Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pangan dan gizi, adalah sesuatu gabungan kata yang sulit dipisahkan, karena
berbicara gizi haruslah menyangkut pangan dan bahan makanan, dan ini tidak berarti
bahwa bahan pangan yang tidak bergizi menjadi menjadi tidak penting artinya. Peningkatan
produksi pangan haruslah dikaitkan dengan program kecukupan pangan dan gizi, bukan
saja untuk memenuhi kecukupan nasional tetapi juga bagi seluruh golongan rawan pangan
dan gizi di Indonesia. Masalah ini perlu mendapat perhatian dan diharapkan ada pemikiran
mengenai bagaimana cara pemerataan pangan dan gizi.
Pengetahuan masyarakat tentang pemilihan makanan yang baik untuk mencapai
hidup yang sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, ekonomi, sosial, budaya,
kondisi kesehatan dan lain sebagainya. Pendidikan gizi memrupakan salah satu unsur
penting dalam meningkatkan status gizi masyarakat untuk jangka panjang. Melalui
sosialisasi dan penyampaian pesan gizi yang praktis akan membentuk suatau kesimbangan
bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi
seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam
pencapaian perubahan maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai
perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu
tercapainya status gizi masyarakat yang baik.
Tercukupnya pangan merupakan faktor utama bagi kehidupan. Karena manusia tidak
bisa bertahan hidup jikalau sudah tidak ada makanan. Bukan hanya tercukupnya pangan
saja, tetapi gizi yang terkandung dalam pangan tersebut harus diperhatikan, agar orang yang
mengkonsumsinya dapat memperoleh kecukupan gizi yang semestinya.
diterima dalam tubuh. Oleh karena itu, sebelum pangan menjadi gizi, kita harus
memperhatikan berbagai hal yang berhubungan mengenai makanan tersebut, yaitu mutu

1
gizi yang ada dalam makanan, kondisi fisiknya, harga dari makanan tersebut, serta
ketersediaan dan ketahanan pangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

2.1 Apa pengertian pangan dan gizi?

2.2 Bagaimana fungsi pangan dan gizi?

2.3 Apa saja zat-zat gizi

2.4 Bagaimana konsumsi pangan dan gizi

2.5 Bagaimana sttus gizi di masyarakat

1.3 TUJUAN

2.1 Menjelaskan pengertian pangan dan gizi

2.2 Mengetahui fungsi pangan dan gizi

2.3 Mengetahui zat-zat gizi

2.4 Mengetahui bagaimana konsumsi pangan dan gizi

2.5 Menjelaskan status gizi di masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pangan dan gizi


a. Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan atau pembuatan makanan atau minuman ( UU RI No. 7 th.1996 tentang
Pangan ).
Pangan juga baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk di dalam pengertian
pangan adalah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan dan minuman.
b. Gizi
Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaat
untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat
untuk untuk kesehatan. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap
orang memerlukan 6 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga
kekurangan.

3
2.2 Fungsi Pangan dan Gizi

1. Fungsi Pangan
Dalam kehidupan modern ini, filosofi makan telah mengalami pergeseran,
di mana makan bukanlah sekadar untuk kenyang, tetapi yang lebih utama adalah
untuk mencapai tingkat kesehatan dan kebugaran yang optimal. Fungsi pangan yang
utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi tubuh, sesuai
dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh. Fungsi pangan yang
demikian dikenal dengan istilah fungsi primer (primary function).Selain memiliki
fungsi primer, bahan pangan sebaiknya juga memenuhi fungsi sekunder (secondary
function), yaitu memiliki penampakan dan cita rasa yang baik. Seiring dengan
makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka
tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser.
Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang
mempunyai komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasa yang menarik,
tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Fungsi yang
demikian dikenal sebagai fungsi tertier (tertiary function). Saat ini banyak
dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam
tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol,
menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain.
Dasar pertimbangan konsumen di negara-negara maju dalam memilih bahan
pangan, bukan hanya bertumpu pada kandungan gizi dan kelezatannya, tetapi juga
pengaruhnya terhadap kesehatan tubuhnya. Saat ini pangan telah diandalkan sebagai
pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh.

2. Fungsi Gizi
Ada enam macam zat gizi yang kita kenal yaitu : karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan air. Dalam tubuh, makanan yang kita makan akan diurai

4
menjadi zat gizi, zat gizi ini kemudian akan diserap oleh tubuh untuk menjalankan
fungsinya masing-masing. Fungsi zat gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Zat penghasil energi atau tenaga
2. Zat pembangun dan pemelihara sel dan jaringan tubuh
3. Zat pengatur proses tubuh
Zat penghasil energi atau disebut juga zat tenaga adalah fungsi zat gizi yang pertama.
Zat gizi dalam makanan yang menjadi sumber energi disebut zat energi, yaitu
meliputi karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi penghasil energi ini sebagian besar
dihasilkan oleh bahan makanan pokok yaitu seperti nasi, roti, kentang dsb.
Fungsi zat gizi yang kedua, yaitu sebagai zat pembangun dan pemelihara sel dan
jaringan tubuh atau disebut juga zat pembangun. Zat gizi yang berperan disini adalah
protein dan mineral. Protein dan mineral diperlukan untuk membangun sel-sel baru,
memelihara dan mengganti sel-sel yang telah rusak.
Jenis makanan penghasil zat pembangun adalah ikan, telur, susu, kacang-kacangan
dll. Manfaatnya untuk memperbaharui sel-sel tubuh yang rusak dan digantikan dengan yang
baru.
Fungsi zat gizi yang terakhir, yaitu sebagai pengatur proses dalam tubuh atau disebut
juga zat pengatur. Zat gizi yang berperan dalam proses pengaturan tubuh adalah
protein, vitamin, mineral dan air. Makanan penghasil zat pengatur ialah sayuran dan buah-
buahan.
Nilai yang sangat penting dari bahan makanan atau zat makanan bagi pertumbuhan
dan perkembangan fisik serta perolehan energi guna melakukan kegiatan sehari-hari seperti
seperti yang dikemukakan di atas tergantung dari keadaan dan macam-macam bahan
makanannya. Namun demikian, apabila bahan-bahan makanan itu :
a. Tersaji dalam keadaan cukup higienis (tidak mengandung kuman-kuman penyakit,
tidak mengandung zat-zat toksin/racun yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup seseorang):
b. Cukup mengandung kalori, protein (dengan memiliki ke sepuluh asam amino
esensial, cukup mengandung lemak, cukup mengandung vitamin dan mineral);

5
c. Dapat mudah tercerna oleh alat-alat pencernaan;
d. Pengolahan atau pemasakannnya desesuaikan dengan sifat fisis dan kimia dari
masing-masing bahan makanan;
e. Dihidangkan dalam keadaan yang tepat dan baik, artinya dalam suhu yang tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah;

Maka nilainya bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta perolehan energi guna
melakukan kegiatan sehari-hari adalah cukup tinggi. Kenyataanya hal diatas
sering kurang diperhatikan sehingga tidak jarang kita akan berhadapan dengan manusia-
manusia atau bahkan kita akan merasakan sendiri :
a. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang kurang normal, banyak keluhan
karena berbagai penderitaan yang berkaitan dengan kesegaran fisik :
b. Kelesuan, tidak bergairah melakukan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain.

Kenyataan bahwa hingga sekarang banyak diantara penduduk Indonesia yang enggan
mengkonsumsi beberapa bahan makanan tertentu, baik karena pantangan turun temurun
yang salah diwariskan oleh leluhurnya, maupun karena gaya hidup mewah sehari-hari yang
di praktekkannya, padahal bahan makanan tersebut terkenal bergizi yang telah dianjurkan
oleh pemerintah. Makanan yang bergizi tidak selalu makanan yang mahal, mewah bahkan
dalam banyak bukti makanan yang dimiliki kurang bergizi. Bahan makanan yang mudah
diperoleh dan harganyapun cukup terjangkau oleh mereka yang berpengasilan rendah
banyak yang bergizi dan bahan-bahan makanan yang dimiliki perlu mendapat perhatian
untuk dikonsumsi dengan sebaik-baiknya. Selera dan gairah dan memakannya tergantung
dari kepandaian pengolahan dan ketepatan waktu penyajiannya.

6
2.3 Zat-Zat Gizi
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan. Adapun zat-zat gizi yang diperlukan yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi utama sebagai sumber energi bagi tubuh.
Terpenuhinya kebutuhan tubuh akan karbohidrat akan menentukan jumlah energi
yang tersedia bagi tubuh setiap hari.
a. Fungsi
Fungsi karbohidrat dalam tubuh antara lain :
 Sebagai sumber energy
 Pemberi rasa manis pada makanan
 Penghemat protein
 Pengatur metabolisme lemak
 Membantu pengeluaran feses
b. Sumber
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-
kacang kering, dan gula. Hasil oleh bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti,
tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah
tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel serta
sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada
sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur
dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidat yang
banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi,
singkong, talas dan sagu.
c. Kebutuhan sehari

7
Bila tidak ada karbohidrat asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak
dapat diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf
pusat. Oleh sebab itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari
untuk manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar
50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat komplek dan paling
banyak hanya 10% dari gula sederhana. Rata-rata konsumsi energi berasal dari
karbohidrat penduduk Indonesia menurut biro pusat statistik tahun 1990 adalah
sebesar 72%. Demikian pula tidak ada anjuran kebutuhan sehari secara khusus
untuk serat makanan. Lembaga kanker Amerika menganjurkan makan 20-30
gram serat dalam sehari.

2. Lipida atau Lemak


Lipida atau lemak adalah senyawa kimia yang dalam struktur molekulnya
mengandung gugus asam lemak. Lemak merupakan simpanan energi bagi manusia
dan hewan.
a. Fungsi
Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak dalam bahan pangan
berfungsi sebagai :
1. Sumber energi, dimana tiap gram lemak menghasilkan sekitar 9-9.3
kkal/g.
2. Menghemat protein dan tiamin
3. Membuat rasa kenyag lebih lama, sehubungan dengan dicernanya lemak
lebih lama.
4. Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik
5. Memberi zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh.

8
Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
2. Pelindung kehilangan panas tubuh
3. Sebagai penghasil asam lemak esensial
4. Sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K
5. Sebagai pelumas diantara persendian
6. Sebagai agen pengemulsi yag akan mempermudah transpor substansi
lemak keluar masuk melalui membran sel
7. Sebagai prekursor dari protaglandin yang berperan mengatur tekanan
darah, denyut jantung dan lipolisis.

1. Sumber
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa kelapa
sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega margarin,
dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-
kacangan, biji-bijian, krim, susu, keju dan kuning telur, serta makanan yang
dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpukat).

2. Kebutuhan
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan
konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk
kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuha akan asam lemak esensial dan untuk
membantu penyerapan vitamin larut lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi
sehari dianjurkan paling banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari
lemak jenuh dan 3-7% dari lemak tidak jenuh ganda.

9
3. Protein
Protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Protein
merupakan bagian dari semua sel-sel hidup. Seperlima dari berat tubuh orang
dewasa merupakan protein. Protein merupakan bahan utama dalam penbentukan sel
jaringan, baik jaringan tubuh tumbuh-tumbuhan maupun tubuh manusia dan hewan.
Karena itu protein disebut unsur pembangun.
a. Fungsi
Protein mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
tubuh
2. Memelihara jaringan tubuh, serta memperbaiki serta menganti jaringan
yang rusak atau mati
3. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
4. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen yaitu
intraseluler, ekstraseluler dan intravaskuler
5. Mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh.
b. Sumber
Bahan-bahan makanan sumber protein dapat digolongkan kedalam 2 golongan
yaitu sebagai berikut :
1. Bahan-bahan makanan sumber protein yang berasal dari hewan,
misalnya jenis daging (daging sapi, daging kambing, daging babi, daging
ayam dan bagian-bagian dari tubuh hewan itu), jenis ikan, telur dan susu.
2. Bahan-bahan makanan sumber protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, misalnya beras, jenis kacang-kacangan (kedelai, kacang ijo,
kacang tanah). Sebagian kecil protein terdapat dalam sayuran dan buah-
buahan.

10
c. Kebutuhan
Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang
diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan
produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan, atau
menyusui. Angka kecukupan protein orang dewasa menurut hasil penelitian
keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gr/kg berat badan, berupa protein patokan
tinggi yaitu protein telur. WHO (1990) menyatakan protein sebanyak 10-20%
kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan.

4. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi di
perlukan tubuh untuk dapat berlangsungnya berbagai reaksi faal dan biokimia dalam
tubuh. Vitamin juga merupakan suatu komponen kimia organik yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses pertumbuhan dan pemeliharaan sel.
Vitamin berperan sebagai katalisator organik, mengatur proses metabolisme
dan fungsi normal tubuh. Di tubuh vitamin mempunyai peran utama sebagai zat
pengatur dan pembangun bersama zat gizi lain melalui pembentukkan enzim,
antibody dan hormon. Masing-masing vitamin mempunyai peranan khusus yang
tidak dapat digantikan oleh vitamin dan zat gizi lain. Oleh karena itu, meskipun
dibutuhkan dalam jumlah sedikit dalam satuan miligram atau mikrogram, jumlah
kecil itu sangat penting. Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dikelompokkan
menjadi dua yaitu vitamin lerut lemak (Vit A, D, E, dan K), dan vitamin larut air
(Vitamin C, B kompleks, dan biotin).
5. Mineral
Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbut dari mineral. Mineral yang dibutuhkan
oleh manusia diperoleh dari tanah. Mineral merupakan bahan organik dan bersifat
esensial. Jika mineral tidak habis digunakan oleh manusia maka akan dikeluarkan
oleh tubuh dan dikembalikan pada tanah.

11
a. Fungsi
Secara umum fungsi mineral di dalam tubuh sebagai berikut:
1. Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan
mineral pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan pembentuk basa
(kapur, besi, magnesium, kalium, natrium)
2. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat,
lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.
3. Sebagai hormon (iodium terlibat dalam hormon tiroksin: CO dalam
vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim
tubuh (Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan sitokrom).
4. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klorin, kalium,
natrium).
5. Menolong dalam pengiriman isyarat keseluruh tubuh (Kalsium, Kalium,
Natrium)
6. Sebagai bagian cairan usus (Kalsium, Magnesium, Kalium, dan
Natrium)
7. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan
tubuh lainnya (Kalsium, Fofor, Fluorin)
b. Sumber
Mineral berasal dari bawah tanah. Tanaman yang ditanam di atas tanah akan
menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemudian disimpan
dalam akar, batang, daun, bunga, dan buah. Hewan makan tanaman dan akan
menyimpan mineral dalam tubuhnya. Mannusia memperoleh mineral melalui
konsumsi pangan nabati maupun hewani.
c. Kebutuhan
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari.
Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.

12
6. Air
Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% badan pada
orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa lemak. Kandungan air bayi pada
waktu lahir adalah 75 berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50% . Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu sebagai pelarut dan alat
angkut, katalisator, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu dan peredam benturan.

2.4 Konsumsi Pangan dan Gizi


Konsumsi pangan rata-rata penduduk setiap jiwa dalam satu hari digambarkan
dalam bentuk Neraca Bahan Makanan. Neraca Bahan Makanan tahun 1976 menunjukkan
bahwa rata-rata konsumsi penduduk Indonesia telah mencapai 2.231 Kalori dan 43,7
gram protein per jiwa per hari. Besarnya kalori tersebut menggambarkan jumlah tenaga
yang dihasilkan oleh makanan untuk kegiatan jasmaniah sehari-hari. Sedangkan jumlah
protein menggambarkan kandungan zat untuk pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasan.
Ditinjau dari kebutuhan rata-rata kalori dan protein penduduk Indonesia sebesar 2.100
Kalori dan 46 gram protein per jiwa per hari maka nampak bahwa rata-rata keperluan kalori
telah terpenuhi dan kebu-tuhan protein hampir tercapai. Akan tetapi pola konsumsi di
sementara daerah dan kelompok masyarakat masih menunjukkan kekurangan kalori dan
protein.
Pada umumnya sebagian besar dari pendapatan penduduk Indonesiamasih
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Lagi pula sebagian besarpenduduk
Indonesia terdiri dari petani-petani produsen pangan. Karena kedua hal itu maka setiap
perubahan harga pangan akan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan ma-
syarakat. Gejolak harga pangan akan menimbulkan kerisauan pada sebagian besar
masyarakat, baik di kota maupun di pedesaan, dan peningkatan harga yang tidak
terkendalikan akan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran kegiatan
pembangunan. Jadi jelaslah bahwa pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
rangka usaha tercapainya sasaran-sasaran pembangunan.

13
Usaha mencukupi kebutuhan pangan dan gizi memerlukan langkah-langkah yang
menyeluruh dan merupakan bagian dari kebulatan kebijaksanaan dan langkah pembangunan
nasional. Oleh karena itu penanganannya memerlukan usaha terpadu dari berbagai bidang
terutama bidang kesehatan, pertanian, industri, pendidikan, penerangan, perdagangan,
kependudukan dan lingkungan hidup.
Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan
kelemahan tertentu. Bebarapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang
vitamin dan mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang
vitamin A. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan
timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
hidup sehat dan produktif.
Setiap orang yang hidup peduli dengan pangan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Pangan mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh unuk memperoleh energi
guna mempelihara kelangsungan proses-proses di dalam tubuh, untuk tumbuh dan
berkembang, serta untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Energi tersebut diperoleh dari
hasil pembakaran (oksidasi) karbohidrat, lemak dan protein di dalam tubuh, serta
vitamin,airdan mineral.
1. Keragaman Pangan
Sekarang pola konsumsi pangan masih sangat mengutamakan beras.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan rakyat, dan dengan
demikian keadaan perekonomian sebagai keseluruhan, sangat tergantung pada
satu jenis pangan. Pola konsumsi pangan yang terlalu tergantung pada satu
jenis pangan dapat menimbulkan beberapa masalah. Pertama, keadaan pangan
akan selalu rawan karena apabila terjadi kekurangan dalam jenis pangan ini akan
timbul kerisauan di dalam masyarakat. Lagi pula dalam keadaan masihdiperlukan
impor, kemampuan negara untuk mencukupinya akan sangat tergantung dari
persediaan beras di sementara Negara pengekspor beras. Kedua, pola konsumsi
pangan yang mengutamakan satu jenis pangan tidak dapat menjamin keseimbangan

14
gizi yang memadai. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan mutu gizi, pola
konsumsi pangan memerlukan penganekaragaman.

Berbagai jenis bahan pangan yang ada di alam, baik yang berasal dari tanaman yang
disebut dengan bahan pangan nabati maupun yang berasal dari hewan yang dikenal sebagai
bahan pangan hewani, ada yang kaya akan satu jenis zat gizi, sebaliknya ada pula yang
miskin akan zat gizi. Umumnya tidak ada satu bahan pangan yang lengkap mengandung
semua zat gizi dalam jumlah yang mencukupi keperluan tubuh, kecuali air susu ibu (ASI)
untuk bayi.
Zat-zat gizi menyediakan kebutuhan sel-sel tubuh yang beraneka-ragam. Sebagai
mesin hidup, sel memerlukan energi, bahan-bahan pembangun dan bahan-bahan untuk
memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang rusak. Setiap jenis sel mempunyai
kebutuhan yang berbeda. Sebagai contoh, sel-sel otot menghasilkan serat-serat otot dan
oleh karena itu memerlukan protein. Setelah mengejarkan tugasnya, sel akan rusak dan
perlu diganti; sebagai contoh, sel darah merah diganti setiap enam minggu.
Oleh karena itu, manusia memerlukan berbagai macam bahan pangan untuk
menjamin agar semua zat gizi yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi dalam jumlah yang
cukup.
Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat
gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis
makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.

2. Keamanan Pangan
Pangan sehat adalah merupakan makanan yang aman dikonsumsi, yakni
tidak tercemar unsur-unsur kimia dan logam berat yang membahayakan tubuh.
Selain itu, makanan tersebut tidak mendapat zat tambahan yang dapat
mengganggu seperti zat pewarna dan perasa buatan (monosodium glutamat).
Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Kurangnya perhatian teradap hal ini, telah sering mengakibatkan

15
tejadinya dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari
keracunan makanan akibat tidak higienisnya proses penyiapan dan penyajian
sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan.
Beberapa masalah keamanan pangan meliputi beberapa hal diantaranya :
a) Masih ditemukannya produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan
mutu dan keamanan, misalnya penggunaan bahan tambahan yang
dilarang, cemaran kimia berbahaya, cemaran patogen, rnasa kadaluwarsa
dan sebagainya.
b) Masih banyaknya tejadi kasus keracunan karena makanan yang sebagian
besar belum dilaporkan dan belum diidentifikasi penyebabnya.
c) Masih rendahnya pengetahuan, keterampilan dan tanggungjawab produsen
pangan tentang mutu dan keamanan pangan, terutama pada industri kecil
atau industri rumahtangga.
d) Masih rendahnya kepedulian konsumen tentang mutu dan keamanan
pangan karena terbatasnya.
Untuk itu, keamanan dari pangan yang akan dikonsumsi harus diperhatikan, supaya tidak
akan terjadi keracunan dalam tubuh yang mengakibatkan terhambatnya proses-proses
metabolisme yang bekerja di dalam tubuh.

3. Mutu Gizi
Pangan yang sebaiknya dikonsumsi oleh individu, keluarga dan masyarakat
adalah pangan yang dari segi kualitas fisik yang baik dan tidak tercemar oleh
bahan-bahan kimia. Kualitas pangan yang kurang baik di Indonesia dikarenakan
organisasi-organisasi yang terkait seperti BPOM dan MENKES tidak bekerja
semestinya. Selain itu dimana dalam pendistribusian pangan memakan waktu
yang lama dan dari distributor 1 kedistributor yang lain. Sehingga kualitas pangan
menurun baik dari fisik (kesegaran pangan) maupun kandungan gizi yang ada
didalam pangan. Di lain sisi tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kualitas pangan yang baik juga masih kurang. Padahal, kualitas

16
pangan tersebut sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia baik secara
fisik dan kecerdasan.

4. Konsumsi pangan individu


Setiap individu memerlukan proporsi asupan gizi yang bervariasi sesuai
dengan berat badan, tinggi badan dan aktivitas sehari-hari. Hanya tiga macam zat
gizi yang berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh, yaitu karbohidrat (pati,
gula), protein dan lemak. Di dalam tubuh, karbohidrat, lemak dan protein, akan
dioksidasi dalam sel dengan bantuan enzim, ko-enzim (misalnya vitamin) dan
hormon. Prosesnya memerlukan oksigen dan hasil yang diperoleh berupa karbon
dioksida, air dan energi.
AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap hari
untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat.
Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap
absorbsi zat-zat gizi yang efisiensi penggunaanya di dalam tubuh. Untuk sebagian
zat gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat diubah menjadi zat gizi esensial.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada individu terlampir pada halaman 23.

5. Konsumsi Pangan Keluarga


Makanan keluarga adalah makanan yang dihidangkan dalam suatu keluarga
dari hari ke hari. Lengkap tidaknya susunan makanan keluarga ini banyak
tergatung pada kemampua keluarga itu sendiri untuk menyusun makanan,
kemempuan untuk mendapatkan bahan-bahan makanan yang diperlukan, adat
kebiasaan, dan sedikit banyak pengetahuan dalam hal menyusun makanannya.
Susunan makanan yang dihidangkan untuk keluarga dari hari ke hari
lazimnya disebut menu makanan. Jadi menu ialah kumpulan beberapa macam
makanan atau masakan yang disajikan untuk setiap kali makan. Menu yang
sederhana hanya terdiri dari makanan pokok, dan sedikit lauk pauk, misalnya nasi

17
dengan sayur. Menu yang lengkap, akan terdiri dari: nasi, sayur, sebagai
pembantu untuk membasahi nasi yang umumnya dibuat dari sayuran, kemudian
lauk yang berupa ikan atau daging, serta buah-buahan pencuci mulut. Menu yang
disusun sedimikian itu sudah cukup memenuhi syarat. Ini adalah menu untuk
sekali makan.
Menu untuk 1 hari, akan terdiri dari hidangan berupa makan pagi, makan
siang, makan malam, dan kadang-kadang kita makan juga makanan selingan.
Menu sedemikian itu lazim digunakan pada keluarga-keluarga di kota. Di
pedesaan, biasanya keluarga-keluarga itu hanya makan dua kali sehari, yaitu
makan pagi dan makan sore. Perbedaan ini ada, karena umuumnya petani-petani
berangkat ke sawah, atau ke kebunnya, pagi-pagi sekali dan baru kembali sore
harinya.
Konsumsi pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik
mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan
waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial, yang dalam
kenyataannya pengaplikasian pemenuhan pangan masih diutamakan untuk ayah,
yang persepsinya dimana ayah itu sebagai pencari nafkah dalam keluarga yang
membutuhkan banyak energi/kalori. Persepsi yang demikian merupakan persepsi
yang keliru, dimana seharusnya yang paling diutamakan adalah kecukupan gizi
pada anak terutama balita, dikarenakan anak dan balita masih dalam proses
pertumbuhan.

6. Konsumsi Pangan Masyarakat


Pemenuhan gizi yang cukup juga harus diperoleh seluruh masyarakat yang
berekonomi rendah, menengah sampai yang berekonomi tinggi. Karena dengan
gizi yang cukup pada masyarakat dapat meningkatkan produktivitas kerja
yang berpengaruh terhadap perekonomian Negara.

18
2.5 Status gizi di masyarakat
Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya
berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif. Status gizi adalah ukuran keberhasilan
dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan
anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
a. Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
a. Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang
hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut
b. Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku
orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan
keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja
bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga
d. Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
b. Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
a. Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua
dalam pemberian nutrisi anak balita
b. Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya
memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan

19
anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup
ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
c. Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan
kesulitan menelan dan mencerna makanan.
Jumlah dan tingkat mutu makanan yang di konsumsi oleh suatu kelompok sosial
budaya dipengaruhi oleh banyak hal yang saling kait-mengkait sehingga menimbulkan
masalah. Untuk memecahkan masalah pangan diperlukan usaha yang terpadu dan
terkoordinasi, kerjasama antar kelompok masyarakat dan pemerintah secara nasional dan
pengaruhi pola konsumsi makanan.
Kekurangan pangan dan gizi menurut Ohkawa dan Takamatsu sangat mempengaruhi
prestasi kerja dan berpikir dari generasi yang sekarang maupun yang akan datang. Akibat
dari kekuranga pangan tersebut secara lahiriah dapat ditunjukkan dengan rendahnya daya
produksi dan kegiatan ekonomi penduduk, banyaknya serangan penyakit dan kematian.
Aspek psikologis akan banyak mempengaruhi untuk dapat memilih bahan makanan
secara bijaksana sesuai dengan tingkat ekonomi masing-masing da pemanfaatan jenis bahan
makanan bermutu yang ada di sekelilingnya. Suatu tingkat kesadaran dan pengetahuan gizi
yang mencukupi diperlukan oleh masyarakat. Untuk kelompok masyarakat dengan
pendapatan rendah, pengetahuan gizi dasar dan keterampilan memilih bahan makanan
murah namun cukup bermutu dan bagaimana mengkombinasikan bahan-bahan tersebut
sehingga dapat mencapai nilai gizi yang optimum sangat diperlukan. Untuk kelompok
masyarakat yang berpendapatan cukup tinggi, pengetahuan gizi juga mutlak diperlukan
untuk mencegah kurang gizi karena salah pilih atau penggunaan yang berlebihan dari salah
satu zat gizi yang digemari.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fungsi pangan yang utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan
zat-zat gizi tubuh, sesuai dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan bobot
tubuh. Fungsi pangan yang demikian dikenal dengan istilah fungsi primer (primary
function).Selain memiliki fungsi primer, bahan pangan sebaiknya juga memenuhi
fungsi sekunder (secondary function), yaitu memiliki penampakan dan cita rasa
yang baik. Sedangkan fungsi zat gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Zat penghasil energi atau tenaga,
2. Zat pembangun dan pemelihara sel dan jaringan tubuh,
3. Zat pengatur proses tubuh.

3.2 Saran

Usaha mencukupi kebutuhan pangan dan gizi memerlukan langkah-langkah yang


menyeluruh dan merupakan bagian dari kebulatan kebijaksanaan dan langkah
pembangunan nasional. Oleh karena itu penanganannya memerlukan usaha terpadu
dari berbagai bidang terutama bidang kesehatan, pertanian, industri, pendidikan,
penerangan, perdagangan, kependudukan dan lingkungan hidup. Aspek psikologis
akan banyak mempengaruhi untuk dapat memilih bahan makanan secara bijaksana
sesuai dengan tingkat ekonomi masing-masing dan pemanfaatan jenis bahan
makanan bermutu yang ada di sekelilingnya. Suatu tingkat kesadaran dan
pengetahuan gizi yang mencukupi diperlukan oleh masyarakat.

21
Daftar Pustaka

http://ryvhasayz.blogspot.co.id/2012/05/konsep-konsumsi-pangan-dan-gizi.html

http://e-journal.uajy.ac.id/1589/3/2EP12752.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai