PENDAHULUAN
melalui radix nasi atau jembatan hidung. Lubang luar hidung adalah nares
atau lubang hidung. Setiap nares dibatasi di lateral oleh ala nasi dan di medial
oleh septum nasi. Rangka nasus eksternus dibentuk di atas ole hos nasale,
cartilage nasi superior dan inferior, dan cartilage septi nasi.3
Gambar 1. Anatomi hidung bagian luar tampak anterolateral dan inferior 9
Gambar 2. Kartilago Nasalis4
Cavum nasi terletak di nares di depan sampai choana di belakang.
Rongga ini dibagi oleh septum nasi atas belahan kiri dan kanan. Setiap
belahan mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial. 3
oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang adalah lamina perpendikularis os
bagian tulang rawan dan periosteum pada bagian tulang, sedangkan di luarnya
dilapisi oleh mukosa hidung. Septum nasi dibentuk di anterior oleh cartilage
quadrilateral dan premaxilla, posterior oleh lamina perpendicular ethmoid dan
sphenoidal crest , inferior ole hos vomer, maxilla dan os palatina. 5
Gambar 3. Septum nasi 4
Dinding lateral hidung ditandai dengan tiga tonjolan disebut concha
nasalis superior, media, dan inferior. Area dibawah setiap concha disebut
meatus.3
Gambar 4. Dinding lateral hidung 4
Septum nasi adalah bagian paling menonjol pada wajah, paling mudah
dan sering terkena trauma. Septum nasi diperdarahi oleh a.etmodalis anterior
A.sfenopalatina mendarahi bagian posterior septum nasi dan dinding lateral
hidung bagian posterior. A.ethmoidalis anterior dan posterior adalah cabang
dari a.oftalmika yang berasal dari a.karotis interna. A. ethmoidalis anterior
adalah pembuluh darah terbesar kedua yang mendarahi hidung bagian dalam,
yang mendarahi kedua bagian anterosuperior dari septum dan dinding lateral
hidung. Venavena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan
berdampingan dengan arteri. 4,5
Pada bagian kaudal septum nasi terdapat pleksus Kiesselbach yang
terletak tepat di belakang vestibulum. Pleksus ini merupakan anastomosis dari
arteri sfenopalatina, arteri etmoidalis anterior, arteri palatine mayor dan arteri
labialis superior. Area ini sering menjadi sumber perdarahan atau epitaksis
anterior. Plexus Woodruff merupakan sumber epistaksis posterior. 5
Gambar 5. Vaskularisasi Hidung 4
A. Dinding lateral cavitas nasi dextra
B. Septum nasi pada cavitas nasi dextra
Bagian anterosuperior hidung bagian dalam dipersarafi oleh n.etmoidalis
sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion
sensoris, juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa
hidung. Ganglion ini menerima serabut sensoris dari n.maksila (n. V2),
serabut parasimpatis dari n.petrosus profundus. Disamping mensarafi hidung,
ganglion sfenopalatina mempersarafi kelenjar lakrimasi dan palatum.8
Gambar 6. Inervasi Hidung 4
A. Dinding lateral cavitas nasi dextra
B. Septum nasi pada cavitas nasi dextra
2.3.1 Definisi
Hematoma septum nasi adalah terkumpulnya darah diantara tulang
Hematoma septum nasi dapat terjadi unilateral ataupun bilateral yang
biasanya diakibatkan oleh trauma pada daerah hidung.1,2
Hematoma septum lebih sering terkena pada anakanak dan dapat
kecil, sehingga anakanak lebih rentan terjadinya fraktur hidung. Pada
orang dewasa, hematoma septum umumnya timbul pada trauma wajah
yang signifikan dan pada fraktur nasal. Hematoma septum bisa saja
muncul tanpa tandatanda trauma eksternal.1,6
Hidung memiliki suplai darah yang banyak dari internal maupun
akan terkumpul di rongga antara kartilago dan perikondrium. Jika darah
ini terus menerus tertimbun maka suplai darah ke kartilago hidung akan
akibat tekanan.1,3,5
Gambar 7.
Septum Nasi normal Hematoma Septum Nasi
2.3.2 Etiologi dan Patofisiologi
Penyebab utama terjadinya hematoma septum nasi adalah karena
langsung atau bahkan beberapa hari setelah cedera awal. Dalam sebuah
studi, waktu yang dibutuhkan suatu cedera untuk menjadi hematoma
septum nasi adalah 114 hari (ratarata 5,9 hari). Cedera yang biasa
wajah, ataupun benturan dengan objek. Pada anak kecil dengan cedera
lebih kompleks, perlu dipikirkan child abuse. Penyebab lainnya seperti
karena adanya gangguan perdarahan, violent sneezing (bersin yang kuat
sekali) dan dikarenakan obat seperti aspirin dan warfarin.6,7
gangguan dimana dinding arteri menjadi lemah sehingga lebih mudah
tersebut harus dihirup, tumor pada hidung juga dapat menjadi faktor
penyebab hematoma septum. Kontrol perdarahan saat operasi hidung
juga dapat menyebabkan hematoma septum nasi.1,7
Hematoma septum nasi terjadi akibat trauma pada septum nasi
yang merobek pembuluh darah yang berbatasan dengan tulang rawan
septum nasi. Darah akan terkumpul pada ruang di antara tulang rawan
dan mukoperikondrium. Hematoma ini akan memisahkan tulang rawan
jaringan tulang rawan terputus, maka terjadilah nekrosis.6,8
Tulang rawan septum nasi yang tidak mendapatkan aliran darah
masih dapat bertahan hidup selama 3 hari, setelah itu kondrosit akan
mati dan resorpsi tulang rawan akan terjadi. Bila tidak segera
ditanggulangi, maka tulang septum nasi dan triangular kartilago dapat
ikut terlibat dan perforasi septum nasi dapat terjadi. Pada akhirnya
sedikit atau banyak akan terjadi parut dan hilangnya penyangga pada
kolumella, dan pelebaran dasar hidung.6,8
Jika ada fraktur tulang rawan, maka darah akan mengalir ke sisi
kontralateral dan terjadilah hematom septum bilateral. Hematom yang
septum nasi dapat terinfeksi dan akan cepat berubah menjadi abses
cavernous. 2,6
dan sumbatan hidung. Gejala khas pada hematoma septum ialah hidung
Gejalagejala ini dapat muncul segera atau umumnya dalam 2472 jam
setelah trauma. Pada anakanak, gejala yang umum terjadi ialah hidung
temperatur yang bervariasi juga dapat muncul.2,6
Gambar 8. Hematoma Septum Nasi bilateral
2.3.4 Diagnosis
Diagnosis umumnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
temuantemuan klinis. Pada anamnesis pasien hematoma septum nasi
dapat diawali dengan riwayat trauma sebelumnya, gangguan perdrahan,
bersin hebat dank eras, atau mengkonsumsi obat warfarin dan aspirin.
Keluhan tersebut dapat diikuti keluhan yang khas seperti adanya nyeri,
dan hidung terasa tersumbat. Selain itu, keluhan rinorea, demam, dan
anosmia juga dirasakan beberapa pasien dengan hematoma septum nasi.
Jika disertai dengan keluhan demam dapat dicurigai telah terjadi abses.
Keluhan tersebut dapat muncul segera atau umumnya dalam 2472 jam
setelah trauma. 6
Pada pemeriksaan fisik dengan inspeksi hidung terlihat
dorsum nasal. Palpasi hidung dapat dirasakan nyeri oleh pasien, teraba
ujung hidung yang lebih lunak, bengkak, juga dapat teraba krepitasi jika
disertai dengan fraktur os nasal dan deviasi septum. 6
Pada rinoskopi anterior dapat terlihat pembengkakan unilateral atau
kemerahan (cherry red) . pembengkakan pada he,atoma septum tidak
mereda dengan pemberian vasokontriktor topical, rinorea juga kadang
didapatkan. Otoskop kadang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
melakukan pemeriksaan rinoskopi anterior. Ketika melakukan evaluasi
rinoskopi anterior. Selanjutnya, fluktuasi yang sangat besar pada bagian
yang membengkak harus dicurigai telah terjadi nekrosis dari kartilago
septal. 6
Pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat diikuti dengan
pemeriksaan aspirasi dari edema yang terjadi untuk memastikan cairan
keganasan. 6,10
insisi. Alat yang dibutuhkan adalah lampu kepala, spekulum hidung,
Frazier tip suction, handscoen, jarum 1820G, spuit 5 cc, scalpel no.11,
nasal tampon, analgesik topikal, dan Penrose drain. Untuk analgesik
topikal, dapat diberikan Lidokain topikal atau Pontocaine atau lidokain
injeksi tanpa epinefrin, tidak melebihi dosis 5 mg / kg atau total 300
mg.6,8,10
Drainase yang segera dilakukan dapat mencegah terjadinya
normal saline. Irisan kecil dapat dibuat pada mukoperikondrium untuk
mencegah penutupan prematur dari insisi sebelumnya. Lalu pasang
tampon untuk menekan perikondrium kearah tulang rawan dibawahnya.
perdarahan, biasanya dipasang 23 hari dan ini juga berfungsi untuk
mencegah terjadinya akumulasi darah kembali. Pasien harus di follow
up adanya kemungkinan akumulasi kembali atau untuk tanda infeksi. 6,8
Drainase dapat dilakukan dengan anestesi lidokain atau pantokain
topical atau sediaan injeksi tanpa epinefrin dengan dosisi tidak melebihi
5 mg/kg atau total 300 mg. Pada anakanak drainase dilakukan dibawah
menggunakan suntik dengan jarum ukuran 1820 G.6
mencegah reakumulasi darah
Pasien harus di followup adanya kemungkinan akumulasi kembali
dimulai paling cepat 6 bulan setelah penyakit terkontrol. Pasien juga
struktur wajah untuk 1218 bulan kedepan. 7
Pada pasien baru yang mengalami trauma hidung ataupun trauma
diedukasi untuk segera membawa anak ke dokter bila terdapat tanda
mengakibatkan deformitas seperti “saddlenose”. Pada tipe2,3,4 akan
mengalami gangguan jalan nafas.1,2,5
Gambar 11. (1) Hidung normal, (2)Tipe 1, dengan depresi bagian atas puncak
hidung atau dorsum nasi minimal, dan 1/3 hidung bawah normal, (3) depresi
dorsum nasi (sedang-berat) dengan 1/3 hidung bawah relatif menonjol, (4)
depresi dorsum nasi (sedang-berat) dengan hilangnya puncak hidung dan
defisit 1/3 hidung bawah, (5) Catastrophic (berat) hilangnya dorsum nasi
dengan kehilangan signifikan dari struktur bagian bawah dan 1/3 atas hidung.
Streptococcus, Haemophilus influenzae, dan bakteri anaerob lain juga
menjadi agen patogen potensial terjadinya abses septum. Pembentukan
meningitis, abses serebral, empiema subarakhnoid, dan trombosis sinus
kavernosus.7
BAB III
RINGKASAN
Hematoma septum nasi adalah terkumpulnya darah diantara tulang rawan
septum nasi (kondrium) dan perikondrium septum nasi yang biasanya diakibatkan
oleh trauma pada daerah hidung.
Hematoma septum lebih sering terkena pada anakanak dan dapat terjadi
bahkan pada trauma yang ringan. Hidung pada anakanak sebagian besar
merupakan tulang rawan dan memiliki tulang hidung kecil yang lunak dan lebih
lentur, dan daya serap terhadap suatu gaya kecil, sehingga anakanak lebih rentan
timbul pada trauma wajah yang signifikan dan pada fraktur nasal. Hematoma
septum bisa saja muncul tanpa tandatanda trauma eksternal.
Penyebab utama terjadinya hematoma septum nasi adalah karena trauma
perdarahan, violent sneezing (bersin yang kuat sekali) dan dikarenakan obat
seperti aspirin dan warfarin, penyakitpenyakit kolagen vaskular juga diperkirakan
dapat menjadi penyebab hematoma septum.
Gejala yang meninjol pada hematoma septum ialah sumbatan hidung dan
rasa nyeri. Diagnosis umumnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan temuan
berbentuk bulat, licin, dan berwarna merah.
Penatalaksanaan pada hematoma septum nasi adalah drainase dan insisi.
Drainase yang segera dilakukan dapat mencegah terjadinya nekrosis tulang rawan.
Serta pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi dan komplikasi berupa abses.
Komplikasi lain yang dapat terjadi ialah deformitas hidung luar seperti hidung
pelana ”saddle nose”.
DAFTAR PUSTAKA