Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
hyperplasia endometrium adalah keadaan dimana endometrium tumbuh secara berlebihan
kelainan ini bersifat jinak akan tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang ke arah keganasan
uterus. Sejumlah wanita berada pada resiko tinggi menderita hyperplasia endometrium

Hyperplasi Endometrium yang pada terjadi pada perempuan dalam usia postmenopause.
Kondisi ini juga biasanya dialami oleh wanita yang tergolong berbadan gemuk karena produksi
estrogennya berlebihan. Jadi, hiperplasia endometrium sebenarnya bisa dialami siapa pun, baik
yang sudah memiliki anak maupun belum.

B. Tujuan
1. untuk mengetahui apa yang di maksud dengan hyperplasi endometrium
2. untuk mengetahui etiologi dari hyperplasi endometrium
3. untuk mengetahui patofisologi dari hyperplasi endometrium
4. untuk mengetahui tanda dan gejala dari hyperplasi endometrium
5. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hyperplasi endometrium
6. untuk mengetahui penatalaksanaan hyperplasi endometrium

C. Manfaat
1. mengetahui apa yang di maksud dengan hyperplasi endometrium
2. mengetahui etiologi dari hyperplasi endometrium
3. mengetahui patofisiologi dari hyperplasi endometrium
4. mengetahui tanda dan gejala dari hyperplasi endometrium
5. mengetahui pemeriksaan penunjang hyperplasi endometrium
6. mengetahui penatalaksanaan hyperplasi endometrium
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Hiperplasia Endometrium


Endometrium merupakan lapisan paling dalam dari rahim. Lapisan ini tumbuh dan menebal
setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan diri terhadap terjadinya kehamilan, agar hasil
konsepsi bisa tertanam. Jika tidak terjadi kehamilan, maka lapisan ini akan terlepas saat
menstruasi. Hormon yang ada di tubuh wanita yaitu estrogen dan progesteron mengatur
perubahan endometrium, dimana estrogen merangsang pertumbuhannya dan progesterone
mempertahankannya.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebih dari kelenjar, dan stroma
disertai pembentukan vaskularisasi dan infiltrasi limfosit pada endometrium. Bersifat noninvasif,
yang memberikan gambaran morfologi berupa bentuk kelenjar yang irreguler dengan ukuran
yang bervariasi. Pertumbuhan ini dapat mengenai sebagian maupun seluruh bagian endometrium.

B. Etiologi Hiperplasia Endometrium


Hiperplasia endometrium ini diakibatkan oleh hiperestrinisme atau adanya stimulasi
unoppesed estrogen (estrogen tanpa pendamping progesteron / estrogen tanpa hambatan).Kadar
estrogen yang tinggi ini menghambat produksi Gonadotropin (feedback mechanism). Akibatnya
rangsangan terhadap pertumbuhan folikel berkurang, kemudian terjadi regresi dan diikuti
perdarahan.

C. Patofisiologi

Pada wanita perimenopause sering terjadi siklus yang anovulatoar sehingga terjadi
penurunan produksi progesteron oleh korpus luteum sehingga estrogen tidak diimbangi oleh
progesteron. Akibat dari keadaan ini adalah terjadinya stimulasi hormon estrogen terhadap
kelenjar maupun stroma endometrium tanpa ada hambatan dari progesteron yang menyebabkan
proliferasi berlebih dan terjadinya hiperplasia pada endometrium. Juga terjadi pada wanita usia
menopause dimana sering kali mendapatkan terapi hormon penganti yaitu progesteron dan
estrogen, maupun estrogen saja. Estrogen tanpa pendamping progesterone (unoppesed estrogen)
akan menyebabkan penebalan endometrium. Peningkatan estrogen juga dipicu oleh adanya kista
ovarium serta pada wanita dengan berat badan berlebih
Penebalan pada lapisan dinding dalam rahim terjadi karena kerja hormon estrogen, sehingga jika
terjadi penebalan berlebih itu menunjukkan adanya peningkatan berlebih dari kadar hormon
estrogen itu sendiri. Pada kasus umum, peningkatan hormon estrogen bisa terjadi akibat dipicu
oleh tumbuhnya kista. Pada kasus lain, penebalan dinding rahim juga terjadi karena faktor
ketidakseimbangan hormonal dimana peningkatan hormon estrogen tak diimbangi oleh
peningkatan progesteron. Kondisi ini juga biasanya dialami oleh wanita yang tergolong berbadan
gemuk karena produksi estrogennya berlebihan. Jadi, hiperplasia endometrium sebenarnya bisa
dialami siapa pun, baik yang sudah memiliki anak maupun belum.

D. Gejala Hiperplasia Endometrium


1. Siklus menstruasi tidak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenorrhoe) ataupun
menstruasi terus-menerus dan banyak (metrorrhagia).
2. Selain itu, akan sering mengalami flek bahkan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah
dan sebagainya.

F. pemeriksaan penunjang
Terjadinya penebalan dinding rahim bisa diketahui dengan pemeriksaan ultrasonografi
(USG). Namun untuk memastikannya perlu dilakukan kuratase. Hasil kuretan dinding rahim
akan dikirim ke bagian Patologi Anatomi untuk didiagnosa lebih lanjut. Pada kuretasi didinding
rahim akan didapatkan gambaran khas yang disebut swiss cheese pattern.

G. penatalaksanaan
Terapi atau pengobatan bagi penderita hiperplasia, antara lain sebagai berikut:
1. Tindakan kuratase selain untuk menegakkan diagnosa sekaligus sebagai terapi untuk
menghentikan perdarahan.
2. Selanjutnya adalah terapi progesteron untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh.
Namun perlu diketahui kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, diantaranya mual, muntah,
pusing, dan sebagainya. Rata-rata dengan pengobatan hormonal sekitar 3-4 bulan, gangguan
memeriksakan diri pada dokter. Terutama pemeriksaan bagaimana fungsi endometrium, apakah
salurannya baik, apakah memiliki sel telur dan sebagainya.
4. Khusus bagi penderita hiperplasia kategori atipik, jika memang terdeteksi ada kanker, maka
jalan satu-satunya adalah menjalani operasi pengangkatan rahim. Penyakit hiperplasia
endometrium cukup merupakan momok bagi kaum perempuan dan kasus seperti ini cukup
dibilang kasus yang sering terjadi, maka dari itu akan lebih baik jika bisa dilakukan pencegahan
yang efektif.
FORMAT PENGKAJIAN DATA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

A. IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny.S
2. Umur : 37 thn
3. Suku/bangsa : bugis
4. Agama : islam
5. Pendidikan : Smk
6. Pekerjaan : karyawan swasta
7. Alamat : Btn triota tunggala
8. Status perkawinan : cerai

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan kunjungan ke rumah sakit : klien mengatakan haidnya tidak berhenti lebih dari
satu minggu dan darah haidnya banyak yang keluar
2. Keluhan pada saat di kaji : klien mengatakan mual dan pusing
Keluhan menyertai :
Klien mengeluh sesak
3. Timbulnya keluhan : klien mengatakan timbulnya keluhan secara
bertahap
4. Factor yang memperberat :klien mengatakan factor yang memperberat
keluhan klien yaitu pada saat beraktivitas
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : klien mengatakan usaha yang di lakukan
untuk mengatasi keluhan yaitu dengan klien ber istirahat
6. Diagnose medik : hyperplasia endometrium

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat obstetric
a. Riwayat menstruasi :
1. Menarche : 14 tahun siklus : 28-30 hari
2. Banyaknya : lebih dari 50 cc lamanya : 7 hari
3. HPHT : 28 -4 -2018 keluhan : klien
mengatakan haidnya tidak berhenti lebih dari satu minggu dan darah haidnya
banyak yang keluar
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak
Kehamilan Persalinan Komplikasi anak
ke
No
Thn Umur
penyulit jenis penolong Penyulit laseri infeksi pendarahan JK BB PJ
kehamilan
1 2002 4 tahun Tidak normal dokter Tidak Tida Tidak Tidak ada 4 3 50
ada ada ada ada pendarahan
infeksi

2. Riwayat keluarga berencana


a. Melaksanakan KB : ya
b. Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : suntik
c. Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : mei dan juni
d. Masalah yang terjadi : lama haid, kurus

3. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah di alami ibu : klien mengatakan mempunyai riwayat
penyakit asma
b. Pengobatan yang di dapatkan : klien mengatakan diberikan obat oral
c. Riwayat penyakit keluarga : klien mengatakan tidak mempunyai

4. Riwayat lingkungan
a. Kebersihan : klien mengatakan lingkungan rumahnya baik
5. Aspek psikososial
a. Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit : klien mengatakan khawatir akan penyakit
yang dialaminya
b. Aspek keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari, bila
ya bagaimana : klien mengatakan
6. Kebutuhan dasar khusus
a. Pola makan
1. Frekuensi makan : 3x/hari
2. Nafsu makan : baik
3. Jenis makanan rumah : iya
4. Makanan yang tidak di sukai/alergi/pantangan : klien mengatakan tidak
mempunyai riwayat alergi
b. Pola eliminasi
BAK
1. Frekuensi : 3-4x/hari
2. Warna : kuning
BAB
1. Frekuensi : 1x/hari
2. Warna : kuning kecoklatan
3. Konsistensi : lunak
c. Pola personal hygiene
1) Mandi
- Frekuensi : 2x/hari
- Sabun : klien menggunakan sabun
2). Oral hygiene
- frekuensi : 3x/hari
- waktu : sesudah makan
3). Cuci rambut
- frekuensi :3-4 kali/minggu
- shampoo :klien menggunakan sampo
d. pola istirahat dan tidur
1. lama tidur : 7-8 jam/hari
2. kebiasaan sebelum tidur : menonton tv
e. pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : klien mengatakan tidak
mempunyai kebiasaan merokok,minum alcohol dan ketergantungan obat

7. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum : composmentis
b. Tekanan darah : 90/60 mmhg Nadi :80x/m
c. Pernapasan : 18 x/menit Suhu : 360C
d. Berat badan :56 kg Tinggi badan : 157
e. Kepala : - bentuk : bulat
-keluhan : klien mengeluh sakit kepala
f. mata
1. konjungtiva : anemis
2. screra : tidak ikterus
g. hidung
1. reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi
2. sinus : tidak ada nyeri tekan
h. mulut dan tenggorokan
1. caries : tidak terdapat caries
2. kesulitan menelan : klien mengatakan tidak mengalami esulita menelan
I. dada dan axilla
1. mammae : normal
2. areola mammae : Nampak areola mamae kehitaman
j. pernapasan
1. jalan nafas : normal
2. Suara nafas : normal
k. sirkulasi jantung
1. irama : teratur
2. kelainan bunyi jantung : klien tidak mengalami kelainan bunyi jantung
3. sakit dada : klien tidak mengalami sakit dada dada
l. abdomen
1. linea dan striae : tidak ada linea dan striar
2. luka bekas operasi : tidak ada bekas operasi
m. Ekstremitas ( integumen / musculoskeletal )
1. turgor kulit : menurun
2. warna kulit : putih
3. kesulitan dalam pergerakan : klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan

D. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
a. Pemeriksaan darah : HB 5,H gr/dl
KLASIFIKASI DATA

DS : - klien mengatakan haidnya tidak berhenti lebih dari satu minggu dan darah haidnya banyak
yang keluar

- Klien mengeluh mual dan pusing


- Klien mengeluh sesak
DO : - Klien Nampak lemah
- Klien Nampak sesak
- Ttv
- Tekanan darah : 90/60 mmhg
- Nadi : 80x/m
- Suhu : 360c
- Pernapasan : 18x/m
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI PROBLEM


DS : klien mengatakan Hyperplasia endometrium
haidnya tidak berhenti Resiko syok
lebih dari satu minggu
Peningkatan hormone
dan darah haidnya
estrogen
banyak yang keluar
- Klien mengeluh mual
dan pusing- Terjadi Penebalan pada
dinding endometrium
- Klien mengeluh sesak
nafas
DO : - klien Nampak
lemah Pendarahan
- Klien Nampak sesak
- Ttv
HB menurun
- TD : 90/60mmhg
- N : 80X/M
- S :360C
- P : 18x/m Resiko syok
INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC


1. Resiko syok Setelah dilakukan tidakan 1. Kaji ttv klien
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam 2. Pertahankan agar
dengan hipotensi diharapkan pendarahan klien pasien tetap tirah
yang di tandai dapat berhenti dengan kriteria baring jika terjadi
dengan hasil pendarahan aktif
DS : klien 1. Pendarahan klien dapat 3. Instruksikan pasien
mengatakan berhenti untuk
haidnya tidak meningkatkan
berhenti lebih makanan yang kaya
dari satu minggu vitamin K
dan darah 4. Kolaborasi dengan
haidnya banyak tim dokter
yang keluar - Transfusi darah prc
- Klien mengeluh 2 kantung
mual dan
pusing-
- Klien mengeluh
sesak nafas
DO : - klien
Nampak lemah
- Klien Nampak
sesak
- Ttv
- TD :
90/60mmhg
- N : 80X/M
- S :360C
- P : 15x/m
IMPLEMENTASI

NO TANGGAL DAN IMPLEMENTASI EVALUASI


WAKTU
1 SELASA 8 MEI 2018 1. Kaji ttv klien
Hasil : S : klien mengatakan haidnya
TD : 90/60 masih belum berhenti
N : 80X sepenuhnya
S : 36 O : klien Nampak lemah
P : 20x/m Klien tidak sesak lagi
2. Pertahankan agar A : masalah teratasi sebagian
pasien tetap tirah P : Intervensi dihentikan
baring jika terjadi
pendarahan aktif
Hasil : klien
Nampak belum
melakukannya
3. Instruksikan
pasien untuk
meningkatkan
makanan yang
kaya vitamin K
Klien Nampak
belum mengerti
mengerti dengan
apa yang di
instruksikan
4. Kolaborasi dengan
tim dokter
Hasil :
Transfusi darah prc 2
kantung

NO TANGGAL DAN IMPLEMENTASI EVALUASI


WAKTU
1 RABU MEI 2018 1. Kaji ttv klien
Hasil : S : klien mengatakan haidnya
TD : 100/60 sudah berhenti
N : 80X O : klien Nampak membaik
S : 36 Klien tidak sesak lagi
P : 20x/m A : masalah teratasi
2. Pertahankan agar P : Intervensi dihentikan
pasien tetap tirah
baring jika terjadi
pendarahan aktif
Hasil : klien
Nampak
melakukannya
3. Instruksikan
pasien untuk
meningkatkan
makanan yang
kaya vitamin K
Klien Nampak
mengerti dengan
apa yang di
instruksikan
4. Kolaborasi dengan
tim dokter
Hasil :
Transfusi darah prc 2
kantung
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
hyperplasia endometrium adalah keadaan dimana endometrium tumbuh secara berlebihan
kelainan ini bersifat jinak akan tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang ke arah keganasan
uterus. Sejumlah wanita berada pada resiko tinggi menderita hyperplasia endometrium

Hyperplasi Endometrium yang pada terjadi pada perempuan dalam usia postmenopause.
Kondisi ini juga biasanya dialami oleh wanita yang tergolong berbadan gemuk karena produksi
estrogennya berlebihan.

2. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penysun dan pembaca. Kritik dan saran kami
tunggu untuk pembelajaran ke depan yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Dawney.2012. At A Glance Medicine, Jakarta, EMS

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta: Prima
Medika
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua
sahingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah “Keperawatan maternitas tentang askep
Hiperplasia endometrium”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangat kami
nantikan dari para mahasiswa dan pengajar sehingga akan semakin memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dan kami
nerharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para mahasiswa Akademik Perawat dan
pembaca.

Kendari 17 juli 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………...
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. ……………….
1.2 tujuan … ……………………………………………………………………………………….
1.3 manfaat ……………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ………………………………………………….. …………………………………..
2.2 Etiologi…………………………………………………………………………………………
2.3 Manifestasi klinis ………………………………………………………………………………
2.4 Patofisiologi ……………………………………………………………………………………
2.5 pemeriksaan penunjang ………………………………………………………………………..
2.6 penatalaksanaan ………………………………………………………………………………..
2.7 pengkajian ……………………………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….
3.2 Saran dan Kritik……………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai