Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RAHMA TRI BENITA

NPM : 230110090033

PERIKANAN A

Media Padat
Medium kental atau padat biasanya menggunakan kentang yang dipotong serupa silinder
untuk medium. Ada juga medium dari kaldu yang dicampur dengan sedkit agar-agar. Agar-
agar hanyalah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri. Prinsip utama
menginolukasi mikroba pada media padat adalah menumbuhkan mikroba tersebut, dan
mengamati karakteristik morfologi.

Setiap mikroba memiliki kebutuhan akan nutrien masing-masing. Untuk dapat mengkultivasi
Sianobakteri seperti Oscillatoria (fotoautotrofik litotrof) hanya membutuhkan media
sederhana . Hal ini karena Oscillatoria mampu menyintesis senyawa organik dari senyawa
anorganik dari media kultivasi. Selama kultivasi harus tersedia cahaya dan suhu pertumbuhan
diatur. Oksigen atmosferik tidak dipersoalkan, karena selama kultivasi Oscillatoria
menghasilkan oksigen.

Media padat sangat bermanfaat untuk isolasi kultur murni, perhitungan mikroba, dan seleksi
galur yang diinginkan. Media padat berisi substabsi yang memadat ketika didinginkan pada
suhu kamar. Substansi pemadat yang umum digunakan adalah agar.Pemakaian agar menjadi
tidak berguna ketika untuk mengkultivasi mikroba termofil ekstrim. Hal ini karena suhu
optimal pertumbuhan mikroba tersebut di atas 50c dan memadat pada suhu 45Agar adalah
ekstrak alga merah dan merupakan rantai panjang polisakarida. Sebagian besar mikroba tidak
dapat mendegradasi agar, sehingga tetap stabil dan bertahan lama. Agar mencair pada suhu
100
Media padat yang dikembangkan awalnya berupa media cair yang dicampur dengan gelatin,
tetapi media gelatin ini akan mencair pada suhu pertumbuhan, sehingga akhirnya dikembangkan
media padat dari agar-agar. Media agar merupakan substrat yang sangat abaik untuk memisahkan
mikroorganisme, sehingga masing-masing jenisnya menja-di tumbuh terpisah-pisah.
Digunakannya media padat ini memungkinkan mikroorganisme tumbuh dengan agak berjauhan
dari sesamanya dan setiap selnya berhimpun membentuk koloni atau masa sel sejenis yang dapat
dilihat oleh mata (lihat gambar). Semua sel dalam satu koloni sama, kesemuanya merupakan
keturunan (progeni) dari satu sel mikroorganisme dan karena itu mewakili apa yang disebut
biakan murni.

Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan
mengisolasi biakan murni. Sedangkan medium dengan konsistensi pertengahan disebut
medium setengah padat. Kegunaanya antara lain untuk menguji ada tidaknya motilitas dan
kemampuan fermentasi. Medium setengah padat seringkali mengandung baik gelatin maupun
agar-agar namun dalam konsentrasi lebih kecil daripada medium padat.

Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali
digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air
dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar,
terutama pada pH yang asam.

Prinsip utama menginokulasi mikroba pada media padat adalah menumbuhkan mikroba
tersebut dan mengamati karakteristik morfologisnya.  Inokulasi pada media padat dapat
dilakukan dengan teknik beberapa teknik yang umumnya dilakukan:

Pertama adalah Teknik agar miring


Kedua adalah Teknik agar tegak
Ketiga adalah Teknik lempeng agar

Inokulasi mikroba dengan teknik lempeng agar dapat dilakukan dengan metode 3 metode:

Pertama adalah Metode  Gores (streak plate)

Kedua adalah Metode Tuang (pour plate)

Ketiga adalah Metode Sebar (spread plate)

Inokulasi mikroba dengan metode sebar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Cara
pemipetan (pipetting method) dan cara hapus (swab method).
Sebelum diinokulasi, sumber mikroba diencerkan (dilution) dahulu agar populasinya tidak
terlalu padat.  Apabila tidak dilakukan pengenceran, maka populasi mikroba yang tumbuh
pada media tumbuh menjadi terlalu padat sehingga sulit untuk mengidentifikasinya.

Setelah diinokulasi, mikroba yang diinokulasi secara benar akan tumbuh baik.  Apabila 
masih terlalu padat harus dilakukan inokulasi kembali, sehingga mikroba dapat diidentifikasi
secara baik.  Identifikasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan buku panduan.

Anda mungkin juga menyukai