Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN GIGITAN ULAR

No. Dokumen : SOP/ADM/


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS dr. Lies Esther Bopeng


KARANG PANJANG NIP. 196906051999032008
AMBON

1. Pengertian Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respon pada system biologis dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, maupun kematian. Ular
adalah jenis hewan melata yang banyak terdapat di Indonesia. Spesies ular
dapat dibedakan atas ulat berbisa dan ular tidak berbisa. Ular berbisa
memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas, pada taring tersebut
terdapat saluran bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh
mangsanya secara subkutan maupun intramuscular.
2. Tujuan Secara garis besar menghentikan penyebaran efek racun atau bisa dari
gigtan ular.
3. Kebijakan Surat Keputusan No 089/Kapus-KRP/SK/05/2017 tentang standar & SOP
pelayanan klinis, bukti monitoring pelaksanaan standar dan SOP hasil
monitoring dan tindak lanjut.
4. Referensi Modul pelatihan penanggulngan penderita gawat darurat / BTCLS
5. Prosedur / a) Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium
Langkah- permanganat untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular
langkah yang belum terabsorpsi.
b) Jika gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengah jam, buat
sayatan silang di tempat masuknya gigi taring ular sepanjang dan
sedalam 0,5 cm, kemudian lakukan pengisapan mekanis.
c) Usaha menghambat penyerapan dapat dilakukan dengan
memasang turniket beberapa sentimeter di atas
gigitan/pembengkakan yang telah terlihat, dengan tekanan yang
cukup untuk menghambat aliran vena dan aliran limfe tetapi lebih
rendah dari pada tekanan arteri (denyut nadi distal tetap teraba).
Ikatan dikendorkan tiap 15 menit selama 1 menit. Tekanan
dipertahankan dua jam. Penderita diistirahatkan supaya aliran
darah terpacu.
d) Cara Pemberian dan Lama Pemberian ABU: Dosis pertama
sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali
dapat diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40 - 80 tetes per
menit. Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung
sebagai suntikan intravena dengan sangat perlahan-lahan. Dosis
anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis
untuk dewasa. Cara lain: penyuntikan serum Anti Bisa Ular
(ABU) polivalen sebanyak 2,5 ml intramuskuler atau intravena
dan 2,5 ml suntikan infiltrasi sekitar luka.
e) Ular tak berbisa tidak memerlukan pertolongan khusus, kecuali
pencegahan infeksi

6. Unit Terkait
1. UGD
2. Poli Umum
3. Apotik

Anda mungkin juga menyukai