Anda di halaman 1dari 123

SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB.

BOLAANG MONGONDOW SELATAN

SPESIFIKASI TEKNIS IPLT KAB.


BOLAANG MONGONDOW
SELATAN

SPESIFIKASI TEKNIS 1
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

DAFTAR ISI

Spesifikasi Teknis untuk Pembangunan IPLT Kab. Bolaang Mongondow Selatan ini
terdiri dari 7 (tujuh) bagian utama, yaitu:
 BAB 1
Spesifikasi Teknis Umum
 BAB 2
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil
 BAB 3
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Tanah
 BAB 4
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Kolam IPAL/Tinja
 BAB 5
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Bangunan
 BAB 6
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Mekanikal-Elektrikal

SPESIFIKASI TEKNIS 2
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB I
SPESIFIKASI UMUM

1.1 URAIAN UMUM


Berikut ini merupakan hal-hal umum yang harus diperhatikan sehubungan dengan
pelaksanaan pembangunan IPLT Kab. Bolaang Mongondow Selatan.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, pemborong wajib mempelajari dengan
seksama gambar kerja dan syarat pelaksanaan serta Berita Acara penjelasan
pekerjaan. Selain itu pemborong wajib pula membuat metode kerja, jadwal
pelaksanaan kerja (time schedule), daftar peralatan yang dimiliki serta personil
yang terlibat dan harus mengikuti seluruh peraturan yang masih berlaku di
Indonesia.
b. Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, pemborong harus menyerahkan as built
drawing (digambar pada kertas kalkir berukuran A1) kepada direksi.
c. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada direksi jika terjadi hal-hal berikut:
 Ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar.
 Ada perbedaan antara gambar kerja dan rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS) untuk mendapatkan keputusan.
Tidak dibenarkan sama sekali bagi pemborong untuk memperbaiki sendiri
perbedaan tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian pemborong dalam hal
ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemborong.
d. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada pemborong (selama
pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap
bahwa pemborong mengetahui benar-benar mengenai hal-hal berikut:
 Letak bangunan yang akan dibangun.
 Batas-batas persil/ kaveling maupun keadaannya pada waktu itu.
 Keadaan kontur tanah.
e. Pemborong wajib menyerahkaan pekerjaannya hingga selesai dan lengkap,
yaitu:
 Membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun
menyediakan bahan-bahan bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan.
 Membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
f. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-
gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) di tempat pekerjaan untuk
dapat digunakan setiap saat oleh pemilik proyek dan direksi.
g. Atas perintah direksi, kepada pemborong dapat dimintakan membuat gambar-
gambar penjelasan dan perincian membuat bagian-bagian khusus, semuanya

SPESIFIKASI TEKNIS 3
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

atas beban pemborong. Gambar tersebut setelah disetujui oleh direksi secara
tertulis membuat gambar pelengkap dari pelaksanaan.
h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang
dilaksanakan, pemborong diwajibkan berhubungan dengan direksi, untuk ikut
menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/
persetujuan.
i. Setiap usul perubahan dari pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari
direksi dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
j. Persyaratan bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan proyek ini, antara lain:
 Bahan harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-
lain yang disesuaikan standar peraturan-peraturan yang dipergunakan di
dalam RKS ini.
 Semua bahan-bahan harus mendapat pengesahan/ persetujuan dari direksi
sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
k. Ketelitian dan kerapihan kerja dan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh direksi,
terutama yang menyangkut pekerjaan penyelesaian maupun perapihan (finishing
works).
l. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/ perapihan,
harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak pemborong yang benar-benar
ahli.
m. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
n. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi
syarat teknis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN


1.2.1 Kantor Direksi, Kantor Pemborong dan Gudang
a. Setiap pemborong wajib menyediakan kantor direksi, tempat para staf direksi
melakukan tugasnya, yang biasanya menjadi tanggungan pemborong.
b. Letak kantor direksi harus cukup dekat dengan kantor pemborong tetapi terpisah
dengan tegas.
c. Kantor direksi ini merupakan bangunan sementara dengan spesifikasi sebagai
berikut:
 Lantai rabat beton diplester.
 Konstruksi rangka kayu.
 Dinding multipleks.

SPESIFIKASI TEKNIS 4
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 Penutup atap asbes semen gelombang.


 Pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan dan pencahayaan.
d. Deskripsi kantor deskripsi adalah sebagai berikut:
1. Dengan luas 6 x 10 m2 yang terbagi:
 Ruang rapat
 Ruang Direksi
 Gudang
 KM dan WC
2. Perlengkapan Kantor Direksi
Berikut ini adalah daftar jenis peralatan yang dibutuhkan sebagai
perlengkapan kantor direksi.

Jenis Peralatan Jumlah


Meja rapat ukuran 1,2 x 2 m diplitur 1 unit
Kursi lipat 12 unit
Filling cabinet 3 rak 1 unit
Lemari kayu dari multipleks ukuran 50 x 210 1 unit
cm (panjang sesuai kebutuhan untuk
penyimpanan)
White board ukuran 1,2 x 2,4 m (untuk ruang 2 unit
rapat dan ruang direksi)
Kamera foto 1 unit
Meja gambar ukuran A1 dari kayu yang 1 unit
dapat dilipat (dilengkapi dengan kursi putar)
Lampu petromaks 3 unit
Laptop dan printer 1 unit
Alat waterpass 1 unit

3. Perlengkapan Personil dan Tamu Proyek


Berikut ini adalah daftar jenis perlengkapan personil dan tamu proyek.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Jenis Perlengkapan Jumlah


Jangka sorong 1 set
Teropong 1 set

e. Hal-hal lain yang perlu dilakukan oleh pemborong, yaitu:


 Menyediakan kantor untuk pemborong sendiri, dengan luas ruangan minimal
6 x 10 m2.
 Membuka/ menyediakan fasilitas ruangan untuk para pemborong atau
kontraktor-kontraktor khusus yang akan melaksanakan pekerjaan di luar
lingkup pekerjaan.
f. Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material yang harus terlindung
seperti pasir, besi beton, dan lain-lain dibuat secukupnya dan dapat dikunci.
Khusus untuk gudang semen agar lantainya dibuat bebas dari kelembaban
udara, minimal 30 cm di atas permukaan lantai plesteran.

1.2.2 Papan Nama Proyek


a. Pemborong diwajibkan memasang papan nama proyek ditempat lokasi proyek
dan dipancangkan di tempat yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan
proyek dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan pemilik proyek.
c. Bentuk, ukuran, dan isi papan nama proyek akan ditentukan kemudian oleh
direksi.
d. Pemborong diwajibkan memasang pagar di sekeliling lokasi pekerjaan.
e. Pemasangan pagar proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan
proyek dan dicabut kembali sebelum penyerahan pertama.
f. Pagar proyek dibuat dari seng gelombang BJLS 32 dengan tiang kayu kelas 2
yang ditanam di atas pondasi batu kali setempat, bentuk ukuran dan finisihing
pagar proyek selanjutnya diusulkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
g. Batas-batas pemindahan barang-barang tersebut di atas dikerjakan oleh
pemborong atas biayanya.

1.2.3 Pengukuran dan Pematokan


a. Pemborong harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk menentukan
batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai dengan
gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS 6
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian
lokasi/ areal kerja untuk disetujui direksi, sehingga jadwal pelaksanaan
pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari direksi,
maka Pemborong harus melaksanakan pengukuran ulang. Dalam pengukuran ini
harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu. Patok-patok yang
ada akan digunakan terdiri dari 2 macam patok:
 Patok utama yang terbuat dari beton dengan ukuran 20 x 20 x 70 cm.
 Patok-patok yang lain digunakan untuk pembatas site, terbuat dari pipa
PVC pralon dan diberi tulang besi bergaris tengah 12 mm, dicor beton 1 : 2
: 3 dan diberi tanda koordinat.
c. Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, pemborong harus memberitahukan
kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam
sebelumnya, secara tertulis.
d. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh pemborong, dimintakan
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh direksi
yang dapat digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
e. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar pelaksanaan,
pemborong harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari daerah yang
dipatok itu.
f. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada pemborong, gambar ini merupakan
gambar pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar nyata.
g. Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki pemborong mengajukan
kembali kepada direksi untuk dimintakan persetujuan.
h. Gambar tersebut (butir g di atas) harus digambar di atas kertas kalkir dengan 3
lembar hasil reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar
harus sesuai dengan ketentuan direksi dan dijadikan gambar pelaksanaan
pengganti gambar lama.

1.2.4 Pembersihan dan Penebangan Pohon


a. Pembersihan di luar batas lapangan pekerjaan ini tidak diberikan pembayaran
kepada pemborong, kecuali pekerjaan semacam itu di atas permintaan direksi.
Penebangan pohon dilakukan seperlunya, pohon-pohon rindang atau tanaman
ornamen tertentu dipertahankan dari penebangan.
b. Semua pohon-pohon, batang-batang pohon, akar-akar dan lain sebagainya
yang ditebang harus dibongkar sampai kedalaman 50 cm di bawah permukaan
lahan seperti tripping dan permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana
yang lebih rendah), dan bersama-sama dengan segala bentuknya harus dibuang

SPESIFIKASI TEKNIS 7
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

pada tempat-tempat yang tampak dari tempat pekerjaan, menurut cara yang
praktis yang telah disetujui direksi.
c. Seluruh kerusakan, termasuk kerusakan pagar milik orang lain yang terjadi pada
saat pembersihan harus diperbaiki oleh pemborong atas tanggung jawab
sendiri. Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus hati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukur, atau tanda-tanda lainnya.
d. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah-sampah dan
bahan-bahan lain yang menggangu, termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa
konstruksi, sisa-sisa material dari sisa-sisa pekerjaan, dan hal-hal lainnya
sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya, kecuali bila
direksi menentukan lain.

1.2.5 Pembuangan Tanah dan Material Lainnya


Material-material yang tidak dikehendaki (seperti sampah eksisting, sisa-sisa bahan,
akar-akar dan lain-lain) atau tanah yang tidak diizinkan direksi untuk dipakai,
harus disingkirkan/ dibuang keluar daerah lokasi proyek, sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu jalannya pekerjaan atau lingkungan sekitarnya.

1.3 PELAKSANAAN PEIL, UKURAN TINGGI DAN UKURAN DASAR


a. Sebelum pelaksanaan dimulai, pemborong diwajibkan mempelajari dengan
seksama gambar-gambar, uraian dan syarat dan lain-lainnya.
b. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada direksi pelaksanaan,setiap ada
perbedaan-perbedaan ukuran diantara gambar-gambar dan uraian dan
syarat-syarat untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali
bagi pemborong untuk memperbaiki sendiri perbedaan-perbedan tersebut di
atas. Akibat-akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini, sepenuhnya
menjadi tanggungjawab pemborong.
c. Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar-gambar
dan uraian dan syarat-syarat pelaksanaan ini.
d. Setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan, pemborong harus memberitahu
direksi pelaksanaan, untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan peil, ukuran dan
sebagainya.
e. Mengingat setiap kesalahan baik peil maupun ukuran pada satu bagian
pekerjaan akan selalu dapat mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan/
selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan
sungguh-sungguh.

SPESIFIKASI TEKNIS 8
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

f. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak akan ditolerir dan direksi pelaksanaan
berhak memerintah untuk memperbaiki/ membongkar pekerjaan yang telah
dilakukan atas beban pemborong.
g. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dalam tiap bagian pekerjaan, dan segera melaporkan kepada direksi
pelaksanaan setiap terdapat selisih/ perbedaan ukuran. Pemborong tidak
dibenarkan untuk membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan
direksi pelaksanaan
h. Sebagai peil dasar/ induk pekerjaan ini adalah peil setempat yang telah dibuat
oleh konsultan.
i. Penetapan titik/ peil dilakukan pemborong di lapangan dengan alat teropong
waterpass atau theodolite yang baik dan ditera kebenarannya terlebih dahulu.
j. Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus segera
dilaporkan kepada direksi pelaksana untuk diperiksa.
k. Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Adanya pengawasan dari direksi tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.
Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan pesawat theodolite. Pengukuran
siku dengan benang secara azas segitiga pytagoras hanya dilakukan untuk
bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan direksi pelaksanaan.
l. Papan bangunan (bowplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang
nyata dan kuat bertancap di dalam tanah, sehingga tidak bisa bergerak-gerak
ataupun berubah-ubah. Setelah pemasangan papan bangunan selesai, harus
dilaporkan kepada direksi untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya
dilakukan.

1.4 PEKERJAAN JALAN MASUK


Jalan masuk ke lokasi pekerjaan, termasuk pada sarana pelengkap lain harus
disiapkan oleh pemborong. Pemborong wajib memelihara semua sarana tersebut,
dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut menjadi
tanggungjawab pemborong. Pada akhir pekerjaan, atas perintah direksi maka
segala sarana tersebut kalau tidak dipergunakan lagi, harus dibongkar, dirapihkan
kembali seperti semula, atau seperti yang disyaratkan oleh direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 9
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

2.1 PEKERJAAN TANAH


2.1.1 Umum
a. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan pengupasan dan
penimbunan atau pembuangan tanah, batu-batu atau material lain dari atau ke
tempat proyek, atau pembongkaran dan pembersihan bekas-bekas saluran air,
selokan parit dan pembuangan bekas-bekas tanah longsor dan yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi,
menurut gambar pelaksanaan atau petunjuk direksi.
b. Pada lokasi yang akan diurug, pemborong harus melakukan stripping terlebih
dahulu, sehingga mendapatkan permukaan tanah asli yang bebas dari segala
bentuk kotoran, humus, akar-akar atau sisa-sisa material lain yang dapat
membusuk.
c. Bila yang akan didirikan bangunan kontraktor harus melakukan pengupasan,
ketebalan pengupasan ini minimum 30 cm dari permukaan tanah asli untuk tanah
yang cukup baik tetap memperhatikan syarat-syarat tersebut diatas. Tanah
bekas stripping ini harus dibuang/ disingkirkan sesuai dengan petunjuk direksi.
d. Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus
menggunakan tanah yang baik dan bersih dari tanaman, akar-akaran,
brangkal-brangkal, puing-puing dan segala macam kotoran lainnya.
e. Pekerjaan pengurugan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah, sesuai dengan
syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan pada RKS ini dan gambar-gambar
pelaksanaan yang disetujui direksi. Gambar pelaksanaan menunjukkan antara
lain gambar-gambar profil melintang memanjang, kemiringan dan dimensi-
dimensi dengan jelas.

2.1.2 Sumber Penggunaan Material


a. Material untuk timbunan site/lokasi terdiri dari material-material yang sesuai
untuk keperluan itu dan disetujui oleh direksi.
b. Apabila tanah untuk pengurugan harus diambil dari luar site, maka tanah yang
diambil harus dari satu sumber dan harus dilakukan test laboratorium meliputi :
compactor (standar proctor) kandungan bahan-bahan organik, plastisitas dan
harus mendapat persetujuan direksi.
c. Material lebih atau material yang tidak dapat dipakai harus dibuang sesuai
dengan ketentuan yang telah dicantumkan dalam RKS ini atau menurut petunjuk
direksi. Material yang ada dalam keadaan basah, dimana dalam keadaan

SPESIFIKASI TEKNIS 10
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

kering dapat dipakai harus dikeringkan lebih dahulu/sampai mencapai kadar


air optimum baru kemudian digunakan untuk timbunan.
d. Material penimbunan dari tanah asli yang didatangkan dengan memenuhi
persyaratan material penimbunan jalan, standar Bina Marga antara lain:
- Bukan termasuk tanah lempung (clay)
- Memenuhi persyaratan plastisitas
- Bersih dari bahan-bahan organik
- CBR rendaman laboratorium minimal 4%.
e. Kepadatan yang harus dicapai di lapangan
- CBR minimal 1-4 %
- Kepadatan lapangan 95% dari kepadatan standard proctor laboratorium
pada kadar air yang optimum.
f. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, direksi dapat memerintahkan untuk
pemadatan permukaan yang telah dibersihkan itu dengan kepadatan yang telah
dicantumkan dalam RKS ini.

2.1.3 Tanah Dasar dari Material yang Kurang Baik


Bila direksi menghendaki, pemborong harus menggali tanah yang kurang baik
mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup oleh direksi sebelum pekerjaan
konstruksi timbunan maupun bangunan dimulai. Sebelum pekerjaan pengurugan
dimulai, direksi dapat memerintahkan untuk memadatkan permukaan tanah yang
telah dibersihkan itu dengan kepadatan yang tercantum dalam RKS ini.

2.1.4 Penghamparan dan Pemadatan


a. Material untuk pengurugan didapat dari jenis yang telah disetujui direksi akan
dihamparkan berlapis-lapis dengan ketebalan perlapis 20 cm lalu dipadatkan.
Untuk pekerjaan pemadatan ini, pemborong harus melaksanakan sedemikian
rupa, sehingga kepadatan yang direncanakan dapat tercapai, dengan
memperhatikan kadar air optimum dari material timbunan tersebut.
b. Untuk melaksanakan hamparan, maka pemborong harus melindungi dari curahan
hujan, panas matahari yang mengakibatkan perubahan kadar air optimum. Bila
hamparan ini kena hujan, maka pemborong harus mengupas kembali hamparan
tersebut.
c. Dalam pekerjaan penghamparan dan pemdatan ini pemborong harus
melaksanakannya dengan sistem pentahapan atau pembagian lokasi per zone.
Untuk itu pemborong harus menyampaikan rencananya kepada direksi untuk
disetujui pelaksanaannya.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

d. Pekerjaan Pemadatan "Fill"


- Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis. Tiap lapis tidak boleh
dari 25 cm tebal sebelum dipadatkan atau 20 cm setelah dipadatkan.
- Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan
blade graders dan 3 wheel power roller yang beratnya 8 ton sampai 10 ton,
atau pneumatic roller lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari
perencanaan sebelum tanah harus dipadatkan dengan sheep foot roller.
- Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90% kepadatan maksimum yang
dapat dicapai pada keadaan kadar air optimum yang ditentukan dengan
modified AASTHO T-99.
- Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan
kadar air dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil
test compaction modified proctor dari contoh fill material.
- Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari kadar air
optimum, maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar
optimum. Sebaliknya apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih
besar dari kadar air optimum maka fill material harus dikeringkan terlebih
dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
- Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 100% compacted dari
modified proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah su base)
tetapi tidak mencapai nilai soaked CBR=4, maka tanah (sub grade) tersebut
harus diganti dengan fill material yang fill 100% compacted mencapai nilai
soaked CBR minimum = 5.
- Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan terjadi
penggenangan air maka pemadatan harus dihentikan, diusahakan supaya air
dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainase.
- Setiap lapisan dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan field density
test untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta moisture content.
Dapat dilakukan satu test untuk setiap 1500 m2 per lapis field density test
dengan cara sand cone.
- Apabila tanah yang telah dipadatkan tidak mencapai 1,6 ton/m3, maka
tanah tersebut harus diganti dengan tanah lain atau dicampur pasir, sehingga
tanah tersebut menjadi 1,6 ton/m3.
e. Pemadatan tanah pada daerah "Cut"
- Untuk daerah cut, maka tanah digaru/digali lagi minimum sedalam 30 cm
kemudian dipadatkan hingga mencapai 100% compacted dari modified
proctor. Syarat pemadatan dengan daerah fill.
f. Khusus untuk pemadatan pada daerah jalan

SPESIFIKASI TEKNIS 12
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Kontraktor harus melakukan pemadatan daerah cut/fill pada badan jalan


sampai dengan peil permukaan sub base.
- Harus selalu dihindarkan terjadinya genangan-genangan air pada daerah
badan jalan selama lapisan-lapisan konstruksi jalan tersebut dikerjakan.

2.1.5 Percobaaan Pemadatan


a. Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya, pemborong harus
mengirimkan sampel tanah urug yang akan dipakai, dan setelah disetujui direksi
kemudian diadakan test di laboratorium untuk mendapatkan nilai kadar air
optimum dan standar penggilasan dengan road roller/walls yang akan
digunakan.
b. Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air optimum yang akan
dipakai dan hubungan antara jumlah penggilasan dengan kepadatan yang
dapat dicapai contoh material urugan tersebut.
c. Pemborong wajib melaksanakan field density test sesuai dengan ASTM D 1556
(sand cone method) di lokasi pemadatan yang dilaksanakan. Lokasi tempat test
ini akan ditentukan oleh direksi. Lapisan pemadatan berikutnya belum dapat
dilaksanakan sebelum field density test dilakukan. Semua biaya laboratorium/ tes
adalah tanggungjawab pemborong.

2.1.6 Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan


Kepadatan yang dicapai untuk konstruksi urugan adalah sebagai berikut: tiap
lapisan tanah setinggi 20 cm harus dipadatkan sampai 95% dari kepadatan (kering)
maximum yang dipakai test ASTM D 1556 (san cone method).

2.1.7 Kadar Air


a. Material urugan yang tidak mengandung air yang cukup untuk dapat mencapai
kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot
(sprinkler) dan dicampur sampai kadar air lebih tinggi dari seharusnya, tidak
boleh dipadatkan sebelum cukup dikeringkan dan disetujui direksi untuk dipakai.
Cara-cara mengeringkan tanah basah tersebut dapat dengan cara digelar/
dihampar atau cara-cara lain yang umum dipakai.
b. Test kadar air di lapangan dilakukan dengan alat pengetes yang cepat dan
disediakan oleh pemborong.
c. Pekerjaan pemadatan urugan tanah tadi harus dilaksanakan pada kadar air
optimum sesuai dengan sifat-sifat dan alat-alat pemadat yang tersedia.
d. Pada pelaksanaan, pemborong harus mengambil langkah-langkah yang
diperlukan agar pada pekerjaan tersebut air hujan dapat mengalir dengan

SPESIFIKASI TEKNIS 13
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

lancar dan harus dipersiapkan kemungkinan adanya pengerutan atau


pengembangan.

2.1.8 Urugan Pasir


a. Urugan pasir harus disirami semua lantai atau plat dasar dengan stemper hingga
padat.
b. Urugan pasir dilakukan di bawah semua lantai atau plat dasar dengan tebal
urugan sesuai dengan gambar, termasuk lantai rabat, sehingga diperoleh peil-
peil yang dikehendaki.
c. Urugan pasir dilakukan juga pada bekas galian pondasi sebelah dalam bangun
dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana, dan di bawah pondasi, pipa
dan lain-lain sesuai dengan gambar.

2.2 PEKERJAAN BETON


2.2.1 Umum
Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
tercantum di dalam Peraturan Beton Inonesia (PBI NI-2 1971). Pemborong harus
melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatan dan ketelitian yang tinggi menurut
spesifikasi gambar kerja dan instruksi-instruksi dari direksi pelaksnaan. Direksi
pelaksanaan berhak untuk memeriksa/ mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan
oleh pemborong. Direksi pelaksanaan berhak untuk melakukan pemeriksaan, dan
setiap kegagalan direksi pelaksanaan tidak membebaskan pemborong dari
tanggungjawabnya. Semua pekerjaan-pekerjaan yang jelek atau tidak memenuhi
uraian dan syarat-syarat peleksanaan (spesifikasi) harus dibongkar dan diganti dari
yang ditentukan (contoh) dan harus disetujui direksi pelaksanaan sebelum dipakai.
Direksi pelaksanaan akan menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai
standar untuk memeriksa selanjutnya. Semua material yang tidak disetujui direksi
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya pemborong.

2.2.2 Material
Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan memenuhi syarat PBI
1971. Pemborong harus menyediakan contoh dari material-material yang akan
digunakan untuk menghasilkan beton, untuk dimintakan persetujuan dari direksi, dan
tidak boleh memesan/ mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi akan
menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar, dengan maksud untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya. Pemborong tidak
diizinkan mengirimkan material-material dengan perbedaan yang besar dari standar
sampel tanpa persetujuan dari direksi. Semua material yang ditolak oleh direksi
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya pemborong.

SPESIFIKASI TEKNIS 14
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

2.2.3 Semen
a. Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement type I yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam N.I.8 1972 dan Standard Industri Indonesia
(SII 0013-81). Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui direksi
dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila
karena sesuatu hal terpaksa menggunakan semen dari pabrik lain, harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi, merk semen tersebut setarap
dengan Tiga Roda.
b. Bila direksi menganggap perlu pemborong harus mengirimkan surat pernyataan
dari pabrik yang menyetakan tipe, kualitas dari semen beserta manufacture's test
certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat-syarat yang ditentukan
N.I.8. Semen yang menggumpal, sweeping atau kantong yang robek/rusak
ditolak untuk disegel.
c. Semen harus disimpan dalam gudang/silo dengan ventilasi yang cukup dan tidak
bocor, serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm dari tanah.
Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun melebihi 2 (dua)
meter dan setiap pengiriman diberi tanda pengenal sehingga dapat dipakai
sesuai dengan tanggal pengiriman.
d. Pemborong harus mengirimkan laporan dari pengujian-pengujian semen di
laboratorium kepada direksi secara rutin. Laboratorium yang ditunjuk untuk
pengetesan tersebut, terlebih dahulu harus disetujui direksi.

2.2.4 Agregat Halus (Pasir)


a. Agregat halus untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada proyek ini harus
sesuai dengan persyaratan pada PBI atau ASTM.
b. Klasifikasi dan gradasi agregat halus sebagai berikut:

Ukuran ayakan
Lolos, %
(US standard sieve)
No. 4 100%
No. 8 92 – 100 %
No. 16 65 - 85 %
No. 30 35 – 55 %
No. 50 15 – 30 %
No. 100 0 – 12 %
No. 200 %

SPESIFIKASI TEKNIS 15
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan


terhadap kering), dan yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm atau ayakan No. 200 bila test sesuai
dengan ASTM C 117.
d. Agregat halus harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik dalam
organis lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya. pasir laut sama sekali
tidak boleh dipergunakan.
e. Pemborong harus mengajukan contoh agregat halus yang akan dipergunakan
untuk mendapatkan persetujuan direksi. Test-test yang harus dilakukan terhadap
contoh di atas berupa:
- test gradasi sesuai dengan ASTM C 136
- test abrou-holder (larutan NaOH)
- test-test lainnya bila memang dianggap perlu oleh direksi
f. Bahan agregat halu harus disimpan di tempat bersih, keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pengotoran dan pencampuran satu sama lain.
g. Persyaratan-pesyaratan agregat halus di atas dari ayat a s/d f berlaku juga
untuk beton ready mix.

2.2.5 Agregat Kasar (Kerikil atau Koral)


a. Agregat kasar untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada proyek ini harus
sesuai dengan persyaratan pada PBI 1971 atau ASTM.
b. Klasifikasi dan gradasi agregat kasar sebagai berikut:

Agregat kasar tipe A1: (besar)


Ukuran ayakan
Lolos, %
(US standard sieve)
1 Inch 100%
3/4 Inch 90 - 98 %
1/2 Inch 30 - 45 %
3/8 Inch 0 - 10 %
No. 4 0-5%

SPESIFIKASI TEKNIS 16
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Agregat kasar tipe A2: (medium)


Ukuran ayakan
Lolos, %
(US standard sieve)
1/2 Inch 100%
3/8 Inch 90 - 98 %
No. 4 30 - 45 %
No. 8 0 - 10 %

c. Agregat tersebut tidak mengandung lumpur melebihi dari 1% (ditentukan


terhadap berat kering). yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat lolos melalui ayakan 0,063 mm atau ayakan no. 200 bila ditest
sesuai dengan ASTM C 117. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat
kasar harus dicuci.
d. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpasir.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai bila
butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.
Yang dimaksud butir agregat pipih adalah perbandingan antara lebar dengan
tebalnya lebih besar dari pada 3 (tiga). Butir-butir agregat kasar harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan.
e. Pemborong harus mengajukan contoh agregat kasar yang akan dipergunakan
untuk dapat persejutuan direksi. Test-test yang harus dilakukan terhadap contoh
di atas berupa:
- test dengan mesin sesuai dengan ASTM C 131 Resistance to abrasion of small
size coarse
- test gradasi sesuai dengan ASTM A 136
- test gradasi untuk kadar lumpur sesuai dengan ASTM C 117
- test-test lainnya bila dianggap perlu dan semuanya menjadi tanggungjawab
pemborong
f. Agregat tersebut harus disimpan di tempat yang saling terpisahkan di permukaan
tanah yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah terhadap pengotoran
dan pencampuran.
g. Persyaratan-persyaratan agregat kasar di atas dari ayat a s/d g berlaku juga
untuk beton ready mix.

SPESIFIKASI TEKNIS 17
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

2.2.6 Baja Tulangan


a. Bahan
Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI-1971. Mutu,
ukuran dan jenis tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Jenis
Diameter Mutu  au (0,2)
Batang
Lebih kecil atau sama dengan (<) 12 mm Polos U.24 2.400 kg/cm2
Lebih besar atau sama dengan (>) 12 mm Profil U.39 3.900 kg/ cm2
Keterangan:
 au = Tegangan lelah karakteristik
0,2 = Tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0,2%.

Baja tulangan yang dipakai adalah setaraf produksi Krakatau Steel.


Kawat beton: Kawat pengikat baja tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimal 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak
bersepuh seng.
b. Penggantian diameter
- Penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan
tertulis dari direksi.
- Bila penggantian disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh
kurang dari yang tercantum dalam gambar atau perhitungan.
- Biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap yang ada
gambar sejauh bukan kesalahan gambar adalah tanggungan pemborong.
c. Pelaksanaan
- Baja dan kawat seperti dimaksud di atas harus bebas dari kotoran-kotoran,
karat, cat, kulit giling serta bahan lain yang akan mengurangi daya lekat
terhadap beton.
- Membengkok akan meluruskan baja tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin serta dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
berubah tempat atau bergeser sebelum dan selama pengecoran. Selimut
tulangan minimum 3 cm.

SPESIFIKASI TEKNIS 18
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Sambungan dan panjang lawatan baja tulangan harus sesuai buku pedoman
perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok
bertulang untuk gedung 1983.
- Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari direksi.
- Penyambungan tulangan dengan diameter lebih besar atau sama dengan 20
mm baik untuk kolom maupun balok, setiap panjang 6 m selang seling
dilakukan sesuai dengan buku pedoman perencanaan untuk struktur tembok
bertulang untuk gedung 1983.
d. Penyimpanan
Penyimpanan besi beton dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat, dengan
cara meletakkannya di atas papan atau balok kayu sehingga tidak langsung di
atas tanah, untuk penyimpanan waktu lama maka besi beton harus disimpan di
bawah atap.
e. Test dan sertifikat
- Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan sesuai
dengan RKS ini, maka pada saat pemesanan baja tulangan pemborong harus
menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium.
- Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan test periodik
minimal 3 contoh untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh direksi.
- Semua pengetesan tersebut di atas, harus dilakukan di laboratorium Lembar
Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau Laboratorium lainnya yang
direkomendasi oleh direksi dan minimal sesuai dengan standar/peralatan lain
yang setaraf.
- Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh pemborong.

2.2.7 Pekerjaan Pengisi Dilatasi (Bila Diperlukan)


Bahan untuk pengisisan dilatasi dipergunakan bahan setaraf sikaflexla atau feabseal
2 part dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:
- Bahan untuk pengisian delatasi (joint delatation)
Warna: Abu-abu
Elastisitas: Permanen
Kekerasan: Shore A durometer 28 kurang lebih 5 Sifat perekatan pada beton
tetap baik dalam jarak suhu 20 sampai 60 derajat celcius. Tahan terhadap
asam, alkali, lemak dan bahan yang berasal dari Hydrocarbon.
Memenuhi standar: DIN 18540 BS 4252 : 1967, BS 5 : 1980 JIS A 5757

SPESIFIKASI TEKNIS 19
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Setelah plat lantai beton maupun plat atap menjadi kering, maka lobang delatasi
segera dibersihkan dari segala macam kotoran
- Pasang back up material (stirr up foam)
- Pasang masking tape pada sisi beton
- Priming dengan sika primer
- Selanjutnya bahan delatasi ini dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan
mengikuti petunjuk dari pabriknya
- Disarankan agar pemasangan dikerjakan oleh licenced applicator.

2.2.8 Bahan Campuran Tambahan


a. Penggunaan bahan campuran beton hanya seizin direksi dan harus sesuai dengan
pasal 3.8 bab 2 PBI 1971 dan ASTM C 494 Chemical Admixtures for Concrete
b. Bahan campuran beton yang dipakai hanya type A dan D dan sesuai ASTM C
494.

2.2.9 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.

2.2.10 Mutu Beton


Mutu beton yang dipergunakan adalah:
Kolom : K - 225
Pelat Lantai/ Slab : K - 225 dan K - 175
Pelat Dinding/ Wall : K - 225

Untuk menjamin kestabilan mutu beton, dianjurkan memakai beton ready mixed.

2.2.11 Rencana Campuran Beton (Concrete Mix Design)


a. Lima minggu sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, pemborong harus
membuat design procedure dan prelimary test atas biaya sendiri untuk
mendapatkan mutu seperti yang disyaratkan. campuran harus menggunakan
perbandingan berat antara semen, pasir, kerikil, dan air.

SPESIFIKASI TEKNIS 20
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

b. Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI ayat 4.6. dan


dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5.
c. Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kualitas dari semen dan/atau agregat
diganti, maka harus dicari lagi campuran yang baru sehingga tetap memenuhi
syarat, sesuai ayat-ayat di atas.
Jumlah semen yang dipakai 340 kg per m3 beton, dan pada pondasi, pipa caps
dan luifel atap jumlah minimum tersebut adalah 375 kg/m3 beton.
d. Dalam hal dipakai beton beton ready mix, maka semua syarat-syarat dalam
standard spesification for ready mixed concrete AASHTO designation H. 157-74
harus dipenuhi.

2.2.12 Pengujian Beton dan Peralatannya


a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan dan tempat untuk
melakukan percobaan berikut:
- Slump test
- Test specimens
- Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton
- Test kadar lumpur
Pemborong juga menyediakan peralatan untuk menentukan moisture content dari
agregat halus, timbangan dan alat lain. Alat yang perlu untuk melakukan
percobaan-percobaan berikut.
b. Pengujian slump dilakukan segera setelah beton keluar dari mixer minimum 5 cm
dan maksimum 10 cm untuk campuran koral beton dan maksimum 12 cm untuk
campuran dengan crushed stones.
c. Atas biaya sendiri pemborong harus membuat, merawat dan mengangkut semua
test specimens ke laboratorium yang ditentukan/disetujui oleh direksi pelaksanan
untuk dilakukan compresion test pada 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
d. Setiap kubus test harus bersih dan ditandai secara tetap dengan nomor kode dan
hari pembuatan, bersama-sama dengan tanda dari bagian pekerjaan mana
sample diambil. Sistem dari pengukuran dan penandaan dari kubus akan
ditentukan oleh direksi pelaksanaan.
e. Pemborong harus memberikan material untuk pembuatan sample, dari semua test
yang diperlukan pada bagian ini dalam spesifikasi. Kontraktor harus
menyampaikan semua hasil test tersebut kepada direksi secara rutin. Segala hal
biaya yang menyangkut pengetesan tersebut adalah biaya kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS 21
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

2.2.13 Beton Bertulang


2.2.13.1 Kekuatan dan Penggunaan Beton
a. Beton struktural
Meliputi beton konstruksi plat atas, dinding dan plat dasar. Untuk mencapai mutu
K. 225, Pemborong wajib membuat adukan sesuai dengan proporsi trial mix yang
disetujui.
b. Beton non struktural
- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl
meliputi beton lantai kerja, tebal 5 cm, tidak dicor ke dalam cetakan
- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl
meliputi rabat beton, sesuai dengan gambar kerja
- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl
meliputi kolom atau beton bertulang yang mempunyai ukuran maksimal 15 cm,
kanstin, neut kaki kusen kayu, pengisi lubang angker dan sudut-sudut beton
dan lain-lain.
- Beton mortal dengan adukan 1 pc + 2 ps + 5 krl
K adalah tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton 15 x 15 x 15 cm
pada usia 28 hari. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

2.2.13.2 Campuran Tambahan


Selain bahan seperti sudah ditentukan pada ayat 3.6.7. RKS ini, bahan campuran
lainnya yang digunakan hanya jika disetujui oleh direksi secara khusus dan tertulis.

2.2.13.3 Pengadukan
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang
berkapasitas tidak kurang dari 600 liter dan dilengkapi dengan alat timbangan
berat.
a. Bahan
- Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari plywood dengan tebal
12 mm dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton. Plywood ini diberi
perkuatan kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting tersebut.
- Lain-lain jenis tersebut diatas harus dengan persetujuan direksi

SPESIFIKASI TEKNIS 22
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus dibuat dari kayu klas II tebal
sesuai kebutuhan dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton, acuan ini
diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting tersebut.
- Untuk perkerasan bekisting (acuan) tersebut, apabila diperlukan direksi dapat
meminta kontraktor menghitungnya dan kemudian disetujui direksi.
b. Konstruksi
- Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku mencegah pergeseran
atau perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan bekisting halus halus
dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan-sambungan bekisting
harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal
- Tiang penyangga anti lendutan (cambres) harus dibuat sebaik mungkin dan
mampu menunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan atau
overstress ataupun pergeseran tempat pada bagian konstruksi yang
dibebani.
- Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi
sedemikian rupa, sehingga konstruksi ini benar-benar kuat dan kaku untuk
menunjang berat sendiri dan beban-beban yang berada di atasnya selama
pelaksanaan
- Kecuali detail-detail yang berlainan pada gambar, bekisting untuk semua
balok dan pelat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas
sebagai berikut:
- Semua balok atau/dan pelat lantai 0,2% lebar bentang pada tengah-tengah
bentang. Semua balok cantilever dan pelat lantai 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
c. Baut
Baut-baut tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian rupa sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi
tulangan akan berada 4 cm dari permukaan beton. Kawat pengikat tidak
diizinkan pada beton exposed yang akan berhubungan langsung dengan
keadaan alam, dimana dapat menimbulkan warna yang tidak merata. Semua
bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan paku
tanpa merusak beton.
d. Pembersihan
Semua bekisting harus dibersihkan sebelum dipergunnakan. Pekerjaan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya
beton yang keropos dan lain-lain kerusakan/cacat pada beton. Segera sebelum
beton dicor pada beberapa bagian dari bekisting, bagian dalam dari bagian itu
harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air. Tiap-tiap bagian dari
bekisting, bagian-bagian yang struktural harus diperiksa oleh direksi pelaksanaan
segera sebelum beton dicor di bagian itu. Khusus untuk acuan kolom dan dinding

SPESIFIKASI TEKNIS 23
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus dibuat bukaan atau
dua sisinya untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin terdapat pada dasar
kolom/dinding tersebut. Bukaan ini boleh ditutup setelah diperiksa dan disetujui
oleh direksi pelaksanaan.
e. Pelapisan (coating)
Sebelum pemasangan besi beton bertulang bekisting yang dipergunakan untuk
beton yang tidak diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Bekisting untuk beton biasa (yang
perlu diplester lagi permukaannya) harus dibasahi air dengan seksama sebagai
pengganti minyak sebelum beton dicor.
f. Pembongkaran
Bangunan tidaak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban dengan rencana pembongkaran bekisting
pada beton. Pertanggungjawaban atas keselamatan pada waktu pembongkaran
tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak pemborong.
g. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting.
Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur ditentukan dari percobaan
kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum sebagai berikut :

Waktu minimum pembongkaran


Bagian struktur
bekisting (hari)
- Sisi balok dan dinding 1
- Penyanggah pelat lantai 21
- Penyanggah balok 21

2.2.14 Pembuatan Beton dan Peralatannya


a. Pemborong bertanggungjawab seluruhnya atas pembuatan campuran beton yang
baik/ uniform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk memenuhi
syarat-syarat ini, pemborong atas biaya sendiri harus menyediakan dan
menggunakan, mesin pencampur beton (beton molen) yang baik, volumetric system
untuk mengukur air dengan tepat yang disetujui direksi.
b. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran material-
material harus dengan persetujuan direksi.
c. Mencampur beton dengan tidak menggunakan perbandingan berat (timbangan),
tidak diperbolehkan.

SPESIFIKASI TEKNIS 24
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

d. Mixer harus betul-betul kosong sebelum menampung/ menerima material untuk


adukan selanjutnya, harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai lebih
lama dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan. Mixer juga harus
dibersihkan dan dikosongkan lebih dulu, bila beton yang akan dibuat berbeda
mutunya.
e. Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak
diizinkan. Demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi
(dari hasil mixer) dengan tujuan memudahkan pengerjaan dan sebagainya tidak
diizinkan.

2.2.15 Penolakan Pekerjaan Beton


a. Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. Pemborong harus
mengganti atau memperbaiki/membongkar pekerjan beton yang tidak memenuhi
syarat, atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh direksi
pelaksanaan.
b. Percobaan compressive strength dari pengujian kubus harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
- Sr adalah deviasi standard rencana.

- Tidak boleh lebih dari 1 (satu) nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut, terjadi kurang dari ' bk.

- Tidak boleh satupun rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut, terjadi kurang dari (' bk + 0,82 Sr).

- Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 (empat) hasil


pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.

- Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus


memenuhi (' bk = ' bm - 1,64 Sr).

c. Bila compressive strength test dari kelompok kubus test gagal memenuhi syarat di
atas, maka direksi pelaksanaan akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton
dari kubus-kubus tersebut diambil.

2.2.16 Pengangkutan dan Pengecoran Beton


a. Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa dan menyetujui
cetakan, bekisting (formwork), tulangan, angker-angker dan lain-lain, dimana
beton akan dituangkan/ dicor. Tempat dimana beton akan dituangkan harus
bebas dari segala macam kotoran, puing-puing, potongan-potongan, kayu, air
dan sebagainya.

SPESIFIKASI TEKNIS 25
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

b. Air (genangan) harus dibuang dari tempat/ruangan yang akan diisi/dicor beton.
Air yang mengalir ke dalam galian harus dikontrol/dibuang dengan cara yang
disetujui direksi pelaksanaan.
c. Isi dari mixer yang dikeluarkan pada suatu operasi continous harus diangkut
tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dalam gerobak yang bersih
dan kedap air. Metode yang digunakan harus disetujui direksi pelaksanaan,
setelah pemborong mengajukan proposal/ usulan cara-cara pengangkutan.
d. Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus diberikan
dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dan pada setiap akhir
pekerjaan. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus diletakkan/dicor
dan dipadatkan pada tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air
ke dalam mixer.
e. Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas/ dituangkan dari ketinggian
lebih besar dari 1,5 m. pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari
timbulnya degradasi dan menjamin suatu pengecoran yang tidak terputus. Beton
harus diletakkan dalam lapisan tidak lebih dari 60 cm tebalnya dan dipadatkan
sesuai ketentuan di bawah ini tanpa timbulnya degradasi/ pemisahan.
pengecoran dari satu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan
dengan satu operasi yang continous atau sampai construction joint tercapai.
f. Beton, acuan atau penulangan tidak boleh diganggu selama minimal 24 jam
setelah pengecoran, kecuali dengan izin direksi pelaksanaan. Semua pengecoran
harus dilaksanakan di siang hari dan pengecoran beton dari suatu bagian
pekerjaan jangan dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada siang hari,
kecuali atas izin Direksi Pelaksanaan boleh dikerjakan pada malam hari. Izin ini
tidak boleh diberikan, bila sistem penerangan yang dipersiapkan Pemborong
belum disetujui Direksi Pelaksanaan.
g. Dalam hal dinding, kolom beton atau bagian-bagian yang dianggap tinggi, tidak
boleh dicor dari atas, tetapi harus dari samping melalui satu bukaan pada
ketinggian yang disetujui. Saluran curah untuk pengecoran tidak boleh
dipergunakan, kecuali jaraknya dekat dan hanya dengan persetujuan direksi
pelaksanaan. Bila hal ini disetujui direksi pelaksanaan, maka saluran itu harus
dibuat dari logam (metal) atau bahan dihaluskan, agar dapat mengalirkan
adukan beton dengan lancar, sedangkan kemiringan saluran/ talang tersebut
tidak lebih curam dari perbandingan 1 (satu) tegak dan 2 (dua) mendatar.
h. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan
dalam gambar-gambar rencana, maka tempat-tempatnya harus disetuji oleh
direksi.
i. Penyimpanan tempat siar daripada yang dinyatakan dalam gambar harus
disetujui direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 26
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

j. Penempatan air (penyambungan pengecoran) pada dinding yang berfungsi


menampung air, harus dipasang water stop dari type yang terlebih dahulu
disetuji direksi.

2.2.17 Pemadatan Beton


a. Beton harus dipadatkan keseluruhan dengan mechanical vibrator yang dikerjakan
oleh orang-orang yang berpengalaman dan telah mendapatkan trainning untuk
pekerjaan tersebut. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu
massa yang bebas dari lubang-lubang degradasi atau kropos-kropos (honey
combing).
b. Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekuensi
tidak kurang dari 6.000 cycles per menit. harus diperhatikan agar pemadatan/
penggetaran semua bagian beton tidak menyebabkan degradasi dari material-
material akibat over vibration. Vibration tidak boleh dipergunakan pada tulang-
tulang, terutama tulang-tulangan yang telah masuk pada beton yang mulai
mengeras.
c. Banyaknya vibrator yang dipergunakan harus disesuaikan dengan volume dan
kecepatan pengecoran. Pemborongan juga harus menyediakan paling sedikit 1
vibrator tambahan/cadangan untuk mengganti yang rusak pada waktu yang
sedang dipakai.

2.2.18 Perlindungan Terhadap Cuaca Alam


a. Cuaca Panas
Bila perlu dipergunakan rangkaian instalasi penahanan angin, naungan, fog
spraying, memerciki dengan air, menggenangi dengan air ataupun menutup
dengan penutup basah yang berwarna muda dapat dibuat bagian yang telah
selesai dicor, dan tindakan perlindungan yang sedemikian harus segera diambil
setelah pengecoran dan pekerjaan akhir selesai dikerjakan.
b. Musim Hujan
- Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang
baru dicor harus segera dilindungi dari curahan hujan. Sambungan harus
dilindungi seperti yang dijelaskan dalam spesifikasi ini.
- Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena
hujan/aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu dari
beton-beton yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus
mendapat izin direksi pelaksanaan terlebih dahulu.

SPESIFIKASI TEKNIS 27
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

2.2.19 Perawatan
a. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakaan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan
basah, selama paling sedikit 7 hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa
yang berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu
selalu dalam keadaan basah.
b. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan
untuk mencegah retak pada sambuungan dan penegringan beton yang terlalu
cepat. Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali
bebas dari unsur-unsur kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau
perubahan warna pada beton.

2.2.20 Cacat pada Beton


Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, pemberi tugas mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut.
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak seperti yang ditunjukkan oleh gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

2.2.21 Pekerjaan Pasangan Bata (Bila Diperlukan)


a. Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton lihat 2.2.3.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan PUBB - N.I.3.
c. Air
Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus sama dengan pekerjaan
beton.
d. Kapur
Kapur harus kualitas terbaik dan mendapat persetujuan direksi (sesuai
persyaratan N.I.7.).
e. Jenis adukan

SPESIFIKASI TEKNIS 28
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Campuran Untuk
1 pc : 2 psr pasangan trasram, dinding luar dan plesteran luar
bangunan
1 pc : 5 psr pasangan biasa (dinding dalam)
1 pc : 3 psr pasangan dalam bangunan

- Cara mengaduk
Adukan harus dilaksanakan dengan mixer. Adukan yang dimulai mengeras
tidak boleh digunakan.

a. Batu bata
Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat bisa produksi setempat
ukuran nominal sesuai persetujuan direksi. Pembakaran bata harus sempurna, sisi-
sisi batu bata harus tanpa retak-retak dan campuran kotoran. Ukuran batu bata
harus seragam sesuai dengan AV.
Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20% bila ternyata
persentase kerusakan di atas angka tersebut maka pengiriman batu bata
tersebut dibatalkan/ tidak diterima.
b. Kolom praktis
Pada tiap jarak 3 meter dalam tembok bata (atau pada sambungan-sambungan
antara, sehingga luas bidang tembok bata maksimum 12 m2) an pada semua
pertemuan dinding, harus dibuat kolom praktis dari beton dengan lebar 12 - 15
cm setebal batu bata).
Kolom ini harus dibuat sesuai dengan kemajuan pekerjaan bata, diberikan
tulangan pokok 4 buah dengan garis tengah 8 mm serta sengkang-sengkang 06
mm pada tiap jarak 25 cm. Atau apabila ada ketentuan lain, harus disetujui oleh
direksi.
c. Pekerjaan dinding
- Bahan
Untuk semua pekerjaan dinding digunakan batu bata seperti disyaratkan
dalam 2.2.22.f.
- Adukan
Adukan rapat air 1 pc : 2 pasir dilaksanakan untuk :
- Semua dinding bata mulai sloof sampai 20 cm diatas lantai jadi (150 cm
untuk toilet)

SPESIFIKASI TEKNIS 29
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Semua dinding luar, dinding dalam mulai sisi atas pelat beton sampai 20 cm
di atas lantai jadi
- Dinding dan dasar septictank
- Saluran pembuangan keliling bangunan

2.2.22 Pekerjaan Plesteran


a. Bahan
P.C., pasir dan air harus memenuhi persyaratan seperti yang telah disebut dalam
ayat 2.2.3. ayat 2.2.4. dan ayat 2.2.9. dalam RKS ini.
b. Perbandingan adukan
Adukan biasa 1 P.C : 4 pasir untuk pasangan batu bata dan adukan kuat 1 P.C :
2 pasir untuk pasangan batu bata trastram.
Untuk adukan-adukan:
- Plesteran beton 1 pc : 2 pasir
- Siar batu kali 1 pc : 2 pasir
- Plesteran batu kali 1 pc : 2 pasir

Pengadukan dilakukan dalam keadaan kering sehingga benar-benar rata


sebelum diberi air, semua pasangan harus ditambah bahan-bahan anti
pensusutan (anti shrinkage).
c. Persiapan permukaan
Permukaan dinding bata harus diberi cukup untuk mengeringkan dan semua
pipa., saluran-saluran harus terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah
mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan yang telah disiapkan
harus dibasahi.
d. Pelaksanaan
Tebal plesteran rata-rata 1,5 cm, minimum 1 cm dan harus menghasilkan
permukaan sesuai persetujuan direksi. Harus dipasang adukan-adukan patokan
untuk mendapatkan permukaan yang rata. Plesteran diratakan dengan
menggunakan alat kayu yang lurus, minimal panjangnya 1 m (satu meter).
Plesteran harus dibagi minimum 7 hari setelah dipasang. Jika plesteran sudah
cukup keras, harus secepatnya dibasahi untuk mencegah cacat. Pada keadaan
cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang
tidak merata atau berlebihan.

e. Memperbaiki dan membersihkan

SPESIFIKASI TEKNIS 30
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Pemborong wajib memperbaiki plesteran dinding tersebut dengan bentuk


memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plester yang telah
selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain. Pada waktu-waktu tertentu
selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plester yang
tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

2.2.23 Pekerjaan Cat


Semua pekerjaan cata harus dari penyalur yang disetujui (paling sedikit kualitas
Danapaint) serta disetujui oleh direksi. Pengerjaan pengecetan harus mengikuti
petunjuk-petunjuk dari pabrik yang bersangkutan. Plamur serta cat dasar dipakai
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik catnya. Sebelum pengecatan, maka cat
dalam kaleng harus diaduk secara baik sebelum dituangkan dalam tempat cat yang
disediakan. Tanpa petunjuk dari pabrik maka penggunaan zat-zat pengering dan
lain-lain tidak dibenarkan.
a. Bahan-bahan/ persyaratan khusus cat kayu
Cat kayu adalah sejenis phinotex dan Danaglos dari Danapaint. Cat besi : besi
harus dicat dengan meni besi baru dicat dengan cat besi dengan dasar syntetic
resin. Cat tembok/ beton fair fase. Cat tembok untuk tembok dalam dan luar
adalah cat efoxy (cat tahan zat-zat kimia chemical resistance paint) kualitas
Danapaint atau setaraf dengan silikon A 273 - 31 dari ICI sebanyak tiga lapis
untuk mencegah lumut.
b. Daftar bahan
Secepat setelah penandatangan kontrak, tetapi paling lambat 2 bulan sebelum
pekerjaan cat, pemborong wajib menyerahkan kepada direksi daftar bahan
yang akan dipergunakan untuk pengeccatan. Semua bahan yang akan
dipergunakan untuk pengecetan. Semua bahan yang dipakai harus disetujui
terlebih dahulu oleh direksi.
c. Pilihan warna
Semua pilihan warna yang dipakai akan dipilih oleh direksi.
d. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu sedapat
mungkin dicegah. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai
dengan persyaratan tertulis dari pabrik tertulis. Harus disediakan kain pembersih,
harus diperiksa debu yang secukupnya untuk mencapai tujuan di atas.

2.2.24 Pekerjaan Water Proofing


Dinding dan dasar penampung yang berfungsi menampung air harus dilapisi water
proofing dari type yang tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan air

SPESIFIKASI TEKNIS 31
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

minimum. Dalam hal ini kontraktor harus mengajukan sistem dan spesifikasi teknisnya
untuk terlebih dahulu disetujui direksi.

2.3 PEKERJAAN JALAN OPERASI, GALIAN DAN SALURAN DRAINASE


2.3.1 Umum
Pekerjaan yang meliputi:
- Prosedur galian
- Bahan-bahan
- Penempatan dan pemadatan timbunan
- Jaminan kualitas
- Prosedur pengerjaan
- Subbase
- Base
- Pekerjaan perkerasan jalan
- Saluran drainase
- Box dan culvert
- Pipa-pipa drainase
akan disajikan dalam uraian berikut ini.

2.3.2 Prosedur Galian


a. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang
ditentukan dalam gambar atau diperintahkan oleh direksi dan harus meliputi
pembuangan semua bahan-bahan yang ditemukan, termasuk tanah, batuan,
batu bata, batu beton, pasangan batu dan bahan-bahan perkerasan jalan
lama.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
hadap bahan-bahan di bawah dan diluar batas galian.
c. Apabila batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya ditemukan pada
jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan bahu
jalan, atau pada dasar parit pipa atau galian pondasi struktur maka bahan-
bahan tersebut harus digali lebih dari 150 mm sampai suatu permukaan yang
rata halus dan mantap. Tidak boleh ada tonjolan batuan ditinggalkan dari
permukaan yang terbuka dan semua pecahan batu yang berdiameter lebih
besar dari 150 mm harus dibuang. Profil galian yang ditentukan harus dicapai
dengan bahan-bahan urugan kembali yang dipadatkan dan disetujui oleh
direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 32
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

d. Peledakan tidak boleh digunakan untuk pekerjaan galian.


e. Galian batuan dilaksanakan sampai kedalaman sesuai perencanaan yang
dinyatakan pada gambar kerja atau yang ditetapkan oleh direksi. Permukaan
harus datar, dengan 50 mm maksimum gelombang permukaan. Batuan lepas
dengan ukuran lebih dari 150 mm harus disingkirkan.
f. Permukaan dasar batuan harus dibersihkan menggunakan kompresor air
bertekanan tinggi.
g. Jika diperlukan, kontraktor harus memasang landasan beton tanpa tulang
belulang sebelum pekerjaan beton struktur.
h. Parit atau pipa, gorong kecil dan saluran beton, pasangan batu atau pasangan
batu adukan encer harus berukuran cukup untuk memungkinkan pemasangan
yang layak dari bahan-bahan, pemeriksaan pekerjaan dan pemadatan urugan
kembali di bawah dan disekeliling pekerjaan yang ditempatkan.
i. Jika gorong-gorong atau parit lainnya digali pada embankmen baru,
embankmen harus dibangun sampai tinggi permukaan yang disyaratkan dengan
suatu jarak pada masing-masing sisi lokasi parit tidak kurang dari 5 kali ukuran
lebar parit, dan setelahnya parit digali dengan sisi-sisi hampir vertikal
sebagaimana kondisi tanah mengijinkan.
j. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan denngan cara yang cermat
untuk menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang
baru ditempatkan dapat terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan
selama penempatan beton atau suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam
sesudahnya, harus dilaksanakan dari suatu bak yang tepat, dan terletak diluar
acuan beton, dan aliran air yang dipompa masuk ke dalam sistim drainasi yang
telah ditetapkan.

2.3.3 Bahan-Bahan
a. Sumber bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui direksi.
b. Timbunan biasa
- Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah
atau bahan-bahan batuan yang disetujui oleh direksi.
- Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mingkin, tidak termasuk penggunaan
tanah liat yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO
M 145 atau sebagian CH pada Unified or Cassagrande Siol Classification
System. Dimana penggunaan tanah-tanah yang plastis berkadar tinggi tidak
dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut hanya kan
digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah

SPESIFIKASI TEKNIS 33
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan
bahan-bahan 400 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu
jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji
sesuai dengan AASHTO T-193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang
dari 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T-99.
- Bila digunakan situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak
dapt dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri
dari pasir atu kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu
Indeks Plastisitas maksimum 6%.
- Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam
situasi lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi
pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat
merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik
atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. jenis
bahan-bahan yang terpilih dan disetujui oleh direksi akan bergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada
tekanan tanah yang harus dipikul.

2.3.4 Penempatan dan Pemadatan Timbunan


a. Penempatan Timbunan
- Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan
lapisan tertentu.
- Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian ke permukaan
yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah
timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya
hanya dengan izin tertulis dari direksi
- Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal
pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua
bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara
dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
- Penimbunan kembali di atas pipa atau di belakang struktur harus sesuai
dengan galian dan urugan kembali untuk struktur.
- Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan dan
harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang

SPESIFIKASI TEKNIS 34
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan direksi. Timbunan
yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horizontal sampai
pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian
permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan
peretakan permukaan.
- Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuh-tumbuhan
harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan
dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan
atau pengupasan selajutnya akan dipadatkan kembali, sesuai dengan jenis
pemadatan yang ditentukan untuk timbunan jalan raya selanjutnya. Jika
permukaan asli di atas mana timbunan yang akan ditempatkan adalah jalan
lama, permukaan tersebut harus dibajak, dikupas, atau dihancurkan tanpa
menghiraukan tinggi dari timbunan yang kan ditempatkan. Dalam tiap-tiap
kasus tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk pekerjaan
ini sebagaimana hal tersebut dipertimbangkan sebagai tambahan pada item
lain-lain di dalam bill of quantities.
b. Pemadatan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh direksi sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan.
- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum
sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut
harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
diperoleh bila tanah tersebut dipadat sesuai dengan AASTHO T99.
- Semua timbunan batuan harus ditutup degan sebuah lapisan atau lapisan
dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi
batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela
bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai
dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
- Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan diterima oleh direksi, sebelum lapisan
berikut ditempatkan.
- Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu jalan dengan suatu cara yang sedemikian sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama. Dimana mungkin lalu lintas alat
konstruksi harus dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan jalur yang
digunakan diubah secara terus menerus untuk menyebar pengaruh
pemadatan dari lalu-lintas.

SPESIFIKASI TEKNIS 35
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat


pemadat yang biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari
bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya
dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical
temper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin
pemadatan yang memuaskan dibawah dan ditepi pipa untuk menghindari
rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
c. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah
- Lapisan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95% dari standar maksimum kepadatan kering yang
ditentukan sesuai AASTHO T99. Untuk tanah yang mengandung lebih dari
10% bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4 inch, kepadatan kering
maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang
berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan oleh direksi.
- Lapisan 300 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah harus dipadatkan
sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan AASTHO
T99.
- Pengujian kepadatan harus dibuat setiap lapisan timbunan yang dipadatkan
sesuai dengan AASTHO T191 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan
bahwa kepadatan kurang daripada kepadatan yang disyaratkan maka
kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan
diatas. Pengujian harus dibuat sampai kedalaman lapisan sepenuhnya pada
lokasi yang diarahkan oleh direksi, tetapi satu dengan yang lainnya tidak
terpisah lebih 50 cm. Untuk urugan kembali disekeliling struktur atau pada
parit gorong-gorong, sekurang-kurangnya satu pengujian untuk satu lapisan
urugan kembali yang ditempatkan harus dilaksanakan. Pada timbunan,
sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada setiap 150
meter kubik timbunan yang ditempatkan.
- Kriteria untuk timbunan batuan
Penampatan dan pemadatan timbunan batuan harus dilaksanakan dengan
menggunakan mesin gilas atau mesin pemadat bergetar atau sebuah traktor
beroda rantai yang berbobot sekurang-kurangnya 20 ton atau peralatan
konstrukasi berat yang serupa. Pemadatan harus dikerjakan dalam arah
memanjang sepanjang timbunan, dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan
menuju ke arah sumbu, dan harus diteruskan sampai tak ada gerakan yang
nampak di bawah peralatan tersebut. Setiap lapisan harus terdiri dari
batuan bergradasi yang cukup baik dan semua rongga permukaan harus
terisi dengan pecahan kecil sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.
Batuan tidak boleh digunakan pada 150 mm lapisan atas timbunan dan
tidak ada batu dengan suatu ukuran melebihi 100 mm boleh dimasukkan ke
dalam lapisan atas ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 36
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Percobaan pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pemilihan peralatan dan metode
untuk mencapai kepadatan yang diisyaratkan, maka pemadatan berikutnya
harus menyusul.
Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat
pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai sehingga memuaskan direksi. Hasil percobaan lapangan
ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
diisyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan
yang selanjutnya.

2.3.5 Prosedur Pengerjaan


a. Galian untuk struktur
- Parit untuk struktur dan telapak struktural digali menurut garis, kelandaian
dan ketinggian yang terlihat pada gambar atau sebagaimana diarahkan
oleh direksi. Ketinggian dasar telapak yang terlihat pada gambar adalah
hanya perkiraan saja dan direksi boleh menginstruksikan perubahan pada
ukuran atau ketinggian telapak sebagaimana dianggap perlu untuk
menjamin hasil yang memuaskan. Batu besar bulat, balok kayu dan bahan-
bahan lain yang di bawah dan di sekitar pekerjaan yang ditempatkan.
- Parit harus berukuran cukup untuk memungkinkan pemasangan bahan-bahan
yang layak, pemeriksaan pekerjaan dan pemadatan urugan kembali di
bawah dan di sekitar pekerjaan yang ditempatkan.
- Bila gorong-gorong atau parit lainnya akan digali ada timbunan baru, maka
timbunan tersebut harus dibangun hingga setinggi permukaan yang
diperlukan suatu jarak sisi lokasi parit tidak kurang 5 kali ukuran lebar parit
tersebut, sesudah itu parit tersebut akan digali dengan sisi-sisi yang vertikal
sesuai dengan kondisi yang memungkinkan.
- Setiap pemompaan galian harus dikerjakan dengan cara tertentu untuk
menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang baru
ditempatkan terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan selama
penempatan beton, atau untuk suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam
setelah itu, harus dikerjakan dari tempat penampungan air yang terletak di
bagian luar acuan beton.
b. Urugan kembali pada standar
- Daerah yang digali di sekitar struktur harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang disetujui dalam pelapisan horisontal dengan kedalaman tidak
lebih dari 150 mm sampai setinggi permukaan tanah asal atau setinggi
permukaan tanah dasar, dan dipilih yang lebih rendah. Setiap lapisan harus
dibasahi atau dikeringkan sampai kadar air optimum sebagimana

SPESIFIKASI TEKNIS 37
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

diisyartkan dan dipadatkan seluruhnya.urugan kembali yang membentuk


bagian timbunan harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan sesuatu dengan AASTHO T99. Urugan kembali di
luar daerah jalan dan timbunan harus dipadatkan sampai suatu kepadatan
sekurang-kurangnya setinggi bahan-bahan yang berdampingan dan tak
terganggu.
c. Pengendalian lalu lintas
- Pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan persyaratan pengaturan dan
pengendalian lalu lintas.
- Kontraktor harus bertanggungjawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan melewati tanah dasar. Semua lalu lintas selain mesin-mesin
konstruksi yang langsung terlibat dalam penempatan lapisan di atasnya
harus dicegah melewati tanah dasar setelah penyelesaian dan penerimaan.
d. Bahan-bahan
Tanah dasar dibentuk pada timbunan biasa, timbunan dengan bahan-bahan
terpilih, agregat lapisan pondasi atau drainase porous, atau pada tanah asli
dengan merapikan atau memotong dengan menggunakan galian biasa atau
galian batuan. Bahan-bahan yang akan digunakan pada setiap contoh harus
sebagaimana diarahkan oleh direksi. Sifat bahan-bahan untuk digunakan dalam
pembentukan tanah dasar harus sesuai dengan sifat bahan-bahan khusus yang
sedang digunakan sebagaimana diberikan di bagian lain dalam spesifikasi ini.
e. Pemadatan tanah dasar
Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari
spesifikasi ini. Persyaratan pemadatan dan persyaratan jamian kualitas untuk
tanah dasar harus sesuai dengan ketentuan spesifikasi ini

2.3.6 Sub-Base
a. Material
- Peserta pelelangan harus sebelumnya menentukan sendiri akan tempat,
jumlah dan keserasian bahan yang ada untuk digunakan sebagai bahan
subbase. harus juga diperhitungkan biaya sehubungan dengan pengambilan,
pengukuran, penyaringan bila perlu yang kesemuanya itu harus juga
tercakup dalam suatu harga bahan subbase yang diajukan pada harga
penawaran.
Kontraktor selambat-lambatnya 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan
subbase harus sudah mengajukan kepada Direksi sesuai pernyataan yang
menerangkan tempat asal dan komposisi dari material yang digunakan
sebagai subbase, dimana sifat-sifat material tersebut harus memenuhi
persyaratan yang akan disebutkan selanjutnya pada spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 38
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Pemeriksaan, testing dan persetujuan


Sebagaimana keharusan, sebelum dimulai pekerjaan penggalian bahan,
kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium yang diakui
direksi mengenai sifat-sifat bahan tersebut. Pengambilan bahan untuk
keperluan pemeriksaan, biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan tersebut
ditanggung oleh kontraktor. Pengambilan contoh bahan untuk pemeriksaan
dihadiri direksi atau wakil yang ditunjuk olehnya dimana sebagian dari
bahan itu akan disimpan oleh direksi di tempat pekerjaan sebagai barang
contoh.

Kategori Spesifikasi
3/8" 40-70
No. 4 30-60
No. 10 20-50
No. 40 10-30
No. 200 5-15

Persentase berat yang lewat untuk masing-masing ayakan dapat dikoreksi oleh
direksi bila digunakan batu pecah dengan bermacam-macam berat jenis:
- Batas cair (AASTHO T89) 25 max
- Indeks Plastis (ASSTHO T91) 6 max
- Kadar lempung (AASTHO T176) 25 min
- Kehilangan berat dari partikel yang tertinggal pada ayakan ASTM No. 12
- (AASTHO T96)
- CBR direndam yang ditest pada density yang dikehendaki (100% dari
kepadatan kering maksimum menurut AASTHO T180) 60 max.

Kelas C subbase terdiri dari pasir dan kerikil dengan gradasi baik menurut
persyaratan di bawah ini.

ASTM Standard Sieve Persentase Berat Yang Lewat


1 1/2 " 100 max
No. 10 80 max
No. 200 15 max

SPESIFIKASI TEKNIS 39
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

ASTM Standard Sieve Persentase Berat Yang Lewat


Kadar lempung
25 max
(AASTHO T176)
Kehilangan berat akibat abrasi dari
partikel yang tertinggal pada ayakan
ASTM No. 12 40 max

(AASTHO T96)
Kepadatan kering maksimum
min 20 gr/cucm
(AASTHO T180)

b. Pelaksanaan
- Pekerjaan persiapan untuk subgrade
Subgrade akan dibuat, dipersiapkan dan dikerjakan seperti yang disebut
pada lab sebelumnya, sebelum subbase ditempatkan
- Pencampuran dan pembuatan
Kecuali ditentukan lain, bila kontraktor mengerjakan pencampuran material
subbase harus menuruti salah satu cara di bawah ini, dengan bahan-bahan
pembantu bila perlu seperti diisyaratkan pada gambar rencana.
- Cara dengan alat pencampur stasioner
Agregat dan air dicampur di dalam suatu mixer. Jumlah air diatur selama
pencampuran agar mencapai kadar air yang sesuai untuk keperluan
pamadatan yang memenuhi syarat. Setelah proses pencampuran, material
diangkut ke tempat pekerjaan, dijaga agar kadar air tetap dalam batas-
batas yang diisyaratkan dan dihampar di lapangan untuk segera
dipadatkan.
- Cara dengan alat pencampuran yang berjalan
Setelah material untuk masing-masing ditempatkan dengan mesin penyebar
(spreader) atau alat lain, kemudian dilakukan pencampuran dengan alat
pencampur berjalan. Selama itu air bila perlu ditambah agar dicapai kadar
air optimum.
- Cara dengan pencampuran setempat (mixed on place)
Setelah material untuk masing-masing lapisan ditempatkan, pencampuran
dilakukan dengan motor grader atau alat lain pada kadar air yang
dikehendaki. Subbase material akan dipadatkan tiap lapisan dengan tebal
sedemikian agar kepadatan maksimum dapat dicapai dengan alat-alat
yang ada. Tebal lapisan itu umumya tidak boleh dari 25 cm setelah jadi. Bila

SPESIFIKASI TEKNIS 40
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

lebih dari satu lapis, tiap lapisan yang terdahulu harus sudah dipadatkan
secukupnya sebelum penempatan lapisan selanjutnya.
- Penebaran dan pemadatan
Segera setelah dilakukan penebaran dan perataan, tiap garis segera
dipadatkan pada seluruh lebar jalan dengan mesin gilas, mesin gilas roda
karet atau alat pemadat lain yang disetujui direksi untuk dipakai.
Penggilasan dilakukan dari tepi menggeser ke tengah, berjalan paralel
dengan as jalan dan diusahakan berlangsung terus tanpa berhenti sampai
seluruh permukaan selesai digilas.
Bla terjadi pelendutan atau hal-hal yang tidak wajar pada suatu tempat,
harus segera dilakukan perbaikan dengan cara membongkar tempat itu,
mengganti atau dilakukan menambah material lain dan menggilasnya
kembali sehingga rata dengan permukaan yang dikehendaki.
Pada tepi-tepi curb, dinding-dinding dan pada tempat-tempat yang tidak
dapat dicapai oleh mesin gilas harus dipadatkan dengan alat-alat tangan
yang tepat (temper, compactor). Lapisan yang dipadatkan tersebut harus
digilas dan dipangkas (bladed) sedemikian agar permukaan jadi berbentuk
sesuai dengan gambar rencana. Material subbase harus dipadatkan hingga
mencapai paling tidak 100% dari kepadatan kering maksimum yang
dipadatkan pada pemeriksaan AASTHO T180 Method D. Kepadatan
tersebut harus dicapai pada seluruh tebalnya.
Direksi melakukan pengukuran pada tempat-tempat yang dipilihnya selama
pelaksanaan pekerjaan untuk memeriksa tebal lapisan subbase yang
dihampar agar dapat mencapai tebal jadi yang disyaratkan pada
kepadatan maksimum.
Pembuatan lubang-lubang untuk keperluan pengukuran itu dan pengisiannya
kembali akan dilakukan oleh kontraktor dan diawasi oleh direksi atau wakil
yang ditunjuk olehnya.

2.3.7 Base
a. Sumber Material
- Peserta lelang sebelum mengajukan harga penawaran harus menentukan
sendiri lokasi, kemungkinan bahan tersebut untuk dipakai sebagai bahan
base, cara pengambilan atau pengangkutannya, biaya pemecahan batu,
penyeleksian dan pembiayaan lain yang perlu sehubungan dengan
pendatangan material itu.
Kontraktor harus juga memperhitungkan, bila memang demikian keadaannya,
cara menggali dan membuang lapisan tanah atas tempat pengambilan
bahan tersebut. Harga satuan dari material base yang diajukan harus telah
mencakup semua pembiayaan itu.

SPESIFIKASI TEKNIS 41
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Kontraktor harus mengajukan pernyataan selambat-lambatnya 30 hari


sebelum dilakukan pengambilan material tersebut yang berisi tentang
tempat asal bahan komposisi dan macam agregat yang akan dipakai
sebagai bahan base. Sifat-sifat material tersebut harus sesuai dengan
persyaratan di bawah ini.
b. Persyaratan material
Agregat untuk base harus memenuhi persyaratan untuk bahan base kelas B di
bawah ini. Semua agregat untuk base course harus terdiri dari bahan-bahan
yang bersih, keras, awet, bersudut tajam, tidak banyak bercampur dengan
bentuk-bentuk yang pipih atau memanjang, dan dalam batas tertentu tidak
banyak mengandung batu-batu yang lunak, yang mudah hancur, kotoran atau
bahan-bahan lain yang mudah membusuk/tidak dikehendaki.
Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan base kelas B terdiri dari hasil
pemecahan kerikil dan batu. Bila ditentukan demikian oleh direksi, maka untuk
bahan kerikil sebelumnya harus diayak terlebih dahulu sehingga agregat hasil
dari pemecahan kerikil itu tidak kurang dari 50% beratnya terdiri dari partikel
yang mempunyai sekurang-kurangnya satu bidang pecahan.
Agregat base course harus menuruti persyaratan dibawah ini.

Kategori Keterangan
Kekerasan (Toughness ASTM D3) min 6%
Kehilangan berat dengan percobaan sodium sulfate (AASTHO max 10%
T104)
Kehilangan berat dengan percobaan Magnesium sulfate max 12%
soundness test (AASTHO T140)
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 100 putaran max 10%
(AASTHO T96)
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 500 putaran max 40%
(AASTHO T96)
Partikel-partikel tipis, memanjang persentase berat (partikel max 5%
lebih besar dari 1" dengan ketebalan kurang dari 1/5
panjang)
Bagian-bagian baru yang lunak (ASTM C235) max 55%
Gumpalan-gumpalan lengkung (AASTHO T12) max 0,225%

SPESIFIKASI TEKNIS 42
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Persentase berat butir


ASTM Standard Sieve
yang lewat
2 1/2 " 100
2" 90-100
1 1/2" 35-70
1" 0-15
1/2" 0-5

Kelas B terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah atau batu pecah dengan
berat jenis yang seragam dengan pasir, lanau atau lempung dengan persyaratan di
bawah ini :

Persentase berat butir


ASTM Standard Sieve
yang lewat
2 1/2 " 100
1" 60-100
3/4" 55-85
No. 4 35-60
No. 10 25-60
No. 14" 15-30
No. 200 8-15

Partikel yang mempunyai diamater kurang dari 0,02 mm harus tidak lebih dari 35%
dari berat total contoh bahan yang diuji.
Persentase berat butir yang lewat dapat dikoreksi oleh direksi bila agregat terdiri
dari bahan-bahan dengan berat jenis yang berlain-lainan:
- Batas cair (AASTHO T89) : max 25%
- Indeks plastis (AASTHO T91) : 4-8%
- Kadar lempung (AASTHO T176) : min 50%
Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah harus paling
tidak berjumlah 80% dari berat material yang tertinggal pada ayakan No. 4.

SPESIFIKASI TEKNIS 43
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah harus paling
tidak berjumlah 80% dari berat material yang tertinggal pada ayakan No. 4.

2.3.8 Saluran Drainase


a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan saluran dari pasangan batu dengan bentuk
dan beton pracetak, kemiringan dan kedudukan seperti yang tercantum pada
Gambar Rencana dan Petunjuk Direksi. Saluran beton pracetak digunakan di sisi
luar rencana jalan baru, sedangkan saluran dengan pasangan baru digunakan
di sisi median.
b. Material
Batu yang digunakan hendaknya terdiri dari pecahan batu keras dengan
permukaan yang kasar. Aduk yang digunakan apabila tidak disebutkan
tersendiri pada gambar rencana hendaknya terdiri dari campuran semen dan
pasir dengan perbandingan 1:3.
c. Pelaksanaan
Lubang galian dibuat sesuai dengan bentuk kemiringan dan kedudukan seperti
yang diisyaratkan pada gambar rencana. Apabila dinding-dinding dan dasar
lubang galian tersebut masih dalam keadaan gembur harus dilakukan
pemadatan seperlunya agar didapat suatu permukaan yang stabil dan keras.
Batu-batu yang telah dipecah berukuran terpanjang 0.75 tebal dinding dan
tidak lebih dari 25 cm dipasangkan setelah terlebih dahulu diberikan lapisan
aduk yang cukup.
Batu-batu yang lebih kecil ditempatkan untuk mengisi rongga-rongga agar
pasangan tidak goyah dan tebal aduk diantaranya tidak menjadi terlalu tebal.
Permukaan luar hendaknya diatur sedemikian sehingga didapat permukaan
yang datar dan rapih. Apabila tidak ditentukan adanya pekerjaan plesteran
maka setelah pemasangan cukup keras dan kokoh, harus dilakukan pekerjaan
siar dengan campuran aduk semen dan pasir halus 1 : 2.
Pekerjaan siar itu hendaknya dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi
bagian-bagian yang terbuka atau keropos. Pembahasan sebelum dan sesudah
pekerjaan siar dapat dilakukan sesuai dengan keperluannya untuk mencapai
daya lekat dan mencegah keretakan bidang-bidang siar. Pada umumnya tebal
pasangan ini tidak boleh kurang dari 20 cm.

2.3.9 Box Culvert


a. Material

SPESIFIKASI TEKNIS 44
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Box-culvert yang terbuat dari beton bertulang harus memenuhi persyaratan


AASHO-M 170. Adukan untuk sambungan harus memenuhi persyaratan artikel
9.01 dari Spesifikasi khusus.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan yang tersebut untuk pemasangan box-culvert secara
umum dan pemasangan-pemasangan lain sesuai dengan cara-cara dan petunjuk
yang sesuai dengan itu dari pihak pabrik yang mengeluarkannya.

2.3.10 Pipa-Pipa Drainase


a. Material
Material yang digunakan harus terdiri dari pipa bulat non-metal yang halus dan
tidak bergelombang berdimensi 6", seperti paralon yang mampu menahan
beban rencana jalan, yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik yang telah diakui oleh
direksi serta jaminan yang perlu diberikan oleh pabriknya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan yang tersebut untuk pemasangan pipa-pipa
drainase secara umum dan pemasangan-pemasangan lain sesuai dengan cara-
cara dan petunjuk yang sesuai dengan itu dari pihak pabrik yang
mengeluarkannya.

2.4 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


Pasangan batu belah untuk pondasi lajur penyangga dinding bangunan lantai satu:
a. Pasangan batu belah pada pondasi lajur seluruh konstruksi bangunan penahan
dinding lantai satu, harus dikerjakan dengan pasangan batu kali belah
(kreuksteen) dengan perekat 1pc : 3ps
b. Batu kali harus berukuran kurang dari 0,30 m dan tidak posous. Sebelum
dipasang harus terlabih dahulu dibikin basah dan dibersihkan dari kotoran.
c. Pekerjaan pasangan harus dengan varband yang baik. Lubang-lubang diantara
batu-batu besar harus diisi dengan batu pecahan (kerikil).
d. Tidak boleh sekali-kali memukul batu di pekerjaan dengan martil yang besar
(terkecuali di luar bouwplank).
e. Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus terlebih dahulu diayak dengan
ayakan dari kawat loket dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan
dengan sudut paling kecil 50o .
f. Gatar-gatar tempat berpijak tidak boleh menembus tembok.

SPESIFIKASI TEKNIS 45
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Pasangan batu belah untuk konstruksi kolam pengolah lindi:


a. Pasangan trasram batu belah untuk konstruksi kolam pengolah lindi harus
dikerjakan dengan pasangan batu kali belah (kreuksteen) dengan perekat 1pc :
1ps.
b. Batu kali harus berukuran kurang dari 0,30 m dan tidak posous. Sebelum
dipasang harus terlabih dahulu dibikin basah dan dibersihkan dari kotoran.
c. Pekerjaan pasangan harus dengan varband yang baik. Lubang-lubang diantara
batu-batu besar harus diisi dengan batu pecahan (kerikil).
d. Tidak boleh sekali-kali memukul batu di pekerjaan dengan martil yang besar
(terkecuali di luar bouwplank).
e. Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus terlebih dahulu diayak dengan
ayakan dari kawat loket dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan
dengan sudut paling kecil 50o .
f. Gatar-gatar tempat berpijak tidak boleh menembus tembok.

2.5 PEKERJAAN TANGGUL PENAHAN TANAH


2.5.1 Umum
Pekerjaan yang meliputi:
- Prosedur galian
- Bahan-bahan
- Penempatan dan pemadatan timbunan
- Jaminan kualitas
- Prosedur pengerjaan
- Pemasangan Strauspile
- Pemasangan poor
akan disajikan dalam uraian berikut ini.

2.5.2 Prosedur Galian


a. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang
ditentukan dalam gambar atau diperintahkan oleh direksi dan harus meliputi
pembuangan semua bahan-bahan yang ditemukan, termasuk tanah, batuan,
batu bata, batu beton, pasangan batu dan bahan-bahan perkerasan jalan
lama.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
hadap bahan-bahan di bawah dan diluar batas galian.

SPESIFIKASI TEKNIS 46
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

c. Apabila batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya ditemukan pada
jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan bahu
jalan, atau pada dasar parit pipa atau galian pondasi struktur maka bahan-
bahan tersebut harus digali lebih dari 150 mm sampai suatu permukaan yang
rata halus dan mantap. Tidak boleh ada tonjolan batuan ditinggalkan dari
permukaan yang terbuka dan semua pecahan batu yang berdiameter lebih
besar dari 150 mm harus dibuang. Profil galian yang ditentukan harus dicapai
dengan bahan-bahan urugan kembali yang dipadatkan dan disetujui oleh
direksi.
d. Peledakan tidak boleh digunakan untuk pekerjaan galian.
e. Galian batuan dilaksanakan sampai kedalaman sesuai perencanaan yang
dinyatakan pada gambar kerja atau yang ditetapkan oleh direksi. Permukaan
harus datar, dengan 50 mm maksimum gelombang permukaan. Batuan lepas
dengan ukuran lebih dari 150 mm harus disingkirkan.
f. Permukaan dasar batuan harus dibersihkan menggunakan kompresor air
bertekanan tinggi.
g. Jika diperlukan, kontraktor harus memasang landasan beton tanpa tulang
belulang sebelum pekerjaan beton struktur.
h. Parit atau pipa, gorong kecil dan saluran beton, pasangan batu atau pasangan
batu adukan encer harus berukuran cukup untuk memungkinkan pemasangan
yang layak dari bahan-bahan, pemeriksaan pekerjaan dan pemadatan urugan
kembali di bawah dan disekeliling pekerjaan yang ditempatkan.
i. Jika gorong-gorong atau parit lainnya digali pada embankmen baru,
embankmen harus dibangun sampai tinggi permukaan yang disyaratkan dengan
suatu jarak pada masing-masing sisi lokasi parit tidak kurang dari 5 kali ukuran
lebar parit, dan setelahnya parit digali dengan sisi-sisi hampir vertikal
sebagaimana kondisi tanah mengijinkan.
j. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan denngan cara yang cermat
untuk menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang
baru ditempatkan dapat terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan
selama penempatan beton atau suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam
sesudahnya, harus dilaksanakan dari suatu bak yang tepat, dan terletak diluar
acuan beton, dan aliran air yang dipompa masuk ke dalam sistim drainasi yang
telah ditetapkan.

2.5.3 Bahan-Bahan
a. Sumber bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui direksi.
b. Timbunan biasa

SPESIFIKASI TEKNIS 47
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah
atau bahan-bahan batuan yang disetujui oleh direksi.
- Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mingkin, tidak termasuk penggunaan
tanah liat yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO
M 145 atau sebagian CH pada Unified or Cassagrande Siol Classification
System. Dimana penggunaan tanah-tanah yang plastis berkadar tinggi tidak
dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut hanya kan
digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah
plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan
bahan-bahan 400 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu
jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji
sesuai dengan AASHTO T-193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang
dari 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T-99.
- Bila digunakan situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak
dapt dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri
dari pasir atu kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu
Indeks Plastisitas maksimum 6%.
- Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam
situasi lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi
pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat
merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik
atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. jenis
bahan-bahan yang terpilih dan disetujui oleh direksi akan bergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada
tekanan tanah yang harus dipikul.

2.5.4 Penempatan dan Pemadatan Timbunan


a. Penempatan Timbunan
- Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan
lapisan tertentu.
- Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian ke permukaan
yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah
timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya
hanya dengan izin tertulis dari direksi
- Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal

SPESIFIKASI TEKNIS 48
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua
bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara
dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
- Penimbunan kembali di atas pipa atau di belakang struktur harus sesuai
dengan galian dan urugan kembali untuk struktur.
- Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan dan
harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang
baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan direksi. Timbunan
yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horizontal sampai
pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian
permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan
peretakan permukaan.
- Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuh-tumbuhan
harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan
dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan
atau pengupasan selajutnya akan dipadatkan kembali, sesuai dengan jenis
pemadatan yang ditentukan untuk timbunan jalan raya selanjutnya. Jika
permukaan asli di atas mana timbunan yang akan ditempatkan adalah jalan
lama, permukaan tersebut harus dibajak, dikupas, atau dihancurkan tanpa
menghiraukan tinggi dari timbunan yang kan ditempatkan. Dalam tiap-tiap
kasus tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk pekerjaan
ini sebagaimana hal tersebut dipertimbangkan sebagai tambahan pada item
lain-lain di dalam bill of quantities.
b. Pemadatan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh direksi sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan.
- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum
sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut
harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
diperoleh bila tanah tersebut dipadat sesuai dengan AASTHO T99.
- Semua timbunan batuan harus ditutup degan sebuah lapisan atau lapisan
dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi
batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela
bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai
dengan persyaratan untuk timbunan tanah.

SPESIFIKASI TEKNIS 49
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana


ditentukan, diuji untuk kepadatan diterima oleh direksi, sebelum lapisan
berikut ditempatkan.
- Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu jalan dengan suatu cara yang sedemikian sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama. Dimana mungkin lalu lintas alat
konstruksi harus dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan jalur yang
digunakan diubah secara terus menerus untuk menyebar pengaruh
pemadatan dari lalu-lintas.
- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat
pemadat yang biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari
bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya
dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical
temper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin
pemadatan yang memuaskan dibawah dan ditepi pipa untuk menghindari
rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
c. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah
- Lapisan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95% dari standar maksimum kepadatan kering yang
ditentukan sesuai AASTHO T99. Untuk tanah yang mengandung lebih dari
10% bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4 inch, kepadatan kering
maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang
berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan oleh direksi.
- Lapisan 300 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah harus dipadatkan
sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan AASTHO
T99.
- Pengujian kepadatan harus dibuat setiap lapisan timbunan yang dipadatkan
sesuai dengan AASTHO T191 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan
bahwa kepadatan kurang daripada kepadatan yang disyaratkan maka
kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan
diatas. Pengujian harus dibuat sampai kedalaman lapisan sepenuhnya pada
lokasi yang diarahkan oleh direksi, tetapi satu dengan yang lainnya tidak
terpisah lebih 50 cm. Untuk urugan kembali disekeliling struktur atau pada
parit gorong-gorong, sekurang-kurangnya satu pengujian untuk satu lapisan
urugan kembali yang ditempatkan harus dilaksanakan. Pada timbunan,
sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada setiap 150
meter kubik timbunan yang ditempatkan.
- Kriteria untuk timbunan batuan
Penampatan dan pemadatan timbunan batuan harus dilaksanakan dengan
menggunakan mesin gilas atau mesin pemadat bergetar atau sebuah traktor
beroda rantai yang berbobot sekurang-kurangnya 20 ton atau peralatan

SPESIFIKASI TEKNIS 50
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

konstrukasi berat yang serupa. Pemadatan harus dikerjakan dalam arah


memanjang sepanjang timbunan, dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan
menuju ke arah sumbu, dan harus diteruskan sampai tak ada gerakan yang
nampak di bawah peralatan tersebut. Setiap lapisan harus terdiri dari
batuan bergradasi yang cukup baik dan semua rongga permukaan harus
terisi dengan pecahan kecil sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.
Batuan tidak boleh digunakan pada 150 mm lapisan atas timbunan dan
tidak ada batu dengan suatu ukuran melebihi 100 mm boleh dimasukkan ke
dalam lapisan atas ini.
- Percobaan pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pemilihan peralatan dan metode
untuk mencapai kepadatan yang diisyaratkan, maka pemadatan berikutnya
harus menyusul.
Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat
pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai sehingga memuaskan direksi. Hasil percobaan lapangan
ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
diisyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan
yang selanjutnya.

2.5.5 Prosedur Pengerjaan


a. Galian untuk struktur
- Parit untuk struktur dan telapak struktural digali menurut garis, kelandaian
dan ketinggian yang terlihat pada gambar atau sebagaimana diarahkan
oleh direksi. Ketinggian dasar telapak yang terlihat pada gambar adalah
hanya perkiraan saja dan direksi boleh menginstruksikan perubahan pada
ukuran atau ketinggian telapak sebagaimana dianggap perlu untuk
menjamin hasil yang memuaskan. Batu besar bulat, balok kayu dan bahan-
bahan lain yang di bawah dan di sekitar pekerjaan yang ditempatkan.
- Parit harus berukuran cukup untuk memungkinkan pemasangan bahan-bahan
yang layak, pemeriksaan pekerjaan dan pemadatan urugan kembali di
bawah dan di sekitar pekerjaan yang ditempatkan.
- Bila gorong-gorong atau parit lainnya akan digali ada timbunan baru, maka
timbunan tersebut harus dibangun hingga setinggi permukaan yang
diperlukan suatu jarak sisi lokasi parit tidak kurang 5 kali ukuran lebar parit
tersebut, sesudah itu parit tersebut akan digali dengan sisi-sisi yang vertikal
sesuai dengan kondisi yang memungkinkan.
- Setiap pemompaan galian harus dikerjakan dengan cara tertentu untuk
menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang baru
ditempatkan terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan selama

SPESIFIKASI TEKNIS 51
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

penempatan beton, atau untuk suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam


setelah itu, harus dikerjakan dari tempat penampungan air yang terletak di
bagian luar acuan beton.
b. Urugan kembali pada standar
- Daerah yang digali di sekitar struktur harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang disetujui dalam pelapisan horisontal dengan kedalaman tidak
lebih dari 150 mm sampai setinggi permukaan tanah asal atau setinggi
permukaan tanah dasar, dan dipilih yang lebih rendah. Setiap lapisan harus
dibasahi atau dikeringkan sampai kadar air optimum sebagimana
diisyartkan dan dipadatkan seluruhnya.urugan kembali yang membentuk
bagian timbunan harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan sesuatu dengan AASTHO T99. Urugan kembali di
luar daerah jalan dan timbunan harus dipadatkan sampai suatu kepadatan
sekurang-kurangnya setinggi bahan-bahan yang berdampingan dan tak
terganggu.
c. Pengendalian lalu lintas
- Pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan persyaratan pengaturan dan
pengendalian lalu lintas.
- Kontraktor harus bertanggungjawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan melewati tanah dasar. Semua lalu lintas selain mesin-mesin
konstruksi yang langsung terlibat dalam penempatan lapisan di atasnya
harus dicegah melewati tanah dasar setelah penyelesaian dan penerimaan.
d. Bahan-bahan
Tanah dasar dibentuk pada timbunan biasa, timbunan dengan bahan-bahan
terpilih, agregat lapisan pondasi atau drainase porous, atau pada tanah asli
dengan merapikan atau memotong dengan menggunakan galian biasa atau
galian batuan. Bahan-bahan yang akan digunakan pada setiap contoh harus
sebagaimana diarahkan oleh direksi. Sifat bahan-bahan untuk digunakan
dalam pembentukan tanah dasar harus sesuai dengan sifat bahan-bahan khusus
yang sedang digunakan sebagaimana diberikan di bagian lain dalam
spesifikasi ini.
e. Pemadatan tanah dasar
Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari
spesifikasi ini. Persyaratan pemadatan dan persyaratan jamian kualitas untuk
tanah dasar harus sesuai dengan ketentuan spesifikasi ini

2.5.6 Pekerjaan Strauspile


- Strauspile adalah pondasi dangkal berbentuk lingkaran yang dibuat dibawah
bangunan agar dapat menyalurkan beban yang besar ke tanah keras,

SPESIFIKASI TEKNIS 52
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

strauspile umumnya diambil karena posisi tanah keras tidak terlalu dalam ,
Galian strauspile dilakukan manual sehingga dapat dibentuk dengan
sedemikian rupa sesuai dengan gambar rencana.
- Struktur pondasi straus ini dibangun oleh dua komponen pokok
Beton siklope dibagian bawah dan beto bertulang dibagian atasnya, komposisi
panjang sesuai dengan kedalaman pondasi tersebut biasanya beton bertulang
ditentukan sedalam 1,5 m dari atas kepala tiang sehingga tulangan dari
pondasi ini masuk kedalam poor .penulangan strauspile dibuat melingkar sesuai
dengan bentuk pondasi dan sengkan biasanya dibentuk spiral.cara dan
pelaksanaanpekerjaan beton dapat dilihat pada bab pekerjaan beton
bertulang dan pekerjaan beton tampa tulangan
- Struktur poor adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai struktur tumpuan
awal dari beban – beban yang terjadi juga berfungsi sebagai tumpuan kolom
dan balok (sloof) . pada konstruksi ini berfusi ganda sebagai penahan gaya
vertikan dan gaya horizontal .semua pelaksanaannya sesuai dengan pekerjan
beton bertulang

2.5.7 Pemasangan Pagar Pengaman (Hand Rail / Guard Rail)


Hand Rail/Guard Rail yang dipasang pada suatu konstruksi jembatan diperlukan
sebagai pengaman standar dan dapat dibuat dari besi (pipa) seluruhnya atau dari
beton. Bila seluruhnya menggunakan besi, tiang-tiang hand rail/guard rail tersebut
dapat langsung dipasang/dicorkan pada balok-balok pinggir jembatan kemudian
dicat. Bila hand rail/guard rail terbuat dari beton, tulangannya juga dipasang di atas
balok pinggir jembatan dengan jarak tertentu antar masing-masing tiang hand rail/
guard rail.

Formwork hand rail/guard rail harus dibuat sedemikian sehingga sesuai dengan
bentuk seperti dalam gambar rencana karena bentuk tiang maupun hand rail/guard
rail secara keseluruhan dapat dibentuk sesuai keinginan berdasarkan estetika
arsitektural.

SPESIFIKASI TEKNIS 53
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

Spesifikasi teknis ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini berlaku dalam
kaitan, merujuk pada, menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat
dalam bagian lain dari RKS.

Meskipun Spesifikasi Teknis ini terdiri atas beberapa bagian, semua ketentuan
berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas bagian tidak membatasi
berlakunya ketentuan dari bagian lainnya.

Dalam hal Spesifikasi Teknis ini bertentangan dengan Gambar RKS, maka yang
berlaku adalah Gambar RKS.

A. DIMENSI GEOMETRIK
a. Elevasi dan Bench mark
Semua elevasi yang dimaksud adalah terhadap LWS, kecuali dinyatakan lain.
Semua elevasi harus dinyatakan dalam meter dengan ketelitian sampai dua
desimal.
Kontraktor wajib membuat sedikitnya 6 (enam) buah bench mark di sekitar lokasi
proyek yang ditunjuk Direksi Teknik/Konsultan. Bench mark yang terpasang harus
diikatkan terhadap referensi yang ada yang disetujui Konsultan. Ikatannya harus
merupakan ikatan sempurna dari poligon tertutup. Bila diperlukan, Kontraktor
harus menambahkan sendiri bench mark tambahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Dimensi
Semua dimensi dalam gambar dinyatakan dalam satuan metrik. Tidak ada
tambahan akibat konversi dari satuan lainnya ke sistem metrik. Semua gambar
dan komunikasi harus dinyatakan dalam sistem metrik.
c. Toleransi
Toleransi pengukuran untuk pekerjaan tanah adalah:
 Pekerjaan Galian
 Vertikal : 0,25 m
 Horisontal : 0,25 m
 Pekerjaan Timbunan
 Vertikal : 0,05 m

SPESIFIKASI TEKNIS 54
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 Horisontal : 0,05 m
 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
 Vertikal : 0,03 m
 Horisontal : 0,03 m

B. DEFINISI
Pada seluruh dokumen ini dipakai kata-kata:
 Direksi Teknik menerangkan : Pemberi Tugas
 Konsultan menerangkan : Konsultan Pengawas
 Kontraktor menerangkan : Kontraktor yang memenangkan
Tender
 Insinyur Pengawas menerangkan : Insinyur yang ditunjuk oleh Konsultan
Supervisi sebagai Pengawas di
lapangan
 Ahli Geoteknis menerangkan : Ahli Geoteknis yang kompeten dan
berpengalaman.

Spesifikasi teknis ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini berlaku dalam
kaitan, merujuk pada, menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat
dalam bagian lain dari RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknis ini terdiri atas beberapa bagian, semua ketentuan
berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas bagian tidak membatasi
berlakunya ketentuan dari bagian lainnya.

Dalam hal Spesifikasi Teknis ini bertentangan dengan Gambar RKS, maka yang
berlaku adalah Gambar RKS.

3.1 PEKERJAAN GALIAN


3.1.1 Umum
3.1.1.1 Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan tanah, humus
atau cadas atau material lain.

SPESIFIKASI TEKNIS 55
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

b. Pekerjaan ini diperlukan untuk pembentukan tempat kerja sesuai dengan


ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Kecuali untuk kepentingan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk
seluruh pekerjaan galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan
seluruh galian dapat merupakan salah satu dari:
 Galian biasa
 Galian padas
 Galian/dredging sungai
d. Galian biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian
padas atau galian sungai.
e. Galian padas mencakup galian dari batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh padas atau bahan lainnya yang digali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara, pemboran, atau peledakan. Galian ini tidak termasuk bahan
yang menurut pendapat Direksi Teknik dapat dilepaskan dengan penggaruk
yang ditarik oleh traktor dengan berat minimum 15 ton dan tenaga kuda netto
sebesar 180 HP.
f. Galian/dreging sungai mencakup seluruh pekerjaan dredging pada daerah
sungai.
g. Data bor dan profil tanah yang disajikan dalam dokumen tender adalah
informasi umum. Variasi dan/atau interpretasi diperbolehkan sepanjang tidak
mempengaruhi kontrak. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus
menyerahkan gambar penampang memanjang yang menunjukkan tanah dasar
yang ada.
h. Kontraktor dianggap telah memenuhi pekerjaan bila material substansi yang
digali telah dibuang sampai pada batas yang ditunjukkan dalam gambar atau
ketentuan lain.
i. Kontraktor harus melakukan penggalian dan membuang substansi apapun yang
ditemukan hingga kedalaman yang ditentukan dalam gambar atau hingga
kedalaman yang perlu untuk pelaksanaan konstruksi yang layak dan
penyelesaian pekerjaan.
j. Kontraktor dianggap telah memasukkan dalam jadwal kecepatan yang diizinkan
untuk melingkupi seluruh faktor yang mungkin timbul selama atau dalam
hubungan dengan penggalian dan pembuangan sisa-sisa.

SPESIFIKASI TEKNIS 56
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

3.1.1.2 Survei
a. Pada waktu yang telah disepakati untuk memulai pekerjaan galian, Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan, harus memeriksa dan melakukan survei dengan
peralatan yang disetujui pada lokasi pekerjaan.
b. Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.

3.1.1.3 Peralatan
a. Peralatan yang digunakan Kontraktor harus memenuhi persyaratan minimal yang
ditentukan.
b. Jika pemakaian peralatan lain tidak diizinkan oleh Konsultan, Kontraktor harus
menggunakan peralatan yang telah diusulkan dalam tender atau telah disetujui
untuk digunakan ketika kontrak ditandatangani. Kontraktor harus menyerahkan
rencana kerja detail pelaksanaan pekerjaan sehubungan dengan mobilisasi
peralatan.
c. Peralatan yang dipakai pada saat pelaksanaan harus diajukan pada rencana
kerja dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum dioperasikan.

3.1.1.4 Toleransi Dimensi


a. Galian harus dilakukan sesuai dengan ukuran, ketinggian, dan kemiringan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar dengan kelandaian akhir, arah dan formasi
sesudah galian tidak boleh bervariasi dari yang ditentukan lebih dari 25 cm
pada setiap titik.
b. Permukaan galian yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
drainase yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan atau
menggunakan pelindung plastik sebagaimana tercantum di dalam Gambar RKS.

3.1.1.5 Pelaporan dan Pencatatan


a. Untuk setiap pekerjaan galian, sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus
menyerahkan gambar perincian potongan melintang yang menunjukan tanah asli
sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan kepada Direksi
Teknik.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar perincian dari
seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk
digunakan, seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus
memperoleh persetujuan Direksi Teknik dari gambar tersebut sebelum

SPESIFIKASI TEKNIS 57
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan akan dilindungi oleh struktur


yang diusulkan tersebut.
c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau fondasi selesai,
Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik, dan bahan landasan atau meterial
lain tidak boleh dipasang sebelum disetujui oleh Direksi Teknik.

3.1.1.6 Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk sekitar.
b. Selama masa pekerjaan galian, suatu lereng yang harus mampu menahan
aktivitas pekerjaan disekitarnya, termasuk struktur atau mesin harus
dipertahankan sepanjang waktu. Skor serta turap yang memadai harus
dipasang, jika tepi permukaan galian tidak stabil.
c. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya
tidak boleh diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi
galian terbuka.
d. Tembok ujung cofferdam atau cara lainnya untuk menghindarkan air dari daerah
galian harus dirancang dengan benar dan cukup kuat untuk menjamin tidak
terjadi keruntuhan mendadak, yang mungkin dapat membanjiri tempat kerja
secara cepat.
e. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian
yang mengharuskan kepala mereka berada di bawah permukaan tanah,
Kontraktor harus menempatkan Konsultan keamanan pada tempat kerja yang
tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat
peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus
tersedia pada tempat kerja galian.
f. Bahan Peledak yang diperlukan untuk galian padas harus disimpan, ditangani,
dan digunakan secara hati-hati dan ketat sesuai dengan Peraturan Perundangan
dari Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pencegahan
pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepat dari bahan peledak dan harus
menjamin bahwa yang menangani peledakan harus dipercayakan hanya
kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab.

3.1.1.7 Jadwal Kerja


a. Perpanjangan jadwal pekerjaan oleh Kontraktor harus disetujui oleh Direksi
Teknik.
b. Bila lalu lintas pada jalan terpaksa terganggu karena peledakan atau operasi
pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan sebelumnya

SPESIFIKASI TEKNIS 58
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

terhadap jadwal untuk gangguan tersebut dari penguasa setempat dan juga
dari Direksi Teknik.

3.1.1.8 Kondisi Tempat Kerja


a. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan seluruh material dan peralatan (pompa) yang diperlukan serta
buruh untuk pengeringan, pengalihan saluran air dan pembangunan saluran
sementara. Pompa agar siap di tempat kerja pada setiap saat untuk menjamin
tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
b. Bila pekerjaan sedang dilakukan pada daerah saluran yang ada atau tempat
lain dimana aliran air tanah mungkin tercemari, Kontraktor harus setiap saat
menyediakan pada tempat kerja sejumlah air minum yang dapat digunakan oleh
pekerja.

3.1.1.9 Perbaikan Pekerjaan Galian Yang Tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal 3.1.1.4
di atas harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
 Material yang berlebih harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.
 Daerah dimana telah tergali lebih, atau daerah retak atau lepas, harus diurug
kembali dengan timbunan pilihan atau lapis fondasi agregat seperti yang
diperintahkan Direksi Teknik.

3.1.1.10 Penambahan Kedalaman Galian


a. Apabila dalam pelaksanaan galian Direksi Teknik merasa perlu untuk
memperdalam galian, maka Direksi Teknik berhak memerintahkan kepada
Kontraktor untuk menambah kedalaman galian.
b. Penambahan biaya penambahan kedalaman galian hanya dihitung, jika
penambahan tersebut diperintahkan Direksi Teknik atau Konsultan.
c. Penambahan kedalaman galian diukur dengan cara yang ditetapkan Konsultan
disesuaikan dengan kondisi setempat. Pengukuran dibulatkan ke bawah sampai
dengan 25 cm.
d. Jika penambahan pekerjaan berupa penambahan kedalaman membutuhkan
waktu tambahan dari time schedule, Kontraktor diijinkan memperpanjang jadwal
pekerjaan tersebut, selama waktu tambahan yang logis dengan jalan mengirim
permohonan tertulis kepada Direksi Teknik/ Konsultan.

3.1.1.11 Pengurangan Kedalaman Galian

SPESIFIKASI TEKNIS 59
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

a. Konsultan Pengawas atas persetujuan Konsultan Perencana berhak


memerintahkan Kontraktor untuk menghentikan galian sebelum kedalaman
rencana jika dianggap perlu.
b. Pengukuran pengurangan volume pekerjaan akibat pengurangan kedalaman
galian sama dengan cara perhitungan penambahan kedalaman galian.
c. Kontraktor tidak diijinkan menyimpan sisa waktu akibat pengurangan kerja ini
untuk time schedule-nya.

3.1.1.12 Penggunaan Dan Pembuangan Material Galian


a. Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan
cakupan proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk
formasi timbunan atau urugan kembali.
b. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, peat, sejumlah besar
akar, atau benda tumbuhan lain serta tanah yang kompresif yang menurut
pendapat Direksi Teknik akan menyulitkan pemadatan dari material pelapisan
atau yang mengakibatkan terjadinya kerusakan atau penurunan yang tidak
dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai
timbunan dalam pekerjaan permanen.
c. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau tiap
material yang tidak disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan timbunan harus
dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor daerah yang
diperintahkan Direksi Teknik.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk
pembuangan material yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan
dilakukan.

3.1.1.13 Pengembalian Bentuk Dan Pembuangan Pekerjaan Sementara


a. Material bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap merupakan milik
dari Kontraktor atau bila memenuhi syarat yang disetujui oleh Direksi Teknik,
dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar dalam Mata
Pembayaran yang bersangkutan dalam Daftar Penawaran.
b. Setiap pemakaian material galian yang bersifat sementara waktu diijinkan untuk
ditempatkan dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan
berakhir sedemikian rupa sehingga tidak menganggu saluran air.
c. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam keadaan rapi dengan tepi dan lereng
yang stabil.

SPESIFIKASI TEKNIS 60
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

3.1.2 Prosedur Penggalian


3.1.2.1 Prosedur Umum
a. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Teknik dan harus
mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton, tembok dan perkerasan yang
lama.
b. Dimana material yang terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis tanah
dasar atau fondasi dalam keadaan lepas atau tanah gambut material lainnya
yang tak memenuhi dalam pendapat Direksi Teknik, maka material tersebut
harus dipadatkan dengan benar atau seluruhnya dibuang dan diganti dengan
timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik.
c. Galian lapisan tanah atas setebal + 30 cm atau material tanah yang
mengandung humus harus diletakkan ditempat yang telah ditentukan oleh Direksi
Teknik.
d. Jika material padas atau lapisan keras yang sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan berpasangan atau untuk fondasi struktur, maka
material tersebut harus digali 15 cm lebih dalam hingga ke permukaan yang
mantap dan merata. Tidak boleh ada tonjolan-tonjolan padas dari permukaan
tersebut dan seluruh pecahan padas yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang, dan harus diurug lagi dengan meterial yang dipadatkan yang
disetujui oleh Direksi Teknik.
e. Penggalian padas harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tepi dari galian
harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Padas yang lepas
yang dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan
atau orang harus dibuang.

3.1.2.2 Blasting
a. Peledakan sebagai cara pembongkaran padas hanya boleh digunakan jika,
menurut pendapat Direksi Teknik, tidak praktis menggunakan alat bertekanan
udara atau penggaruk hidraulis. Direksi Teknik dapat melarang peledakan dan
memerintahkan padas untuk digali dengan cara lain, jika menurut pendapatnya,
peledakan berbahaya bagi manusia atau struktur yang berdekatan.
b. Bila diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan anyaman
pelindung ledakan untuk melindungi orang, benda dan pekerjaan selama
penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti
yang diuraikan oleh Direksi Teknik.

SPESIFIKASI TEKNIS 61
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

3.1.2.3 Penggalian Untuk Sumber Material


a. Galian untuk mendapatkan sumber material harus digali sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini.
b. Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau pengoperasian yang lama
harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum operasi penggalian
dimulai.
c. Galian tidak boleh dilakukan pada daerah yang dilindungi atau daerah yang
diperlukan untuk keperluan lainnya.
d. Galian tidak boleh mengganggu drainase alam atau rancangan lainnya.
3.1.3 Pengukuran dan Pembayaran
a. Prestasi akhir penggalian dihitung dengan membandingkan peta situasi
pengukuran awal dan sesudah digali. Volume yang dipakai untuk pembayaran
termin dihitung dari gambar kerja yang diberikan dan penambahan maupun
pengurangan volume galian.
b. Bagi keperluan perhitungan prestasi pekerjaan yang berhubungan dengan
pembayaran tahapan termin, pengukuran dilaksanakan oleh kontraktor dan
dilakukan bersama-sama dengan Konsultan.
c. Pengukuran peta situasi awal dan peta situasi akhir dilaksanakan berdasarkan
referensi yang sama. Referensi ditentukan Direksi Teknik.
d. Ukuran satuan untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang digunakan untuk
galian yang ditentukan di sini adalah dalam lump sum. Jadwal yang dimasukkan
dalam Bill of Quantity harus memuat semua biaya untuk transportasi peralatan
dari dan menuju lokasi dan depresiasi selama periode yang diperlukan. Jika
tidak dinyatakan dalam kontrak, ukuran tersebut harus dianggap termasuk
biaya pajak, asuransi dan semua tagihan/biaya yang diperlukan untuk
prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
e. Ukuran satuan untuk galian harus dalam meter kubik insitu dari tanah yang
digali, dihitung berdasarkan level yang disepakati dan pekerjaan selesai.
Kecuali adanya penambahan dan pengurangan yang diperintahkan Direksi
Teknik termasuk dalam sub bab 1.1.10 dan 1.1.11. Kelebihan ataupun
kekurangan galian tidak diperhitungkan jika galian yang terselesaikan tidak
dalam toleransi yang ditentukan.
Schedule rate harus dimasukkan ke dalam Bill of Quantity, kecuali biaya dalam
pembayaran terpisah, biaya untuk material, tenaga kerja, dan semua pekerjaan lain
yang dibutuhkan.

3.2 Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan


3.2.1 Umum

SPESIFIKASI TEKNIS 62
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

3.2.1.1 Uraian
a. Istilah timbunan apabila tidak dijelaskan secara khusus, berarti dimaksudkan
untuk timbunan tanah dan atau timbunan
b. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi timbunan
atau untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi
timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan atau
penampang melintangnya.
c. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis
kepada Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan untuk memulai pekerjaan.
d. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi dua
jenis, yaitu timbunan biasa dan timbunan pilihan. Timbunan pilihan akan
digunakan di daerah berair dan lokasi serupa dimana material yang plastis sulit
untuk dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran jika diperlukan lereng yang curam
karena keterbatasan ruang, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana
kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
e. Pekerjaan timbunan dengan material yang dipasang sebagai landasan pada
saluran beton, juga tidak termasuk material drainase berpori yang dipakai untuk
maksud drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya butir halus
akibat filtrasi.

3.2.1.2 Survei
a. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level
yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang
harus pada interval 10 m. Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa gambar
tampak dan penampang.

3.2.1.3 Peralatan
a. Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian, jumlah,
tipe dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.
b. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.

SPESIFIKASI TEKNIS 63
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

3.2.2 Pekerjaan Timbunan


3.2.2.1 Lingkup
a. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk timbunan atau
pengurugan kembali pada lokasi timbunan badan jalan. Galian dan urugan atau
timbunan, pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian
dari penampang melintang yang telah disetujui.
b. Timbunan/ urugan kering (di atas elevasi HWS) memakai material lempung
seperti yang disyaratkan dan memenuhi kepadatan yang disyaratkan pada
spesifikasi ini.

3.2.2.2 Toleransi Dimensi


a. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 30 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus dan
rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran bebas
dari air permukaan.
c. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil
yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan.
d. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 300 mm.

3.2.2.3 Standar Rujukan


a. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan
Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah
masing-masing pengujian dilaksanakan.
b. Pengujian mencakup:
 Analisis Saringan : AASHTO T 88 - 78, ASTM D422
 Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 - 74, ASTM D698,
D1557
 Penetapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 - 68, ASTM D423
 Penetapan Batas Plastis : AASHTO T 90 - 70, ASTM D424
 CBR : AASHTO T 193-74, ASTM D1883-73
 Sand cone : ASTM D-1556
 Test Mineralogi.

SPESIFIKASI TEKNIS 64
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

3.2.2.4 Pengajuan
a. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu
persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.
 Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang
dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
 Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik
dari permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan itu akan ditempatkan.
b. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada konsultan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari
penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan.
 Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan, salah satu
akan ditahan oleh konsultan untuk rujukan selama perioda kontrak.
 Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang
diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data
pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi sifat yang ditentukan.
c. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan
segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap
persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan.
 Hasil pengujian kepadatan.
 Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran membuktikan
bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.

3.2.2.5 Kondisi Tempat Kerja


a. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan pemadatan.
b. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistem
drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai
drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan ke dalam sistem
drainase permanen. Penjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase
sementara yang mengalirkan ke dalam sistem drainase permanen.
c. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup
untuk pengendalian kelembaban timbunan selama operasi pemadatan.

3.2.2.6 Pembetulan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat


a. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan,

SPESIFIKASI TEKNIS 65
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

harus diperbaiki dengan menggaruk permukaan tersebut dan membuang atau


menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan
pemadatan kembali.
b. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh konsultan, harus dikoreksi dengan
menggaruk bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah air
secukupnya dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata
(grader) atau peralatan lain yang disetujui.
c. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi
dengan menggaruk bahan-bahan disusul dengan pengerjaan dengan mesin
perata berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang
istirahat antara pekerjaan, di bawah kondisi cuaca kering. Kalau tidak atau bila
pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan pengerjaan dan
membiarkan bahan terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar
bahan-bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-
bahan kering yang memadai.
d. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah
dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak
akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan
kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.
e. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari spesifikasi ini harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan
dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul
dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan
penggantian bahan-bahan.

3.2.2.7 Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan
sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.

3.2.2.8 Pembatasan Cuaca


Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun,
dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila
kadar air bahan-bahan berada di luar batas yang ditentukan.

SPESIFIKASI TEKNIS 66
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

3.2.2.9 Royalti Bahan-Bahan


Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus
membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan
royalti kepada pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.

3.2.2.10 Bahan-Bahan
1. Sumber Bahan-Bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
2. Bahan Timbunan
a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan
dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty
clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM
(khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah). Clay fraction (< 0.002
mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan
dari hasil analisis saringan.
b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat
tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan
secara langsung kecuali apabila dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu
sesuai usulan seorang Ahli Geoteknis. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai
Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan Persentase Ukuran Tanah Liat
(AASHTO T88).
c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil
dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45% (AASHTO T90).
d. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki:
 Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan
lebih besar dari 50 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan >
120 kPa.
 Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6
 Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 %
Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan 98
% Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan subgrade
jalan.
3. Bahan Lapisan Kedap harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Jenis tanah MH, Ml, CH, CL.

SPESIFIKASI TEKNIS 67
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 Prosentase butiran halus > 50%


 Liquid Limit 35 % – 60 %
 Indeks plastisitas vs liquid limit > garis A
 Permeabilitas lebih kecil dari 1 x 10-7 cm/det.
4. Bahan lapisan penutup harian dan lapisan antara dan akhir
 Bahan penutup harian dan antara harus memiliki permeabilitas
maksimum 1 x 10-6 cm/det.
 Sedangkan untuk bahan penutup akhir harus memiliki permeabilitas
maksimum sebesar 1 x 10-7 cm/det.

3.2.2.11 Penempatan dan Pemadatan Timbunan


1. Persiapan Tempat Kerja
a) Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan
dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan
sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus
diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai.
b) Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah
pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk
penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai
lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang
ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya.
c) Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan
pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong
untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk
menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam
lapisan horisontal.
2. Penempatan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
ketebalan lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan
ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.
b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.

SPESIFIKASI TEKNIS 68
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

c) Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal
pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua
bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara
dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
d) Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru
terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan Konsultan. Timbunan
yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai
pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian
permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan
peretakan permukaan.
e) Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus
dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan
permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan atau
pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.
3. Pemadatan
a. Apabila diperlukan pelaksanaan pekerjaan pemadatan harus dilakukan
pada musim kering guna mendapatkan kualitas pemadatan yang
disyaratkan.
b. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
c. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum
(wet of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar
air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut
dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-180.
d. Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm
dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih
besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan
batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk
timbunan tanah.
e. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.

SPESIFIKASI TEKNIS 69
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

f. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu timbunan dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap
bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.
g. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas
tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang
disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang
memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga dan
guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan
dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya
longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud,
maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada
instruksi dari Direksi Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang
diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan
timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan
tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi
Teknis ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki
timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknis ini, maka Kontraktor
wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai
memenuhi Spesifikasi Teknis ini dan menanggung biaya pengujian yang
diperintahkan Direksi Teknik.

3.2.2.12 Jaminan Kualitas


1. Pengawasan Kualitas Bahan
a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-
bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas
bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.
b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi lagi
atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai perubahan yang
diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.

SPESIFIKASI TEKNIS 70
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus


dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ke
tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan
oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang diperoleh
dari setiap sumber.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan
a) Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah
300 mm.
b) Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai
kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air
optimum + 2%.
c) Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian elevasi muka air rata-
rata harus dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan
kering yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang
mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4
inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan untuk
bahan-bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan oleh
Tenaga Ahli/Insinyur.
d) Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap
500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM
D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan
kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus
membetulkan pekerjaan tersebut.
3. Percobaan Pemadatan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metode
untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa
Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka
pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan seizin
Konsultan Pengawas.
b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat
pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang
selanjutnya.

3.2.2.13 Pengukuran
a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah

SPESIFIKASI TEKNIS 71
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis,
kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan
disetujui. Metode perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan metode
luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang melintang dari
pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.
b. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat
pekerjaan terasing atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau
sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran,
kecuali:
 Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau
lunak atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya.
 Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang kurang
memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak
dianggap bertanggung jawab.
c. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan
sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran
sebagai timbunan di bawah bab ini.
d. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau
untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai,
tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
e. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai timbunan.
f. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase
porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan
di dalam bab ini.
g. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.
Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan, penyelesaian dan
penempatan material, keuntungan jasa kontraktor serta semua kegiatan untuk
mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.

SPESIFIKASI TEKNIS 72
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KOLAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH/LUMPUR
TINJA

4.1 LINGKUP PEKERJAAN


4.1.1 Umum
Rencana sistem pengolahan yang akan diterapkan merupakan sistem pengolahan
yang paling efesien. Sehingga beradasarkan analisis, maka sistem pengolahan
lumpur tinja direncanakan terdiri dari :

a. Sludge Sparator Chamber (SSC)

b. Kolam Anaerobik I

c. Kolam Anaerobik II

d. Kolam fakultatif

e. Kolam Maturasi

f. Dryieng Area.

Lebih jelasnya bagan alir sistem pengolahan lumpur tinja yang direncanakan dapat
dilihat pada gambar 7.1 di bawah ini.

Lumpur SSC Anaerobik Fakultatif Maturasi


Tinja 1 dan 2

Drying Hanggar
Area Kompos

Gambar 7. 1 Skema Sistem Pengolahan Lumpur Tinja IPLT

SPESIFIKASI TEKNIS 73
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

A. Solid Separator Chamber (SSC)

Fungsi unit ini adalah untuk memisahkan padatan dan air dengan memanfaatkan
sifat fisik air limbah dengan td setiap kolam selama 5 hari. Diasumsikan pengolahan
pada SSC ini adalah pengolahan fisik.

B. Drying Area

Fungsi unit ini adalah untuk mengeringkan padatan lumpur yang sudah setengah
kering dan sekaligus proses desinfeksi mikroorgansma yang masih terkandung
dalam lumpur melalui sinar matahari (ultra violet). Diasumsikan pengolahan pada
Dring Area ini adalah pengolahan fisik.

C. Kebutuhan Kolam Anaerobik I

Kolam anaerobik berfungsi untuk menguraikan kandungan zat organik (BOD) dan
padatan tersuspensi (SS) dengan cara anaerobik atau tanpa oksigen.

D. Kebutuhan Kolam Anaerobik II

Kolam anaerobik berfungsi untuk menguraikan kandungan zat organik (BOD) dan
padatan tersuspensi (SS) dengan cara anaerobik atau tanpa oksigen

SPESIFIKASI TEKNIS 74
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

E. Kebutuhan Kolam Fakultatif

Kolam fakultatif berfungsi untuk menguraikan dan menurunkan konsentrasi bahan


organik yang ada di dalam limbah yang telah diolah pada kolam anaerobik. Kolam
fakultatif mampu mengolah limbah dengan beban BOD berkisar antara (40-60)
gr/m3/hari. Kolam fakultatif dirancang berdasarkan beban BOD maksimum per-unit
luas sehingga kolam memiliki zona aerobik dan anaerobik.

F. Kebutuhan Kolam Maturasi

Fungsi kolam maturasi yakni:


1. Menurunkan konsentrasi padatan tersuspensi (SS) dan BOD yang masih tersisa
didalamnya dari kolam fakultatif.
2. Menghilangkan mikroba patogen yang berada di dalam limbah melalui
perubahan kondisi yang berlangsung dengan cepat serta pH yang tinggi.
G. Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap yang dibutuhkan untuk IPLT mengacu kepada Petunjuk Teknis
No. CT/AL/Re-TC/001/98 tentang Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam adalah
sebagai berikut.

a. Platform (dumping station) yang merupakan tempat truk tinja untuk mencurahkan
(unloading) lumpur tinja).

b. Kantor, yang diperuntukkan bagi tenaga kerja pada IPLT.

c. Gudang, untuk tempat penyimpanan peralatan, suku cadang unit-unit di dalam IPLT
dan perlengkapan lainnya.

d. Laboratorium, penting disediakan untuk pengontrolan kualitas efluen dari tiap-tiap


unit pengolahan serta efluen yang akan dibuang ke badan air.

e. Jalan masuk dan jalan operasi untuk kelancaran operasional baik truk tinja maupun
pekerja di IPLT.

f. Sumur pemantauan (monitoring) kualitas air tanah disediakan untuk mamantau


apakah IPLT mengakibatkan pencemaran air terhadap sumur-sumur milik masyarakat
yang berada di sekitar IPLT.

g. Fasilitas air bersih untuk mendukung kegiatan pengoperasian IPLT.

h. Alat pemeliharaan dan keamanan.

SPESIFIKASI TEKNIS 75
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

i. Pagar pembatas untuk mencegah gangguan serta mengamankan aset yang ada di
dalam lingkungan IPLT.

j. Generator.

4.1.2 Standar
Semua pekerjaaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar perencanaan. Pelaksanaannya harus mentaati semua
standar untuk hal yang relevan yang berlaku di Indonesia.

4.2 PEKERJAAN SISTEM PENGUMPUL DAN PENYALUR AIR LIMBAH


4.2.1 Persyaratan Umum
Pekerjaan perpipaan lindi hendaknya mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1974, serta persyaratan yang
telah ditentukan oleh pihak berwenang. Mutu bahan harus baik dan telah diuji oleh
lembaga yang berwenang.
Gambar-gambar rencana instalasi pipa bersifat garis besar, letak persyaratan
instalasi dan jalur pemasangan pipa harus disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Setelah pekerjaan perpipaan selesai harus dilakukan pengujian atas seluruh bagian
dari pekerjaan ini. Semua kekurangan dan kebocoran harus segera diperbaiki
sehingga seluruh sistem bekerja dengan baik.
Kecuali ditentukan lain oleh direksi, maka pembangunan akan terdiri dari lebih dari
1 (satu) tahapan.

4.2.2 Persyaratan Teknis Perpipaan


a. Kecuali ditentukan lain oleh direksi, maka perpipaan yang digunakan dalam
pekerjaan ini adalah dari jenis pipa HDPE.
b. Sistem perpipaan terdiri dari 1 jenis, yaitu :
Perpipaan yang berfungsi sebagai penangkap/pengumpul lindi dengan pipa
beroperasi. Perpipaan yang berfungsi sebagai penyalur semua sistem
perpipaan mengalirkan lindi secara gravitasi.
c. Seluruh pipa dan fitting-accesories yang digunakan harus mengikuti standar-
standar yang berlaku untuk pipa air buangan.
d. Coupling (sambungan pipa) yang digunakan adalah jenis sambungan dengan
lem yang biasa digunakan dalam pipa HDPE.
e. Setiap pipa dan accesories yang digunakan harus jelas berisi informasi tentang:

SPESIFIKASI TEKNIS 76
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Jenis pipa
- Diameter pipa (mm)
- Tekanan pipa (bar)
- Nilai kekuatan pipa
- Merk
- Nomor produksi, tanggal dan tanda-tanda lain
- Sudut (derajat) dari fitting
f. Perforasi pada pipa penangkap/pengumpul dilaksanakan sesuai dengan
gambar dengan alat yang tidak akan merusak kekuatan pipa.

4.2.3 Lingkup Perkerjaan Pemasangan Pipa


Pekerjaan pemasangan pipa yang selanjutnya disebut pekerjaan pemipaan
meliputi:
- Pekerjaan pengukuran
- Pekerjaan patok ukur
- Pekerjaan galian tanah
- Pekerjaan urugan tanah (perataan)
- Pekerjaan perpipaan.

a. Pekerjaan dan rencana kerja


- Pekerjaan pengukuran
Yang dimaksud dengan pekejaan pengukuran dalam pekerjaan ini adalah
pengukuran arah memanjang dan pekerjaan pemipaan. pekerjaan ini
diawasi sepenuhnya dan atau bersama-sama direksi pekerjaan, kebenaran
hasil pengukuran tetap tanggung jawab kontraktor.
- Rencana kerja
Berdasarkan pengukuran tersebut, kontraktor harus membuat rencana kerja
pekerjaan pemipaan yang berisi:
 Elevasi permukaan tanah
 Elevasi dasar tanah (dari galian yang harus dilaksanakan)
 Elevasi peletakan pipa
 Elevasi permukaan tanah setelah selesai pekerjaan urugan dan atau
pembuatan jalan

SPESIFIKASI TEKNIS 77
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 Letak dan atau posisi perpipaan yang lurus, bend piping, trust block
 Dan lain-lain sesuai dengan keadaan di lapangan atau atas petunjuk
direksi di lapangan
 Posisi manhole penghubung yang berfungsi sebagai awal pipa tegak
biogas
b. Pekerjaan Galian Tanah
Untuk pengalian tanah (trench cutting) diberlakukan hal-hal khusus :
- Profil ekonomis
Untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah, kotraktor hanya diperkenankan
melakukannya berdasarkan profil galian seperlunya dengan arti kata
ekonomis dan semurah-murahnya tapi kuat dan aman bagi para pekerja dan
petugas, dan tersedia ruang secukupnya untuk maksud pemipaan dan
pekerjaan lainnya dan sesuai dengan kedalaman yang harus dicapai oleh
pekerjaan-pekerjaan tersebut.
- Galian tanah dan konstruksi pelindung
Untuk kedalaman yang lebih dari 1,2 meter dan pada tanah yang biasa
(yaitu tanah yang bercampur lempung atau pasir atau batu-batu kecil),
maka kontraktor harus melakukan perlindungan terhadap galian tersebut.
Konstruksi pelindung galian terbuat dari konstruksi kayu atau baja
(selanjutnya disebut konstruksi pelindung). Konstruksi pelindung tersebut harus
benar-benar kuat, aman serta memudahkan manuver kerja dan peralatan
para pekerja dan petugas dalam galian.
- Pembongkaran bekisting
Pada pelaksanaan pembongkaran konstruksi pelindung, bahan konstruksi
tidak diperkenankan tertinggal dalam galian dan harus dikeluarkan dari
lubang galian.
- Tanah dari jenis lain
Untuk pekerjaan galian tanah dari jenis lain, kontraktor harus
membicarakannya dengan direksi pengawas untuk mendapatkan hasil galian
dengan profil yang kuat, aman dan semurah-murahnya.

4.2.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


a. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar
pipa harus terletak rata, tidak boleh ada batu-batu (puing-puing) atau benda-
benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.

SPESIFIKASI TEKNIS 78
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

b. Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam keadaan kering tidak
boleh ada air sama sekali dan dalam pipa harus diperiksa kembali
kebersihannya.
c. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan
kontraktor dengan persetujuan pengawas dan harus dilakukan dan harus
dilaksanakan dengan alat yang sesuai untuk pipa yang dipakai.

4.2.5 Pengetesan Pipa


a. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh pengawas untuk
selanjutnya bila telah diterima/memenuhi syarat untuk dibuatkan berita acara.
b. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian dari panjang pipa
maksimum 100 m.
c. Pengetesan pipa induk (penyalur) harus dilakukan dengan tekanan minimal
enam (6) atmosfir dan apabila selama satu (1) jam tekanan tidak berubah/turun,
test dapat dinyatakan berhasil dan dapat diterima.
d. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi
tanggungan kontraktor.
e. Apabila pengetesan tidak berhasil, kontraktor harus mencari sebab-sebabnya,
kemudian memperbaikinya, kalau perlu diadakan pembongkaran dan perbaikan
kembali adalah tanggungan kontraktor.

4.2.6 Perubahan Arah Peletakan Pipa


Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan dengan
bantuan alat penyambung bend/elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan
harus dengan tee atau tee-cross (sesuai kebutuhannya). Membengkokkan atau
mengubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis
maupun cara pemanasan).

4.2.7 Pekerjaan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan, pengupasan lapisan tanah,
penebangan tanaman, pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan
daerah rendah, pemindahan batu, pembuangan humus dan tanah yang
mengandung organis minimum sedalam 30 cm serta pembongkaran bangunan,
semua dikerjakan dalam area seluas daerah pelaksanaan. Pekerjaan
penimbunan dilakukan untuk mencapai peil yang disyaratkan.
b. Dalam minimum dan tempat galian untuk pemasangan pipa berikut
peralatannya, begitupula bangunan yang nyata-nyata termasuk dalam
pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan gambar pelaksanan, atau bila tidak

SPESIFIKASI TEKNIS 79
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

ada digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk


pemasangan pipa dari pabrik dan peralatan yang bersangkutan (khusus untuk
dalamnya galian). Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian
adalah diukur dari atas pipa sampai ke muka jalan/tanah asal, ditambah tebal
lapisan pasir di bawah pipa. Galian dinyatakan selesai setelah
diperiksa/disetujui oleh pengawas.
c. Penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus dilaksanakan serentak
dengan diikuti pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya dan harus
diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan kembali dengan segera sesuai
dengan cara-cara yang disetujui direksi.
d. Pekerjaan ini meliputi:
- Pengerjaan galian tanah untuk pemasangan pipa
- Pengerjaan urugan tanah untuk pemasangan pipa
- Mengatur kemiringan dan pengontrolan drainase
- Penggalian dan penimbunan
- Pemadatan
- Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing
- Menyediakan material-material pengisi yang baik
e. Peralatan untuk pekerjaan tanah
Agar didapat hasil yang baik, maka kontraktor harus menyediakan alat-alat
yang memenuhi syarat untuk pekerjaan tanah. Apabila perlu pembuangan,
maka kontraktor harus menyediakan sarana pengangkutan tersebut ke tempat-
tempat pembuangan.
f. Pengerjaan urugan tanah untuk pemasangan pipa:
- Tanah urugan yang boleh dipakai adalah tanah yang tidak mengandung
bahan organis dipadatkan lapis demi lapis tiap 20 cm sampai rata dan
padat dengan alat penimbris dari besi berat 10 kg. Apabila tanah setempat
tidak memenuhi persyaratan di atas maka kontraktor harus mendatangkan
tanah tersebut.
- Urugan tanah untuk pemasangan pipa harus dilaksanakan setelah
pengurugan kerikil pasir di sekeliling pipa yang dipasang telah selesai dan
harus mendapatkan persetujuan pengawas terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan (lihat gambar pelaksanaan).
g. Pekerjaan Urugan Pasir untuk Pemasangan Pipa
- Urugan pasir dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm dengan penyiraman
air, sehingga rata dan padat sampai ketinggian yang dibutuhkan alat-alat
penimbris dari besi dengan berat minimum 10 kg.

SPESIFIKASI TEKNIS 80
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Urugan kerikil dan pasir dilakukan pada sekeliling pipa, tebal 10 cm kecuali
pipa-pipa yang memotong jalan yang harus diurug penuh dengan pasir.
Untuk bangunan lainnya disesuaikan dengan gambar pelaksanaan
- Agar peletakan pipa tepat pada peilnya, pengurugan pasir baru dapat
dinyatakan selesai/disetujui oleh pengawas yaitu bila peil tersebut sudah
tepat pada tempatnya.
h. Pekerjaan Galian
- Pekerjaan galian harus sesuai dengan gambar kerja, tetapi dengan grade
level yang lebih tinggi dari final grade untuk memperhitungkan pengaruh
pemadatan. Penggalian yang dilakukan tidak boleh menyimpang dari
kemiringan (gradient) yang ditentukan pada gambar kerja. Apabila pada
waktu melakukan penggalian bertemu dengan batukarang, batu-batuan
lainnya, maka material-material tadi harus dipindahkan dengan seijin
pengawas. Lubang bekas material yang dikeluarkan tadi harus diisi kembali
dengan tanah yang disetujui oleh pengawas yang nantinya akan
dipadatkan.
- Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar
kerja, datar dan dibersihkan dari kotoran. Bilamana kontraktor melakukan
penggalian yang melebihi dari apa yang telah ditetapkan, kontraktor harus
menutupi kelebihan tersebut dengan urugan tanah yang terlebih dahulu
mendapat persetujuan pengawas. Urugan dipadatkan dan ditimbris air
setiap ketebalan 15 cm, lapis demi lapis sampai mencapai
ketinggian/ukuran yang dibutuhkan dan semua biaya tambahan ditanggung
oleh kontraktor.
h. Pekerjaan urugan/penimbunan
- Penimbunan dilakukan sampai peil dan kemiringan yang ditentukan pada
gambar kerja.
- Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan
sampai 100% kepadatan maksimum compaction modified proctor.
- Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang berbutir-butir
bagus serta bebas dari humus/akar-akaran/bahan-bahan organis lainnya.

4.2.8 Pekerjaan Manhole


a. Pekerjaan tersebut dari pasangan bata-bata dengan ketebalan dinding sesuai
dengan gambar. Saluran setengah pipa harus dipasang pada manhole dengan
material dan spesifikasinya sesuai dengan jalur pipanya. Jika kontraktor tidak
berhasil mendapatkannya, maka kontraktor harus mengusulkan alternatif lain
yang sesuai untuk saluran air buangan.

SPESIFIKASI TEKNIS 81
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Selama pipa tegak biogas belum dihubungkan pada manhole ini, maka manhole
perlu ditutup dengan tutup manhole.
b. Tutup manhole dari DCI dengan cover dan frame berbentuk segi empat dan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Tahan karat
- Kuat dan aman
- Mempunyai pengaman agar tidak mudah dicuri
- Mempunyai lubang ventilasi
- Mudah dioperasikan petugas
- Frame dilengkapi dengan gelang polythilane untuk menghindarkan kontak
antara metal dengan metal
- Frame mempunyai lubang-lubang untuk pembautan
- Untuk menghindari masuknya air kedalam manhole, tutup manhole harus lebih
tinggi 2 cm dari permukaan jalan atau 3 cm dari permukaan tanah.

4.3 Pekerjaan Pembuatan Instalasi Pengolah Lindi


4.3.1 Bak Pengumpul Efluen TPA
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan kolam pengumpul efluen dari TPA (merupakan pipa efluen ke bak ini)
mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan beton
- Pembuatan kolam pengumpul efluen
- Pemasangan alat ukur Thomson
- Pemasangan pipa.
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan pekerjaan
pondasi dapat dilihat dalam uraian Bab II (Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil).
Bak pengumpul efluen ini terbuat dari pasangan beton bertulang, sesuai dengan
gambar perencanaan.
b. Alat ukur Thomson
Alat ukur Thomson sebanyak 2 (dua) unit terbuat dari plat baja 3 mm, masing-
masing dengan sudut 60˚ dan 90˚. Alat ukur ambang ini dapat dipasang dan
dilepas pada bak pengumpul efluen melalui celah yang dibuat pada dinding

SPESIFIKASI TEKNIS 82
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

bak. Di sisi bak juga kemudian dipasang mistar ukur berskala centimeter, dengan
titik nol berada tepat pada ambang terendah dari alat ukur tersebut.
Alat ukur ambang yang direncanakan adalah berupa alat ukur Thompson yang
dipasang sebagai alat ukur debit lindi yang masuk ke IPL (Instalasi Pengolah
Lindi) terdiri atas 2 (dua) jenis terbuat dari plat baja anti karat dengan tebal 3
mm, masing-masing dengan sudut 60˚ dan 90˚. Alat ukur ambang ini dapat
dipasang dan dilepas pada bak pengumpul efluen melalui celah yang dibuat
pada dinding bak. Di sisi bak juga kemudian dipasang mistar ukur berskala
centimeter, dengan titik nol berada tepat pada ambang terendah dari alat ukur
tersebut, untuk memudahkan pengukuran.
Berikut adalah gambar desain dari 2 (dua) jenis alat ukur ambang (Thompson)
dalam satuan centimeter :

Gambar 1 Alat Ukur Ambang (Thompson) Type-1

SPESIFIKASI TEKNIS 83
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Gambar 2 Alat Ukur Ambang (Thompson) Type-2

c. Perpipaan
- Pipa influen dan efluen dibuat dan ditetapkan sebagaimana tercantum di
dalam gambar rencana
- Pipa dari bahan baja atau besi tuang
- Pipa ini dipasang menembus dinding bak dan ruang inlet pada posisi
ketinggian seperti yang ditunjukkan di dalam gambar perencanaan.
d. Valve
- Setiap cabang pipa dari pertemuan antara pipa-pipa dari bangunan
pengolahan sebelumnya dilengkapi dengan valve
- Ukuran dan diameter valve sesuai dengan diameter pipanya
- Valve yang dipilih adalah valve yang terbuat dari besi cor
- Setiap valve dilengkapi dengan manhole yang dilengkapi dengan konstruksi
penutup
- Penutup dibuat dari pelat baja yang bisa dibuka dan dilengkapi dengan
kunci gembok

4.3.2 Kolam Anaerobik


a. Lingkup Pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS 84
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Pekerjaan pembuatan kolam stabilisasi/anaerob mencakup pekerjaan-


pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan pasangan batu kali
- Pembuatan bak pengendap dan struktur inlet
- Pembuatan konstruksi pelimpah
- Pembuatan saluran pembuang influen dan efluen
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pondasi, dan beton dapat dilihat
pada bab II.
b. Kolam stabilisasi/ Anaerob
- Kolam stabilisasi terbuat dari konstruksi beton, sesuai dengan gambar
perencanaan. Bak yang dibuat dengan posisi sesuai dengan gambar site
plan instalasi pengolahan lindi.
- Inlet merupakan saluran terbuka yang langsung dihubungkan dari bak
pengumpul efluen melalui pintu-pintu air.
- Outlet dari kolam stabilisasi/ anaerob terdiri dari 2 elevasi sesuai dengan
gambar, masing-masing melalui pintu air yang berbeda. Level dari pintu air
tersebut harus diletakkan secara akurat, agar fungsi pengaturan aliran
sesuai dengan yang diinginkan.

4.3.3 Kolam Fakultatif


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kolam fakultatif, meliputi :
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan pasangan batu kali
- Pemasangan perpipaan
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pondasi dan beton dapat dilihat
pada uraian bab II.
b. Bak Fakultatif
- Bak Fakultatif terbuat dari konstruksi beton.

SPESIFIKASI TEKNIS 85
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Sudut-sudut samping dasar bak tidak berbentuk 90˚ akan tetapi dibuat
miring seperti tertera pada gambar perencanaan.
- Lantai kerja terbuat dari beton dengan ketebalan 30 cm sesuai dengan
gambar perencanaan.
c. Pemasangan pipa
- Pemasangan pipa inlet yang masuk ke dalam tangki Fakultatif harus
dilakukan dengan teliti.
- Posisi ketinggian pipa dari muka tanah maupun dari dasar bak Fakultatif
harus sesuai dengan apa yang tercantum di dalam gambar perencanaan.
- Bahan pipa adalah pipa steel dengan standar kualitas kualifikasi AWWA.
- Sambungan-sambungan pipa dilakukan secara mekanis, yaitu menggunakan
flange diameter yang sesuai.
d. Konstruksi pelimpah
- Konstruksi pelimpah dari bak fakultatif ini adalah ambang pelimpah yang
dipasang selebar bak.
- Ukuran lebar dan tinggi saluran pelimpah mengikuti apa yang tercantum
pada gambar perencanaan.
- Pelimpah terbuat dari bahan papan kayu yang lurus. Papan ini dipasang di
atas ketebalan dinding pelimpah yang terbuat dari beton bertulang seperti
diperlihatkan pada gambar perencanaan. Pemasangan papan pelimpah ini
pada beton dilakukan dengan hati-hati dan rapi. Agar tidak terjadi
kebocoran maka setiap penempelan harus diberi lem dan karet.
- Guna memudahkan pemasangan dan pencabutan papan pelimpah, maka
dibutuhkan jembatan (bordes) operasi, yang terbuat dari baja. Posisi dan
ukuran bordes tersebut sesuai dengan gambar perencanaan.
e. Apabila Kolam Fakultatif akan dikembangkan atau difungsikan sebagai Kolam
Aerasi, maka aturan pemasangan aerator adalah sbb:
- Aerator yang digunakan adalah surface aerator setara dengan Aqua Jet
HP aerator, sebanyak 4 (empat) buah pada posisi yang proporsional sesuai
luasan kolam.
- Spesifikasi teknik dari aerator dijelaskan pada spesifikasi teknik pekerjaan
mekanikal dan elektrikal dalam buku ini.

4.3.4 Kolam Maturasi


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan bak maturasi mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS 86
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan pasangan batu kali
- Pemasangan pipa overflow
- Pembuatan pipa underdrain
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah pondasi dan batu bata dapat dilihat
pada bab II.
b. Pembuatan kolam maturasi
- Kolam sorpsi terbuat dari konstruksi beton dengan ukuran sesuai dengan
gambar perencanaan. Pada dinding keluar (efluen), digunakan pasangan
batu bata secara selang seling, sehingga dinding tersebut berlubang di
seluruh bidangnya guna memungkinkan penyaluran air.
- Pengisian media pasir dan kerikil atau bahan sorpsi lain sesuai dengan
gambar perencanaan.
- Dasar dari bak inipun tanpa pasangan, sehingga memungkinkan air meresap
ke dalam tanah.

SPESIFIKASI TEKNIS 87
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR BANGUNAN

5.1 PEKERJAAN PASANGAN


a. Pondasi bangunan dari batu kali dengan campuran 1 pc : 5 psr.
b. Dibawah tiang–tiang/kolom penyangga dipasang pondasi.
c. Pasangan batu bata merah dengan campuran 1 pc : 5 psr dipasang pada
tempat-tempat yang tertera pada gambar.
d. Pasangan rapat air dari batu bata campuran 1 pc : 2 psr digunakan pada
tempat-tempat sesuai dengan gambar.
e. Pasangan batu bata merah dengan luas lebih dari 6 m2 harus diselingi kolom
praktis.
f. Batu bata sebelum dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung-
gelembungnya habis (jenuh air) dan tidak diperbolehkan menggunakan batu
bata yang belum direndam air. Batu bata harus berkualitas baik dan tidak retak-
retak.

5.2 PEKERJAAN SLOPE, RING BALOK, PLAT LANTAI DAN KOLOM


a. Mutu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan balok dan lantai struktur adalah K-
225.
b. Tulangan yang direncanakan untuk pekerjaan ini adalah besi beton struktur
adalah mutu U 24 dan U 32 atau menurut gambar kerja. Bilamana Pemborong
hendak memakai baja tulangan lebih tinggi dari yang disyaratkan, Pemborong
harus mengajukannya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
c. Konstruksi bekisting harus cukup kokoh agar tidak terjadi perubahan-perubahan
bentuk pada waktu pengecoran maupun masa pengerasan. Pemborong harus
mengajukan rencana konstruksi bekisting kepada Direksi/Pengawas untuk
diperiksa dan disetujui.
d. Ukuran penampang jadi beton tidak boleh kurang dari apa yang disyaratkan
dalam gambar kerja dan penyimpangan tidak boleh lebih dari 1 % dari ukuran
yang bersangkutan.
e. Selimut beton yang disyaratkan untuk seluruh pekerjaan balok dan lantai beton
tidak boleh kurang dari 5 cm atau sesuai gambar kerja.
f. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus mengikuti persyaratan-
persyaratan yang ditentukan yang tercantum dalam Pasal 33. Pekerjaan beton
bertulang dan ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dalam PBI 1971 NI.2.

SPESIFIKASI TEKNIS 88
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

5.3 PEKERJAAN BETON BERTULANG


a. Pekerjaan beton dalam pelaksanaan harus memenuhi persyaratan yang termuat
dalam PBI 1971, NI-2, baik mengenai material koral, pasir, semen dan baja
maupun pelaksanaannya.
b. Mutu Beton:
Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah
berdasarkan kekuatan karakteristik (K), yaitu :
 K175, K-225, K-250, K-300 dan K-350 dengan komposisi sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam Peraturan Beton indonesia (PBI) tahun 1971 dan
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang beton bertulang.
 Pemakaiannya untuk bagian-bagian konstruksi gedung seperti pondasi
setempat, kolom, slope dan lain-lain sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Percobaan Campuran (Mixed Design)
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pembetonan, Pemborong terlebih dahulu
harus mengadakan percobaan campuran (mixed design) untuk melihat mutu
karakteristik beton yang dicapai, slump yang diperkenankan adalah
berharga 7–10 cm.
 Jika hasilnya dibawah dari yang disyaratkan, Pemborong harus mengadakan
percobaan kembali dengan memilih agregat pasir dan batu pecah yang
mutunya lebih baik.
 Bilamana kekuatan karakteristik telah dicapai dengan agregat tersebut, untuk
selanjutnya pemakaiannya dapat disetujui Direksi.
 Segala perubahan dalam masa pelaksanaan terhadap agregat yang sudah
disetujui harus mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.
 Jumlah sampel yang harus disediakan oleh Pemborong untuk tiap seri
pengetesan/percobaan akan ditentukan Direksi atau dengan persetujuan
Direksi.
d. Pekerjaan Bekisting:
Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta
dalam gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti, dan
kokoh.
 Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas
baik, lurus, dan tidak pecah-pecah.
 Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh
penampang beton yang baik.

SPESIFIKASI TEKNIS 89
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 Untuk itu, Pemborong harus merencanakan konstruksi bekisting agar kedap


adukan (mortartight), tidak melengkung bila menerima beban dari adukan
basah, tulangan dan lain-lain serta tidak berubah bentuk akibat pemadatan
adukan dengan vibrator.
 Untuk lantai dasarnya, bekisting harus rata, lurus, dan kokoh.
 Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain
yang memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa,
disetujui, dan dilaksanakan.
 Sebelum pengecoran dimulai dari bagian dalam, bekisting harus bersih dan
kering dari air limbah dan minyak.
 Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa sehingga terjamin mutu
beton yang diharapkan dan untuk jaminan bahwa bagian dalam bekisting
betul-betul kering harus digunakan kompresor.
 Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas/Direksi Lapangan.
 Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu
pengerasan menurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan
hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan Direksi.

5.4 PEKERJAAN BAJA TULANGAN


a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, dan lain-lain, untuk semua pekerjaan
tulangan, harus dipersiapkan oleh Pemborong untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi
persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat
yang harus diikuti menurut PBI 1971, NI-2. Parameter-parameter pengenal harus
minimal sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan bilamana parameter
tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang per satuan lebar beton
harus minimal sama denga luas penampang rencana, sebelum melakukan
perubahan-perubahan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
b. Semua pembongkaran tulangan harus dilakukan sebelum penempatan pada
posisi rencana. Tidak diperkenankan membengkok tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapatkan
persetujuan Direksi.
c. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti dengan posisi sesuai rencana, dan
harus dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal
selimut beton (beton decking) yang cukup. Pemborong harus mempergunakan
penyekat (spacer), dudukan (chairs) dari blok-blok, maka mutu beton yang

SPESIFIKASI TEKNIS 90
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

bersangkutan dengan campuran adukan 1 : 2 semua tulangan harus diikat


dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran.
d. Sebelum melaksanakan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih
dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera
dibersihkan atau diganti bilamana dianggap oleh Direksi akan melemahkan
konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan
disetujui oleh Direksi.
e. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus kuat dan jaraknya sedemikian
sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan terhadap
horizontalnya adalah ± 4 mm.

5.5 PEKERJAAN PENGECORAN


a. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada tempat-
tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan,
perlindungan dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
b. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, Pemborong harus
memakai mesin pengaduk (molen). Mesin pengaduk beton harus cukup untuk
melayani volume yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan
air dan dihindarkan dari pengotoran minyak, sebelum dipakai.
c. Bilamana perlu, Pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete pump,
gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor.
Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan ember-ember.
d. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang
diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai
dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting,
dan lain-lain harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan
pengecoran.
e. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan
concrete vibrator dapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete
vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas/Direksi terlebih dahulu.
f. Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman
dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan
dari Direksi. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus

SPESIFIKASI TEKNIS 91
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

sudah dibersihkan permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar
sempurna sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan
yang akan disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1
PC : 0,5 air.
g. Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan
melindunginya dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup
dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama
paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
h. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki
agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong harus
menyediakan alat pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang
sudah/akan dicor.
i. Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh
(sampel) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test,
dengan prosedur sebagaimana ditentukan di dalam PBI 1971. Slump yang
diperkenankan dalam pelaksanaan adalah antara 7-10 cm dan faktor air semen
maximum 0,5. Pengambilan-pengambilan contoh diatas dilakukan atas petunjuk
Direksi. Kubus-kubus yang diambil harus dijaga agar dapat mengeras dengan
baik. Demikian pula kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji
kekuatan tekannya di laboratorium yang dapat disetujui Direksi dan hasilnya
dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk dievaluasi. Bilamana hasil
pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K 225 masing-masing untuk
bagian yang sehubungan dengan rencana, Pemborong diwajibkan untuk
mengajukan kepada Direksi rencana dan mengadakan
perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
j. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari K yang
disyaratkan, Pemborong diharuskan mengambil core-sample dari bagian-bagian
konstruksi yang diragukan. Jumlah core-sample untuk setiap pemeriksaan adalah
3 buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Direksi.
k. Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-
kelainan pada beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas/Direksi.

5.6 PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN, DAN ACIAN


a. Pekerjaan Dinding :
 Pekerjaan dinding merupakan pekerjaan pasangan ½ Bata. Material yang
digunakan harus memenuhi syarat sesuai tercantum dalam Persyaratan Bahan.
Spesi yang digunakan untuk pekerjaan pasangan bata adalah campuran 1
PC : 5 PS.
 Campuran trasram 1 PC : 2 PS digunakan untuk :

SPESIFIKASI TEKNIS 92
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 Semua dinding, setinggi 30 cm di atas slope.


 Dinding yang berhubungan dengan air, setinggi 180 cm di atas lantai.
 Pekerjaan pasangan batu bata harus dibuat dengan rapi dengan ketebalan
spesi 1–2 cm.
b. Pekerjaan Plesteran dan Acian:
 Plesteran dinding dengan campuran 1 pc : 5 psr dan pada tempat-tempat
tertentu sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar.
 Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu dan
disiram air sampai jenuh.
 Semua permukaan yang rapat air diplester dengan campuran 1 pc : 2
psr.
 Semua permukaan beton yang kelihatan diplester dengan campuran
1 pc : 3 psr.
 Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan apabila pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini sudah selesai
dilaksanakan.
 Setelah diplester, seluruh permukaan dinding diaci dengan campuran 1
pc : 6 mill.

5.7 PEKERJAAN KAYU, KUSEN, DAUN PINTU/JENDELA DAN KACA


a. Pekerjaan Kusen dan Bouvenlight :
Kayu yang digunakan adalah kayu Kamper ukuran 6/15 kualitas baik sesuai
yang disyaratkan dalam Persyaratan Bahan. Penyambungan pada sudut kusen
harus rapi dan tidak terdapat cacat. Bagian kusen yang berhubungan dengan
dinding/kolom beton agar dipasang angkur besi diameter 10 mm dan dimeni.
Pipa galvanis yang digunakan sebagai kusen pintu adalah berdiameter 15 cm
dan yang digunakan sebagai kusen penguat kawat anyaman lapis plastik tahan
karet berdiameter 12 cm. Sambungan pipa galvanis harus dilas bersama kawat
anyaman lapis plastik.
b. Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela :
Jendela kaca menggunakan bingkai kayu tebal dan di-finishing dengan melamic
dengan bentuk sesuai gambar. Kaca yang digunakan adalah kaca bening tebal
6 mm. Untuk pintu double teakwood menggunakan rangka kayu dengan penutup
double teakwood dan dipolitur. Pintu kamar mandi menggunakan rangka kayu
dengan penutup teakwood dan aluminium sheet dan dipolitur.
c. Kayu Kamper digunakan untuk :

SPESIFIKASI TEKNIS 93
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 kusen.
 bingkai pintu dan jendela.
 list plank dan list plafon.
 konstruksi gording, usuk, dan reng.
 list kaca.
Kayu Keruing untuk:
 Rangka penggantung plafon.
d. Kayu yang digunakan harus bebas dari cacat seperti mata kayu, pecah, dan
lainnya, cukup tua, dan berkualitas baik menurut jenisnya, bebas dari jamur dan
binatang pemakan kayu (rayap).
e. Tidak dibenarkan memeni/ mengecat sebelum mendapat pemeriksaan/
persetujuan dari Direksi.
f. Untuk kusen, bingkai pintu, jendela kaca, list plank, dan list plafond, semua kayu
harus dioven dengan kadar air mencapai 10% dan di-finish dengan melamic
serta harus menunjukkan contoh warna kepada Direksi.
g. Ukuran kayu disesuaikan dengan yang tertulis pada gambar.
h. Daun pintu, jendela, dan ventilasi menggunakan kaca pada tempat-tempat
seperti pada gambar.
i. Semua kaca menggunakan kaca bening dengan tebal 6 mm kecuali ditentukan
lain dalam gambar.
j. Dipergunakan kaca produk setara dengan ASAHI MAS, dan tidak boleh ada
cacat.

5.8 PEKERJAAN KUDA-KUDA


a. Kuda-kuda mempergunakan kayu kamper dengan dimensi yang tertera pada
gambar dan telah dilapisi dengan anti rayap (teer).

5.9 PEKERJAAN PLAFOND


a. Rangka plafond yang digunakan adalah terbuat dari rangka kayu Keruing
sesuai dengan gambar. Penutup plafond menggunakan gypsum dengan
ketebalan 9 mm dan gedeg KW.1. Pertemuan antara plafond dengan dinding
dipasang list kayu profil 7/10 untuk plafond gedeg dan list gypsum 7/10 untuk

SPESIFIKASI TEKNIS 94
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

plafond gypsum serta di-melamic/politur untuk list kayu atau dicat sewarna
dinding untuk list gypsum.
b. Bahan penutup plafond menggunakan gypsum tanpa nat dengan ketebalan 9 mm
dan gedeg KW. 1 sesuai dengan gambar.
c. Pemasangan list gypsum pada bagian pinggir plafond gypsum sesuai dengan
yang tertera pada gambar.
d. Pemasangan list kayu pada bagian pinggir plafond gedeg sesuai dengan yang
tertera pada gambar.
e. Rangka plafond dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan permukaan
yang datar/tidak melengkung.

5.10 PEKERJAAN ATAP


a. Rangka atap menggunakan kayu kamper kualitas baik dan telah dilapisi dengan
anti rayap (teer).
b. Penutup atap menggunakan genteng ex. Abadi Kualitas 1. Bubungan
menggunakan bubungan yang sama dengan genteng serta memakai
adukan/campuran 1 PC :3 PS.
c. Pemasangan karet talang anti bocor di bawah reng.

5.11 PEKERJAAN ATAP GEDUNG KOMPOSTING


a. Rangka atap menggunakan rangka baja dengan kualitas baja U-32 dengan
kualitas sesuai dengan standar SII dan sebaiknya Konstruksi baja diproduksi
diworkshope dan dirakit dilapangan, sebelum dibawa kelokasi baja ini sudah
dicat anti karat.
b. Pekerjaan las harus sesuai dengan standar mutu SNI yang sudah disesuaikan
pada tahun terakhir.
c. Pemasangan baut harus memakai kunci torsi sehingga tegangan yang dibutuhkan
tercapai.
d. Pemasangan gording sesuai dengan gambar dan dipasang setelah seluruh
struktur portal terpasangan dengan baik dan sudah disetujui oleh direksi untuk
melanjutkan pekerjaan pemasangan gording dan ikat angin ( breasing).
e. Pemasangan atap alumunium coated harus sesuai dengan standar yang berlaku
antara lain SNI tahun terakhir.
f. Talang dipakai talang tanpa sambungan dengan dimensi sesuai dengan gambar
rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS 95
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

5.12 PEKERJAAN PENGUNCI


a. Setiap daun pintu menggunakan 3 (tiga) engsel dengan kualitas baik dan daun
jendela menggunakan 2 (dua) engsel.
b. Pada daun pintu ganda dipasang expagnolet tanam dengan merk setara Alpha.
c. Kait angin dan gerendel dipasang dengan kualitas yang baik.
d. Semua pintu menggunakan kunci besar 2 slag/2 putaran dengan merk setara
Yale dan door closer setara Cisa.

5.13 PEKERJAAN LANTAI


a. Keramik yang dIgunakan adalah keramik sejenis Mulia kelas I kualitas baik
dengan ukuran 30 x 30 cm untuk lantai, ukuran 20 x 20 cm untuk lantai kamar
mandi dan dinding kamar mandi menggunakan keramik ukuran 20 x 25 cm.
Pemasangan lantai keramik diatas cor beton bertulang, menggunakan campuran
1 PC : 2 PS. Sebelum dipasang keramik direndam sampai jenuh. Nat harus lurus
dan saling siku dengan yang lainnya dan diisi adukan semen warna yang sesuai.
Pemasangan lantai keramik harus rata dan tidak bergelombang.
b. Plint keramik 15/30 dari bahan yang sama dengan lantai dipasang di bagian
tembok.
c. Spesi untuk pasangan tegel menggunakan campuran 1 pc : 4 psr, untuk yang
rapat air 1 pc : 2 psr.
d. Keramik jenis stop nose (anti slip) harus digunakan pada pemasangan keramik
bagian pertemuan antrede dan uptrede setiap anak tangga untuk faktor
keamanan.
e. Pemasangan keramik harus rata dengan nat-nat yang sama dan lurus satu sama
lainnya.
f. Nat-nat disiram dengan air semen sampai terdapat permukaan yang rata,
kemudian dilapisi campuran semen putih, dan setelah pemasangan benar-benar
baik dan kering, tegel baru bisa diinjak.
g. Sebelum keramik dipasang, harus menunjukkan contoh dan warna kepada Direksi
untuk dimintakan persetujuan.

5.14 PEKERJAAN CAT DAN MELAMIC/POLITUR


a. Pekerjaan Cat:
Pekerjaan cat dilaksanakan untuk pekerjaan selain kusen dan daun jendela kaca,
diantaranya tembok, plafond, dan list plank. Semua permukaan yang akan dicat
harus dimeni terlebih dahulu. Untuk kayu dan tembok setelah dimeni agar

SPESIFIKASI TEKNIS 96
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

diplamur dan diamplas hingga rata. Pekerjaan pengecatan yang tidak


rata/belang tipis agar diulang kembali. Pengecatan pipa galvanis menggunakan
lapis pertama dari cat zinc chromate dan di-finish cat besi mengkilat.
b. Semua permukaan dinding bagian dalam dicat dengan cat tembok setara Vinilex
dan dinding bagian luar harus dicat dengan cat tahan cuaca setara Vinilex
dengan warna ditentukan kemudian serta harus menunjukkan contoh warna
kepada Direksi, kecuali bidang-bidang yang ada ornamen Bali-nya dan
pasangan loster.
c. Untuk dinding bagian luar (outdoor) menggunakan jenis cat tahan terhadap
cuaca/ weathershield (panas dan air).
d. Sebelum dicat, semua permukaan kayu (kecuali yang di-finish melamic) dimeni,
didempul, dan diplamir serta diamplas sehingga didapat permukaan yang halus.
e. Semua kusen diberi lapisan melamic/ politur.
f. List plank kayu dicat dengan cat kayu sejenis Emcolux dengan warna ditentukan
kemudian.
g. Pekerjaan melamic:
 Semua kusen diberi lapisan melamic.
 Sebelum di-melamic, semua permukaan kayu diberi lapisan dasar (woodfiller)
dan diamplas halus sehingga didapat permukaan yang rapi dan halus.
 Daun pintu panil dan teakwood di-finish dengan melamic.

5.15 INSTALASI AIR DAN SANITARI


a. Semua instalasi air bersih dari PVC atau galvanis dengan diameter sesuai yang
tertera pada gambar dan tertanam didalam tembok.
b. Untuk instalasi air kotor dari PVC medium dengan ukuran sesuai yang tertera di
dalam gambar dan dimasukkan dalam shaft.
c. Saluran pembuangan air hujan diteruskan ke got pembuangan.
d. Kloset duduk dan kloset jongkok dipasang ukuran medium merk sejenis Toto dan
sebelumnya harus menunjukkan contoh kepada Direksi.
e. Keran air dipasang sekelas dengan merk Toto.
f. Instalasi air bersih disambung dari PDAM sampai mengalir.
5.16 PEKERJAAN PAGAR
a. Pagar areal menggunakan pagar BRC dan dimensi sesuai dengan gambar.
b. Pasang gapura:

SPESIFIKASI TEKNIS 97
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

 1 (satu) pasang pada pintu masuk areal atas dengan ketinggian dan lebar
sesuai gambar.
c. Pemasangan 1 (satu) buah pintu pagar pada pintu masuk utama.

5.17 PEKERJAAN BUFFER AREA


a. Rumput gajah bersama dengan tanaman hias lainnya yang sesuai dengan iklim di
lokasi proyek ditanam pada bagian halaman depan, samping dan belakang
kantor, sebelumnya ditimbun tanah subur setebal 20 cm.
b. Pohon ketapang, pohon kamboja, pohon bambu, dan tanaman hias lainnya juga
ditanam pada bagian halaman depan, samping, dan belakang serta sekitar
perkantoran sesuai dengan gambar. Sebelum ditanam halaman digali dengan
kedalaman 0,6 m dan diisi tanah subur.

5.18 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


a. Instalasi listrik dipasang sampai menyala.
b. Saklar dinding harus merupakan tipe untuk pasangan rata dinding dengan merk
setara Broco.
c. Semua instalasi harus tertanam di dalam tembok dan untuk diatas plafon kabel
harus dibungkus dalam pipa.
d. Penyambungan harus dilakukan dalam kotak-kotak. Kabel-kabel disambung
sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-masing.
e. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum  5/8”
dan setiap percabangan harus menggunakan junction box yang sesuai.
f. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan socket sehingga pipa tidak mudah dicabut dari panel.
g. Semua panel listrik dengan merk Merlin Gerin.
h. Jenis kabel yang digunakan untuk tegangan rendah yaitu tipe NYY, NYFGBY,
NYA, dan harus sesuai standar SII dan SPLN dengan merk setara Supreme,
sebelumnya ditunjukkan kepada Direksi.
i. Untuk instalasi penerangan dan stop kontak umumnya dipasang kabel NYA atau
NYM dengan penampang 2,5 mm2 dengan conduit PVC.
j. Stop kontak biasa dipakai satu phase, dipasang rata dinding setinggi 30 cm atau
150 cm dari lantai dengan merk setara Broco.
k. Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu atau tiga phase dan
harus mempunyai terminal phase netral dan pentanahan.
l. Syarat kualitas, jenis, dan ukuran harus dipasang sesuai gambar.

SPESIFIKASI TEKNIS 98
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

m. Harus dilakukan pengujian atau pengetesan kekuatan tegangan dan tahanan


isolasi sebelum diserahterimakan.

5.19 PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Setelah pekerjaan selesai menjelang diadakan penyerahan bangunan,
Pemborong harus mengadakan pembersihan lapangan baik di dalam maupun di
luar bangunan dan sekitar site tersebut.
b. Semua pekerjaan yang dilaksanakan pada bangunan ini walaupun ada bagian
yang tidak tersebut dalam bestek ini, dan gambar-gambar detail yang
bersangkutan akan tetapi merupakan penyelesaian kesatuan pekerjaan ini
adalah kewajiban Pemborong untuk melaksanakannya atas perintah Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 99
SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

6.1 PEKERJAAN MEKANIKAL


6.1.1 Umum
Semua bagian peralatan yang bergerak dalam air misalnya pin, spindel dan
bagiannya harus dibuat dari logam tahan karat. Semua bagian yang langsung
berhubungan dengan berbagai unsur kimia harus tahan terhadap karat atau abrasi
akibat bahan kimia tersebut dan juga harus tetap dapat mempertahankan sifat-
sifatnya tanpa menjadi aus, akibat waktu, cahaya atau sebab lain.
Perhatian khusus diberikan pada pencegahan timbulnya kerusakan bila dua logam
tahan karat bersentuhan, dengan cara memilih material yang sesuai kekerasannya
dan penyelesaian permukaannya, dan dengan memberikan pelumas. Bila dipakai
perunggu maka tidak boleh mengandung seng. Harus pula diperhatikan agar tidak
timbul karat pada dua logam berlainan berdekatan maka harus dipilih sedemikian
sehingga perkaratan dwilogam ditekan sesedikit mungkin.
Semua peralatan harus beroperasi tanpa getaran yang berlebihan dan dengan
sedikit suara ribut. Semua bagian yang berputar balans dinamis sehingga ketika
dijalankan dengan kecepatan dan pembebanan beberapapun tidak menimbulkan
getaran akibat kurangnya keseimbangan. Semua bagian yang dapat aus atau
rusak karena debu harus ditutup sepenuhnya dalam rumah-rumah tahan debu.
Permukaan-permukaan yang harus dicat atau dilapisi pelindung karat harus dalam
kondisi yang halus, tidak bersudut tajam, mengandung cacat atau benjolan dan
semua pengelasan sudah dihaluskan, semua tepi dan sudut dibulatkan.
Semua batang baja, profil dan pelat harus bersih dan lurus sebelum dikerjakan.
Pelurusan atau peralatan, jika perlu, harus dikerjakan dengan suatu proses dan cara
yang tidak akan merusak logam.
Bagian yang tidak lurus dan melengkung akan ditolak. Baja yang telah dipanaskan
sebagian harus dikuatkan (didinginkan), kecuali jika akan dipakai di bagian-bagian
kecil. Bagian-bagian yang sudah selesai harus benar-benar lurus, tidak mengandung
tekukan, lengkungan dan sambungan-sambungan yang terbuka.
Semua lubang baut harus disejajarkan dengan permukaan yang akan digabungkan
supaya dudukan mur dan kepala baut dapat baik. Penyambungan yang berlebihan
harus dibuang dari permukaan yang bergabung dan pheripheri.
Semua pipa dan alat-alat bantunya (fittings) harus dipasang secara lurus dan
simetris supaya bagus dipandang. Toleransi dan spasi harus ditunjukkan pada
gambar-gambar kerja dan harus dipatuhi.

6.1.2 Flens

SPESIFIKASI TEKNIS 100


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Kecuali jika dinyatakan lain, semua flens pada peralatan maupun pelengkap-
pelengkapnya yang diuraikan dalam spesifikasi ini harus sesuai dimensi dan
pengeborannya dengan ISO atau standar lainnya yang sudah diakui secara
internasional.
Tabel berikut ini memperlihatkan daftar flens pengikat yang disetujui.

Daftar Flens Pengikat (Dimensi dalam mm)


Lubang
Dia.Pipa Dia.Luar Dia Lingkaran
Jumlah Baut Baut
Nominal Flens Lubang Baut
Diameter
50 165 125 4 18 16
80 200 160 4 18 16
100 220 180 8 18 16
125 250 210 8 18 16
150 285 240 8 23 20
200 340 295 8 23 20
250 395 350 12 23 20
300 445 400 12 23 20

Catatan:
g. Lubang-lubang baut harus melintasi garis pusat vertikal pada flens, lubang-
lubang baut harus dibor pada jarak yang sama di sepanjang lingkaran baut.
h. Flens-flens lain harus sesuai dengan NEN 5802 untuk tekanan nominal 10
kg/cm2.

6.1.3 Baut, Mur dan Ring


Kecuali jika dinyatakan lain, semua baut, mur dan ring harus terbuat dari baja yang
digalvanis. Baut-baut harus dilengkapi dengan ulir meteres sesuai dengan
rekomendasi ISO R 68 dan draft rekomendasi 782. Bilamana diperlukan, baut-baut
harus diberi ring dari baja galvanis yang mempunyai diameter sama serta mur
dengan diameter sama. Ringharus memenuhi rekomendasi ISO R 272.
Baut-baut harus cukup panjang sehingga satu ulir akan terlihat di atas mur ketika
sudah dikencangkan sepenuhnya. Ring-ring, alat pengunci dan susunan anti vibrasi
harus disediakan dimana perlu dan harus disetujui oleh direksi/ tenaga ahli.

SPESIFIKASI TEKNIS 101


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Bilamana baut melewati bagian struktural maka harus diberikan pasang gelang
dimana perlu untuk menjamin agar tidak terJadi tegangan tekuk pada baut. Jika
dikuatirkan terjadi korosi maka baut dan mur harus didesain sedemikian sehingga
tegangan maksimum dalam baut dan mur tidak melebihi setengah dari tegangan
leleh material dalam segala kondisi.

6.1.4 Tumpuan
Kecuali ditetapkan lain, semua tumpuan mesin-mesin yang berputar harus diberi
pelumas minyak gemuk. Tumpuan harus didesain secara konservatif untuk mampu
menahan semua tegangan yang timbul selama pemakaian.

6.1.5 Kopling
Kecuali bila ditetapkan lain, peralatan mekanis dengan penggerak yang lebih besar
dari 1/2 Hp (0,4 kW), dimana poros input dari unit yang digerakkan langsung
dihubungkan dengah poros output penggerak, haruslah kedua porosnya
disambungkan dengan sebuah kopling fleksibel yang dapat menampung
penggeseran sudut, penggeseran pararel dan terapungnya bagian torsi. Antara unit
penggerak dan yang digerakkan tidak boleh ada hubungan logam ke logam.
Ukuran-ukuran kopling harus seperti dianjurkan oleh produsen untuk penerapan
tertentu dengan mempertimbangkan tenaga kuda, kecepatan rotasi dan jenis
pemakaian.

6.1.6 Pelat Nama dan Label


Bilamana mungkin, setiap item instalasi harus memakai label permanen pada posisi
yang jelas, dimana tertera nama produsen, tipe, nomor seri instalasi dan detik-detik
pembebanan dan tugas operasi item tersebut. Label yang mencantumkan nomor
pengenal fungsi atau instalasi juga harus dipasang. Label-label tersebut harus dari
material yang non hidrokopis dan disetujui direksi/ tenaga ahli. Tiap panel harus
diberi label yang mencantumkan tugas tiap instrumen, relai atau item peralatan
kontrol yang dipasang di dalam maupun di luar.
Label-label panel yang dipasang diluar harus dari plastik transparan dengan huruf
dan angka dicetak di belakang dan dihitami. Permukaan belakang tiap label harus
dilapisi cat yang warnanya akan ditentukan oleh direksi/tenaga ahli. Label yang
dipasang diluar dari material yang dilaminasi dapat juga dipakai asal disetujui oleh
direksi/tenaga ahli. Label panel yang dipasang di dalam harus dicat putih, huruf
serta angka diukir dan dihitami, material yang dilaminasi atau diukir di belakang
dan diisi mungkin dapat dipakai.
Label-label harus diberikan sesuai dengan persyaratan-persyaratan di atas atau
dengan cara lain, dimana perlu untuk menentukan panel atau bagian panel, untuk

SPESIFIKASI TEKNIS 102


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

menguraikan atau mengidentifikasikan sirkuit atau komponen sirkuit untuk


memberikan peringatan akan bahaya dan bilamana diperlukan di tempat-tempat
lain dalam spesifikasi ini. Label-label bahaya harus memakai huruf merah di atas
dasar putih. Bila ada peralatan yang dapat ditarik, bagian yang tetap dan bagian
yang bergerak harus ditandai dengan benar. Detail-detail cara penulisan yang
diusulkan harus diserahkan kepada direksi/ tenaga ahli untuk disetujui terlebih
dahulu sebelum dibuat label.

6.1.7 Penyelesaian Permukaan


a. Bagian-bagian dari besi dan baja pada umumnya harus dicat atau digalvanis
menurut spesifikasi. Bagian-bagian yang berada di dalam ruangan boleh diberi
kromium atau sepuhan tembaga-nikel. Permukaan yang sudah dilapisi harus
dilindungi terhadap abrasi atau kerusakan lain ketika ditangani, diuji, disimpan
dirakit, dikapalkan dan dipasang.
b. Untuk pelapisan dan pelurusan pipa dan alat-alat tertentu harus dilihat pada
bagian "Pipa-pipa dan hal-hal khusus ".
c. Bagian-bagian yang mengkilap dan permukaan-permukaan tumpuan harus
seluruhnya digosok dan dilindungi dari korosi dengan memberikan zat
pencegah karat atau gemuk dengan titik leleh tinggi sebagaimana disetujui oleh
direksi/ tenaga ahli, sebelum dipak.
d. Bagian-bagian yang ditanam dan bagian-bagian yang akan dicor di dalam
beton harus dibersihkan sampai memuaskan direksi/tenaga ahli dan sebelum
dipak harus dilindungi dengan metode yang disetujui oleh direksi/tenaga ahli.
Besi atau baja yang akan dicor dalam beton tidak boleh dicat dan jika ada
yang dicat harus dibersihkan.
e. Semua pekerjaan besi dan baja, termasuk tubuh-tubuh klep, perpipaan
dan perlengkapan dan pekerJaan baja struktural harus dibersihkan sehingga ke
dasar logam dan dilapisi cat dasar sebagaimana ditetapkan. Pekerjaan baja,
termasuk pipa perlengkapan harus disiapkan dengan shot blasting dan diberi cat
dasar atau lapisan dalam waktu 2 jam sesudah blasting.
f. Semua material pengecatan harus dipakai dan diterapkan sesuai dengan
instruksi produsen. Pada saat penawaran kontraktor harus memberikan detil
mengenai material cat dasar dan akhir yang akan dipakai. Semua lapisan cat
dasar yang dipakai harus sesuai untuk jenis lapisan akhirnya.
g. Cat atau lapisan pelindung lainnya sama sekali tidak boleh diterapkan pada
permukaan yang basah atau lembab, sebelum lapisan berikutnya diterapkan,
minimum sudah ada tenggang waktu 24 jam, kecuali bila ditetapkan lain oleh
produsennya. Lapisan-lapisan berturut-turut harus dapat mudah dibedakan
dalam warna dan kegelapannya.

SPESIFIKASI TEKNIS 103


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

h. Besi dan pekerjaan baja yang tidak digalvanisir harus tetap terendam dalam air
atau yang-terbuka diudara luar dalam lubang inspeksi (manholes) atau di
daerah yang kelembabannya tinggi dan harus diberi dua lapis teremail epoxy.
Blla berhubungan dengan air bersih, besi dan pekerjaan baja harus diberi dua
lapis email atau cat yang disetujui.
i. Besi dan baja yang tidak tampak dalam suatu bangunan harus diberikan
lapisan dasar bitumen dan dua lapis email bitumen yang disetujui.
j. Sebelum pengecatan, kontraktor harus menyerahkan kepada direksi/tenaga
ahli detail cara yang akan dipakai, lengkap berikut bagan warna untuk lapisan
akhir, guna disetujui. Warna untuk berbagai pipa dan bagian instalasi akan
ditetapkan oleh direksi/ tenaga ahli.
k. Kontraktor dapat memilih untuk melaksanakan pengecatan sebagian atau
seluruhnya di tempat pembuatan atau (sesudah intalasi) di lapangan. Untuk
kedua pilihan itu kontraktor tetap bertanggungjawab untuk memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi.
l. Sebelum akhir periode pemeliharaan, semua pekerjaan cat yang rusak
harus diperbaiki, kecuali jika akibat aus.
m. Semua material yang harus digalvanis harus berdimensi tepat seperti yang
diperlihatkan pada gambar atau ditentukan lain. Semua pelubangan,
pembubutan, pengeboran, pemasangan skrup dan pembersihan kotoran harus
selesai sebelum proses galvanisir dimulai. Bagian-bagian yang akan digalvanis
harus dihembus dulu (shot blasting). Bagian-bagian tersebut harus digalvanis,
dalam waktu tidak lebih dari 2 jam setelah shot blasting. Semua galvanisasi
harus dilakukan dengan proses celup panas sesuai dengan IS0 1459, 1460,
1461 tidak boleh dipakai proses alternatif tanpa persetujuan dari
direksi/tenaga ahli. Komponen-komponen yang selanjutnya mungkin akan
berhubungan dengan minyak, tidak boleh digalvanisasi. Pelapisan seng harus
merata, bersih, halus dan bebas dari kida-kida (spangle).

6.1.8 Kondisi Khusus Untuk Instalasi


Kontraktor harus memasang semua peralatan dan material yang harus disuplai
olehnya menurut kontrak. Kontraktor harus memasang/menegakkan instalasi sesuai
dengan arah dan taraf yang diperlukan dan harus menjamin, bila instalasi tersebut
tetap dalam posisi ketika sedang dibangun dan ia tidak boleh melimpahkan
tanggungjawab kepada kontraktor sipil.
Jika pekerjaan berhubungan atas atau bersentuhan dengan instalasi yang disuplai
menurut kontrak lain yang terpisah, kontraktor harus memastikan agar pekerjaan
yang dilaksanakan oleh kontraktor lain konsisten dengan pekerjaannya. Jika terjadi
kontraktor menganggap bahwa suatu pekerjaan yang sedang atau sudah

SPESIFIKASI TEKNIS 104


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

dilaksanakan dapat memberikan pengaruh buruk pada pekerjaan, ia harus segera


melaporkannya secara tertulis kepada direksi/ tenaga ahli.
Spesi semen (grout), bila diperlukan, harus diaduk dan dicorkan oleh kontraktor.
Setelah spest tersebut mengeras, pengencangan akhir baut-baut dan pengecekan
garis serta taraf harus merupakan tanggungjawab kontraktor.
Pondasi, bilamana diperlukan, harus disediakan oleh kontraktor sipil dan harus
memenuhi persyaratan kontraktor serta gambar-gambar yang diberikan oleh
kontraktor. Bilamana dapat diterapkan, lantai dan plints harus dihilangkan dan
disiapkan untuk menampung baut-baut pondasi atau saluran-saluran yang dipasang
oleh kontraktor, dengan persetujuan direksi/ tenaga ahli.
Pembuatan lubang-lubang melalui dinding dan lantai serta saluran atau cowakan
dalam dinding dan lantai harus dilaksanakan oleh kontraktor. Untuk maksud ini,
kontraktor harus segera setelah menerima Surat Perintah Kerja, mengatur segala
sesuatu yang diperlukan bersama dengan kontraktor sipil dan harus menandai
semua pekerjaan bangunan serta menyediakan semua informasi atau gambar dan
yang diperlukan untuk fondasi, blok-blok angker, lubang-lubang, cowakan, saluran
dan lain-lain dan harus bertanggungjawab atas ketepatan informasi. Pengeboran
lubang-lubang untuk kontrak tusuk (nam plug) dan alat-alat pemasangan lainnya
tidak merupakan pekerjaan bangunan dan harus dilaksanakan oleh dan menjadi
tanggungjawab kontraktor. Lubang-lubang sebaiknya dibuat dengan bor putar
bukan dengan tipe perkusi. Alat cartridge dengan single shot hanya boleh
digunakan bila disetujui oleh direksi/tenaga ahli. Setiap kerusakan yang ditimbulkan
pada permukaan oleh kontraktor pada waktu pelaksanaan, harus diperbaiki oleh
kontraktor atas biaya sendiri, sampai dianggap memuaskan oleh direksi/ tenaga
ahli. Kontraktor harus menyediakan semua perancah (scaffolding) yang diperlukan.
Semua peralatan mekanis harus dipasang, distel dan diuji menurut instruksi dari
produsen dan sebagaimana diuraikan di sini. Semua bagian yang harus dipasang
harus dibersihkan seluruhnya. Semua bahan-bahan pengepakan, karat, kotoran,
pasir dan benda asing lainnya harus dibuang, semua lubang dan alur-alur untuk
pelumasan harus dibersihkan, dan harus benar-benar bebas dari material yang
berbahaya. Bila unit-unit atau item-item dikapalkan sebagai unit yang terpadu, unit-
unit tersebut akan diperiksa oleh direksi/ tenaga ahli sebelum dipasang.
Pembongkaran, pembersihan dan pelumasan akan diperlukan bila paduan tersebut,
harus ditempatkan dalam kondisi yang bersih dan diberi pelumas secukupnya. Baut-
baut dan skrup-skrup harus dikencangkan secara mantap dan merata, harus
diperhatikan agar ulir-ulir tidak menerima tegangan berlebih, dengan memakan
gaya berlebih atau kunci yang panjangnya berlebih. Ulir-ulir semua baut, mur dan
sekrup harus dilumasi sebelum dipasang. Pada waktu menangani peralatan harus
diperhatikan agar peralatan jangan sampai jatuh terhempas, atau terseret. Bila
perlu dipakai mata pengikat khusus untuk pengangkatan. Peralatan sama sekali
tidak boleh diangkat dengan kait atau rantai yang dipasang pada poros atau
bagian lain yang dapat bergerak. Tiap mesin atau unit struktural diluruskan dengan

SPESIFIKASI TEKNIS 105


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

tepat dengan memakai shim baja atau metode lain yang disetujui supaya tidak
terjadi tekuk pada bagian yang tergerak atau distorse pada salah satu bagian
sebelum dipasang pada tempatnya. Pelurusan (alignment) semua bagian terhadap
satu sama lain harus tepat, dengan batas-batas toleransi yang diperlukan. Masing-
masing harus dipasang menurut ketinggian yang tepat seperti diperlihatkan pada
gambar. Semua blok dan pengganjalan yang dipakai untuk menahan pada waktu
instalasi bagian-bagian yang harus disemen, harus diangkat sebelum penyemenan
terakhir, kecuali jika diperintahkan lain oleh direksi/tenaga ahli. Balok dan
pengganjalan yang ditinggalkan dalam pondasi atas persetujuan direksi/tenaga
ahli, harus terbuat dari baja atau besi.
Semua pondasi dan pelat tumpuan mesin serta tumpuan peralatan lainnya pada
permukaan beton harus ditanam dalam spesi semen yang tidak susut dan bila perlu,
lubang-lubang inti untuk baut-baut angker harus sepenuhnya disemen dengan spesi
semen yang tidak susut. Spesi semen telah diluruskan sebelum bagian peralatan
telah diluruskan diratakan dan dikencangkan pada posisi akhirnya.

6.1.9 Manual Petunjuk Untuk Operasi dan Pemeliharaan


Selambat-lambatnya 60 hari sebelum instalasi dijalankan, kontraktor harus
menyerahkan kepada direksi/ tenaga ahli 6 (enam) set manual petunjuk operasi dan
pemeliharaan untuk masing-masing lapangan, dalam bahasa Indonesia yang
meliputi tiap-tiap peralatan atau susunan peralatan yang termasuk dalam kontrak
ini.
Tiap manual harus dijilid menjadi beberapa jilid, masing-masing harus lengkap
dengan indeks dan memakai penjilidan yang kokoh.
Kontraktor tidak boleh menyampaikan data sebelum seluruh material yang
diperlukan telah dirakit dan diikat sebagaimana ditetapkan. Manual itu berisi :
a. Jadwal perlumasan.
b. Prosedur dan jadwal pemeliharaan preventif yang dianjurkan.
c. Suku cadang yang dianjurkan untuk pemeliharaan peralatan selama 5 (lima)
tahun operasi normal.
d. Daftar-daftar bagian-bagian peralatan, dengan judul dan nomor identifikasi
lengkap dengan pandangan yang diperbesar untuk tiap susunan.
e. Instruksi bongkar pasang.
f. Nama dan lokasi pemasok terdekat dengan tempat-tempat suku cabang.
g. Prosedur untuk mengatasi gangguan, pengujian dan untuk start (menghidupkan).
Di samping itu, instruksi operasi harus berisi cetakan diagram sirkuit as-built yang
dapat diproduksi, skema-skema dan gambar instalasi yang diperlukan untuk bagian
elektris dan instrumentasi dari spesifikasi ini. Kumpulan brosur dari produsen, lembar-

SPESIFIKASI TEKNIS 106


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

lembar instruksi, bagan-bagan dan lain-lain tidak akan diterima sebagai pengganti
manual instruksi operasi dan pemeliharaan, tetapi dapat diterima sebagai
tambahan.

6.1.10 Suku Cadang Umumnya


Kontraktor harus menyediakan satu set suku cadang yang mungkin akan diperlukan
untuk pemeliharaan instalasi selama jangka waktu 5 (lima) tahun operasi normal.
Semua suku cadang harus baru, belum pernah dipakai, dan harus tepat dapat
menggantikan suku cadang yang sudah dipakai dan harus ditangani serta dipak
untuk penyimpanan jangka lama dalam kondisi cuaca setempat. Tiap suku cadang
harus ditandai dengan jelas atau diberi label pada bagian luar packing-nya,
dengan uraian dan gunanya jika lebih dari satu suku cadang dipak dalam satu
kotak maka harus diberi uraian umum mengenai isinya pada bagian luar kotak
tersebut, serta satu daftar terinci. Semua kotak atau packing-packing lain harus
diberi tanda dan nomor dengan cara yang disetujui untuk tanda pengenal. Semua
kotak harus dibuka untuk diperiksa oleh direksi/tenaga ahli bilamana dikehendaki
dan harus di desain sedemikian sehingga pembukaan dan pengepakan kembali
dapat dilakukan dengan mudah.
Dalam penawaran harus disertakan satu daftar lengkap mengenai suku-suku
cadang. Kontraktor harus mengganggap rekomendasi dari produsen sebagai
persyaratan minimum.

6.1.11 Pemeriksaan dan Test


Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya harus diperiksa dan diuji coba di
pabrik sebelum dikirim. Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus
mengetes ulang di lapangan/di lokasi. Semua uji coba harus mendapat persetujuan
direksi/ tenaga ahli.
Kontraktor harus bertanggung jawab tentang uji coba di pabrik atau di lokasi, dan
harus dapat memperlihatkan kefungsian masing-masing peralatan pada direksi/
tenaga ahli.
Direksi/ tenaga ahli harus diperbolehkan untuk memeriksa semua peralatan/ mesin-
mesin pada saat diuji coba. Sertifikat kalibrasi instrumen/ alat-alat ukur yang
dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari direksi/ tenaga ahli.
Jika selama uji coba di pabrik dan di lokasi terdapat cacat maka kontraktor harus
mengganti komponen yang cacat tersebut dan menguji coba ulang.
Kontraktor harus menyerahkan hasil uji coba di pabrik maupun di lokasi (4 copy)
pada direksi/tenaga ahli. Semua tenaga kerja, peralatan uji coba dan kalibrasi
peralatan/alat ukur yang dipakai pada pengetesan (di pabrik/ di loksi) maupun
biaya pengetesan merupakan tanggung jawab atau disediakan oleh kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS 107


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Semua pompa harus di uji coba sesuai dengan standar yang berlaku misalnya ISO,
meliputi kondisi berikut ini:
a. Semua pompa digerakkan oleh motor listrik
b. Prosedur uji coba harus mendapat persetujuan dari direksi/tenaga ahli
c. Semua pompa harus diuji coba pada 4 (empat) atau lebih kondisi kerja, yaitu :
- Kapasitas nol
- Kapasitas nominal
- Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
- Kapasitas minimal yang diperbolehkan
d. Karakteristik masing-masing pompa yang harus diuji coba meliputi :
- Kapasitas aliran air
- Head
- Efisiensi
- Daya listrik yang diserap
e. Semua motor listrik harus diuji coba sebelum dikirim, sedangkan prosedur uji
coba motor listrik di pabrik, sesuai dengan standar yang berlaku di negara
asal (pembuat motor listrik).
Sertifikat uji coba pabrik tentang performance dan natural motor listrik harus
diserahkan pada direksi/tenaga ahli. Semua motor listrik yang bekerja atas
dasar otomatis harus diuji coba fungsinya. Kontraktor harus melakukan uji coba
tentang tata nama isolasi motor pada masing-masing jasanya dengan arde
(IEC 34).
f. Setelah pompa berikut perlengkapannya dipasang, karakteristik yang sama
pada saat pompa diuji coba di pabrik harus diuji coba kembali di lokasi.
g. Uji coba tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan
arde (IEC 34), jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh di bawah harga
tahanan pada saat diuji coba di pabrik maka kontraktor harus memperbaiki
motor tersebut dengan cara pengeringan yang biasa dipakai.
h. Pengujicobaan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros motor, dan
setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun getaran
dan juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan dan pemanasan lokal
pada motor winding.

6.2 PEKERJAAN GENERATOR SET


6.2.1 Umum

SPESIFIKASI TEKNIS 108


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Daya listrik yang diperlukan untuk menggerakkan motor listrik dan perlengkapan
listrik lainnya, berasal dari generator set atau dari PLN bila hal itu memungkinkan.
Generator set harus disuplai dan dipasang di dalam rumah genset. Semua genset
yang disuplai harus dapat menerima beban kejut tanpa ada gangguan yang berarti
(misalnya beban kejut pada saat motor listrik dijalankan atau di-start).
Generator set yang diperlukan dengan kapasitas seperti diuraikan pada bab
sebelumnya, berikut kelengkapannya sehingga bisa beroperasi dengan baik, harus
sesuai dengan kondisi lokasi dimana genset tersebut dipasang.

6.2.2 Mesin Diesel


Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan mesin diese, antara lain :
a. Mesin diesel empat langkah, vertikal sebaris atau bentuk Vee, aspirasi natural
atau turbo change, stasioner.
b. Putaran poros mesin tidak boleh melebihi 1500 ppm.
c. Kapasitas genset yang diperlukan sesuai pada lingkup pekerjaan, kontinu sesuai
dengan standar DIN 6270/A atau ISO 3046/I. Mesin diesel mampu menahan
beban lebih 10 % dari beban penuh di lokasi tanpa terjadi gangguan mekanis
dan temperatur mesin berlebihan.
d. Tempat untuk genset tersebut, dapat berfungsi baik untuk mengimbangi beban
kejut dan dapat diputar secara manual dengan menggunakan peralatan khusus.
Roda gaya harus terlindung dan menggunakan peralatan khusus. Roda gaya
harus terlindung dan ditempatkan di dalam rumah roda gaya.
e. Sistem pendinginan mesin menggunakan air atau udara, dan sistem pendinginan
ini merupakan satu unit kesatuan (tidak terpisahkan). Dilengkapi dengan saluran
udara fleksibel yang dipasang di antara unit pendingin dan dinding rumah gen-
set.
Dimensi ventilasi dan saluran udara fleksibel harus sesuai dengan kapasitas
pendinginan mesin yang diperlukan. Pada beban penuh temperatur udara pada
sekeliling gen-set tidak boleh naik melebihi 10 derajat celsius dari temperatur
udara ambient. Setiap gen-set harus dilengkapi dengan alat pengaman yang
berfungsi untuk mematikan mesin pada saat temperatur mesin berlebih.
f. Menggunakan pompa roda gigi yang dilengkapi dengan duplex filter dan
pendinginan minyak pelumas. Pompa tangan minyak pelumas, yang dapat
berfungsi untuk mengeluarkan minyak pelumas dari dalam panci (oil pan).
Setiap gen-set harus dilengkapi dengan alat pengaman yang berfungsi untuk
mematikan mesin pada saat tekanan minyak pelumas terlalu rendah.
g. Kontraktor harus memberikan data tentang pemakaian bahan bakar pada
beban penuh. Sistem bahan bakar terdiri dari :

SPESIFIKASI TEKNIS 109


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Tangki bahan bakar harian, kapasitas penyimpanan (volume) mampu untuk


memenuhi kebutuhan operasi 24 jam pada beban penuh. Pada tangki bahan
bakar harian harus dilengkapi:
- tempat out let bahan bakar berikut katup
- tempat overflow
- over flow dari tangki harian bahan bakar ke tangki bulanan bahan bakar
(kapasitas 5000 liter)
- tempat pemasukan bahan bakar dari tangki bahan bakar bulanan ke
tangki bahan bakar harian
- lubang penguras bahan bakar berikut katupnya
- perpipaan ventilasi udara
- peralatan penduga isi bahan bakar pada tangki harian (level indicator)
- perpipaan bahan bakar berikut konstruksi penyangga tangki harian bahan
bakar
- pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump) buatan "BOSCH" atau yang
setara lengkap berikut pompa booster bahan bakar
- filter bahan bakar bulanan, dipasang di dalam "box" beton yang terletak
di luar rumah gen-set, sedangkan kapasitas penyimpanan disesuaikan
dengan kapasitas gen-set yang beroperasi pada beban penuh selama satu
bulan. Tangki bahan bakar bulanan harus dilengkapi dengan level indicator,
perpipaan, bahan bakar, katup fitting, pompa tangan bahan bakar, dan
lain-lain.
h. Expansion piece terbuat dari bahan baja tahan karat lengkap berikut flens dan
harus dipasang di antara manifold gas buang dengan pipa gas.

6.3 PEKERJAAN ELEKTRIKAL


6.3.1 Umum
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan elektrikal secara umum, antara
lain:
a. Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dan spesifikasi teknis ini meliputi
penyediaan seluruh pekerjaan, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan
seluruh pekerjaan sistem listrik; service yang menyangkut disain; konstruksi;
pengujian; penyerahan dan pemeliharaan sistem instrumentasi.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum didalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.

SPESIFIKASI TEKNIS 110


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh
orang yang mempunyai bidang keahlian dalam bidang tersebut, dan
mempunyai reputasi yang baik, berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan tersebut terdapat sebagai instalasi resmi PLN dengan memegang
pas instalasi kelas tertinggi (B) yangmasih berlaku untuk tahun terakhir yang
berjalan.
d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut peraturan umum instalasi
listrik (PUIL) di Indonesia/ Peraturan PLN edisi yang terakhir sebagai petunjuk
dan juga-peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-
standar/kode lainnya yang diakui.

6.3.2 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang tercakup dalam spesifikasi teknis ini meliputi pensuplaian seluruh
perlengkapan dan material dan pengadaan seluruh peralatan, tenaga kerja,
perlengkapan dan pelaksanaan seluruh operasi dan service yang menyangkut
disain, konstruksi, pengujian, penyerahan dan pemeliharaan sistem instrumentasi dan
listrik yang semuanya harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan dengan gambar-
gambar serta persyaratan dan kondisi kontrak.
Untuk proyek ini ada dua cara penyaluran listrik:
a. Kontraktor harus mensuplai dan memasang semua switchgear (alat-alat
penghubung dan pembagi) LV, kabel dan sebuah gen-set sebagai daya
cadangan PLN akan mensuplai pengisi sebesar 220/380 V, 50 Hz.
b. Dalam proyek ini instalasi pembangkit diesel dapat berfungsi sebagai pensuplai
utama ataupun cadangan untuk penyaluran tenaga sebesar 380 V/50 Hz dari
PLN. Jika genset berfungsi sebagai pensuplai cadangan, PLN akan memasang
pengisi sebesar 380 V/50 HZ. Pekerjaan yang dimaksud pada dasarnya akan
meliputi hal-hal berikut ini (tetapi sama sekali tidak terbatas pada) :

6.3.3 Peraturan dan Ketentuan yang Berlaku


Seluruh instalasi harus memenuhi persyaratan-persyaratan dan peraturan-peraturan
berikut ini :
a. Seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh dinas PLN setempat.
b. Semua standar, peraturan dan ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan
oleh Nederlands Normalisatie Institute (NSI) khususnya NEN 1010. Peraturan-
peraturan untuk instalasi bertegangan rendah (tidak melampaui 500 V) dan NEN
1014, rekomendasi untuk sistem perlindungan terhadap petir. Seluruh material
dan peralatan harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut :
- Semua peraturan yang dikeluarkan oleh PLN.

SPESIFIKASI TEKNIS 111


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Standar yang dikeluarkan oleh Comite Europeen des Normes Electro


Technique (CENELEC) atau, jika tidak ada standar demikian, standar dari
International Electrical Commision (IEC) atau jika tidak ada, pedoman-
pedoman NNI yang dapat diterapkan.
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 1977). Kontraktor harus
mendapatkan informasi seluas-luasnya guna memenuhi persyaratan di atas.
Bilamana terdapat ketidaksesuaian/pertentangan antara satu pedoman
dengan pedoman lainnya yang tersebut di atas, maka keputusan direksi/
tenaga ahli mengenai pedoman mana yang harus diterapkan akan menjadi
ketentuan akhir.

6.3.4 Gambar-Gambar
Spesifikasi ini harus dibaca bersama dengan gambar-gambar yang diusulkan oleh
kontraktor.
Kontraktor harus selalu membuat pencatatan kabel dan gambar-gambar guna
memberikan detail-detail yang persis dari rencana seluruh kabel bawah tanah
termasuk penampang-penampang lokasi relatif semua kabel.
Pencatatan dan gambar-gambar ini dalam bentuk asli atau satu copy harus
diserahkan kepada direksi/ tenaga ahli untuk memperoleh persetujuannya dan
setelah disetujui menjadi milik direksi.
Kontraktor harus membuat semua diagaram garis tunggal yang diperlukan, gambar-
gambar rencana letak peralatan, diagram-diagram elementer, diagram-diagram
penyambungan satu sama lain (interconnection), gambar-gambar letak kabel kontrol
dan gambar-gambar rencana letak panel pengontrol yang berhubungan dengan
sistem instrumentasi elektris.
Pada saat penyerahan penawaran kontraktor harus menyertakan diagram-
diagram garis tunggal, gambar-gambar rencana letak peralatan, dan daftar
material untuk pekerjaan ini secara lengkap. Daftar tersebut harus mencantumkan
pabrikan dan merek kelas material.
Gambar-gambar dasar diperlukan untuk:
a. Alat penghubung dan pembagi 380/220 V
b. Data komponen
c. Panel-panel pengontrol, jika dimasukkan dalam "Lingkup Pekerjaan".
Gambar-gambar ini harus memberikan informasi yang memadai untuk mengevaluasi
cocok tidaknya material yang diusulkan, apakah memenuhi spesifikasi ini atau tidak
dan harus meliputi:
a. Tampak muka, samping, belakang dan atas
b. Lokasi jalan masuk konduit dan pelat-pelat akses

SPESIFIKASI TEKNIS 112


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

c. Data komponen
d. Diagram hubungan, diagram terminal, diagram hubungan elektrik intern,
ukuran konduktor, dan lain-lain
e. Metode pengangkeran.

Data katalog harus diserahkan guna melengkapi daftar peralatan bersama dengan
penawaran dan gambar-gambar kerja. Potongan-potongan kata1og, buletin,
brosur-brosur dan lainnya yang sejenis atau photo copy dari halaman-halaman yang
terpakai harus diserahkan bagi material yang tidak dimintakan gambar kerjanya.
Contohnya adalah sakelar tekan, sakelar apung, elektroda.

6.3.5 Label dan Penandaan Peralatan


Setiap papan distribusi harus dilengkapi dengan daftar sirkuit. Untuk tiap sirkuit
harus diperlihatkan penandaan dan nomor dari alat-alat yang memakai arus listrik
pada sirkuit dan ukuran serta jenis sekering.
Setiap sakelar jarak jauh yang berada diluar pandangan sirkuit yang dikontrolnya
harus mempunyai sebuah label terpasang yang menyatakan fungsi presisinya serta
nomor sirkuit. Semua label harus dibuat dari Traffolyte yang dilaminasi atau yang
sejenis, penulisan harus memakai huruf berwarna hitam di atas lakar putih.
Detail-detail pensil pada daftar kertas tidak akan diperbolehkan. Bagian-bagian
yang mengandung transformator bertegangan tinggi dan ruang yang berisi alat
penghubung dan pembagi bertegangan tinggi atau ujung-ujung kabel harus
ditandai dengan peringatan/tanda bahaya sebagaimana dipakai oleh PLN.

6.3.6 Suplai Tenaga Listrik dari PLN


Tenaga listrik akan disuplai oleh PLN sebesar 380 V/50 Hz. Untuk maksud ini PLN
diharapkan mensuplai dan memasang saluran pengisi sebesar 380 V/50 Hz
bersama dengan sekering-sekering yang sesuai.

6.3.7 Telepon
Peralatan telepon, kawat-kawat dan kabel-kabel akan disuplai dan dipasang oleh
perusahaan telepon setempat, dengan pengertian sebagai berikut :
a. Kontraktor harus mensuplai dan memasang semua konduit PVC yang diperlukan
dan atau penampung kabel sesuai dengan persyaratan dari perusahaan telepon
setempat.

SPESIFIKASI TEKNIS 113


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

b. Kontraktor harus menyediakan alur-alur kabel sesuai dengan ketentuan-


ketentuan dalam paragraf "Perkabelan" bilamana kabel-kabel telepon harus
dikubur di lingkungan instalasi.

6.3.8 Perkabelan
a. Kontraktor harus mensuplai, memsang dan menghubungkan semua kabel
sebagaimana diperlukan dalam disain sedemikian sehingga seluruh sistem
elektris dan instrumentasi akan beroperasi sepenuhnya dalam segala hal. Seluruh
type kabel, tingkat voltase dan ukuran-ukuran harus dipasang sesuai diukur
pada pengujian kabel dipabrik. Kontraktor bertanggung jawab untuk
mempertahankan spesifikasi kabel seperti diukur pada pengujian kabel di
pabrik. Penyimpanan, penanaman, instalasi dan penyambungan semua jenis
kabel harus benar-benar sesuai dengan rekomendasi vendor.
b. Kontraktor harus menetapkan pengaturan fasa sistem elektris PLN dan
selanjutnya mempertahankan pengaturan fasa tersebut.
c. Kontraktor harus mempekerjakan tenaga yang ahli dalam penyambungan
kabel, jika perlu dari suatu perusahaan khusus, untuk melaksanakan
penyambungan dan pengaturan hubungan sebagaimana diperlukan.
Kontraktor harus menyerahkan daftar pengalaman setiap tenaga ahli yang
diusulkan kepada direksi/tenaga ahli untuk mendapatkan persetujuan. Bilamana
dibuat sambungan solder, maka solder harus mempunyai titik leleh 180 C atau
lebih, jika tidak harus dipakai sambungan kerut (crimped connection). Semua
sambungan kabel dan pemotongan kabel harus dilaksanakan sesudah terlebih
dulu dipasang gelang penekan (gland) kabel yang sesuai.
d. Sesudah pemotongan, ujung-ujung kabel harus segera disegel untuk menghindari
pengaruh udara lembab, sampai dibuat hubungan yang permanen.
e. Semua gelang penekan harus dari jenis kompresi (dengan kompresi
terpisah pada sarung dalam, perisai dan sarung luar), tahan cuaca dan tidak
tembus air. Ban pengikat ke tanah yang merupakan bagian kabel harus
diikatkan ke tanah. Bila kabel mempunyai sarung PVC luar, maka gelang
penekan harus diberi selubung PVC.
f. Semua inti pengontrol, kabel alarm dan signal harus ditandai dengan gelang
bermotor atau berhuruf pada kedua tepi terminal alat, yang menunjukkan
nomor-nomor sirkuit. Semua kabel harus ditandai dengan nomor kabel masing-
masing, yang dicap pada suatu label kuningan dan dipasang pada kabel di
tiap ujung gelang penekan (gland). Di samping itu label-label timbul harus
dipasang pada kabel-kabel di bawah tanah pada interval 30 meter dan pada
kedua sisi kabel dan pada sambungan-sambungan.

6.3.9 Sistem Jaringan

SPESIFIKASI TEKNIS 114


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Sistem listrik supply utama diperoleh dari diesel generator set, (d.gset) dengan
kemampuan pelayanan sepenuhnya dengan tegangan 380 V/220 V, 50 Hz, 3
phase 5 kwatt.

6.3.10 Sistem Distribusi 380 V


Kontraktor harus mensupply, memasang dan menghubungkan sistem distribusi dan
supply tenaga listrik 380 V selengkapnya, termasuk perkabelan yang diperlukan,
dengan kualifikasi sebagai berikut :
a. Desain sebagaimana ditunjukkan pada gambar-gambar meliputi peralatan
utama dan alat-alat lain untuk stasiun pompa semua beban yang ada.
Kontraktor harus melengkapi desain ini dan selanjutnya menyertakan dalam
penawaran pensuplaian, instalasi dan hubungan alat-alat lainnya yang
diperlukan untuk melengkapi desain proses pengolahan. Kontraktor selanjutnya
harus menyatakan bahwa beban yang diizinkan yang tertera pada motor-motor
dan alat-alat/ beban-beban lainnya sama dengan pada gambar. Jika tidak
maka ukuran-ukuran kabel harus dipilih sesuai dengan kriteria berikut :
- Kapasitas pengaliran arus dari kabel-kabel harus ditetapkan sesuai dengan
tabel-tabel dari produsen, tetapi setelah menerapkan faktor penurunan
beban yang diizinkan (derating factor) sebagaimana diberikan dalam tabel
berikut, pemilihan harus berdasarkan temperatur lingkungan sebesar 40 C
dan tanah- tanah termis 200.
- Kapasitas kabel diatas tersebut harus sama atau lebih besar dari beban
yang diizinkan dari sekering proteksi kabel atau setting dari relai arus lebih.
- Penurunan volatase pada tabel, dihitung dari terminal panel utama ke
terminal motor tidak boleh melampaui 5 %. Demikian juga penurunan
voltase ke alat penerangan tetap tidak boleh melampaui 2 %.
b. Semua pusat pengontrol motor harus diberi ruang cadangan ± 10 %.
c. Kedua pemutus arus udara masuk dari alat pembagi dan penghubung
bervoltase rendah harus dikaitkan secara elektris guna mencegah operasi
pararel pada kedua supply listrik tersebut.
Bila pemutus arus tersebut bertipe tabung cetak maka harus dikaitkan secara
mekanis juga. Hal tersebut tetap berlaku baik dimana supply tenaga listrik
berasal dari dua genset (dengan satu cadangan) atau dari PLN dengan satu
genset cadangan. Putusnya aliran pada saluran utama harus ditandai dengan
alarm yang terlihat dan terdengar.

6.3.11 Grounding dan Bonding (Penghantaran ke Tanah dan Ikatan)


Yang berikut ini harus disediakan :

SPESIFIKASI TEKNIS 115


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

a. Ring tertutup dari tembaga ulin 50 mm dengan selubung PVC, kabel grounding
utama, yang melewati semua bangunan pada instalasi sistem dan kantor. Dalam
ring ini harus tercakup satu titik hubungan tanah atau lebih dengan cara dua
hubungan.
b. Tiap titik hubungan tanah harus terdiri dari sejumlah elektroda hubungan tanah
yang cukup untuk menjamin adanya tahanan ke tanah sebesar 5 ohm per titik.
Elektroda tanah harus diberi jarak minimum dua kali kedalaman benam. Titik-titik
hubungan ke tanah harus dibuat untuk memungkinkan pemeriksaan hubungan.
c. Semua struktur metal yang tidak mengandung arus, termasuk batang tanah dari
semua alat penghubung dan pembagi, titik-titik netral peralatan mekanis, harus
dihubungkan masing-masing ke kabel ring tanah dengan memakai kabel
tembaga ulirn25 mm berselubung PVC, atau untuk peralatan listrik dengan kabel
penghantar arus tidak lebih dari 10 mm , dengan memakai kabel tembaga ulin
10 mm berselubung PVC. Hubungan bawah tanah kering utama harus memakai
tipe las thermis dan harus dilapisi epoxy sebelum ditutup kembali. Semua flens
pekerjaan pipa harus diikat menjadi satu dengan memakai kabel tembaga
berselubung PVC. Hubungan dengan peralatan harus memakai lugs (sepatu
kabel) dilas thermis pada kabel dan dibaut pada alat dengan tidak memakai
baut pondasi. Hubungan dengan konstruksi baja yang permanen harus memakai
tipe las thermis.

6.3.12 Sistem Kontrol, Indikasi dan Instrumentasi


a. Bagian spesifikasi teknis ini menguraikan persyaratan umum dan fungsional untuk
pengontrol motor pompa, berbagai indikasi sistem dan instrumen-instrumen.
Lingkupnya mencakup (tapi tidak terbatas pada) hal-hal berikut :
- Indikasi dan pengontrol motor pompa
- Panel pengontrol pada rumah generator
- Perkabelan dan kawat yang diperlukan sehubungan dengan sistem subyek
- Perpipaan dan tabung-tabung instrumen
- Instrumen-instrumen lain.
b. Pompa-pompa
Pompa-pompa harus dilengkapi dengan :
- Pada bagian yang relevan dari pusat pengontrol motor, untuk tiap pompa
satu tombol tekan start berwarna hijau, tombol tekan stop berwarna merah
dan indikasi on/off dengan nyala hijau (on), nyala merah (off) dan suatu
indikator digital pencatat jam operasi.
- Pada tiap pompa sebuah tombol tekan warna merah yang harus bisa dikunci
dalam posisi stop.

SPESIFIKASI TEKNIS 116


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

- Semua pompa harus dapat berhenti melalui pressure swicth dengan cara ini,
sistem ini harus dapat beroperasi secara automatik dan secara manual
pada saat tekanan tinggi.
- Pompa yang beroperasi pertama harus bisa beroperasi secara bergantian,
agar pompa tersebut tidak selalu beroperasi pertama kali. Maka sistem ini
harus dapat diprogram untuk penyalaan secara bergantian dengan jangka
waktu 1 (satu) minggu sekali.
- Letak masing-masing pompa jaraknya berdekatan, maka pada masing-
masing pompa dilengkapi dengan panel kontrol. Kemudian dihubungkan ke
panel kontrol utama yang diletakkan di bangunan ruang genset.
- Start dan stop otomatis dengan memakai sakelar taraf (level).
- Pada motor, sebuah sakelar pemilih yang otomatis.
c. Kontraktor harus menyediakan semua pengontrol dan indikator yang
ditetapkan, sebagaimana diperlukan untuk memudahkan pemeriksaan terhadap
status operasi berbagai pompa dan peralatan mekanis yang berhubungan
dengan proses.

Dalam merencanakan fasilitas ini, kontraktor harus mematuhi persyaratan-


persyaratan berikut:
- Motor-motor yang memakai peralatan start di lokasi lain dari pada pompa,
harus dilengkapi dengan tombol tekan stop pada pompa tersebut.
- Motor-motor yang dapat dihidupkan (start) di tempat yang lain daripada
pompa harus dilengkapi dengan tombol tekan stop yang dapat dikunci
pada pompa tersebut.
- Status operasi pompa dan atau peralatan, yang sangat penting untuk mutu
air yang sudah diolah, harus ditunjukkan dengan tanda pada panel
pengontrol dalam bangunan utilitas. Kerusakan pada sistem ini harus
diberitahukan dengan alarm pada panel ini.
- Lokasi berbagai posisi pengontrol motor harus dipilih sedemikian sehingga
memudahkan operasi rutin setiap hari.
d. Hal-hal berikut ini harus disediakan:
- Pada MCC (Pusat Pengontrol Motor) untuk pompa yang ada.
- Sebuah alarm yang dapat didengar dan dilihat, untuk menunjukkan tinggi
muka air/lumpur dalam bak.
- Semua alarm yang mengeluarkan bunyi harluc dilengkapi dengan tombol
untuk mematikannya, sedangkan-lampu indikator merah harus tetap menyala
sampai kondisi gangguan diperbaiki. Lampu merah indikator tersebut harus
merupakan lampu putar yang dipasang di atas MCC yang bersangkutan.

SPESIFIKASI TEKNIS 117


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Semua perkabelan dan kawat-kawat harus dipasang dan diputus sesuai dengan
persyaratan yang diberikan dalam paragraf "Perkabelan".

6.3.13 Kabel-Kabel
Kabel-kabeal bervoltase tinggi harus diberi kawat tembaga, isolator XLPE (cross
linked polyethylene) dan selubung luar PVC. Kabel dengan tiga inti harus diberi
perisai kawat baja di bawah selubung luar sedangkan kabel satu inti tidak perlu.
Semua kabel harus cocok untuk voltase terminal 12/20 KV.

6.3.14 Instrumen
Pompa air atau lumpur harus dilindungi terhadap air rendah dengan sebuah sakelar
yang dioperasikan terapung dan dipasang pada dinding ruang endap pompa,
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Tiap pompa harus mempunyai sakelar
taraf rendahnya sendiri. Sekelar taraf rendah tidak boleh dipakai untuk langsung
mematikan pompa.
Pelampung harus dibuat dari baja tahan barat AISI 316. Rumah sakelar harus
dibuat dari baja tahan karat AISI 316 atau kuningan. Pelampung harus dihubungkan
dengan rumah sakelar melalui batang baja tahan karat AISI 316 dan engsel.
Sakelar harus bertipe magnetis.

6.4 PENGUJIAN SISTEM INSTRUMENTASI-ELEKTRIK


6.4.1 Umum
Kontraktor bertanggungjawab atas pengujian, kalibrasi dan penyerahan pekerjaan
yang diuraikan sebagai berikut:
Pekerjaan yang tidak lolos pengujian hingga tidak memuaskan direksi/tenaga ahli
harus diperbaiki dan diuji kembali atas biaya kontraktor. Pengujian harus
dilaksanakan sambil pekerjaan instalasi berlangsung sesuai dengan kebiasaan yang
berlaku. Semua peralatan pengujian untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi
harus disediakan oleh kontraktor. Sebelum pengujian dilaksanakan kontraktor harus
memperoleh persetujuan dari direksi/tenaga ahli atas kriteria pengujian yang
dipakai, kelonggaran yang dapat diberikan atas asal peralatan yang diuji,
konsistensi diberikan atas asal peralatan yang diuji, konsistensi dengan pengujian-
pengujian sebelumnya dan persyaratan-persyaratan yang diuraikan dalam bab ini.
Hasil-hasil pengujian harus dicatat pada sertifikat uji yang layak. Kontraktor harus
mempersiapkan semua kebutuhan untuk pengujian dilapangan dan semuanya harus
disetujui direksi/ tenaga ahli.

SPESIFIKASI TEKNIS 118


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

6.4.2 Pusat-Pusat Kontrol Motor


Semua alat proteksi kontak tanah dan over current thermis harus diuji dengan injeksi
primer (kecuali jika direksi menyetubui pengujian injeksi sekunder) dengan 115 x
dari arus beban penuh yang sebenarnya dan harus terbukti stabil dengan 105 t
dari beban penuh.
Nilai-nilai arus motor harus diambil dari pelat nama motor. Pengujian tahanan isolasi
harus dilakukan dengan memakai 500 voltmegger, tahanan minimum yang dapat
diterima sebesar 10 megaohms. Beban arus maksimum yang diizinkan pada
sambungan sekering harus dicek. Sirkuit-sirkuit proteksi dan kontrol harus diuji.

6.4.3 Pusat-Pusat Kontrol Motor dan Swicthgear


Bila instalasi dan perkabelan sudah lengkap dan setelah selesainya pengujian
injeksi, tekanan dan instalasi, semua peralatan yang memakai alat-alat proteksi dan
operasi yang bersifat otomatis harus dioperasikan sepenuhnya untuk membuktikan
bahwa semua bagian dapat berfungsi dengan baik. Pengujian-pengujian ini harus
mencakup operasi sirkuit pendek, over current, relai kontak tanah (selain tripping),
sirkuit-sirkuit inter tripper, alarm buchholz dan pelepasan-pelepasan voltase bawah
alat-alat tripping. Sakear-sakear tripping dan penutup, tombol-tombol tekan dan
handel-handel trip serta penutup yang dioperasikan secara manual juga tercakup.
Semua alat-alat trip jarak dan berpautan (interlocks) harus dibuktikan efektif.

6.4.4 Kabel-Kabel
Semua kabel harus menjalani pengujian tahanan isolasi dengan NEN 15013.
Pengujian-pengujian voltase tinggi harus dilakukan dengan cara dan hasil yang
memuaskan direksi. Semua kabel harus dicek agar label-label benar pada tiap
ujung dan intinya diidentifikasi atau ferruled pada pemutusan.

6.4.5 Instrumentasi
Pengujian-pengujian tekanan
Selama pengujian-pengujian akhir tekanan pipa, harus diperhatikan bahwa
instrumen mempunyai kemampuan untuk menahan tekanan uji tanpa menimbulkan
kerusakan pada elemen-elemen, jika tidak instrumen tersebut harus diangkat dan
selama pengujian dipasang sumbat pipa.
Sistem perpipaan harus ditekan dengan udara kering dari kompresor atau botol
tekanan, hingga minimum 1/2 kali tekanan operasi. Pengujian hidrolis air tidak
diijinkan. Lama pengujian harus 10 menit sementara dilakukan pengamatan alat
pengukur uji pada suatu sistem tertutup guna mendeteksi kebocoran.

SPESIFIKASI TEKNIS 119


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Semua instrumen dan/atau peralatan yang dapat menjadi rusak akibat tekanan
yang berlebihan atau tidak seimbang harus diisolir. Sertifikat lolos uji dikeluarkan
dengan syarat bahwa tidak akan terjadi kebocoran.
Kalibrasi instrumen harus menurut spesifikasi Vendors. Ketepatan peralatan penguji
yang dipakai untuk kalibrasi harus lebih baik dari ketepatan yang ditentukan untuk
instrumen yang sedang dikalibrasi.
a. Semua instrumen primer seperti transmeter dan instrumen yang langsung
dihubungkan setempat harus dikalibrasi sendiri.
b. Instrumen-instrumen tekanan harus dikalibrasi dengan berat mati yang sesuai
atau penguji hidrolis, alat ukur uji atau yang setara.

6.5 JENIS POMPA RESIRKULASI


6.5.1 Pompa Resirkulasi
Pompa Resirkulasi yang digunakan dalam pekerjaan ini mempunyai karakteristik
sebagai berikut.

Kategori Spesifikasi
Jenis submersible pump
Impeller non-clog, cast iron
Shaft seal double mechanical seal
Casing cast iron
Shaft stainless steel
Tipe motor air filled watertight
- otomatis berdasarkan water surface level
dengan dideteksi oleh float switch
Operasi - otomatis berdasarkan water surface level
dengan dideteksi oleh float switch
- bekerja 24 jam bergantian
Jumlah 2 unit
- debit = 1,8 m3/jam
Karakteristik - head = 50 m
- WHP = 1,5 Kw

SPESIFIKASI TEKNIS 120


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

6.5.3 Sumber Daya


a. Sumberdaya dari motor pompa aerator tersebut berasal dari generator
set individual atau dari PLN.
b. Hal-hal lain tentang spesifikasi pekerjaan mekanikal dan elektrikal terdapat
dalam bagian lain dari spesifikasi teknis ini, kecuali ditentukan lain oleh direksi,
sumberdaya tersebut berkapasitas daya 250 KVA, 380 V/220 V, 50 hz dan 3
phase.
6.6 JEMBATAN TIMBANG
Jembatan timbang ini merupakan jembatan timbang dengan sistem indikator modern
dengan menerapkan sistem digitalisasi, dan lebih modern lagi sistem indikator
langsung berhubungan dengan printer tanpa melalui koneksi komputer, jadi ini
berarti kerusakan sistem komputer yang selama ini sering menjadi kendala dalam
operasionalisasi jembatan timbang, pada tipe jembatan timbang ini tidak menjadi
masalah. Spesifikasi yang digunakan adalah yang setara dengan berikut.

Spesifikasi /
Kategori
Jumlah
ELECTRONIC JEMBATAN TIMBANG PITLESS TYPE
- Model indicator E-1205
- Kapasitas 40 tons x 10
kg
- Ukuran Platform 9 x 3 meter

ELECTRONIC EQUIPMENT
- Weighting indicator type E-1205 1 (satu) unit
- Load Cell (IP-68) 4 (empat) pcs
- Printer 1 (satu) unit
- Cable 30 meter & junction box 1 (satu) set

KONSTRUKSI TIMBANGAN PITLESS TYPE


- Bottom work pitless-type, deck module c/w accessories 1 (satu) set
Perincian material :
- Main Beam WF 500 x 200 x 10 x 16 x 9.000 mm 2 pcs
- Cross Beam WF 200 x 100 x 5,5 x 8 x 3.200 mm 24 pcs

SPESIFIKASI TEKNIS 121


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Spesifikasi /
Kategori
Jumlah
- Cover modul joint plate 200 x 160 x 10 mm 48 pcs
- Cover modul joint plate 500 x 200 x 10 mm 4 pcs
- Support Beam WF 200 x 100 x 10 mm 192 pcs
- Cover plate 1500 x 3000 x 10 mm (Mild Steel) 6 pcs
- Accessories plate termasuk angkur, stopper, bold, dan nuts
- Plat fondasi 400 x 400 x 38 cm 4 pcs
- Plat atas bawah penahan Load Cell 8 pcs
Sistem pengecatan konstruksi :
- Brassing and zinzromate green
- Duco super black doff dan thinner super ND
Erection pemasangan dan kalibrasi
Fondasi civil work Pitless-Type 40 tons ukuran Platform 9 x 3
meter

SPESIFIKASI TEKNIS 122


SPESIFIKASI TEKNIS – IPLT KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

SPESIFIKASI TEKNIS 123

Anda mungkin juga menyukai