Anda di halaman 1dari 2

Jasa Perhotelan Yang Dikecualikan dan Tidak

Dikecualikan Sebagai Objek PPN


Oleh Raden Agus Suparman - April 09, 2015

Jenis barang dan jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah
sebagaimana diatur dalam Pasal 4A Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.
Pasal 4A ayat (3) huruf l Undang-Undang PPN menyebutkan bahwa jasa
perhotelan dikecualikan sebagai objek PPN. Tetapi tidak semua jasa yang
diberikan oleh hotel dikecualikan sebagai objek PPN. Ada beberapa jasa yang
menurut peraturan menteri keuangan bukan jasa perhotelan yang dikecualikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 43/PMK.010/2015


tentang Kriteria Dan/Atau Rincian Jasa Perhotelan Yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai mengatur sebagai berikut:

Jasa Perhotelan Yang Dikecualikan sebagai Objek PPN, terdiri dari:

 jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah


penginapan, motel, losmen, dan hostel, serta fasilitas yang terkait dengan
kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap; dan
 jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel,
rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel.

Tambahan jasa penyewaan kamar yaitu fasilitas penunjang yang terkait secara
langsung dengan jasa penyewaan kamar, antara lain pelayanan kamar (room
service), air conditioning, binatu (laundry and dry cleaning), kasur tambahan
(extrabed), furnitur dan perlengkapan tetap (fixture), telepon, brankas (safety
box), internet, televisi satelit/kabel, dan minibar.
Fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap
merupakan fasilitas yang terkait secara langsung dengan kegiatan jasa
penyewaan kamar dan semata-mata diperuntukkan bagi tamu yang
menginap, antara lain fasilitas olah raga dan hiburan, fotokopi, teleks, faksimile,
dan transportasi hotel (kendaraan antar-jemput) yang semata-mata untuk tamu
yang menginap. "Semata-mata diperuntukkan bagi tamu yang menginap"
biasanya berupa fasilitas gratis yang diberikan hotel. Cirinya hotel tidak
memberikan tambahan biaya. Walaupun ciri ini tidak disebutkan dalam peraturan
menteri keuangan. Karena jika setiap pengguna fasilitas boleh siapa saja dan
dikenai biaya artinya terpisah dengan penginapan dan penyewaan kamar.

Jasa Perhotelan Yang Tidak Dikecualikan sebagai Objek PPN, terdiri dari:

1. jasa penyewaan ruangan untuk selain kegiatan acara atau pertemuan di


hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel antara lain
penyewaan ruangan untuk anjungan tunai mandiri (ATM), kantor,
perbankan, restoran, tempat hiburan, karaoke, apotek, toko retail, dan
klinik;
2. jasa penyewaan unit dan/atau ruangan, termasuk tambahannya, di
apartemen, kondominium, dan sejenisnya, serta fasilitas penunjang terkait
lainnya; dan
3. jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh
pengelola jasa perhotelan.

Menurut Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan nomor 43/PMK.010/2015,


bahwa pengecualian jasa penyewaan unit dan/atau ruangan, termasuk
tambahannya, di apartemen, kondominium, dan sejenisnya, serta fasilitas
penunjang terkait lainnya dari kelompok jasa perhotelan yang tidak dikenai
Pajak Pertambahan Nilai, didasarkan atas izin usahanya.

Anda mungkin juga menyukai