CRS Hifema
CRS Hifema
Penulis
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................ 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
usia anak dan dewasa muda mengalami sebagian besar cedera mata yang parah.
olah raga, dan kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan-keadaan yang paling
sering menyebabkan trauma mata. Trauma mata yang berat dapat menyebabkan
cedera multipel pada palpebrae, bola mata, dan jaringan lunak orbita.1
Salah satu di antara sekian banyak penyebab kebutaan, yang sering dijumpai
Walaupun mata mempunyai pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita,
kelopak mata dengan bulu matanya, dan jaringan lemak retrobulbar selain
terdapatnya refleks memejam dan mengedip, juga dengan telah dibuatnya macam-
macam alat untuk melindungi mata, tetapi mata masih sering mendapat trauma
dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak
mata, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan
Hifema dapat erjadi akibat suatu trauma tembus ataupun tumpul pada mata
yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar, dan dapat juga terjadi secara
spontan. Perdarahannya bisa juga bersal dari pembuluh darah kornea atau limbus
dan badan siliar. Pada pengamatan akan tampak darah dibalik kornea dan
3
menutupi gambaran iris. Hifema dapat disertai dengan atau tanpa perdarahan pada
konjungtiva.5,6,7
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata
1. Sklera, merupakan jaringan ikat yang kenyal dan merupakan bagian terluar
yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang
2. Jaringan uvea, merupakan jaringan vaskuler. Jaringan sklera dan uvea dibatasi
oleh ruang yan potensial yang mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan
pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakhoroid. Jaringan uvea ini
terdiri atas iris, badan siliar, dan khoroid. Pada iris didapatkan pupil, dan oleh
3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot
dilatator dipersarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar
mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak
dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris yang dibatasi
rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang
potensial antara retina dan khoroid sehingga retina dapat terlepas dari khoroid
5
yang disebut ablasi retina. Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan
bersifat gelatin yang hanya menempel pada papil saraf optik, makula dan pars
plana. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan
pada retina, maka retina akan robek dan akan terjadi ablasi retina. Lensa
siliar melalui zonula zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi
atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang
terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita. Sistem sekresi air
mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi
6
2.2 Definisi
Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik mata depan
yang bersal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah yang dapat
terjadi akibat trauma ataupun secara spontan, sehinnga darah terkumpul di dalam
bilik mata, yang hanya mengisi sebagian ataupun seluruh isis bilik mata depan.
Perdarahan bilik depan bola mata akibat rudapaksa ini merupakan akibat yang
paling sering dijumpai karena persentuhan mata dengan benda tumpul. Berat
ringannya traumatik hifema ini selain tergantung pada tingginya perdarahan juga
2.3 Etiologi
Penyebab tersering dari hifema adalah trauma, baik trauma tumpul maupun
Perdarahan dapat terjadi segera setelah trauma yang disebut perdarahan primer
atau perdarahan terjadi 5-7 hari sesudah trauma disebut perdarahan sekunder.
spontan dapat terjadi pada mata dengan rubeo iridis, tumor pada iris,
retinoblastoma dan kelainan darah. Hal ini mungkin akibat terjadinya kelemahan
2.4 Patofisiologi
Trauma merupakan penyebab tersering dari hifema. Oleh karena itu hifema
sering terutama pada pasien yang berusia muda. Trauma tumpul pada kornea atau
7
limbus dapat menimbulkan tekanan yang sangat tinggi, dan dalam waktu yang
singkat di dalam bola mata terjadi penyebaran tekanan ke cairan badan kaca dan
dan robekan pada kornea, sklera sudut iridokornea, badan siliar yang dapat
dari pembekuan darah terjadi cepat, sehingga pembuluh darah tidak mendapat
lagi.3,9
Pada proses penyembuhan, hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam
bentuk sel darah merah melalui sudut bilik mata depan atau kanal scelemn dan
permukaan depan iris. Penyerapan melalui dataran depan iris dipercepat oleh
enzim proteolitik yang dapat berlebihan di dataran depan iris. Sebagian darah
dalam bilik mata depan, dapat terjadi penimbunan pigmen ini ke dalam lapis
sentral sehingga terjadi perubahan warna kornea menjadi coklat yang disebut
imbibisi kornea.5,6
Sementara itu darah dalam bilik mata depan tidak sepenuhnya berbahaya,
namun bila jumlahnya memadai maka dapat menghambat aliran aquos humor ke
8
Gambar 2.2 Hifema : nampak darah pada bilik mata depan, hanya memenuhi sebagian
Gambar 2.3 Hifema : darah hampir memenuhi seluruh seluruh bilik mata depan
9
2.5 Gejala Klinis3
hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema
2.6 Diagnosis6,7,10
2.6.1 Anamnesis
Pada saat anamnesis kasus trauma mata ditanyakan waktu kejadian, proses
terjadi trauma dan benda yang mengenai mata tersebut. Bagaimana arah
datangnya benda yang mengenai mata itu, apakah dari depan, samping atas,
samping bawah atau dari arah lain dan bagaimana kecepatannya waktu mengenai
mata. Bahan benda penyebab trauma juga perlu diidentifikasi, apakah terbuat dari
kayu, besi atau bahan lainnya. Jika kejadian kurang dari satu jam maka perlu
trauma tersebut disertai dengan keluarnya darah , dan apakah pernah mendapatkan
pertolongan sebelumnya.
terjadi sebelum atau sesudah kecelakaan tersebut. Tanyakan juga ada atau
10
2.6.2 Pemeriksaan mata
dan menilai perdarahan ulang. Bila ditemukan kasus hifema, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan secara teliti keadaan mata luar, hal ini penting karena mungkin saja
pada riwayat trauma tumpul akan ditemukan kelainan berupa trauma tembus
kornea dan imbibisi kornea bila hifema sudah terjadi lebih dari 5 hari. Ditemukan
darah didalam bilik mata depan. Menentukan derajat keparahan hifema antara
lain:
Hyphaema tingkat 1: bila perdarahan kurang dari 1/3 bilik depan mata.
Hyphaema tingkat II: bila perdarahan antara 1/3 sampai 1/2 bilik depan
mata.
Hyphaema tingkat III bila perdarahan lebih dari ½ bilik depan mata.
2. Menurut Rakusin:
Hyphaema tingkat III: perdarahan mengisi 3/4 bagian bilik depan mata.
11
Gambar 2.5 Tingkatan grade hifema
endotel kornea. Keadaan iris dan lensa juga dicatat, kadang-kadang pada iris dapat
Akibat trauma yang merupakan penyebab hifema ini mungkin lensa tidak
berada ditempatnya lagi atau telah terjadi dislokasi lensa. Pada hifema sebaiknya
dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata untuk mengetahui apakah sudah terjadi
Penilaian fundus perlu dicoba tetapi biasanya sangat sulit sehingga perlu
pemeriksaan ini tidak mungkin karena terdapat darah pada media penglihatan.
4. X-ray
12
5. CT-scan orbita
6. Gonioskopi
2.7 Penatalaksanaan3,5,6,10,11
angkat (diberi alas bantal) kurang dari 600, hal ini akan mengurangi tekanan darah
2. Bebat mata
antara para ahli. Edward-Layden lebih condong untuk menggunakan bebat mata
13
pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi pergerakan bola mata
yang sakit, dan bila memungkinkan bisa pula kedua mata ditutup untuk
bebat pada kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah, cemas dan merasa
tidak enak, dengan akibat mata penderita tidak bisa istirahat. Akhirnya Rakusin
3. Pemakaian obat-obatan
14
Obat-obat lain Sedatif diberikan bila penderita gelisah, analgetik
a. Glaukoma sekunder
c. Tidak ada pengurangan dari tingginya hifema dengan perawatan non operasi
lubang yang kecil di limbus. Tindakan ini dilakukan bila terlihat tanda-tanda
imbibisi kornea, glaukoma, hifema penuh dan berwarna hitam atau bila darah
2.8 Komplikasi10
1. Perdarahan sekunder
Komplikasi ini sering terjadi pada hari ketiga sampai keenam. Sedangkan
karena iritasi pada iris akibat traumanya, atau merupakan lanjutan dari
perdarahan primernya.
2. Glaukoma sekunder
Insidensinya 20%.
3. Hemosiderosis kornea
Hemosiderosis ini akan timbul bila ada perdarahan atau perdarahan sekunder
tidak selalu permanen, tapi kadang-kadang dapat kembali jernih dalam waktu
2.9 Prognosis
Prognosis hifema tergantung pada jumlah darah di dalam bilik mata depan.
Bila darah sedikit di dalam bilik mata depan, maka darah ini akan hilang dan
jernih dengan sempurna. Sedangkan bila darah lebih dari setengah tingginya bilik
16
mata depan, maka prognosis buruk yang akan disertai dengan beberapa penyulit.
Hifema yang penuh di dalam bilik mata depan akan memberikan prognosis lebih
o Tingginya hifema
o Cara perawatan
17
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. RN
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Padang
3.2 Anamnesis
a. Keluhan Utama
Telah diperiksa di Bangsal Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal
19 April 2018 seorang pasien dengan keluhan utama pandangan mata kiri kabur
o Pandangan mata kiri kabur sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit.
melakukan smash dengan kuat dan cepat dari jarak ±1 meter tepat dari arah
18
o Pandangan ganda (-), mata merah (+), mata berair (-), penglihatan seperti
berawan (-)
o Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan sama dan tidak ada yang
menggunakan kacamata.
Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,6 0C
19
Thoraks : dalam batas normal
Status
OD OS
Oftalmikus
Visus tanpa
20 / 20 ½ / 60
koreksi
Refleks fundus + -
Aparatus
Lakrimasi N Lakrimasi N
lakrimalis
Konjungtiva
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
forniks
Kamera okuli
Cukup dalam Hifema (+) ±4 mm
anterior
Coklat Coklat
Iris
Rugae (+) Rugae (+)
20
Bulat Membayang bulat di superior
Pupil Rf +/+ Rf +↓/+↓
Ø 3 mm Ø 4 mm
Funduskopi :
Media Bening Keruh
Papil optik Bulat, batas tegas, c/d 0,3-0,4 Sulit dinilai
Pembuluh darah aa:vv = 2:3 Sulit dinilai
Retina Perdarahan (-), eksudat (-) Sulit dinilai
Makula Refleks fovea (+) Sulit dinilai
Tekanan bulbus
Normal (P) Normal (P)
okuli
Posisi bulbus
Ortho Ortho
okuli
Gerakan bulbus
Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
okuli
Pemeriksan
- -
lainnya
Gambar mata kiri saat pasien masuk :
21
Pemeriksaan Penunjang :-
Diagnosis Banding : -
Anjuran Terapi :
1. Bed rest total
2. Elevasi kepala 30-450
3. SA ed 3x1 OS
4. Posop ed 6x1 OS
5. LFX ed 6x1 OS
6. Methylprednisolone 1x32 mg
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
22
BAB IV
DISKUSI
pandangan mata kiri kabur sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
pasien sedang bermain bulu tangkis. Tiba-tiba lawan main melakukan smash
dengan kuat dan cepat dari jarak ±1 meter tepat dari arah depan pasien dan terjadi
RS Yos Sudarso dan langsung dirujuk ke RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Keluhan
mata merah (+) dan nyeri pada mata kiri saat kejadian (+).
yang mengenai mata kiri pasien. Saat terjadi trauma dari depan, akan dapat
dan jika mengenai pembuluh darah maka akan terjadi robekan pembuluh darah
mata kiri. Artinya darah tersebut setinggi 1/3 sampai 1/2 dari kornea. Dengan
demikian kita dapat mendiagnosis pasien dengan hifema traumatika grade II.
penatalaksanaan yaitu secara konservatif dan operatif. Sementara pada pasien ini
dilakukan bed rest total dan elevasi kepala 30-450. Bed rest total sangat penting
bagi pasien hifema traumatika karena jika pasien tersebut tetap bergerak atau
lebih berat dari perdarahan primer. Disamping itu, meninggikan kepala pasien
setinggi 30-450 penting untuk mempertahankan agar hifema tetap berada pada
23
kamera okuli anterior bagian inferior. Pasien hifema tidak diperkenankan untuk
tidur telentang tanpa meninggikan kepala karena posisi tersebut akan membuat
hifema masuk atau jatuh di pupil, akibatnya kondisi pasien akan semakin
memberat.
Pada pasien hifema ini sulfas atropin berperan sebagai midriatika yang berguna
Kedua obat ini memiliki efek aktivitas anti inflamasi. Posop memiliki efek
dexamethasone, sehingga posop ini menjadi pilihan sebagai anti inflamasi bagi
Selain itu antibiotik juga perlu diberikan pada pasien hifema traumatika
untuk mencegah terjadinya infeksi intraokular, dalam hal ini pada pasien
24
DAFTAR PUSTAKA
25