Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Sectio Caesarea dengan Plasenta Previa

A. Definisi Sectio Caesarea


Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Muchtar, 2013). Sectio
caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram (Ilmu Kebidanan, 2014).
Sectio caesarea merupakan suatu tindakan pembedahan untuk
mengeluarkan janin dari dalam rahim dengan cara insisi pada dinding abdomen
dan dinding uterus dan merupakan pilihan terbanyak wanita saat melahirkan baik
karena alasan medis maupun karena alasan non medis (Tahuru, 2014).

B. Indikasi Sectio Caesarea


Muchtar (2013) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi
indikasi dilakukan sectio caesarea, diantaranya yaitu:
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
2. Panggul sempit,
3. Disproporsi sefalo-pelvik
Ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul.
4. Ruptura uteri mengancam
5. Partus lama (prolonged labor)
6. Partus tak maju (obstructed labor)
7. Distosia serviks
8. Pre-eklamsi dan hipertensi
9. Malpresentasi janin :
a. Letak lintang ;
1) Bila ada kesempitan panggul, maka seksio sesarea adalah cara yang
terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar
biasa
2) Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan
seksio sesarea, walau tidak ada perkiraan panggul sempit
3) Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan
caracara lain.
b. Letak bokong ; Sectio caesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :
1) Panggul sempit
2) Primigravida
3) Janin besar dan berharga
c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain
tidak berhasil. Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.
d. Sectio caesarea dianjurkan:
1) Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (shoulder
presentation)
2) Bila terjadi interlok (locking of the twins)
3) Distosia oleh karena tumor
4) Gawat janin

C. Komplikasi Sectio Caesarea


1. Infeksi Puerpuralis
a. Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
b. Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi
atau perut sedikit kembung
c. Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini
sering kita jumpai pada partus terlantar dimana sebel umnya
telah terjadi infeksi intrapartum karena ketuban yang telah pecah
terlalu lama.
2. Pendarahan disebabkan karena :
a. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
b. Atonia Uteri
c. Pendarahan pada placenta bled
3. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonalisasi terlalu tinggi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi
ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio
caesarea klasik.
D. Definisi Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (FKUI, 2000).
Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi
plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta
menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.
E. Etiologi
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa
diantaranya adalah mencakup:
1. Perdarahan (hemorrhaging)
2. Usia lebih dari 35 tahun
3. Multiparitas
4. Pengobatan infertilitas
5. Multiple gestation
6. Erythroblastosis
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya
8. Keguguran berulang
9. Status sosial ekonomi yang rendah
10. Jarak antar kehamilan yang pendek
11. Merokok
Menurut Hanafiah (2004) klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan
menjadi 4 derajat yaitu:
1. Total bila menutup seluruh serviks
2. Partial bila menutup sebagian serviks
3. Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir
tertutup oleh plasenta).
4. Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan jalan lahir).

F. Faktor Predisposisi
Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat
mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah:
1. Melebarnya pertumbuhan plasenta:
2. Kehamilan kembar (gamelli).
3. Tumbuh kembang plasenta tipis.
4. Kurang suburnya endometrium:
a. Malnutrisi ibu hamil.
b. Melebarnya plasenta karena gamelli.
c. Bekas seksio sesarea.
d. Sering dijumpai pada grandemultipara.
3. Terlambat implantasi:
a. Endometrium fundus kurang subur.
b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula
yang siap untuk nidasi.

Menurut penelitian Wardana (2007) yang menjadi faktor risiko plasenta


previa yaitu:
1. Risiko plasenta previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih
besar dibandingkan dengan umur < 35.
2. Risiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar dibandingkan
primigravida.
3. Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih
besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus.
4. Riwayat seksio sesaria ditemukan sebagai faktor risiko terjadinya plasenta
previa. Melahirkan dengan operasi caesar mengakibatkan parut di dalam
rahim. Kejadian meningkat pada wanita yang sudah melakukan 2 kali atau
lebih operasi caesar

G. Patofisiologi
Menurut Chalik (2002), pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada
trisemester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai
terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan.
Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuknya dari jaringan maternal yaitu
bagian desidua basalis yang tumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya
istmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi
disitu sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada tapaknya.
Demikian pula pada waktu servik mendatar dan membuka ada bagian tapak
plasenta yang lepas. Pada tempat laserasi itu akn terjadi perdarahan yang berasal
dari sirkulasi maternal yaitu ruang intervillus dari plasenta. Oleh sebab itu,
perdarahan pada plasenta previa betapapun pasti akan terjadi oleh karena segmen
bawah rahim senantiasa terbentuk Perdarahan antepartum akibat plasenta previa
terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan servik menyebabkan
sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena
robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan karena
ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti
pada plasenta letak normal.

H. Manifestasi Klinis
Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya
adalah:
1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
2. Darah biasanya berwarna merah segar.
3. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
4. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.
5. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak
fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi
perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.
I. Komplikasi
Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut:
1. Pada ibu dapat terjadi:
2. Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
3. Anemia karena perdarahan
4. PlasentitisEndometritis pasca persalinan
5. Pada janin dapat terjadi: Persalinan premature
J. Prognosis
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat
menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya.
Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah
kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa
meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio. Kematian ibu disebabkan
karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated Intravascular
Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat disebabkan karena
komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia
post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion
(Hanafiah, 2004).
Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan
kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan
memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang
tidak menderita plasenta previa. Risiko kematian neonatal juga meningkat pada
bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004).
K. Asuhan Keperawatan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature
9. Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur
kehamilan < 37 minggu.

DATA SISTEM PENGKAJIAN


1. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1) Rambut dan kulit :
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu
dan linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen
dan paha.
- Laju pertumbuhan rambut berkurang.
2) Wajah
- Mata : pucat, anemis
- Hidung
- Gigi dan mulut
- Leher
3) Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
4) Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan
pembulu darah pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meningga.
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
5) Abdomen
- Menentukan letak janin
- Menentukan tinggi fundus uteri
6) Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna
kebiruan ( tanda Chandwick)
- Hipertropi epithelium
7) System musculoskeletal
- Persendian tulang pinggul yang mengendur
- Gaya berjalan yang canggung
- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan
dengan diastasis rectal
b. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin
5) Pemeriksaan Diagnostik
- USG untuk diagnosis pasti, yaitu untuk menentukan letak
plasenta.
- Pemeriksaan darah: Hb, Ht (Roeshadi, 2004).
c. Diagnosa Keperawatan
1) Sectio caesarea
- Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Nyeri akut
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh
- Ketidakefektifan pemeberian ASI
- gangguan eliminasi
- gangguan pola tifur
2) Plasenta previa
- kekurangan volume cairan
- perubahan perfusi jantung
- penurunan curah jantung
- resiko perdarahan
DAFTAR PUSTAKA
FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta.
Cunningham, FG, Norman, F, Kenneth, J, Larry, C & Katharine, D 2006, Obstetri
williams, Edisi ke 21, EGC, Jakarta.

Hanafiah, TM 2004, Plasenta previa, diakses tanggal 1 Juni 2009,


http://library.usu.ac.id

Manuaba, IBG 2003, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga


berencana untuk pendidikan bidan, EGC, Jakarta.

McCloskey & Bulechek. 2000. “Nursing interventions classification (NIC)”,


United States of America, Mosby.

Muctar, R. (2013). Sinopsis Obstetri. 3rd. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC

Prawirohardjo. S, Ilmu Kebidanan, Ed. III, cet.II, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 1992,hal.365-376.

Roeshadi, RH 2004, Gangguan dan penyulit pada masa kehamilan, diakses


tanggal 12 Mei 2008, http://library.usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 6 Evaluasi
    Bab 6 Evaluasi
    Dokumen20 halaman
    Bab 6 Evaluasi
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan Yenizar Dwi Putri
    Bab 1 Pendahuluan Yenizar Dwi Putri
    Dokumen7 halaman
    Bab 1 Pendahuluan Yenizar Dwi Putri
    Phutrie Gunawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Lengkap
    Bab Lengkap
    Dokumen36 halaman
    Bab Lengkap
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Rencana Strategi Dan Poa
    Bab 4 Rencana Strategi Dan Poa
    Dokumen12 halaman
    Bab 4 Rencana Strategi Dan Poa
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen5 halaman
    Attachment
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Fix Ronde
    BAB 5 Fix Ronde
    Dokumen32 halaman
    BAB 5 Fix Ronde
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Gadar Stroke
    Gadar Stroke
    Dokumen37 halaman
    Gadar Stroke
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Format BBL
    Format BBL
    Dokumen13 halaman
    Format BBL
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Penerimaan Pasien Baru Cendana
    Laporan Penerimaan Pasien Baru Cendana
    Dokumen15 halaman
    Laporan Penerimaan Pasien Baru Cendana
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • LP Asfiksia Neonatorum
    LP Asfiksia Neonatorum
    Dokumen13 halaman
    LP Asfiksia Neonatorum
    Irwan Basri S Kep
    Belum ada peringkat
  • Format BBL Edit Lengkap
    Format BBL Edit Lengkap
    Dokumen19 halaman
    Format BBL Edit Lengkap
    Muhammad Ikhwanul Hakim
    Belum ada peringkat
  • THALASEMIA
    THALASEMIA
    Dokumen15 halaman
    THALASEMIA
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • BAB I New Menejemen
    BAB I New Menejemen
    Dokumen60 halaman
    BAB I New Menejemen
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Disminore
    Disminore
    Dokumen62 halaman
    Disminore
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • DX Komunikasi
    DX Komunikasi
    Dokumen45 halaman
    DX Komunikasi
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Disminore
    Disminore
    Dokumen62 halaman
    Disminore
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Ppok
    Ppok
    Dokumen32 halaman
    Ppok
    Om Zainul
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Post Date
    Laporan Pendahuluan Post Date
    Dokumen17 halaman
    Laporan Pendahuluan Post Date
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Isolasi Sosial
    Isolasi Sosial
    Dokumen26 halaman
    Isolasi Sosial
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Ppok
    Ppok
    Dokumen32 halaman
    Ppok
    Om Zainul
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan SC Panggul Sempit
    Laporan Pendahuluan SC Panggul Sempit
    Dokumen10 halaman
    Laporan Pendahuluan SC Panggul Sempit
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Komunitas Konsep KLG 1 Lanjutan
    Komunitas Konsep KLG 1 Lanjutan
    Dokumen20 halaman
    Komunitas Konsep KLG 1 Lanjutan
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Universitas Airlangga
    Universitas Airlangga
    Dokumen2 halaman
    Universitas Airlangga
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Tren Isu Abortus
    Tren Isu Abortus
    Dokumen1 halaman
    Tren Isu Abortus
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • EDM
    EDM
    Dokumen28 halaman
    EDM
    Bella Martha Lena
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Abses Paru
    Lapsus Abses Paru
    Dokumen19 halaman
    Lapsus Abses Paru
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Trend Dan Issue Kep
    Trend Dan Issue Kep
    Dokumen15 halaman
    Trend Dan Issue Kep
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Fix Bells Palsy
    Fix Bells Palsy
    Dokumen19 halaman
    Fix Bells Palsy
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat