Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat
kerja,
bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan
pekerjaan. Keselamatan Kerja juga merupakan sarana utama untuk pencegahan
kecelakaan,
cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja.
1. Melindungi para pekerja dari kemungkinan –kemungkinan buruk yang mungkin terjadi
akibat kecerobohan pekerja/siswa
2. Memlihara kesehatan para pekerja/siswa untuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimal
3. Mengurangi angka sakit/angka kematian diantara pekerja.
4. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang diakibatkan oleh
sesama kerja
5. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental
6. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat kerja
K3 in LAB Komputer
Pada saat bekerja dengan komputer ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak
berdampak buruk bagi kesehatan bahkan keselamatan kita. Penelitian yang sudah dilakukan
menyimpulkan bahwa komputer dapat menyebabkan penggunanya menderita nyeri otot
dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, pinggang bagian bawah,
sakit ginjal, mata merah berair, bahkan gangguan penghilatan.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari efek negatif dari bekerja dengan
komputer adalah :
1. Aturlah posisi tubuh saat bekerja dengan komputer sehingga kita merasa nyaman
2. ATurlah posisi perangkat komputer dan ruangan sehingga memberi tasa nyaman bagi
kita
3. Makan, minum, dan istirahatlah yang cukup
4. Gerakkan bandan untuk mengurangi ketegangan otot dan pikiran, dan olahragalah
secara teratur
5. Sesekali alihkan pandangan ke luar ruangan untuk meny egarkan mata
Posisi Monitor :
Posisi Keyboard : letakkan kerboar di tempat yang mudah dijangkau, jangan terlalu jauh dan
terlalu dekat, jangan sampai posisi keyboard membuat anda harus membungkuk atau
menegadah
Posisi Mouse : sama seperti keyboard, posisi mouse jangan terlalu jauh dan terlalu dekat,
usahakan posisi mouse dan keyboar sejajar
Posisi Meja dan Kursi : Meja dan kursi harus berada dalam posisi yang membuat kita nyaman
agar tidak membuat otot kita tegang atau kelelahan, kursi usahakan yang mempunyai busa
dan mampunyai sandaran yang nyaman. Tinggi meja yang baik adalah 55-75 cm
1. Hubungkan kabel mouse dan keyboard ke colokan yang sesuai di chasis/ CPU, biasanya
ujung kabel berwarna, sesuaikan dengan warnanya.
2. Pasang kabel monitor, kabel monitor terdiri dari 2, kabel daya dan kabel data
3. Hubungkan perangkat lain jika ada (printer, speaker, LAN)
4. Hubungkan kabel power pada chasis/CPU ke stabilizer
5. Hubungkan kabel stabilizer ke listrik, dan hidupkan.
1. Hidupkan stabilizer
2. Tekan tombol power pada CPU, tunggu sampai komputer selesai booting
3. Bila komputer meminta user nam & password masukkan , bila tidak klik salah satu
4. Bila desktop sudah tampil dan piter mouse sudah muncul sebagai panah berarti kita
sudah mulai bisa bekerja
Cara mematikan komputer yang benar :
Standar k3
Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) pada dasarnya perupakan bagian penting dalam
dunia Usaha
dan dunia industri, bagi pekerja K3 adalah hak dan kewajiban sebagai manusia yang
dilindungi saat
bekerja sedangkan Perusahaan memerlukan kreatifitas dan produktifitas yang tinggi untuk
meningkatkan
kualitas dan kuantitas produknya dan itu akan terpenuhi jika Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
dilakasanakan dengan baik
Keselamatan dan Kesegahatan Kerja dibuat dengan tujuan:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.
Kecelakaan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan
tidak diharapkan
karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaanbagi yang
mengalaminya. Oleh
karena itu, sabotase atau kriminal merupakan tindakan diluar lingkup kecelakaan yang
sebenarnya.
Klasifikasi Kecelakaan
Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder.
Bahaya primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti
bahaya
sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan (Gambar 1.1).
Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara tidak
langsung.
Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan dari yang primer.
Contoh bahaya
sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar baik langsung maupun tidak
langsung, jatuh
Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi antara satu dan lainnya yang ditunjukkan
dalam hukum
Ohm, pada Gambar 1.3. Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem
jaringan
listrik atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere (A) atau mili
amper (mA)
adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan Ohm, kilo Ohm
atau mega
Ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran yang tersambung pada sumber
tegangan listrik.
Sehingga berlaku:
Besar arus listrik Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan dan
tahanan
tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan (Gambar 1.5), sedangkan
tahanan tubuh
manusia bervariasi tergantung pada jenis, kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain
seperti ukuran
tubuh, berat badan, dan lain sebagainya.
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 k (kulit kering) sampai 100 (kulit basah).
Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100– 500 .
Contoh:
Jika tegangan sistem yang digunakan adalah 220 V, berapakah kemungkinan arus yang
mengalir ke
dalam tubuh manusia?
Kondisi terjelek: – Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah tahanan internal
tubuh,
(Rk)=100 +100 = 200
– Arus yang mengalir ke tubuh: I = V/R = 220 V/200 = 1,1 A
dengan dua faktor, yaitu besar dan lama arus listrik mengalir dalam tubuh.
Kondisi-kondisi berbahaya
Banyak penyebab bahaya listrik yang ada dan terjadi di sekitar kita, di antaranya
adalah isolasi kabel
rusak, bagian penghantar terbuka, sambungan terminal yang tidak kencang Isolasi kabel
yang rusak
merupakan akibat dari sudah terlalu tuanya kabel dipakai atau karena sebab-sebab lain
(teriris, terpuntir,
tergencet oleh benda berat dll), sehingga ada bagian yang terbuka dan kelihatan
penghantarnya atau
bahkan ada serabut hantaran yang menjuntai. Ini akan sangat berbahaya bagi yang secara
tidak sengaja
menyentuhnya atau bila terkena ceceran air atau kotoran-kotoran lain bisa menimbulkan
kebakaran.
Penghantar yang terbuka biasa terjadi pada daerah titik-titik sambungan terminal dan
akan sangat
membahayakan bagi yang bekerja pada daerah tersebut, khususnya dari bahaya sentuhan
langsung.
Sambungan listrik yang kendor atau tidak kencang, walaupun biasanya tidak
membahayakan terhadap
sentuhan, namun akan menimbulkan efek pengelasan bila terjadi gerakan atau goyangan
sedikit. Ini kalau dibiarkan akan merusak bagian sambungan dan sangat
memungkinkan menimbulkan
potensi kebakaran.
a). Perencanaan
Keselamatan kerja hendaknya sudah diperhitungkan sejak tahap perencanaan
berdirinya organisasi
(sekolah, kantor, industri, perusahaan). Hal-hal yang perlu diperhitungkan antara lain:
lokasi, fasilitas
penyimpanan, tempat pengolahan, pembuangan limbah, penerangan, dan sebagainya.
b) Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur.
• Menempatkan barang-barang ditempat yang semestinya, tidak menempatkan barang
di tempat yang
digunakan untuk lalu-lintas orang dan jalur-jalur yang digunakan untuk penyelamatan
kondisi darurat.
• Menjaga kebersihan lingkungan dari barang/bahan berbahaya, misalnya hindari
tumpahan oli pada
lantai atau jalur lalulintas pejalan kaki.
4. Helm pengaman. Gunakan topi yang dapat melindungi kepala dari tertimpa benda jatuh
atau benda
lain yang bergerak, tetapi tetap ringan.
5. Alat perlindungan telinga untuk melindungi pekerja dari kebisingan, benda bergerak,
percikan bahan
berbahaya.
6. Alat perlindungan paru-paru, untuk melindungi pekerja dari bahaya polusi udara, gas
beracun, atau
kemungkinan dari kekurangan oksigen.
7. Alat perlindungan lainnya, seperti tali pengaman untuk melindungi pekerja dari
kemungkinan terjatuh
Jika terjadi kebakaran di sekitar Anda, segera lapor ke Dinas Kebakaran atau kantor
Polisi
terdekat. Bantulah petugas pemadam kebakaran & Polisi dengan membebaskan jalan sekitar
lokasi kebakaran dari kerumunan orang atau kendaraan lain selain kendaraan petugas
kebakaran dan atau Polisi.
4. Bahan-bahan beracun.
Bahan ini bisa berupa cair, bubuk, gas, uap, awan, bisa berbau atau tidak berbau. Proses
keracunan bisa
terjadi karena tertelan, terhirup, kontak dengan kulit, mata dan sebagainya. Contoh:
NaCl bahan yang
digunakan dalam proses pembuatan PCB. Bahan ini seringkali akan menimbulkan
gatal-gatal bahkan
iritasi jika tersentuh kulit.
5. Bahan korosif.
Bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali, atau bahan-bahan kuat lainnya yang dapat
menyebabkan
kebakaran pada kulit yang tersentuh.
6. Bahan-bahan radioaktif
Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung
bahan radioaktif.
Contoh cat bersinar.
Tindakan pencegahan
• Pemasangan Label dan tanda peringatan
• Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan dan aturan
yang ada.
• Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat yang memenuhi syarat keamanan bagi
penyimpanan
bahan tersebut.
Iklan
Report this ad
Report this ad
WORDPRESS.COM.
ATAS ↑