PENDAHULUAN
1
berpenduduk padat. Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk
dan tidak dapat dikelola dengan baik.
Tujuan dari laporan ini memperoleh data tentang defines air bersih dan
pemaparan mengenai penggunaan air bersih di dalam rumah, mecakup:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan air bersih.
2. Mengetahui parameter kualitas dan kuantitas air bersih.
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak,
baik secara teoritis dan praktis. Manfaat yang diperoleh dalam makalah tentang air
bersih ini adalah:
1. Secara teoritis, hasil makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan tentang penggunaan air bersih di dalam Rekayasa
Lingkungan.
2
2. Secara praktis, hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
mahasiwa yang tengah memperdalam pengetahuan mengenai Rekayasa
Lingkungan.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
(khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber-sumber air yang ada di
dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Namun
sekarang ini, khusunya di kota yang sudah langka akan sumber air minum
yang bersih tidak mungkin mempergunakan cara demikian. Di mana-mana air
sudah tercemar dan ini berarti harus mempergunakan suatu peralatan yang
modern untuk medpaatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit
(Sutrisno, 2004).
5
umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu,
karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit
penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran
sungai maupun tampungan dari air hujan. Sumber-sumber air yang ada
dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D.
Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau
yang tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah
tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan
air sumur
dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk
diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan
mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk,
sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan
curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah
mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang
bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah. Di
lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang
adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung
diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam
ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air
asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-
daerah sekitar pantai.
Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya
dapat dibedakan atas:
1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
6
2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural
purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan
buatan (artificial treatment).
7
masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu:
1. Aman dan higienis.
2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar
masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan
standar kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam
peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga
kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977):
1. Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air
minum.
2. Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air
yang terlebih
dahulu dimasak.
3. Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
8
jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan
sumber air yang ada.
Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke
beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air
bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah
konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan
konsumen.
Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.
9
i) Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah
perencanaan. Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan menggunakan data
proyeksi jumlah penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan
pelayanan, koefisien kehilangan air, dan faktor puncak yang
diperhitungkan untuk keamanan hitungan perencanaan.
Tabel 2.1 Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Sistem Tingkat
Penduduk Pemakaian Air
1 Kota > 1.000.000 Non 190
Metropolitan Standar
2 Kota Besar 500.000 – Non 170
1.000.000 Standar
3 Kota Sedang 100.000 – Non 150
500.000 Standar
4 Kota Kecil 20.000 – Standar 130
100.000 BNA
5 Kota < 20.000 Standar 100
Kecamatan IKK
6 Kota Pusat < 3.000 Standar 30
Pertumbuhan DPP
10
Tabel 2.2 Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian
Air
1 Sekolah 10 liter/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/hari
3 Puskesmas (0,5 – 1)
m3/unit/hari
4 Peribadatan (0,5 – 2)
m3/unit/hari
5 Kantor (1 – 2) m3/unit/hari
6 Toko (1 – 2) m3/unit/hari
7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari
8 Hotel/Losmen (100 – 150)
m3/unit/hari
9 Pasar (6 – 12) m3/unit/hari
10 Industri (0,5 – 2)
m3/unit/hari
11 Pelabuhan/Terminal (10 – 20)
m3/unit/hari
12 SPBU (5 – 20) m3/unit/hari
13 Pertamanan 25 3/unit/hari
11
2.9 Gambaran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota
Bandung
1. VISI, MISI dan MOTTO PDAM TIRAWENING KOTA BANDUNG
Visi :
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan air minum dan air
limbah yang berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan.
Misi :
1. Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh
masyarakat melalui pelayanan air minum dan air limbah yang
berwawasan lingkungan
2. Mewujudkan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh
masyarakat melalui pelayanan air minum dan air limbah yang
berwawasan lingkungan.
3. Meningkatkan pengolahan kualitas air minum dan air limbah yang sesuai
dengan standar kesehatan dan lingkungan.
4. Mewujudkan penambahan cakupan pelayanan air minum dan air limbah
yang disesuaikan dengan pertambahan pendudukan kota Bandung.
2. MOTTO : “TIRTA DAYA MARTA UTAMA”
Pengertian :
Tirta = Air, Daya = Kekuatan, Tenaga, yang menyebabkan sesuatu bergerak,
Marta = Kehidupan, Utama = Utama, baik
Filosofi:
Tuhan menciptakan air untuk memenuhi kebutuhan semua makhluk hidup.
Air memilikin pernana yang sangat penting karena 60% kandungan di dalam
tubuh mnausia adalah air sehingga air menjadi unsur utama dalam kehidupan
manusia agar dpaat berdaya dan terus berkarya.
12
1. Menyelenggarakan usaha pengelolaan air minum dan air limbah bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan muru yang memadai serta usaha
lainnya di bidang air minum dan air limbah.
2. Memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintahan
Daerah di bidang air minum dan air limbah dalam ragka menunjang
pembangunan dengan menetapkan prinsip perusahaan.
13
2.10 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirtawening Kota Bandung
14
DIVISI AIR MINUM
15
BAB III
METODOLOGI
16
Tahap ini dilakukan segera setelah data terkumpul. Peneliti bisa membuat
ceklist untuk memastikan apakah semua data sudah terkumpul
2. Memeriksa kualitas data
Tahap ini dilakukan dengan cara mengamati atau membaca berulang-ulang
apakah jawaban dari informan sesuai dengan yang diharapkan oleh
peneliti.
3. Menentukan kualitas pengukuran
Tahap ini umumnya dilakukan pada riset kuantitatif. Bagaimana variabel
diukur harus diuraikan secara jelas
4. Melakukan analisis
Setelah data terklasifikasi dengan jelas, dapat dilakukan analisis data.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.2 Pembahasan
Diketahui jumlah biaya tagihan total air di rumah penulis pada bulan ini
adalah sebesar Rp. 21.000. Biaya penggunaan air bersih dapat dihitung dengan
cara pemakaian air bersih selama sebulan dikalikan dengan harga air bersih
persatuannya.
Diketahui pemakaian air bersih keluarga penulis sebesar 14 m3 dan harga air
bersih di PDAM adalah sebesar Rp. 1500 per-m3
18
Jadi biaya penggunaan air bersih sebesar
Biaya Penggunaan Air Bersih = Pemakaian Air Bersih x Harga Air bersih
Biaya Penggunaan Air Bersih = 14 x 1500
Biaya Penggunaan Air Bersih = Rp. 21.000
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui biaya penggunaan air
bersihnya sebesar Rp. 21.000.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk mewujudkan sarana air bersih dan sanitasi yang berkesinambungan
dibutuhkan pengelola sarana yang mampu mengelola, mengoperasikan dan
memelihara sarana tersebut dengan baik. Pengelola tersebut berasal dari
masyarakat itu sendiri.
Pada proses penyediaan air bersih di Indonesia sudah memiliki aturan
yang berlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik ketika
dilapangan ,karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya,baik dari
segi SDM nya,kesadaran pelaksana,situasi,dan sumber dana yang ada
5.2 Saran
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan,
diperlukan sumber informasi yang baik, dan hal ini dapat dicapai dengan
melaksanakan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan bagi masyarakat
merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari Puskesmas sesuai dengan
wilayah kerja masing-masing. Menilik pada masih kurang memuaskannya
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Kelurahan Sukawarna mengenai
sarana air bersih yang sesuai dengan syarat-syarat kesehatan, kepemilikan dan
pemanfaatan sarana air bersih, dan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan
melalui air, maka penulis menyarankan agar dilakukan penyuluhan mengenai
hal-hal tersebut diatas secara berkesinambungan hingga mencakup seluruh
wilayah kerja Puskesmas Sukawarna.Penyuluhan dapat dilakukan setiap 6
bulan sekali,dengan metode penyuluhan dalam bentuk ceramah dengan
gambar dan dilakukan pada sore hari 58 Diharapkan dengan penyuluhan dapat
dicapai peningkatan pengetahuan masyarakat, yang selanjutnya dapat
meningkatkan pula sikap dan perilakumasyarakat sehingga lebih sesuai
dengan prinsip-prinsip hidup sehat, demi mencapai tingkat kesehatan
masyarakat yang lebih baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
21