HIDROPS FETALIS
Oleh :
Jimmy E. H. P. Koan
9601061
Pembimbing :
Dr. Najoan Nan Warouw, SpOG (K)
0
LEMBAR PENGESAHAN
tanggal .........................................
Pembimbing,
1
PENDAHULUAN
2
Hidrop fetalis imun dapat disebabkan oleh karena 1 :
1. faktor sistim rhesus
2. faktor sistim ABO
3. faktor golongan darah lain
Diagnosis hidrops fetalis dibuat berdasarkan anamnesa adanya
riwayat bayi kuning atau bayi lahir mati, ibu mempunyai Rh negatif dan
ayahnya Rh positif, coombs tidak langsung (+) dengan titer yang tinggi dan
amniosintesis, kordosintesis, pemeriksaan USG serta analisa DNA janin. 1,3,6
Penanganan yang dilakukan tergantung dari diagnosis, tuanya
kehamilan dan beratnya perdarahan janin/neonatus sekarang. 1,4
LAPORAN KASUS
3
Identitas :
Nama : Ny. Yuke Lombongbitung
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMEA
Alamat : Watutumou
Agama : Kristen Protestan
Tempat/Tgl lahir: Sanger / 24 Juli 1971
Bangsa : Indonesia
Anamnesis Utama
Keluhan Utama : Dirujuk oleh biang kampung (tanpa surat penghantar).
Nyeri perut bagian bawah dirasakan teratur sejak jam 08.00 (17 Oktober
2004). Pelepasan lendir campur darah (+). Pelepasan air (+) jam 20.00 (17
Oktober 2004).
Penderita sudah dipimpin mengejan oleh biang kampung sejak jam 17.00 (19
Oktober 2004), karena bayi belum lahir lalu dirujuk ke RSU Prof. R. D.
Kandou.
Pergerakan janin (-) sejak 3 hari yang lalu.
RPD : Penyakit jantung, paru, hati, ginjal, kencing manis, tekanan darah
tinggi disangkal penderita
Riwayat kembar (-)
BAB/BAK biasa
Keputihan (-)
Demam (-)
4
Anamnesis Kebidanan
A. Riwayat kehamilan sekarang
Muntah (-), bengkak (-), pusing (-), sakit kepala (-), pandangan kabur (-),
kencing terlalu sering (-), defekasi tak teratur (-), perdarahan (-)
Penderita tidak merokok dan tidak minum alkohol
B. Pemeriksaan Ante Natal (PAN)
PAN 6x di Posyandu Watutumou
Riwayat Haid :
Menarche : 18 tahun, siklus teratur, lamanya 7 hari
HPHT tanggal 14 Januari 2004
Taksiran partus tanggal 21 Oktober 2004
Riwayat Keluarga :
Penderita kawin 1 kali, sudah 12 tahun
Riwayat Kehamilan :
Kehamilan sebelumnya :
1. Tahun 1994 lahir bayi ♀, spontan letak belakang kepala, berat lahir
2900 gr, panjang lahir 47 cm, hidup.
2. Tahun 1997 lahir bayi ♂, spontan letak belakang kepala, berat 3000 gr,
panjang lahir 50 cm, hidup
Riwayat abortus sebelumnya : (-)
Riwayat KB :
Menggunakan KB Implant, berhenti 2 tahun lalu hamil.
Rencana KB berikut : suntik
Pemeriksaan Fisik
STATUS PRAESENS :
KU : cukup Kesadaran : Compos Mentis
5
TD : 120/80 mmHg N : 96 x/m R : 24 x/m SB : 37,4 oC
TB : 148 cm BB : 51 kg
Gizi : cukup
Kulit : turgor normal
Kepala : simetris
Mata : konjungtiva anemis -/- sclera ikterus -/-
Hidung : sekret (-)
Mulut/gigi geligi : caries (+)
Telinga : sekret (-)
Tenggorokan : T1/T1, hiperemis (-)
Dada : Jantung : S1/S2 normal, bising (-)
Dada : Paru : Rhonki -/-, Wheezing -/-
Perut : Hati : sde
Perut : Limpa: sde
Alat Kelamin : tak
Anggota gerak : Oedema -/- Varices -/- Refleks fisiologis : (+) normal
Refleks patologis : (-)
STATUS OBSTETRIK :
Tinggi fundus uteri : 38 cm
Letak janin : letak kepala U puki
BJA : (-)
His : (+) 3’-4’ / 45”-50”
TBBA : 4100 gram
Inspeksi : Vulva edema (-)
Pemeriksaan Dalam : Effescement 90%, pembukaan 5-6 cm, ketuban
(-) sisa meconeum, pp kep HII-III UUK kiri,
caput (+), portio oedem (+)
6
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11,4 gr%
Leukosit : 15.700/mm3
Trombosit : 336.000/mm3
Sikap
- Observasi T, N, R, His, BJA
- Rencana partus pervaginam
Resume Masuk :
Seorang perempuan, G3P2A0, 33 tahun, MRS tanggal 19 Oktober 2004
jam 21.00 dirujuk oleh biang kampung (tanpa surat pengantar), nyeri
perut dirasakan teratur sejak 17 Oktober 2004 jam 08.00. Tanda inpartu
(+), pelepasan air (+) sejak 17 Oktober 2004 jam 20.00, sudah dipimpin
sejak tanggal 19 Oktober 2004 jam 17.00 oleh biang kampung.
Pergerakan janin (-) saat MRS. Riwayat nyeri BAK (+). PAN 6 kali (4 kali
di Posyandu Watutumou, 2 kali di PKM Kolongan), HPHT 14 Januari
2004, taksiran partus 21 Oktober 2004.
St. presens : T 120/80 mm Hg N 96x/m R 24x/m SB 37,4oC
St. obstetri : Tinggi fundus uteri : 38 cm
Letak janin : letak kepala U puki
BJA : (-)
His : (+) 3’-4’ / 45”-50”
TBBA : 4100 gram
Pemeriksaan Dalam : Portio edema (+), effescement 90%, pembukaan
5-6 cm, ketuban (-), sisa meconeum pp kep H II-III
UUK kiri melintang
7
Diagnosa kerja : G3P2A0, 33 tahun, hamil 39-40 minggu, inpartu kala I
janin IUFD + Makrosomia.
Sikap :
- Observasi T, N, R, His, BJA
- Rencana partus pervaginam
20/10/04
Jam 09.00-14.30 : His 3’-4’ / 45”-50” BJA (-)
Jam 14.30-15.30 : His 2’-3’ / 45”-50” BJA (-)
Jam 15.30-16.30 : His 3’-4’ / 45”-50” BJA (-)
Jam 16.30-17.00 : His 4’-5’ / 40”-45” BJA (-)
Jam 17.00 : Kesadaran : Compos Mentis
T : 120/80 mmHg N: 96x/mnt R : 24x/mnt
His : 4’-5’ / 40”-45” BJA (-)
PD : Effescement 90%, pembukaan 7-8 cm, ketuban (-) sisa
kemerahan, presenting part kepala HII-III ubun-ubun
kecil kiri melintang.
Dx : G3P2A0, 33 tahun, hamil 39-40 minggu, inpartu kala I,
janin IUFD, inersia uteri + Makrosomia.
Sikap : Oksitosin drips
Jam 17.15 : Oksitosin drips dimulai, 5 IU Oksitosin dalam D5% 500 cc
mulai 8 gtt/mnt.
Jam 22.45 : Botol I habis
PD : pembukaan lengkap, ketuban (-) sisa kemerahan,
presenting part kepala HIII +, ubun-ubun kiri di depan.
Dx : Inpartu kala II + IUFD + makrosomia
Sx : - Rencana embriotomi
- Lapor konsulen
8
Laporan Persalinan
- Dibuat lubang pada ubun-ubun besar dengan skapel, perforator
siebold dimasukkan secara horizontal dengan bagian belakang
menghadap ke atas dan dalam keadaan tetap tertutup dibawah
lindungan tangan kiri untuk melindungi kandung kemih dan ureter.
- Setelah ujung perforator masuk ke dalam tengkorak janin, lubang
perforasi diperlebar dengan cara membuka dan menutup ujung
perforator dalam arah tegak lurus hingga perforator berbentuk irisan
silang, jaringan otak dikeluarkan.
- Dilakukan ekstraksi kepala dengan kranioklas Braun. Tangan kiri
dimasukkan dalam jalan lahir, sendok jantan dimasukkan ke dalam
lubang perforasi sejauh mungkin. Bagian melengkung diarahkan ke
muka janin, sendok betina dimasukkan ke dalam jalan lahir hingga
kranioklas betina terletak di muka janin. Kedua sendok kranioklas
ditutup, dilakukan pemeriksaan dalam apakah ada bagian jalan lahir
yang terjepit. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan menarik
pemegang kranioklas, diikuti gerakan putaran paksi dalam, jaringan
otak keluar. Saat sub oksiput di bawah simfisis, dilakukan ekstraksi
kepala, lahir berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, muka dan dagu.
Kunci kranioklas dilepas.
- Dilakukan traksi ringan ke perineum untuk melahirkan bahu depan,
traksi terasa berat dan diputuskan untuk melakukan kleidotomi, lahir
berturut-turut badan, bokong dan kaki.
- Jam 00.15 lahir bayi ♂ dengan embriotomi, Berat badan lahir 4100 gr,
Panjang badan lahir 50 cm,
- Dilakukan pengosongan kandung kemih.
- Tali pusat diklem dengan 2 cunam kocher dan digunting di antaranya.
- Dilakukan pelepasan plasenta dengan pegangan tali pusat terkendali.
- Jam 00.30 lahir plasenta kesan lengkap dengan selaputnya Berat
plasenta lahir 850 gr.
9
- Pada janin ditemukan adanya ascites ringan dan udem anasarka
- Keadaan 2 jam post partum :
T : 110/70mmHg N : 88x/mnt R : 24x/mnt Sb : 36,6 oC
Pendarahan Kala I : 100 cc
Pendarahan Kala II : 300 cc
Total : 400 cc
Follow Up
Tanggal 21 Oktober 2004
KU : cukup Keluhan : (-), Kesadaran : Cm
Status presens : T : 120/70 mmHg, N : 84 x/m, R : 20 x/m Sb: 36 oC
Konj. Anemis +/+
Status nifas : TFU : 3 jari bawah pusat
Lochia : rubra, vulva : oedem (-)
Perineum terawat baik
BAB (-), BAK terpasang kateter (diuresis 600 cc)
Diagnosa : P3A0, 33 tahun, post partum hari I lahir bayi laki-laki, embriotomi,
BBL 4100 gram, PBL 50 cm, + hidrops fetalis.
Sikap : - Ceftriaxone inj 2x1 gram
- Metronidazole inj 2x0,5 gram
- Prenamia 2x1 tab
- Rawat perineum
- Periksa Hb
11
DISKUSI
1. Mengapa pada kasus ini hidrops fetalis tidak terdiagnosa secara dini?
Hidrops fetalis dapat didiagnosis pada saat kehamilan dan lebih jelas
lagi dilihat melalui gambaran klinis dan pemeriksaan darah pada bayi saat
post partum.
Pada kasus ini diagnosis hidrops fetalis dibuat setelah melahirkan dengan
gambaran klinis yang ditemukan pada anak berupa :
- edema anasarka
- ascites
- plasenta besar
Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan sampel darah bayi juga tidak
adanya hasil pemeriksaan golongan darah dan rhesus pada ibu sehingga
penyebab terjadinya hidrop fetalis pada kasus ini sukar diprediksi.
Sebenarnya diagnosis hidrops fetalis dapat ditegakkan pada saat ante
partum jika pada pasien dengan diagnosis makrosomia dilakukan
pemeriksaan USG maka dapat ditemukan satu atau lebih gambaran hidrops
fetalis berupa :
- ascites
- hepatosplenomegali
- efusi pleura
- efusi perikardium
- edema kulit
- anomali jantung
- multiple malformasi
12
Hanya saja pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan USG masa ante
natal sehingga hidrops fetalis tidak terdiagnosis pada masa kehamilan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15