Anda di halaman 1dari 30

Bidang Fokus : Kesehatan, Gizi dan Obat - obatan

Cover Warna Ungu Rumpun Ilmu : 251/ Ilmu Kedokteran

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DPP/SPP FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
TAHUN ANGGARAN 2020

JUDUL PENELITIAN

Efek Madu pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Perak Nitrat (AgNO3)
terhadap Profil Gut Microbiome

Tahun ke 1 dari Rencana 1 tahun

Ketua:

drh. Gegana Wimaldy Airlangga 199502242019031008

Dibiayai oleh:
Dana DPP/SPP Fakultas Kedokteran Hewan
Melalui Dana Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP) Universitas Brawijaya
No Kontrak : 1305/UN10.F13.06/PN/2020

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NOVEMBER 2020
HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN DPP/SPP FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN T.A. 2020

Judul Kegiatan : Efek Madu pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Perak Nitrat
terhadap Profil Gut Microbiome
Ketua Peneliti
a. Nama lengkap : drh. Gegana Wimaldy Airlangga
b. NIP/NIK/NIDN : 199502242019031008
c. Program Studi : Kedokteran Hewan
d. Laboratorium : Mikrobiologi dan Imunologi Veteriner
e. Nomor HP : 082302039360
f. Surel (e-mail) : geganaairlangga@ub.ac.id
Anggota Mahasiswa : a. Brigita Puteri Millenia Zandyawan 1751130107111001
b. Ulya Ricfi Widiyanti 1751130101111005
Lama Penelitian Keseluruhan : 1 tahun
Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 10.000.000,00

Menyetujui, Malang, 09 November 2020


Ketua Ketua BPPM FKH Ketua Peneliti,

(drh. Ani Setianingrum, M.Sc) (drh. Gegana Wimaldy Airlangga)


NIK. 2012018206252001 NIP. 199502242019031008

Mengetahui,
Dekan FKH

(drh. Dyah Ayu Oktavianie A.P., M.Biotech)


NIP. 198410262008122004
Efek Madu pada Mencit (Mus Musculus) yang Diinduksi Perak Nitrat

(AgNO3) Terhadap Profil Gut Microbiome

RINGKASAN

Madu terdiri dari beberapa komponen gula seperti glukosa dan laktosa. Beberapa

komponen kecil dari madu seperti oligosakarida tidak bisa dicerna oleh tubuh

sehingga berpotensi sebagai prebiotik untuk metabolisme dan peningkatan

pertumbuhan probiotik. Madu mempengaruhi ekosistem gut microbiome seperti

bakteri asam laktat. Perak nitrat menyebabkan toksisitas pada beberapa hewan

seperti tikus dan babi. Toksisitas berdampak buruk pada beberapa organ antara

lain otak dan hepar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil gut

microbiome. Hewan coba mencit (Mus musculus) sebanyak 50 ekor dibagi dalam

4 kelompok perlakuan yaitu perlakuan madu, perlakuan perak nitrat, perlakuan

madu dan perak serta perlakuan kontrol negatif. Perlakuan dilakukan selama 14

hari kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan sampel saluran pencernaan.

Pemeriksaan profil gut microbiome menggunakan metode konvensional dengan

media umum, selektif serta diferensial.

Kata Kunci : Gut Microbiome, Madu, Perak Nitrat, Saluran Pencernaan

3
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatNya penulis

dapat menyelesaikan laporan akhir penelitian DPP SPP Fakultas Kedokteran

Hewan, Universitas Brawijaya. Selama kegiatan penulis mendapatkan bantuan

dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, drh. Dyah Ayu

Oktavianie AP, M.Biotech yang memberikan kesempatan penulis untuk

melaksanakan pengabdian masyarakat.

2. Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Brawijaya, drh. Fajar Shodiq Permata, M.Biotech , drh. Herlina Pratiwi,

M.Si dan drh. Analis Wisnu Wardhana, M.Biomed yang memberikan

arahan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat.

3. Dosen dan Tenaga Kependidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Brawijaya yang telah membantu selama proses dan pelaksanaan

pengabdian masyarakat.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

tugas ini dapat lebih bermanfaat.

Malang, 9 November 2020

Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................... 1


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... 2
RINGKASAN .................................................................................. 3
PRAKATA ....................................................................................... 4
DAFTAR ISI .................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ........................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. 8
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 11
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT .............................................. 13
BAB 4 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ....................... 14
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 20
BAB 6 LUARAN YANG TELAH DICAPAI ............................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 22
LAMPIRAN .................................................................................... 23

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Identifikasi Sampel pada Media EMBA ..................... 17

Tabel 2. Hasil Identifikasi Sampel pada Media MCA ....................... 18

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pemeriksaan Sampel pada Nutrient Agar ............................. 15

Gambar 2. Koloni pada media EMBA kelompok perlakuan Madu ....... 16

Gambar 3. Koloni pada Media EMBA dikelompok Perlakuan Perak ... 16

7
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Draft Abstrak ............................................................. 23

8
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Meningkatknya kontaminasi logam di lingkungan semakin meningkat

seiring dengan pertumbuhan industri. Perak merupakan salah satu logam yang

mencemari lingkungan perairan. (Sekarwati dkk. 2015). Perak nitrat

menyebabkan beberapa toksisitas pada hewan di perairan tawar dibandingkan

dengan perairan laut. Penelitian juga menunjukkan adanya toksisitas terhadap

beberapa hewan coba mulai dari rodensia seperti mencit dan tikus hingga ke babi

(Howe, 2002).

Penelitian tentang gut microbiome semakin meningkat dengan munculnya

korelasi kehidupan gut microbiome dengan sistem imunitas tubuh. Beberapa

penyakit yang berasosiasi dengan gut microbiome diantaranya diabetes melitus,

kanker, sklerosis dan beberapa alergi. Gut microbiome terdiri dari beberapa

bakteri asam laktat seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. Meningkatkan

kesehatan dengan memelihara ekosistem gut microbiome yang baik akan

memberikan dampak terhadap kenaikan sistem imunitas tubuh (Lloyd-Price et al.,

2016).

Madu terdiri dari komponen gula yang diantaranya glukosa, fruktosa,

sukrosa, maltosa serta oligosakarida. Oligosakarida termasuk dalam gula yang

tidak bisa dicerna sehingga berpotensi sebagai prebiotik. Prebiotik dibutuhkan

oleh mikroorganisme saluran pencernaan untuk mempertahankan imunitas tubuh.

Dalam beberapa penelitian pemberian madu mampu meningkatkan pertumbuhan

bakteri Lactobacilli dan Bifidobacteria serta mengeliminasi beberapa bakteri

9
patogen pada saluran pencernaan (Mohan et al., 2017). Penelitian yang dilakukan

oleh Rosendale et al. (2008), pemberikan madu Manuka meningkatkan beberapa

bakteri seperti Lactobacillus reuteri, Lactobacillus rhamnosus dan

Bifidobacterium lactis serta menghambat beberapa bakteri patogen seperti

Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium. Penelitian ini dilakukan

untuk melihat kemampuan madu sebagai prebiotik untuk gut microbiome yang

bisa dijadikan pertimbangan bahan prebiotik di masa mendatang.

10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Madu

Madu merupakan cairan manis alami yang dihasilkan oleh lebah madu

dengan mengambil sari bunga tanaman. Madu memiliki kandungan karbohidrat

yang tinggi dibandingkan dengan produk ternak lainnya. Madu mengandung gula

seperti glukosa, fruktosa, laktosa dan oligosakarida. Beberapa komponen juga ada

didalam madu seperti garam mineral, protein dan mineral. Madu mempunyai

warna kuning pucat sampai coklat kekuningan yang dipengaruhi oleh jenis nektar

yang dikumpulkan oleh lebah. Madu digunakan sebagai bahan pangan tambahan

serta pengobatan. Madu digunakan sejak peradaban Mesir kuno sejak 2.600 SM.

Beberapa penggunaan madu juga dipercaya sebagai antiseptik di negara Yunani,

Romawi dan China kuno (Sarwono, 2001).

Madu diproses oleh lebah pekerja yang dibantu dengan menggunakan enzim

diastase dan invertase. Enzim diastase berfungsi sebagai pengurai glikogen

menjadi gula-gula sederhana. Enzim invertase berperan dalam mengubah sukrosa

menjadi dektrosa (glukosa) dan levulosa (fruktosa) (Sihombing, 2005). Ada

beberapa jenis yang diketahui seperti madu hutan, madu randu, madu kaliandra,

madu karet, madu manuka, madu kelengkeng, madu rambutan dan madu

stawberry (Sihombing, 2005).

2.2 Perak Nitrat

Perak nitrat merupakan salah satu bentuk perak yang larut dalam air.

Rumus kimia dari perak nitrat yaitu AgNO3 yang memiliki massa molekul 169.89.

11
Perak nitrat dalam fase padat berbentuk solid crystalline yang mempunyai titik

didih yaitu 440oC. Perak nitrat larut dalam air (2160 g/lt) dan larut pada ethanol

dan aseton. Perak nitrat memiliki toksisitas yang tinggi dibanding dengan perak

dalam bentuk lain. Pemberian perak dalam berbagai bentuk seperti perak nitrat,

perak thiosulfate dan perak klorida pada rainbow trout menghasilkan akumulasi

pada organ hepar (Howe, 2002).

Perak nitrat juga menyebabkan toksisitas pada beberapa hewan seperti

kelinci dengan dosis 250 µg/l, pada tikus 400 µg/l dan guinea pig dengan dosis 81

mg/cm2 yang diberikan secara topikal. Perak nitrat juga menyebabkan toksisitas

pada hewan di peternakan dengan dosis 100 mg/l dan hewan laboratorium dengan

dosis 13.9 mg/kgBB (Howe, 2002).

12
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui profil gut

microbiome pada hewan coba yang diberikan madu dan perak nitrat.

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah menambah khasanah pengetahuan tentang madu

yang berfungsi sebagai prebiotik yang menunjang kehidupan gut microbiome.

13
BAB 4 LUARAN DAN HASIL YANG DICAPAI

Penelitian ini dilakukan di kandang hewan coba, Laboratorium Patologi

Veteriner serta Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Veteriner Fakultas

Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya. Penelitian berlangsung salam 14 hari

perlakuan pada hewan coba dan 1 minggu pemeriksaan sampel.

Sampel dan Besar Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah hewan coba mencit (Mus musculus)

jantan berumur 8 minggu dengan berat badan 25-30 gram. Besar sampel yang

digunakan pada penelitian ini berdasarkan rumus Federer (1963, dalam

Kusriningrum 2008) yaitu :

t(n-1) ≥ 15

t : kelompok perlakuan

n : jumlah ulangan

Pada penelitian ini, kelompok perlakuan terdiri 4 kelompok dengan jumlah

ulangan minimal 5.

Perlakuan Hewan Coba

Pembagian Kelompok

Hewan coba mencit (Mus musculus) sebanyak 50 ekor dibagi dalam 4

kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan terdiri dari perlakuan madu, perlakuan

perak, perlakuan madu dan perak serta perlakuan kontrol negatif,

14
Perlakuan

Hewan coba mencit (Mus musculus) pada kelompok perlakuan madu

diberi dosis sebesar 0.08 ml / 20gram (Manurung, 2011), kelompok perlakuan

perak nitrat diberi dosis sebesar 400µg/ml (Hendrasmara, 2020). Kelompok

perlakuan madu dan perak nitrat diberi dosis sebesar 0.08 ml / 20gram (madu) dan

400µg/ml (perak nitrat). Kelompok perlakuan kontrol negatif diberi air minum

secukupnya. Perlakuan dilakukan selama 14 hari setelah proses adaptasi selama 7

hari. Proses euthanasia dengan cervical dislocation akan dilakukan pada hari ke

15.

Hasil Penelitian

Gambar 1. Pemeriksaan Sampel pada Nutrient Agar (Dokumentasi Pribadi)

15
Gambar 2. Koloni pada media EMBA kelompok perlakuan Madu (Dokumentasi
Pribadi)

Gambar 3. Koloni pada Media EMBA dikelompok Perlakuan Perak


(Dokumentasi Pribadi)

16
Tabel 1. Hasil Identifikasi Sampel pada Media EMBA (Eosin Methylen Blue
Agar)

No Kelompok Perlakuan Ulangan Hasil

1 Hijau Metalik

2 Hijau Metalik

1 Madu 3 -

4 Colourless

5 Hijau Metalik

1 Colourless

2 Colourless

2 Perak 3 Hijau Metalik

4 Colourless

5 -

1 Colourless

2 -

3 Madu dan Perak 3 Colourless

4 Hijau Metalik

5 Hijau Metalik

1 Hijau Metalik

2 Colourless

4 Kontrol 3 Colourless

4 Hijau Metalik

5 Hijau Metalik

17
Tabel 2. Hasil Identifikasi Sampel pada Media MCA (Mac Conkay Agar)

No Kelompok Perlakuan Ulangan Hasil

1 -

2 Merah muda

1 Madu 3 Colorless

4 Merah muda

5 Merah muda

1 Merah muda

2 Colorless

2 Perak 3 -

4 Colorless

5 Colorless

1 Colorless

2 Merah muda

3 Madu dan Perak 3 Merah muda

4 Colorless

5 -

1 Merah muda

2 Merah muda

4 Kontrol 3 Colourless

4 Colorless

5 Merah muda

18
Sampel penelitian yang digunakan adalah salura pencernaan. Hasil

pengambilan sampel kemudian dimasukkan kedalam media nutrient broth dari

masing-masing perlakuan. Dari nutrient broth diteruskan dengan

menginokulasikan pada media agar atau nutrient agar. Nutrient agar berfungsi

untuk mendapatkan koloni terpisah. Pemeriksaan gram dilakukan setelah

dilakukan inokulasi pada nutrient agar dan didapatkan hasilnya berupa morfologi

bakteri batang atau bacil dan berwarna merah.

Pemeriksaan sampel diteruskan dengan inokulasi bakteri dari nutrient agar

ke media selektif dan diferensial. Media selektif dan diferensial yang digunakan

antara lain MCA (Mac Conkay Agar) dan EMBA (Eosin Methylen Blue Agar).

Media MCA mengandung laktosa yang akan digunakan sebagai pembeda atau

diferensial antar bakteri fermenting lactose dan bakteri non-fermenting lactosa.

Dalam media MCA juga terkandung bile salt atau garam empedu yang digunakan

untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri gram positif.

Media EMBA mengandung laktosa yang digunakan untuk membedakan

antara bakteri yang memfermentasi laktosa dan tidak memfermentasi laktosa.

EMBA juga memiliki kandungan untuk menghambat bakteri gram positif yaitu

kristal violet. Dari media MCA dan EMBA bisa diamati bahwa setiap perlakuan

memiliki perubahan warna yang berbeda. Media MCA yang menunjukkan warna

merah muda mengarah pada bakteri Escherichia coli dan colorless menunjukkan

bakteri Salmonella sp, Shigella sp dan Proteus sp. Media EMBA yang

menunjukkan warna hijau metalik mengarah pada bakteri Escherichia coli dan

colorless menunjukkan bakteri Salmonella sp dan Pseudomonas sp.

19
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian perlakuan madu dan perak mempengaruhi profil gut

microbiome. Perbedaan warna pada media EMBA dan MCA menunjukkan

adanya proses biokimia serta imunologi yang kompleks didalam saluran

pencernaan. Gut microbiome memiliki peran yang penting didalam tubuh yang

salah satunya yaitu menjaga imunitas tubuh sehinga pemberian madu bisa menjadi

alternatif prebiotik bagi gut microbiome.

Saran

Perlu pemeriksaan lebih lanjut terkait bakteri yang spesifik terdapat pada

saluran pencernaan disemua perlakuan yang salah satu metodenya yaitu analisa

16s rRNA serta pemeriksaan imunologi dan histopatologi organ.

20
BAB 6. LUARAN YANG TELAH DICAPAI

Luaran dari penelitian adalah berupa draft abstrak.Draft abstrak akan

dikembangkan menjadi draft jurnal yang akan di submit di jurnal nasional.

21
DAFTAR PUSTAKA

Howe, P.D and S. Dobson. 2002. Silver and Silver Compound : Environmental
Aspect. World Health Organization. Geneva

Lloyd-Price, J, G. A. Ali and C. Huttenhower. 2016. The healthy human


microbiome. Genome Medicine 8 (1): 51.

Mohan, A., S. Y. Quek., N. G. Maddox., Y. Gao and Q. Shu. 2017. Effect of


Honey in Improving the Gut Microbial Balance. Oxford University
Press. 107-115

Rosendale, D. I. 2009. Antimicrobial Activity of Functional Food Ingredients


Focusing on Manuka Honey Action Against Escherichia Coli
{Disertation}. Massey University. New Zealand.

Sarwono, B. 2001. Lebah Madu. Agromedia Pustaka, Tangerang.

Sihombing, D. T. H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu. Cetakan kedua. Gajah


Mada University Press. Yogyakarta

Yin, N., R. Gao., B. Knowles., J. Wang., P. Wang., G. Sun and Y. Cui. 2019.
Formation of Silver Nanoparticles by Human Gut Microbiota. Science
of the Total Environment. 651, 1489-1494

22
LAMPIRAN 1

Aktivitas Madu pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Perak Nitrat
(AgNO3) terhadap Bakteri Saluran Pencernaan

Gegana Wimaldy Airlangga*(1), Sruti Listra Adrenalin(1), Indah Amalia Amri(1)


(1)
Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya

*Koresponding Author : geganaairlangga@ub.ac.id

ABSTRAK

Madu memiliki kandungan oligosakarida yang tidak bisa dicerna oleh


saluran pencernaan dan berpotensi sebagai prebiotik di dalam tubuh. Aktivitas
prebiotik dari madu mempengaruhi gut microbiome seperti Lactobacillus dam
Bifidobacterium. Prebiotik mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan gut microbiome. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui aktivitas madu sebagai prebiotik pada mencit (Mus musculus) yang
diinduksi perak. Penelitian terdiri dari 4 kelompok perlakuan antara lain perlakuan
madu, perlakuan perak, perlakuan madu dan perak serta kontrol negatif. Dosis
madu yang diberikan yaitu 0.08 ml/20 gram dan perak nitrat diberikan dengan
dosis 400µg/ml. Pemeriksaan bakteri saluran cerna menggunakan media selektif
dan diferensial. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan media selektif dan
diferensial yang diinterpretasikan pada bakteri tertentu. Interpretasi perlakuan
madu, perak nitrat dan kontrol negatif yaitu bakteri Escherichia coli, Salmonella
sp, Shigella sp dan Proteus sp.

Kata Kunci : Gut Microbiome, Madu, Perak Nitrat, Saluran Pencernaan

23
BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK)
DANA DPP/SPP FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
TAHUN ANGGARAN 2020

JUDUL PENELITIAN

Efek Madu pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Perak Nitrat
(AgNO3) terhadap Profil Gut Microbiome

Tahun ke 1 dari Rencana 1 tahun

Ketua:

drh. Gegana Wimaldy Airlangga 199502242019031008

Dibiayai oleh:
Dana DPP/SPP Fakultas Kedokteran Hewan
Melalui Dana Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP) Universitas Brawijaya
No Kontrak : 1305/UN10.F13.06/PN/2020

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NOVEMBER 2020

24
No Tanggal Kegiatan
1 31 – 08 - 2020 Kegiatan : pengajuan laik etik penelitian penggunaan hewan coba

2 1 – 09 - 2020 Kegiatan : persiapan penelitian larutan madu dan perak nitrat

25
3 2 – 09 - 2020 Kegiatan : pemberian sonde larutan madu dan perak nitrat pada
hewan coba mencit selama 14 hari

4 16 – 9 - 2020 Kegiatan : nekropsi dan pengambilan sampel hewan coba

26
27
5 17 – 9 - 2020 Kegiatan : pemeriksaan sampel pada media umum

28
6 18 – 9 - 2020 Kegiatan : pemeriksaan sampel pada media selektif dan diferensial

29
Keterangan:
1. Laporan
2. Scan dokumen pendukung (kuisioner)
3. Foto/ dokumentasi dari lokasi
4. Lain-lain (absensi)

Malang, 9 November 2020


Mengetahui,
Ketua BPPM FKH, Ketua Peneliti,

drh. Ani Setianingrum, M.Sc drh. Gegana Wimaldy Airlangga


NIP/NIK. 2012018206252001 NIP. 199502242019031008

Anda mungkin juga menyukai