PENDAHULUAN
Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen
(H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk
senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh
manusia itu sendiri.
Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air
permukaan, dan air tanah.
1. Air Laut
3. Air Permukaan
Air permukaan seringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik
karena kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lainnya. Air permukaan meliputi:
a. Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena
selama pengalirannnya mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur, batang-batang
1
kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Oleh karena itu dalam
penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami suatu pengolahan yang
sempurna.
b. Air Rawa
Kebanyakan air rawa berwarna kuning coklat yang disebabkan oleh adanya
zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam
air. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis yang tinggi tersebut, maka
umumnya kadar mangan (Mn) akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2
kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur mangan (Mn) ini akan larut.
c. Air Tanah
Kesadahan pada air ini akan menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam
konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam
berat seperti besi dan mangan.
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah.
Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah
akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk
masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan.
2
Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat diantara dua lapisan
kedap air. Lapisan diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer.
Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami
air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air
artesis.
Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini
harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu
kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam
keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Jika air tidak dapat ke luar
dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah
dalam ini.
c. Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam. Berdasarkan keluarnya
(munculnya ke permukaan tanah) mata air dapat dibedakan atas :
Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng,
Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu
dataran.
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah,
untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini
ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.
Pengertian Air Bersih:
3
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3. Secara Kimia:
a.PH netral (bukan asam/basa)
b.Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya
Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk
untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air kotor merupakan air limbah
dari sisa produksi aktifitas manusia. Air dapat dikatakan kotor jika mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :
1.Secara fisik: berbau, warnanya keruh, berasa jika diminum.
2.Secara kimia: memiliki kadar pH tinggi, memiliki kandungan mineral yang
tinggi/miskin kandungan mineral.
3.Secara mikrobiologi: terkontaminasi bakteri pantogen.
Septic tank adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC
(water closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata dan diatasnya
diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup control dan diberi pipa hawa
T dengan diameter ø1 ½ “, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam
septictank sehingga bakteri - bakteri menjadi subur. Sebagai pemusnah kotoran -
kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak penampungannya.
4
2. Untuk mengetahui karakteristik senyawa dioksin
3. Untuk mengetahui sumber dioksin dan jenis dioksin di lingkungan
4. Untuk mengetahui dinamika dioksin di lingkungan
5. Untuk mengetahui bahaya keracunan dioksin
6. Untuk mengetahui pencegahan peningkatan dioksin
7. Untuk mengetahui terknologi yang bisa mengurai dioksin
8. Untuk mengetahui cara menghindarkan dioksin dari makanan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan
kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma
peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk
PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk
sampingan yang secara tidak sengaja terjadi di dalam banyak proses pembakaran
dan beberapa proses industri kimia. PCB dengan sengaja diproduksi secara
komersil dalam jumlah besar sampai produksi tersebut dilarang di Amerika pada
tahun 1977.
Senyawa dioksin sendiri adalah senyawa yang tersusun oleh atom karbon,
hydrogen, oksigen dan klor.
Senyawa 2,3,7,8-TCDD murni telah disintesis sejak tahun 1967. Bentuk fisik dari
senyawa murni ini adalah berbentuk serbuk kristal padat (seperti serbuk yang
terdapat pada tablet), tidak larut di dalam air dan sedikit larut pada beberapa pelarut
organic.
6
tersebut 37,6 % atau sekitar 30.168,687 ton ditangani dengan cara dibakar. Data
itu 10 tahun yang lalu… Tentu saja dengan meningkatnya jumlah penduduk,
volume sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak.
Namun dengan beragamnya komposisi yang terdapat pada sampah, maka ketika
sampah dibakar maka dapat menghasilkan dioksin dan furan. Hal ini terjadi karena
proses pembakaran tidak dapat dapat berlangsung secara stabil. Adapun proses
pembentukan dioksin dan furan dapat ditunjukkan pada persamaan reaksi dibawah
ini.
7
Beberapa temuan menyampaikan tentang adanya sumber-sumber dioksin
baru, terutama dalam bentuk flame retardants (suatu zat kimia yang dapat menunda
atau mencegah pembakaran, biasanya digunakan untuk memadamkan kebakaran
serta untuk melapisi benda-benda yang cenderung mudah terbakar).
Cina telah banyak melakukan penelitian tentang dioksin dan secara paralel
hampir selama 30 tahun Cina juga membuat brominated flame retardant (BRF).
BRF ditemukan pada produk handphone (papan sirkuit dan casing). Sampai dengan
tahun 2010 permintaan BRF di Cina akan mencapai 200.000 ton dan tahun 2007
Cina juga memproduksi 25.000 ton sumber dioksin decaBDE (20% dari total
dunia). Volume terbesarnya terdapat pada produk elektronik dan telah dilarang di
Eropa dan beberapa negara bagian Amerika Serikat.
Chlorinated paraffin (SCPP) juga diproduksi di Cina lebih dari 600.000 ton
dan mengantarkan Cina untuk “menyesuaikan diri secara urgensi” apabila SCCP
8
terdaftar di Konvensi Stockhlom. Sebuah konsekuensi serius karena penggunaan
POPs yang secara kontinyu atau terus menerus akan mengancam masyarakat dan
kehidupan sekelilingnya.
TBB dan TBPH adalah pengganti untuk pentaBDE yang baru-baru ini
terdaftar di Konvensi Stockholm. Sumber-sumber flame retardant ini ditemukan di
air laut timur Hong Kong dan konsentrasinya semakin meningkat di setiap tahunnya
sejak 2004. POPs lain yang juga muncul adalah HBCD yaitu zat yang ‘dicalonkan’
pada Konvensi Stockholm. Zat ini ditemukan di beberapa wilayah di negara-negara
Asia Tenggara, Jepang, Ceko, Swedia, dan Cina. HBCD ditemukan di lokasi daur
ulang limbah elektronik, debu rumah, mamalia laut, limbah lumpur dan sedimen
sungai, elang, kulit pohon, dan ikan. Studi-studi biomonitoring manusia
menemukan HBCD pada ASI (air susu ibu) di India dan Cina. TBBPA, Tris fostat,
dan PFC (perfluorokarbon, termasuk PFOS) adalah zat temuan lainnya yang hadir
terutama di ASI, dan produk lain seperti susu kemasan, sayuran, dalam
organisme/makhluk hidup (moluska, lumba-lumba, capung) dan lokasi-lokasi
seperti tambak udang, sedimen, limbah pabrik pengolahan, sungai, dan bendungan
air.
9
untuk menerapkan pengelolaan limbah yang lebih bijak. Tentunya diperlukan
komitmen bersama untuk penanganan sampah atau limbah di lingkungan kita.
Jika dioksin berada diudara maka akan dapat terhirup oleh manusia dan
masuk ke dalam sistem pernafasan. Risiko bagi manusia yang paling besar adalah
jika dioksin diterima tetap, walaupun dalam satuan takaran kecil, dan selanjutnya
mengendap dalam tubuh manusia. Dioksin menimbulkan kanker, bertindak sebagai
pengacau hormon, diteruskan dari ibu ke bayi selama menyusui dan mempengaruhi
sistem reproduksi. Selain mengakibatkan penyakit tersebut, dioksin dengan
demikian juga mempengaruhi kemampuan belajar oleh anak yang sangat peka
terhadap pencemaran udara.
Dioksin dalam jumlah kecil juga terdapat dalam asap rokok. Belum banyak
pula yang menyadari bahwa insinerator atau pembakaran sampah di rumah-rumah
sakit merupakan penghasil dioksin yang sangat berbahaya. Dioksin mempunyai
struktur kimia yang sangat stabil dan bersifat lipofilik, yaitu tidak mudah larut
dalam air tetapi mudah larut di dalam lemak. Karena kestabilan strukturnya ini,
maka dioksin sangat berbahaya, sebab tidak mudah rusak atau terurai. Dioksin
dapat berada di dalam tanah dan terakumulasi sampai 10-12 tahun. Dioksin bersifat
mudah larut dalam lemak sehingga dapat terakumulasi dalam pangan yang relatif
tinggi kadar lemaknya.
10
2.5 Bahaya Keracunan Dioksin
Beberapa dekade terakhir telah banyak dilakukan kajian dan riset tentang
bahaya dioksin bagi mahluk hidup khususnya manusia. Adapun kasus-kasus yang
terjadi sepanjang sejarah menyangkut efek bahaya dari senyawa dioksin misalnya:
· Kasus dari Monsanto plant di Nitro, West Virginia, tahun 1949. Akibat kecelakaan
di pabrik herbisida 2,4,5-T itu, 250 pekerja terkena penyakit chloracne, penyakit
kulit berupa gatal-gatal memerah. Baru tahun 1955, Karl Schultz (seorang dokter
Jerman) mensinyalemen bahwa chloracne adalah akibat racun dioksin.
· Terbakarnya kabel PVC di Beverly Hills Supper Club bahkan merenggut nyawa
161 orang. Kebakaran tahun 1977 itu menimbulkan asap putih. Menurut salah
seorang pekerja di situ, asap pedas yang mengandung gas hidrogen klorida (HCl)
itu bisa bereaksi dengan pewarna kuku. Bahkan hasil reaksi tersebut dapat
memakan kuku. Ketika terhirup dan masuk ke dalam paru-paru bersama udara yang
mengandung air, HCl akan berubah menjadi asam klorida yang korosif. Akibatnya,
yang selamat pun mengalami luka parah pada saluran pernapasannya.
· Kasus di Time Beach, Missouri, pada tahun 1971 bisa menjadi gambaran. Sebuah
perusahaan herbisida sembarangan saja membuang sampah industri ke tempat
pembuangan oli bekas. Lalu oli bekas tersebut terpakai untuk menyemprot lapangan
pacuan kuda, jalanan, serta tempat-tempat berdebu. Selain gangguan berupa
11
chloracne dan radang kandung kemih yang akut, penyemprotan itu juga
menimbulkan kematian dan penyakit pada ternak. Daerah tersebut kemudian dibeli
oleh EPA (Badan Perlindungan Lingkungan AS) dan biaya yang dikeluarkan untuk
membersihkan dioksin mencapai AS $ 100 juta.
12
reduksi khlorinat dengan menukar khlor yang terkandung dalam dioksin dengan
hidrogen, dengan terus memanaskan debu terbang pada suhu diatas 8000C dioksin
dalam debu dari jumlah totalnya akan terurai. Ini digunakan sebagai teknologi yang
dapat menguraikan dioksin dengan energi input lebih sedikit dibandingkan dengan
peleburan.
Kini, sebuah teknologi baru telah dikembangkan untuk memecahkan dioksin yang
menyusahkan ini, yakni dengan memaparinya dengan cahaya dan mengubahnya
menjadi sesuatu yang tidak berbahaya.
Alat yang baru dikembangkan ini adalah sebuah alat untuk menghilangkan dioksin
yang menggunakan suatu zat yang disebut Titanium dioksida. Titanium Oksida
adalah senyawa yang banyak digunakan dalam pembuatan cat. Jika dikenai pada
cahaya, terutama sinar ultra violet, maka senyawa tersebut akan bereaksi dengan
oksigen di udara, dan dapat memecahkan materi-materi organik. Peralatan baru
tersebut memanfaatkan sifat Titanium Oksida ini. Alat ini dipasang pada pipa gas
buangan fasilitas pembakar sampah atau incinerator. Bila sampah dibakar, maka
dioksin di dalam gas yang melalui pipa itu akan diurai menjadi karbon dioksida dan
air, dengan mengenai Titanium Oksida dalam alat itu dengan sinar ultra violet.
Dioksin yang diserap ke dalam silika gel tersebut kemudian diurai oleh
Titanium Oksida yang dikenai pada sinar ultra violet. Hal yang menguntungkan,
silika gel tembus pandang sehingga cahaya dapat menembusnya dan menyebabkan
13
reaksi kimia di seluruh tempat. Oleh karena itu, hal ini dapat memecahkan dioksin
dengan keandalan tinggi lebih dari 99 persen.
Alat ini hanya perlu memaparkan Titanium dioksida pada sinar ultra violet, jadi
biaya operasinya hampir dapat dikatakan sangat rendah.
Baru-baru ini, Prof. K. Inoue dkk dari Kyoto University Jepang mengumumkan
sebuah cara baru menguraikan dioksin, yakni dengan menggunakan enzim hasil
penemuannya. Enzim buatan ini diperoleh dengan cara mengubah struktur gen pada
enzim pengurai obat yang dimiliki oleh semua binatang mamalia.
Penelitian ini masih dalam tahap awal. Namun, menurut Prof. Inoue, jika ini
berhasil akan dapat diaplikasikan secara luas di berbagai bidang seperti
menguraikan dioksin dalam bahan makanan, tanah dan lain sebagainya.
14
Perlu diketahui, lebih dari 90% dioksin yang masuk kedalam tubuh kita adalah
melalui makanan, baru sisanya melalui pernafasan. Berarti, enzim temuan ini bisa
jadi alat canggih untuk menanganani dioksin yang sudah menjadi momok seluruh
dunia.
Gaya hidup yang salah, yang pada dasarnya merupakan pergeseran budaya ini
justru belakangan ini membentuk suatu budaya baru bagi masyarakat kita. Lihat
saja bagaimana anak-anak kita menyukai makanan yang berasal dari luar (dari
Amerika atau Eropa), padahal bisa jadi di negera asalnya sudah menjadi "Junk
Food" (makanan sampah).
Dioksin bukan zat yang mudah terurai di alam. Sebagai akibatnya, dioksin
terdapat di tanah, air, dan permukaan tumbuhan. Dari sini kemudian dioksin
memasuki rantai makanan dan mencemari ikan, daging, dan produk-produk
hewani. Bahkan lebih dari 90% paparan dioksin yang dialami manusia bersumber
dari makanan yang berasal dari hewan.
15
yang telah tercemar. Karena bisa jadi suatu pencemaran terjadi di negara tertentu
(seperti kasus Belgia), sementara yang menjadi korban adalah masyarakat di negara
lain. Selanjutnya perlu ada jaringan keamanan suatu produk yang sifatnya
internasional secara adil. Karena kita tentu tidak menghendaki negara-negara dunia
ketiga yang menjadi korban, karena hanya menjadi buangan produk dari negara-
negara maju, walaupun dengan berbagai alasan atau mungkin juga jaminan.
Dari daftar tersebut di atas, kita patut curiga karena bisa jadi susu, keju, es cream
dan sejenisnya yang biasa kita makan sehari-hari sudah tercemar racun yang
membahayakan itu. Apalagi dengan gaya hidup sebagian dari anngota masyarakat
kita khususnya anak-anak dan remaja yang sangat menyukai makanan tersebut.
Kondisi seperti ini menuntut kepada kita untuk bersikap ekstra hati-hati
dalam mengkonsumsi makanan, dan yang lebih baik tentunya kita kembali kepada
makanan-makanan yang sifatnya alami, yakni makanan yang kita olah dan produk
sendiri baik itu tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, makanan pokok, maupun daging dan
ikan.
16
berbagai materi yang ada di sekitar kita, maka dioksin menjadi ancaman serius bagi
kesehatan manusia, karena pengaruh negatifnya sudah dapat dicapai hanya pada
dosis yang sangat rendah yaitu beberapa part per trillum dalam lemak tubuh kita.
Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu
dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan
mekanisme genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu
kanker, menurunkan daya tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran
kandungan, dan dapat mengakibatkan cacat kelahiran (birth deformity). Dioksin
secara langsung mampu menurunkan sel B dan secara tidak langsung menurunkan
jumlah sel T yang berperan dalam sistem imun. Karena mampu mengubah fungsi
genetika sel, jadi dapat menyebabkan timbulnya penyakit genetis dan dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
http://cheminiezt.blogspot.co.id/2013/02/apa-itu-dioksin_6881.html
https://www.scribd.com/doc/129686146/Apa-Itu-Dioksin
http://bemfkunud.com/2010/02/28/dioxin-dampak-negatifnya-dan-cara-
menghindarinya/
20