Anda di halaman 1dari 26

‫تطوير طريقة تدريس اللغة العربية في جامعة‬

‫المين التربوية إندرمايو‬


‫)دراسأة تحليلية وصفية في قسم التربية اللسألمية بجامعة‬
(‫ألمين السألمية ألهألية إندرمايو‬

Pengembangan Metode Pengajaran Bahasa Arab Di Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu

(Studi Analisi Deskriptif di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin Indramayu

Program Studi Pendidikan Agama Islam)

Oleh: Sulastri

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara1. Teori tersebut menunjukan

bahwa sebuah usaha yang dilakukan dalam membentuk kedewasaan pada diri

individu membutuhkan sebuah peran lain yang disebut lingkungan.

Lingkungan dalam konteks pendidikan dapat dikategorikan dengan komponen

pendidikan, yang diantaranya adalah masyarakat dan sekolah (lembaga), dalam

bahasa ilmu pendidikan hubungan ketiga komponen ini disebut dengan triparti

1 .Anonimous, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, (Bandung: Fokus
Media, 2006), h. 1
pendidikan, yang terdiri atas siswa, sekolah dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

(STIT) Al-Amin Indramayu.

Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat

disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum

merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik

formal maupun non formal, sehingga gambaran sisitem pendidikan dapat

terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum

pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri.

Sejalan dengan tuntunan zaman, perkembangan masyarakat, serta kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan sudah menginjakkan

kakinya kedalam dunia inovasi. Inovasi dapat berjalan dan mencapai

sasarannya, jika program pendidikan tersebut direncanakan dan dilaksanakan

sesuai dengan kondisi dan tuntunan zaman.

Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat. Sebagai

tenaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi, sekaligus gerbang

menuju pembangunan yang terintegrasi. Betapa tidak, karena pembangunan

dapat terlaksana jika dimulai dari membangun manusia terlebih dahulu. Tanpa

manusia yang cakap, berpengetahuan, trampil, cerdas, kreaktif, dan

bertanggung jawab, pembangunan yang terintegrasi dapat terselenggara dan

berhasil dengan baik. Oleh karena, setiap guru dan tenaga kependidikan

lainnya bertugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ketentuan yang telah

digariskan dalam kurikulum.2

2 Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rostakarya,


2011),3.

2
Terbentuknya kedewasaan yang menjadi tujuan utama pendidikan, tidak

akan lepas dari bagaimana peran ketiga komponen tersebut. Dalam kontek lain

sekolah (lembaga) memiliki peran lebih dari komponen-komponen lain karena

bertanggungjawab langsung dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan

formal.

Berbicara mengenai pendidikan tidak akan terlepas dari kurikulum, Para

ahli telah banyak memberikan penafsiran yang bermacam-macam, seperti

halnya pandangan lama atau sering juga disebut pandangan tradisional,

merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata Kuliahyang harus

ditempuh murid untuk memperoleh ijazah, pengertian tadi mempunyai

implikasi sebagai berikut3: (1) Kurikulum terdiri atas sejumlah mata

Kuliahsendiri pada hakikatnya adalah pengalaman nenek moyang di masa

lampau. Berbagai pengalaman tersebut dipilih, dianalisis serta disusun secara

sistematis dan logis, sehingga muncul mata Kuliahseperti sejarah, ilmu bumi,

ilmu hayat, ilmu bahasa dan sebagainya. (2) Mata Kuliah adalah sejumlah

informasi atau pengetahuan, sehingga penyampaian mata Kuliahpada siswa

akan membentuk mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan

berpikir. (3) Tujuan mempelajari mata Kuliah adalah untuk memperoleh ijazah.

Ijazah diposisikan sebagai tujuan, sehingga menguasai pelajaran berarti telah

mencapai tujuan belajar. (4) Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk

mempelajari mata Kuliah yang sama. Akibatnya faktor minat dan kebutuhan

siswa tidak dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum. (5) Sistem

3 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Rosda Karya, Bandung
2007., hal 4.

3
penyampaian yang digunakan oleh Dosen adalah sistem penuangan (imposisi).

Akibatnya dalam kegiatan belajar Dosenlah yang lebih banyak bersikap aktif,

sedangkan siswa hanya bersifat pasif belaka.

Sebagai perbandingan, ada baiknya kita kutip pula pendapat lain, seperti

yang dikemukakan oleh Romine (1954). Pandangan ini dapat digolongkan

sebagai pendapat yang baru (modern), yang dirumuskan sebagai berikut:

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and

experiences which pupils have under direction of the school, whether in the

classroom or not”4. Implikasi perumusannya adalah: (1) Tafsiran tentang

kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan terdiri atas mata

Kuliah(courses), tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi

tanggung jawab sekolah. (2) Sesuai dengan pndangan ini, berbagai kegiatan di

luar kelas (yang dikenal dengan ektrakurikuler) sudah tercakup dalam

pengertian kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan antara intra dan

ektrakurikulum. Begitu pula halnya dengan college preparatory curriculum,

vocational curriculum, dan general curriculum, semuanya sudah tercakup

dalam pengertian kurikulum. (3) pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi

pada keempat dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik di dalam

maupun diluar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. (4) Sistem

penyampaian yang digunakan oleh Dosen sesuai dengan kegiatan atau

pengalaman yang akan disampaikan. Oleh karena itu Dosen harus mengadakan

berbagai kegiatan belajar-mengajar yang bervariasi, sesuai dengan kondisi

siswa. (5) tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata


4 Ibid

4
Kuliah(courses) atau bidang pengetahuan yang tersusun (subject), melainkan

pembentukan pribadi anak dan belajar cara hidup di masyarakat.

Pada hakikatnya kurikulum sebagai satuan program kegiatan terencana

(program of plenned activities) memiliki rentang yang cukup luas, sehingga

membentuk suatu pandangan yang menyeluruh. Di suatu pihak kurikulum

dipandang sebagai suatu dokumen tertulis dan di pihak lain, kurikulum

dipandang sebagai rencana tidak tertulis yang terdapat dalam pikiran pihak

pendidik5.

Selain sebagai satuan program kegiatan yang terencana, kurikulum juga

sebagai hasil belajar yang diharapkan, sebagai reproduksi kultural (curtural

reproduction), kumpulan tugas dan konsep diskrit, kemudian sebagai agenda

rekontruksi sosial dan juga sebagai currere. Dalam hal ini peran kurikulum

sangat erat hubungannya dengan program pendidikan yang telah direncanakan

secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi

pendidikan siswa dan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan

operasinya, maka dapat ditentukan paling tidak tiga peranan kurikulum yang

sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan

peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama penting dan perlu dilaksanakan secara

seimbang.

Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi

tertentu. Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of Secondary Education

(1918) mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian,

5 Taylor, 1970, Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum, Dasar-Dasar Pengembangan


Kurikulum, Oemar Hamalik. Hal. 5

5
fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan

dan fungsi diagnostik.

Kurikulum sangat identik dengan dunia pendidikan, dalam hal ini lembaga

pendidikan formal seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah

(MTs), Madrasah Aliyah (MA) bahkan dunia pendidikan Islam pun halnya

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu secara khusus diikut

sertakan kepada pendidikan formal atau sering disebut juga pendidikan terpadu

antara sekolah dan lembaga yang bertujuan mengkaji ilmu-ilmu mata Kuliah

agama yang diunggulkan.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu adalah salah satu

lembaga pendidikan Islam terpadu dengan lembaga pendidikan sekolah yang

beralamat di Jl. PU Kemped Desa Wirakanan Kecamatan Kandanghaur

Kabupaten Indramayu, yang dikelola oleh Yayasan Al-Amin Indramayu yang

menaungi SMP, MA dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin

Indramayu. Seluruh civitas akademika dan management Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu dalam hal ini DR. Ahmad, M.Ag. selaku

pimpinan lembaga mencanangkan dan mengunggulkan pelajaran bahasa Arab

di lembaga.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu yang dipadukan

dengan sekolah mempunyai kurikulum tersendiri yang bisa menunjang ilmu

agama di madrasah. Kurikulum yang diunggulkan di Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu ini adalah bahasa Arab, dimana

kurikulumnya melalui pendekatan mata Kuliah bahasa Arab.

6
Dalam pendekatan mata Kuliahbahasa Arab ini, terdapat sistem tanggung

jawab diantara masing-masing tingakatan intansi pendidikan yang

mengunggulkan mata Kuliah bahasa Arab, diantaranya adalah pengajaran

bahasa Arab lembaga tingkat MTs. dan MA adalah pembelajaran bahasa dan

ilmu bahasa Arab yang meliputi konsepan kurikulum yang dicanangkan yaitu:

(1) Mata Kuliah bahasa Arab satu kesatuan (all in one system) menggunakan

materi pelajaran bahasa Arab satu kesatuan atau lebih dikenal dengan

nadzoriyatul wahdah dengan tingkatan materi yang berbeda antara kelas

rendah dan kelas tinggi dengan menggunakan bahan ajar buku al-arobiyah

linnasyiin (2) Mata Kuliah cabang ilmu bahasa Arab, seperti ilmu shorof, ilmu

nahwu, mahfudzot, mufrodat dan lain-lain. (3) keterampilan berbahasa, di

lembaga ini melakukan kegiatan pembelajaran keterampilan bahasa Arab

dalam maharotuttakallum atau keterampilan berbicara yang dilakukan pada

saat kegiatan muhadloroh. (4) Jam pelajaran atau jadwal yang khusus sesuai

dengan tingkatan masing-masing kelas, yang menggunakan waktu selain waktu

belajar madrasah, yaitu jam pengajian yang dilaksanakan adalah ba’da shubuh,

ba’da ashar dan ba’da isya. (5) Evaluasi pembelajaran bahasa Arab yang

dicanangkan mengacu seperti kurikulum di Madrasah, di mana Sekolah Tinggi

Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu melaksanakan evalusai antara tiga

bulan sekali yaitu tengah semester dan akhir semester.

Pembelajaran bahasa Arab di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-

Amin Indramayu mengacu kepada motto Lembaga yang berdasar kepada ayat

Al-Qur’an:

7
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab agar

kalian memahaminya”6 Juga ditegaskan oleh Umar bin Khattab dengan

ucapannya "Belajarlah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa arab itu

adalah bagian dari agama kalian"7.

Bahasa Arab dan Al-Qur'an bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat

dipisah-pisahkan antara yang satu dengan lainnya. Mempelajari bahasa Arab

adalah syarat wajib untuk menguasai isi Al-Qur'an, dan mempelajari bahasa Al-

Qur'an berarti mempelajari bahasa Arab. Dengan demikian, peranan bahasa

Arab di samping sebagai alat komunikasi manusia sesamanya juga komunikasi

manusia beriman kepada Allah, yang terwujud dalam bentuk shalat, do'a dan

lain sebagainya.

Namun dalam observasi awal, setelah penulis mewawancarai Wakil

Pimpinan Pondok pesantren bidang kurikulum aplikasi dari kurikulum

pembelajaran bahasa Arab yang dicanangkan oleh civitas akademika Sekolah

Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu, dalam hal ini adalah para

Dosen bahasa Arab, terdapat berbagai macam problematika yang menyertai

perjalanan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri, setelah dilihat dari faktor

internal dalam hal ini tujuan kurikulum yang belum tercapai dilihat dari hasil

dan evaluasi pembelajaran setiap satu semester sekali.

Pengembangan rencana pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan

merupakan bagian dari isi kurikulum, isi kurikulum bukan hanya mata

6 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah, Surat Yusuf ayat 2

7 Motto STIT Al-Amin Indramayudikutif dari Ibnu Taimiyah, 240: 1998

8
pelajaran saja, tetapi ditambah dengan proses pembelajran di luar mata

pelajaran misalnya kerja keras, kedisiplinan, kebiasaan belajar, dan jujur dalam

belajar. Semua itu merupakan tanggung jawab sekolah yang wajib diberikan

kepada peserta didik. Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang

mempunyai nilai plus karena memadukan antar pendidikan umum dengan

Agama. Keberadaan Madrasah sebagai sekolah umum yang bercirikan Islam

dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu

pendidikan nasional agar dapat bersaing dengan sekolah umum.

Dengan latar belakang demikian, penulis perlu menganalisis lebih

mendalam terhadap Pengembangan kurikulum Bahasa Arab pada Sekolah

Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu.

Selain dari hasil evalusai, juga tidak adanya prestasi piala emas sekalipun

yang membanggakan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin

Indramayu dilihat dari tujuan kurikulum yang dicanangkan, atau secara khusus

aplikasi kurikulum pembelajaran ini sudah dijalankan semaksimal mungkin,

akan tetapi dirasakan adanya problem baik secara internal maupun secara

eksternal yang menyertai berjalannya pembelajaran bahasa Arab itu sendiri.

Oleh karenanya di sini terdapat masalah yang mesti dikaji dan diteliti, dari

hal tersebut penulis akan mengadakan penelitian dengan judul Pengembangan

Metode Pengajaran Bahasa Arab Di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)

Al-Amin Indramayu. (Studi Analisi Deskriptif di Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah Al-Amin Indramayu Program Studi Pendidikan Agama Islam)

9
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kurikulum bahasa Arab pada Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah Al-Amin Indramayu?

2. Bagaimana pemilihan materi, urutan materi, dan penyampaian

materi bahasa Arab di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin

Indramayu?

3. Bagaimana strategi pengembangan metode pengajaran bahasa

Arab di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin Indramayu?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk melaksanakan suatu kegiatan, perlu sekali di tentukan suatu

tujuan sebagai acuan yang akan di capai. Begitupun dalam penelitian ini

penting sekali adanya tujuan. Adapun tujuan dari penelitan ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum bahasa Arab di Sekolah

Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin Indramayu.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemilihan materi, urutan materi,

dan penyampaian materi bahasa Arab di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

Al-Amin Indramayu.

3. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan metode

pengajaran bahasa Arab di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin

Indramayu.

10
11
D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Kegunaan penelitian ini untuk menjadikan rujukan bagaimana

kurikulum bahasa pembelajaran bahasa Arab antara kerangka konseptual

dan penerapan praktis, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat

dijadikan sebagai rujukan guna pengembangan pengelolaan pencapaian

hasil pembelajaran bahasa Arab yang harus ditingkatkan dan didukung

oleh semua pihak. Di antaranya meliputi:

a. Bagi Yayasan
1) Membantu menentukan konsep pengembangan pengelolaan

kurikulum Pembelajaran bahasa Arab.


2) Mengetahui bagaimana perhatian berbagai pihak dalam

memajukan pembelajaran bahasa Arab.


b. Bagi Pengelola Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin

Indramayu
1) Membantu meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar

mengajar bahasa Arab di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

(STIT) Al-Amin Indramayu.


2) Membantu memberi solusi dalam upaya peningkatan

kualitas dan kemajuan pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu.

c. Bagi Mahasiswa
1) Meningkatkan minat dan motivasi Mahasiswa dalam

belajar bahasa Arab.

12
2) Memotivasi Mahasiswa agar dapat meneruskan belajar ke

tingkat yang lebih tinggi.


d. Bagi Dosen
Memberikan motivasi supaya lebih bertanggung jawab dalam

mendidik siswa dengan segala potensi yang dimiliki disertai niat

ikhlas.
2. Secara Praktis

Kegunaan penelitian ini untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan studi Pascasarjana dalam mendapatkan gelar akademis

Magister Pendidikan Bahasa Arab yang mumpuni baik secara keilmuan,

wawasan, cara berpikir luas serta dapat mengaplikasikan di bidangnya.

E. KAJIAN PUSTAKA

Salah satu fungsi dari kajian pustaka ialah membandingkan dan

menyatakan bahwa tesis ini mempunyai perbedaan dengan penulis yang sudah

ada, agar tidak terjadi pengulangan dalam penulisan maupun penelitian.

Berdasarkan hasil eksplorasi peneliti, ada beberapa hasil penelitian yang

memiliki relevansi dengan penelitian ini, diantaranya ialah:

Disertai hasil karya Bapak Sembodo Ardi Widodo, diajukan kepada

Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2005

dengan judul “Pendidikan Islam Lembaga (Studi Komparatif Struktur

Keilmuan Kitab-Kitab Kuning dan Implementasinya di Perguruan Tinggi

Swasta Tebuireng Jombang dan Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta)”.

Penelitian tersebut menganalisis struktur keilmuan kitab-kitab kuning yang

diajarkan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan Mu’allimin

Muhammadiyah Yogyakarta, metode pengajaran, mengungkapkan dasar-dasar

13
ideologis-epistimologis penyeleksian kitab-kitab yang digunakan, implikasi

dan konsekuensi teoritisnya terhadap cara berpikir Mahasiswa dalam

menggapai suatu masalah, serta pengembangan kerangka keilmuan

selanjutnya.8

E. Kerangka Pemikiran

Secara umum, Pengertian kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana

dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam

aktivitas belajar mengajar. Secara etimologis, kurikulum berasal dari istilah

curriculum di mana dalam bahasa Inggris, kurikulum adalah rencana pelajaran.

Curriculum berasal dari bahasa latin yaitu currere9, kata currere memiliki

banyak arti yaitu berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha

untuk lebih cepat.

Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan

yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian

kurikulum pendidikan bahasa arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-

dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus tarbiyah adalah seperangkat

perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan lembaga pendidikan

untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Para ahli telah banyak memberikan penafsiran yang bermacam-macam,

seperti halnya pandangan lama atau sering juga disebut pandangan tradisional,
8 Sembodo Ardi Widodo, Pendidikan Islam Pesantren (Studi Komparatif Struktur Keilmuan
Kitab-Kitab Kuning dan Implementasinya di pondok pesantren Tebuireng Jombang dan
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta), Disertasi, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga, 2005), hlm. Xii.

9 http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html aiakses pada


tanggal 11 januari 2016

14
merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata Kuliahyang harus

ditempuh murid untuk memperoleh ijazah, pengertian tadi mempunyai

implikasi sebagai berikut10: (1) Kurikulum terdiri atas sejumlah mata

Kuliahsendiri pada hakikatnya adalah pengalaman nenek moyang di masa

lampau. Berbagai pengalaman tersebut dipilih, dianalisis serta disusun secara

sistematis dan logis, sehingga muncul mata Kuliahseperti sejarah, ilmu bumi,

ilmu hayat, ilmu bahasa dan sebagainya. (2) Mata Kuliahadalah sejumlah

informasi atau pengetahuan, sehingga penyampaian mata Kuliahpada siswa

akan membentuk mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan

berpikir. (3) Tujuan mempelajari mata Kuliahadalah untuk memperoleh ijazah.

Ijazah diposisikan sebagai tujuan, sehingga menguasai pelajaran berarti telah

mencapai tujuan belajar. (4) Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk

mempelajari mata Kuliahyang sama. Akibatnya faktor minat dan kebutuhan

siswa tidak dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum. (5) Sistem

penyampaian yang digunakan oleh Dosen adalah sistem penuangan (imposisi).

Akibatnya dalam kegiatan belajar Dosenlah yang lebih banyak bersikap aktif,

sedangkan siswa hanya bersifat pasif belaka.

Sebagai perbandingan, ada baiknya kita kutip pula pendapat lain, seperti

yang dikemukakan oleh Romine (1954). Pandangan ini dapat digolongkan

sebagai pendapat yang baru (modern), yang dirumuskan sebagai berikut:

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and

experiences which pupils have under direction of the school, whether in the

10 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Rosda Karya, Bandung
2007., hal 4.

15
classroom or not”11. Implikasi perumusannya adalah: (1) Tafsiran tentang

kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan terdiri atas mata

Kuliah(courses), tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi

tanggung jawab sekolah. (2) Sesuai dengan pndangan ini, berbagai kegiatan di

luar kelas (yang dikenal dengan ektrakurikuler) sudah tercakup dalam

pengertian kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan antara intra dan

ektrakurikulum. Begitu pula halnya dengan college preparatory curriculum,

vocational curriculum, dan general curriculum, semuanya sudah tercakup

dalam pengertian kurikulum. (3) pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi

pada keempat dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik di dalam

maupun diluar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. (4) Sistem

penyampaian yang digunakan oleh Dosen sesuai dengan kegiatan atau

pengalaman yang akan disampaikan. Oleh karena itu Dosen harus mengadakan

berbagai kegiatan belajar-mengajar yang bervariasi, sesuai dengan kondisi

siswa. (5) tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata

Kuliah(courses) atau bidang pengetahuan yang tersusun (subject), melainkan

pembentukan pribadi anak dan belajar cara hidup di masyarakat.

Pada hakikatnya kurikulum sebagai satuan program kegiatan terencana

(program of plenned activities) memiliki rentang yang cukup luas, sehingga

membentuk suatu pandangan yang menyeluruh. Di suatu pihak kurikulum

dipandang sebagai suatu dokumen tertulis dan di pihak lain, kurikulum

11 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Rosda Karya, Bandung
2007., hal 4

16
dipandang sebagai rencana tidak tertulis yang terdapat dalam pikiran pihak

pendidik12.

Selain sebagai satuan program kegiatan yang terencana, kurikulum juga

sebagai hasil belajar yang diharapkan, sebagai reproduksi kultural (curtural

reproduction), kumpulan tugas dan konsep diskrit, kemudian sebagai agenda

rekontruksi sosial dan juga sebagai currere. Dalam hal ini peran kurikulum

sangat erat hubungannya dengan program pendidikan yang telah direncanakan

secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi

pendidikan siswa dan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan

operasinya, maka dapat ditentukan paling tidak tiga peranan kurikulum yang

sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan

peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama penting dan perlu dilaksanakan secara

seimbang.

Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi

tertentu. Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of Secondary Education

(1918) mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian,

fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan

dan fungsi diagnostik.

Pembelajaran bahasa Arab merupakan pembelajaran bahasa Asing di mana

secara garis bersarnya adalah pengembangan kemampuan pelajar dalam

menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulis13. Kemampuan menggunakan

12 Taylor, 1970, Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum, Dasar-Dasar Pengembangan


Kurikulum, Oemar Hamalik. Hal. 5

13 Acep Hermawan, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab., Rosda, Bandung 2011. Hal. 129

17
bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut ketrampilan berbahasa

(maharatul lughah). Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan

menyimak (maharatul istima’), berbicara (maharatul kalam), membaca

(maharatul qira’ah), dan menulis (maharatulkitabah). Maka dari itu,

pembelajaran bahasa arab harus mencakup empat ketrampilantersebut, dan

disertai pembelajaran kosa kata (mufradat) dan gramatikal (Tarkib/Nahwu)14.

Pembelajaran bahasa Arab juga dapat dikatakan sebagai pengajaran bahasa Arab, di

dalamnya terdapat mengajar dan belajar, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar.

Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang Dosen dalam konteks mengupayakan

terciptanya jalinan komunikasi antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi

yang harmonis inilah yang menjadi indikator suatu aktivitas atau peroses pengajaran itu

berjalan dengan baik, jadi pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan aktivitas atau proses

pengajaran antara pendidik dan peserta didik.15

Dari pengajaran tersebut, dapat penulis mengambil setidaknya beberapa kata

kunci terkait bahasa Arab, yaitu empat kompetensi berbahasa Arab, bahasa

asing, bahasa sumber ajaran Islam, dan budaya Arab. Untuk kepentingan

pengajaran tersebut, dapat dilihat dari ruang lingkup tujuan pengajaran mata

Kuliahbahasa Arab. seperti halnya Permenag menegaskan bahwa pembelajaran

bahasa Arab diarahkan kepada beberapa tingkatan lembaga sekolah seperti (1)

di tingkat Madrasah Ibtidaiyah, tentang: perkenalan, perlengkapan sekolah,

pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan, di rumah, di kebun, di madrasah,

di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam, kegiatan sehari-hari, dan

14 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori dan Aplikasi., Teras, 2011. Hal. 117

15

18
rekreasi; (2) di tingkat Madrasah Tsanawiyah tentang: ide/ konsepntitas diri,

kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, rumah, hobi, profesi, kegiatan

keagamaan, dan lingkungan; (3) di tingkat madrasah aliyah tentang:

perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas

umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islam,

dan tokoh-tokoh Islam; (4) di tingkat madrasah aliyah program bahasa tentang:

ide/ konsepntitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan

sehari-hari, hobi, wisata, layanan umum, dan pekerjaan; (5) di tingkat

madrasah aliyah program keagamaan tentang: Al-Qur’an Al-Karim, kehidupan

beragama, akhlak mulia, kegiatan mengajar, ilmu pengetahuan, perdagangan,

rekreasi, dunia Arab, bahasa dan masyarakat Arab.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu adalah satu

lembaga pendidikan Islam yang berperan penting terhadap implementasi

pembelajaran bahasa Arab, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin

Indramayu ini meliputi satu program studi yaitu Prodi Pendidikan Agama

Islam, di dalamnya terdapat berbagai kajian ilmu yang diterapkan berupa ilmu

agama Islam, seperti mata KuliahTahfidzul Qur’an, hadits, fiqih dan yang

paling difokuskan adalah mata Kuliahbahasa Arab. Kurikulum di STIT Al-

Amin Indramayu sendiri lebih mendalami kajian mata Kuliah bahasa Arab, di

mana ini adalah bagian penting yang menjadi visi dan misi lembaga. Jadi

dapat ditarik sebuah pemahaman pembinaan dan pengembangan kurikulum

pembelajarannya itu diupayakan semaksimal mungkin oleh Ketua, Dosen dan

19
para Mahasiswa melalui transformasi pengetahuan atau melalui proses kegiatan

belajar mengajar.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka dapat digambarkan melalui

bagan berikut :

Gambar.1
Struktur Kerangka Pemikiran

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-AMIN INDRAMAYU

METODOLOGI PELAKSANAAN KURIKULUMKURIKULUM STIT AL-AMIN INDRAMAYU


LANDASAN KURIKULUM SILABUS BAHASA ARAB
EVALUASI KURIKULUM SAP BAHASA ARAB

PENGEMBANGAN METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB

F. Langkah-Langkah Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah penelitian

lapangan (Field Research) yaitu mengumpulkan data yang dilakukan secara

langsung di lokasi penelitian, dan Library Research yaitu mengumpulkan

data yang diperoleh melalui sumber-sumber data dari beberapa literatur

yang terkait dengan tema-tema bahasa tesis.

2. Sumber Data

20
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang

bersumber pada sumber primer dan sumber sekunder.

a) Sumber Data Primer

Sumber primer adalah sumber yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian.16. Sumber primer dalam penelitian ini adalah Kurikulum,

Silabus bahasa Arab di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin

Indramayu.

b) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,

tidak langsung diperoleh penelitia dari subjek penelitiannya. Sumber

data sekunder dalam penelitian ini adalah penelititan mengambil dari

dokumen kurikulum mata pelajaran bahasa Arab dan buku-buku terkait

dengan pembelajaran bahasa Arab.

3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode-metode sebagai

berikut :

a. Metode Observasi

16 Saefudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm.33.

21
Metode ini merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan penulis dengan mengadakan pengamatan langsung yang

berhubungan dengan sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswa,

keadaan lingkungan sekolah, proses belajar mengajar serta upaya-upaya

yang dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam mengatasi kesulitan belajar

pada mata pelajaran bahasa Arab khususnya pada masalah membaca dan

menulis teks bahasa Arab. Selain itu juga untuk mengetahui kesulitan-

kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti mata pelajaran bahasa

Arab (kesulitan membaca dan menulis).

b. Metode Interview

Metode wawancara penulis gunakan untuk memperoleh data

tentang berbagai kemungkinan masalah yang dihadapi dosen dan

mahasiswa yang dirasakan mempengaruhi keberhasilan belajar dan

mengajar khususnya dalam hal membaca dan menulis teks bahasa Arab.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi dari dosen

bahasa Arab maupun Ketua dan mahasiswa sebagai data dalam penulisan

tesis.

c. Metode Dokumentasi

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data yang

berkaitan dengan buku kurikulum, buku bahasa Arab dan catatan-catatan

penting yang ada kaitannya dengan problematika pembelajaran bahasa

Arab bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin Indramayu.

22
4. Prosedur Analisis Data

Untuk mengadakan analisis data dari penelitian deskriptif yang bersifat

eksploratif ini setelah data yang ada terkumpul, penulis mengklarifikasikan

menjadi dua kelompok.

a. Data kualitatif (non statistik)

Yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat

dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Data

ini digunakan untuk data yang tidak berupa angka yaitu dengan cara

sebagai berikut:

1) Metode Induktif

Yaitu cara berpikir untuk mengambil kesimpulan dengan bertitik tolak

dari hal yang bersifat khusus kemudian digeneralisir kepada hal-hal

yang bersifat umum.

2) Metode Deduktif

Yaitu suatu cara berfikir untuk mengambil kesimpulan dengan bertitik

tolak pada hal-hal yang bersifat umum kemudian diambil kesimpulan

yang bersifat khusus (Sutrisno Hadi, 2001 : 36-42)

DAFTAR PUSTAKA

23
Anonimous. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003:

Bandung, Fokus Media. 2006.

Ardi Widodo, Sembodo. Pendidikan Islam Pesantren (Studi Komparatif Struktur

Keilmuan Kitab-Kitab Kuning dan Implementasinya di Pondok Pesantren

Tebuireng Jombang dan Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta), Disertasi,

(Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2005).

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah, Surat Yusuf ayat 2.

Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum: Rosda Karya,

Bandung. 2007.

http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-

komponen.html (diakses pada tanggal 11 januari 2016).

Hermawan, Acep. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab: Bandung, Rosda Karya.

2011.

Motto STIT Al-Amin Indramayudikutif dari Ibnu Taimiyah, 240: 1998

Saefudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Taylor, 1970, Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum, Dasar-Dasar

Pengembangan Kurikulum, Oemar Hamalik.

Taylor, 1970, Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum, Dasar-Dasar

Pengembangan Kurikulum, Oemar Hamalik. Hal. 5

24
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori dan Aplikasi., Teras,

2011.

‫تطوير طريقة تدريس اللغة العربية في جامعة‬


‫المين التربوية إندرمايو‬
‫)دراسأة تحليلية وصفية في قسم التربية اللسألمية بجامعة‬
(‫ألمين السألمية ألهألية إندرمايو‬

Pengembangan Metode Pengajaran Bahasa Arab Di Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu

(Studi Analisi Deskriptif di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Amin Indramayu

Program Studi Pendidikan Agama Islam)

Proposal Tesis

OLEH;
SULASTRI
NIM: 2.214.9.003

25
PROGRAM PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

26

Anda mungkin juga menyukai