Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).
BKP berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak
ketiga untuk dan atas nama pembeli;
BKP berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa
angkutan; atau
harga atas penyerahan BKP diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada
saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten.
harga atas penyerahan BKP tidak berwujud diakui sebagai piutang atau
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena
Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan
secara konsisten; atau
d. BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
terjadi, adalah pada saat yang terjadi lebih dahulu di antara saat:
harga atas penyerahan JKP diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada
saat diterbitkan faktur penjualan oleh PKP, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;
mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik
sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian
sendiri JKP.
g. Saat ekspor BKP Berwujud terjadi pada saat BKP dikeluarkan dari Daerah
Pabean.
h. Saat ekspor BKP tidak berwujud terjadi pada saat Penggantian atas BKP
Tidak Berwujud yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang
atau penghasilan.
i. Saat ekspor JKP terjadi pada saat Penggantian atas jasa yang diekspor
tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilan.
Selain Faktur Pajak yang dimaksud diatas PKP dapat menerbitakan Faktur pajak
Gabungan yang meliputi seluruh penyerahan BKP/JKP selama satu bulan
kalender, Faktur pajak tersebut harus dibuat paling lambat akhir bulan
penyerahan BKP/JKP.
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak
membuat atau membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat waktu selain wajib
menyetor PPN yang terutang juga dikenakan sangsi berupa denda sebesar 2%
dari Dasar Pengenaan Pajak (Pasal 14 UU KUP).
Disamping itu, Faktur pajak diterbitkan oleh PKP tetapi telah melewati jangka
waktu 3 bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat, dianggap tidak
menerbitkan Faktur Pajak. Dan bagi PKP pembeli/penerima BKP/JKP PPN yang
tercantum di Faktur Pajak tersebut tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak
Masukan.