Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PELAYANAN

MEDICAL CHEK UP

MAKASSAR
2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya serta atas bantuan dari rekan – rekan sehingga kami dapat
menyelesaikan proses penyusunan buku “ PEDOMAN KERJA RUANG
MEDICAL CHECK – UP RS STELLA MARIS MAKASSAR.”
Dengan tersusunya buku ini diharapkan dapat mempermudah rekan
– rekan dalam melaksanakan kerja di Ruang Medical Check – Up RS
Stella Maris Makassar dalam proses tindakan pemeriksaan pasien.
Buku ini disajikan setelah mendapat masukan dari sejumlah rekan -
rekan yang tentunya dapat tampil dalam keutuhan yang terjaga kualitas
kinerjanya, walaupun demikian disadari sepenuhnya bahwa selalu ada
keterbatasan dalam setiap penyusunan dan penulisan. Untuk itu, kritik dan
saran selalu diharapkan. Semoga buku panduan ini dari waktu ke waktu
dapat disempurnakan dengan kualitas yang lebih baik. Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan buku pedoman ini.
Akhirnya, buku pedoman Medical Check – Up ini diharapkan
dapat memberikan manfaat, baik di Ruang terkait maupun di seluruh
Ruang Rumah Sakit, khususnya di Ruang Medical Chek – Up itu sendiri.

Makassar, 11 Mei 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

SK Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medical Chek Up Rumah Sakit .............. iii

SK Unit Pelayanan medical chek up RS ................................................................ iv

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman.................................................................... 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan..................................................... 2
D. Batasan Operasional............................................................. 2
E. Landasan Hukum................................................................... 4

BAB II : STANDAR KETENAGAAN


A. Kualifikasi Sumbar Daya Manusia........................................ 5
B. Distribusi Ketenagaan............................................................ 6
C. Pengaturan Jaga..................................................................... 7

BAB III : STANDAR FASILITAS


A. Denah Ruang......................................................................... 8
B. Standar Fasilitas ................................................................... 9
BAB IV : TATA LAKSANA PELAYANAN.............................................. 11
BAB V : LOGISTIK................................................................................... 13
BAB VI : KESELAMATAN PASIEN......................................................... 17
BAB VII : KESELAMATAN KERJA.......................................................... 19
BAB VIII : PENGENDALIAN MUTU.......................................................... 23
BAB IX : PENUTUP.................................................................................... 25
LAMPIRAN ( Daftar Pustaka )

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan IPTEK dibidang kesehatan saat ini semakin
berkembang dengan pesat.Oleh sebab itu tuntutan masyarakat terhadap
kinerja tenaga kesehatan semakin meningkat pula, baik hal tersebut di
bidang medik maupun medical chek up . yang menjadi pemberitaan
media akhir-akhir ini di tengah tumbuhnya beberapa rumah sakit baru
.sehingga peningkatan profesionalisme yang mempunyai kemampuan
intelektual, teknikal interpersonal dan moral menjadi tanggung jawab
bersama dalam meningkatkan mutu pelayanan di tengah persaingan global
pelayanan kesehatan dewasa ini.
Pedoman Unit kerja merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan mutu pelayanan di sebuah Rumah sakit.Hal ini dapat
lakukan dengan membuat standar pelayanan sebagai pedoman manajemen
yang dapat di pahami bersama baik oleh dokter sebagai tenaga medik
maupun oleh perawat yang memberikan asuhan keperawatan, sehingga
mutu dari sebuah pelayanan dapat di pertahankan bahkan lebih di
tingkatkan apalagi mengingat bahwa medical chek up sebagai salah satu
unit pelayanan yang di berikan kepada masyarakat dari sebuah Rumah
sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penyusunan buku pedoman
unit kerja medical chek up di RS Stella Maris ini di lakukan agar dapat
meningkatkan mutu pelayanan, terutama dalam pelaksanaan kerja sehari-
hari sehingga masyarakat merasa puas .

4
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Sebagai pedoman bagi manajemen Rumah Sakit khususnya medical
chek up dalam melaksanakan program rawat jalan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Stella Maris.
b. Tujuan Khusus :
a) Sebagai acuan yang jelas bagi medical chek up dalam mengambil
keputusan terhadap pelayanan .
b) Sebagai acuan bagi para dokter dan perawat medical chek up
dalam meningkatkan mutu pelayanan .
c) Terlaksananya program pelayanan prima yang sistimatis dan
terarah.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Dalam pencapaian program pelayanan prima, ruang lingkup medical chek
up
mencakup :
a. Pelayanan medical chek up khusus ( luar negeri)
b. Pelayanan Medical Check – Up Umum
c. Pelayanan Medical Check – Up untuk Asuransi
d. Pelayanan pemeriksaan EKG, ECHO, Treadmill Test rujukan dari
luar RS. Stella Maris & rujukan dari dokter poliklinik RS. Stella
Maris

D. BATASAN OPERASIONAL
Adapun batasan operasional untuk masing-masing lingkup pelayanan
adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan Asesmen Awal
Yaitu : Penanganan pelayanan yang di berikan kepada pasien
pertama kali sejak kontak dengan Rumah Sakit untuk
menentukan pelayanan selanjutnya.

5
b. Pelayanan pemeriksaan
Yaitu : Pelayanan yang di berikan kepada pasien oleh seorang dokter
yang bertanggung jawab menangani pasien meliputi
 Medical Check – Up
Yaitu pemeriksaan EKG, Treadmill Test, Echo khusus untuk
orang dewasa
 Pelayanan medik yang diberikan kepada oleh seorang dokter
yang bertanggung jawab menangani pasien dengan penyakit
berdasarkan konsultasi & rujukan yang berbeda atau instansi
kesehatan lainnya.

Landasan Hukum

1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang


Kesehatan
2. Undang – undang Republik Indomesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 139b/ Menkes / SK / Per / II / 1988
tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333 / Menkes /
SK / XII 1999 tentang standar pelayanan Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131 / Menkes /
SK / II / 2004 tentang standar pelayanan Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045 / Menkes /
Per / XI / 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di lingkungan
Departemen Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512 / Menkes /
Per/ IV / 2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 / Menkes /
Per / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

6
9. Keputusan Direktur Rumah Sakit Stella Maris Tentang Kebijakan
Pelayanan Medical Chek Up No

7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi Sumber Daya Manusia di ruangan
Medical Check – Up adalah sebagai berikut :
No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
1 Ka. Instalasi Rawat Jalan Dokter Umum Bersertifikat ATLS,
memiliki STR dan
SIP
2 Kasie Medical Check Up DII Keperawatan Bersertifikat BLS
3 Pelaksana SMA Bersertifikat BLS

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Keberadaan SDM Kesehatan diharapkan menciptakan dan mencapai
sinergi dengan membentuk karakter tersendiri dalam mencapai tujuan
sistem tersebut. Perannya menjadi penting ketika jumlah, fungsi,
penempatan, kapabilitas adekuat dan tepat waktu keberadaannya menjadi
bagian utama dalam proses.
Permasalah yang sering dihadapi adalah jumlah tenaga kurang tanpa
atau belum melakukan prosesrealokasi tenaga; jenis tenaga tidak cocok
tanpa atau belum melakukan peningkatan kapasitas atau tidak cairnya
suasana psikologis. Motivasi rendah tanpa atau belum pernah dilakukan
perbaikan motivasi atau tidak pernah dilakukan perawatan semangat kerja.
Saai ini juga sangat penting adalah konsistensi supervisi dan pembinaan
yang sebenarnya.
Distribusi ketenagaan di tentukan melalui proses analis kebutuhan
SDM berdasarkan metode beban kerja ( Workload Indicator Staff Needs )
dan ditetapkan dalam pola ketenagaan RS, Stella Maris Makassar, Khusus
untuk Medical Check – Up disesuaikan dengan tugas kerja dengan
perincian :

8
NO Nama Jumlah
1 Kasie 1 orang
2 Pelaksana 1 orang
 Seluruh kebijakan SDM di bagian Medical Check – Up Rs. Stella
Maris didasarkan pada pokok – pokok Kepegawaian PT. Citra Ratna
Nirmala dan Kebijakan Internal Rumah Sakit yang diatur dalam
PKB.

C. PENGATURAN JAGA
1. Waktu operasional bagian Pelayanan Medical Check – Up Rumah
Sakit Stella Maris di mulai jam 07.00-14.00 WITA dan ditetapkan
sejak hari senin – sabtu. Sehingga pengaturan jaga di berlakukan
satu shif yaitu shif pagi.
2. Hari non operasional (libur) adalah Hari Minggu dan Hari Libur
Nasional yang ditetapkan setiap tahun dan kebijakan Rumah Sakit
Stella Maris.
3. Absensi kehadiran di Bagian Pelayanan Medical Check – Up
Rumah Sakit menggunakan sistem absensi Sidik Jari, sebagaimana
telah diberlakukan di RS. Stella Maris.
4. Keterlambatan kehadiran SDM akan berimplikasi pada penilaian
kinerja dan ketentuan punishment yang diatur oleh Rumah Sakit
Stella Maris.

9
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Denah Ruang Medical Check Up berfungsi sebagai petunjuk dalam hal
gambar yang sangat menentukan bagi keseluruhan perencanaan sebuah
bangunan terlebih khusus ruang untuk dapat mengetahui keadaan posisi
yang terdapat dalam ruang tersebut dimaksudkan untuk mempermudah
bagian lain melihat kondisi keadaan ruangan tersebut. Adapun denah
tersebut sebagai berikut :

Gambar Denah Ruang Medical Check Up Rumah Sakit Stella Maris


Makassar

Keterangan :

a. Ruang tamu
b. Ruang pendaftaran
c. Ruang pemeriksaan
d. Ruang arsip
e. Ruang EKG, Treadmill , Echo
f. Ruang toilet

10
Standar Fasilitas
a. Realisasi kebutuhan fasilitas di Bagian Pelayanan Medical Chec –
Up Rumah Sakit didasarkan pada Anggaran yang telah
direncanakan setiap tahunnya. Apabila sangat dibutuhkan, kebutuhan
fasilitas yang belum dianggarkan sebelumnya dapat direalisasikan
berdasarkan persetujuan dari Direksi Rumah Sakit Stella Maris
Makassar.
Adapun Standart fasilitas yang ada dalam setiap ruang sebagai
berikut :
No Nama Nama Barang Jumlah
Poliklinik Standar
Check – Up A. Alat alat Medik
1. Stetoscop 2 bh
2. EKG 1 bh
3. Treadmill Test 1 bh
4. Tensimeter 1 bh
5. Reflex hammer 1 bh
6. Tinggi Badan 1 bh
7. Timbangan 1 bh
B. Alat Rumah Tangga
Ruang khusus MCU
1. Ruang Tamu
2. Ruang Treadmill & EKG
3. Meja Kayu 1 bh
4. Meja Kaca 1 bh
5. Meja besar 1 bh
6. Lemari arsip ( besar) 1 bh
7. Komputer 1 bh
8. Printer 1 bh
9. CPU 1 bh
10. Kasur 1 bh

11
11. Bantal 1 bh
a. P 12. Kursi tamu ( sofa ) 2 bh
13. Senter 1 bh

P 14. Kursi Bus 1 bh

e
meliharaan alat dilaksanakan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
sekali. Evaluasi terhadap kontinuitas pemanfaatan fasilitas di Bagian
Poliklinik RS dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali

C. Anggaran / biaya
a. Seluruh kebutuhan operasional Pelayanan Medical Check – Up
Rumah Sakit direncanakan dalam suatu Anggaran Tahunan RS.
Stella Maris.
b. Periode penyusunan Anggaran Tahunan ditetapkan setiap bulan
Juni.
c. Biaya operasional yang timbul terkait aktivitas di bagian Medical
Check – Up merupakan biaya operasional RS. Stella Maris.

12
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Dalam penatalaksaan sehari-hari pada ruang rawat jalan Poliklinik sudah


diatur dalam alur sebagai berikut :

A. Pasien Medical Check - Up


a. Mengisis formulir registrasi sesuai petunjuk
b. Petugas menregistrasi identitas pasien, kemudian pemeriksaan
penunjang :
- Pemeriksaan thorax foto
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan USG
Sesuai dengan kategori Medical Check – Up yang diinginkan
diinput ke dalam komputer.
c. Hasil yang telah diprint dari bagian tersebut diserrahkan ke
bagian kasir
d. Pasien dipersilahkan menunggu diruang tunggu untuk dilakukan
pemeriksaan
e. Pasien dianjurkan datang pada keesokan harinya unutk
diperlihatkan hasil – hasil yang telah diperiksa ke dokter yang
bersangkutan
f. Petugas Medical Check – Up mengumpulkan semua hasil – hasil
pemeriksaan, misalnya : Laboratorium, thorax foto, USG
g. Pasien diantar ke dokter pemeriksaan beserta hasil pemeriksaan
dan status Medical Check – Up
h. Dokter menyimpulkan hasil pemeriksaan tersebut pada status,
sehat atau perlu berobat
i. Bagi yang berobat diberikan resep

13
B. Pelayanan Asuhan Keperawatan
a. Menerima pasien dan mempersilahkan pasien duduk menunggu
panggilan untuk diperiksa.
b. Menyusun formulir pasien sesuai dengan urutan.
c. Memanggil pasien untuk diperiksa
d. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien.
e. Menyiapkan pasien.
f. Menimbang Berat badan dan mengukur Tinggi badan bila perlu

g. Mengukur Tanda-tanda vital ( Tensi, Suhu, Nadi ).


h. Mendampingi dokter ketika melakukan :
- Tindakan medik
- Pemeriksaan pasien.
i. Merapikan pasien kembali
j. Mencuci tangan setelah kontak dengan pasien
k. Mengambil semua hasil pemeriksaan pasien (usg, thorax
foto,laboratorium)

C. pelayanan Medik
a. Melakukan anamneses sesuai prosedur
b. Mencatat hasil anamneses pada kartu pasien
c. Mencuci tangansebelum kontak dengan pasien
d. Melakukan pemeriksaan dengan teliti dan seksama
e. Melakukan tindakan medic.
f. Mencuci tangan setelah kontak dengan pasien
g. Menganjurkan dan mengisi formulir pemeriksaan lanjutan (
Laboratorium, Foto,USG dll ) bila diperlukan.
h. Membuat surat rujukan ke pelayanan medic lain bila perlu
i. pasien boleh pulang ke rumah dan menunggu hasil medical chek
updan apa bila tidak bermasalah langsung di kirim ke kedutaan
jakarta

14
BAB V

LOGISTIK

Dalam penyelenggaraan pelayanan Medical Check - Up yang


semuanya mulai dari kebersihan sampai system pencatan ditunjang
oleh tersedianya bahan-bahan logistic yang dibutuhkan dalam kegiatan
sehari-hari dan dimasukan dalam kategori alat-alat rumah tangga
rumah sakit dan kelompok barang habis pakai antara lain :

1. Logistik Kebersihan

No Nama Barang/ Peralatan Jumlah pemakaian


1. Baygon Semprot 3 bh
2. Bayfres 3 bh
3. Ember Sedang 2 bh
4. Fortex 5 liter
5. Kantong plastik ( 35 x 52cm) 8 bks
6. Kain pel sumbu 2 bh
7. Kemoceng 6 bh
8. Keset Kaki 4 bh
9. Lifebouy 6 bh
10 Rinso 3 bh
11 Sabun Cair 12 bks
12 Sabun Cream ( colek ) 10 bks
13 Sapu Ijuk 3 bh
14 Sapu Lidi 3 bh
15 Sikat Panjang 1 bh
16 Sikat WC 1 bh
17 Sikat Pakaian 1 bh
18 Serok Sampah 2 bh
19 Spon 6 bh
20 Tissu Roll 200 bh
21 Tissu Lembar 7 bks
22 Tempat Sampah sedang 3 bh
23 Tempat Sabun Cair 2 bh
24 Tolak Air 1 bh
25 Tempat sampah kecil 3 bh
26 Pompa wastafel 1 bh

15
2. ATK

No Nama barang/peralatan Jumlah pemakaian

1 Amplop panjang 10 dos


2 Box Map 40 bh
3 Buku Kwarto Isi 200 3 bh
4 Buku Kecil 50 6 bh
5 Buku Folio 100 3 bh
6 Buku Folio 200 1 bh
7 Bantal Stempel 2 bh
8 Form Laboratorium 10 rim
9 Form Radiologi 10 rim
10 Form Tindakan Medic 1 rim
11 Form Pengantar sarana 1 rim
12 Form anfrag barang 1 rim
13 Hecter Kecil 5 bh
14 Hecter Besar 3 bh
15 Isolasi besar 2 bh
16 Isolasi kecil 4 bh
17 Isi hecter kecil 5 bh
18 Isi hecter besar 10 bh
19 Lem Liquid Adhesive 2 bh
20 Mistar plastic Kecil 6 bh
21 Mistar plastic Besar 6 bh
22 Pensil 2 B 2 bh
23 Penghapus Pencil 2 bh
24 Resep dokter 10 blok
25 Stabillo 3 bh
26 Spidol kecil 4 bh
27 Spidol Besar Permanen 4 bh
28 Spidol Besar Non Permanen 4 bh
29 Tinta stempel 2 bh
30 Taplak meja bergambar 10 mtr
31 Tip ex Ballpoint 40 bh
32 Kertas HVS Folio 10 rim
33 Kertas Kwarto 5 rim
34 Kertas A4 5 rim
35 Map Plastik 30 bh
36 Pita Print 6 bh
37 Map Echo 200 bh
38 Paper klip 3 dos
39 Buku Echo 6 rim
40 Pita mesin ketik 2 bh

16
41 Kwitansi 6 bh
42 Baterai Alkaline 20 bh
43 Baterai Remote 20 bh
44 Lilin 2 bks
45 Korek api 6 bh
46 Pisau cukur 50 bh

3. Alat Rumah Tangga

Jumlah pemakaian
No Nama barang/peralatan
Riil Standart
1 Bantal Kepala 1 4
2 Computer 1 1
3 Cermin 1 3
4 Dispenser 1 2
5 Gunting 1 2
6 Jam Dinding 1 3
7 Kasur 1 2
8 Kaca Meja 1 3
9 Kalkulator 1 1
10 Kursi Tunggu - 1 set
11 Kursi Lipat 2 6
12 Keranjang segi empat kecil 3 6
13 Keranjang segi empat sedang 1 3
14 Lampu Neon 40 Watt 1 3
15 Lemari Laken ( Kecil ) - 1
16 Meja komputer 1 1
17 Meja perawat 1 1
18 Meja Dokter 1 1
19 Meja makan - 1
20 Pengalas meja plastik 1 meter 6 meter
21 Remote Televisi - 1
22 Salib 1 3
23 Senter listrik 1 2
24 Senter Batteray 1 2
25 Timbangan dewasa 1 2
26 Tempat Tissue Lembar - 3
27 Tempat Tissue Roll - 2
28 Tempat Tidur 1 2
29 Telphone 1 1
30 Televisi - 1

17
31 Vas Bunga 2 4
32 Wastepel 1 3

4. Alat Tenun

Jumlah pemakaian
No Nama barang/peralatan
Riil Standart
1 Gorden jendela 1 pasang 3 pasang
2 Laken warna 2 6
3 Sarung bantal warna 2 6
4 Selimut - 4
5 Baju pasien warna 5 12
6 Handuk Kecil ( Putih ) 2 12
7 Handuk berwarna(lap 2 6
tangan)
8 Kain Penutup alat 5 14

5. Farmasi

No Nama Barang/ Peralatan Jumlah pemakaian


1. Alkohol 5 ltr
2. Aquasonik jell 5 bh
3. Fixomul 5 x 5 cm 6 bks
4. Kapas 6 bks
5. Hand srub 6 botol
6. Tissue 30 rol
7. Ambu blu sensor T 12 bks

18
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Dalam kegiatan sehari-hari ketika memberi pelayanan dalam


tindakan medic dan penerapan Asuhan Keperawatan di ruang medical
chek up Keselamatan pasien adalah kewajiban yang menjadi prioritas
utama serta hal yang wajib diterapkan dalam setiap pelayanan, tentunya
dengan mengacu pada standar keselamatan pasien yang telah
ditetapkan, yaitu :

1. Hak Pasien.
Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya insiden dari semua
tindakan.Terciptanya komunikasi efektif oleh dokter atau
perawat diharapkan dapat meminimalkan terjadinya insiden.
2. Mendidik Pasien dan keluarga
Peningkatan keselamatan pasien dalam pelayanan dapat
ditingkatkan dengan cara melibatkan pasien dan keluarganya
sendiri yang merupakan partner dalam proses pelayanan,
sehingga mekanisme mendidik pasien dan keluarga dapat
diterapkan dalam asuhan keperawatan baik ketika pasien dalam
ruang rawat nginap maupun ketika pasien telah medical chek
up
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan Pelayanan.
Rumah sakit menjamin keselamatan pasien dalam
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga kesehatan lain, antar unit pelayanan secara umum dan
poliklinik pada khususnya.
4. Pelaporan Insiden kejadian.
meliputi :
a. Insiden pasien jatuh.

19
b. Insiden kesalahan sampling.
c. Insiden kesalahan identifikasi pasien pada saat
melakukan tindakan pemeriksaan .
d. Insiden kesalahan pemberian informasi.

5. Pendidikan staf tentang keselamatan pasien. Antara lain :


a. Melakukan Technik hand hygiene.
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air.
2. Mencuci tangan dengan bahan berbasis alcohol
1. Melaksanakan 5 momen dalam mencuci tangan.
a). Sebelum kontak dengan pasien.
b). Sesudah terpapar dengan cairan tubuh pasien.
c).Sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepada
pasien.
d). Sesudah dari pasien dan akan kepasien berikutnya.
e). Setelah memeriksa pasien.
2. Membuang sampah pada tempat yang telah di sediakan.

20
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Menurut Simanjuntak ( 1994 ), Keselamatan kerja adalah kondisi


keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di mana kita
bekerja yang mencangkup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.

Menurut Mangkunegara ( 2002 ), bahwa indikator penyebab


keselamatan kerja adalah :

a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi :


1. Penyusunan dan penyimpanan barang – barang yang berbahaya
yang kurang diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya

b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi :


1. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik
pengaturan penerangan.

Kesematan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan


mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-
akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak.

Dalam pelayanan keselamatan kerja dirumah sakit program


keselamatan petugas merupakan program dari penyelenggaraan panitia K3
Rumah Sakit serta merupakan tanggung jawab bersama dari setiap unit
terkait yang ada dirumah sakit.

21
Program kesehatan fisik pekerja yang telah diatur dalam K3 rumah
sakit adalah sebagai berikut:

1. Manajemern rekiso terhadap bahaya kebakaran dan bencana


alam
2. Pelaporan insiden kecelakaan kerja atau kasus
3. Pemeriksaan kesehatan
Dari uraian program tersebut diatas maka pada dasarnya usaha
untuk memberikan perlindungan kerja bagi petugas dapat dilakukan
dengan cara :

1. Usaha preventif atau pencegahan.


Mengendalikan atau menghambat sumber-sumber bahaya yang
terdapat didalam setiap unit kerja sehingga tidak menimbulkan
bahaya bagi petugas,antara lain dengan cara :
a. Melaporkan dan mengganti alat sarana yang rusak dan
membahayakan.
b. Mengisolasi ( alat pemisah terhadap sumber bahaya )
c. Pengendalian secara tehnis terhadap sumber-sumber
bahaya.
d. Pemasangan petunjuk dan peringatan ditempat kerja.
e. Pelatihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja

2. Usaha represif dan kuratif


Segera melaporkan dan mencatat apabila ada insiden atau kasus
yang ditemukan . Mengatasi kejadian atau kecelakaan yang
disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat ditempat
kerja.
Persiapan fisik dan mental para petugas untuk mengatasi serta
menghadapi kejadian luar biasa ( KLB ) sangat penting artinya

22
dalam setiap team tentunya pula didukung dengan alat dan
prasarana yang ada.
3. Usaha Pemeliharaan kesehatan.
Dengan adanya program pemeliharaan kesehatan ini diharapkan
dapat mengotrol seluruh kesehatan petugas baik yang baru maupun
lama.sehingga kwalitas kesehatan bagi seluruh karyawan dapat
dipertahankan.
antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali
diterima kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan karyawan yang telah lama bekerja
secara periodik.
c. Tersedianya sarana penunjang kesehatan yang cukup dan
memadai.
d. Memberikan perhatian khusus dan sistimatis kepada
petugas yang mengalami masalah kesehatan kerja.
e. Pemeriksaan yang sistimatis dan periodic terhadap
persyaratan sanitasi yang baik.

Menurut Mangkunegara ( 2002 ) bahwa tujuan dari keselamatan


dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan


kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik
– baiknya selektif mungkin
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan gizi pegawai
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan
partisipasi kerja

23
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar
dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan
kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja.
Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadi kecelakaan.
Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan
dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur – unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai
berikut :
a) Adanya unsur – unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah
dijelaskan diatas
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja

24
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Hampir semua tindakan medic menyimpan potensi resiko,oleh sebab itu


dalam meminimalkan segala resiko yang dapat ditimbulkan dari setiap tindakan
yang diberikan kepada pasien adalah dengan strategi pengendalian mutu.

Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi kualitas


sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan serta sarana pelayanan
penunjang lainnya.Proses pemberian pelayanan perlu ditingkatkan melalui
peningkatan mutu dan profesionalisme serta sumber daya kesehatan itu sendiri.

Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan


keluhan dari pasien, lembaga swadaya masyarakat, lembaga social bahkan
pemerintah sekalipun.Mutu akan diwujudkan jika telah ada dan berakhirnya
interaksi antara penerima pelayanan dan pemberi pelayanan.

Rumah Sakit Stella Maris sebagai rumah sakit yang bertype “ B ” dalam
mengendalikan mutu pelayanan mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis.


2. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis
tambahan
3. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
4. Melaksanakan pelayanan medis khusus.
5. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
6. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
7. Melaksanakan pelayanan kedokteran social.
8. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
9. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal
(observasi).
10. Melaksanakan pelayanan rawat inap.
11. Melaksanakan pelayanan administrative.

25
12. Melaksanakan pendidikan para medis.
13. Membantu pendidikan tenaga medis umum.
14. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
15. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.
16. Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,

Dari fungsi dan tugas yang telah diuraikan tersebut diatas, ditetapkan pula
sumber daya manusia yang dapat menunjang kinerja pengendalian mutu Rumah
sakit Stella Maris sebagai berikut :

1. Tenaga Medis
Terdiri dari :
a. Tenaga Dokter
Meliputi :
a) Dokter Umum
b) Dokter Spesialis
b. Tenaga keperawatan
Meliputi :
a) Perawat Umum

2. Tenaga Non Medis


a. Tenaga administrasi

Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang dimiliki oleh rumah sakit Stella
Maris tentu sangatlah diharapkan akan mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan pada setiap unit yang ada dirumah sakit Khususnya medical chek up.

Keterbatasan dan keanekaragaman dari setiap jenis dan fungsi tenaga


kesehatan yang ada akan menghasilkan kinerja rumah sakit dalam pencapaian
indikator mutu pelayanan prima rumah sakit Stella Maris. Kekhususan ini
sangatlah tidak mungkin dimanajemeni secara umum, karena SDM kesehatan

26
adalah SDM fungsional yang kepadanya melekat fungsi profesi berdasarkan latar
belakang pendidikan kesehatan oleh masing-masing profesi yang dimiliki,
kesemuanya disatukan dalam hubungan kerja sama yang baik agar tercipta
harmonisasi kerja maksimal sehingga dapat menghasilkan mutu pelayanan yang
sesuai dengan harapan.

27
BAB 1X

PENUTUP

Upaya peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan adalah tugas kita


bersama dan perlu dituangkan dalam bentuk Pedoman pelayanan Unit Kerja yang
merupakan acuan dalam melaksanakan pelayanan medical chek up sehari-hari.

Untuk itu penyempurnaan buku Pedoman Pelayanan Unit Kerja ini di lakukan
agar dapat menjadi panduan bagi Rumah sakit Stella Maris pada umumnya dan
Unit pelayanan medical chek up pada khususnya.

Untuk penerapan Pelayanan sesuai standar dalam buku pedoman ini di lapangan
masih banyak didapati kekurangan-kekurangan yang dilakukan dalam kegiatan
sehari-hari.

Oleh sebab itu Kritik, saran ataupun masukan sebagai penyempurnaan dari buku
Pedoman Pelayanan Unit medical chek up ini sangatlah di harapkan dan
disampaikan kepada bagian bidang pelayanan medik khususnya medical chek up
Rumah Sakit Stella sehigga hasil yang maksimal dalam pelayanan terhadap
sesama dapat semakin di tingkatkan karena merupakan tanggung jawab kita
bersama.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Standar pelayanan minimal ( SPM ), Kaoru Ishikawa & David J.LU, 1992
2. Penyusunan Standart Pelayanan Minimal, Anonim, 1999 – Jogja.
3. Reformasi penerapan standar Pelayanan Minimal, Agus dwiyanto &
Bevaola Kusumasari, 2003 – Jogja.
4. Pengendalian Mutu Rumah sakit
- Dr.C.Rudy Prihantoro,M.Pd. ( PT Rosdakarya – Bandung )
- Ratminto & Atik Septiwinarsih, 1991 - Jogja.
5. K3 Keselamatan pasien
- Soehatman Ramli ,BE,SKM,MBA, 2010
- Nurjannah, R.Sugarto, Dede Kuswando, Siswanto BP, Adikoesoemo,
2011
- RS.Persahabatan 2000, 2001 – Jogja
6. Keselamatan kerja.
- Alias Studio, 2008.
- Dr.Ridwan Harrianto, MHSC, Sp.OK, 2009.

29

Anda mungkin juga menyukai