PENDAHULUAN
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sudah menjadi tren dalam
keperawatan Indonesia adalah asuhan keperawatan professional dengan
metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer yang merupakan
modifikasi Primary Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai
model keperawatan ini adalah terlalu kompleks dan teoritis, akan tetapi bila
seluruh pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk
memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya
dalam mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan sikap politis dan
pribadi yang lebih terbuka, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih
bertanggung gugat secara professional terhadap tindakannya, maka kita telah
mendapatkannya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik
tentang manejemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan
dapat ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan
tingkat kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manejemen
keperawatan dan aplikasinya dilapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh
mahasiswa sebagai calon perawat-perawat profesonal. Dasar dari penerapan
manajemen keperawatan ini adalah data-data yang di peroleh dari tatanan dari
ruangan yang kemudian di analisa, dirumuskan masalah, dan selanjutnya
melanjutkan rencana strategi yang cocok untuk menumbuhkan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (SP2KP). Penerapan SP2KP ini meliputi
beberapa hal meliputi beberapa hal antara lain: 1). Timbang terima 2).
Pendokumentasian 3). Ronde keperawatan 4). Sentralisasi obat 5). Superfisi
keperawatan.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manejemen
keperawatan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan
pemahaman dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip manejemen
keperawatan dalam melaksanakan model Sistem Pemberian
Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manejemen
keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:
1.3.2.1 Menjelaskan sistem pengorganisasian SP2KP.
1.3.2.2 Melakukan pengkajian data, identifikasi dan analisa data
dengan menggunakan pendekatan analisa SWOT (SP2KP,
Supervisi, timbang terima, pendokumentasian).
1.3.2.3 Merumuskan masalah berdasarkan hasil analisa yang di
dapatkan.
1.3.2.4 Menentukan rencana strategi yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah yang di temukan.
1.3.2.5 Melaksanakan model pengorganisasian pelayanan
keperawatan dengan model SP2KP.
1.3.2.6 Melaksanakan kegiatan role play timbang terima, supervise,
sterilisasi obat dan ronde keperawatan sesuai dengan konsep
SP2KP.
1.3.2.7 Melakukan evaluasi (struktur, proses, hasil)
1.4 PRAKTIKAN
Pembelajaran tahap profesi Ners stase manajemen keperawatan dilaksanakan
di ruang Bedah Nuri RSUD Idaman Banjarbaru oleh mahasiswa/mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Program Profesi Ners Angkatan IX Kelompok 16 yang terdiri dari
13 orang anggota yaitu :
1. Novika Sari, S.Kep
2. Rizki Fadillah, S.Kep
3. Iit Indrayuni, S.Kep
4. Desi Mutia Anjar Sari, S.Kep
5. Lia Puspita Sari, S.Kep
6. Muktiah, S.Kep
7. Gilang Ramadhani Muhamad, S.Kep
8. Haidir, S.Kep
9. Novia Anggraini, S.Kep
10. Hayu Hadi Perdana, S.Kep
11. Norsamiyah, S.Kep
12. Nor Emildawati E.N, S.Kep
13. Reli Setiawati, S.Kep
1.8 PENDANAAN
Pendanaan dalam penyelenggaraan praktek manejemen ini murni bersumber
dari kelompok (mahasiswa).
1.9 EVALUASI
Demikian laporan dibuat, atas perhatian, kritik dan saran dari semua pihak
kami sampaikan terima kasih.
BAB 2
TINJAUAN LAHAN
RUANG BEDAH (NURI)
RSUD IDAMAN BANJARBARU
STRUKTUR ORGANISASI
TANGGA DARURAT
WASHTAFEL
WC WC
RUANG LUKA RUANG III
NEFROTIK LAKI-LAKI
WASHTAFEL
WC WC
WASHTAFEL
WC
WC WC
RUANG II
RUANG I/II
PEREMPUAN
RUANG CUCI
ALAT RUANG I/I
WASHTAFEL
INSTRUMEN
WC
PANTRY STAFF
WC
GUDANG BERSIH
WC
R. LINEN BERSIH
RUANG
ISOLASI
PANTRY STAFF
RUANG
TINDAKAN
R. ADMINISTRASI
RUANG
NERS STATION KARU/WAKARU
2.2.3 STRUKTUR ORGANISASI RUANG BEDAH NURI
KEPALA RUANGAN
Muhammad Abrar, S.Kep
KATIM A KATIM B
Fitrianie,S.Kep.Ns. Rina,A.MK
Siti Mariam,S.Kep Sri Wayuni, S.Kep
Meyla, A.MK
10 Rina D3 KATIM B
2) Non Keperawatan
Tabel 2.2 Tenaga non keperawatan
Nama Pendidikan Status Keterangan
No
Pegawai Terakhir Kepegawaian
1 Linda D3 Administrasi
3 Minimal - - -
Jumlah 7 27,72
Sumber: Data Primer Ruang Nuri (Bedah)
3 Minimal - -
Jumlah 10 36,96
3 Minimal - - -
Jumlah 9 30,8
25
20
15
10
0
Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa penyakit
terbanyak di Ruang Nuri (Bedah) RSUD Idaman
Banjarbaru pada bulan September sampai dengan Oktober
2016 adalah CKR ( Cedera Kepala Ringan ).
2 november 2016 8 2 2 0 2 2 16
2) Analisa kebutuhan tenaga kerja di ruang Nuri (Bedah)
tanggal 2 November 2016 dengan klasifikasi tingkat
partial 6 orang, dan 1 orang tingkat total care.
Kebutuhan jam perawatan partial care :
1. Jam perawatan langsung
Parsial = 3,08 jam x 6 orang = 18,48 jam = 1109 menit.
2. Jam perawatan tidak langsung
Partial = 35 menit x 6 orang = 3,5 jam = 210 menit.
3. Jam penyuluhan
Partial = 15 menit x 6 orang = 1,5 jam = 90 menit.
Ruang Operasi
Pulang sembuh
Pulang atas permintaan sendiri (APS)
Pindah ruangan
Meninggal
Administrasi
2.3.2 M2 (Material)
2.3.2.1 Alat tenun
Daftar alat tenun yang berada di ruangan Nuri RSUD
Idaman banjarbaru
No Nama barang Rasio Jumlah Keadaan Usulan
Baik Rusak
1 Sprai 2:1 69 69 -
3 Selimut 2:1 6 6 -
3 Tabung O2 6/ ruangan 10 10 -
4 Regulator O2 1:1 15 15 -
5 Pispot plastik 5/ ruangan 1 1 -
Pispot steinless 4 4 -
6 Tromol 2/ruangan 8 8 -
12 Ekg 1/ ruangan 2 2 -
16 Termometer digital 3 3 -
Termometer raksa 1 1 -
17 Cup bethadine 3 3 -
18 Matrass decubitus 2 2 -
19 Timbangan 2 2 -
22 Nebulizer 1/ ruangan 2 2 -
23 Section 2/ ruangan 2 2 -
Wall section 1 1 -
24 Kursi roda 2- 3 / ruangan 2 2 -
30 Sterilizer 1 1 -
35 Gunting jaringan 3 3 -
36 Gunting kasa 3 3 -
37 Gunting tajam 3 3 -
39 Defibrilator 1 1 -
40 O2 konsentrat 2 2 -
41 Uv room sterilizator 2 2 -
42 O2 flowmeter with 3
humidifier
4 Kulkas 2/Ruangan 3 3 -
5 Televisi 2/Ruangan 1 1 -
6 AC 7/Ruangan 7 7 -
7 Kipas Angin 14 14 -
baling- baling
8 Lemari Buku 1 1 -
12 Lemari Es 1/ ruangan 3 3 -
14 Locer Perawat 1 1 -
16 Kursi Kayu -
17 Kursi Panjang 5 5 -
18 Dispenser 2 2 -
19 Tempat Sampah 6 6 -
kecil
20 Senter -
2.3.2 M3 (Methode)
2.3.3.1 Metode Asuhan Keperawatan /SP2KP
Metode asuhan keperawatan yang diterapkan pada ruang
bedah RSUD Idaman Banjarbaru adalah metode sistem
pemberian pelayanan keperawatan prefosional (SP2KP).
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan di bagi
menjadi 2 tim.
Hasil observasi pada tanggal 02 november 2016 di dapatkan
bahwa model asuhan keperawatan di ruang bedah
menggunakan SP2KP dengan model tim belum berjalan
optimal, pada pelaksanaannya di ruangan tidak sesuai
dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, belum ada
kejelasan yang tegas terhadap tugas, peran dan wewenang
yang jelas pada setiap anggota tim, misalnya CCM
merangkap sebagai perawat asosiatif sehingga tidak lagi
sebagai uraian perawat tim, pada dasarnya ketua tim sebagai
perawat profesional cukup mampu melakukan sebagai
teknik kepemimpinan. Ketua tim melakukan pembuatan
perencanaan, penugasan, supervisi dan evaluasi. Ketua tim
juga mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan pasien.
2.3.3.7 Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Nuri
pada tanggal 02 November 2016, di ruang Nuri sudah ada
supervisoe yang melakukan kegiatan supervisi yang
dilakukan langsung oleh Kepala Ruangan, Wakil Kepala
Ruangan, CCM karena supervisor belum di tunjuk secara
resmi oleh pihak rumah sakit karena masih dalam masa
transisi masa jabatan.
2.3.1 M4 (Money)
Dari hasil wawancara pada tanggal 2 november 2016 dengan
kepala ruangan dan pihak administrasi yang di ruang nuri
berasal dari hasil sebagian besar sumber pembiayaan ruang
berasal dari keuntungan rumah sakit sebagai badan layanan
umum daerah (BLUD) dibawah pengawasan provinsi
kalimantan selatan. Mayorotas pembiayaan pasien
menggunakan BPJS (badan penyelenggara Jaminan sosial)
dan hanya sedikit pasen dengan status umum (biaya sendiri).
Anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS
sudah di atur oleh pihak Pemerintah sedangkan pembayaran
gaji non PNS diatur oleh pihak rumah sakit sendiri yang
berlangsung dikelola oleh p[ihak keuangan BLUD RSUD
idaman banjarbaru. Sedangkan jasa pelayanan medik dan
jasa intensif diberikan sesuai dengan pelayan, tingkat
kedudukan dan golongn perawat sendiri.
2.3.5 M5 (Mutu)
2.3.5.1 Patient safety
Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang
dikeluarkan oleh Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1
(Kemenkes, 2011) dan JCI Acredition, maka sasaran
tersebut meliputi 6 elemen berikut :
1) Sasaran I : Ketetapan identifikasi pasien
2) Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high alert medications)
4) Sasaran IV : Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien operasi
5) Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
6) Sasaran VI : Pengurangan resiko pasien jatuh
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan di
ruang nuri (bedah) bahwa belum tersedia dokumentasi
tentang keselamatan pasien.
2.3.5.2 Kepuasan pasien
1) Tingkat kepuasan pasien
Pelaksanan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi
25 soal berbentuk pertanyaan pilihan. Pertnyaan pilihan
mencakup pemberian penjelasan setiap prosedur
tindakan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan
keperawatan.
Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pasien terhadap
pelayanan perawat yang dibagikan kepada 7 responden
secara umum menyatakan bahwa kepuasan pasien
berdasarkan 5 karakteristik (RATER) menurut Leonard
L. Barry dan pasuranan “Marketing Service Competin
Through Quality” yang digunakan oleh pelanggan dalam
menggevalusi qualitas jasa layanan antara lain.
a. Reliability (keandalan), kemempuan untuk
memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan,
terpercaya, akurat dan konsisten dengan persentase
tidak puas 3%, puas 73%, sangat puas 24%.
b. Assurance (jaminan), yaitu berupa kemampuan
karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan
kepada konsumen dengan persentase tidak puas 3%,
puas 69%, sangat puas 28%
c. Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan
fasilitas fisik, peralatan materi komunikasi yang
menarik dengan peresentase tidak puas 18%, puas
65% dan sangat puas 18%.
d. Empathi (empati), kesedihan karyawan dan
pengusaha untuk memberikan perhatian secara
pribadi kepada konsumen dengan persentase tidak
puas 3%, 73%, dan sangat puas 24%
e. Responsivenes (tanggung jawab), kemampuan dari
karyawan dan pengusaha untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta
mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen
dengan persentase tidak puas 12%, puas 71%, dan
sangat puas 17%
2.3.5.3 Kenyamanan
Kenyamanan merupakan keadaan pasien tidak merasa nyeri,
nyeri merupakan suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang
akan muncul bil;a jaringan tubuh rusak, sehingga individu
akan bereaksi atau merespon untuk menghilangkan
mengurangi rangsang nyeri.
Angka penanganan nyeri pada pasien tanggal 2 November
2016 dengan persentase pasien nyeri yang terdokumentasi
dalam askep :
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
=
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
6 orang x 100%
= = 86%
7 orang
2.3.5.4 Kecemasan
Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau
dirasakan pasien dan keluarganya disaat pasien harus di
rawat mendadak atau tanpa terencana begitu mulai masuk
rumah sakit. Kecemasan akan terus menyertai pasien dan
keluarganya dalam setiap tindakan perawatan terhadap
penyakit yang diderita pasien.
3
= x 100 %
7
= 42 %
2 orang
= x 100 %
7 orang
= 28 %
Observasi
Jenis
No. Aspek yang dinilai
kegiatan 1 2 3 4 5
v. Kapas 1 1 1 1 1
vi. Alkohol 1 1 1 1 1
viii. Gunting 1 1 1 1 1
ix. Plester 1 1 1 1 1
x. Pengalas 0 0 0 0 0
xi. Bengkok 1 1 1 1 1
b. Kriteria Pelaksanaan
i. Cuci tangan 1 1 1 1 1
25 25 25 25 25
Total 125
Presentase
b. Kriteria Pelaksanaan
1. Cuci tangan 1 1 1 1 1
2. Memperhatikan prinsip 1 1 1 1 1
aseptik
3. Membaca etiket obat 1 1 1 1 1
5. Memasukkan obat ke 1 1 1 1 1
dalam spuit, kemudian
udara dalam spuit
dikeluarkan
6. Mengatur posisi pasien 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20
Persentase 100%
100
= x 100%
5 x (4+15)
= 100 %
3) Observasi Pelaksanaan Tindakan Mengukur Tekanan
Darah di Ruang Nuri RSUD IDAMAN Banjarbaru
Observasi
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
2. Stetoskop 1 1 1 1 1
3. Buku catatan 1 1 1 1 1
4. Pasien diberi
penjelasan terhadap 1 1 1 1 1
tindakan yang akan
dilakukan
b. Kriteria Pelaksanaan
1. Cuci tanagn 0 0 0 0 0
Sub total 12 12 12 12 12
Total 60
Persentase 92 %
60
= x 100 %
5 x (4+9)
= 92 %
1. Sarung tangan 1
1 1 1 1
bersih
2. Piala ginjal dan alat 1
1 1 1 1
dresing
3. Sampiran 0 0 0 0 0
4. Pasien diberi
penjelasan terhadap 1
1 1 1 1
tindakan yang akan
dilakukan
b. Kriteria Pelaksanaan
1. Mencuci tangan 1 1 1 1 1
2. Gunakan sarung 1
1 1 1 1
tangan bersih
3. Piala ginjal
didekatkan ke tubuh 1 1 1 1 1
klien
4. Buka plaster dengan 1
1 1 1 1
kapas alkohol
5. Angkat pembalut
kotor dan masukan 1
1 1 1 1
dalam kantung
plastik
6. Ganti sarung tangan
dengan yang bersih 1 1 1 1 1
atau steril
7. Bersihkan area luka
dan area kulit
1 1 1 1 1
sekitarnya dengan
kapas basah atau
NaCl
8. Keringkan kulit 1
1 1 1 1
disekitar area luka
9. Lakukan observasi
luka dan kulit 1 1 1 1 1
sekitar luka
10. Tutup luka dengan
kasa dengan tertutup 1 1 1 1 1
plaster
11. Bereskan alat-alat
dan buang balutan 1 1 1 1 1
kotor
12. Cuci tangan 1 1 1 1 1
Sub total 19 19 19 19 19
Total 95
Persentase
95
= x 100 %
5 x (4+16)
= 95 %
4. Merawat luka 95 %
Total
BOR = 19000
720
BOR = 26,3 %
Bulan Oktober :
BOR = 305 x 100 %
24 x 31
BOR = 30500
744
BOR = 40,9 % = 41 %
Bulan September:
LOS = 190 = 3,5 hari = 3 hari.
53
Bulan Oktober:
LOS = 305 = 4,2 hari = 4 hari.
71
LOS 2 bulan (September sampai dengan Oktober)
LOS = 495 = 3,9 hari = 4 hari
124
Dari hasil perhitungan selama 2 bulan (September
sampai dengan Oktober 2016) didapatkan LOS (Length
of Stay) sebesar 4 hari. Menurut Depkes nilai parameter
LOS yang ideal adalah antara 6-10 hari dan maksimum
12 hari. Dalam hal ini terjadi percepatan lama hari
perawatan karena pasien umumnya adalah pasien pre
operasi penyakit tertentu. Ketika dalam perawatan pasca
operasinya pasien tidak mempunyai komplikasi atau
infeksi pada luka operasinya maka pasien diberikan izin
pulang sehingga tidak menambah hari perawatan dan
memperingan biaya yang dikeluarkan baik tanggungan
individu atau pemerintah. Hal ini sejalan dengan tujuan
efektifitas serta efisiensi hari perawatan pasca operasi.
KEPALA RUANGAN
Muhammad Abrar, S.Kep
KATIM A KATIM B
Fitrianie,S.Kep.Ns. Rina,A.MK
Siti Mariam,S.Kep Sri Wayuni, S.Kep
Meyla, A.MK
M1 (Man)
M2 (Material)
M3 (Metode)
Penerapan Model SP2KP
Sentralisasi obat
Dokumentasi keperawatan
Discharge planning
M4 (Money)
M5 (Mutu)