7 Pengelolaan Limbah Pencucian PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN LIMBAH PENCUCIAN

Limbah pabrik pencucian batubara (reject, refuce atau tailing) harus


dikurangi kadar airnya sebelum dibuang agar airnya bisa digunakan
kembali.

Batubara kasar lebih mudah dikurangi kadar airnya daripada yang halus
karena lebih cepat turun melalui timbunan batubara yang ruang antar
partikelnya lebih besar dan juga karena luas total permukaan partikelnya
per unit kumpulan batubara lebih kecil.
Pengurangan kadar air dilakukan dengan memakai sistem :
1. Siklon klasifikasi (classifying cyclone)
2. Pengayak lumpur (slurry screen)
3. Thickener
4. Settling cone

Reject biasanya mengandung banyak partikel ultra halus yang perlu


ditangani sehingga memberikan banyak kesulitan di dalam proses
pengurangan kadar air, terutama yang menyangkut sistem pengurangan
kadar air mekanis.

Pengayak pada umumnya digunakan untuk mengurangi kadar air dari


aliran batubara bersih yang berasal dari sistem pemisahan siklon media
berat, bak media berat atau jig. Pengayak yang dipakai adalah draining
screen dan rising screen. Batubara yang telah diayak dengan pengayak
misalnya : 12 mm akan memiliki kadar air sekitar 2% - 3 %. Pengayak
digunakan juga untuk aliran bahan pengotor.

Underflow dari siklon merupakan umpan dari Pengayak lumpur.


Pengayakan biasanya jenis statis dan Vibrating. Semakin kecil lubangnya
semakin banyak partikel padat yang tersaring. Penggunaan pengayak
untuk membuang air dari reject, dapat mengurangi beban thickener. Bila
beban dikurangi maka kolam pengendapan akan lebih lama umurnya.

Thickener merupakan tempat reject yang telah dicampur dengan flokulan,


digunakan untuk mengurangi kadar air reject, setidak-tidaknya bermanfaat
untuk mengembalikan air yang terbawa oleh reject ke sirkuit untuk
digunakan kembali.

Settling cone merupakan tangki beton berbentuk kerucut terbalik. Partikel


kasar dapat mengendap di dalam cone. Underflow dikeluarkan dari dasar
cone.

Dokumen Pencucian Batubara --------- harminuke@yahoo.co.id 1


KOAGULASI

Pemisahan partikel padat dari air akan relatif mudah bila partikel berukuran
kasar. Dalam pencucian batubara sering dijumpai partikel berukuran halus
yang disebut koloid (0,01 – 10 m). Koloid sulit diendapkan karena :
1. Ukuran sangat halus
2. Permukaan bermuatan negatif.

Agar pertikel dapat diendapkan, maka muatan permukaan harus dibuat


netral, yaitu dengan cara menambah ion positif seperti Na + dari NaCl. Makin
tinggi konsentrasi garam ditambahkan, maka muatan permukaan makin
kecil. Penambahan koagulasi bertujuan agar partikel halus tidak saling
tolah menolak, diusahakan partikel dapat saling tarik menarik. Senyawa
koagulan selain harus dapat diendapkan dengan mudah juga harus bersifat
kation trivalen, tidak beracun dan tidak larut pada pH netral.
3+
Koagulan yang banyak dipakai : Al dan ion Feri Fe3+ dari Al2 (SO4)3 dan
Fe2 (SO4)3. H2O.

FLOKULAN

Setelah proses koagulasi, maka partikel akan bersifat netral, tidak saling
tolak menolak sehingga partikel dapat membentuk presipitat yang
kemudian mudah untuk diendapkan. Agar pengendapan lebih cepat, maka
ditambahkan flokulan yang berfungsi untuk menggumpalkan partikel,
teraglomerasi membentuk partikel yang lebih besar yang disebut flok.
Flokulan berlangsung baik apabila terjadi kontak langsung antar partikel,
karena itu flokulan tergantung pada operasi pengadukan (mixing).

Pengadukan cepat digunakan pada saat koagulasi, tetapi pengadukan


lambat diperlukan pada saat flokulasi (butuh 2 tangki yang berbeda).
Flokulan untuk pencucian batubara adalah polimer sintetis (polielektrolit)
yang memiliki molekul yang sangat besar dengan struktur rantai yang
panjang dan bercabang banyak, menyerupai potongan-potongan tali
pendek yang menempel pada seutas tali yang panjang. Partikel pada halus
menempel pada rantai dan cabang rantai molekul. Bila dilakukan
pengadukan partikel padat dan bahan pengumpal akan saling bersentuhan
dan gerakan yang sama akan menjalin rantai molekul membentuk
gumpalan yang besar. Gumpalan akan mengendap dengan cepat dan jika
seluruh proses berlangsung baik, maka padatan berada di dasar tangki.

Dokumen Pencucian Batubara --------- harminuke@yahoo.co.id 2


Dokumen Pencucian Batubara --------- harminuke@yahoo.co.id 3
SEDIMENTASI

Setelah koagulasi dan flokulasi, partikel yang telah membentuk flok diendapkan dalam
thickener atau kolam pengendapan.

Perbedaan keduanya pada sistem pengelolaan endapan yang diperoleh


adalah :
1. Pada kolam pengendapan, proses pengendapan berlangsung
secara terus menerus sampai kolam menjadi penuh, setelah itu
kolam ditinggalkan dan dibuat kolam baru atau endapan
dikeluarkan dari kolam pada saat-saat tertentu.
2. Pada thickener, proses pengeluaran endapan lumpur dilakukan
secara kontinu.

Thickener harus mempunyai fasililtas :


1. Zona pemasukan (inlet)
2. Zona pengendapan (settling)
3. Zona pengeluaran (outlet) ~ air jernih
4. Zona penyimpanan lumpur (sludge zone) atau zona pengeluran lumpur

Dokumen Pencucian Batubara --------- harminuke@yahoo.co.id 4


Dokumen Pencucian Batubara --------- harminuke@yahoo.co.id 5

Anda mungkin juga menyukai