Judul :
Studi In Silico dan In Vivo Senyawa Aktif pada Ekstrak Jahe Merah sebagai
Imunomodulator pada Kasus Salmonellosis di Ayam Broiler
Diusulkan oleh:
Dibiayai oleh:
Dana DPP/SPP Fakultas Kedokteran Hewan
Melalui Dana Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP) Universitas Brawijaya
No Kontrak: 1269/UN.10.F13.06/PN/2020
1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DPP/SPP FKH UB
Judul Kegiatan : Studi In Silico dan In Vivo Senyawa Aktif pada Ekstrak Jahe Merah sebagai
Imunomodulator pada Kasus Salmonellosis di Ayam Broiler
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 251 / Kedokteran Hewan
Bidang Unggulan PT : Ketahanan Pangan
Topik Unggulan : Perbaikan bibit
Peneliti
A. Nama lengkap : Dr. Dra. Med. Vet. Herawati, MP
B. NIP/NIK : 195801271958032001
C. NIDN : 0027015809
D. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
E. Program Studi : Pendidikan Kedokteran Hewan
F. Nomor HP : 081233166223
G. Surel (e-mail) : herawati58@ub.ac.id
Lama Penelitian Keseluruhan : 1 Tahun
Penelitian Tahun ke :1
Biaya usulan : Rp. 10.000.000,00
Biaya Tahun 1 :
- Dana internal PT Rp. 0,00
- Dana institusi lain Rp. 0,00
- Lain-lain Rp.
Integrasi pada Mata Kuliah : Ilmu Peternakan Umum, Perencanaan Manajemen Unggas ewan
Kerjasama :-
(drh. Ani Setianingrum, M.Sc) (Dr. Dra. Med. Vet. Herawati, MP)
NIK. 2012018206252001 NIP. 195801271958032001
2
RINGKASAN
3
DAFTAR ISI
RINGKASAN ……………………………………………………… 3
4
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
Tabel 4.1 Data sampel sapi Limousin jantan ……………………………………….. 17
Tabel 4.2 Program amplifikasi FSH-R ……………………………………………... 20
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
6
BAB 1 PENDAHULUAN
Menurut Etikaningrum (2017), residu antibiotik pada daging ayam meliputi sulfa,
daging dan telur dari pasar modern dan tradisional di Surabaya dan Jakarta terbukti
positif memiliki residu antibiotik di sampel telur, daging, hati, serta ceker. Demikian
juga penelitian lain yang mengidentifikasi adanya residu dioksin dan bahan kimia
dan kekebalan tubuh yang dapat ditemukan dalam produk ayam broiler.
tertuang dalam pasal 16 Permentan 14/2017. Selain Kementan, pemda juga berwenang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang menyebutkan bahwa pemerintah (pusat)
pangan secara terpadu. Sesuai ayat 2, keamanan pangan dimaksudkan untuk mencegah
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat membahayakan
kesehatan manusia.
Indonesia memiliki sekitar 35 ribu jenis tumbuhan tingkat tinggi dan 3.500 di
antaranya dilaporkan sebagai tumbuhan obat. Berdasarkan data yang dirilis oleh
upaya pencegahan dan meminimalisir residu antibiotik pada produk daging, sehingga
harapan untuk dapat menghasilkan produk daging dan telur yang bebas residu serta
komputasi utama dalam proses pencarian dan pengembangan obat (Noviardi, 2015).
memiliki sifat “obat” dengan kemampuan sebagai ligand, yang dapat bertindak sebagai
kemampuan menghasilkan prediksi yang dapat diandalkan tentang cara kerja obat-
obatan dan mekanisme interaksi obat dalam tubuh. Dalam uji in silico, digunakan
atau fisiologis, yang dapat mendasari eksperiment in vitro maupun in vivo yang lebih
katekin dan epikatekin (Pratoko et al., 2018). Senyawa flavonoid dapat bersifat sebagai
imunostimulan untuk meningkatkan aktivitas sistem imun melawan virus, bakteri dan
senyawa yang berperan terhadap regulasi tersebut disebut imunomodulator (Dhama et.
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
9
Jahe merupakan tanaman yang digunakan secara luas di Indonesia sebagai bahan
pengawet makanan, bumbu masak dan obat tradisional. Berdasarkan ukuran dan
warna dari rimpangnya jahe dapat dibagi menjadi tiga varietas, salah satunya adalah
jahe merah (Zingiber officinale var rubrum). Jahe merah (Zingiber officinale var
rubrum) merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh mencapai ketinggian 50-
100 cm, mempunyai rimpang yang tebal, berwarna merah-kecoklatan dan ukuran
yang lebih kecil dibandingkan dengan jahe putih (Suciyati dan Adnyana, 2017).
Berikut adalah taksonomi dari jahe merah berdasarkan Sitepu et. al. (2018):
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Order : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Varietas : Zingiber officinale var. rubrum
Kandungan kimia jahe merah bervariasi tergantung antara lain pada tempat
penanaman, fase vegetatif dan musim pada saat pertumbuhan (Sivasothy et.al., 2011;
Suciyati dan Adnyana, 2017). Namun, secara umum rimpang jahe mengandung 1-2%
minyak yang mudah menguap (volatile oil), 5-8% senyawa resin (recnous substance),
pati (starch) dan getah (gum) (Suciyati dan Adnyana, 2017). Adapun kandungan
volatile oil dari rimpang jahe merah seperti yang dilaporkan oleh Sivasothy et.al.
(2011) sebagian besar adalah senyawa-senyawa monoterpen (81.9%) yang meliputi
camphene (14.5%), geranyl acetate (13.7%), geranial (14.3%), neral (7.7%), geraniol
(7.3%), and 1,8-cineole (5.0%).
Jahe merah dilaporkan memiliki beberapa aktivitas farmakologis, diantaranya
adalah aktivitas antibakteri dan imunomodulator. Sivasothy et. al. (2011) melaporkan
bahwa minyak esensial dari daun dan rimpang jahe merah memiliki aktivitas
antibakteri yang moderat terhadap bakteri gram positif (Bacillus licheniformis,
Bacillus spizizenii dan Staphylococcus aureus) maupun gram negatif (Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae dan Pseudomonas stutzeri). Sedangkan Herawati (2008)
melaporkan bahwa penambahan fitibiotik jahe merah ke dalam pakan ayam broiler
dapat memacu timbulnya respon imun titer antibodi terhadap penyakit Newcastle
10
Disease (ND). Selain itu, jahe merah juga dilaporkan memiliki aktivitas antiinflamasi,
antioksidan (Sitepu et. al., 2018), antihipertensi, antihiperlipidemia, tonik, inhibitor
asetilkolin esterase dan aktivitas sitoksik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
beberapa aktivitas farmakologis jahe merah lebih baik (superior) dibandingkan
dengan jahe putih (Suciyati dan Adnyana, 2017).
11
2.3 Immunodulator dan imunostimulan
Menurut Shahbazi and Bolhassani (2016), imunomodulator adalah senyawa-
senyawa alami atau sintesis yang meregulasi sistem imun dan menginduksi
mekanisme pertahanan bawaan (innate) maupun adaptif (adaptive). Pada hewan,
imunomodulasi didefiniskan sebagai kemampuan untuk meregulasi respon imun
untuk meningkatkan efisiensi produksi pada hewan penghasil pangan (food-
producing animals) dan senyawa yang berperan terhadap regulasi tersebut disebut
imunomodulator (Dhama et. al., 2015). Senyawa-senyawa imunomodulator dapat
diklasifikasikan kedalam dua kategori, yaitu imunostimulan dan imunosupresan
(Shahbazi and Bolhassani, 2016).
Imunostimulan atau imunostimulator adalah senyawa-senyawa yang
mengaktifkan sistem imun tubuh, baik pada hewan maupun manusia, dan
meningkatkan atau memperbaiki daya pertahanan tubuh terhadap berbagai macam
infeksi virus dan bakteri. Secara umum, imunostimulan menginduksi sintesis
antibodi spesifik dan sitokin untuk pengobatan penyait infeksi. Imunostimulan dapat
dikelompokkan kedalam dua kelompok utama, yaitu (1) imunostimulan spesifik
yang bekerja sebagai antigen untuk menstimulasi respon imun (misalnya vaksin) dan
(2) imunostimulan non-spesifik yang tidak mempunyai sifat antigenik tetapi dapat
meningkatkan respon imun terhadap antigen lain (misalnya adjuvant dan
imunostimulator non-sepsifik) (Shahbazi and Bolhassani, 2016). Imunostimulasi
meliputi konsep profilaktik (pencegahan) dan terapeutik yang bertujuan untuk
menstimulasi sistem imun non-spesifik (Singh et. al., 2017).
Efek immunostimulatori pada herbal berkaitan dengan kandungan flavonoid dari
herbal tersebut. Menurut Eriani dkk (2018), flavonoid berperan menstimulasi
aktivitas mitogen-activated protein kinase (MAPK) yang berfungsi stimulasi sistem
imun. MAPK dapat menginisiasi fosforilasi dari bermacam protein meliputi factor
transkripsi protein yang dibutuhkan pada sintesis protein yang diperlukan pada
proses siklus sel. MAPK juga mampu menginduksi aktivitas nuclear factor kappa β
(NFK β), faktor transkripsi yang menstimulasi proliferasi dan differentiasi leukosit
melalui mekanisme regulasi sitokin. Peran immunostimulatory dari flavonoid juga
manginduksi produksi IL-2 yang berperan meningkatkan proliferasi sel T helper. T
helper berperan mengaktivasi Sel Limfosit B sehingga berdifferensiasi menjadi sel
plasma untuk menghasilkan antibody.
12
Rendahnya bioavailabilitas kurkumin telah terbukti dalam studi in vitro maupun
in vivo dengan percobaan terhadap hewan. Yue et al. (2012) menyimpulkan bahwa
adanya komponen lipofilik (turmeron) dalam ekstrak kunyit dapat mempengaruhi
absorpsi kurkumin dalam tubuh. Turmeron mampu meningkatkan transport
kurkumin ke dalam sel-sel saluran pencernaan secara signifikan, terutama pada
saluran intestinal. Immunomodulator adalah bahan (obat) yang dapat mengembalikan
ketidakseimbangan sistem imun. Varalaksmi et.al. (2008) melalui penelitian in vivo
menyatakan bahwa kurkumin dapat memodulasi sistem imun dengan cara
meningkatkan kemampuan poliferasi sel T.
13
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain untuk mengidentifikasi
senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak jahe merah sebagai agen
Penelitian terkait potensi rimpang jahe merah telah dilakukan sejak tahun 2008,
dimana studi diawali dengan eksplorasi potensi jahe merah dalam meningkatkan
performa ayam broiler terkait FCR dan berat karkas, dilanjutkan dengan pengmatan
pengaruh jahe merah terhadap sistem pencernaan ayam. Penelitian terkait jahe merah
pada pakan ayam terhadap kualitas produk olahan daging ayam sudah dilakukan oleh
pengusul. Pada tahun 2019, adanya isu pelarangan AGP pada pakan ayam maka
pengusul melanjutkan penelitian terkait jahe merah pada ayam dan didanai melalui
program hibah doktor. Studi terkait potensi kunyit sebagai antikanker, antiinflamasi,
imunomodulator juga telah dipublikasikan sejak tahun 2013-2015. Mulai tahun 2020
ini, studi in silico dilakukan untuk menganalisa potensi bahan aktif yang telah
Lebih jauh, berdasarkan hasil penelitian yang secara konsisten telah dilaksanakan,
maka kombinasi ketiga rimpang perlu dianalisa secara in vivo dalam bentuk suplemen
14
pakan yang dikandidatkan sebagai suplemen promotor pertumbuhan berbasis herbal
15
BAB 4. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Partner kerja sama pada penelitian ini adalah CV Ana Barokah sebagai lokasi
penelitian dan telah bersedia meminjamkan sarana prasarana pemeliharaan ayam broiler
Laboratorium untuk analisa Animal Disease Diagnostic Lab dan Laboratorium Sentra
Ilmu Hayati UB untuk pemeriksaan komponen senyawa aktif dalam suplemen herbal.
Penelitian in vivo akan dilaksanakan mulai bulan April 2020 hingga Juni 2020, hasil
eksploratif (in silico dan GCMS) dan eksperimental laboratoris berupa pemberian
Ekspresi TLR mRNA termasuk TLR2 tidak hanya pada jaringan imun seperti
spleen, timus, tonsil, pembuluh limfatik, dan nodus limfatikus namun tersebar di seluruh
jaringan termasuk jantung, hepar, pankreas, paru-paru, ginjal, ovarium, otak, otot
skeletal, testis, dan saluran intestinal. TLR2 diekspresikan pada sel imun innate meliputi
16
makrofag, sel NK, dendrit sel, leukosit (monosit dan neutrofil), sel imun adaptif seperti
limfosit T dan B, dan sel non imun seperti sel epitel, sel endotel dan fibroblast. Sistem
patogen yang pada akhirnya memicu sistem imun adaptif untuk menginisiasi respon
antigen-spesifik. Aktivasi jangka pendek dari sistem imun alami dari jalur TLR
Aktivasi berlebih dari sistem imun dapat mengganggu regulasi dan menyebabkan
(a) (b)
Gambar 2.5 A. Struktur 6-Gingerol; B. Struktur 8-Gingerol (www.PubChem.com)
(Software) AutoDock Vina, AutoDock Tools 1.5.6., Pymol, perangkat lunak Discovery
Studio Biovia, enzim COX-2 dari website database UniProt (www.uniprot.com) dengan
kode P35355 (PGH2_RAT), dan ligan 6-gingerol serta 8-gingerol dari website database
17
Prosedur
Hasil :
No Ligand name ΔG
1 6-Gingerol -8.7
2 8-Gingerol -7.6
3 Meloxicam -7.6
4 piroxicam -8.2
18
Hasil analisa in vivo
Pada penelitian ini terdapat 4 kelompok yaitu sebagai berikut :
a. Kelompok Kontrol Negatif : Ayam broiler sehat yang diberi Pakan Standart
Broiler tanpa perlakuan
b. Kelompok Perlakuan 1 (P1) : Ayam broiler terinfeksi salmonellosis dan diberikan
perlakuan ekstrak jahe merah 2,5 %
c. Kelompok Perlakuan 2 (P2) : Ayam broiler terinfeksi salmonellosis dan diberikan
perlakuan ekstrak jahe merah 5 %
d. Kelompok Perlakuan 3 (P3) : Ayam broiler terinfeksi salmonellosis dan diberikan
perlakuan ekstrak jahe merah 10 %
Serbuk rimpang jahe merah diberikan dengan cara dicampurkan ke dalam pakan standar
ayam sebanyak 2% dari pakan standar ayam (Herawati, 2008) dan diberikan mulai hari ke-8.
Sedangkan stimuno® forte diberikan dengan dosis 13,5 mg/kgBB (Aldi dkk., 2014) dengan
cara dilarutkan dalam aquades dan diberikan per oral mulai hari ke-8. Bakteri Salmonella
enteritidis (S. enteritidis) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Besar
Veteriner (BBVET) Wates Yogyakarta. Infeksi S. enteritidis dilakukan satu kali sebanyak
1x107 CFU (Berndt et. al., 2007) per oral pada hari ke-15.
19
Pengamatan Kadar IL-2 dan MDA dengan metode ELISA
Semua reagen dan sampel harus dikondisikan dalam suhu kamar (18-25 °C) sebelum
digunakan. Pipet 50 μl, standar, sampel dimasukan ke dalam microplate. Ditambahkan 100
μl estrogen Enzym Conjugate untuk tiap microplate, kemudian dilakukan selama shaker 30
detik. Inkubasi pada suhu 37 °C selama 1 jam. Setelah dilakukan inkubasi buang larutan
yang ada pada microplate tadi kemudian cuci dengan Washing Solution/buffer dengan
volume 100-200 μl dan dilakukan mild shaker selama 3 menit, ulangi pencucian selama 2-
4 kali, setelah selesai ELISA plate dibalikkan dan cairan pencucian dijatuhkan pada tissue.
Ditambahkan 100 μl larutan TBM Substrate pada setiap microplate sesuai dengan urutan.
Inkubasi tabung selama 10 menit pada suhu ruang dan tutup dengan kaca film lalu
dibungkus dengan aluminium foil. Untuk menghentikan reaksi dilakukan dengan
menambahkan 50 μl Stop Solution kedalam tiap Mikro Plate dengan lembut, campuran
digoyang selama 5 detik. Kemudian masukkan mikro plate ke dalam ELISA reader, dibaca
dan dihitung kurva standar menggunakan dua standar absorbansi.
20
Hasil penelitian ini menunjukkan kadar terendah IL-2 serum pada kelompok perlakuan
(p<0,05), dimana kadar tertinggi IL-2 tampak pada kelompok perlakuan P1.
Peradangan atau inflamasi adalah respons pertahanan terhadap rangsangan eksogen atau
endogen yang berbahaya. Respon pertahanan ini terutama melibatkan sistem imun inate, tetapi
pada tahap selanjutnya juga melibatkan sistem imun adaptif . Setelah muncul gangguan pada
permukaan atau di dalam sel melalui reseptor pengenalan pola, sitokin proinflamasi serta
kemokin dilepaskan sehingga terjadi infiltrasi inflamasi. (Basler, 2016). Sel-sel sistem
kekebalan tubuh mengeluarkan berbagai jumlah sitokin yang terlibat dalam pengaturan respon
imun berperan penting dalam fungsi seluler seperti kelangsungan hidup, proliferasi dan
diferensiasi. Adanya ekspresi berbeda dari sitokin dalam tubuh menunjukkan tipe respon imun
Th1 atau Th2 yang itu sendiri memiliki peran penting dalam patogenesis. Sitokin paling
penting dari sel Th1 adalah IFN-γ dan IL-2, sedangkan IL-13 adalah komponen penting sitokin
Th2 (Dolatabady, 2019). Interleukin-2 adalah protein yang diproduksi 15 kDa terutama oleh T
CD4 dan, dalam jumlah yang lebih rendah oleh sel T CD8 +. Bertindak melalui reseptor IL-
2Rα, IL-2Rβ, dan IL-2Rγ menggunakan JAK / STAT intraseluler, jalur untuk merangsang
pertumbuhan dan proliferasi limfosit T dan sel B. Fungsinya juga untuk menginduksi produksi
sitokin lain, seperti IFNγ dan TNFβ yang dihasilkan dalam aktivasi monosit, neutrofil, dan
pembunuh alami sel. Dengan demikian, terbukti bahwa IL-2 berkontribusi pada respons
imunologis spesifik antigen. Karena waktu paruh plasma kurang dari 10 menit, IL-2 biasanya
tidak terdeteksi pada cedera akut 1. IL-2 ini merupakan sittokin yang bersifat proinflamasi
(Oliveira, 2011).
21
22
LUARAN YANG DICAPAI
23
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa in silico maka senyawa aktif yg terkandung dalam jahe merah
memiliki nilai afinitas tertinggi jika dibandingkan dengan agen antiinflamasi generic.
Analisa data secara statistic perlu dilakukan untuk mengetahui efek in vivo dari ekstrak
jahe merah terhadap performa broiler.
24
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Indah. Eva S.B, Emmy H.K. 2015. Identifikasi Karakteristik Morfologis dan
Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Desa Dolok
Saribu Kabupaten Simalungun. Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.3 : 963 - 975
Awad, W. A., Aschenbach, J. R., Khayal, B., Hess, C., & Hess, M. 2012. Intestinal epithelial
responses to Salmonella enterica serovar Enteritidis: Effects on intestinal permeability
and ion transport. Poultry Science, 91(11), 2949–2957. https://doi.org/10.3382/ps.2012-
02448
Bare, Y., Kuki, A. D., Rophi, A. H., & Candrakirana, G. 2019. Prediksi Asam Kuinat Sebagai
Anti-Inflamasi Terhadap COX-2 Secara Virtual Virtual Prediction of Quinic Acid As
Anti-Inflammation of COX-2. 4, 6.
Caio Marcio Barros, de O., Rk, S., Am, I., & Lr, G. 2011. Caio Marcio Barros de Oliveira 1,
Rioko Kimiko Sakata, TSA 2, Adriana Machado Issy 3, Luis Roberto Gerola 4, Reynaldo
Salomão 5. Revista Brasileira de Anestesiologia, 61(2), 5.
Chauhan, H. V. S. 2007. Poultry Diseases: Diagnosis and Treatment. New Age International.
Dimas, Alar. 2010. Performa Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Dengan Penambahan
Cassabio. Bogor : institut Pertanian Bogor [Skripsi].
Fadly, A. M., Glisson, J. R., McDougald, L. R., Nolan, L. K., & Swayne, D. E. 2011. Diseases
of Poultry. John Wiley & Sons.
Nobakht, N., & Muhaghegh Dolatabady, M. D. (2019). Effect of Feeding Oak Acorn on
Expression of IL-2, IL-13 and IFN-γ Genes in Bursa Fabricius Tissue of Broiler Chickens
(Short Communication). Poultry Science Journal, 7(2).
https://doi.org/10.22069/psj.2019.16432.1425
Novita, R., Ambarsari, L., Falah, S., Kurniatin, P. A., Nurcholis, W., & Darusman, L. K.
(2015). Anti-inflammatory Activity of Temulawak Nanocurcuminoid Coated with
25
Palmitic Acid in The Sprague Dawley Rat. Current Biochemistry, 2(2), 73–85.
https://doi.org/10.29244/cb.2.2.73-85
26
Lampiran 1. Luaran yang telah dicapai
Sebagai Presenter/speaker pada publikasi ilmiah pada seminar internasional: ICOH 3rd
27
28
29
30
31
32
33
PPT SEMINAR INTERNASIONAL
34
35
BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK)
PENELITIAN DANA DPP/SPP FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
TAHUN ANGGARAN 2020
Judul :
Studi In Silico dan In Vivo Senyawa Aktif pada Ekstrak Jahe Merah sebagai
Imunomodulator pada Kasus Salmonellosis di Ayam Broiler
Diusulkan oleh:
Dibiayai oleh:
Dana DPP/SPP Fakultas Kedokteran Hewan
Melalui Dana Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP) Universitas Brawijaya
No Kontrak: 1269/UN.10.F13.06/PN/2020
36
No Tanggal Kegiatan
1 1/7/2020 Kegiatan: Persiapan alat dan bahan penelitian, serta pengurusan laik etik
Dokumen Pendukung:
Dokumen Pendukung:
3 11/7/2020 Kegiatan:
• Persiapan alat dan bahan penelitian
• Persiapan kandang DOC
• Pembuatan larutan giemsa
• Pemasangan brooder
• Pemasangan sekam
• Pemasangan kardus pembatas
• Pemasangan tempat pakan dan minum
• Persiapan pakan dan vitamin untuk kontrol negatif
Dokumen Pendukung:
37
4 12/7/2020 Kegiatan:
• Rapat koordinasi tim peneliti
• Persiapan Chick In
• Penyalaan brooder
• Vaksinasi DOC (ND LASOTA)
• Penimbangan berat badan
• Pemberian pakan dengan suplemen
• Kontrol Malam
Dokumen:
5 14- Kegiatan:
28/7/2020 • Persiapan Pemberian pakan dan suplemen
• Pergantian air minum DOC
• Pergantian alas koran DOC
• Pemberian pakan dengan perlakuan 0,5%,1%,1,5%,2%
• Penimbangan DOC setiap perlakuan
Dokumen :
6 28Juli- Kegiatan:
12/8/2020 • Persiapan Pemberian pakan dan suplemen
• Pergantian air minum
• Pergantian alas koran
• Pemberian pakan dengan perlakuan 0,5%,1%,1,5%,2%
• Vaksinasinasi AYAM SC (Sub cutaneus) [ND & Coryza)
• Penimbangan ayam setiap perlakuan
38
• Kontrol Malam
Dokumen:
7 13- Kegiatan:
Agustus • Persiapan Pemberian pakan dan suplemen
2020 • Pergantian air minum
• Pengambilan darah – serum
• Pergantian alas koran
9 31-Ags- Kegiatan:
2020 Nekropsi dan pengambilan sampel
10 7 Sept Kegiatan :
2020 Pemeriksaan IL-2 dgn Metode ELISA
Dokumentasi :
39
11 10 Sept Kegiatan: Penghitungan kurva standar ELISA dan konsentrasi berdasarkan nilai OD
2020 450
40
41
URAIAN PENGGUNAAN DANA
PENELITIAN TAHUN 2020 (70 %)
harga total
No rincian volume satuan
(Rp) (Rp)
sekam dan
1 1 pak 470,000 470,000
serbuk jahe
2 DOC Japfa 1 paket 875,000 875,000
pakan broiler
3 DOC
1 paket 760,000 760,000
Vacutainer
8 1 paket 760,000 760,000
EDTA
Vacutainer non
9 1 paket 740,000 740,000
EDTA
total 7.000.000
42
URAIAN PENGGUNAAN DANA
PENELITIAN TAHUN 2020 (30 %)
harga
No rincian volume satuan total (Rp)
(Rp)
Nd Lasota, DOC
1 Malindo 9203 1 paket 1.260.750 1.260.750
giant
2 Hygometer HTC 10 PCS 90.000 900.000
DOC Malindo
3 9203 giant, 1 paket 900.000 900.000
vitamin broiler
total 3. 060. 750
43
JUSTIFIKASI ANGGARAN
44