Anda di halaman 1dari 2

Nama: Mohammad Taufiq, S.Si., M.Pd.

Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)


Fakultas: FKIP
Perguruan Tinggi: UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

Pembiasaan anak sejak dini untuk hidup bersih dan budaya membuang sampah pada
tempatnya

Pembiasaan untuk hidup bersih harus diberikan sejak dini kepada anak-anak. Tidak hanya
di rumah, tapi juga di sekolah. Karena dengan hidup bersih, hidup menjadi sehat.
Pembiasaan tersebut juga dapat melatih anak untuk bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri. Membuat mereka lebih peka atau peduli pada lingkungan anak-anak berada.
Lantas bagaimana caranya membiasakan anak-anak kita terutama yang masih di bawah usia
lima tahun atau sekolah dasar agar mereka peduli pada kebersihan lingkungan, khususnya di
lingkungan sekolah? Pertama, biasakan anak tidak membuang sampah sembarangan. Pihak
sekolah bisa membuat rambu-rambu untuk tidak membuang sampah sembarangan dengan
media gambar, sehingga mudah dipahami maksudnya oleh anak-anak.
Selain itu tentu saja melalui persuasi atau nasihat langsusng yang sifatnya lisan. Sekolah juga
harus menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai atau sesuasai kebutuhan,
serta telah dipisah antara tempat sampah organik atau basah dan tempat sampah non organik
atau kering. Kedua, anak-anak diminta untuk membiasakan diri saling mengingatkan teman,
jika ada di antara teman mereka yang lupa membuang sampah sembarangan.
Jadi ada semacam swakontrol, saling mengawasi dan mengingatkan di antara sesama teman.
Hal ini bagus, secara tidak langsung anak-anak digiring pada satu pemahaman bahwa
kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama, dan oleh karena mereka harus saling
mewujudkan dan menjaganya. Ketiga, para ibu dan bapak guru harus bisa memberi contoh
untuk peduli pada kebersihan lingkungan sekolah, misal dengan kesediaan untuk memungut
sampah yang tercecer. Lakukan itu sambil memberikan arahan kepada anak-anak untuk
melakukan hal yang sama. Karena mereka langsung diberikan contoh, tentu mereka akan
lebih mudah untuk mengikutinya. Keempat, ajak anak-anak untuk bersama-sama
membersihkan ruangan kelas. Anak-anak dapat dibagi menjadi beberapa kelo mpok, dan tiap
kelompok bertanggung jawab membersihkan bagian tertentu dari isi kelas. Cara ini akan
meningkatkan rasa memiliki mereka pada kelas, harapannya tanpa diminta lagi, mereka akan
menjaga kelas agar tetap bersih dan nyaman. Kelima, menjaga kebersihan toilet. Peturasan
dan toilet biasanya menjadi ukuran bersih tidaknya suatu lingkungan sekolah. Kalau toiletnya
bersih, biasanya bagian lain dari sekolah juga akan bersih, asri dan tertata dengan baik.
Sebaliknya, jika kondisi toiletnya jorok, biasanya bagian lainnya juga jorok. Ingatkan selalu
anak-anak untuk menjaga kebersihan peturasan dengan menyiramnya setelah memakainya.
Jika ada sampah yang tercecer di lantai segera dipungut dan dibuang di tempat sampah, serta
tidak membuang sampah sembarangan ke lubang toilet dan saluran pembuangan, karena
sampah bisa menyumbat. Anjuran tersebut tentu saja harus diikuti pula oleh guru atau
petugas kebersihan dengan menyediakan tempat sampah di peturasan serta sarana untuk
memberikan dan mewangikannya. Keenam, dalam kegiatan pembelajaran, ada hari tertentu
yang digunakan untuk mengajak anak-anak menanam bunga, sayur dan pohon. Selain
membuat lingkungan sekolah akan indah dan sejuk, anak-anak juga akan turut menjaganya,
karena tanaman tersebut mereka yang menanam. Dan sudah barang tentu karena tanaman
tersebut hasil karya sendiri, mereka tidak akan merusaknya. Terakhir, dalam upaya melatih
anak menjaga kebersihan lingkungan sekolah adalah dengan menyediakan media bagi mereka
untuk mengekspresikan kegemarannya dalam mencorat-coret. Misal ada satu satu dinding
khusus yang memang dimaksudkan untuk itu. Atau bisa juga dengan menyediakan kain
bentang lebar dan panjang atau dapat menggunakan kertas. Sehingga anak-anak tidak akan
iseng “menggambari” dinding-dinding sekolah.
Budaya tertib membuang sampah masyarakat Indonesia yang masih rendah bisa kita lihat
dengan jelas dalam keseharian.
Mulai dari taman umum hingga jalan raya, masih saja ada yang membuang sampah
sembarangan tanpa rasa bersalah. Hal ini tentu akan menjadi contoh buruk bagi balita,
apalagi kalau Moms sedang mengajarkan balita untuk membuang sampah pada tempatnya.
Perilaku tertib membuang sampah memang dimulai dari kebiasaan kecil di rumah dan dilatih
sejak dini 4 cara berikut: 1. Ajarkan Tentang Sampah Kering & Sampah Basah, Agar proses
mengajarkan membuang sampah pada tempatnya jadi lebih efektif dan efisien, Moms bisa
mulai dengan mengenalkan sampah kering dan sampah basah, mulai dari jenis dan ciri-
cirinya, hingga alasan kenapa sampah harus dipisahkan. Untuk mengajarkan anak buang
sampah pada tempatnya, di rumah bisa menyediakan2 tempat sampah yang berbeda bentuk
atau warna. Tujuannya adalah untuk melatih balita membuang sampah menurut sifatnya,
pada tempat sampah yang sesuai. Lakukan latihan membuang sampah ini secara rutin agar
balita lebih cepat mengerti bahwa setiap jenis sampah memiliki tempatnya masing-masing.2.
Minta Anak Untuk Menyimpan Sampah, menyimpan sampah disini bukan berarti membawa
tempat sampah kemanapun dia pergi. Menyimpan disini artinya menyimpan atau memegang
sampah sampai menemukan tempat sampah. Jadi, kalau sedang naik angkutan umum dan tak
ada tempat sampah, ajarkan balita untuk menyimpan terlebih dahulu bungkus makanan atau
atau kotak susu di dalam kantung atau tas, baru kemudian membuangnya di tempat sampah
setelah sampai di rumah. Cara ini bisa dibilang ampuh membuat balita lebih disiplin untuk
membuang sampah pada tempatnya, dan tidak di jalan atau di tempat lainnya.
3. Jelaskan Konsekuensi Dari Membuang Sampah Sembarangan, Saat anak tidak mau
membuang sampah sembarangan, orang tua bisa menceritakan tentang konsekuensi buruk
akibat perilaku tersebut. Orang tua bisa menceritakan sungai yang dipenuhi dengan sampah,
hingga akhirnya menimbulkan banjir dan bau yang tidak sedap, sambil menunjukkan
contohnya melalui video atau televisi jika diperlukan. 4. Berikan Contoh Nyata, Mengajarkan
anak membuang sampah sembarangan tanpa contoh yang nyata tentu percuma, karena
nantinya dia hanya akan mengikuti apa kata Moms saja, tanpa merasa ada kewajiban untuk
membuang sampah pada tempatnya. Mulai menjadi contoh nyata dengan menunjukkan
perilaku resik dan membuang sampah pada tempatnya. Pungut sampah yang terlihat didepan
mata serta mulai pisahkan sampah kering dan sampah basah dirumah, supaya rasa cinta
kebersihan dan kesadaran menjaga lingkungan balita semakin besar. Jangan tunda lagi
mengajarkan balita untuk membuang sampah pada tempatnya, supaya anak bisa turut aktif
menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai