Anda di halaman 1dari 7

DIAGNOSIS

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II

Dosen Pengampu: Ns. Rokhaida, M. Kep., Sp. Kep. An.

Disusun oleh:
Nur Aulia Fikri 1710711039
Rifah Miladdina 1710711040
Lies Rahmayanti 1710711041
Parida Pebruanti 1710711042
Riska Hidayattullah 1710711044

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2017
1. Diagnosis
1. 1 Evolusi Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan pertama kali dimasukkaan ke dalam Standard of Nursing
Practice ANA pada tahun 1971 (ANA,1973), dan tetap dalam standar terbaru (ANA, 1991).
Pada tahun 1980 dan 1994, ANA mendukung diagnosa keperawatan dalam Nursing A
Social Policy Statement, yang mendefinisikan keperawatan sebagai “diagnosa dan
pengobatan tentang respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial”
(ANA, 1980, 1994). Pada tahun 1987 definisi diagnosa keperawatan telah diperkuat dalam
perbaikan definisi dari keperawatan dalam terbitan ANA Scope of Nursing Practice, yang
memperbaiki keperawatan sebagai diagnosa dan pengobatan untuk respon manusia
terhadap kesehatan dan penyakit (ANA, 1987).
Sejalan dengan kurikulum keperawatan yang terus memasukkan diagosa keperawatan
ke dalam persiapan pendidikan perawat, riset dalam bidang ini akan terus berkembang.
Alhasil, label diagnostik baru secara kontinu berkembang, diteliti , dan ditambahkan ke
dalam daftar NANDA, yang sebenernya sudah lengkap. Evolusi berkelanjutan dari
diagnose keperawatan berasal dari kekayaan pengetahuan keperawatan yang amat
banyak.

1. 2 Berpikir Kritis dan Proses Diagnostic Keperawatan, Analis dan Interpretasi Data,
Identifikasi Masalah Pasien
Berpikir kritis adalah pemeriksaan data, pengumpulan informasi dan literatur,
pengorganisasian pengamatan, dan penelitian atas pengalaman masa lalu (Bandman &
Bandman, 1995). Pada saat asuhan keperawatan meluas ke dalam berbagai lingkungan
perawatan kesehatan, makin banyak aspek berpikir kritis diperlukan dalam pertimbangan
dan penelitian diagnostik (Gordon,1944).
Proses Diagnostik ini memadukan keterampilan berpikir kritis dalam langkah pembuatan
keputusan yang digunakan perawat untuk mengembangkan penyataan diagnostik
(Camevali et al, 1984; Camevali & Thomas, 1993). Proses ini mencakup :
a. Analisis dan Interpretasi Data
Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber, divalidasi dan
diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontinu direvisi
sejalan dengan terjadinya perubahan dalam status fisik dan emosi klien. Hal ini juga
mencakup hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Selama langkah ini, perawat
menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalisis dan menginterpretasi, dan
menarik konklusi tentang kelompok dan pola data pasien.
- Pengelompokkan Data, terdiri dari batasan karakteristik. Batasan karakteristik
adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik. Kriteria klinis
adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau faktor risiko. Tidak adanya
batasan karakteristik menunjukan diagnosa harus ditolak. Kategoti diagnostik dan
batasan karakteristiknya memberikan struktur untuk proses kognitif dalam
pengidentifikasian kebutuhan klien dan perumusan aktual dari diagnose
keperawatan.
b. Identifikasi Masalah
Setelah menerima dan mengetahui sekelompok data yang berhubungan
selanjutnya mengidentifikasi masalah klien. Ketika mengidentifikasi masalah klien,
perawat mempertimbangkan semua data pengkajian dan memfokuskan pada data
abnormal.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat menentukan dulu apa
masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut aktual atau potensial. Masalah
kesehatan aktual adalah masalah yang disarankan atau dialami oleh klien, seperti
gangguan pola tidur yang berhubungan dengan lingkungan yang bising. Suatu masalah
kesehatan beresiko mewaspadakan perawat pas pentingnya intervensi pencegahan.
c. Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien.
Bila data pengkajian menunjukan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnose
keperawatan yang sesuai.

Pengelompokkan Data Identifikasi Kebutuhan Perumusan Diagnosa


Klien Keperawatan

DS : - Badan lemas Penurunan berat badan Perubahan Nutrisi, kurang


Tidak nafsu makan yang berlebihan dari kebutuhan tubuh yang
Mual setiap kali ingin menyebabkan penurunan
makan berat badan.
Muntah 3x
DO : - TB=165 cm
- BB=40 kg
- BB turun 8 kg
- Tonus otot
lemah,
- TD= 90/60 mmHg
- Nadi= 100x/mnt
- Suhu= 36 C
- Mata cekung
- Konjungtiva anemis
- Wajah pucat

1. 3 Pernyataan Diagnosis Keperawatan


1. Format Diagnosa Keperawatan
Format diganosa keperawatan (yaitu, secara aktual diagnosa dinyatakan)
didapat dari proses diagnostik. Format ini memungkinkan perawat pemula
mempunyai pengenalan dan pemahaman terhadap struktur dari pernyataan
diagnosa keperawatan. Faktor yang berhubungan adalah etiologi atau kondisi yang
mempengaruhi respons aktual atau potensial klien, yang dapat diubah melalui
intervensi keperawatan.

Format Diagnosa Keperawatan Nanda

Pernyataan Diagnostik Faktor yang berhubungan

Konstipasi Diet serat yang tidak mencukupi


Efek medikasi
Masukan cairan yang tidak adekuat

Keletihan Penurunan aktivitas


Ketidaknyamanan
Tuntutan peran yang berlebihan
Peningkatan kebutuhan energi

Kerusakan Integritas Kulit Kelebihan ekskresi


Imobilisasi
Perubahan sirkulasi

2. Merumuskan Diagnosa Keperawatan


Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien.
Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada
pemilihan diagnosa keperawatan yang sesuai.
3. Data Pengkajian dan Pernyataan Diagnostik
Data pengkajian keperawatan harus mendukung label diagnostik atau faktor
yang berhubungan harus mendukung etiologi. Dengan mengumpulkan data yang
tepat, akan membantu untuk identifikasi aktivitas pengkajian yang mengasilkan
jenis data spesifik.

1. 4 Diagnosa Keperawatan dan Diagnose Keperawatan medis


 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berpokus pada dan mendefinisikan kebutuhan
keperawatan dari klien (gordon,1994). Diagnosa keperawatan mencerminkan
tingkat kesehatan atau respon terhadap penyakit atau proses patologis,status
emosional,fenomena sosiokultural,atau tahap perkembangan.
Sasaran diagnosa keperawatan adalah untuk mengembangkan recana asuhan
yang bersifat individual sehingga klien dan keluarganya mampu mengatasi
perubahan untukn menghadapi tantangan yang diakibatkan dari masalah
kesehatan.
 Diagnosa Medis
Diagnosa media secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik.
Fokus medis adalah diagnosa dan pengobatan terhadap penyakit. Tujuan
diagnosis medis adalah untuk mengidentifikasi dan untuk merancang recana
pengobatan untuk menyembuhkan penyakit atau proses patologis. Sasaram dari
diagnosis medis adalah meresepkan pengobatan

1. 5 Sumber Kesalahan Diagnostik


Proses diagnostik tidak bebas dari kesalahan. Dalam proses diagnostik, perawat
mengandalkan empat bidang :
- Harus ada pengkajian data dasar.
- Perawat menganalisis dan menginterpretasi data.
- Data dikelompokkan ke dalam kelompok yang mempunyai makna.
- Perawat mengidentifikasi masalah klien.

1. Kesalahan dalam Pengumpulan Data


Jika data dikumpulkan secara tidak lengkap, dikurangi atau salah interpretasi,
maka diagnosis tidak benar.
Ada beberapa praktik selama pengkajian untuk menghindari kesalahan
pengumpulan data:
• Sebelum pengkajian, perawat secara kritis menelaah tingkat
kenyamanannya dan kompetensinya dengan kterampilan wawancara.
• Perawat harus menentukan keakuratan data yang dikumpulkan.
• Ketika mengembangkan keterampilan pengkajian, perawat harus
memeriksa kelengkapan pengkajian.
2. Kesalahan dalam Interpretasi dan Analisis Data
Setelah pengkajian perawat menelaah data dasar. Selama penelaahan ini
perawat menentukan apakah data sudah akurat dan lengkap. Perawat menelaah
data untuk memvalidasi bahwa data subjektif telah didukung oleh temuan fisik
objektif jika diperlukan. Perawat mungkin juga menelaah literatur yang mendukung
untuk memastikan dasar pengetahuan yang adekuat untuk membentuk diagnose
keperawatan yang tepat. Terakhir, perawat mulai mengidentifikasi dan
mengorganisasi pola pengkajian yang relevan untuk mendukung adanya masalah
klien.
3. Kesalahan dalam Pengelompokkan Data
Setelah data diinterpretasi dan dianalisis, maka terjadi pengelompokkan data.
Kesalahan dalam pengelompokkan data dapat terjadi jika data dikelompokkan
secara prematur, tidak tepat, atau tidak sama sekali. Yang dimaksud prematur disini
pengelompokkan data terjadi ketika perawat membuat diagnosa keperawatan
sebelum semua data dikelompokkan. Diagnosa keperawatan yang tidak tepat
mempengaruhi kualitas asuhan.
4. Kesalahan dalam Pernyataan Diagnosis
Tipe kesalahan terakhir yang dapat terjadi adalah cara dimana diagnosa
keperawatan dinyatakan. Terdapat beberapa pedoman umum untuk mengurangi
kesalahan diagnostik. Pernyataan harus dibuat dalam kata-kata yang sesuai, ringkas,
dan bahasa yang tepat, yang mencakup penggunaan terminologi yang tepat yang
mencerminkan respons klien terhadap penyakit atau kondisinya.

1. 6 Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Perencanaan Keperawatan


Diagnosa keperawatan dirumuskan memberi arahan untuk proses perencanaan dan
pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Rencana asuhan
adalah suatu mekanisme untuk menunjukan pertanggunggugatan.
Selain itu, diagnosa keperawatan dan rencana asuhan yang mengikutinya membantu
dalam mengomunikasikan pada profesional lain masalah yang berpusst pada klien melalui
rencana asuhan keperawatn, konsultasi, perencanaanm pemulangan dan konferensi
perawatan klien.

1. 7 Keuntungan Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa keperawatan memfasilitasi komunikasi diantara perawat tentang tingkat
kesejahteraan klien dan membantu dalam perencanaan pemulangan.
2. Diagnosa keperawatan juga digunakan untuk pencatatan dalam catatan
perkembangan, menuliskan rujukan,dan memberikan transisi perawatan yang
efektif dari stau untit ke unit lainnya.
3. Diagnosa keperawatan dapat berfungsi sebagai fokus untuk perbaikan kualitas

1. 8 Keterbatasan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan mempunyai keterbatasan dan praktisi pemula harus menyadari
tentang keberadaannya. Karena evolusi kontinu tentang istilah dan pengunaan diagnosa
keperawatan, bahasa yang di gunakan kadang kadang bertele-tele dan mengandung
istilah selingkung (jargon).
Hal ini mungkin ,membatasi pengunaan diagnosa dan mengakibatkan kebingungan
diantara anggiota tim perawatan kesehatang yang lain.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai