Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN UKM

KESEHATAN IBU DAN ANAK

ANEMIA PADA IBU HAMIL

OLEH :
dr. Daniel Satyo Nurcahyo

PENDAMPING
dr. Suharja

PUSKESMAS MULYOHARJO
KABUPATEN PEMALANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Daniel Satyo Nurcahyo


Judul Laporan UKM : Anemia Pada Ibu Hamil

Pemalang, Agustus 2018


Mengetahui

Peserta Pendamping

dr. Daniel Satyo Nurcahyo dr. Suharja


I. LATAR BELAKANG
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat
dilihat dari tinggirendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian
WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal
dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Sebaran
kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 dan 780 dalam 100.000 persalinan
hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang intensif dan dibarengidengan makin
menurunnya angka kematian ibu dan bayi disetiap rumah sakit, kematian ibu
diIndonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup. Sedangkan kematian bayi
sekitar 56/10.000 persalinan hidup.
Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil adalah anemia dalam
kehamilan. Anemia padakehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan socialekonomi masyarakat, dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut
“potential danger to mother and child” (potensi membahayakan ibu dan anak), karena
itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkaitdalam
pelayanan kesehatan.

II. PERMASALAHAN
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi bu, baik dalam
kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Berbagai penyulit
dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematurus, partus lama karena
inertia uteri, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, infeksi (intrapartum
maupun postpartum), anemia sangat berat dengan Hb kurang dari 4g/100 ml dapat
menyebabkan dekompensasi kordis yang semuanya dapat meningkatkan resiko
kematian pada ibu hamil maupun janin. Maka dari anemia pada kehamilan perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam mencegah kematian ibu dan anak.

III. PERENCANAAN INTERVENSI


Pemberian edukasi personal atau individu mengenai penyakit anemia pada
kehamilan dan bagaimana cara pencegahan dan penanganannya.
IV. PELAKSANAAN INTERVENSI
Edukasi yang diberikan antara lain;
Definisi
Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan terjadi bila
konsentrasi hemoglobin (Hb) jauh dibawah ambang batas yang ditentukan. Anemia
adalah kondisi ibu dengan kadar (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan
anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb di bawah 11 gr% pada
trimester I dan trimester II Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi, jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah. Kurangnya zat
besi (Fe) dalam tubuh pada ibu hamil karena perdarahan menahun atau berulang di
semua bagian tubuh. Faktor resiko defisiensi zat besi (Fe) terjadi pada ibu hamil
karena cadangan besi dalam tubuh lebih sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi
yaitu antara 1-2 mg zat besi (Fe) secara normal.
Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Menurut Mochtar (1998) klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi
dalam darah. Pengobatannya yaitu bagi wanita hamil, tidak hamil dan dalam
laktasi yang memerlukan asupan zat besi dianjurkan untuk diberikan tablet
besi. Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata
mendekati 800 mg.
b. Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh karena
kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B 12.
c. Anemia Hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum
tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan diantaranya darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan
pemeriksaan retikulasi.
d. Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau
pemecahan sel darah merah yang lebih cepat pembuatannya. Gejala utama
dengan kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan serta gejala
komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Efek anemia pada ibu hamil
1. Trimester I : anemia dapat mengakibatkan abortus, missed abortus dan
kelainan kongenital
2. Trimester II : mengakibatkan persalinan prematur, perdarahan antepartum,
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai
kematian, berat badan bayi lahir rendah, gestosis dan mudah terkena infeksi,
IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
3. Trimester III : merupakan saat inpartu anemia dapat menimbulkan gangguan
his baik primer maupun sekunder. Janin akan lahir dengan anemia dan
persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Setelah
post partum anemia dapat menyebabkan atonia uteri, tensio placenta,
perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpurolis dan gangguan
involusio uteri.
Pencehahan Anemia pada Kehamilan
Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :
a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna
hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.
b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat,
mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil dan
anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan bukan untuk
meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau untuk mencegah
kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal
kehamilan dan tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk
mengisi kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen
zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes, 2008). Penderita anemia
ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih cepat bila
mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan
(tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau
tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu
tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air
jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi
seperti teh dan kopi patut dihindari.
V. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan pada tiap kunjungan pasien ibu hamil dengan
memperhatikan keluhan pasien dan pemantauan kadar Hb berkala. Jika keluhan
pasien bertambah atau kadar Hb tidak memungkinkan untuk dilakukan persalinan, ada
baiknya segera dirujuk ke fasilitas yang memiliki peralatan yang lebih lengkap.

Anda mungkin juga menyukai