Anda di halaman 1dari 10

I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H.

Perlindungan… 85
.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSISTENSI LAYANG -LAYANG
TRADISIONAL BALI SEBAGAI PENGUATAN PARIWISATA BUDAYA

Oleh :

I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H.


Dosen Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar

Abstract

The soul of Bali tourism is cultural tourism, where one aspect of culture that became
a tourist attraction in Bali is a traditional Balinese Kite. This research aims to find out how
the protection of traditional Balinese kites as strengthening the Bali culture associated with
cultural tourism.
The author takes the method in writing in the form of the empirical method, which
method to use facts as a major analysis by linking the law who live in the community and
using descriptive analytical approach.
The results of this paper is the existence of the protection of traditional Balinese
kites only to the extent of organizing events conducted between local government and
traditional Balinese kites Sekehe, Pakraman own sheltered by giving space to young people
to work in traditional Balinese kites.

Keywords : Legal Protection, Cultural, Traditional Balinese Kites.

Abstrak

Jiwa pariwisata Bali adalah Pariwisata Budaya, dimana salah satu aspek budaya
yang menjadi atraksi wisata di Bali adalah Layang layang tradisional Bali. Penulisan ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlindungan kepada layang layang tradisional Bali
sebagai penguatan Budaya Bali yang berhubungan dengan pariwisata budaya.
Penulis mengambil metode dalam penulisan berupa metode empiris, dimana metode
yang menggunakan fakta fakta sebagai bahan analisis utama dengan mengkaitkan hukum
yang hidup dalam masyarakat serta menggunakan pendekatan Deskriptif analitis.
Hasil penulisan ini adalah Perlindungan eksistensi layang layang tradisional Bali
hanya sebatas penyelenggaraan event yang dilakukan antara pemerintah daerah dengan
sekehe layang layang tradisional bali, Desa Pakraman sendiri melindungi dengan cara
memberikan ruang kepada generasi muda untuk berkarya layang layang tradisional Bali.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Budaya, Layang Layang Tradisional Bali.


I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 86
.
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Nyepi. Ada pula budaya Omed Omedan


yang hanya dilaksanakan hanya di Desa
Bali merupakan pulau terkenal di
Pakraman Sesetan Denpasar selatan,
Indonesia dan menjadi tujuan utama
Budaya perang pandan yang dilakukan di
Pariwisata di Indonesia, bahkan lebih
Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan,
dikenal dibanding Indonesia sendiri.
Budaya Megibung yang lumrah dilakukan
Dengan luas wilayah hanya 5.561 km2,
oleh masyarakat di Kabupaten
atau 0,3 persen dari keseluruhan luas
Karangasem dan Budaya Melayangan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, jadi
yang dilakukan oleh Pemuda di Bali pada
dapat dikatakan Bali merupakan salah
Khususnya dan masyarakat Bali pada
satu provinsi terkecil di Indonesia.
Umumnya.
Peradaban mencatat bahwa Bali memiliki
Budaya Melayangan pada
mikrokosmos yang luar biasa, epitom
masyarakat Bali bermula dari sebuah
yang istimewa tentang alam, sejarah,
permainan masyarakat yang sangat
kesusasteraan, legenda, agama, seni,
sederhana, Tradisi Melayangan telah
arsitektur dan manusianya itu sendiri1.
terjadi secara turun temurun yang
Pariwisata di Bali bernafaskan
diwariskan oleh masyarakat Bali. Layang-
nilai nilai budaya bali yang telah
layang dan juga tradisi Melayangan
mengakar dalam masyarakat Bali2.
sangat erat kaitannya dengan cerita rare
Banyak budaya bali yang menjadi daya
angon3, Dipercaya bahwa Dewa Siwa
tarik pariwisata, contoh nyata budaya
dalam manivestasinya sebagai Rare angon
sebagai daya tarik pariwisata di Bali
merupakan Dewa Layang-layang. Pada
tampak dari kegiatan kegiatan yang telah
musim layangan atau setelah panen di
dilakukan di Bali, seperti misalnya Pawai
sawah Rare angon turun ke Bumi diiringi
Ogoh Ogoh yang dilaksanakan satu tahun
dngen tiupan deruling bertanda untuk
sekali, yaitu pada malam pengerupukan
memanggil sang angin.
atau malam satu hari sebelum hari raya
Rare Angon berarti anak gembala,
1
http://www.wacananusantara.org/menge setelah musim panen para prtani terutama
nal-budaya-bali-lebih-dekat/diakses pada 18 Maret
2016.
anak gembala mempunyai waktu
2
Ketut Arnaya, Bali Jadi Pusat Hindu
Dunia, Antara Tantangan Dan 3
Putu Yogi Asmara jaya, Layang Layang
Harapan,http://www.worldhinduparisad.org/ind/? Tradisi Budaya Bali “Rare Angon Sejati (R.A.S)”,
p=561, diakses pada 18 Maret 2016. Jurnal Pariwisata Budaya Dan Agama Fakultas
DharmaDuta IHDN Denpasar, hal. 1.
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 87
.
senggang yang mereka gunakan untuk ritual yang menyertainya. sampai saat ini,
senang-senang. Sambil menjaga Masyarakat Bali mengenal dua jenis
ternaknya salah satu permainan yang layang-layang yaitu Layang-layang
sering mereka lakukan adalah bermain Tradisional dan Layang-layang Kreasi

Layang-layang4. baru. Selain layang-layang tradisional dan


kreasi masyarakat juga mengenal Layang-
Bagi Masyarakat Bali layang-
layang aduan. Layang-layang Tradisional
layang mempunyai nilai kesungguhan
merupakan layang-layang yang sudah
yang menonjol dan bukan sebagai benda
mentradisi di Masyarakat Bali. Untuk
kosong tanpa nilai, Masyarakat Bali
sebuah layang-layang yang akan
percaya bahwa Layang-layang
diikiutkan dalam sebuah festival, Dalam
mempunyai badan, Tulang dan Roh. Salah proses pembuatannya biasanya
satu event yang diadakan rutin setiap melibatkan hampir semua Masyarakat
tahun dan sangat antusias diikiuti oleh dalam sebuah Banjar.
masyarakat Bali adalah Festival Layang- Bentuk layang-layang Tradisional
layang. telah dikenal sejak jaman dulu mulai dari
Festival Layang-layang bali bentuk yang paling sederhana sampai
pertama kali dilakukan pada tahun 1979 ahirnya berkembang seperti sekarang.
bertempat di Subak Tanjung Bungkak Kerangka layang-layang yang terbuat dari
Denpasar. Setelah hampir seperempat bambu yang dihaluskan serta kain yang
Abad festival Layang-layang masih digunakan sebagai penutup sangat warna-
mendapat sambutan yang luar biasa dari warni, secara umum warna yang sering
masyarakat5. Festival Layang layang yang dijumpai adalah warna Hitam, Merah dan
dilakukan di Bali terbukti sebagai daya Putih. layang-layang Be-bean, Pecukan
tarik pariwisata yang besar baik untuk dan janggan merupakan tiga jenis
wisatawan lokal Indonesia maupun Layang-layang Tradisional Bali yang
wisatawan asing. sudah sangat dikenal. Daya tarik budaya
Layang-layang masyarakat Bali layang layang di Bali, tidak bisa
sangat dikagumi diluar Negeri Selain dilepaskan dari kepercayaan masyarakat
karena bentuknya yang khas,layang- Bali bahwa dalam layang layang hasil
layang Bali juga dikenal dengan proses kreatifitas masyarakat bali tersebut
bersemayam kekuatan lain diluar
4
http://bengkelredaksi.blogspot.co.id/20 kekuatan manusia, atau yang dikenal
13/01/layang-layang-bali_190.html, diakses pada
18 Maret 2016. dalam masyarakat Bali dikenal dengan
5
http://supringacir.blogspot.co.id/2012/0
2/tradisi-unik-layang-layang-bali.html, diakses nama.Taksu.
pada 18 Maret 2016.
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 88
.
Taksu melayangan pada masyarakat Bali Berdasarkan Peraturan tersebut
berlangsung secara turun temurun dan maka di Bali sudah tercover perlindungan
mendarah daging dalam jiwa pemuda mengenai Pariwisata Budaya Bali dengan
pada masyarakat Bali, berlangsung secara ketentuan sebagaimana yang diisyaratkan
turun temurun dan dilaksanakan dalam Perda Provinsi Bali Nomor 2 tahun
berdasarkan kepercayaan serta kebiasaan 2012. Desa Pakraman memiliki andil
yang ada dalam masyarakat Bali. yang besar dalam upaya pelestarian
Hubungan budaya melayangan di pariwisata budaya di Bali, hal tersebut
Bali denganperkembangan pariwisata tersurat dalam ketentuan Pasal 25 Perda
budaya di Bali adalah sebagai daya tarik Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012 yang
wisata yang bertitik tolak dari budaya menyatakan bahwa Desa Pakraman
lokal kemasyarakatan di Bali, Di Bali dan/atau lembaga tradisional lainya, dapat
pariwisata budaya diatur dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 melakukan usaha-usaha untuk mencegah
Tahun 2012 tentang Kepariwisataan aktivitas kepariwisataan yang tidak sesuai
Budaya Bali, dalam Peraturan tersebut dengan kepariwisataan budaya Bali, pada
Kepariwisataan Budaya Bali adalah Pasal 26 ayat (2) menguatkan fungsi Desa
kepariwisataan Bali yang berlandaskan Pakraman dalam menjaga kepariwisataan
kepada Kebudayaan Bali yang dijiwai Bali yang sesuai dengan kearifan lokal
oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri atau potensi lokal yang bersumber dari
Hita Karana sebagai potensi utama desa pakraman setempat, dalam Pasal
dengan menggunakan kepariwisataan tersebut menyatakan bahwa Desa
sebagai wahana aktualisasinya, sehingga pakraman dan lembaga tradisional
terwujud hubungan timbal-balik yang mempunyai hak untuk mengembangkan
dinamis antara kepariwisataan dan wisata pedesaan sesuai dengan potensi
kebudayaan yang membuat keduanya setempat.
berkembang secara sinergis, harmonis dan Penulis menilai bahwa
berkelanjutan untuk dapat memberikan pemngkajian tentang Perlindungan
kesejahteraan kepada masyarakat, Layang layang Tradisional Bali sebagai
kelestarian budaya dan lingkungan sesuai upaya Penguatan Pariwisata Budaya Bali
dengan ketentuan pada Pasal 1 ayat (14) sangat menarik, karena Pariwisata di Bali
Perda Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012. sendiri sebagian besar diwarnai dengan
nafas Budaya, salah satu aspek budaya
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 89
.
melalui perlindungan layang layang di atau pejabat yang berwenang. Selain itu
bali agar tetap eksis dan tetap dikenal baik konsep ini juga memandang hukum
untuk generasi penerus di Bali. sebagai sistem normatif yang bersifat
otonom, tertutup namun tidak terlepas
2. Rumusan Masalah
dari kehidupan masyarakat.6 Serta
Berdasarkan Latar belakang diatas mempertimbangkan aspek penemuan
maka penulis menganggap menarik untuk hukum dalam masyarakat sebagai
membahas hal hal sebagai berikut terkait indikator dalam empirisme hukum.
dengan perlindungan hukum terhadap Namun keistimewaan dalam penulisan ini
eksistensi layang layang tradisional Bali. pendekatan yang digunakan tidak semata
a. Bagaimana bentuk perlindungan mata hukum demi hukum melainkan
terhadap eksistensi layang layang hukum untuk masyarakat, khususnya
tradisional Bali ? hukum untuk masyarakat hukum adat
b. Bagaimana upaya yang dilakukan bali.
oleh Desa Pakraman untuk Spesifikasi penulisan ini
melindungi laying-layang tradisional menggunakan tipe Deskriptif analitis
sebagai aset budaya bali ? yaitu penelitian yang disamping
memberikan gambaran, menuliskan dan
melaporkan suatu obyek atau suatu
B. METODOLOGI
peristiwa juga akan mengambil
Penulisan dengan judul Perlindungan
kesimpulan umum dari masalah yang
Hukum Terhadap Eksistensi Layang
dibahas.
Layang Tradisional Bali Sebagai
Penguatan Pariwisata Budaya. merupakan
C. PEMBAHASAN
penelitian yang menggunakan metode
penelitian yuridis normatif empiris. 1. Perlindungan Layang-Layang
Tradisional Bali
Metode pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode yuridis Membahas masalah perlindungan
normative empiris, yaitu pendekatan yang layang layang tradisional bali, tidak bisa
menggunakan konsep legis positivis yang dilepaskan dari budaya bali sendiri, secara
menyatakan bahwa hukum adalah identik
dengan norma-norma tertulis yang dibuat 6
Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode
Penelitian Hukum dan jurimetri, Ghalia Indonesia,
dan diundangkan oleh lembaga-lembaga Jakarta, hal. 11.
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 90
.
umum perlindungan terhadap keberadaan sehingga angin bertiup dari Australia ke
layang layang di Bali merupakan upaya Asia. Angin tersebut melewati gurun yang
untuk melindungi budaya bali yang sarat luas di Australia sehingga bersifat kering.
dengan kearifan lokal yang didukung oleh Oleh karena itu di Indonesia mengalami
masyarakat Bali sebagai pelaksana musim kemarau, dengan bekerjasama
kelestarian budaya Bali. dengan sekehe layangan se-Kota
Dalam masyarakat Bali yang Denpasar dan beberapa sekehe layangan
mengedepankan sifat hidup komunal yang berasal dari luar kota Denpasar.
dalam berbagai aspek kehidupan telah
2. Upaya Desa Pakraman Untuk
mengenal upaya perlindungan terhadap
Melindungi Layang Layang
eksistensi budaya Bali dengan Tradisional Sebagai Asset Budaya
Bali
melaksanakan kegiatan Budaya secara
terus menerus dan berperiodik. namun Melihat Bali secara komprehensif,
jika melihat dari ketentuan hukum yang sorotan kita tidak dapat lepas untuk
nyata pada beberapa daerah di Bali belum melihat masyarakat Bali sebagai satu
memiliki ketentuan hukum guna persekutuan hukum yang disebut dengan
melindungi eksistensi layang layang desa pakraman yang alam
tradisional Bali sebagai bentuk penguatan
perkembangannya dewasa ini lebih
pariwisata budaya di Bali.
populer disebut dengan nama desa adat.
Pemerintah sudah mengupayakan
Desa adat atau desa pakraman mengatur
Perlindungan layang layang tradisional
hubungan manusia dengan dengan Tuhan
Bali agar tetap eksis dan lestari di Bali
Yang Maha Esa, Para Dewata dan
dengan cara mengadakan kompetisi
Leluhur disebut parhyangan, dengan
layang layang dengan bekerjasama
dengan sekehe layang layang tradisional sesamanya yang disebut pawongan, dan

yang ada di Bali, seperti yang dilakukan dengan alam lingkungannya disebut

oleh Pemerintah Kota Denpasar pada palemahan. Ketiga komponen ini menyatu
setiap setelah musim angin muson timur dalam kehidupan masyarakat Bali.
atau Angin yang Bertiup mulai bulan Istilah desa pakraman mulai
April - Oktober, saat kedudukan semu dipergunakan sejak dikeluarkannya
matahari di sebelah belahan bumi utara, Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3
akibatnya tekanan udara di Asia rendah Tahun 2001 tentang Desa Pakraman.
dan tekanan udara di Australia tinggi Sebelumnya, istilah yang digunakan
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 91
.
adalah desa adat sesuai Peraturan Daerah dapat dibagi menjadi dua golongan
6 Tahun 1986 tentang Kedudukan, menurut dasar susunannya, yaitu
Fungsi, dan Peranan Desa Adat sebagai berdasarkan pertalian suatu keturunan
Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dalam (genealogi) dan berdasarkan lingkungan
Provinsi Daerah Tingkat I Bali. daerah (teritorial). Soepomo
Desa adat sebagai desa dresta menambahkan lagi susunan yang
adalah kesatuan masyarakat hukum adat didasarkan atas genealogi-teritorial7.
di Provinsi Daerah Tingkat I Bali yang Membahas masalah perlindungan
mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata layang layang tradisional Bali, tidak bisa
krama pergaulan hidup masyarakat umat dillepaskan dari perlindungan oleh
Hindu secara turun temurun dalam ikatan kesatuan masyarakat yang paling
Kahyangan Tiga (Kahyangan Desa) yang mendasar di Bali, terlebih upaya
mempunyai wilayah tertentu, harta perlindungan terhadap keberadaan atau
kekayaan sendiri, dan berhak mengurus eksistensi layang layang sendiri sebagai
rumah tangganya sendiri. upaya untuk menjaga salah satu aspek
Secara yuridis desa adat mendapat budaya yang digunakan sebagai
pengayoman dan dan landasan hukum penguatan pariwisata di Bali yang
yang kuat bukan saja dari Pancasila dan berbasis pada Budaya Bali.
Pasal 18 UUD 1945 tetapi juga dari Pasal Perlindungan yang diberikan oleh
29 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 yang masing masing Desa Pakraman tentang
menyatakan negara berdasarkan keberadaan atau eksistensi layang layang
Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara tradisional Bali, dari awal mula budaya
menjamin kemerdekaan tiap-tiap layang layang atau budaya melayangan itu
penduduk untuk memeluk agama masing- ada hingga saat ini perlindunganya hanya
masing dan untuk beribadat menurut sebatas memberikan ruang untuk
agama dan kepercayaannya itu. Tempat memajang hasil karya seni berbebtuk
pelembagaan ajaran-ajaran agama Hindu layang layang pada masing masing Banjar
dalam adat istiadatnya inilah yang disebut yang ada diwilayah Desa Pakraman yang
desa adat.
7
Persekutuan persekutuan hukum di Soerjono Soekanto, 2012, Hukum Adat
Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, hal. 95.
Indonesia awalnya menurut Soepomo
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 92
.
bersangkutan, dan memberikan upacara Kabupaten/Kota dengan kelompok
pemelaspasan layangan untuk masyarakat penggemar layang layang
memberikan jiwa dan kekuatan diluar tradisional Bali (Sekehe Layang
kekuatan manusia pada layang layang layang) atau event tersebut dilakukan
tersebut sesuai dengan kepercayaan atas prakarsa dari organisasi pemuda
masyarakat Bali yang diwarnai dengan (sekehe truna) di suatu wilayah
Budaya, Adat serta Agama Hindu di Bali. dengan mengundang sekehe layang
Perlindungan layang layang oleh layang tradisional Bali.
Desa Pakraman lebih banyak dilakukuan b. Upaya yang dilakukan oleh Desa
dengan cara pengadaan layang layang dan Pakraman untuk melindungi Layang
mensakralisasi layang layang tersebut layang tradisional sebagai asset
agar memiliki jiwa yang sesuai dengan Budaya bali adalah dengan cara
taksu melayangan yang disebut dengan memberikan ruang kepada organisasi
Rare Angon. Sementara perlindungan pemuda untuk berkreatifitas di
secara hukum oleh desa pakraman belum lingkungan banjar menciptakan
dilindungi secara jelas, maksudnya adalah layang layang tradisional, Desa
perlindungan tersebut belum tertuang Pakraman bersifat memberikan ruang
dalam perangkat hukum oleh Desa untuk tetap melindungi agar layang
Pakraman dan Banjar Adat. layang tradisional bali itu ada, setelah
layang layang tradisional tersebut

D. PENUTUP ada, maka Desa Pakraman memiliki


kewenangan untuk mensakralisasi
1. Kesimpulan
layang layang tersebut yang dikenal
a. Bentuk perlindungan terhadap dengan proses pemelaspasan alit,
eksistensi layang layang tradisional dimana fungsi proses sakralisasi
Bali sampai saat ini hanya sebatas tersebut untuk memberikan jiwa
pengadaan event atau perlombaan kepada layang layang yang sudah
layang layang dengan menghadirkan dibuat tersebut, di Bali dikenal
sekehe layang layang tradisional yang dengan istilah Taksu.
ada di Bali, event tersebut terlaksana
atas kerjasama Pemerintah Daerah
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 93
.
2. Saran pemerintah daerah diwajibkan untuk

Berdasarkan pada kesimpulan atas menegakan pengaturan mengenai

pembahasan dari penulisan ini, maka pengendalian alih fungsi lahan pertanian,

penulis berinisiatif untuk memberikan sebab dengan tingginya angka alih fungsi

pemikiran logis guna melindungi lahan pertanian seperti yang ada saat ini

eksistensi layang layang tradisional Bali sudah barang tentu membatasi ruang

sebagi bentuk penguatan Budaya yang gerak layang layang tradisional bali untuk

menjadi jiwa pariwisata di Bali, masukan menunjukan keindahanya serta taksunya

oleh penulis berupa Desa Pakraman saat mengudara, sehingga sangat

sebagai tonggak penegak kebudayaan di diperlukan keikut sertaan pemerintah

Bali hendaknya memberikan perlindungan daerah untuk mengendalikan alih fungsi

terhadap layang layang tradisional di Bali lahan pertanian, mengingat pariwisata

dengan produk hukum adat yang terbukti yang ada di Bali adalah pariwisata budaya

sampai saat ini dan mungkin selamanya Bali, bukan pariwisata industri komersial.

akan tetap dipatuhi oleh masyarakat bali,


baik berupa Awig Awig Desa Paraman DAFTAR BACAAN
tentang perlindungan layang layang Buku
tradisional Bali dan turunan dari Awig
Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode
Awig tersebut yang berupa perarem yang Penelitian Hukum dan jurimetri,
mengikat masyarakat Banjar adat di Bali. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Selain masukan kepada Desa Soerjono Soekanto, 2012, Hukum Adat


Indonesia, Rajawali Press, Jakarta.
Pakraman, masukan juga diberikan
kepada pemerintah daerah selaku
Internet
pemangku kebijakan publik di Bali,
mengingat perlindungan eksistensi layang http://www.wacananusantara.org/mengen
al-budaya-bali-lebih-dekat/diakses
layang tradisional di Bali bukan hanya pada 8 Maret 2016.
tanggung jawab Desa Pakraman saja, Ketut Arnaya, Bali Jadi Pusat Hindu
melainkan juga perlu kerjasama antara Dunia, Antara Tantangan dan
Harapan,
Pemerintah Daerah, Pelaku Pariwisata, http://www.worldhinduparisad.org/i
sekehe layang layang tradisional Bali nd/?p=561, diakses pada 18 Maret
2016.
dengan Desa Pakraman, kepada
I Wayan Wahyu Wira Udytama, S.H., M.H. Perlindungan… 94
.
Jurnal Sumber Hukum

Putu Yogi Asmara Jaya, Layang Layang Undang Undang Dasar Negara Republik
Tradisi Budaya Bali “Rare Angon Indonesia Tahun 1945.
Sejati (R.A.S)”, Jurnal Pariwisata
Budaya Dan Agama Fakultas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2
DharmaDuta IHDN Denpasar. tahun 2012 tentang Desa Pakraman.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2


Tahun 2012 tentang Kepariwisataan
Budaya Bali.

Anda mungkin juga menyukai