan mekanis, harus
dihubungkan masing-masing ke kabel ring tanah dengan memakai kabel
tembaga ulirn25 mm berselubung PVC, atau untuk peralatan listrik dengan kabel
penghantar arus tidak lebih dari 10 mm , dengan memakai kabel tembaga ulin
10 mm berselubung PVC. Hubungan bawah tanah kering utama harus memakai
tipe las thermis dan harus dilapisi epoxy sebelum ditutup kembali. Semua flens
pekerjaan pipa harus diikat menjadi satu dengan memakai kabel tembaga
berselubung PVC. Hubungan dengan peralatan harus memakai lugs (sepatu
kabel) dilas thermis pada kabel dan dibaut pada alat dengan tidak memakai
baut pondasi. Hubungan dengan konstruksi baja yang permanen harus memakai
tipe las thermis.
- Semua pompa harus dapat berhenti melalui pressure swicth dengan cara ini,
sistem ini harus dapat beroperasi secara automatik dan secara manual
pada saat tekanan tinggi.
- Pompa yang beroperasi pertama harus bisa beroperasi secara bergantian,
agar pompa tersebut tidak selalu beroperasi pertama kali. Maka sistem ini
harus dapat diprogram untuk penyalaan secara bergantian dengan jangka
waktu 1 (satu) minggu sekali.
- Letak masing-masing pompa jaraknya berdekatan, maka pada masing-
masing pompa dilengkapi dengan panel kontrol. Kemudian dihubungkan ke
panel kontrol utama yang diletakkan di bangunan ruang genset.
- Start dan stop otomatis dengan memakai sakelar taraf (level).
- Pada motor, sebuah sakelar pemilih yang otomatis.
c. Kontraktor harus menyediakan semua pengontrol dan indikator yang
ditetapkan, sebagaimana diperlukan untuk memudahkan pemeriksaan terhadap
status operasi berbagai pompa dan peralatan mekanis yang berhubungan
dengan proses.
Semua perkabelan dan kawat-kawat harus dipasang dan diputus sesuai dengan
persyaratan yang diberikan dalam paragraf "Perkabelan".
6.3.13 Kabel-Kabel
Kabel-kabeal bervoltase tinggi harus diberi kawat tembaga, isolator XLPE (cross
linked polyethylene) dan selubung luar PVC. Kabel dengan tiga inti harus diberi
perisai kawat baja di bawah selubung luar sedangkan kabel satu inti tidak perlu.
Semua kabel harus cocok untuk voltase terminal 12/20 KV.
6.3.14 Instrumen
Pompa air atau lumpur harus dilindungi terhadap air rendah dengan sebuah sakelar
yang dioperasikan terapung dan dipasang pada dinding ruang endap pompa,
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Tiap pompa harus mempunyai sakelar
taraf rendahnya sendiri. Sekelar taraf rendah tidak boleh dipakai untuk langsung
mematikan pompa.
Pelampung harus dibuat dari baja tahan barat AISI 316. Rumah sakelar harus
dibuat dari baja tahan karat AISI 316 atau kuningan. Pelampung harus dihubungkan
dengan rumah sakelar melalui batang baja tahan karat AISI 316 dan engsel.
Sakelar harus bertipe magnetis.
6.4.4 Kabel-Kabel
Semua kabel harus menjalani pengujian tahanan isolasi dengan NEN 15013.
Pengujian-pengujian voltase tinggi harus dilakukan dengan cara dan hasil yang
memuaskan direksi. Semua kabel harus dicek agar label-label benar pada tiap
ujung dan intinya diidentifikasi atau ferruled pada pemutusan.
6.4.5 Instrumentasi
Pengujian-pengujian tekanan
Selama pengujian-pengujian akhir tekanan pipa, harus diperhatikan bahwa
instrumen mempunyai kemampuan untuk menahan tekanan uji tanpa menimbulkan
kerusakan pada elemen-elemen, jika tidak instrumen tersebut harus diangkat dan
selama pengujian dipasang sumbat pipa.
Sistem perpipaan harus ditekan dengan udara kering dari kompresor atau botol
tekanan, hingga minimum 1/2 kali tekanan operasi. Pengujian hidrolis air tidak
diijinkan. Lama pengujian harus 10 menit sementara dilakukan pengamatan alat
pengukur uji pada suatu sistem tertutup guna mendeteksi kebocoran.
Semua instrumen dan/atau peralatan yang dapat menjadi rusak akibat tekanan
yang berlebihan atau tidak seimbang harus diisolir. Sertifikat lolos uji dikeluarkan
dengan syarat bahwa tidak akan terjadi kebocoran.
Kalibrasi instrumen harus menurut spesifikasi Vendors. Ketepatan peralatan penguji
yang dipakai untuk kalibrasi harus lebih baik dari ketepatan yang ditentukan untuk
instrumen yang sedang dikalibrasi.
a. Semua instrumen primer seperti transmeter dan instrumen yang langsung
dihubungkan setempat harus dikalibrasi sendiri.
b. Instrumen-instrumen tekanan harus dikalibrasi dengan berat mati yang sesuai
atau penguji hidrolis, alat ukur uji atau yang setara.
Kategori Spesifikasi
Jenis submersible pump
Impeller non-clog, cast iron
Shaft seal double mechanical seal
Casing cast iron
Shaft stainless steel
Tipe motor air filled watertight
- otomatis berdasarkan water surface level
dengan dideteksi oleh float switch
Operasi - otomatis berdasarkan water surface level
dengan dideteksi oleh float switch
- bekerja 24 jam bergantian
Jumlah 2 unit
- debit = 1,8 m3/jam
Karakteristik - head = 50 m
- WHP = 1,5 Kw
Spesifikasi /
Kategori
Jumlah
ELECTRONIC JEMBATAN TIMBANG PITLESS TYPE
- Model indicator E-1205
- Kapasitas 40 tons x 10
kg
- Ukuran Platform 9 x 3 meter
ELECTRONIC EQUIPMENT
- Weighting indicator type E-1205 1 (satu) unit
- Load Cell (IP-68) 4 (empat) pcs
- Printer 1 (satu) unit
- Cable 30 meter & junction box 1 (satu) set
Spesifikasi /
Kategori
Jumlah
- Cover modul joint plate 200 x 160 x 10 mm 48 pcs
- Cover modul joint plate 500 x 200 x 10 mm 4 pcs
- Support Beam WF 200 x 100 x 10 mm 192 pcs
- Cover plate 1500 x 3000 x 10 mm (Mild Steel) 6 pcs
- Accessories plate termasuk angkur, stopper, bold, dan nuts
- Plat fondasi 400 x 400 x 38 cm 4 pcs
- Plat atas bawah penahan Load Cell 8 pcs
Sistem pengecatan konstruksi :
- Brassing and zinzromate green
- Duco super black doff dan thinner super ND
Erection pemasangan dan kalibrasi
Fondasi civil work Pitless-Type 40 tons ukuran Platform 9 x 3
meter