Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

MEKANISME PENANGGULANGAN BENCANA

A. Pra Bencana
Pada masa pra bencana atau disebut juga sebagai fase penyadaran akan
bencana,jajaran pers dapat memainkan perannya selaku pendidik publik lewat artikel
ataupun berita yang disajikannya secara priodik, terencana, populer, digemari dan
mencerahkan serta memperkaya khazanah alam pikiran publik dengan target antara lain :
1. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang bencana, mekanisme
quick respon, langkah-langkah resque yang perlu, cepat dan tepat untuk meminimalisasi
korban serta menekan kerugian harta/ benda.
2. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui muatan-muatan artikel tematis
yang bersifat penumbuhan kesadaran masyarakat terhadap potensi, jenis dan sifat
bencana).
3. Perencanaan pengembangan wilayah dan pertumbuhan tata-ruang.
4. Pelestarian lingkungan.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa:


 Pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness)
 Latihan penanggulangan bencana (disaster drill)
 Penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof)
 Membangun sistem sosial yang tanggap bencana
 Perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management
policies).

Prosedur dan Tahapan Penanggulangan Pra Bencana :


 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Ronda (pemantauan, informasi dan
komunikasi).
 Mengamati perkembangan bencana, saling menginformasikan dan
mengkomunikasikan perkembangan.
 Merencanakan dan mensosialisasikan kesepakatan tanda bahaya : Kentongan, sirine,
peluit atau apa yang disepakati.

28
 Merencanakan dan mensosialisasikan kesepakatan jalur evakuasi : Disepakati jalur
mana yang akan dilewati untuk penyelamatan.
 Merencanakan dan mensosialisaasikan kesepakatan tujuan/ tempat pengungsian :
disepakati tujuan pengungsian ke tempat yang lebih aman.
 Mensosialisasikan persiapan masing-masing keluarga : Yang diselamatkan : surat-surat
berharga, ternak, pakaian secukupnya.

Pemanfaatan Sumber Daya Masyarakat/ Komunitas Yang Ada Pada Pra Bencana
a. Perangkat Komunikasi & Informasi :
 Peralatan Komunikasi (HT, Telepon Dll)
 Denah Jalur Pengungsian yang dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.
 Alat Penyampaian Tanda Bahaya Yang di Sepakati (kentongan, sirene, dll)
 Tempat Tujuan Pengungsian Yang di Sepakati
 Sosialisasi Melalui Selebaran, Penyuluhan, Pelatihan Sederhana.
 Menginformasikan Bahaya Merapi.

b. Membantu Pengorganisasian Masyarakat


 Siskamling + Pengamatan bencana
 Kerjasama dengan Perangkat Desa Setempat, PEMDA, LSM
 Mempersiapkan/ Membuat Alat Penyampai Tanda Bahaya Yang di Sepakati
 Mempersiapkan Alat Bantu Transportasi
 Mempersiapkan/Membuat Alat Bantu Penerangan (obor, senter, dll)

Pada tahap pra bencana ini meliputi 2 keadaan yaitu :


a. Dalam situasi tidak terjadi bencana
b. Dalam situasi terhadap potensi bencana

29
Situasi tidak terjadi bencana

Situasi tidak ada potensi bencan yaitu kondisi suatu wilayah yang berdasarkan analisis
kerawanan bencana pada periode waktu tertentu tidak menghadapi ancaman bencana yang
nyata. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi
:

a. Perencanaan penanggulangan bencana


Dalam perencanaan siaga bencana ada lima komponen kesiapsiagaan penanggulangan
bencana yang harus dibangun kemampuannya, agar pelayanan jasa penanggulangan
bencana dapat di lakukan dengan baik.

Komponen-komponen tersebut antara lain :


1. Organisasi, merupakan struktur organisasi penanggulangan bencana, meliputi aspek
pengarahan unsur, koordinasi, komando, dan pengendalian, kewenangan, lingkup
penugasan dan tanggung jawab penanggulangan bencana
2. Komunikasi, sebagai sarana untuk melakukan fungsi deteksi adanya bencana,fungsi
komando, pengendalian operasi dan koordinasi selama operasi penaggulangan bencana.
3. Fasilitas, adalah komponen unsur, peralatan atau perlengkapan serata fasilitas pendukung
lainnya yang dapat digunakan dalam operasi atau misi penanggulangan bencana.
4. Pertolongan darurat adalah kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadiann
bencana untuk menanagani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban,harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemenuhan sarana dan
prasarana.
5. Dokumentasi berupa pendataan laporan, analisa, serta data kemampuan operasi
penanggulangan bencana guna kepentingan misi penaggulangan bencana yang akan
datang

b. Pengurangan resiko bencana


Penanggulangan resiko bencana adalah salah satu sistem pendekatan untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengurangi resiko yang diakibatkan oleh bencan
tujuan utamanya untuk mengurangi resiko fatal dibidang sosial, ekonomi, juga lingkungan
alam serta penyebab pemicu bencana : PRB sangat dipengaruhi oleh penelitian masal pada
hal-hal yang mematikan dan telah di cetak dan dipublikasikan pada pertengahan tahun 1970.

30
Ini merupakan bentuk tanggung jawab dan perkembangan dari badan penyelamat, dan
seharusnya kegiatan ini berkesinambungan, serta menjadi bagian dari kesatuan organisasi
ini, tidak hanya melakukannya secara musiman pada saat terjadi bencana. Oleh karennya
jangkauan PRB sangat jelas. Cakupannya luas dan dalam, dibandingkan managemen
penaggulangan bencana darurat yang biasa, PRB dapat melakukan inisiatif kegiatan dalam
segala bidang pembangunan dan kemanusiaan.

c. Pencegahan
Pencegahan adalah bagaimana cara mencegah atau menghundar dari bencana kita tahu
bahwa da beberapa bencana tidak dapat dicegah, khususnya bencana alam,. Namun resiko
kehilangan nyawa atau cedera dapat dikutrangi engan rencan evakuasi yang baik,
perencanaan lingkungan yang baik dan sebagainya. Upaya pencehgahan bencana ini
merupakan satu hal yang sangat penting, harus dilakukan terus menerus dan berkelanjutan
oleh kita semua.

Situasi terdapat potensi bencana


Pada situasi ini perlu adanya kesiapsiagaan, peringntan ini dan mitigasi bencana dalam
penanggulangan bencana.
a. Kesiapsiagaan
b. Peringatan dini
c. Mitigasi bencana
Kegiatan – kegiatan pra bencana ini dilakukan secara lintas sektor dan multitakeholder,
oleh karena itu fungsi BNPB / BPBD adalah fungsi koordinasi.

B. Saat Bencana (Tanggap darurat)


Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana yang
bertujuan untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Meliputi kegiatan :
 Penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta benda
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Perlindungan
 Pengurusan pengungsi
 Penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

C. Pasca Bencana (Recovery)

31
Kondisi pasca bencana adalah keadaan suatu wilayah dalam proses pemulihan setelah
terjadinya bencana. Pada kondisi ini dipelajari langkah apa yang dilakukan oleh berbagai pihak
terkait dalam hal upaya untyuk mengembalikan tatanan masyarakat seperti semula sebelum
terjadinya bencana. Beberapa hal yang dipelajari dalam kondisi pasca bencana bencana ini
adalah kecepatan dan ketepatan terutama dalam hal :
1. Penanganan korban (pengungsi)
2. Livelyhood recovery
3. Pembangunan infrastruktur
4. Konseling trauma
5. Tindakan-tindakan preventif ke depan
6. Organisasi kelembagaan
7. Stakeholders yang terlibat

Penanggulangan pasca bencana meliputi dua tindakan utama yaitu rehabilitasi dan
rekonstruksi.
 Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.

 Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada
wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.

A. Mekanisme penanggulangan bencana


Mekanisme penanggulangan bencana yang akan dianut dalam hal ini adalah mengacu
pada UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah No
21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Dari peraturan perundang-
undangan tersebut di atas, dinyatakan bahwa mekanisme tersebut dibagi ke dalam tiga tahapan
yaitu :
1. Pada pra bencana maka fungsi BPBD bersifat koordinasi dan pelaksana,
2. Pada saat darurat bersifat koordinasi, komando dan pelaksana
3. Pada pasca bencana bersifat koordinasi dan pelaksana

32
Koordinasi
dan
Pelaksanaa Koordinasi,
n komando
dan Koordinasi
Pelaksanaa dan
n Pelaksanaa
n

Pencegahan Tanggap Darurat Pemulihan


Mitigasi
Kesiapsiagaan

Sebelum Pada saat Sesudah

33

Anda mungkin juga menyukai