Anda di halaman 1dari 11

10 Rumah Adat Indonesia yang Memikat Ini Menunjukkan Bahwa

Indonesia Kaya akan Keberagaman

Untuk mempelajari berbagai macam desain dan struktural bangunan, kita tidak perlu jauh-jauh melanglang
buana ke negeri tetangga. Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau ini pun sudah bisa menjadi tempat
belajar untuk para arsitektur Indonesia. Hal ini dikarenakan disetiap daerah dari Sabang sampai Merauke ini
memiliki berbagai bangunan rumah adat yang tidak kalah unik. Bentuk dan struktur yang beragam bisa
menjadi inspirasi dalam mendesain bangunan dengan nuansa kelokalan. Hal ini membuktikan bahwa orang-
orang kita dari jaman dahulu sudah memiliki bakat dibidang ini. Berikut adalah beberapa rumah adat di
Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri.
1. Rumah Joglo, Jawa

rumah joglo
Rumah adat ini merupakan ciri khas rumah adat di daerah Jawa. Rumah ini terbagi dalam beberapa area
seperti pendapa, pringgitan, dalem, sentong, gandok tengen, dan gandok kiwo. Pada bagian pendapa pada
rumah joglo digunakan sebagai ruangan pertemuan untuk acara besar karena tidak memiliki sekat. Bisa juga
dijadikan tempat pagelaran kesenian. Di area pendapa inilah ciri khas rumah joglo terlihat dengan adanya
struktur konstruksi soko guru pada kolom utamanya. Lalu pada bagian pringgitan digunakan sebagai area
penghubung antara pendopo dengan rumah dalem biasa digunakan juga sebagai ruang tamu. Sedangkan
bagian dalem adalah ruangan bersantai keluarga yang merupakan area privasi pemilik rumah.
2. Rumah Krong Bade, Aceh
Rumah adat Krong Bade
Rumah adat Krong Bade biasa disebut juga rumoh aceh. Ciri khas rumah ini adalah memiliki tangga didepan
rumah yang digunakan sebagai jalan masuk ke dalam rumah. Uniknya lagi anak tangga di rumah ini
berjumlah ganjil. Rumah krong bade mengaplikasikan bangunan menjulur dari timur ke barat mengambil
garis imajiner ke arah Ka'bah. Model rumah panggung satu ini ditinggikan sekitar 2,5 meter hingga 3 meter.
Dinding rumah terbuat dari kayu dan dihiasi dengan lukisan. Pada bagian atap rumahnya, diberikan material
daun rumbia. Sedangkan untuk lantai terbuat dari bambu atau enau. Salah satu keunikan lainnya adalah
pintu rumah dibuat lebih pendek yaitu 1,2 meter hingga 1,5 meter. Hal ini bertujuan agar orang yang
memasuki rumah ini memberikan salam hormat pada pemilik rumah tanpa mengenal sosial ataupun kasta.
3. Rumah Gadang, Sumatera Barat

rumah gadang
Rumah bagonjong atau rumah godang merupakan sebutan lain bagi rumah adat asal Sumatera Barat ini.
Keunikannya paling terlihat jelas dan menonjol pada bagian atap yang memiliki bentukan seperti tanduk
pada ujung atapnya. Ruangan di dalam rumah ini tidak memiliki sekat kecuali pada kamar tidurnya. Sebagai
rumah bersama, rumah gadang dilambangkan sebagai kehadiran suatu kaum. Pada bagian depan rumah
biasanya dilengkapi dengan ukiran ornamen dan umumnya bermotif akar, bunga, daun dan bidang persegi
empat serta genjang. Setiap elemen di rumah ini mempunyai makna tersendiri. Dapur di rumah ini dibangun
terpisah pada bagian belakang rumah yang didempet pada dinding.
4. Rumah Rakit, Bangka Belitung

rumah rakit
Keunikan rumah ini terletak pada posisi dan bentuknya. Seperti namanya, rumah ini mirip dengan rakit dan
dibangun di atas sungai. Karena hal tersebutlah rumah adat satu ini juga populer di kota Palembang.
Pembangunan rumah ini di atas sungai karena sungai dianggap sebagai sumber mata pencaharian dan
sumber makanan bagi masyarakat. Material yang digunakan berupa bambu jenis mayan yang dapat
mengambang di air dan juga digunakan untuk dindingnya. Lalu adapun balok kayu, papan sebagai dinding.
Sedangkan atapnya menggunakan ulit yang dianyam. Salah satu bahan utamanya adalah rotan sebagai
pengikat bambu-bambu dan bagian atas rumah rakit.
5. Rumah Gapura Candi Bentar, Bali

Rumah Gapura Candi Bentar


Nah untuk rumah yang satu ini pasti dengan mudah dikenali karena gapuranya yang khas! Rumah adat asal
Bali ini menyerupai bentukan pura dan gapura di bagian depannya. Tentunya memang desainnya kental
dengan budaya dan agamanya. Rumah adat ini pun sangat mudah ditemukan di Bali. Masyarakat Bali
memang sangat menjaga harta kebudayaannya. Dari materialnya, bahan bangunan akan bergantung pada
tingkat kemapanan tiap pemilik. Pada masyarakat biasa, spesi dari lumpur tanah liat pun bisa dijadikan
dinding bangunan namun untuk golongan atas menggunakan batu bata. Tempat suci/ tempat pemujaan pun
perlu didesain dan dimiliki satu keluarga atau suatu kumpulan kerabat. Untuk kalangan yang mampu bisa
menggunakan ijuk sedangkan kalangan kurang mampu bisa menggunakan alang-alang atau genteng.
6. Rumah Tongkonan, Sulawesi Selatan

rumah tongkonan
Tongkonan merupakan rumah adat masyarakat Toraja. Ciri khas atap melengkung yang menyerupai seperti
perahu tersusun oleh bambu. Di bagian depan rumah ini terdapat deretan tanduk kerbau. Pada bagian dalam
rumah dijadikan tempat tidur dan dapur. Sedangkan pada depan rumahnya terdapat lumbung padi.
Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau strata sosial di toraja ini. Struktur panggung juga menjadi
andalan rumah adat ini. Tiang bulat yang menjadi penyangga lantai dinding dan atap tersebut tidak ditanam
dalam tanah namun langsung diletakkan pada batu berukuran besar yang dipahat berbentuk persegi.
Sedangkan pada papan dinding dan lantai direkatkan tanpa paku namun dengan diikat atau ditumpuk dengan
sistem kunci. Dengan sistem tersebut pun rumah dapat bertahan puluhan tahun. Keren bukan.
7. Rumah Lamin, Kalimantan Timur

rumah lamin

Rumah adat ini dibangun oleh masyarakat suku asli Kalimantan yaitu suku Dayak Timur. Ciri khas
bangunan yang satu ini adalah berbagai corak ornamen yang terlihat di setiap sisi rumah. Rumah lamin ini
juga menjadi rumah adat terbesar di Indonesia dengan panjang 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang
lebih 3 meter. Penghuni rumah ini pun bisa mencapai 12 hingga 30 kepala keluarga. Terdapat dua macam
tiang di rumah ini yaitu tiang penopang lantai dan penyangga atap. Pada halaman depan rumah ini
dilengkapi dengan patung totem yang dipercaya sebagai dewa oleh suku Dayak. Warna yang diterapkan
pada rumah ini pun memiliki arti tersendiri. Warna kuning melambangkan kewibawaan, merah keberanian,
biru kesetiaan, dan putih kebersihan jiwa.
8. Rumah Banjar Bubungan Tinggi, Kalimantan Selatan

rumah bubungan tinggi


Rumah bubungan tinggi merupakan salah satu rumah suku Banjar yanng menjadi ikon provinsi Kalimantan
Selatan. Bentuknya yang memanjang memang menjadi ciri khas rumah yang menyesuaikan dengan fungsi
ruangnya. Atapnya yang tiba-tiba meninggi pun menjadi hal yang ikonik dari rumah ini. Bahan konstruksi
yang digunakan untuk rumah ini adalah kayu.
9. Rumah Sasak, Lombok

rumah sasak
Lombok yang tidak kalah indahnya dengan pulau Bali ini tidak hanya menunjukkan alam yang menarik saja
namun juga kebudayaannya. Salah satunya adalah rumah adat sasak yang memiliki bentuk dan material
yang unik. Dindingnya yang terbuat dari anyaman dan atap rumah yang terbuat dari jerami atau akar alang-
alang. Sedangkan pada lantainya menggunakan campuran batu bata, abu jerami dan juga getah pohon.
Rumah adat ini memiliki posisi penting di kehidupan manusia karena menjadi tempat privasi keluarga dan
juga untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya. Setiap ruang terbagi berdasarkan kegunaannya.
10. Rumah Mbaru Niang, Wae Rebo NTT

Rumah Mbaru Niang


Rumah adat yang langka satu ini hanya terdapat di salah satu desa terpencil daerah Pegunungan di Pulau
Flores. Bentuknya yang unik mengerucut dengan tinggi 15 meter dan terdapat 5 lantai di dalamnya. Usaha
pengkonservasian Mbaru Niang juga mendapat penghargaan tertinggi dengan kategori warisan budaya dari
UNESCO Asia Pasifik tahun 2012. Yori Antar pun sebagai salah satu arsitek terkemuka di Indonesia turut
ambil andil dalam konservasi rumah adat ini. Dalam pembangunannya, tiang ditanam ke dalam tanah
sebesar 1,5 meter hingga 2 meter. Dengan lantai dasar berbentuk panggung, 1,2 dari tanah. Tiang setiap
lantai tidak menerus namun dipasang terputus dan diikat. Rotan digunakan sebagai pengikat antar baloknya.
Kelima lantai dalam rumah tersebut memiliki fungsi masing-masing. Lantai dasar sebagai tempat tinggal
dan berkumpul, kedua untuk menyimpan bahan makanan dan barang-barang. Kemudian di lantai ketiga
tempat menyimpan benih-benih tanaman pangan seperti padi jagung. Lantai keempat untuk stok pangan jika
terjadi kekeringan dan lantai paling atas digunakan untuk tempat sesajian persembahan kepada leluhur.
Bagaimana menurutmu kesepuluh rumah adat tersebut? Tentunya cukup unik dan membuktikan bahwa
Indonesia sejak dulu sudah mengenal arsitektur dengan baik melalui adanya beragam rumah adat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai