Anda di halaman 1dari 18

http://fransiscakumala.wordpress.

com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-hematologi/

 Home

Search

Pemeriksaan Laboratorium Hematologi


May 4, 2010 by Fransisca Dewi Kumala

Tes Hematologi Rutin

Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap –DPL- (complete blood count/full blood

count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel darah

pasien. HDL merupakan tes laboratorium yang paling umum dilakukan. HDL digunakan sebagai tes

skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak

penyakit lainnya.

HDL memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit

(platelet). Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi:

 Jumlah sel darah putih


 Jumlah sel darah merah
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Indeks eritrosit
 jumlah dan volume trombosit

Tabel 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada populasi normal


parameter Laki-Laki Perempuan

Hitung sel darah putih (x 103/μL) 7.8 (4.4–11.3)

Hitung sel darah merah (x 106/μL) 5.21 (4.52–5.90) 4.60 (4.10–5.10)

Hemoglobin (g/dl) 15.7 (14.0–17.5) 13.8 (12.3–15.3)

Hematokrit (%) 46 (42–50) 40 (36–45)

MCV (fL) 88.0 (80.0–96.1)

MCH (pg) 30.4 (27.5–33.2)

MCHC 34.4 (33.4–35.5)

RDW (%) 13.1 (11.5–14.5)

Hitung trombosit (x 103/μL) 311 (172–450)


Spesimen

Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi

perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan, serta kondisi

pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu diperhatikan, misalnya tidak

menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta

penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot.

Hemoglobin

Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin

(alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen.

Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut

jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan

146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.

Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di

laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara

sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam

hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan

sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan,

sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ±10%.

 Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin di
laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan
pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini
ketelitian yang dapat dicapai ± 2%.
 Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil sebaiknya diketahui
cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis
kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu
berkisar antara 13,6 – 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3
tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 – 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar
hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar
antara 11,5 – 14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 – 16 g/dl
sedangkan pada perempuan dewasa antara 12 – 14 g/dl.
 Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan ditentukan
10 g/dl.
 Penurunan Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan
intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik, aspirin,
antineoplastik(obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin, rifampin, dan trimetadion.
 Peningkatan Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti,
dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin.
 Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya
Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu,
Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi
hari).

Hematokrit

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase

volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan

dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit

dalam darah.

Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakanhematology

analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu

metode makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.

Nilai normal HMT:

Anak : 33-38%

Laki-laki Dewasa : 40-50%

Perempuan Dewasa : 36-44%

Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia,

leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis

hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE,athritis reumatoid, dan ulkus

peptikum.

Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, asidosis

diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral, eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.

Hitung Eritrosit

Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung

leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik

(automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik

hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.

Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan

menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan adalah:

 Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest
100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat
menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
 Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
 Natrium klorid 0.85 %

Nilai Rujukan
 Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)
 Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)
 Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)
 Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)
 Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)
 Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)

Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma

multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan

Peningkatan eritrosit : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit

kardiovaskuler

Indeks Eritrosit

Mencakup parameter eritrosit, yaitu:

Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)

MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)

Normal 80-96 fl

Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)

MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)

Normal 27-33 pg

Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata

(KHER)

MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)

Normal 33-36 g/dL

Red Blood Cell Distribution Width (RDW)

RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan

terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai

RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik,

anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin tinggi variasi ukuran sel

mengindikasikan adanya kelainan.

RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100

Nilai normal rujukan 11-15%

Hitung Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam

proses pembekuan darah. Penurunan sampai dibawah 100.000/ µL berpotensi untuk terjadinya

perdarahan dan hambatan pembekuan darah.

Jumlah Normal: 150.000-400.000 /µL

Hitung Leukosit

Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Leukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing,

mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah leukosit merupakan indikator yang baik

untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.

Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain. Pada bayi

baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/μl. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi

umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /μl. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap

dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500- 11.000/μl. Pada keadaan basal

jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 — 10.000/μl. Jumlah leukosit meningkat

setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/μl. Peningkatan

jumlah leukosit di atas normal disebut leukositosis, sedangkan penurunan jumlah leukosit di

bawah normal disebut lekopenia.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatik

menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan

menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.

Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang

diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada cara manual

kesalahannya sampai ± 10%. Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk

memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.

Nilai normal leukosit:

Dewasa : 4000-10.000/ µL

Bayi / anak : 9000-12.000/ µL

Bayi baru lahir : 9000-30.000/ µL

Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebutleukositosis.

Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai

pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.
Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya

pneumonia, meningitis, apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi miokard infark,

sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel sabit

, penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun gangguan emosi. Peningkatan leukosit

juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol, kalium yodida,

sulfonamide, haparin, digitalis, epinefrin, litium, dan antibiotika terutama ampicillin, eritromisin,

kanamisin, metisilin, tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.

Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/µL darah. Karena pada

hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia

disebabkan netropenia.

Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria,

alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia perisiosa).

Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama saetaminofen, sulfonamide, PTU,

barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa,

rimpamfin, fenotiazin, dan antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)

Hitung Jenis Leukosit

Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima

jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-

sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit

memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis

leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan

jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total

(sel/μl).

Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai

dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-

jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%).

Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya

dinyatakan dalam sel/μL.

Tabel 2. Hitung Jenis Leukosit


Jenis Nilai normal Melebihi nilai normal Kurang dari nilai normal

Basofil 0,4-1% inflamasi, leukemia, tahap stress, reaksi


penyembuhan infeksi atau hipersensitivitas,
40-100/µL inflamasi kehamilan, hipertiroidisme
Eosinofil 1-3% Umumnya pada keadaan stress, luka bakar, syok,
atopi/ alergi dan infeksi hiperfungsi adrenokortikal.
100-300/µL parasit

Neutrofil 55-70% Inflamasi, kerusakan Infeksi virus,


jaringan, peyakit Hodgkin, autoimun/idiopatik,
(2500-7000/µL) leukemia mielositik, pengaruh obat-obatan
hemolytic disease of
Bayi Baru Lahir newborn, kolesistitis akut,
61% apendisitis, pancreatitis
akut, pengaruh obat
Umur 1 tahun 2%

Segmen 50-65%
(2500-6500/µL)

Batang 0-5% (0-


500/µL)
Limfosit 20-40% infeksi kronis dan virus kanker, leukemia, gagal
ginjal, SLE, pemberian
1700-3500/µL steroid yang berlebihan

BBL 34%

1 th 60%

6 th 42%

12 th 38%
Monosit 2-8% Infeksi virus, parasit, Leukemia limfositik, anemia
anemia hemolitik, SLE< RA aplastik
200-600/µL

Anak 4-9%

Laju Endap Darah

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit

dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak

spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan

jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis

(misalnya kehamilan).

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan

Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya
tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat,

maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode

Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen

yang dua kali panjang pipet Wintrobe. International Commitee for Standardization in Hematology

(ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.

Prosedur pemeriksaan LED yaitu:

1. Metode Westergreen
 o Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1
(4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan
dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi
sampel sebelum diperiksa.
 o Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung
Westergreen sampai tanda/skala 0.
 o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar
matahari langsung.
 o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.
1. Metode Wintrobe
 o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat.
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
 o Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda
0.
 o Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
 o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.
Nilai Rujukan
1. Metode Westergreen:
 Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
 Perempuan : 0 – 20 mm/jam
1. Metode Wintrobe :
 Laki-laki : 0 – 9 mm/jam
 Perempuan 0 – 15 mm/jam

Referensi

Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin. Cermin Dunia

Kedokteran. 1983; 30: 28-31.

Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.

Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati

Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC; 2004.

Sutedjo AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara

Books; 2008. hal. 17-35.


Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and clinical

diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2004.

Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic examination of blood and bone marrow. In: Henry’s clinical

diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed. Editor: McPherson RA, Pincus MR.

China: Saunders
About these ads Elsevier; 2006. hal. 9-20.

Posted in Uncategorized | 48 Comments

48 Responses

1. on May 16, 2010 at 5:43 pm | Reply beibey

wuih,,,,akhirnya aq tau jga tujuan sbenarnya pmx LED,,,

jdi tmbah ilmu dan wawasann yg sangat luas,,,,

2. on July 16, 2010 at 7:59 pm | Reply princerioz

nice info ^^,.,makasih,.,

3. on July 22, 2010 at 8:55 pm | Reply fitri

thanx infonya yah sis,,

4. on March 3, 2011 at 11:25 am | Reply cerita tadi malam | Just Dinhie

[...] Akhirnya si dokter bilang cek darah untuk memastikan. Tesnya adalah glukosa toleransi tes

(GTT) dan hematologi rutin. Untuk GTT, saya normal, ga ada indikasi diabetes. Untuk hasil

hematologi rutin, Hb saya 11,1 g/dL. [...]


5. on April 9, 2011 at 6:58 pm | Reply Ivana

Hsil tes mnunjukkan trombosit mlebihi btas normal,monosit jg,MCHC jg. Tp jantung,hati, ginjal,dll

bgus. Trs penyakitx ap y sis? Koq d suruh cuci drh tp si dokter g ngasih tau penyakitx. mtur

nuwun blsanx

o on May 23, 2012 at 8:49 pm | Reply Fransisca Dewi Kumala

untuk cuci darah biasanya dikarenakan penyakit ginjal, perlu dilihat hasil pemeriksaan ureum

dan kreatinin nya, untuk lainnya diperlukan keterangan yang lengkap dan ditanyakan saja ke

dokternya, pasien punya hak untuk mengetahui penyakitnya

6. on April 17, 2011 at 2:49 pm | Reply chaterina

thanks wat infonya ya…

7. on April 22, 2011 at 11:47 am | Reply ririen

makasih ia…

bagus buwt referensi tugas aku..

minta ia.. :)

8. on July 12, 2011 at 1:11 pm | Reply himrx

terima kasih. sangat berguna…


o on August 15, 2012 at 1:34 am | Reply Fransisca Dewi Kumala

sama-sama

9. on July 20, 2011 at 12:34 pm | Reply hardi@usg.co.id

saya tertarik dengan informasi diatas.ada beberapa pertanyaa sbb:

1.hasil hematologi menyatakan MCV 78,3 padahal menurur nilai rujukan 80-100fl.apa artinya? dan

apa pengaruh nya terhadap pasien? selanjutnya apa yg harus dilakukan pasien.

2.hit.limfosit 27 dan ada cattan limfosit reaktif positif.apa artinya dan apa pengaruh

thd pasien.apa

yg harus dilakukan pasien.

trima kasih atas sarannya.

salam,

hardi

o on May 23, 2012 at 8:48 pm | Reply Fransisca Dewi Kumala

1. MCV yang leih rendah dari nilai referensi menunjukkan volume dari sel darah merah yang

lebih kecil atau disebut mikrositik, untuk penyebabnya dapat disebabkan oleh beberapa hal,

antara lain karena defisiensi besi, penyakit kronik, perdarahan kronik, atau thalasemia, untuk

mengetahuinya dapat diperlukan keterangan2 lebih lanjut dan bila diperlukan pemeriksaan

tambahan lainnya

2. hasil hitung limfosit 27 artinya tidak didapatkan peningkatan dari seharunay yang biasanya

peningkatan jumlah limfosit menunjukkan adanya infeksi kronik, perlu dilakukan evaluasi lebih

lanjut dari hasil lainnya dan keterangan lain


o on August 15, 2012 at 1:34 am | Reply Fransisca Dewi Kumala

1. untuk pemeriksaan MCV 78 memang sedikit lebih rendah dari normal, itu artinya ukuran

(volume) sel darah merah lebih kecil dari nilai referensi, harus dilihat juga nilai Hb, Ht, dan MCH

nya.. nilai MCV yang lebih kecil saja masih memiliki banyak sekali kemungkinan, salah satunya

yang sederhana dan sering di Indonesia adalah tanda kekurangan zat besi

2. Limfosit 27 masih dalam batas normal dalam segi persentase, untuk reaktif positif berarti

limfosit tersebut membesar karena adanya stimulasi reaksi dengan antigen (biasanya berkaitan

dengan infeksi virus) walaupun juga bisa akibat lainnya (reaksi obat, imunisasi, radiasi, pengruh

hormonal), yang perlu ditekankan adalah pemeriksaan laboratorium sebenarnya hanyalah

pemeriksaan PENUNJANG, yang perlu diketahui adalah gejala yang dikeluhkan oleh pasien yang

menjadi indikasi untuk pemeriksaan lanjutan lainnya.. hal ini bisa langsung ditanyakan pada saat

pertemuan dengan dokter, Pak.

Mudah2an bisa menjadi masukan

10. on

o on May 23, 2012 at 8:40 pm | Reply Fransisca Dewi Kumala

referensinya dari berbagai sumber dan banyak sekali yang memang menyebutkan hal tersebut,

tapi perlu diperhatikan bahwa penurunan hb yang biasa disebut anemia ini merupakan suatu

yang tidak spesifik, bisa hanya karena kekurangan masukan besi dalam makanan, atau

kekurangan folat, bisa karena perdarahan yang tidak terlihat, sampai ke penyakit-penyakit

kronik seperti kanker dna penyakit ginjal

untuk mengetahui penyebabnya diperlukan keterangan yang lengkap dari pasien dan kalau

diperlukan pemeriksaan selanjutnya

11. on January 19, 2012 at 5:25 am | Reply erma

anak say menderita gatal 2 sejak kecil sampai sekarang udah usia 15 th, jika cuaca hujan, atau

digigit nyamuk atau makan telor pasti muncul benjolan kmd menjadi bernanah. di tangan dan kaki

..sampai sekarang bekas hitam2 gak bisa hilang..dan kadang muncul lagi gatl22 tsb… giman cara
ngatasi udah berbagai obat …dan kemarin disarankan untuk periksa darah ke hematologi… lalu

fungsinya untuk apa dengan kondisi kulit anak saya tsb..?

o on May 23, 2012 at 8:38 pm | Reply Fransisca Dewi Kumala

Dari keterangan di atas Bu, sepertinya anak ibu memiliki alergi terhadap kondisi-kondisi di atas

jadi yang harus dilakukan tentunya menghindari cuaca yang dingin, debu, dan makan telur,

perlu diperhatikan bahwa kondisi ini disebut atopi biasanya didapatkan juga di anggota keluarga

lain, bisa dalam bentuk alergi makanan, udara dingin, debu, bersin pagi hari, gatal-gatal di kulit,

sampai asma

Tapi itu berdasarkan keterangan sepintas dari cerita di atas, untuk lengkapnya harus diteliti lebih

lanjut

Untuk pemeriksaan awal dapat dilakukan pemeriksaan darah hitung jenis, namun untuk lebih

pastinya dilakukan uji alergi dengan skin prick test seperti melihat reaksi alergi terhadap

berbagai macam alergen dengan sedikit menusukkan bahan-bahan tersebut ke kulit di lengan

pasien

Untuk obat, saat sedang mengalami kondisi alergi dapat diberikan anti inflamasi, golongan

antihistamin dan kortikosteroid

Untuk lebih jelasnya konsultasi dapat dilakukan ke dokter spesialis anak atau penyakit dalam

divisi alergi

 on August 7, 2012 at 4:31 pm drg robert sudjasmin

Buka praktek dimana, doc ?!

Informasi anda sungguh bermanfaat bagi saya pribadi.

karena pendidikan saya dokter gigi, saya tidak mengalami kesulitan membaca ulasan dokter.

Sekali lagi thx 4 informatin.

 on August 15, 2012 at 2:02 am Fransisca Dewi Kumala


salam drg robert, kebetulan saya baru saja lulus jadi dokter masih menunggu untuk

ditempatkan magang jadi belum praktek..

terima kasih ya dok, senang dapat bermanfaat.

12. on January 25, 2012 at 9:22 am | Reply Ns. Jukarnain

dilanjutkan postingnya….

13. on February 4, 2012 at 7:11 am | Reply hotia harahap

terima kasih atas penjelasan sedikit banyak jd saya lbh mengetahui tentang trombosit dan yg

lainnya

14. on February 8, 2012 at 7:34 am | Reply Yofly Yunandar

sangat membantu ternyata, jadi mendapat Referensi yang lebih untuk menyelesaikan Tugas,,,,

Trimsss…

Hidup Kedokterannnn!!!!!

(Lebai ( -_-))

15. on February 22, 2012 at 10:56 pm | Reply Zein

Ny Frans, (maaf sy tdk tahu hrs panggil apa). Saya tertarik dgn ertikel Anda karena saat ini saya

sgt bth informasi hematologi. Kalo boleh saya ingin referensi buku mengenai nilai normal leukosit:

Dewasa : 4000-10.000/ µL

Bayi / anak : 9000-12.000/ µL


Bayi baru lahir : 9000-30.000/ µL

tepatnya di buku apa, hal berapa? Ini penting karena anak saya baru lahir dgn leukosit 31.000.

kmudian turun 22.600. Tp menurut dokter masih blm normal. Trims.

16. on May 11, 2012 at 8:46 pm | Reply ana

Terimakasih sangat bermanfaat,dokter menyuruhku periksakan leukositku saat usia melewati

20th,tapi saya belum sempat.

17. on June 7, 2012 at 2:06 am | Reply Emy

Sangat bermanfaat,semoga bisa lbh banyak lg postingan yg bs diberikan

18. on June 7, 2012 at 4:52 am | Reply Emy

Sangat bermanfaat

19. on June 12, 2012 at 11:05 am | Reply muladi

mohon petunjuknya dari temen-temen,

Saya mempunyai kasus pada istri saya, ia menderita semua sel darah dibawah normal.

seperti:

– HB normal 11 – 12 tetapi istri saya cuman 6-8

– Trombosit normal 120000 – 150000 – istri saya 5000-60000

– dan lainya juga begitu,

Ia mendeita seperti ini sudah 15 th. klo drop bisanya mutah darah 3 gelas,
di cek sama dokter tidak ada penyakit (leukimia), cuman ia menderita mah.

klon terjadi pendarahan itu kluar dari BAB sama mutah darah, klo di RS blum di ketahui

penyakitnya, cuman mengantisipasi itu di kasih tranfusi darah spt PRC.

… dan juga klo di tranfusi darah trombosit.. malah trombositnya menurun.

Saya minta tolong dari teman-teman yang mempunyai info mengenai penyakit yang diderita istri

saya mohon kasih tau ke saya!

terima kasih.

o on August 15, 2012 at 2:05 am | Reply Fransisca Dewi Kumala

maaf pak baru sempat balas

leukositnya apakah turun juga? kalau turun juga perlu dicurigai anemia aplastik, biasanya sering

terjadi infeksi, sering pusing atau cepat lelah, dan sampai sering pendarahan bisa coba disearch

aplastic anemia

untuk diagnosis pasti harus diambil jaringan dari tulang belakang

semoga membantu

20. on July 24, 2012 at 12:48 pm | Reply Herliana

Saya mau tanya kalo leukosit saya 3000 (berarti dibawah rata2) itu bahaya tidak? juga

hemoglobin, hemotokrit dll rendah………… apakah bahaya thankss

o on August 15, 2012 at 2:00 am | Reply Fransisca Dewi Kumala

Hb dan leukosit rendah perlu dikonsultasikan Ibu Herliana, apakah trombosit nya juga turun?
perlu juga diketahui gejala yang ada, apakah sering terkena infeksi (batuk pilek, diare), pernah

terjadi pendarahan (mimisan, biru-biru atau memar jika terkena trauma ringan), apakah sering

merasa pusing atau mudah lelah? sebaiknya dikonsultasikan ke dokter bu..

tks

21. on July 30, 2012 at 11:07 am | Reply Evi

Dear Dok,

saya mau menanyakan bbrp hal. kmrn sy test darah. sudah hampir 1th saya kena utrikaria. sy

sudah berobat & minum obat macem2 hasil nya sama aja. minggu lalu saya ke dokter kandung,

dan dokter kandungan menyarankan sy untuk cek darah lagi. hasil nya :

dalam %:

Hemoglobin 13.1 (12.0 – 16.0)

LED 11 (0-15

Lekosit : 10,100 (5000 – 10.000)

Hitung jenis :

Basofil 0 (0-1)

Eosinifil 7 (1-3) *

Batang 0 ( 2-6)*

Segmen 47 (50-70)*

Limfosit 10 (21-40)*

Monosit 9 (2-8)*

Hematokrit 40 ( 37-47)

Trombosit 337.000 (150.000 – 450.000)

Eritrosit 4.17 (37-47)

MCV, MCH, MCHC

MVC 95 (81-92)*

MCH 32 (27-31)*

MCHC 33 (32 – 36 )

VDRL : Non Reactive


untuk yg * bagaimana cara penanganan nya dok? saat ini saya sedang program hamil

apakah ada bahaya dok?

mohon masukan nya

terima kasih

salam

Evi

o on August 15, 2012 at 1:57 am | Reply Fransisca Dewi Kumala

selamat malam,

kalau melihat dari urtikaria yang diderita memang sesuai dengan hasil lab Ibu Evi, yaitu terdapat

peningkatan persentasi eosinofil sehingga yang lainnya sedikit menurun, sedangkan monosit

merupakan pertanda infeksi atau inflamasi kronik mungkin karena reaksi alergi kronik

namun perlu diperhatikan jumlah leukosit 10,100 walaupun hanya sedikit lebih dari batas

normal, apakah pemeriksaan darah saat itu dilakukan saat sedang demam atau infeksi, atau saat

sedang serangan urtikaria

untuk MCV dan MCH yang sedikit di atas normal sepertinya tidak perlu dikhawatirkan bu karena

Hbnya normal

nilai MCV dan MCH yang sedikit tinggi bisa saja disebabkan karena nutrisi yang cukup, atau bisa

juga karena infeksi cacing, mungkin disarankan pemeriksaan darah ulang lagi untuk melihat Hb

lagi, kalau turun baru perlu dikonsultasikan ke dokter

untuk program kehamilah dari hasil lab tidak apa-apa bu

untuk urtikaria sendiri dari tatalaksana utamanya adalah menghindari terpapar dengan alergen

yang dapat memicu reaksi (baik makanan paling sering seafood, protein susu, atau debu rumah,

binatang2) apakah sudah pernah dilakukan tes untuk mengetahui ibu alergi terhadap apa?

sementara jika sedang serangan memang perlu diberikan obat untuk mengurangi reaksi yang

timbul

Anda mungkin juga menyukai