Anda di halaman 1dari 20

PELABUHAN

NAMA : DARMAN SUSILO IBIANTO

NIM : BS 111 15 006

JURUSAN : TEKNIK SIPIIL


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Pelabuhan merupakan tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya
kapal laut serta kendaraan air lainnya, menaikkan dan menurunkan
penumpang, bongkar muat barang dan hewan, serta tempat bertemunya
suatu kegiatan perekonomian. Definisi pelabuhan adalah tempat yang
terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas – batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh
kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.
( UU RI no 17 tahun 2008). Dari pengertian pelabuhan diatas maka
fungsi pokok pelabuhan yaitu sebagai tempat yang aman untuk berlabuh,
bertambat kapal dan sebagai terminal transfer barang dan penumpang,
yang pada dasarnya fungsi pelabuhan mempunyai arti yang lebih luas
yakni sebagai interface, link, gateway dan industry entity (Abbas, 2013).
Dalam menunjang berbagai fungsi tersebut pelayanan jasa pelabuhan
sangat pentig dalam menunjang terselenggaranya angkutan laut
disamping menunjang pemerataan pembangunan pada setiap daerah.
Dalam menunjang kegiatan tersebut maka pelabuhan selain tersediannya
fasilitas dan peralatan yang cukup, pelayanan jasa pelabuhan harus
dilakukan dengan efektif dan efisien, artinya pelayanan sesuai dengan
obyek yang dilayani dengan mempergunakan teknik-metode yang
canggih sehingga pelaksanaan bongkar-muat dari dan ke kapal dapat
dilakukan dengan cepat, lancar, aman dan biaya terjangkau sehingga
tujuanutama adalah menurunkan biaya produksi suatu barang.
. 1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Adapun maksud dari perumusan masalah yang hendak diteliti dan
berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah diatas, maka penulis akan mengindentifikasi permasalahan
sebagai berikut :
 Pengelolaan pelabuhan secara umum.
 Kinerja pelabuhan di Indonesia .
 Strategi Peningkatan dan pengembangan kinerja pelabuhan di
Indonesia.

1.2.2 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah apa saja langkah – langkah yang dapat diambil
untuk meningkatkan kinerja pengelolaan pelabuhan di Indonesia agar
lebih berdaya guna.

1.2.3.. Pokok Masalah


 Bagaimana pengelolaan pelabuhan secara umum?
 Bagaimana kinerja pelabuhan di Indonesia?
 Bagaimana meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia dan apa
saja langkah – langkahnya?

1.2.4. Tujuan Penulisan


 Untuk memberikan gambaran mengenai pengelolaan pelabuhan di
Indonesia secara umum, serta pencapaiannya.
 Untuk memberikan solusi bagi permasalahan pengelolaan
pelabuhan di Indonesia. Dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitasnya.
1.2.5. Manfaat
 Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengelolaan
pelabuhan yang ada di Indonesia secara umum dan juga untuk
meningkatkan awareness terhadap perkembangan pelabuhan di
Indonesia.
 Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai
pengelolaan pelabuhan yang ada di Indonesia serta mampu untuk
menciptakan pemikiran yang kritis mengenai langkah – langkah
yang harus di ambil untuk meningkatkan kinerja pelabuhan di
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan perairan di


sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan kepelabuhan adalah meliputi


segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan
pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan
untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas
kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat
perpindahan intra dan/ atau antar moda serta mendorong perekonomian
nasional dan daerah.

2.2 . DERMAGA KONVESIONAL.


Dermaga konvensional adalah dermaga yang digunakan tuntuk
melakukan aktivitas bongkar muat kapal kargo. Dermaga konvensioanl
terdiri dari pelataran dermaga, gudang-gudang, lapangan terbuka dan
perlengkapan dengan kran-kran (portal-crane) untuk membantu
pembongkaran/pemuatan kapal. Dermaga konvensional dipakai untuk
kapal kargo biasa, yaitu kapal-kapal yang dilengkapi dengan perlalatan
bongkar muat dan membawa berbagai jeni muatan yang memerlukan
pemadatan khusus bila disimpan dalam palkanya (karung, peti).
Petikemas juga ada yang dibongkar di dermaga konvensional namum
karena pelataran antara dermaga dan gudang sempit akan menumbulkan
kesukaran dalam angkutan maupun pergerakannya.
1. Foto / Gambar.
 Tipe Kapal Laut
 Conventional Liner Vesell, adalah jenis kapal pengangkut yang
belum menggunakan kontainer.

 Semi Container Vesell, adalah jenis kapal pengangkut barang


yang menyediakan sebagian tempat untuk kontainer.

 Full Container Vesell, adalah jenis kapal yang khusus


mengangkut barang-barang yang dikemas dalam kontainer dan
berlabuh di dermaga atau pelabuhan peti kemas.
2. Mamfaat .
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi tambahan untuk melakukan penelitian yang bersifat
pengulanganuntuk pusat kegiatan lain ataupun untuk penelitian yang
bersifat melanjutkanpenelitian yang sudah ada.

3. Operasional
. 1. PORT PERFORMANCE INDICATOR
 Measurement of port performance
 Indicator of service
 Indicator of out put
 Indicator of utilization
 Indicator of productivity
2.OPERATION PLANING
 Pre-arival palaning
 berth allocation
 Resorces allocation
 Estimating operasional time
 Work scheduling
 Performance riview

3.SHIIP OPERATION

 Sasaran pokok operasi kapal


 Persiapan operasi di kapal
 Sequence of four activities of the ship operation (Hook
cycle)
 Kinerja operasi kapal
 Ton Gang Hour (T/G/H)
 Ship out-put
 Shift out-put.
 Variable yang menentukan dan faktor2 yang
mempengaruhi kinerja.
 Stowage plan.
4.QUAY TRANSFER OPERATION
 Sasaran pokok operasi pemindahan muatan di dermaga.
 Persiapan operasi pemindahan muatan di dermaga.
 The Quay transfer cycle
 Faktor2 yang mempengaruhi waktu siklus.
 Komponen waktu siklus
 Kinerja operasi pemindahan muatan di dermaga dan
faktor2 yang mempengaruhi.
 Kebutuhan peralatan dan persediaan peralatan.
 Kinerja peralatan.
 Utilisasi peralatan (Equipment utilization)
 Ketersediaan peralatan (Equipment availability)

5. STORAGE OPERATION
 Tipe penumpukan (Types of port storage)
 Perencanaan dan pengawasan penumpukan muatan.
 Langkah2 operasi penumpukan,
 Menghitung kebutuhan area penumpukan.
 Kapasitas gudang/lapangan penumpukan dan kinerjanya.
 Holding capacity
 Storage occupancy (SOR)
 Shed through-put.

6. RECEIPT & DELIVERY OPERATION


 Elemen dan aktivitas receipt & delivery operation.
 Sasaran pokok receipt & delivery operation.
 Permasalahan dan akibat2 nya dalam receipt & delivery
operation.
 Langkah2 dalam receipt & delivery operation.
 Pengaturan dan pengawasan kedatangan kendaraan
pengangkut.
 Alaokasi sumber daya dan koordinasi.
7. BERTH MANAGEMEN
 Struktur organisasi dermaga
 Macam2 struktur organisasi.
 Model menagement dermaga
 Prinsip-prinsip manajemen
 Uraian tugas organisasi dermaga dan pengembangan staf.
 System komunikasi dan prosedur kerja organisasi
dermaga.
2.3 PETI KEMAS
Sesuai Customs Convention on Container pada tanggal 2
Desember 1972 di Geneva,Swiss, menyepakati bahwa container
adalah alat pengangkutan barang yang berkarakteristik sebagai
berikut:
 Berbentuk permanen dan kokoh, sehingga dapat
dipergunakan berulangkali untuk pengangkutan barang
 Seluruh atau sebagian tertutup, sehingga berbentuk peti
atau kerat dan dimaksudkan untuk diisi barang yang akan
diangkut
 Didesain sedemikian rupa untuk mempermudah mobilitas
pengangkutannya, sehingga memungkinkan pemindahan
barang antarsarana transportasi tanpa harus membongkar
isi muatan terlebih dahulu
 Dilengkapi dengan perangkat yang memudahkan
penanganan pemindahannya khususnya apabila
dipindahkan dari satu moda transportasi ke moda
transportasi lainnya
 Dibuat sedemikian rupa sehingga muda diisi dan
dikosongkan
 Mempunyai isi, bila diukur dari dalam sebesar satu meter
kubik atau lebih
 Dibuat dari baja, alumunium, fiber glass, dan dilengkapi
dengan pintu yang dapat dikunci dari luar.
 Termasuk perlengkapan atau peralatannya yang diangkut
bersama-sama container bersangkutan

1. Jenis – jenis peti kemas


1 .General Cargo Container adalah Peti Kemas yang dipakai untuk
mengangkut muatan umum (General Cargo). Peti kemas yang
termasuk dalam general cargo adalah :
a. General purpose Container
Peti kemas yang digunakan untuk mengangkut kargo
berupa barang-barang yang tidak mempunyai spesifikasi
khusus ataupun penanganan khusus dapat menggunakan peti
kemas jenis ini.

General Cargo Container adalah Peti Kemas yang dipakai untuk


mengangkut muatan umum (General Cargo). Peti kemas yang
termasuk dalam general cargo adalah :
b. Open Side Container

Peti kemas ini mempunyai pintu di salah satu sisinya.


Dipakai untuk mengangkut kargo yang mempunyai ukuran yang
melebar, seperti misalnya kargo berupa mesin industri.
c. Open Top Container

Peti kemas ini mempunyai bagian atas yang bisa


dibuka. Digunakan untuk kargo yang mempunyai tinggi
ukuran yang melebihi dari tinggi peti kemas.

d. Ventilated Container

Peti kemas ini mempunyai ventilasi di sisi-sisinya.


Digunakan untuk kargo yang memerlukan sirkulasi udara,
misalnya saja untuk kargo yang berupa biji kopi.

2. Mamfaat
. Dengan menggunakan kontainer ini pemuatan barang tidka
terlalu rumit karena barang tidak perlu di pindahkan dari tempat satu
ke tempat lainnya, selain itu waktu yang sangat efisien dan sangat
mudah. Kondisi keamanan barang terjamin dari kerusakan.
Ternyata banyak sekali bermacam-macam kontainer yang bisa di
gunakan sesuai kegunaan dan barang yang akan di kirim, dan dari
sini kita bisa tahu begitu komplek jenis-jenis kargo dan kegunaanya
contohnya seperti kontainer militer, kontainer logistik, kontainer
office, kontainer gas (kontainer nitrogen cair ).
Dari berbagai macam kegunaan kontainer, banyak sekali industri-
industri menggunakan layanan jasa kontainer ini untuk menunjang
aktifitas pendistribusian produk usaha ke tujuan masing-masing. Di
jamin barang datang tanpa kekurangan atau kerusakan yang tidak
kita inginkan.

3. Operasional
Dalam sistem Operasi Petikemas yang dilakukan harus ditinjau
dari beberapa aspek antara lain :
A. Dari sudut pandang Pemilik Kapal
Sasaran dari sudut pandang Pemilik Kapal adalah untuk
Keuntungan maksimum melalui pendapatan maksimu. Untuk
mencapai sasaran tersebut beberapa kinerja operasional yang harus
dicapai antara lain:
 Kapal termuati secara optimal (mendekati penuh) sehingga
biaya pengangkutan dan keuntungan dapat sebanding
dengan muatan yang dibawa oleh kapal.
 Jarak tempuh maksimum untuk memaksimalkan siklus kapapl
dalam mengirim barang ke suatu tempat tujuan. Makin cepat
siklus kapal dalam mengirim barang dalam satu waktu maka
barang yang dikirim juga akan semakin banyak yang tentunya
berpengaruh juga pada pendapatan.
 Biaya di dermaga sekecil mungkin untuk mengurangi biaya
operasional dan mengurangi waktu siklus kapal dipelabuhan
 Waktu kunjungan kapal di pelabuhan sependek mungkin
untuk menperpendek waktu siklus kapal di Pelabuhan
 Selain dari itu untuk mencapai kinerja yang baik Pemilik Kapal
juga harus ditunjang oleh Tingkat Pelayanan di Pelabuhan
yang baik yang indikatornya antara lain:
 Waktu tunggu dermaga ditekan sependek mungkin
 Biaya di Pelabuhan sekecil mungkin
 Kegiatan bongkar muat barang secepat mungkin
 Waktu sandar kapal sependek mungkin.

B. Dari sudut pandang Pengelolan Terminal Petikemas

Tujuannya adalah untuk mendapatkan pendapatan dan


keuntungan semasimal mungkin.Sehingga kinerja usaha yang
diinginkan adalah:

 Throughput petikemas sebanyak-banyaknya


 Jumlah investasi penangan petikemas harus seminim mungkin
 Biaya Operasi penanganan petikemas seminim mungkin
 Kinerja Operasional yang akan dicapai dalam pelayanan ini
adalah:
 Bongkar muat kapal secepat mungkin sehingga bertambah
banyak petikemas yang dapat dilayani dalam satu satuan waktu
 Lamanya kapal bersandar sependek mungkin sehingga siklus
bersandarnya kapal pengangkut Petikemas akan cepat yang
mengakibatkan traffik petikemas akan naik.
 Tingkat kecelakaan dan kerusakan sekecil mungkin untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen tanpa komplain
dan permintaan ganti rugi atas kerusakan barang ayng di
handling yang tentu akan mengurangi pendapatan.
 Cepat tanggap akan kebutuhan peralatan dan kebutuhan lain
untuk mempercepat handling petikemas.

2.4 PELABUHAN PENUMPANG

Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan


pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang di belakang dermaga
terdapat gudang - gudang sedangkan untuk pelabuhan penumpang
dibagun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti
kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai
pelayaran, dan sebagainya. Barang - barang yang perlu dibongkar
muat tidak terlalu banyak sehingga gudang barang tidak perlu besar.
Untuk kelancaran masuk kelaurnya penumpang dan barang,
biasanya pada pelabuhan penumpang jalan masuk dipisahkan
terhadap jalan keluar. Selain itu pada pelabuhan penumpang,
penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan
langsung ke kapal, sedangkan barang - barang melalui dermaga.

1. Foto / Gambar
Pelabuhan /terminal penumpang digunakan oleh orang-orang
yang bepergian dengan menggunakan kapal penumpang. Terminal
penumpang dilengkapi dengan statiun penumpang yang melayani
segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang
berpergian, seperti ruang tunggu, kantor maskapai pelayaran,
tempat penjualan tiket, mushala, toilet, kantor imigrasi, kantor bea
cukai, keamanan, direksi pelabuhan, dan sebagainya. Barang-
barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga
gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk
keluarnya penumpang barang, sebaiknya jalan masuk/keluar
dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan
jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui
dermaga. Pada pelabuhan dengan tinggi pasang surut besar,
dibuat jembatan apung yang digunakan oleh penumpang untuk
masuk ke kapal dan sebaliknya.
 Kapal Pesiar (Cruise Ship)
Kapal pesiar adalah kapal penumpang yang dipakai
untuk pelayaran pesiar. Penumpang menaiki kapal pesiar
untuk menikmati waktu yang dihabiskan di atas kapal yang
dilengkapi fasilitas penginapan dan perlengkapan bagaikan
hotel berbintang. Kapal pesiar memiliki rute pelayaran yang
selalu kembali ke pelabuhan asal keberangkatan. Jadi, kapal
pesiar selalu memulai dan mengakhiri perjalannya di tempat
yang sama. Lama pelayaran kapal pesiar bisa berbeda-beda,
mulai dari beberapa hari sampai sekitar tiga bulan tidak
kembali ke pelabuhan asal keberangkatan.
 -Kapal Samudra (Ocean Liner)
Kapal samudra adalah kapal penumpang besar
yang identik dengan kapal pesiar. Kapal ini juga memiliki
fasilitas penginapan dan perlengkapan yang mirip
dengan kapal pesiar. Apa yang membedakan kapal
pesiar dan kapal samudra? Yang membedakan hanya 1,
yaitu rute perjalannya. Kapal pesiar berangkat dari suatu
tempat kemudian kembali ke tempat yang sama pula,
tetapi, kapal samudra berangkat dari suatu tempat ke
tempat lainnya. Banyak orang yang menyangka kalau
kapal samudra itu sama dengan kapal pesiar karena
sama-sama berukuran besar, namun kenyataannya
berbeda. Kapal Titanic termasuk dalam kategori jenis
kapal ini.
Queen Mary 2 adalah kapal samudra terbesar dan
sebuah kapal penumpang Cunard Line yang namanya
berasal dari kapal Cunard awal, RMS Queen Mary. Pada
saat dibangun pada tahun 2003, Queen Mary 2
merupakan kapal penumpang terbesar yang pernah
dibuat dalam setiap dimensinya. Namun, pada November
2009, kapal ini menjadi yang kedua terbesar setelah
dikalahkan oleh kapal pesiar Oasis of the Seas.
Ukurannya 345 m, hanya 15 m lebih pendek daripada
kapal pesiar terbesar Oasis of the
Seas. Kemewahan Queen Mary 2 meliputi 15 restoran
dan bar, lima kolam renang, sebuah kasino, sebuah
ballroom, dan sebuah planetarium.

2. Mamfaat
Perancangan Kawasan Pelabuhan Penumpang di Boddia
Kabupaten Takalar ini perlu karena kebutuhan tata ruang kota serta
tingkat kesibukan aktivitas pelabuhanpenumpang dan pelabuhan.
Adapun konsep perncangan yaitu:
 Konsep pemanfaatan lahan yaitu perbandingan 70% untuk
lahan tidak terbangun dan 30% untuk lahan terbangun,
 Sirkulasi tapak membagi dua jalan yaitu; sirkulasi kendaraan
penumpang dan pejalan kaki
 Konsep ruang terbuka hijau dirancang dengan taman yang
berbeda dan
 mengutamakan kebutuhan dan kenyamanan pengunjung
pelabuhan.

3. Operasional
Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi
pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat
angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan Pelabuhan Pengumpul,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan provinsi
2.5 KAPAL RO - RO
Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang
berjalan masuk kedalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa
keluar dengan sendiri juga sehingga disebut sebagai kapal roll on - roll
off disingkat Ro-Ro, untuk itu kapal dilengkapi dengan pintu rampa
yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke
dermaga. Kapal Roro selain digunakan untuk angkutan truk juga
digunakan untuk mengangkut mobil penumpang, sepeda motor serta
penumpang jalan kaki.

1. Foto / Gambar.

Pintu rampa adalah pintu untuk memasukkan kendaraan


ke dalam kapal Ro-Ro, yang sedang membongkar dan
memuat kendaraan dari dermaga penyeberangan ke kapal
dan sebaliknya. Pintu rampa dihubungkan dengan moveable
bridge atau pelengsengan yang ada di dermaga.
2. Mamfaat
Pada prinsipnya kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat
kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan
penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga,
sehingga disebut sebagai kapal roll on – roll off. Oleh karena itu,
kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan
moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga. Secara
keseluruhan, kapal RoRo juga tidak hanya digunakan untuk
kepentingan sipil saja, melainkan di sektor angkatan laut juga
menggunakan kapal ini, biasanya untuk mengangkut barang-
barang penting yang berasal dari laut.

3. Operasional
Kegiatan Operasional Pelabuhan
 Kegiatan operasional pelabuhan secara umum meliputi
kegiatan arus barang, waktu pelayanan kapal, rasio pemakaian
fasilitas dermaga, biaya bongkar muat barang. Ini sebagai
dasar memperhitungkan efesiensi dan efektifitas kegiatan
operasional.
 Arus barang merupakan jumlah tonase barang yang dibongkar
dan dimuat di terminal dalam kurung waktu tertentu. Kegiatan
ini meliputi berth output, throughput, ship output, dan labor
output.
 Waktu pelayanan kapal merupakan kegiatan yang berkaitan
dengan waktu menunggu ketersedian fasilitas, muatan,
penyelesaian dokumen, dan jadwal kerja pelabuhan, sehingga
kapal tidak terlalu lama menunggu di pelabuhan.
 Rasio pemakaian fasiltas dermaga adalah memperhitungkan
kegiatan bongkar muat yang berkaitan dengan kegiatan pada
dermaga, gudang, dan lapangan.
 Biaya bongkar muat merupakan ukuran tingkat efisensi dari
manajemen operasional terminal general cargo. Mengukur
rasio antara output dengan sdm yang tersedia sebagai input.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Pengelolaan pelabuhan merupakan suatu hal yang sangat kompleks.


Meskipun pemerintah telah dengan sangat baik menetapkan ketentuan
pengelolaannya, masalah masih tetap ada. Hal ini umumnya dikarenakan
kurangnya modal untuk mengembangkan pelabuhan yang ada. Sehingga
menyebabkan kurang baiknya kepengurusan pelabuhan, seperti buruknya
fasilitas pelabuhan yang ada.

Prestasi pelabuhan di Indonesia juga tidak membanggakan. Kita


masih kalah jauh jika dibandingkan dengan negara – negara asia
tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu kita
perlu untuk mengejar ketertinggalan kita ini.

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memperbaiki fasilitas


dasar dari pelabuhan, yang selama ini selalu dikeluhkan. Peran serta
pemerintah sangat penting guna memastikan bahwa hal ini berjalan
sebagaimana mestinya.

Dengan adanya kesadaran mengenai hal ini, niscaya akan tercipta


pola pengembangan pelabuhan yang berkesinambungan, yang mampu
untuk memperbaiki kinerja pelabuhan di Indonesia. Namun sekali lagi
kami tekankan, tahap perncanaan dan tahap pengawasan merupakan
factor yang sangat mempengaruhi terwujudnya hal ini.

Tidak realistis memang mengharapkan Indonesia mampu untuk


bersaing dengan Singapura atau Malysia dalam hal kualitas pelabuhan.
Akan tetapi kita harus tetap optimis, pelabuhan di Indonesia suatu saat
nanti akan memilikiprestasi yang membanggakan.

Anda mungkin juga menyukai