Anda di halaman 1dari 86

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tuntutan profesionalisme dalam pemberian layanan kesehatan secara umum
dan keperawatan pada khususnya semakin meningkat. Terlebih lagi dengan
dikeluarkannya UU kesehatan tahun 1992 dan UU perlindungan konsumen
sehingga menuntut profesi keperawatan memiliki tanggung jawab dan
tanggung gugat menurut hukum.

Untuk itu manajemen keperawatan di masa depan perlu mendapatkan


prioritas utama dalam pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Perawatsebagaiprofesi yang paling intens berinteraksi dengan pasien (24 jam
sehari) memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
memenuhi berbagai macam kebutuhan pasien.

Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional. Disini manajer keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan
seefesien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat.

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai


satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses
keperawatan dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga
daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen
lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu


tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan
pada saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari para
praktisi, pasien, keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas
keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat
serta cara mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang
dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan keperawatan yang berorientasi
teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang
lebih holistic dan ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya
merupakan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang
berkaitan dengan mutu asuhan.

Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sudah menjadi tren dalam
keperawatan Indonesia adalah asuhan keperawatan professional dengan
metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer yang merupakan
modifikasi Primary Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai
model keperawatan ini adalah terlalu kompleks dan teoritis, akan tetapi bila
seluruh pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk
memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya
dalam mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan sikap politis dan
pribadi yang lebih terbuka, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih
bertanggung gugat secara professional terhadap tindakannya, maka kita telah
mendapatkannya.

Keperawatan primer dilihat sebagai bentuk yang paling berkembang dan


sangat spesifik terhadap tingkatan tanggung gugat dan organisasi.
Keperawatan primer merupakan suatu model praktik professional yang
menempatkan seorang perawat yang berkualitas untuk bertanggung jawab
dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan klien dengan beban kasus
yang kecil selama keseluruhan masa perawatannya. Pada kenyataanya banyak
area klinik tidak mempunyai jumlah tenaga professional yang cukup untuk
melaksanakan pendekatan semacam ini, bentuk murni perawatan ini terlihat
seperti suatu tujuan jangka panjang bukan suatu hasil akhir realitas yang
segera.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik
tentang manejemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan
dapat ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan
tingkat kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manejemen
keperawatan dan aplikasinya dilapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh
mahasiswa sebagai calon perawat-perawat profesonal. Dasar dari penerapan
manajemen keperawatan ini adalah data-data yang di peroleh dari tatanan dari
ruangan yang kemudian di analisa, dirumuskan masalah, dan selanjutnya
melanjutkan rencana strategi yang cocok untuk menumbuhkan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (SP2KP). Penerapan SP2KP ini meliputi
beberapa hal meliputi beberapa hal antara lain: 1). Timbang terima 2).
Pendokumentasian 3). Ronde keperawatan 4). Sentralisasi obat 5). Superfisi
keperawatan.

Berdasarkan data yang ada dan dengan mempertimbangkan waktu dan


tenaga, maka dalam praktek manejemen keperawatan ini, kami mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin NERS A angkatan ke IX
Kelompok 16 akan memfokuskan pada pengaplikasian supervise setimbang
terima pada model asuhan keperawatan professional (SP2KP)
pendokumentasian asuhan keperawatan dalam aplikasi SP2KP di Ruangan
Bedah (Nuri) RSUD Idaman Banjarbaru.
1.2 STRATEGI PELAKSANAAN
1.2.1 Waktu Pelaksanaan
Stase manajemen keperawatan dilaksanakan dalam waktu empat
minggu, yaitu mulai tanggal 01 November sampai dengan 30
November 2016.
1.2.2 TempatPelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran tahap profesi Ners stase manajemen
keperawatan dilaksanakan di ruang Bedah (Nuri) RSUD Idaman
Banjarbaru.

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manejemen
keperawatan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan
pemahaman dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip manejemen
keperawatan dalam melaksanakan model Sistem Pemberian
Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manejemen
keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:
1.3.2.1 Menjelaskan sistem pengorganisasian SP2KP.
1.3.2.2 Melakukan pengkajian data, identifikasi dan analisa data
dengan menggunakan pendekatan analisa SWOT (SP2KP,
Supervisi, timbang terima, pendokumentasian).
1.3.2.3 Merumuskan masalah berdasarkan hasil analisa yang di
dapatkan.
1.3.2.4 Menentukan rencana strategi yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah yang di temukan.
1.3.2.5 Melaksanakan model pengorganisasian pelayanan
keperawatan dengan model SP2KP.
1.3.2.6 Melaksanakan kegiatan role play timbang terima, supervise,
sterilisasi obat dan ronde keperawatan sesuai dengan konsep
SP2KP.
1.3.2.7 Melakukan evaluasi (struktur, proses, hasil)

1.4 PRAKTIKAN
Pembelajaran tahap profesi Ners stase manajemen keperawatan dilaksanakan
di ruang Bedah Nuri RSUD Idaman Banjarbaru oleh mahasiswa/mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Program Profesi Ners Angkatan IX Kelompok 16 yang terdiri dari
13 orang anggota yaitu :
1. Novika Sari, S.Kep
2. Rizki Fadillah, S.Kep
3. Iit Indrayuni, S.Kep
4. Desi Mutia Anjar Sari, S.Kep
5. Lia Puspita Sari, S.Kep
6. Muktiah, S.Kep
7. Gilang Ramadhani Muhamad, S.Kep
8. Haidir, S.Kep
9. Novia Anggraini, S.Kep
10. Hayu Hadi Perdana, S.Kep
11. Norsamiyah, S.Kep
12. Nor Emildawati E.N, S.Kep
13. Reli Setiawati, S.Kep

1.5 BATASAN MASALAH


Dalam makalah ini, penulis membatasi pembahasan pada penerapan fungsi-
fungsi manajemen dalam pelaksanaan manajemen dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan di ruangan Bedah (Nuri) RSUD Idaman
Banjarbaru.
1.6 WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan praktek manejemen keperawatan professional dengan Model
SP2KP (Sistem Pemberi Pelayanan Keperawatan Profesional) yang
dilaksanakan oleh kelompok 16, dilaksanakan sejak tangggal 01 November
s/d 30 November 2015.

1.7 TEMPAT PELAKSANAAN


Adapun tempat pelaksanaan praktek manejemen keperawatan profesional
dengan Model Primery Nursing ini, dilaksanakan di ruangan Bedah (Nuri)
RSUD Idaman Banjarbaru.

1.8 PENDANAAN
Pendanaan dalam penyelenggaraan praktek manejemen ini murni bersumber
dari kelompok (mahasiswa).

1.9 EVALUASI
Demikian laporan dibuat, atas perhatian, kritik dan saran dari semua pihak
kami sampaikan terima kasih.
BAB 2
TINJAUAN LAHAN
RUANG BEDAH (NURI)
RSUD IDAMAN BANJARBARU

2.1 Gambaran Umum RSUD Idaman Banjarbaru


RSUD Banjarbaru merupakan rumah sakit umum daerah milik Pemerintah
Kota Banjarbaru yang diserahkan pengelolaannya oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan pada tanggal 14 Agustus 2004. Berdasarkan Keputusan
Walikota Banjarbaru Nomor 366 Tahun 2011, RSUD Banjarbaru telah
ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dengan
menerapkan fleksibilitas pengelolaan keuangan sesuai dengan yang telah
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan
Peraturan Kementrian Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007.

2.1.1 Sejarah Singkat


Riwayat RSUD Banjarbaru :
1) Tahun1961 : UKIDA (Usaha Kesehatan Ibu dan Anak).
2) Tahun1965 : Menjadi BKIA (Badan Kesehatan Ibu dan
Anak).
3) Tahun1972 : Menjadi Pilot Proyek Rumah Sakit, Rencana
Peningkatan Rumah Sakit tetapi hanya untuk
melayani Pemerintah Daerah setempat.
4) Tahun1995 : Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C (SK
Menkes RI Nomor:104/MENKES/I/1995)
milik Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan.
5) Tahun 2004 : Penyerahan aset-aset RSUD Banjarbaru dari
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
kepada Pemerintah Kota Banjarbaru.
6) Tahun 2011 : Ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) SK Walikota Nomor 366
tanggal 29 Desember 2011.
7) Tahun 2012 : Penerapan PPK-BLUD

2.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi dan Tujuan


2.1.2.1 Falsafah RSUD Idaman Banjarbaru :
“Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat dalam Pelayanan
Kesehatan”
2.1.2.2 Motto RSUD Idaman Banjarbaru :
“Kesehatan dan Keselamatan Anda Prioritas Kami”
Value : Memberikan Pelayanan Berdasarkan Sentuhan
Nurani
2.1.2.3 Visi dan Misi RSUD Idaman Banjarbaru :
1) Visi RSUD Idaman Banjarbaru
Sesuai dengan kemajuan pembangunan terutama dalam
bidang kesehatan dan perkembangan tuntutan dari
masyarakat yang semakin kompleks serta dalam rangka
memberikan dukungan dalam perkembangan / ikut serta
dalam mendukung dari RPJMD maka RSUD untuk
berperan aktif dalam penyelenggaran tugas
pemerintahan pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat teruma pelayanan dalam bidang
kesehatan, visi RSUD Banjarbaru adalah :
“ Rumah Sakit Unggl dalam Pelayanan dan Berkarakter”
2) Misi RSUD Idaman Banjarbaru
a. Misi 1 :
Mengembangkan kompetensi sumberdaya manusia
diseluruh unit pelayan rumah sakit dalam hal
pengembangan skill, knowledge dan attitude
(keterampilan, keilmuan, dan perilaku yang baik)
disemua lini pelayanan.
Tujuan :
 Tersedianya sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi sesuai dengan standar.
b. Misi 2 :
Mengembangkan Rumah Sakit yang berwawasan
lingkungan.
Tujuan :
 Tersedianya bangunan Rumah Sakit yang
atraktif, menarik bagi masyarakat dan
berwawasan lingkungan.
c. Misi 3 :
Menyediakan peralatan medis yang canggih dan
mutakhir dan canggih sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan Teknologi Kedokteran.
Tujuan :
 Tersedianya peralatan medis dan non medis
yang mutakhir dan canggih sesuai dengan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kedokteran secara berkesinambungan.
d. Misi 4 :
Mengembangkan perangkat manajemen yang
inovatif dan responsif yang mampu menjawab
tantangan Rumah Sakit di masa yang akan datang
berbasis IT.
Tujuan :
 Tersedianya perangkat manajemen yang
inovatif, responsif dan memadai untuk
terselenggaranya pelayanan yang efektif dan
efisien.
e. Misi 5 :
Memberikan pelayanan berkualitas standar dan
dikemas dengn sikap yang santun.
Tujuan :
 Terselenggaranya pelayanan berkualitas
yang sesuai standar dan dikemas dengan
sikap yang santun yang mampu menciptakan
branding image Rumah Sakit.
f. Misi 6 :
Berperan aktif dalam menurunkan kematian dan
bayi di Rumah Sakit sebagai daya dukung dalam
penurunan kematian ibu dan bayi di kota Banjarbaru
sebagai penyelenggara dalam upaya penurunan
penyakit menular TB Paru (DOTs)
Tujuan :
 Terselenggaranya pelayanan yang
mendukung program Pemerintah sesuai
dengan amanat RPJMD.
2.1.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

STRUKTUR ORGANISASI

Sumber : Peraturan Daerah Nom or 12 Tahun 2008 tentang


Pembentukan Organisasi dan Tata Pemerintahan Lem
baga Teknis Daerah Satuan Polisi Pamong Praja dan
RSUD Banjarbaru

2.1.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatann


2.1.4.1 Pelayanan Rawat Inap
Jumlah Kunjungan Rawat Inap RSUD Banjarbaru Tahun
2015 mengalami kenaikanya itu mencapai 12.588 kunjungan
dari Tahun 2014 sebanyak 11.476 kunjungan dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 137 buah. Untuk Rumah Sakit Baru
direncanakan tempat tidur bertambah menjadi 321 buah
tempat tidur.
RUANG VIP I II III JUMLAH
Camar (Penyakit
0 3 6 12 21
Dalam)
Merak (Anak) 5 3 7 3 18
Murai (VIP) 15 0 0 0 15
Merpati
4 8 8 20 40
(Bersalin)
Kasuari
(Penyakit 4 4 0 3 11
Dalam)
Nuri (Bedah) 2 2 11 2 17
Cendrawasih
0 12 0 0 12
(Perinatologi)
ICU 0 3 0 0 3
JUMLAH 30 35 32 40 137
Tabel 5. Jumlah Ruangan Rawat Inap Tahun 2015

2.1.4.2 Pelayanan Rawat Jalan


Kunjungan Rawat Jalan RSUD Banjarbaru Tahun 2015
mencapai 56.991 kunjungan dengan rincian 34.708
kunjungan baru dan 22.283 kunjungan lama dimana
mengalami penurunan dibanding Tahun 2014 yaitu sebanyak
65.756 kunjungan.
Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari :
2.1.4.2.1 Poliklinik terdiri dari Poli Umum Anak, Poli
Spesialis Anak, Poli Umum Dewasa, Poli Penyakit
Dalam, Poli Bedah, Poli Ortopedi, Poli Mata, Poli
Kandungan, Poli KB & Imunisasi, Poli
Hematologi, Poli Kulit & Kelamin, Poli Syaraf
dan Poli Gigi & Mulut.
2.1.4.2.3 Pelayanan Gawat Darurat yaitu Instalasi Gawat
Darurat
2.1.4.2.3 Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis terdiri
dari Radiologi, Unit Transfusi Darah,
Laboratorium, Gizi dan Farmasi
2.1.4.3 Pelayanan Medis yaitu Bedah Sentral.

2.2 Gambaran Umum Ruang Bedah (Nuri)


2.2.1 Karakteristik Unit
2.2.1.1 Visi Dan Misi
Ruang Bedah Nuri belum mentapkan Visi dan Misi ruangan
2.2.1.2 Ruang Bedah Nuri ini dibatasi oleh :
Sebelah Barat : Elevator
Sebelah Timur : Aula
Sebelah Utara : Unit Transfusi Darah
Sebelah Selatan : Ruang Nifas Merpati
2.2.2 Denah Ruang Bedah Nuri

TANGGA DARURAT

WASHTAFEL
WC WC
RUANG LUKA RUANG III
NEFROTIK LAKI-LAKI

RUANG III RUANG II


PEREMPUAN LAKI-LAKI

WASHTAFEL
WC WC
WASHTAFEL

WC
WC WC
RUANG II
RUANG I/II
PEREMPUAN

RUANG CUCI
ALAT RUANG I/I
WASHTAFEL

INSTRUMEN
WC
PANTRY STAFF

WC
GUDANG BERSIH

WC
R. LINEN BERSIH

RUANG
ISOLASI
PANTRY STAFF

RUANG
TINDAKAN

R. ADMINISTRASI
RUANG
NERS STATION KARU/WAKARU
2.2.3 STRUKTUR ORGANISASI RUANG BEDAH NURI

KEPALA RUANGAN
Muhammad Abrar, S.Kep

CRITICAL CARE MANAGER WAKIL KEPALA RUANGAN


Sri Susanti, A.MK Heni Nuraini, S.Kep.,Ns

KATIM A KATIM B
Fitrianie,S.Kep.Ns. Rina,A.MK
Siti Mariam,S.Kep Sri Wayuni, S.Kep

Gt. A. Ridwan, A.MK Cahyo W, A.MK

Aminatu Z, S.Kep M. Reza P, A.MK

Poppy K, S.Kep M. Yusuf, A.MK

Ratna NB, A.MK Lestia PU, S.Kep

Meyla, A.MK

ADMINISTRASI CLEANING SERVICE


Linda, AMD Mariana
2.3 Pengumpulan Data
2.3.1 Data Umum Ruangan
2.3.1.1 Data jumlah tenaga diruang Nuri RSUD BLUD Idaman
Banjarbaru
1) Keperawatan
Tabel 2.1 perawat di ruang Nuri (Bedah)
Nama Pendidikan Status Keterangan
No
Pegawai Terakhir Kepegawaian
1 M. Abrar S1 PNS Kepala Ruangan

2 Heni Nuraini Ners PNS Wakil Kepala Ruangan

3 Sri Susanti D3 PTT CCM

4 Fitriani Ners PNS KATIM A

5 Siti Mariam S1 PNS Perawat Assosiat

6 Gt. A. Ridwan D3 TKS Perawat Assosiat

7 Aminatu Z S1 PNS Perawat Assosiat

8 Poppy K S1 Perawat Assosiat

9 Ratna NB D3 Perawat Assosiat

10 Rina D3 KATIM B

11 Sri Wahyuni S1 Perawat Assosiat

12 Cahyo W D3 Perawat Assosiat

13 M. Reza P D3 Perawat Assosiat

14 M. Yusuf D3 TKS Perawat Assosiat

15 Lestia PU S1 Perawat Assosiat

16 Meyla D3 TKS Perawat Assosiat

2) Non Keperawatan
Tabel 2.2 Tenaga non keperawatan
Nama Pendidikan Status Keterangan
No
Pegawai Terakhir Kepegawaian
1 Linda D3 Administrasi

2 Marina SMA Administrasi

3) Klasifikasi ketenagaan ruang Nuri:


a) Sarjana Keperawatan Ners : 2 Orang
b) Sarjana Keperawatan : 6 Orang
c) Diploma III Keperawatan : 8 Orang
4) Klasifikasi ketenagaan berdasarkan status kepegawaian
ruang Nuri.
a) PNS (perawat) : 10 orang
b) BLUD (perawat) : 4 orang
c) PNS (tenaga administrasi) : 1 orang
d) BLUD (pekarya dan cleaning service) : 1 orang.
5) Pelatihan yang pernah diikuti
Tabel 2.3 Pelatihan yang pernah diikuti tenaga perawat.
No Nama Jenis Pelatihan
1 M. Abrar - BTCLS
- PPI
2 Heni Nuraini - BTCLS
- PPI
3 Sri Susanti - BTCLS
4 Fitriani - BTCLS
- ICW (Dasar)
5 Siti Mariam Tidak pernah
6 Gt. A. Ridwan Tidak pernah
7 Aminatu Z - BTCLS
8 Poppy K - BTCLS
9 Ratna NB
10 Rina - Pelatihan CI
- ICU (Dasar)
11 Sri Wahyuni - BTCLS
12 Cahyo W
13 M. Reza P
14 M. Yusuf
15 Lestia PU
16 Meyla - BTCLS
2.3.1.2 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
perawat
Tingkat ketergantungan klien diruang Nuri dinilai
menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien
menurut Orem: total care, partial care dan minimal care
(Nursalam, 2015).
2.3.1.3 Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut metode
Depkes.
Tabel 2.4 Nilai standar jumlah perawat per shift
Klasifikasi Tingkat Ketergantungan
Pasien
Pagi Sore Malam

Total 0,36 0,36 0,20

Partial 0,27 0,15 0,10

Minimal 0,17 0,14 0,07

1) Kebutuhan tenaga perawat diruang Nuri (Bedah) dari


hasil pengkajian tanggal 2 November 2016 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.5 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan klien.
Jumlah Jam Jumlah jam
No Klasifikasi perawatn/hari
pasien/hari perawatan/hari
1 Total 1 6,16 6,16

2 Partial 6 3,08 18,48

3 Minimal - - -

Jumlah 7 27,72
Sumber: Data Primer Ruang Nuri (Bedah)

Jumlah jam perawatan diruangan per hari = 27,72

Jumlah jam kerja perawatan per shift = 7


Maka kebutuhan tenaga perawat = 27,72 = 3,96 = 4 orang
7
Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah 2 orang perawat,
jumlah perawat libur adalah 2 orang perawat. Jadi, jumlah
perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari diruang
Nuri adalah 4 orang + 3 orang structural (Kepala ruangan,
wakil kepala ruangan dan CCM), jadi perawat dinas per hari
7 orang (terdapat kelebihan tenaga sebanyak 5 orang karena
pada tanggal 2 November 2016 jumlah pasien yang dirawat
sedikit sehingga mengurangi angka kebutuhan tenaga
perawat yang diperlukan).

2) Kebutuhan tenaga perawat diruang Nuri (Bedah) dari


hasil pengkajian tanggal 3 November 2016 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.6 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan klien.

Jumlah Jam Jumlah jam


No Klasifikasi perawatan/hari
pasien/hari perawatan/hari
1 Total 2 6,16 12,32

2 Partial 8 3,08 24,64

3 Minimal - -

Jumlah 10 36,96

Jumlah jam perawatan diruangan per hari = 36,96

Jumlah jam kerja perawatan per shift = 7


Maka kebutuhan tenaga perawat = = 36,96 = 5,28 orang
7
Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah 2 orang perawat,
jumlah perawat libur adalah 2 orang perawat. Jadi, jumlah
perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari diruang
Nuri adalah 5 orang + 3 orang structural (Kepala ruangan,
wakil kepala ruangan dan CCM), jadi perawat dinas per hari
8 orang (terdapat kelebihan tenaga sebanyak 4 orang karena
pada tanggal 3 November 2016 jumlah pasien yang dirawat
sedikit sehingga mengurangi angka kebutuhan tenaga
perawat yang diperlukan).

3) Kebutuhan tenaga perawat diruang Nuri (Bedah) dari


hasil pengkajian tanggal 4 November 2016 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.6 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan klien.

Jumlah Jam Jumlah jam


No Klasifikasi perawatan/hari
pasien/hari perawatan/hari
1 Total 1 6,16 6,16

2 Partial 8 3,08 24,64

3 Minimal - - -

Jumlah 9 30,8

Jumlah jam perawatan diruangan per hari = 30,8

Jumlah jam kerja perawatan per shift = 7

Maka kebutuhan tenaga perawat = = 30,8 = 4 orang


7
Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah 2 orang perawat,
jumlah perawat libur adalah 2 orang perawat. Jadi, jumlah
perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari diruang
Nuri adalah 4 orang + 3 orang structural (Kepala ruangan,
wakil kepala ruangan dan CCM), jadi perawat dinas per hari
7 orang (terdapat kelebihan tenaga sebanyak 5 orang karena
pada tanggal 4 November 2016 jumlah pasien yang dirawat
sedikit sehingga mengurangi angka kebutuhan tenaga
perawat yang diperlukan).
2.3.1.4 Pasien
Tabel 2.4 Daftar 10 penyakit terbanyak di Ruang Nuri
(Ruang bedah) mulai Oktober sampai dengan
November.
No Nama Penyakit Jumlah Kasus Peringkat
1 CKR 22 1
2 Fraktur 16 2
3 Diabetik Foot 7 3
4 Abses 6 4
5 ISK 5 5
6 HIL 5 6
7 Ca Mamae 4 7
8 Struma Nodusa 3 8
9 STT 3 9
10 Apendiksitis 2 10
Sumber: Laporan bulan Oktober sampai dengan November 2016 ruang
Nuri RSUD Idaman Banjarbaru.

Gambar 2. Grafik 10 penyakit terbanyak di ruang Nuri


RSUD Idaman Banjarbaru.

25

20

15

10

0
Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa penyakit
terbanyak di Ruang Nuri (Bedah) RSUD Idaman
Banjarbaru pada bulan September sampai dengan Oktober
2016 adalah CKR ( Cedera Kepala Ringan ).

2.3.1.5 Mahasiswa praktik


Mahasiswa yang berpraktik di ruangan Nuri (Bedah)
biasanya diikuti oleh beberapa institusi yang ada di
Kalimantan Selatan. Adapun institusi yang berpaktik
sekarang diantaranya:
1) Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Program
Profesi Ners A. Adapun jumlah mahasiswa yang
berpraktik di ruang Nuri (Bedah) sebanyak 6 orang
dengan lama praktik 2 minggu, mulai dari tanggal 01
November sampai dengan 12 November 2016.
2) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya Bangsa
(Program Studi Ners B). Adapun jumlah mahasiswa
yang berpraktik di ruang Nuri (Bedah) sebanyak 6 orang
dengan lama praktik 4 minggu mulai dari 3 November
sampai dengan 19 Desember 2016.

1) Daftar dinas shift dinas perawat di ruang nuri


Tabel 3.7 Daftar shift dinas perawat

Jumlah kebutuhan tenaga


Tanggal Total
P S M Izin Libur Lepas malam

2 november 2016 8 2 2 0 2 2 16
2) Analisa kebutuhan tenaga kerja di ruang Nuri (Bedah)
tanggal 2 November 2016 dengan klasifikasi tingkat
partial 6 orang, dan 1 orang tingkat total care.
Kebutuhan jam perawatan partial care :
1. Jam perawatan langsung
Parsial = 3,08 jam x 6 orang = 18,48 jam = 1109 menit.
2. Jam perawatan tidak langsung
Partial = 35 menit x 6 orang = 3,5 jam = 210 menit.
3. Jam penyuluhan
Partial = 15 menit x 6 orang = 1,5 jam = 90 menit.

Kebutuhan jam perawatan total care:


1. Jam perawatan langsung
Total care = 6,16 jam x 1 orang = 6,16 jam = 370 menit.
2. Jam perawatan tidak langsung
Total care = 35 menit x 1 orang = 0,5 jam = 35 menit.
3. Jam penyuluhan
Total care = 15 menit x 1 orang = 0,25 jam = 15 menit.
Jadi, total jam perawatan dalam satu hari untuk 6 orang
klien dengan tingkat ketergantuang partial care adalah
1409 menit atau 23,5 jam sedangkan total jam perawatan
untuk satu orang klien dalam satu hari adalah 3,9 jam. Dan
untuk total jam perawatan dalam satu hari untuk 1 orang
klien dengan tingkat ketergantunga total care adalah 420
menit atau 7 jam.

3) Penentuan ruang nuri (bedah) berdasarkan jumlah klien


pada bulan september-oktober 2016.
September = 53
Oktober = 71
BOR bulan September – Oktober :
Jumlah hari perawatan x 100%
Bed x Periode
495 x 100%
24 x 61
33,8%

4) Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut


Depkes:
Jumlah pasien: 7 orang
Tingkat ketergantungan berdasarkan jenis kasus:
a. Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / perhari
dengan timgkat ketergantungan Partial care sebanyak
6 orang:
Rata – rata jam perawatan / pasien / hari x jumlah
pasien = 3,9 jam x 6 = 23,4
b. Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / perhari
dengan tingkat ketergantungan Total care sebanyak 1
orang:
Rata-rata jam perawatan / pasien / hari x jumlah
pasien = 7 jam x 1 = 7
Jumlah kerja efektif persift : 7 jam/ hari.
Jumlah jam perawatan yang diperlukan adalah :
Jumlah keperawatan efektif = 30,4 = 4,34 = 4jam/hari
Jam kerja efektif pershift 7

Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut


PPNI’83.
TP = A x 52 (mg) x 7 (hr) (BOR x TT) + 25%
41 minggu x 40 jam
Keterangan:
TP : Tenaga perawat
A : Jumlah jam perawatan/24 jam
TT : Tempat tidur
BOR : Bed Occupancy Rate
Tenaga perawat di ruang Nuri (Bedah):
= 4 x 52 x 7 (33,81% x 16) + 25%
41 x 40
= 1456 x 5,4096 + 25%
1640
= 7,876
1640
= 4,802 + 0,25 = 5,05 (5 perawat)
Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat
menurut lokakarya PPNI, jumlah tenaga perawat
yang ada diruangan Nuri (Bedah) sudah sesuai
dengan standar yaitu berjumlah 5 orang perawat. Dan
yang dimiliki ruang Nuri (Bedah) adalah 16 orang
perawat.
5) Kebutuhan perawat
Jumlah jam perawatan = 30,4 jam = 4,34 ( 4 perawat)
Jam kerja perawat perhari 7 jam
Jadi, kebutuhan perawat dalam 1 hari adalah 4 orang
perawat. Pada tanggal 2 November 2016 jumlah perawat
yang bertugas adalah dengan rincian:
1. Dinas pagi ada 8 orang.
2. Dinas sore ada 2 orang.
3. Dinas malam ada 2 orang.
4. Libur ada 2 orang.
5. Lepas dinas malam 2 orang.
Jadi, kebutuhan perawat sudah sesuai dengan kebutuhan
ruangan.
6) Pembagian perawat/shift
Jumlah perawat untuk masing-masing shift menurut
Wastrler (Swansburg, 1996) merekomendasikan jaga pagi
47%, jaga sore 35%, jaga malam 17%.
1. Pagi 47% x 4 orang = 1,88 orang = 2 orang.
2. Sore 35% x 4 orang = 1,4 orang = 1 orang.
3. Malam 17% x 4 orang = 0,68 orang = 1 orang
Dalam hasil observasi pada tanggal 2 November 2016 di
ruang Nuri (Bedah), perhitungan tenaga sudah lebih dari
standar jumlah perawat.

2.3.1.6 Alur pasien masuk dan keluar


Gambar 2.1 Alur pasien masuk dan keluar
Poliklinik IGD

Ruang Nuri (Ruang Bedah)

Ruang Operasi

Pulang sembuh
Pulang atas permintaan sendiri (APS)
Pindah ruangan
Meninggal

Administrasi
2.3.2 M2 (Material)
2.3.2.1 Alat tenun
Daftar alat tenun yang berada di ruangan Nuri RSUD
Idaman banjarbaru
No Nama barang Rasio Jumlah Keadaan Usulan
Baik Rusak
1 Sprai 2:1 69 69 -

2 Sarung bantal 2:1 117

3 Selimut 2:1 6 6 -

4 Perlak kecil 1:1 5 5 -

5 Handuk kecl 1:1 9 9 -

6 Perlak besar 1:1 1 1 -

2.3.2.2 Alat kesehatan/ perawatan


Daftar barang atau Alat Kesehatan/Perawatan yang
Terdapat Di Ruang Nuri RSUD Idaman banjarbaru.
No Nama barang Rasio Jumlah Keadaan Usulan
Baik Rusak
1 Tensi air raksa 2/ruangan 4 4 -
Tensimeter digital 1 1 -
2 Stetoskop 2/ ruangan 10 6 4

3 Tabung O2 6/ ruangan 10 10 -

4 Regulator O2 1:1 15 15 -
5 Pispot plastik 5/ ruangan 1 1 -
Pispot steinless 4 4 -
6 Tromol 2/ruangan 8 8 -

7 Bak instrumen kecil 2/ ruangan 5 5 -


Bak instrumen 5 5 -
sedang
Bak instrumen besar 3 3 -
8 Bengkok kecil 2/ ruangan 5 5 -
Bengkok sedang 5 5 -
9 Pengaman tabung o2 1:1 1 1 -
kecil
10 Urinal laki- laki 1:1/2 4 4 -
Urinal perempuan 2 2 -
11 Baskom besar 2 2 -

12 Ekg 1/ ruangan 2 2 -

13 Pulse Oximetri 1/ ruangan 2 2 -

14 Beging Dewasa 1/ ruangan 1 1 -

15 Beging anak- anak 1/ ruangan 1 1 -

16 Termometer digital 3 3 -
Termometer raksa 1 1 -
17 Cup bethadine 3 3 -

18 Matrass decubitus 2 2 -

19 Timbangan 2 2 -

20 Lampu sorot 1/ ruangan 1 1 -

21 Bak korentang 2/ ruangan 4 4 -

22 Nebulizer 1/ ruangan 2 2 -

23 Section 2/ ruangan 2 2 -
Wall section 1 1 -
24 Kursi roda 2- 3 / ruangan 2 2 -

25 Pinset anatomis 2/ ruangan 5 5 -


26 Pinset cirurgis 2/ ruangan 5 5 -

27 Klem anatomis 1/ ruangan 3 3 -

28 Alat baca rongent 1/ ruangan 2 2 -

29 Standart infuse 1:1 5 5 -

30 Sterilizer 1 1 -

31 Troly tindakan 2-3 / ruangan 2 2 -

32 Syring pump 1/ ruangan 2 2 -

33 O2 sentra tanpa 1:1 37 37 -


regulator
34 Bed patient 1:1 25 24 1

35 Gunting jaringan 3 3 -

36 Gunting kasa 3 3 -

37 Gunting tajam 3 3 -

38 Blood warmer 1/ ruangan 1 1 -

39 Defibrilator 1 1 -

40 O2 konsentrat 2 2 -

41 Uv room sterilizator 2 2 -

42 O2 flowmeter with 3
humidifier

2.3.2.3 Alat rumah tangga


Daftar barang atau Alat Rumah Tangga yang Terdapat
Di Ruang

No Nama barang Rasio Juml Keadaan Usulan


ah Baik Rusak
1 Jam dinding 2/Ruangan 2 2 -
2 Kursi putar 1/Ruangan -

3 Kursi Lipat 6/Ruangan 6 6 -

4 Kulkas 2/Ruangan 3 3 -

5 Televisi 2/Ruangan 1 1 -

6 AC 7/Ruangan 7 7 -

7 Kipas Angin 14 14 -
baling- baling
8 Lemari Buku 1 1 -

11 Lemari linen Kayu 1/ ruangan 1 1 -

12 Lemari Es 1/ ruangan 3 3 -

13 Lemari Obat kaca 1 1 -

14 Locer Perawat 1 1 -

16 Kursi Kayu -

17 Kursi Panjang 5 5 -

18 Dispenser 2 2 -

19 Tempat Sampah 6 6 -
kecil
20 Senter -

21 Tempat sampah 1/ ruangan 1 1 -


infeksius
22 Tempat sampah 1/ ruangan 1 1 -
non infeksius
23 Tempat sampah 1:1 2 2 -
umum
24 Lemari kaca 2/ ruangan 5 5 -

25 Pesawat Telepon 1/ ruangan 1 1


26 Lemari besi kamar 24/ ruangan 25 24 1
klien
27 Komputer 1/ ruangan 1 1 -
administrasi
28 Meja kerja 6 6 -

29 Wastafel 12/ ruangan 12 12 -

30 Kasur busa 1:1 25 25 -

31 Kipas angin 2/ ruangan 2 2


dinding
32

2.3.2.4. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Asuhan


Keperawatan (SAK) ruang Bedah (Nuri).
Standar Operasional Prosedur (SOP) ruang bedah Nuri:
1) SOP mengukur suhu tubuh per axila
2) SOP menghitung denyut nadi
3) SOP menghitung pernafasan
4) SOP menghitung tekanan darah
5) SOP memandikan pasien ditempat tidur
6) SOP menjaga kebersihan rongga mulut, gigi pada pasien
tidak sadar.
7) SOP perawatan gigi palsu
8) SOP perawatan mulut klien sadar
9) SOP merawat kateter internus
10) SOP melepas kateter internus
11) SOP pengambilan urine untuk pemeriksaan
12) SOP membantu klien buang air besar di tempat tidur
13) SOP memasang kanul rektal
14) SOP mengeluarkan feses secara manual
15) SOP huknah/clensing enema/lavament
16) SOP pemberian spuit glyscerin / retention enema
17) SOP pengambilan bahan pemeriksaan feses
18) SOP pemeriksaan fisik
19) SOP Mengajarkan latihan nafas dalam
20) SOP mencukur
21) SOP memasang gurita
22) SOP mengganti balutan
23) SOP merawat luka dengan drain
24) SOP mengangkat jahitan
25) SOP merawat dekubitus
26) SOP memasang restrain
27) SOP mencuci tangan
28) SOP menyikat tangan
29) SOP pemakaian alat pelindung mata
30) SOP pemakaian skort
31) SOP pemakaian masker
32) SOP pemakaian sarung tangan steril
33) SOP membuka bungkusan steril
34) SOP membantu klien bergeser ke sisi atas tempat tidur
35) SOP memberikan posisi semi fowler
36) SOP memberikan posisi supine
37) SOP memberikan posisi lateral
38) SOP logrolling klien
39) SOP posisi prone (tengkurap)
40) SOP sims (semi prone)
41) SOP memberikan posisi dorsal rekumben
42) SOP memberikan posisi trendelenberg
43) SOP memberikan posisi anti trendenlenberg
44) SOP membantu klien duduk di tempat tidur
45) SOP memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
46) SOP memindahkan klien ke kereta dorong
47) SOP membantu klien ambulansi
48) SOP melatih ROM atau RPS
49) SOP mengatasi nyeri
50) SOP membantu klien
51) SOP memberkan kompres hangat
52) SOP asuahan keperawatan pasien yang berhubungan
dengan aspek budaya dan spiritual
53) SOP pemberian obat oral
54) SOP pemberian obat bukal dan subingual
55) SOP pemberian obat topikal
56) SOP pemberian obat mata
57) SOP pemberian tetes telinga
58) SOP pemberian tetes hidung
59) SOP pemberian obat inhalasi
60) SOP memasukkan supositoria atau cream Vagina
61) SOP prosedur pemberian obat melalui rektal
62) SOP menghisap obat dari ampul
63) SOP menghisap obat dari vial
64) SOP memberikan obat intra cutan
65) SOP memberikan suntikan subcutan
66) SOP memberikan suntika intra muskular
67) SOP memnambahkan obat ke dalam botol infus
68) SOP memasukan obat intravena secara bulus pada infus
69) SOP fungsi vena untuk pengambilan darah
70) SOP prosedur pemasangan infus
71) SOP menghitung tetesan infus dan memonitor infus
72) SOP mengganti balutan infus
73) SOP prosedur melepas infus
74) SOP prosedur pemasangan kateter pria
75) SOP Prosedur pemasangan kateter wanita
76) SOP mengyiapkan klien untuk biopsi pleura/paru
77) SOP melakukan ppd test
78) SOP melakukan fisioterapi pada posturar drainase
79) SOP melakukan penghisan lendir melalui mulut, hidung
dan tracheostomy
80) SOP perawatan klien pasca tracheostomy
81) SOP menyiapkan klien untuk terapi nebulizer
82) SOP merawat klien dengan water seal drainage (WSD
83) SOP memasang pipa lambung (naso gastric tube=NGT)
84) SOP melakukan bilas lambung (lavage)
85) SOP merawat luka gastrostomi
86) SOP memberikan makanan cair melalui gastrostomi
87) SOP melawat colostomy
88) SOP melakukan lavementcolostomy (irigasi colostomy)
89) SOP persiapan dan perawatan klien untuk pemeriksaan
colostoscopy
90) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan gastroscopy
91) SOP persiapan dan perawatan klien pada pemeriksaan
OMD foto
92) SOP pemeriksaan dan perawatan klien pada
pemeriksaan colon foto
93) SOP persiapan dan perawatan klien pada pemeriksaan
laparoscopy
94) SOP persiapan dan perawatan klien pada pemeriksaan
cholecystografy
95) SOP persiapan dan perawatan klien funksi asites
(paracentasis)
96) SOP memberi rendaman duduk
97) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan laboratorium
tes fungsi lever
98) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan EKG
99) SOP mengambil darah untuk pemeriksaan preparat
malaria
100) SOP memberikan trafusi darah
101) SOP menyiapkan dan melakukan asisten terhadap
klien dengan BMT
102) SOP melakukan test rumple leed
103) SOP persiapan dan perawatan klien dengan lumbal
funksi
104) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan CT SCAN
105) SOP merawat klien sebelum dan sesudah pemeriksaan
EEG
106) SOP perawatan klien dengan gips
107) SOP perawatan klien dengan traksi
108) SOP membantu pasien menggunakan tongkat/kruk
dan penyangga tubuh
109) SOP membantu pasien menggunakan walker
110) SOP menyiapkan klien dan bahan untuk pemeriksaan
GDS
111) SOP menyiapkan klien dan bahan untuk pemeriksaan
NPP
112) SOP melakukan pemeriksaan gula darah dengan
glucumeter
113) SOP melakukan injeksi insulin (insulin Pen)
114) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan USG ginjal
115) SOP melakukan irigasi kandung kemih pada klien post
operasi BPH
116) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan USG
kandung kemih
117) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan Bno-IVP
118) SOP pemeriksaan pasien baru
119) SOP alur pasien pulang
120) SOP pasien dipindah keruangan lain karena alih rawat
121) SOP pasian rawat inap dari poliklinik
122) SOP pasien dipindah keruangan lain karena perubahan
kelas
123) SOP pelaksanaan discharge planning
124) SOP timbang terima pasien

Standar Asuhan Keperawat (SAK):


1) SAK Intraoperatif
2) SAK Cidera Kepala
3) SAK Apendisitis
4) SAK Luka Bakar
5) SAK Fraktur

2.3.2 M3 (Methode)
2.3.3.1 Metode Asuhan Keperawatan /SP2KP
Metode asuhan keperawatan yang diterapkan pada ruang
bedah RSUD Idaman Banjarbaru adalah metode sistem
pemberian pelayanan keperawatan prefosional (SP2KP).
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan di bagi
menjadi 2 tim.
Hasil observasi pada tanggal 02 november 2016 di dapatkan
bahwa model asuhan keperawatan di ruang bedah
menggunakan SP2KP dengan model tim belum berjalan
optimal, pada pelaksanaannya di ruangan tidak sesuai
dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, belum ada
kejelasan yang tegas terhadap tugas, peran dan wewenang
yang jelas pada setiap anggota tim, misalnya CCM
merangkap sebagai perawat asosiatif sehingga tidak lagi
sebagai uraian perawat tim, pada dasarnya ketua tim sebagai
perawat profesional cukup mampu melakukan sebagai
teknik kepemimpinan. Ketua tim melakukan pembuatan
perencanaan, penugasan, supervisi dan evaluasi. Ketua tim
juga mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan pasien.

2.3.3.2 Penerimaan pasien Baru


Penerimaan pasien baru merupakan hal yang pertama
dilakukan perawat ruangan, baik pasien baru masuk maupun
pasien yang berasal dari ruangan lain, meliputi serangkaian,
persetuan oleh perawat terhadap pasien berdasarkan standart
operasional,
Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruangan pada
tanggal 02 november, alur masuk pasien baru yang diterima
bisa dari IGD. Pasien dari poliklinik yang dianjurkan masuk
ke ruang perawatan bedah harus melewati IGD terlebih
dahulu. Berdasarkan hasil observasi, Penerimaan pasien baru
diruang bedah didapatkan bahwa perawat yang bertugas
menerima pasien hanya sebagian memperkenalkan diri
kepada pasien dan keluarga, perawat yang bertugas
menjelaskan tetang penyakit yang diderita, terapi yang
diberikan sebagian sudah dilakukan, pemberian penjelasan
tentang fasilitas, jam berkunjung, pengunjung pasien, waktu
makan, pembayaran sudah dilakukan.

2.3.3.3 Timbang Terima


Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan,
tanggal 02 November 2016 s.d 03 november 2016 timbang
terima dilakukan pada pergantian shift dinas malam ke dinas
pagi yang dipimpin oleh kepala ruangan, sdangkan
pergantian shift dari pagi ke sore dipimpin oleh ketua tim.
Kemudian untuk timbang terima pada pergantian dinas sore
ke dinas malam dilakukan oleh perawat asosiate yang
berdinas. Timbang terima pada shift dinas malam ke dinas
pagi dilakukan di Nurse station, kemudian dilakukan dengan
melihat langsung kondisi pasien, selanjutnya kembali ke
Nurse Station kembali ke nurse station untuk mendiskusikan
hasil validasi data atau terkait hal-hal yang hendka di
klasrifiakasi ulang secara langsung. Pada timbang terima dari
shift pagi ke shif sore dan malam hanya dilakukan di Nurse
station saja.pada saat timbang terima, hal-hal yang sifatnya
khusus dicatat dan diserah terimakan pada perawat shift
berikutnya, perawat shift berikutnya validasi data perawat
menyapa pasien dan mananyakan kondisi keluhan yang
dirasakan saat ini penyampaian dilakukan singkat dan jelas
sebesar, perawat menyebutkan identitas pasien, perawat
menyebutkan diagnosa medis, perawat menyebukan data
objektif, perawat menyebutkan data penunjang lain, perawat
menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan,
perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga
menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya sebesar, perawat yang memimpin timbang terima
menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya
mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku
laporan oleh ketua tim kadang-kadang dilakukan.

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan


informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk
menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seelektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan
pasien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilakukan, masalah keperawatan yang mungkin muncul,
intervensi kolaboratif dan perkembangan pasien saat itu,
tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan,
masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi
kolaboratif, dan perkembangan pasien saat itu.

Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift


sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan
informasi tentang kondisi pasien saat itu, sebagai wujud
profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat
kepada pasien. Informasi yang disampaikan harus akurat,
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan baik. Timbang terima dilakukan nurse station yang
diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian
dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk
validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.

Hasil observasi tanggal 02 november 2016 s.d 03 November


2016, timbang terima diruang nuri bedah dilakukan setiap
pergantian shift malam ke pagi ( pukul jam 08.00 wita) yang
di ikuti oleh sebagian perawat dan mahasiswa yang bertugas
di masing- masing shift. Beberapa kelebihan pelaksanaan
timbang terima di ruang Nuri bedah adalah timbang terima
dilaksanakan langsung oleh kepala ruangan. Isi timbang
terima meliputi nama dan ruang pasien, diagnose medis dan
kondisi pasien. Untuk masalh keperawatan, intervensi yang
telah dan belum dilakukan sudah dilaporkan secara detail.
Terapi yang di berikan dan tidak semua yang dicatat dalam
buku timbang terima, dan belum dapat format khusus
timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan
timbang terima.
Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang
jelas tentang kebutuhan pasien terhadap apa yang sudah
dilakukan dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi
memang telah dilaksanakan di ruang Nuri bedah. Namun
kegiatan perawat melakukan timbang terima dengan berjalan
bersama dengan perawat lainnya dan menyampaikan kondisi
pasien secara akurat didekat pasien belum dilaksanakan.
Selain itu juga kegiatan timbang terima belum terjadwal
pasti, karena kadang hanya dilakukan oleh shift malam ke
shift pagi saja, serta pada hari libur kadang-kadang
dilakukan.

2.3.3.4 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang
terjadi pada pasien dengan melibatkan tim keperawatan,
kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai fokus kegiatan.

Hasil observasi tanggal 2 November 2016 s.d 3 November


2016 ada lakukan timbang terima antara kepala ruangan
dengan perawat jaga setiap pagi, namun belum tampak
diskusi kasus secara mendalam terkadang dilakukan
berbarangan dengan jadwal dokter visite. Selain itu,
diruangan sangat jarang melaksanakan ronde keperawatan.

2.3.3.5 Sentralisasi Obat


Mengenai sentralisasi obat dengan responden perawat
diruang nuri bedah RSUD idaman banjarbaru di dapatkan
bahwa keluarga/pasien mendapatkan penjelasan kapan/bila
mana obat tersebut akan habis kadang-kadang dilakukan oleh
perawat. Saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam-
macam obat, dan efek samping kadang-kadang dilakukan
sebesar. Alur penerimaan obat untuk pasien yaitu pertama
pasien mendapatkan resep dari dokter yang diberikan kepada
keluarga pasien, kemudian pasien diminta untuk ke apotik
(pasien BPJS akan mendapatkan kartu obat) kemudian
keluarga perawat kembali ke perawat ruangan untuk
mengembalikan obat yang sudah di dapat sesuai resep,
selanjutnya perawat meletakkan obat pasien tersebut sesuai
dengan loker obat pasien. Adapun alur penerimaan obat yang
dilakukan perawat untuk meminta persetujuan dari pasien
serta surat penyataan persetujuan dilakukannya sentalisasi
obat belum ada format khususnya, belum ada buku serah
terima obat.

2.3.3.6 Discharge planning


Mengenai discharge planning di ruang nuri bedah RSUD
idaman banjarbaru, pada pernyataan sebagian besar pasien
dilakukan healt education, setiap pasien yang diajarkan
perawatan mandiri dirumah, sebagian besar kepada
ruangan/perawat melakukan discharge planning setelah
pasien melakukan pelunasan adminitrasi.
Dari hasil observasi pada saat pengkajian tanggal 02
november 2016 s.d 03 november 2016, perencanaan pulang
sudah dilaksanakan. Dari 1 orang pasien yang akan pulang
sudah dilakukan discharge planning oleh perawat diruang
nuri bedah, dimana pasien diberikan penjelasan kapan waktu
untuk kontrak ulang, dosis dan cara minum obat, dan sedikit
tentang kondisi penyakitnya. Tetapi discharge planning
masih dilakukan secara lisan belum ada pendokumentasian.
Brosur atau leflet belum tersedia diruangan nuri bedah.
Manajemen dirumah sakit sudah mempunyai format khusus
tentang discharge planning isi dari discharge planning dapat
membatu pasien pasca perawatan untuk dapat menambah
pengetahuan pasien dan keluarga karena meliputi pemberian
informasi tentang waktu control dan obat yang harus
diminum (keteraturan minum obat).

2.3.3.7 Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Nuri
pada tanggal 02 November 2016, di ruang Nuri sudah ada
supervisoe yang melakukan kegiatan supervisi yang
dilakukan langsung oleh Kepala Ruangan, Wakil Kepala
Ruangan, CCM karena supervisor belum di tunjuk secara
resmi oleh pihak rumah sakit karena masih dalam masa
transisi masa jabatan.

Dari hasil obsevasi yang dilakukan mahasiswa didapatkan


bahwa supervise ruangan dilakukan setiap hari oleh kepala
ruangan dan wakil kepala ruangan yang dimana supervise
setiap dilakukan secara in formal yaitu oleh kepala ruangan
maupun wakil kepala ruangaan yang merangkap sebagai
CCM langsung ke ketua tim atau pun perawat asosiatif yang
berdinas dan telah dilakukan pencatatanya.

2.3.1 M4 (Money)
Dari hasil wawancara pada tanggal 2 november 2016 dengan
kepala ruangan dan pihak administrasi yang di ruang nuri
berasal dari hasil sebagian besar sumber pembiayaan ruang
berasal dari keuntungan rumah sakit sebagai badan layanan
umum daerah (BLUD) dibawah pengawasan provinsi
kalimantan selatan. Mayorotas pembiayaan pasien
menggunakan BPJS (badan penyelenggara Jaminan sosial)
dan hanya sedikit pasen dengan status umum (biaya sendiri).
Anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS
sudah di atur oleh pihak Pemerintah sedangkan pembayaran
gaji non PNS diatur oleh pihak rumah sakit sendiri yang
berlangsung dikelola oleh p[ihak keuangan BLUD RSUD
idaman banjarbaru. Sedangkan jasa pelayanan medik dan
jasa intensif diberikan sesuai dengan pelayan, tingkat
kedudukan dan golongn perawat sendiri.

Untuk pemeliharaan ruangansarana dan prasarana serta alat


kesehatan dilakukan bersama-sama oleh seluruh yang
bekerja di ruangan bedah (Nuri). Sedangkan perbaikan dan
pengadaan dana bagi ruangan biasanya dilaporkan dulu
kebagian IPS (Instalasi Pengadaan Sarana) sebelum
mendapatkan dana dari pemerintah karna harus melewati
waktu dan proses yang lama maka untuk sementara
menggunakan dana pribadi oleh pihak keuangan ruang
bedah (Nuri) dengan dana yang diberikan Oleh Pemerintah
yang di kelola oleh rumah sakit idaman banjarbaru.

Prosedur barang dan jasa belanja langsung yang danaya


bersumber dari BLUD RSUD idamman banjarbaru
didapatkan dengan jalur melalui pengusulan melalui
pengantar dari kepala ruangan yang diserahkan ke IRNA
bedah untuk selanjutnya diproses oleh bagian tata usaha
dengan disposisi dari direktur dan terakhir dengan disposisi
bagian umum.

2.3.5 M5 (Mutu)
2.3.5.1 Patient safety
Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang
dikeluarkan oleh Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1
(Kemenkes, 2011) dan JCI Acredition, maka sasaran
tersebut meliputi 6 elemen berikut :
1) Sasaran I : Ketetapan identifikasi pasien
2) Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high alert medications)
4) Sasaran IV : Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien operasi
5) Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
6) Sasaran VI : Pengurangan resiko pasien jatuh
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan di
ruang nuri (bedah) bahwa belum tersedia dokumentasi
tentang keselamatan pasien.
2.3.5.2 Kepuasan pasien
1) Tingkat kepuasan pasien
Pelaksanan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi
25 soal berbentuk pertanyaan pilihan. Pertnyaan pilihan
mencakup pemberian penjelasan setiap prosedur
tindakan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan
keperawatan.
Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pasien terhadap
pelayanan perawat yang dibagikan kepada 7 responden
secara umum menyatakan bahwa kepuasan pasien
berdasarkan 5 karakteristik (RATER) menurut Leonard
L. Barry dan pasuranan “Marketing Service Competin
Through Quality” yang digunakan oleh pelanggan dalam
menggevalusi qualitas jasa layanan antara lain.
a. Reliability (keandalan), kemempuan untuk
memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan,
terpercaya, akurat dan konsisten dengan persentase
tidak puas 3%, puas 73%, sangat puas 24%.
b. Assurance (jaminan), yaitu berupa kemampuan
karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan
kepada konsumen dengan persentase tidak puas 3%,
puas 69%, sangat puas 28%
c. Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan
fasilitas fisik, peralatan materi komunikasi yang
menarik dengan peresentase tidak puas 18%, puas
65% dan sangat puas 18%.
d. Empathi (empati), kesedihan karyawan dan
pengusaha untuk memberikan perhatian secara
pribadi kepada konsumen dengan persentase tidak
puas 3%, 73%, dan sangat puas 24%
e. Responsivenes (tanggung jawab), kemampuan dari
karyawan dan pengusaha untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta
mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen
dengan persentase tidak puas 12%, puas 71%, dan
sangat puas 17%

2.3.5.3 Kenyamanan
Kenyamanan merupakan keadaan pasien tidak merasa nyeri,
nyeri merupakan suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang
akan muncul bil;a jaringan tubuh rusak, sehingga individu
akan bereaksi atau merespon untuk menghilangkan
mengurangi rangsang nyeri.
Angka penanganan nyeri pada pasien tanggal 2 November
2016 dengan persentase pasien nyeri yang terdokumentasi
dalam askep :
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
=
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu

6 orang x 100%
= = 86%
7 orang

2.3.5.4 Kecemasan
Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau
dirasakan pasien dan keluarganya disaat pasien harus di
rawat mendadak atau tanpa terencana begitu mulai masuk
rumah sakit. Kecemasan akan terus menyertai pasien dan
keluarganya dalam setiap tindakan perawatan terhadap
penyakit yang diderita pasien.

Berdasarkan penyebaran hasil kuesioner dari skala peringkat


kecemasan diri Zung Self pada pasien pada tanggal 3
November 2016 didapatkan 99% pasien normal atau tidak
cemas dan hanya 1% yang mengalami kecemasan, dan tidak
ada pasien yang mengalami kecemasan berat.

2.3.5.5 Perawatan diri


Kategori tingkat kemandirian pasien pada tanggal 2
November 2016
Jumlah
Kategori Deskripsi
Pasien
Mandiri dalam hal makan, BAK/BAB, mengenakan
A 3
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi
B Mandiri semuanya, kecuali salh satu dari fungsi di atas 1
C Mandiri, kecuali mandi dan salah satu dari fungsi di atas 0
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi
D 0
di atas
Mandiri, kecuali mandi, berpakain, ke toilet dan salah
E 0
satu fungsi diatas
Mandiri, kecuali mandi, berpakain, ke toilet, berpindah
F 0
dan salah satu fungsi di atas
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas 3
Total 7

Presentase kebutuhan perawatan diri pasien tanggal 2


November 2016
Jumlah pasien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri
= Jumlah pasien dirawat dengan tingkat ketergantungan parsial dan x 100 %
total

3
= x 100 %
7

= 42 %

2.3.5.6 Pengetahuan atau perilaku pasien


Menurut notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil
tahu, terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Jadi pengetahuan ini diperolah dari
aktivitas panca indra yaitu penglihatan, penciuman, perabaan
dan indra perasa, sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui mata dan telinga.
Hasil observasi pengetahuan tentang perawatan penyakit
dengan cara wawancara pada pasien tanggal 3 November
2016.

Jumlah pasien yang kurang pengetahuan


= x 100 %
Jumlah pasien yang dirawat pada periode

2 orang
= x 100 %
7 orang

= 28 %

2.3.5.7 Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1) Observasi Pelaksanaan Tindakkan Pemasangan Infus di
Ruang Nuri RSUD IDAMAN Banjarbaru

Observasi
Jenis
No. Aspek yang dinilai
kegiatan 1 2 3 4 5

1 Memasang a. Kriteria Persiapan


infus
i. Cuci tangan 1 1 1 1 1

ii. Standar infuse 1 1 1 1 1

iii. Cairan yang akan diberikan 1 1 1 1 1

iv. Infuse set 1 1 1 1 1

v. Kapas 1 1 1 1 1
vi. Alkohol 1 1 1 1 1

vii. Kasa steril 1 1 1 1 1

viii. Gunting 1 1 1 1 1

ix. Plester 1 1 1 1 1

x. Pengalas 0 0 0 0 0

xi. Bengkok 1 1 1 1 1

b. Kriteria Pelaksanaan

i. Cuci tangan 1 1 1 1 1

ii. Pasien diberi penjelasan 1 1 1 1 1

iii. Posisi pasien 1 1 1 1 1


supinasi/terlentang
iv. Siapkan area yang akan 1 1 1 1 1
dipasang
v. Memeriksa cairan yang akan 1 1 1 1
diberikan
vi. Keluarkan udara dari selang 1 1 1 1 1
infuse
vii. Menentukan area yang akan 1 1 1 1 1
ditusuk
viii. Pasang perlak 0 0 0 0 0

ix. Mendesinfektan area yang 1 1 1 1 1


akan ditusuk dengan
diameter 5-10 cm
x. Menusuk jarum infuse pada 1 1 1 1 1
vena yang telah ditentukan
xi. Melaksanakan fiksasi 1 1 1 1 1

xii. Menutup bagian yang ditusuk 0 0 0 0 0


dengan kasa steril
xiii. Menghitung jumlah tetesan 1 1 1 1 1
sesuai dengan kebutuhan
xiv. Memperhatikan reaksi pasien 1 1 1 1 1

xv. Catat waktu pemasangan, 0 0 0 0 0


jenis cairan dan jumlah
tetesan
xvi. Pasien dirapikan 1 1 1 1 1

xvii. Alat-alat dibersihkan 1 1 1 1 1

xviii. Cuci tangan 1 1 1 1 1

25 25 25 25 25

Total 125

Presentase

Presentase = 125 x 100% = 86 %


5 X (11+18)

2) Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Obat


Melalui Suntikan di Ruang Nuri RSUD IDAMAN
Banjarbaru
Observasi
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

2 Pemberian a. Kriteria Persiapan


obat melalui
suntikan IV 1. Spuit disposable sesuai 1 1 1 1 1
kebutuhan
perinfuse
2. Kapas alkohol 70% 1 1 1 1 1

3. Obat yang diberikan 1 1 1 1 1

4. Pasien diberi penjelasan 1 1 1 1 1

b. Kriteria Pelaksanaan

1. Cuci tangan 1 1 1 1 1

2. Memperhatikan prinsip 1 1 1 1 1
aseptik
3. Membaca etiket obat 1 1 1 1 1

4. Membaca dosis obat 1 1 1 1 1

5. Memasukkan obat ke 1 1 1 1 1
dalam spuit, kemudian
udara dalam spuit
dikeluarkan
6. Mengatur posisi pasien 1 1 1 1 1

7. Menentukan daerah yang 1 1 1 1 1


akan disuntik
8. Mendesinfektan kulit yang 1 1 1 1 1
akan disuntik sesuai
dengan jenis suntikan
9. Memasukkan obat sesuai 1 1 1 1 1
dengan teknik penyuntikan
10. Memasukkan obat secara 1 1 1 1 1
perlahan-lahan
11. Memperhatikan respon 1 1 1 1 1
pasien
12. Mencabut jarum perlahan- 1 1 1 1 1
lahan
13. Mendesinfeksi dengan 1 1 1 1 1
kapas alkohol
14. Mencatat pemberian obat 1 1 1 1 1

15. Mencuci tangan 1 1 1 1 1

20 20 20 20 20

Sub total 100


Total

Persentase 100%

100
= x 100%
5 x (4+15)
= 100 %
3) Observasi Pelaksanaan Tindakan Mengukur Tekanan
Darah di Ruang Nuri RSUD IDAMAN Banjarbaru
Observasi
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

3 Mengukur a. Kriteria persiapan


tekanan darah
1. Tensimeter 1 1 1 1 1

2. Stetoskop 1 1 1 1 1

3. Buku catatan 1 1 1 1 1

4. Pasien diberi
penjelasan terhadap 1 1 1 1 1
tindakan yang akan
dilakukan
b. Kriteria Pelaksanaan

1. Cuci tanagn 0 0 0 0 0

2. Lengan baju pasien


dibuka atau 1 1 1 1 1
digulung
3. Manset tensimeter
dipasang pada
lengan atas dengan
pipa karetnya 1
1 1 1 1
berada di sisi luar
lengan. Menset
dipasang tidak
terlalu longgar
4. Pompa tensimeter 1
1 1 1 1
dipasang
5. Denyut arteri
brakhialis diraba
lalu stetoskop 1 1 1 1 1
ditempatkan pada
daerah tersebut
6. Skrup balon dibuka
perlahan-lahan
sehingga air turun, 1 1 1 1 1
sambil
memperhatikan
turunnya air raksa,
dengarkan bunyi
denyutan pertama/
systole dan
terakhir/ diastole
7. Respon pasien 1
1 1 1 1
dicatat
8. Pasien dan alat 1
1 1 1 1
dirapikan
9. Mencuci tanagan 1 1 1 1 1

Sub total 12 12 12 12 12

Total 60

Persentase 92 %

60
= x 100 %
5 x (4+9)
= 92 %

4) Observasi Pelaksanaan Tindakan Merawat Luka di


Ruang Nuri RSUD IDAMAN Banjarbaru
Observasi
No Jenis Kegiatan Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

3 Merawat luka a. Kriteria persiapan

1. Sarung tangan 1
1 1 1 1
bersih
2. Piala ginjal dan alat 1
1 1 1 1
dresing
3. Sampiran 0 0 0 0 0

4. Pasien diberi
penjelasan terhadap 1
1 1 1 1
tindakan yang akan
dilakukan
b. Kriteria Pelaksanaan
1. Mencuci tangan 1 1 1 1 1

2. Gunakan sarung 1
1 1 1 1
tangan bersih
3. Piala ginjal
didekatkan ke tubuh 1 1 1 1 1
klien
4. Buka plaster dengan 1
1 1 1 1
kapas alkohol
5. Angkat pembalut
kotor dan masukan 1
1 1 1 1
dalam kantung
plastik
6. Ganti sarung tangan
dengan yang bersih 1 1 1 1 1
atau steril
7. Bersihkan area luka
dan area kulit
1 1 1 1 1
sekitarnya dengan
kapas basah atau
NaCl
8. Keringkan kulit 1
1 1 1 1
disekitar area luka
9. Lakukan observasi
luka dan kulit 1 1 1 1 1
sekitar luka
10. Tutup luka dengan
kasa dengan tertutup 1 1 1 1 1
plaster
11. Bereskan alat-alat
dan buang balutan 1 1 1 1 1
kotor
12. Cuci tangan 1 1 1 1 1

13. Motivasi klien untuk 1


1 1 1 1
observasi setiap hari
C. Evaluasi

14. Respon klien 1


1 1 1 1
terhadap luka
15. Integritas kulit area 1
1 1 1 1
luka
16. Karakteristik luka 1 1 1 1 1

Sub total 19 19 19 19 19
Total 95

Persentase

95
= x 100 %
5 x (4+16)

= 95 %

5) Rekapitulasi hasil obserfasi pelaksanaan tindakan


keperawatan di ruang nuri (bedah ) RSUD Idaman
Banjarbaru
Keperawatan (Standar VI)

No Aspek Yang dinilai Hasil (%)

1. Memasang Infus 86%

2. Memberikan Obat suntikan 99 %

3. Mengukur tekanan darah 92 %

4. Merawat luka 95 %

Total

Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil evaluasi pada


pengkajian instrument di ruang nuri (bedah) RSUD
Idaman Banjarbaru didapatkan hasil bahwa sebagian
besar tindakan keperawatan sudah dilakukan sesuai
dengan SOP (standar Operasional Prosedur), tetapi
ada beberapa persiapan alat dan pelaksanaan
tindakan yang belum sesuai dengan SOP yaitu :
a. Belum menggunakan perlak saat melakukan
pemasang infus.
b. Belum memberi tanda dengan tulisan ditabung
oksigen beberapa jumlah oksigen yang diberikan
ke pasien.
c. Belum melakukan cuci tangan saat melakukan
mengukur tekanan darah.
d. Belum tersedianya sampiran untuk menjaga
privasi pasien pada saat dilakukan tindakan
infasip pada pasien.

2.3.5.7 Efisiensi Ruang Rawat (BOR, LOS, BTO, TOI)


1) BOR (Bed Occupancy Rate)
Adapun tingkat keefisiensian Ruang Nuri (Bedah)
RSUD Idaman Banjarbaru yang dihitung selama dua
bulan terakhir dari November sampai dengan Oktober
2016 sebagai berikut :
Bulan September :
BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR = Jumlah hari perawatan x 100%
Jumlah bed x hari dalam satu periode

BOR = 190 x 100 %


24 x 30

BOR = 19000
720
BOR = 26,3 %
Bulan Oktober :
BOR = 305 x 100 %
24 x 31
BOR = 30500
744
BOR = 40,9 % = 41 %

BOR dua bulan (September-Oktober)


BOR = 495 x 100%
24 x 61
BOR = 33,8 %

Dari hasil perhitungan selama dua bulan (September-


Oktober 2016) di Ruang Nuri RSUD Idaman Banjarbaru
didapatkan nilai perhitungan BOR sebesar 33,8 %.
Menurut Depkes nilai parameter BOR yang ideal adalah
60-85 %. Dalam hal ini terjadi penerunan BOR di Ruang
Nuri disebabkan karena jumlah pasien yang dirawat
lebih sedikit dari pada total bed yang disediakan
ruangan. Penurunan nilai BOR disebabkan karena
beberapa hal yang terjadi :
a. Kebanyakan pasien-pasien bedah umumnya memilih
kelas II, kelas I bahkan VIP namun di ruang Nuri hanya
memiliki satu ruangan untuk kelas II, dua ruangan untuk
kelas I, dua ruangan untuk kelas III. Untuk ruangan VIP
masih belum bisa digunakan.
b. Adanya pemindahan bangunan rumah sakit yang lama
ke bangunan rumah sakit yang baru, sehingga keadaan
ini menurunkan angka rawat inap di ruang Nuri RSUD
Idaman Banjarbaru.
2) LOS (Lengh Of Stay)
Adapun LOS yang didapatkan berdasarkan perhitungan
pada bulan September sampai dengan bulan Oktober
dengan jumlah total hari perawatan selama 2 bulan,
didapatkan LOS dengan perhitungan sebagai berikut:
LOS = Jumlah lamanya dirawat
Jumlah pasien keluar RS (hidup+mati)/periode

Bulan September:
LOS = 190 = 3,5 hari = 3 hari.
53

Bulan Oktober:
LOS = 305 = 4,2 hari = 4 hari.
71
LOS 2 bulan (September sampai dengan Oktober)
LOS = 495 = 3,9 hari = 4 hari
124
Dari hasil perhitungan selama 2 bulan (September
sampai dengan Oktober 2016) didapatkan LOS (Length
of Stay) sebesar 4 hari. Menurut Depkes nilai parameter
LOS yang ideal adalah antara 6-10 hari dan maksimum
12 hari. Dalam hal ini terjadi percepatan lama hari
perawatan karena pasien umumnya adalah pasien pre
operasi penyakit tertentu. Ketika dalam perawatan pasca
operasinya pasien tidak mempunyai komplikasi atau
infeksi pada luka operasinya maka pasien diberikan izin
pulang sehingga tidak menambah hari perawatan dan
memperingan biaya yang dikeluarkan baik tanggungan
individu atau pemerintah. Hal ini sejalan dengan tujuan
efektifitas serta efisiensi hari perawatan pasca operasi.

BTO (Bed Turn Over)


Adapun BTO yang didapatkan berdasarkan perhitungan
pada bulan September sampai dengan Oktober 2016
didapatkan BTO dengan perhitungan sebagai berikut:
BTO = Jumlah pasien keluar RS (hidup+mati)
Jumlah tempat tidur
BTO = 124 = 5,1
24
Dari hasil perhitungan selama 2 bulan (September
sampai dengan Oktober 2016) didapatkan BTO (Bed
Turn Over) sebesar 5,1. Menurut Depkes nilai parameter
BTO adalah indikator yang menunjukkan berapa kali
satu tempat tidur digunakan pasien dalam satu periode
tertentu. Dalam hal ini terjadi peningkatan nilai BTO
(Bed Turn Over) di Ruang Nuri RSUD Idaman
Banjarbaru disebabkan karena penurunan nilai LOS
(Length of Stay). Nilai BTO dan LOS berbanding
terbalik dengan artian apabila LOS menurun maka BTO
akan meninggi yang artinya penggunaan satu tempat
tidur dapat digunakan oleh lebih banyak pasien di
periode tertentu.

2.4 Fungsi Manajemen Keperawatan di Ruangan


2.4.1 Fungsi Perencanaan
2.4.1.1 Visi dan Misi Ruangan
Visi dan Misi di Ruang Bedah (Nuri) belum ditetapkan.
2.4.1.2 Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di ruang
bedah (Nuri)
125) SOP mengukur suhu tubuh peraxila
126) SOP menghitung denyut nadi
127) SOP menghitung pernafasan
128) SOP menghitung tekanan darah
129) SOP memandikan pasien ditempat tidur
130) SOP menjaga kebersihan rongga mulut, gigi pada
pasien tidak sadar.
131) SOP perawatan gigi palsu
132) SOP perawatan mulut klien sadar
133) SOP merawat kateter internus
134) SOP melepas kateter internus
135) SOP pengambilan urine untuk pemeriksaan
136) SOP membantu klien buang air besar di tempat
tidur
137) SOP memasang kanul rektal
138) SOP mengeluarkan feses secara manual
139) SOP huknah/clensing enema/lavament
140) SOP pemberian spuit glyscerin / retention enema
141) SOP pengambilan bahan pemeriksaan feses
142) SOP pemeriksaan fisik
143) SOP Mengajarkan latihan nafas dalam
144) SOP mencukur
145) SOP memasang gurita
146) SOP mengganti balutan
147) SOP merawat luka dengan drain
148) SOP mengangkat jahitan
149) SOP merawat dekubitus
150) SOP memasang restrain
151) SOP mencuci tangan
152) SOP menyikat tangan
153) SOP pemakaian alat pelindung mata
154) SOP pemakaian skort
155) SOP pemakaian masker
156) SOP pemakaian sarung tangan steril
157) SOP membuka bungkusan steril
158) SOP membantu klien bergeser ke sisi atas tempat
tidur
159) SOP memberikan posisi semi fowler
160) SOP memberikan posisi supine
161) SOP memberikan posisi lateral
162) SOP logrolling klien
163) SOP posisi prone (tengkurap)
164) SOP sims (semi prone)
165) SOP memberikan posisi dorsal rekumben
166) SOP memberikan posisi trendelenberg
167) SOP memberikan posisi anti trendenlenberg
168) SOP membantu klien duduk di tempat tidur
169) SOP memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
roda
170) SOP memindahkan klien ke kereta dorong
171) SOP membantu klien ambulansi
172) SOP melatih ROM atau RPS
173) SOP mengatasi nyeri
174) SOP membantu klien
175) SOP memberkan kompres hangat
176) SOP asuahan keperawatan pasien yang
berhubungan dengan aspek budaya dan spiritual
177) SOP pemberian obat oral
178) SOP pemberian obat bukal dan subingual
179) SOP pemberian obat topikal
180) SOP pemberian obat mata
181) SOP pemberian tetes telinga
182) SOP pemberian tetes hidung
183) SOP pemberian obat inhalasi
184) SOP memasukkan supositoria atau cream Vagina
185) SOP prosedur pemberian obat melalui rektal
186) SOP menghisap obat dari ampul
187) SOP menghisap obat dari vial
188) SOP memberikan obat intra cutan
189) SOP memberikan suntikan subcutan
190) SOP memberikan suntika intra muskular
191) SOP memnambahkan obat ke dalam botol infus
192) SOP memasukan obat intravena secara bulus pada
infus
193) SOP fungsi vena untuk pengambilan darah
194) SOP prosedur pemasangan infus
195) SOP menghitung tetesan infus dan memonitor
infus
196) SOP mengganti balutan infus
197) SOP prosedur melepas infus
198) SOP prosedur pemasangan kateter pria
199) SOP Prosedur pemasangan kateter wanita
200) SOP mengyiapkan klien untuk biopsi pleura/paru
201) SOP melakukan ppd test
202) SOP melakukan fisioterapi pada posturar drainase
203) SOP melakukan penghisan lendir melalui mulut,
hidung dan tracheostomy
204) SOP perawatan klien pasca tracheostomy
205) SOP menyiapkan klien untuk terapi nebulizer
206) SOP merawat klien dengan water seal drainage
(WSD
207) SOP memasang pipa lambung (naso gastric
tube=NGT)
208) SOP melakukan bilas lambung (lavage)
209) SOP merawat luka gastrostomi
210) SOP memberikan makanan cair melalui
gastrostomi
211) SOP melawat colostomy
212) SOP melakukan lavementcolostomy (irigasi
colostomy)
213) SOP persiapan dan perawatan klien untuk
pemeriksaan colostoscopy
214) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan
gastroscopy
215) SOP persiapan dan perawatan klien pada
pemeriksaan OMD foto
216) SOP pemeriksaan dan perawatan klien pada
pemeriksaan colon foto
217) SOP persiapan dan perawatan klien pada
pemeriksaan laparoscopy
218) SOP persiapan dan perawatan klien pada
pemeriksaan cholecystografy
219) SOP persiapan dan perawatan klien funksi asites
(paracentasis)
220) SOP memberi rendaman duduk
221) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan
laboratorium tes fungsi lever
222) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan EKG
223) SOP mengambil darah untuk pemeriksaan
preparat malaria
224) SOP memberikan trafusi darah
225) SOP menyiapkan dan melakukan asisten terhadap
klien dengan BMT
226) SOP melakukan test rumple leed
227) SOP persiapan dan perawatan klien dengan lumbal
funksi
228) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan CT
SCAN
229) SOP merawat klien sebelum dan sesudah
pemeriksaan EEG
230) SOP perawatan klien dengan gips
231) SOP perawatan klien dengan traksi
232) SOP membantu pasien menggunakan
tongkat/kruk dan penyangga tubuh
233) SOP membantu pasien menggunakan walker
234) SOP menyiapkan klien dan bahan untuk
pemeriksaan GDS
235) SOP menyiapkan klien dan bahan untuk
pemeriksaan NPP
236) SOP melakukan pemeriksaan gula darah dengan
glucumeter
237) SOP melakukan injeksi insulin (insulin Pen)
238) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan USG
ginjal
239) SOP melakukan irigasi kandung kemih pada klien
post operasi BPH
240) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan USG
kandung kemih
241) SOP menyiapkan klien untuk pemeriksaan Bno-
IVP
242) SOP pemeriksaan pasien baru
243) SOP alur pasien pulang
244) SOP pasien dipindah keruangan lain karena alih
rawat
245) SOP pasian rawat inap dari poliklinik
246) SOP pasien dipindah keruangan lain karena
perubahan kelas
247) SOP pelaksanaan discharge planning
248) SOP timbang terima pasien

Ruang bedah (Nuri) sudah memiliki SOP berjumlah 124


buah dan persepsi perawat pelaksana tentang SOP cukup
baik.

2.4.1.3 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ada di ruang


bedah (Nuri)
Di ruang bedah (Nuri) memiliki Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) Keperawatan Perioperatif,
Intraoperatif dan Postoperatif.
2.4.1.4 Standar Kinerja yang ada di ruang bedah (Nuri)
Menurut wawancara pada tanggal 02 November 2016
oleh Kepala Ruangan di ruang Bedah (Nuri) memiliki
kebijakan toleransi 30 menit untuk kehadiran apabila ada
kejadian yang tidak di inginkan. Sedangkan secara
observasi tidak ada tata tertib secara tertulis untuk
kebijakan tersebut. Namun untuk standar pelayanan
minimal yang disepakati oleh ruangan yaitu seperti
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), Observasi Tanda-
tanda Vital (TTV).
2.4.2 Fungsi Pengorganisasian
2.4.2.1 Struktur Organisasi Ruang Bedah (Nuri)

KEPALA RUANGAN
Muhammad Abrar, S.Kep

CRITICAL CARE MANAGER WAKIL KEPALA RUANGAN


Sri Susanti, A.MK Heni Nuraini, S.Kep.,Ns

KATIM A KATIM B
Fitrianie,S.Kep.Ns. Rina,A.MK
Siti Mariam,S.Kep Sri Wayuni, S.Kep

Gt. A. Ridwan, A.MK Cahyo W, A.MK

Aminatu Z, S.Kep M. Reza P, A.MK

Poppy K, S.Kep M. Yusuf, A.MK

Ratna NB, A.MK Lestia PU, S.Kep

Meyla, A.MK

ADMINISTRASI CLEANING SERVICE


Linda, AMD Mariana

2.4.2.2 Uraian Tugas Ruang Bedah (Nuri)


Uraian tugas masing-masing berdasarkan pembagian
peran pada ruang Nuri RSUD Idaman Banjarbaru.
6) Kepala Ruangan
a. Mengatur dan mengorganisasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat inap
b. Mengatur dan menyusun daftar dinas tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya yang bekerja di
ruang rawat inap
c. Mengorganisasikan seluruh kegiatan yang ada
dengan cara kerjasama dengan tim kesehatan
lainnya dalam memberikan pelayanan di ruang
rawat inap
d. Mengadakan pertemuan berkala dengan PP dan
PA di ruang rawat inap
e. Mengatur dan memilihara peralataan agar
dalam keadaan siap pakai
f. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan hasil
kegiatan di ruang rawat inap
g. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan
keluarga pasien tentang peraturan rumah sakit
dan tata tertib ruangan, pendidikan kesehatan
berkelanjutan, gizi dan keadaan fasilitas di
ruang rawat inap
h. Menyusun permintaan kebutuhan alat-alat,
obat-obatan dan bahan habis pakai
i. Mengelompokan pasien r di ruang rawat inap
sesuai dengan permintaan kelasnya
j. Menjaga dan memelihara hubungan baik
dengan pasien agar mereka aman, nyaman, dan
terlindung selama dalam pelayanan
k. Mempertahankan dan meningkatkan sistem
pencatatan dan pelaporan perkembangan
pasien, tingkat ketergantungan pasien dan
kegiatan lainnya secara benar.
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang
diperintaghkan oleh atasan
7) Perawat Clinical Care Manager (CCM)
a. Membimbing PA dan PP tentang implementasi
sistem pemberian pelayanan keperawatan
profesional (SP2KP)
b. Memberikan masukan saat diskusi kasus PP
dan PA
c. Bekerja sama dengan kepala ruangan
d. Melaksanakan tugas pendelegasian dari kepala
ruangan
e. Mengevaluasi penkes yang dilakukan PP
f. Mengevaluasi implementasi SP2KP
8) Perawat Primer (PP) / Katim
a. Melakukan operan dengan meminta laporan PJ
tim malam dan dilanjutkan keliling melihat
pasien untuk validasi kondisi dan jumlah pasien
b. Memimpin pre conference dalam tim masing-
masing
c. Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga
d. Melakukan pengkajian terhadap pasien
baru/melengkapi hasil PA
e. Menetapkan rencana ASKEP dan menjelaskan
kepada PA (preconference)
f. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada
klien
g. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PA
dalam melakukan tindakan keperawatan
h. Memonitor dokumentasi yang dilakukan PA
i. Mengatur pelaksanaan konsul dan laboratorium
j. Membantu dan memfailitasi terlaksananya
kegiatan PA
k. Melakukan kegiatan serah terima klien
l. Mendampingi visit team medis
m. Bersama PA melakukan evaluai ASKEP dan
membuat catatan perkembangan klien setiap
hari
n. Memberikan penkes pada klien dan keluarga
o. Membuat rencana pulang
p. Memimpin post conference dalam tim masing-
masing
q. Melakukan operan dengan melaporakan asuhan
keperawatan pasien pagi dan tindak lanjut sore
dan malam.
9) Perawat Assosiet (PA)
a. Melakukan operan dengan meminta laopran PJ
dan dilanjutkan keliling melihat pasien untuk
validasi kondisi dan jumlah
b. Mengikuti preconference dengan perawat
pimer (PP)
c. Membaca rencana perawatan yang telah
ditetapkan oleh PP
d. Membina hubungan terapeutik dengan klien
dan keluarga
e. Menerima delegasi peran PP, bila PP tidak ada
f. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
renpra
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilaksanakan dan mendokumentasikan
h. Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status
keperawatan
i. Mengkomunikasikan semua masalah kepada
PP
j. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan
diagnostik, lab, pengobatan dan tindakan
keperawatan
k. Berperan serta dalam memberikan pendidikan
kesehatan
l. Melakukan inventarisasi fasilitas
m. Mengikuti post conference dengan PP
n. Membantu tim lain yang membutuhkan
o. Melakukan operan dengan melaporkan asuhan
keperawatan pasien pagi dan tindak lanjut sore
dan malam.

2.4.2.3 Pengaturan Daftar Pasien Ruang Bedah (Nuri)

2.4.2.4 Pengorganisasian Perawatan Klien Ruang Bedah (Nuri)

2.4.3 Fungsi Ketenagaan


2.4.3.1 Sistem Penghitungann Tenaga Ruang Bedah (Nuri)
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan yang
diterapkan di rumah sakit tipe C ruang bedah Nuri adalah
dengan metode rasio. Dimana dengan jumlah tempat
tidur 24 buah, maka jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan adalah:
2/3 x 24 = 16, maka jumlah teanga keperawatan Ruang
Bedah Nuri yang dibutuhkan adalah 16 orang.
2.4.3.2 Orientasi Perawat Baru Ruang Bedah (Nuri)
Menurut wawancara yang dilakukan pada tanggal 02
november 2016 oleh kepala ruangan di ruang Bedah
Nuri dalam melakukan orientasi pada perawat baru yaitu
dengan rolling ruangan perminggunya dengan waktu
lamanya 1 tahun.
2.4.3.3 Pengaturan Jadwal Dinas Ruang Bedah (Nuri)
Pengaturan jadwal dinas ruang bedah Nuri berdasarakan
Departemen Keseahatan (DepKes)
2.4.3.4 Jenjang Karir Perawat (Kredensial) Ruang Bedah (Nuri)
Pada ruang bedah Nuri jenjang karir perawat kredensial
belum ada.
2.4.3.5 Beban Kerja Perawat Ruang Bedah (Nuri)
Jumlah perawat untuk masing-masing shift menurut
Wastrler (Swansburg, 1996) merekomendasikan jaga
pagi 47%, jaga sore 35%, jaga malam 17%.
1. Pagi 47% x 4 orang = 1,88 orang = 2 orang.
2. Sore 35% x 4 orang = 1,4 orang = 1 orang.
3. Malam 17% x 4 orang = 0,68 orang = 1 orang
Dalam hasil observasi pada tanggal 2 November 2016 di
ruang Nuri (Bedah), perhitungan tenaga sudah lebih dari
standar jumlah perawat maka tidak ada beban kerja
untuk perawat ruang bedah Nuri.

2.4.4 Fungsi Pengarahan


2.4.4.1 Operan Ruang Bedah (Nuri)
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan,
tanggal 02 November 2016 s.d 03 november 2016
timbang terima dilakukan pada pergantian shift dinas
malam ke dinas pagi yang dipimpin oleh kepala ruangan,
sdangkan pergantian shift dari pagi ke sore dipimpin
oleh ketua tim. Kemudian untuk timbang terima pada
pergantian dinas sore ke dinas malam dilakukan oleh
perawat asosiate yang berdinas. Timbang terima pada
shift dinas malam ke dinas pagi dilakukan di Nurse
station, kemudian dilakukan dengan melihat langsung
kondisi pasien, selanjutnya kembali ke Nurse Station
kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil
validasi data atau terkait hal-hal yang hendka di
klasrifiakasi ulang secara langsung. Pada timbang terima
dari shift pagi ke shif sore dan malam hanya dilakukan
di Nurse station saja.pada saat timbang terima, hal-hal
yang sifatnya khusus dicatat dan diserah terimakan pada
perawat shift berikutnya, perawat shift berikutnya
validasi data perawat menyapa pasien dan mananyakan
kondisi keluhan yang dirasakan saat ini penyampaian
dilakukan singkat dan jelas sebesar, perawat
menyebutkan identitas pasien, perawat menyebutkan
diagnosa medis, perawat menyebukan data objektif,
perawat menyebutkan data penunjang lain, perawat
menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan,
perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga
menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya sebesar, perawat yang memimpin
timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift
berikutnya mendokumentasikan pelaksanaan timbang
terima di buku laporan oleh ketua tim kadang-kadang
dilakukan.

Timbang terima adalah metode untuk


mengkomunikasikan informasi keperawatan dan
merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi
penting tentang pasien dalam memberikan asuhan
keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang
terima harus dilakukan seelektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat tentang keadaan pasien saat
itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilakukan, masalah keperawatan yang mungkin muncul,
intervensi kolaboratif dan perkembangan pasien saat itu,
tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin
muncul, intervensi kolaboratif, dan perkembangan
pasien saat itu.
Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift
sebagai kesatuan proses komunikasi dalam
menyampaikan informasi tentang kondisi pasien saat itu,
sebagai wujud profesional perawat dan bentuk tanggung
jawab perawat kepada pasien. Informasi yang
disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik.
Timbang terima dilakukan nurse station yang diikuti
oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian
dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk
validasi data dan memantau kondisi pasien secara
langsung.
Hasil observasi tanggal 02 november 2016 s.d 03
November 2016, timbang terima diruang nuri bedah
dilakukan setiap pergantian shift malam ke pagi ( pukul
jam 08.00 wita) yang di ikuti oleh sebagian perawat dan
mahasiswa yang bertugas di masing- masing shift.
Beberapa kelebihan pelaksanaan timbang terima di
ruang Nuri bedah adalah timbang terima dilaksanakan
langsung oleh kepala ruangan. Isi timbang terima
meliputi nama dan ruang pasien, diagnose medis dan
kondisi pasien. Untuk masalh keperawatan, intervensi
yang telah dan belum dilakukan sudah dilaporkan secara
detail. Terapi yang di berikan dan tidak semua yang
dicatat dalam buku timbang terima, dan belum dapat
format khusus timbang terima yang memudahkan
perawat untuk melakukan timbang terima.
Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi
yang jelas tentang kebutuhan pasien terhadap apa yang
sudah dilakukan dan yang belum, serta respon pasien
yang terjadi memang telah dilaksanakan di ruang Nuri
bedah. Namun kegiatan perawat melakukan timbang
terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya
dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat
pasien belum dilaksanakan. Selain itu juga kegiatan
timbang terima belum terjadwal pasti, karena kadang
hanya dilakukan oleh shift malam ke shift pagi saja, serta
pada hari libur kadang-kadang dilakukan.

2.4.4.2 Pre dan Post Conferent Ruang Bedah (Nuri)


2.4.4.3 Motivasi Kepada Perawat Ruang Bedah (Nuri)
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada
tanggal 02 november 2016 motivasi kepada perawat
seperti reward belum pernah dilakukan.
2.4.4.4 Pendelegasian Ruang Bedah (Nuri)
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada
tanggal 02 november 2016 pendelegasian dari kepala
ruangan kepada staf di ruang Bedah Nuri hanya secara
lisan dan tidak tertulis.
2.4.4.5 Supervisi Ruang Bedah (Nuri)
Dari hasil obsevasi yang dilakukan mahasiswa
didapatkan bahwa supervise ruangan dilakukan setiap
hari oleh kepala ruangan dan wakil kepala ruangan yang
dimana supervise setiap dilakukan secara in formal yaitu
oleh kepala ruangan maupun wakil kepala ruangaan
yang merangkap sebagai CCM langsung ke ketua tim
atau pun perawat asosiatif yang berdinas dan telah
dilakukan pencatatanya.
2.4.4.6 Ronde Keperawatan Ruang Bedah (Nuri)
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali
dan membahas secara mendalam masalah keperawatan
yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus
kegiatan.
Hasil observasi tanggal 2 November 2016 s.d 3
November 2016 ada lakukan timbang terima antara
kepala ruangan dengan perawat jaga setiap pagi, namun
belum tampak diskusi kasus secara mendalam terkadang
dilakukan berbarangan dengan jadwal dokter visite.
Selain itu, diruangan sangat jarang melaksanakan ronde
keperawatan.

2.4.5 Fungsi Pengendalian


2.4.5.1 Indikator Mutu Ruang Bedah (Nuri)
2.4.5.2 Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan Ruang Bedah
(Nuri)
2.4.5.3 Survey Kepuasaan Ruang Bedah (Nuri)
Survey kepuasaan berdasarkan tingkat kepuasan pasien
dengan pelaksanan evaluasi menggunakan kuesioner yang
berisi 25 soal berbentuk pertanyaan pilihan. Pertnyaan
pilihan mencakup pemberian penjelasan setiap prosedur
tindakan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan
keperawatan.
Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pasien terhadap
pelayanan perawat yang dibagikan kepada 7 responden
secara umum menyatakan bahwa kepuasan pasien
berdasarkan 5 karakteristik (RATER) menurut Leonard L.
Barry dan pasuranan “Marketing Service Competin Through
Quality” yang digunakan oleh pelanggan dalam
menggevalusi qualitas jasa layanan antara lain.
1) Reliability (keandalan), kemempuan untuk memberikan
jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya, akurat
dan konsisten dengan persentase tidak puas 3%, puas
73%, sangat puas 24%.
2) Assurance (jaminan), yaitu berupa kemampuan
karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan
kepada konsumen dengan persentase tidak puas 3%, puas
69%, sangat puas 28%
3) Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan fasilitas
fisik, peralatan materi komunikasi yang menarik dengan
peresentase tidak puas 18%, puas 65% dan sangat puas
18%.
4) Empathi (empati), kesedihan karyawan dan pengusaha
untuk memberikan perhatian secara pribadi kepada
konsumen dengan persentase tidak puas 3%, 73%, dan
sangat puas 24%
5) Responsivenes (tanggung jawab), kemampuan dari
karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan
dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan
mengatasi keluhan dari konsumen dengan persentase
tidak puas 12%, puas 71%, dan sangat puas 17%

2.4.5.4 Survey Masalah Pasien Ruang Bedah (Nuri)

2.5 Analisa Masalah


Dari pengkajian tanggal 2 - 4 November 2016, dilakukan analisa dengan
menggunakan metode analisa SWOT.

M1 (Man)

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) ( ANCAMAN)

 Jumlah tenaga  Jenis  Adanya  Persaingan antar


perawat di Ruang ketenagaan mahasiswa institusi pelayanan
Nuri (Bedah) perawat yang praktik kesehatan.
mencukupi yaitu mencukupi managemen  Tuntutan
16 orang perawat. tidak sesuai dan mahasiswa pelayanan yang
 Adanya tenaga dengan tingkat praktik lainnya. tinggi dari
Non keperawatan pendidikan,  Adanya kerja masyarakat.
 90% perawat ditandai sama yang baik  Tingginya
memperkenalkan dengan masih antara pihak kesadaran hokum
diri dengan banyaknya klinik dan pelayanan
pasien dan tingkat akedemik. kesehatan dari
keluarga. pendidikan  Adanya masyarakat.
 90% perawat di perawat yang kesempatan
Ruang masih S1 dan bagi perawat di
Nuri(Bedah) D3 Ruang Nuri
sopan dan ramah. keperawatan. (Bedah) dalam
 70% perawat  Kurangnya mengikuti
mengatakan pelatihan yang pendidikan
setuju rumah diikuti perawat lanjutan
sakit memberikan di Ruang Nuri
pengahargaan (Bedah).
kepada perawat  Kurang
yang berprestasi. tegasnya
perawat dan
keluarga di
Ruang Nuri
(Bedah)
seperti masih
adanya
penunggu
pasien yang
lebih dari 2
orang, masih
adanya
pengunjung
yang
membawa
anak-anak
dalam ruang
perawatan.
 Pemenuhan
kebutuhan
dasar yang
masih kurang
optimal pada
pasien.

M2 (Material)

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN)

 Tersedia  Pemeliharaan  Adanya  Adanya


Mempunyai alat kesehatan kesempatan untuk tuntutan yang
sarana dan dan barang yang perbaikan dan tinggi dari
prasarana untuk belum optimal, penggantian alat- masyarakat
pasien dan tenaga bahwa masalah alat yang tidak untuk
kesehatan yang yang didapat layak pakai melengkapi
cukup nya gedung dari alat  Adanya sarana dan
yang kondusif dan kesehatan yaitu kesempatan untuk prasarana
sarana umum jumlah bed menambah  Adanya
(meja, kursi, pasien yang anggaran kesempatan
lemari) rusak berjumlah pembelian alat- untuk
 Pasien dan 1 bed dari 25 alat dan barang penggantian
keluarga pasien bed, Kursi lipat yang diperlukan. alat-alat yang
mengatakan bila 6 buah,  Adanya tidak layak
alat-alat tenun  Alat Ambulasi pendanaan pakai.
seperti sprei, dll yang kurang BLUD, APBN,  Makin tinggi
diganti setiap mencukupi APBD kesadaran
kotor yaitu: brankar 1 masyarakat
 Mempunyai buah dan kursi akan
peralatan dan roda 2 buah pentingnya
semua perawat  Tidak ada kesehatan
ruangan mampu tempat
menggunakannya. penyimpanan
 Terdapat Alat ambulasi
administrasi (kursiroda,
penunjang. brankar) tabung
 Tersedianya oksigen dan
Nurse Station. Sampiran
 Peralatan Dresing
yang cukup
 Nurse Station
terpakai secara
Optimal

M3 (Metode)
Penerapan Model SP2KP

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENE


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) D
(ANCAMAN)

 Penggunaan  Belum adanya  Adanya  Adanya


SP2KP visi dan misi mahasiswa tuntutan
diruangan dari ruangan praktik stase pelayan
 Adanya SOP dan sebagai acuan manajemen yang tinggi
SAK di ruangan dalam bekerja keperawatan dari
 Penilaian  Sudah ada  ]adanya masyarakat
kepuasan model SP2KP kerjasama yang  Tingginya
pelayan yang yang baik antara pihak kesadaran
cukup baik digunakan rumah sakit masyarakat
namun peran dengan akademik terhadap
dan tanggung  Pelatihan tentang status
jawab dalam manajemen kesehatan
pelaksanaan SP2KP  Persaingan
SP2KP belum antara
optimal institusi
 Model SP2KP pelayanan
hanya kesehatan
terimplementa
si pada pagi
hari
 Belum semua
perawat yang
berada di
ruang Nuri
paham tentang
SP2KP
Timbang terima

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENE


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) D
(ANCAMAN)

 Kepala ruangan  materi  Adanya  Tuntutan


memimpin timbang mahasiswa mendapatkan
kegiatan timbang terima praktik di Ruang pelayanan
terima setiap sudah Nuri lebih baik
pagi terfokus  Adanya oleh pasien
 Adanya laporan pada kerjasama yang dari perawat
masing-masing permasala baik dari perawat yang
shift jaga han dan mahasiswa melayaninya
 Merupakan keperawat program profesi  Meningkatny
kegiatan rutin an tapi Ners stage a kesadaran
setiap pagi perawat manajemen terhadap
 Adanya kemauan hanya tanggung
melaksanakan melakuka gugat dan
timbang terima. nnya pada tanggung
 Timbang terima dinas pagi jawab
dilakukan pada sedangkan terhadap
pergantian shift siang dan pelayanan
malam ke pagi, malam yang
shift pagi ke shift menurut diberikan
sore, shift sore apa yang kepada
ke malam kami lihat pasien dan
selama 1 keluarga
hari
pengkajia
n hanya
melakuka
n timbang
terima
diruangan
perawat
saja
(Nurse
Station)

Ronde Keperawatan

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN)

 Manfaat  Ruang Nuri  Tersedianya  Tuntutan


dilakukannya belum kesempatan masyarakat
ronde memiliki untuk untuk
keperawatan Standar melaksanakan mendapatkan
adalah Pelayanan ronde pelayanan
meningkatkan Minimal keperawatan asuhan
kemampuan  Ronde saat ada keperawatan
untuk keperawatan mahasiswa semakin
memodifikasi jarang praktik stage tinggi
renpra dan dilakukan di manajemen.  Persaingan
menumbuhkan ruang Nuri  Adanya dalam
pemikiran  Pelaksanaan kerjasama yang pemberian
tentang tindakan Ronde baik antara pelayanan
keperawatan keperawatan perawat rumah kesehatan
yang sesuai belum ada sakit dengan semakin kuat
dengan masalah jadwal mahasiswa
klien program profesi
 SDM : staf Ners stase
tenaga perawat manajemen
di ruang Nuri keperawatan
- S. Kep., Ns :
2 orang
- S1
Keperawatan
: 7 orang
- D3
Keperawatan
: 7 orang

Sentralisasi obat

STENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN)

 Tersedianya  Pelaksanaan  Adanya  Tuntutan


sarana dan sentralisasi mahasiswa pasien untuk
prasarana obat belum praktek mendapatkan
penunjang optimal manajemen pelayanan
kegiatan  Belum adanya  Adanya kerja yang
sentralisasi obat format sama yang baik professional
 Kepala ruangan persetujuan antara perawat  Belum
mendukung sentralisasi dan mahasiswa terjalinnya
proses sentalisasi obat bagi  Adanya rencana kepercayaan
obat pasien mahasiswa pasien dalam
 Adanya kemauan  Belum adanya praktek pengelolaan
dalam buku serah manajemen sentralisasi
sentralisasi terima obat mengadakan obat
 Adanya format dari keluarga sentralisasi obat
buku untuk kepada
sentralisasi obat perawat
setelah obat
dari depo
farmasi

Dokumentasi keperawatan

STENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN)

 Tersedianya  Ada sebagian  Kerjasama yang  Akreditasi


sarana status pasien baik dalam RS terhadap
penunjang yang belum pendokumentasia system
lengkap
administrasi n antara perawat, pendokumen
pendokument
tenaga asianya dokter, ahli gizi, tasian
kesehatan  Ada sebagian dan mahasiswa  Tingkat
 Tersedianya tindakan  Adanya kesadaran
format keperawatan mahasiswa S1 masyarakan
pengkajian yang belum keperawatan terhadap
persistem terdokumenta praktek tanggung
sikan
 Adanya format manajemen jawab
 Belum adanya
untuk masalah pelatihan untuk (tanggung
keperawatan secara khusus mengembangkan jawab
dalam bentuk tentang system hukum)
chek list pendokument pendokumentasia
 Adanya asian n
keperawatan  Adanya
kemauan dalam
 Sebagian
pendokumentasi mahasiswa
perawat
an keperawatan kurang praktek klinik
kesadaran keperawatan
untuk yang dapat
melengkapi dijadikan
identitas rujukanperkemba
dokumentasi ngan konsep dan
(penandatanga asuhan
nan )
keperawatan
 Kesempatan
mengikuti
pendidikan
lanjutan bagi
perawat ruangan

Discharge planning

STENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATEN


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) ED
(ANCAMAN)

 Adanya surat  Pelaksanaan  Adanya  Tuntutan


control berobat discharge mahasiswa yang masayarakan
lanjutan planning belum praktik untuk
 Adanya optimal manajemen mendapatka
kegiatan  Discharge  Adanya kerja n pelayanan
pendidikan planning belum sama yang baik asuhan
kesehatan yang terdokumentasi adanya perawat keperawatan
diberikan kan dengan baik dan mahasiwa semakin
kepada  Adanya kemauan tinggi-
pasien/keluarga pasien terhadap tingginya
selama perawat anjuran perawat kesadaran
dan saat akan terhadap
pulang pentingnya
kesehatan
 Persaingan
pemberian
pelayanan
kesehatan
antar
masing-
masing
institusi
kesehatan
Penerimaan pasien baru

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENE


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) D
(ANCAMAN)

 Adanya  Belum  Adanya  Tuntutan


kelengkapan optimalnya mahasiswa yang masyarakat
administrasi penjelasan melakukan untuk
penerimaan tentang fasilitas praktik diruang mendapatka
pasien baru jam berkunjung nuri bedah n pelayanan
 Adanya inform dan tata tertib  Sosialisasi asuhan
consent pengunjung penerimaan keperawatan
 Dilakukannya  Belum pasien baru semakin
pengkajian optimalnya berdasarkan SOP tinggi
pada pasien pemberian  Adanya kerja  Tingginya
baru informasi sama yang baik kesadaran
tentang resiko bagi perawat dan terhadap
tertular penyakit mahasiswa pentingnya
kesehatan

M4 (Money)

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) ( ANCAMAN)

 Dana  Panjangnya  Pendanaan  Adanya


operasional birokrasi BLUD, tuntutan dari
ruangan untuk APBN, APBD masyarakat
diperoleh dari permintaan  RBA untuk
rumah sakit sarana dan terjadwal 1 pelayanan
 Dana fasilitas prasarana tahun yang lebih
kesehatan sebelumnya professional
diperoleh dari  Dana dengan harga
rumah sakit emergency terjangkau
 Mayoritas untuk alokasi  Alokasi dana
pembiayaan dana untuk
pasien emergency penunjang
menggunakan kesehatan
BPJS ( Badan belum
Penyelanggara optimal
Jaminan
Sosial)

M5 (Mutu)

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNIT THREATENED


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) Y (ANCAMAN)
(KESEMPATA
N)
 Dari  Masih ada  Adanya  Persaingan
pertanyaan sebagian kecil mahasiswa rumahsakit
terbuka pada pasien atau yang dalam
angket keluarga melakukan memberikan
kepuasan pasien yang praktek di pelayanan
pasien : kurang puas ruang nuri kesehatan
sebagian besar dengan (bedah)  Adanya
responden (80 pelayanan  Kerjasama peningkatan
%) yang yang baik standar
mengatakan diberikan. antara masyarakat
sangat puas  Perawat asih perawat yang harus
dan merasa kurang dengan dipenuhi.
senang memperhatika mahasiswa
dengan n dalam Ners stage
perawatan pengetahuan manjemen
yang dan rasa  Adanya
diberikan oleh cemas klien perkembanga
perawat di dalam n IT untuk
ruang nuri menghadapi mempromosik
 Pasien yang penyakitnya. an rumah
dirawat sakit
diruang nuri
(bedah) 86 %
pasien merasa
nyaman
dengan
pelayanan
kesehatan
yang
diberikan.
 Sebagai
tempat
praktek
mahasiswa
keperawatan
D3 dan S1

2.6 Identifikasi Masalah


2.7 Prioritas Masalah
2.8 Rencana Strategis

Anda mungkin juga menyukai