Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KOMPETENSI MANAJERIAL


KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA
GURU SMK NEGERI DI KABUPATEN TABANAN
Wy. Yogi Antara, Md. Yudana, G.K. Arya Sunu

Program Studi Administrasi Pendidikan,Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {wayan.yogi, made.yudana, arya.sunu}@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi yang signifikan supervisi akademik,
kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri
di Kabupaten Tabanan. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di
Kabupaten Tabanan yang berjumlah 262 orang dan 181 orang diambil sebagai sampel
penelitian dengan teknik proforsional random sampling. Penelitian ini menggunakan
rancangan ex-post facto. Data dikumpulkan dengan kuesioner kemudian dianalisis
dengan regresi sederhana, regresi ganda, korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) terdapat kontribusi yang signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru
dengan kontribusi sebesar 10,8% dan sumbangan efektif 7,23%, (2) terdapat kontribusi
yang signifikan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan
kontribusi sebesar 4,4% dan sumbangan efektif sebesar 1,37%, (3) terdapat kontribusi
yang signifikan etos kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 23,6% dan
sumbangan efektif sebesar 19,98%, (4) terdapat kontribusi yang signifikan secara
simultan supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah dan etos kerja
terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 28,6%. Berdasarkan temuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan supervisi akademik,
kompetensi manajerial kepala sekolah dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri
di Kabupaten Tabanan baik secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian, ketiga
faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecenderungan kinerja guru SMK Negeri
di Kabupaten Tabanan.

Kata kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Manajerial, Etos Kerja, dan Kinerja Guru.

ABSTRACT
This Research aims to know the level of contribution supervision of academic, managerial
competence of the headmasters, and working ethos to teacher performance in the state
vocational schools in Tabanan Regency. The population of the study is the entire
teachers of the state vocational schools in Tabanan Regency, amounting to 262 people
and 181 people taken as the research sample with proportional sampling random
technique. This research use ex-post facto design. Data were collected by questionnaires
and data were analyzed by simple correlation, multiple regression, multiple correlation.
The results of research show that (1) academic supervision has a contribution to 10,8%
toward the teachers performance with effective contribution equal to 7,23%, (2) the
headmasters managerial competence has the contribution of 4,4% towards performance
learn with the effective contribution equal to 1,37%, (3) working ethos has the contribution
of 23,6% towards the teachers performance with the effective contribution of 19,98%,
and (4) simultaneously the academic supervision, the headmasters managerial
competence, and working ethos toward teacher performance with the contribution equal
to 28,6%. Based on the findings, it can be concluded that: the academic supervision, the
headmasters managerial competence, and working ethos has a contribution towards the
teachers performance of the state vocational schools in Tabanan Regency either
separately or simultaneously. Thus, the three factors can be used as a predictors of the

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

tendency level of teacher performance of the state vocational schools in Tabanan


Regency.

Keywords: academic supervision, managerial competence, working ethos, and teacher


performance.

PENDAHULUAN baik sosial maupun private rate of return).


Pendidikan di Indonesia mengalami Kecenderungan seperti ini terjadi oleh
berbagai permasalahan yang sering pandangan yang menekankan pada aspek
menjadi topik pembahasan di banyak instrumental pendidikan. Padahal
pertemuan atau di media masa adalah pendidikan harus dipandang sebagai
rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya human investment.
mutu pendidikan yang sering disoroti Mengamati fenomena pendidikan
adalah mutu pendidikan di sekolah dasar saat ini, maka pendidikan dikatakan belum
dan sekolah menengah. Berbagai cara memenuhi harapan masyarakat. Hal ini
telah ditempuh oleh pemerintah maupan dilandasi oleh sikap cemas masyarakat
stakeholder yang berkaitan dengan dunia terhadap hasil pendidikan yang
pendidikan untuk meningkatkan mutu dikarenakan tidak adanya relevansi antara
pendidikan, namun dari berbagai indikator pendidikan dengan kebutuhan
belum menunjukan peningkatan mutu masyarakat. Bila ditinjau dari sisi
pendidikan. eksistensi sumber daya manusia yang
Rendahnya mutu pendidikan disiapkan melalui pendidikan sebagai
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti generasi penerus, belum sepenuhnya
yang diungkapkan oleh Yudana (dalam menyentuh tentang akhlak, moral dan jati
Padmawati 2013:2) mengatakan bahwa diri bangsa dalam kemajemukan budaya
ada empat parameter tentang mutu bangsa mengakibatkan terjadinya krisis
pendidikan, yaitu: (1) tuntutan masyarakat moral. Kondisi seperti ini menambah sikap
terhadap peran yang seharusnya masyarakat yang pesimis terhadap
dimainkan oleh pendidikan (sekolah) terus sekolah karena adanya anggapan bahwa
berubah sangat cepat mengakibatkan sekolah tidak mampu lagi menciptakan
sekolah kurang mampu mobilitas sosial secara vertikal, sekolah
mengantisipasinya. Dengan demikian saat ini tidak menjanjikan pekerjaan yang
terjadilah kesenjangan peran yang layak, sekolah kurang menjamin masa
diharapkan dengan kenyataan yang depan anak yang lebih baik.
ditampilkan oleh sekolah. Makin luas Upaya meningkatkan kualitas atau
kesenjangan itu maka makin nyaring mutu pendidikan terus menerus dilakukan
ketidakpuasannya, (2) perluasan dan oleh pemerintah dan segenap komponen
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dengan cara mengatur
pendidikan dasar dan menengah. penyelenggaraan pendidikan dengan
Orientasi kuantitatif yang ditandai dengan berbagai aturan diantaranya dengan
lahirnya program darurat dalam banyak undang-undang nomor 20 tahun 2003
kasus memang mengabaikan faktor mutu, tentang sistem pendidikan nasional,
(3) secara kualitatif prestasi pendidikan undang-undang nomor 14 tahun 2005
nasional diukur dari dimensi tentang Guru dan Dosen, Peraturan
instrumentalnya dari pada dimensi pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
intrinsiknya. Oleh sebab itu perubahan standar nasional pendidikan, peraturan
kualitatif pada aspek intelektual, pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang
kepribadian, dan keterampilan para standar proses pendidikan, peraturan
peserta didik ditakar berkaitan dengan pemerintah nomor 13 tahun 2007 tentang
kesesuaian kemampuan lulusan dengan kepala sekolah, peraturan pemerintah
tuntutan perubahan dalam masyarakat, nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi
lebih sempitnya dunia kerja, (4) dari bagi guru dalam jabatan, peraturan
prespektif ekonomi acapkali pendidikan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang
diukur dari nilai keuntungan (rate of return, guru dan masih banyak peraturan lain

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

yang mengatur penyelenggaraan dilaksanakan secara sungguh-sungguh


pendidikan agar menghasilkan pendidikan dan didukung oleh para guru yang
yang bermutu. mempunyai kinerja yang baik. Guru
Pemerintah juga telah melakukan dituntut memiliki kinerja yang mampu
berbagai cara untuk meningkatkan memberikan dan merealisasikan harapan
kualitas sumber daya manusia melalui dan keinginan semua pihak terutama
pendidikan, mulai dari penyempurnaan masyarakat umum yang telah
kurikulum yakni dari kurikulum 1984 mempercayai sekolah dan guru dalam
berbasis materi, kurikulum 1994 berbasis membina anak didik. Kemampuan yang
pencapaian tujuan, kemudian harus dimiliki guru telah disebutkan dalam
disempurnakan menjadi kurikulum 1999, Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun
kurikulum 2004 berbasis kompetensi, 2005 tentang Standar Nasional
kurikulum 2006 KTSP, dan kurikulum Pendidikan pasal 28 ayat 3 yang berbunyi:
2013. Namun demikian berbagai indikator Kompetensi sebagai agen pembelajaran
menunjukkan bahwa kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
belum mengalami peningkatan yang menengah serta pendidikan anak usia dini
berarti. meliputi kompetensi pedagogik,
Guna menanggulangi permasalahan kompetensi profesional, kompetensi
pendidikan yang terjadi di Indonesia kepribadian, dan kompetensi sosial (PP RI
peranan guru sangatlah penting. Guru No. 19, 2005: 26).
dituntut profesional dalam menjalankan Melihat kesenjangan antara
tugasnya. Dalam menjalankan tugas keinginan dan kenyataan hasil pendidikan
profesionalnya guru paling tidak memiliki saat ini, memunculkan tudingan miring
tiga peran dalam pembelajaran, yaitu yang menyudutkan keberadaan guru,
sebagai komunikator, motivator, dan yakni rendahnya mutu pendidikan
fasilitator. Sebagai komunikator guru disebabkan oleh faktor rendahnya kinerja
mengalihkan pengetahuan, sikap, dan guru. Walaupun pendapat ini tidak
keterampilan kepada siswa dan membuat sepenuhnya benar, cukup beralasan
mereka mampu menyerap, menilai, dan karena faktor guru paling banyak
mengembangkan secara mandiri ilmu bersentuhan dengan murid.
yang dipelajari. Sebagai motivator guru Menurut Yasa (2004:44) ciri-ciri
mampu membangkitkan motivasi siswa kinerja guru yang rendah adalah: disiplin
untuk terus mempelajari dan mendalami kehadiran yang kurang baik ke sekolah
ilmunya. Sebagai fasilitator guru mampu maupun ke kelas, sering terlambat
memfasilitasi sehingga siswa mengajar ke kelas, sering meninggalkan
mendapatkan kemudahan dalam mendahului waktu berakhirnya pelajaran,
mempelajari suatu pelajaran. Pendidikan tidak menguasai bahan ajar, kurang peka
yang berorientasi pada siswa, pendidikan dan tidak peduli dengan perubahan dan
yang berdasarkan kebutuhan siswa pembaharuan dalam dunia pendidikan,
adalah cara yang paling tepat digunakan bersikap acuh dan tidak suka
guru dalam menjalankan tugasnya membimbing siswa, jarang membuat
sebagai komunikator, motivator, dan perangkat mengajar, jarang memeriksa
fasilitator guna memenuhi tujuan hasil ulangan siswa, lebih banyak
pendidikan. memberikan catatan, tidak mampu
Guru merupakan ujung tombak yang memikirkan perbaikan-perbaikan, tidak
berada pada garis terdepan yang punya keinginan untuk meningkatkan
langsung berhadapan dengan siswa kemampuan, menjalankan tugas hanya
melalui kegiatan pembelajaran di kelas sampai pada batas minimal, puas hanya
ataupun di luar kelas. Para guru dituntut dengan melakukan tugas-tugas rutin dari
pula dapat melaksanakan seluruh fungsi hari ke hari.
profesionalnya secara efektif dan efisien. Kinerja guru yang baik menurut
Baik dari kepentingan pendidikan nasional Sahertian (2000:45) adalah: (1) guru
maupun tugas fungsional guru, semuanya dapat melayani pembelajaran secara
menuntut agar pendidikan dan pengajaran individual maupun kelompok, (2) mampu
dilaksanakan secara profesional artinya memilih dan menggunakan media

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

pembelajaran yang memudahkan siswa terhadap kegiatan sekolah dimana kepala


belajar, (3) mampu merencanakan dan sekolah berfungsi sebagai manajer.
menyusun persiapan pembelajaran, (4) Selain kedua faktor di atas, kinerja
mengikut-sertakan peserta didik dalam guru juga dipengaruhi oleh etos kerja
berbagai pengalaman belajar, dan (5) seorang guru. Guru harus memiliki etos
guru menempatkan diri sebagai pemimpin kerja agar mampu mendorong dalam
yang aktif bagi peserta didik. Kinerja melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah.
terkait dengan persoalan motivasi dan Etos kerja guru merupakan semangat
perangsang tumbuhnya semangat kerja, kerja yang harus dimiliki oleh guru guna
peran serta guru-guru dalam pendidikan keberhasilannya. Memiliki etos kerja yang
yang sangat memerlukan sebuah kondisi tinggi akan mempengaruhi kinerja guru
yang kondusif untuk dapat sesuai dengan yang diharapkan. Banyak
mengembangkan pembelajaran yang guru datang tidak tepat waktu,
efektif dan memberdayakan menandakan kinerjanya belum optimal.
kemampuannya untuk mencapai tujuan. Guru hanya ada di sekolah ketika ada jam
Salah satu faktor yang berpengaruh pelajaran di kelas. Perangkat mengajar
terhadap kinerja guru adalah supervisi yang seharusnya menjadi prasyarat yang
akademik yang dilakukan kepala sekolah harus dimiliki guru belum dilaksanakan
terhadap guru secara berkala. Supervisi dengan baik. Di samping itu, guru kurang
akademik merupakan bantuan yang memahami model-model pembelajaran
diberikan kepada seluruh staf sekolah dan belum mengenal karakteristik peserta
untuk mengembangkan kemampuannya didik sehingga penerapan model
dalam mengelola proses pembelajaran pembelajaran tidak sesuai dengan
demi mencapai tujuan pembelajaran. karakteristik siswa. Disisi lain masih ada
Supervisi akademik yang dilakukan kepala guru yang kurang semangat mengajar,
sekolah terhadap guru-guru dipandang tidak mensyukuri pekerjaan mulia sebagai
perlu, karena berkaitan dengan seorang guru. Sehingga mengajar hanya
peningkatan profesionalismenya. sekedar hanya masuk kelas saja. Hal ini
Supervisi tersebut berkaitan dengan tentu mempengaruhi kinerjanya dan
proses pembelajaran yang dimulai dari secara umum akan berpengaruh pada
perencanaan kemudian diwujudkan dalam kualitas pendidikan.
pelaksanaan yang dilakukan guru hingga Dugaan-dugaan adanya hubungan
mencapai hasil pembelajaran. antara supervisi akademik, kompetensi
Faktor kedua yang berpengaruh managerial kepala sekolah, dan etos kerja
terhadap kinerja guru adalah kempetensi yang dimiliki oleh guru dengan kinerja
manajerial kepala sekolah. Semakin guru, perlu dideskripsikan dan dianalisis
efektif kepemimpinan kepala sekolah, secara ilmiah dan didukung oleh data-data
maka makin tinggi kinerja bawahannya. Ini empiris. Dari dugaan-dugaan tersebut di
menunjukkan kempetensi manajerial atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji
kepala sekolah sangat mempengaruhi dan lebih mendalam tentang kontribusi
menentukan kinerja bawahannya terutama supervisi akademik, kompetensi
kinerja guru. Oleh karena itu untuk manajerial kepala sekolah dan etos kerja
meningkatkan kinerja guru seorang kepala terhadap kinerja guru SMK di Kabupaten
sekolah harus berkompeten secara umum Tabanan.
dan memiliki pengetahuan, keterampilan, Berdasarkan permasalahan di atas,
sikap, dan etika kerja sesuai dengan tugas maka masalah yang akan diteliti dalam
dan tanggung jawabnya sebagai kepala penelitian ini sebagai berikut.
sekolah. Seorang kepala sekolah juga 1) Apakah terdapat kontribusi supervisi
dituntut menjalankan fungsi akademik terhadap kinerja guru SMK
kepemimpinan sebagai manajerial dimana Negeri di Kabupaten Tabanan?
kepala sekolah memiliki kemampuan 2) Apakah terdapat kontribusi
merencanakan, mengorganisasikan, kompetensi manajerial kepala sekolah
mengkomunikasikan, memotivasi terhadap kinerja guru SMK Negeri di
bawahan, mengarahkan dan pengawasan Kabupaten Tabanan?

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

3) Apakah terdapat kontribusi etos kerja untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.


terhadap kinerja guru SMK Negeri di Glickman juga menambahkan bahwa
Kabupaten Tabanan? supervisi akademik dapat membantu guru
4) Secara simultan apakah terdapat memecahkan permasalahan yang
kontribusi supervisi akademik, dihadapi dalam pembelajaran sehingga
kompetensi manajerial kepala tujuan pembelajaran bisa tercapai.
sekolah, dan etos kerja terhadap Indikator utama dalam supervisi
kinerja guru SMK Negeri di akademik meliputi: (1) Menjelaskan
Kabupaten Tabanan? prosedur supervisi, (2) Menyajikan
pelaksanaan supervisi, (3) Mengarahkan
METODE PENELITIAN pelaksanaan supervisi, (4) Memberi
Populasi dalam penelitian ini adalah contoh/ menjadi model, (5) Menetapkan
semua guru SMK Negeri di Kabupaten tolok ukur, (6) Penguatan supervisi, (7)
Tabanan yang meliputi 3 sekolah negeri Mendengarkan keluhan guru, (8)
yakni SMK Negeri 1 Tabanan, SMK Memecahkan masalah, (9) Menciptakan
Negeri 2 Tabanan, dan SMK Negeri 3 suasana yang akrab, (10) Negosiasi
Tabanan yang berjumlah sebanyak 262 kepada guru, (11) Mendengarkan secara
orang guru. Jumlah sampel sebanyak 181 aktif apa yang dikemukakan guru, (12)
orang yang diambil dengan menggunakan Membangkitkan kesadaran diri guru, (13)
tehnik proporsional random sampling. Memberikan kesempatan kepada guru
Rancangan penelitian ex-post facto. Data untuk mengemukakan permasalahan, (14)
dikumpulkan dengan kuesioner model Memberikan pertimbangan, dan (15)
skala likert kemudian dianalisis secara Mengklarifikasi pengalaman guru.
statistik yang meliputi analisis regresi Hasil dalam penelitian ini diperkuat
sederhana dan regresi ganda 3 prediktor. oleh temuan yang dilakukan Sudirta pada
tahun 2013 dengan judul tesis
HASIL PENELITIAN DAN ”Determinasi gaya kepemimpinan kepala
PEMBAHASAN sekolah, intensitas supervisi akademik,
Berdasarkan pengujian hipotesis dan etos kerja, terhadap kinerja guru-guru
diperoleh bahwa supervisi akademik IPA SMA Negeri di Kabupaten Tabanan”.
berkontribusi secara signifikan terhadap Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten supervisi akademik berkontribusi terhadap
Tabanan melalui persamaan garis regresi kinerja guru dengan kontribusi sebesar
 26,70% dan sumbangan efektif sebesar
Y = 91,826+ 0,378X1. Dalam penelitian 5,30%.
ini ditemukan korelasi positif yang Berdasarkan pada pandangan para
signifikan antara supervisi akademik ahli dan disertai oleh hasil penelitian yang
dengan kinerja guru sebesar 0,336. Hal ini relevan, hasil penelitian ini telah
berarti semakin baik skor supervisi menunjukkan dengan jelas bahwa
akademik, kinerja guru juga semakin baik. supervisi akademik bertujuan
Ini dapat dijadikan suatu indikasi bahwa meningkatkan kompetensi guru, karena
supervisi akademik dapat dipakai sebagai dengan meningkatnya kompetensi guru
prediktor kinerja guru SMK Negeri di maka berdampak positif terhadap kinerja
Kabupaten Tabanan atau dengan kata guru yang pada akhirnya akan bermuara
lain bahwa supervisi akademik pada peningkatan prestasi belajar juga
berkontribusi secara signifikan terhadap akan berdampak positif terhadap
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten peningkatan kualitas pendidikan. Dengan
Tabanan. Sumbangan efektif (SE) variabel demikian, variabel supervisi akademik
supervisi akademik terhadap kinerja guru yang dipilih sebagai variabel yang
sebesar 7,23%. mempengaruhi kinerja guru dalam
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ini sangatlah tepat karena
pendapat Glickman (dalam Kartana variabel supervisi akademik yang diduga
2009:36) menyebutkan bahwa supervisi berkontribusi terhadap kinerja guru telah
adalah membantu guru belajar bagaimana terbukti secara empirik dalam penelitian
para guru meningkatkan kapasitas mereka ini.

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

Hasil analisis menunjukkan bahwa Kabupaten Tabanan. Dari analisis


kompetensi manajerial kepala sekolah ditemukan bahwa terdapat kontribusi yang
berkontribusi secara signifikan terhadap posisitif dan signifikan kemampuan
kinerja guru melalui persamaan regresi: manajerial kepala sekolah terhadap

Y = 102,116 + 0, 275X2. Dalam keberhasilan manajerial unit produksi

penelitian ini ditemukan korelasi positif melalui persamaan garis regresi: Y =


yang signifikan antara kompetensi 40,648 + 0,519 X2 dengan Freg =
manajerial kepala sekolah dengan kinerja 194,511 (p<0,05) korelasi 0,677 dengan p
guru sebesar 0,221 dan nilai t-hitung < 0,05; kontribusi 46,40%; SE 17,60%.
sebesar 3,037 (p < 0,05) dengan korelasi Keberhasilan suatu sekolah pada
sebesar 4,4%. Ini berarti, semakin baik hakikatnya terletak pada efisiensi dan
kompetensi manajerial kepala sekolah, efektifitas kepemimpinan kepala sekolah.
maka semakin baik pula kinerja guru. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan
Variabel kompetensi manajerial kepala kepala sekolah dalam memimpin
sekolah dapat menjelaskan makin bawahannya. Kepala sekolah merupakan
tingginya kinerja guru, ini dapat dijadikan kunci utama dalam penyelenggaraan
suatu indikasi bahwa kompetensi pendidikan di sekolah. Kepala sekolah
manajerial kepala sekolah berpengaruh adalah orang yang paling bertanggung
terhadap kinerja guru SMK Negeri di jawab dalam memotivasi guru-guru,
Kabupaten Tabanan. Sumbangan efektif memecahkan masalah yang ada dalam
(SE) variabel kompetensi manajerial mencapai tujuan. Kepala sekolah dalam
kepala sekolah terhadap kinerja guru tugasnya sebagai manajerial agar mampu
sebesar 1,37%. menciptakan sekolah yang kondusip,
Hasil penelitian ini sesuai dengan menciptakan hubungan yang baik ke
yang dikemukakan oleh Gibson, semakin semua komponen yang ada di sekolah,
efektif kepemimpinan kepala sekolah, serta menjalin hubungan kerjasama
maka makin tinggi kinerja bawahannya. Ini dengan dunia usaha atau masyarakat.
menunjukkan kempetensi manajerial Keberhasilan kepala sekolah dalam
kepala sekolah sangat mempengaruhi dan hal mengimplementasikan proses
menentukan kinerja bawahannya terutama manajerial memerlukan suatu kemampuan
kinerja guru. Oleh karena itu untuk untuk mengambil keputusan-keputusan,
meningkatkan kinerja guru seorang kepala memecahkan permasalahan-
sekolah harus berkompeten secara umum permasalahan, dan melaksanakan
dan memiliki pengetahuan, keterampilan, tindakan-tindakan untuk memanfaatkan
sikap, dan etika kerja sesuai dengan tugas sumber-sumber daya profesionalisme
dan tanggung jawabnya sebagai kepala guru secara efektif serta efisien.
sekolah. Seorang kepala sekolah juga Dari uraian di atas dapat dipahami
dituntut menjalankan fungsi bahwa faktor kompetensi manajerial
kepemimpinan sebagai manajerial dimana kepala sekolah merupakan faktor yang
kepala sekolah memiliki kemampuan sangat menentukan keberhasilan sekolah
merencanakan, mengorganisasikan, dalam mewujudkan visi dan misi sekolah
mengkomunikasikan, memotivasi karena dengan keterampilan manajerial
bawahan, mengarahkan dan pengawasan yang efektif akan mampu menciptakan
terhadap kegiatan sekolah dimana kepala iklim kerja sekolah yang kondusif, serta
sekolah berfungsi sebagai manajer. Untuk mampu memotivasi gurunya untuk bekerja
mengukur keberhasilan manajerial kepala dengan baik sesuai dengan bidang
sekolah, dapat digolongkan kedalam keahliannya sehingga kinerja guru
empat dimensi yaitu: (1) perencanaan meningkat.
(planning), (2) pengorganisasian Dengan demikian, sangatlah tepat
(organizing), (3) penggerakan (actuating), bila variabel kompetensi manajerial kepala
dan (4) pengawasan (controlling). sekolah dilibatkan dalam penelitian ini dan
Hasil penelitian ini didukung pula telah terbukti bahwa kompetensi
oleh penelitian yang dilakukan Surjana manajerial kepala sekolah mempunyai
(2013) pada guru SMA Negeri di pengaruh yang positif dan signifikan

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

terhadap kinerja guru SMK Negeri di tanda-tanda : 1) mempunyai penilaian


Kabupaten Tabanan. Dengan demikian yang sangat positif terhadap hasil kerja
dugaan yang menyatakan bahwa terdapat manusia, 2) menempatkan pandangan
kompetensi manajerial kepala sekolah tentang kerja sebagai suatu hal yang
berpengaruh secara signifikan terhadap sangat luhur bagi eksistensi manusia, 3)
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten kerja dirasakan sebagai aktivitas yang
Tabanan telah terbukti dalam penelitian bermakna bagi kehidupan manusia, 4)
ini. kerja dihayati sebagai suatu proses yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa membutuhkan ketekunan dan sekaligus
terdapat kontribusi yang signifikan etos sarana yang penting dalam mewujudkan
kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di cita-cita, dan 5) kerja dilakukan sebagai
Kebupaten Tabanan. Dalam penelitian ini ibadah. Sedangkan bagi individu atau
juga ditemukan korelasi yang signifikan kelompok masyarakat yang memiliki etos
etos kerja dengan kinerja guru. Ini berarti, kerja yang rendah, akan menunjukkan ciri-
makin baik etos kerja, maka makin baik ciri yang sebaliknya, yaitu: 1) kerja
pula kinerja guru. Variabel etos kerja dirasakan sebagai suatu hal yang
dapat menjelaskan makin tingginya kinerja membebani diri, 2) kurang dan bahkan
guru dengan korelasi sebesar 23,6%. dan tidak menghargai hasil kerja manusia, 3)
sumbangan efektif sebesar 19,98%. hal ini kerja dipandang sebagai penghambat
dapat dijadikan suatu indikasi bahwa etos dalam memperoleh kesenangan, 4) kerja
kerja berkontribusi terhadap kinerja guru dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan,
SMK Negeri di Kabupaten Tabanan. dan 5) kerja dihayati hanya sebagai
Dari hasil temuan seperti dipaparkan bentuk rutinitas hidup. Bisa dibayangkan,
di atas, mengisyaratkan bahwa etos kerja suatu organisasi yang diisi oleh individu
berkontribusi secara signifikan terhadap atau sekumpulan individu dengan etos
kinerja guru. Hal ini sesuai dengan teori kerja rendah, maka produktivitas kerjanya
Sinamo Jansen (2010) etos kerja pada akan menurun, kondisi kerja tak kondusif,
intinya adalah suatu sikap guru terhadap tingkat kehadiran yang rendah, yang
kerja yang dicirikan oleh adanya bekerja banyak terjadi adalah keluhan, dan
tulus penuh syukur, bekerja dengan benar tuntutan, bukan memberikan andil untuk
penuh tanggung jawab, bekerja tuntas peningkatan kinerja organisasi.
penuh integritas, bekerja keras penuh Penelitian ini mendukung penelitian
semangat, bekerja dengan cinta dan yang dilakukan oleh Sri Utami (2012) yang
penuh dedikasi, bekerja dengan cerdas berjudul”Kontribusi Antara Kemampuan
penuh kreativitas dan suka cita, bekerja Manajerial Kepala Sekolah, Etos Kerja,
dengan tekun penuh keunggulan, bekerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
sebaik-baiknya penuh kerendahan hati. SMP Negeri di Kecamatan Kuta”penelitian
Etos kerja merupakan sikap ini bersifat ex post fakto dengan sampel
terhadap kerja, sehingga diri seseorang penelitian sebanyak 73 orang guru. Hasil
atau sekelompok orang dan organisasi penelitiannya menunjukkan bahwa
menyikapi paradigma kerja menjadi supervisi akademik berkontribusi terhadap
berbeda, ada yang positif, ada yang kinerja guru dengan kontribusi sebesar
negatif, ada yang tinggi ada yang rendah, 44% dan sumbangan efektif sebesar
sehingga timbullah contoh etos kerja 24,7%.
tinggi, etos kerja rendah, dan seterusnya. Berdasarkan paparan di atas
Guru yang memiliki etos kerja tinggi menunjukkan dengan jelas bahwa etos
dicerminkan dalam perilakunya seperti: kerja berdampak positif terhadap kinerja.
suka bekerja keras, bersikap adil tidak Dengan demikian dugaan yang
membuang-buang waktu selama jam menyatakan bahwa terdapat kontribusi
kerja, berkeinginan memberikan lebih dari yang signifikan etos kerja dengan kinerja
yang disyaratkan, mau bekerja sama, guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan
hormat terhadap rekan kerja. Etos kerja telah terbukti dalam penelitian ini.
guru tinggi menyebabkan kinerja guru Hasil analisis menunjukkan bahwa,
tinggi. Individu atau kelompok masyarakat secara simultan supervisi akademik,
memiliki etos kerja tinggi jika menunjukkan kompetensi manajerial kepala sekolah,

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

dan etos kerja berpengaruh secara dugaan yang menyatakan bahwa terdapat
signifikan terhadap kinerja guru melalui kontribusi yang positif dan signifikan

antara supervisi akademik, kompetensi
persamaan regresi Y = 17,439+ 0,230X1
manajerial kepala sekolah, dan etos kerja
+ 0,483X2 + 0,311X3 dengan Freg =
terhadap kinerja guru telah terbukti
25,013 dengan kontribusi sebesar 28,6%.
secara empirik dalam penelitian ini.
Ini berarti secara simultan variabel
Kekuatan kontribusi ketiga variabel
supervisi akademik, kompetensi
bebas terhadap kinerja guru secara
manajerial kepala sekolah, dan etos kerja
berurutan adalah supervisi akademik,
dapat menjelaskan tingkat kecenderungan
kompetensi manajerial kepala sekolah,
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten
dan etos kerja. Dengan demikian, dapat
Tabanan. Dengan kata lain bahwa
disimpulkan bahwa sebelum dan setelah
variabel supervisi akademik, kompetensi
diadakan pengendalian, terdapat
manajerial kepala sekolah, dan etos kerja
kontribusi yang positif dan signifikan
berpengaruh terhadap kinerja guru SMK
antara supervisi akademik, kompetensi
Negeri di Kabupaten Tabanan. Dari hasil
manajerial kepala sekolah, dan etos kerja
analisis juga diperoleh koefisien korelasi
secara simultan maupun secara terpisah
ganda sebesar 0,546. Ini berarti, secara
terhadap kinerja guru SMK Negeri di
bersama-sama supervisi akademik,
kabupaten Tabanan. Atas dasar tersebut,
kompetensi manajerial kepala sekolah,
variabel supervisi akademik, kompetensi
dan etos kerja berpengaruh secara
manajerial kepala sekolah, dan etos kerja
signifikan terhadap kinerja guru SMK
dapat dijadikan prediktor kecenderungan
Negeri di Kabupaten Tabanan sebesar
kinerja guru SMK Negeri di kabupaten
28,6%. Makin baik supervisi akademik,
Tabanan.
makin baik kompetensi manajerial kepala
sekolah, dan makin baik etos kerja, makin
baik pula kinerja guru. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada dasarnya kompetensi Berdasarkan analisis dan
manajerial kepala sekolah menyangkut pembahasan terdapat empat kesimpulan
situasi dalam organisasi, baik kondisi fisik yang bisa ditarik, yaitu: (1) Terdapat
maupun kodisi sosial yang berkaitan kontribusi yang signifikan supervisi
dengan interaksi kontribusi antar orang- akademik terhadap kinerja guru SMK
orang di dalamnya termasuk lingkungan Negeri di Kabupaten Tabanan, dengan
kerja. Kompetensi manajerial kepala kontribusi sebesar 10,8% sumbangan
sekolah yang kondusif mampu efektif (SE) sebesar 7,23 %. (2) Terdapat
memberikan rasa aman, nyaman dan kontribusi yang signifikan kompetensi
menyenangkan. Dalam suatu organisasi di manajerial kepala sekolah terhadap
dalamnya terdapat aktivitas yang kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten
dilakukan secara bersama-sama dengan Tabanan, dengan kontribusi sebesar 4,4%
teratur dan berulang-ulang untuk dan sumbangan efektif sebesar 1,37%. (3)
mencapai tujuan yang diinginkan. Terdapat kontribusi yang signifikan etos
Guru dalam melaksanakan tugas- kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di
tugasnya di sekolah perlu dinilai, dibina, Kabupaten Tabanan, dengan kontribusi
dan dibimbing. Oleh karena itu, supervisi sebesar 23,6% dan sumbangan efektif
akademik, kompetensi manajerial kepala sebesar 19,98%. (4) Terdapat kontribusi
sekolah, dan etos kerja berpengaruh yang signifikan secara simultan supervisi
terhadap kinerja guru. akademik, kompetensi manajerial kepala
Berdasarkan paparan di atas, sekolah, dan etos kerja terhadap kinerja
tampak dengan jelas bahwa dengan guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan,
dilakukannya supervisi akademik yang dengan kontribusi sebesar 28,6%.
berkesinambungan, dibarengi dengan Temuan dalam penelitian ini
kompetensi manajerial kepala sekolah menunjukkan bahwa supervisi akademik,
yang kondusif, serta diimbangi dengan kompetensi manajerial kepala sekolah,
etos kerja yang tinggi maka kinerja guru dan etos kerja berkontribusi secara
dapat dioptimalkan. Dengan demikian signifikan terhadap kinerja guru SMK

8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

Negeri di kabupaten Tabanan baik secara kinerja guru. Mendorong kepala SMK
terpisah maupun simultan. Dengan Negeri di kabupaten Tabanan agar dapat
demikian ketiga faktor tersebut dapat melaksanakan manajerial di unit kerjanya
dijadikan prediktor tingkat kecendrungan masing-masing dengan baik sesuai
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten dengan kultur dan budaya yang ada pada
Tabanan. Berdasarkan temuan tersebut, lingkungan sekolah tersebut.
dapat disarankan beberapa hal: (1) Menyarankan kepada kepala SMK Negeri
disarankan kepada semua guru agar di kabupaten Tabanan agar memberikan
berusaha secara maksimal meningkatkan dorongan serta dukungan kepada setiap
kompetensi diri melalui membaca, guru yang memiliki etos kerja tinggi serta
mengikuti pelatihan, dan studi lanjut. dipromosikan untuk mengikuti pelatihan
Berusaha meningkatkan pembelajaran di Cakep atau Cawas sesuai dengan
kelas sesuai dengan arahan dari kepala kelayakan yang dimiliki. Dalam
sekolah melalui supervisi akademik yang memberikan pelatihan kepada kepala
dilaksanakan secara berkesinambungan. sekolah perlu merancang materi-materi
Memberikan komitmen yang tinggi dan yang dapat digunakan sebagai strategi
mendukung setiap kebijakan yang untuk meningkatkan intensitas supervisi
dilakukan kepala sekolah dalam akademik dan etos kerja.
melaksanakan memajemen sekolah
sehingga pelaksanaan manajerial yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan oleh kepala sekolah terkait Ardiansyah, M.,A. 2011. Kepala Sekolah
dengan kemajuan pendidikan di sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan.
dapat terlaksana dengan baik. http://www.
Meningkatkan etos kerja demi majalahpendidikan.com/2011/05/kep
terwujudnya pendidikan yang berkualitas ala sekolah sebagai pemimpin.html,
di sekolah. (2) disarankan kepada semua diakses 7 Januari 2013.
kepala sekolah yang bertugas di SMK Asmani,J.M. 2012. Tips Efektif Supervisi
Negeri Kabupaten Tabanan agar Pendidikan Sekolah. Jogjakarta:
melaksanakan supervisi akademik secara DIVA Press.
berkesinambungan kepada semua guru Bahri, S. 2011. Faktor Yang
dilingkungan unit kerjanya masing-masing Mempengaruhi Kinerja Guru SD di
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, Dataran Tinggimoncong Gowa.
sampai evaluasi dan tindak lanjut. Jurnal Medtek, Volume 3, Nomor 2,
Meningkatkan kompetensi manajerial di Oktober 2011.
sekolah dengan menerapkan manajemen Gibson, James, Ivancevick & John M.D
terbuka, menciptakan keakraban, onnelly. 2012. Organisasi dan
meningkatkan etos kerja guru, melibatkan Manajemen, Perilaku, Struktur. Terj.
guru secara merata dalam setiap Deddy Jacobus & Dwi Prabantini.
kegiatan, memberikan rasa aman kepada Jakarta: Erlangga.
setiap guru, dan berusaha memenuhi Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik Jilid 1
fasilitas pembelajaran. Mendukung setiap sampai dengan 3. Jogjakarta: Andi.
guru yang berusaha meningkatkan Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok
kompetensi dirinya, memberikan Desentralisasi Manajemen
penghargaan setiap hasil kerja guru, dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
memotivasi guru agar dapat meningkatkan Rineika Cipta.
prestasi kerja dan profesinya. (3) Hamzah B. Uno,et.all. 2001.
disarankan kepada Kepala Dinas Pengembangan Instrumen untuk
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Penelitian. Jakarta: Dilema Press.
Kabupaten Tabanan agar setiap Kiswan. 2012. Artikel Supervisi
pertemuan dengan kepala sekolah Pendidikan.
mengingatkan supaya supervisi akademik Koyan. 2012. Statistik Pendidikan .
dilaksanakan secara baik dan Singaraja:Universitas Pendidikan
berkesinambungan kepada semua guru di Ganesha Press.
unit kerjanya masing-masing karena
supervisi akademik berkontribusi terhadap

9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 6, No 1 Tahun 2015)

Maryono. 2011. Dasar-Dasar & Teknik


menjadi Supervisor Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Prasojo, L.D dan Sudiyono. 2011.
Supervisi Pendidikan.
Yogyakarta:Gava Media.
Wahab, Abd. & Umiarso. 2011.
Kepemimpinan Kependidikan dan
Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta:
AR-Ruzz Media.
Wirawan. 2009. Evaluasi kinerja sumber
daya manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
.
Yudana, Made. 2011.Supervisi Akademik
Dalam Peningkatan Profesionalisme
Guru.

10

Anda mungkin juga menyukai