Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENANGANAN KASUS TERSEDAK


DI SMA NEGERI 1 GURAH

Oleh :

Kelompok 3

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
KEDIRI 2018
LEMBAR PENGESAHAN

FILDWORK

PENANGANAN KASUS TERSEDAK


DI SMA N 1 GURAH

Oleh Kelompok 3 dengan anggota sebagai berikut :


David Dwi Sukma P 201601129
Febrim Eko Haryono 201601132
Hanifah Auliya 201601133
Haryo Yudanto 201601134
Oktalia Citra Rahayu 201601140
Setyo Herlina 201601144
Samsudin 201601148

Pare, Februari 2018

Panitia

Ketua Panitia, Seketaris,

Haryo Yudanto Hanifah Auliya


NBM 201601134 NBM 201601133

Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Widyasih Sunaringtyas, M.Kep Didit Damayanti, M.Kep

Mengetahui
Ketua Prodi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Karya Husada Kediri

Farida Hayati, M.Kep


LEMBAR PERSETUJUAN
PENGABDIAN MASYARAKAT

PENANGANAN KASUS TERSEDAK


DI SMA N 1 GURAH

Ketua Kelompok Dosen Pembimbing

Didit Damayanti,M.Kep
Haryo Yudanto
NIDN: 07-23108401
NIM. 201601134

Mengetahui
Kaetua Prodi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Karya Husada

Farida Hayati, M.Kep


NIDN: 07-09037110
LEMBAR PENGESAHAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
PENANGANAN KASUS TERSEDAK
DI SMA N 1 GURAH

Pembimbing II Pembimbing II

Didit Damayanti,M.Kep Widyasih Sunaringtyas, M.Kep


NIDN: 07-23108401 NIDN.07-11087204

Mengetahui

Ka Prodi S1 Keperawatan Perangkat Penanggung Jawab


STIKES Karya Husada Di Tempat Kegiatan

Farida Hayati, M.Kep


(.................................................)
NIDN: 07-09037110
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

JUDUL KEGIATAN : PENGARUH


PENANGANAN TEKHNIK
RELAKSASI DAN DISTRAKSI
TERHADAP PENURUNAN NYERI
HAID (DISMINORE)

KETUA PELAKSANA : Widyasih, Sumaringtyas,M.Kep


A. NIDN : 07-1108-7204
B. JABATAN FUNGSIONAL : Asisten Ahli
C. PROGRAM STUDI : Keperawatan
ANGGOTA DOSEN :-
ANGGOTA MAHASISWA : Hanifah Auliya
Haryo Yudanto
Oktalia Citra Rahayu
Samsudin
ANGGOTA ALUMNI :-
TEKNIS/LABORAN :-
ADMIN :-
TEMPAT :SMA N 1 Gurah
TANGGAL : 18-20 April 2018
BIAYA : Rp. 1.823.400

Mengetahui, Ketua Pelaksana


Ka STIKES Karya Husada

Reni Yuli Astutik,SsiT.,M.Kes Didit Damayanti,M.Kep


NIDN.07-1407-8001 NIDN: 07-23108401

Menyetujui,
KETUA LPM

Siti Aisyah, SsiT.,M.Kes


NIDN. 07-2610-7401
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena

atas berkah, rahmat, limpahan dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan proposal kegiatan Field Work yang berjudul “Pertolongan Pada

Orang Tersedak dan Penanganan Luka di SMA Negeri 1 Pare” tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun proposal kegiatan ini tidak lepas

dengan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penyusun banyak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Reni Yuli Astutik, SST., M.Kes, selaku ketua STIKES Karya Husada Kediri

2. Hj. Farida Hayati, M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES

Karya Husada Kediri

3. Widyasih Sunaringtyas, M.Kep. dan Didit Damayanti, M.Kep selaku

pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan banyak masukan

dalam penyusunan proposal kegiatan Field Work ini.

4. Kepala Sekolah SMA N 1 Pare Kabupaten Kediri yang memberikan izin

untuk rencana kegiatan Field work yang akan dilaksanakan.

5. Teman-teman kelompok yang telah ikut bekerjasama dalam penyusunan

proposal kegiatan Field Work sehingga dapat diselesaikan dengan tepat

waktu

6. Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat kami sebutkan

satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyususnan proposal

kegiatan Field Work ini.


Semoga amal kebaikan kalian yang telah membantu terlaksananya kegiatan Field

Work ini memperoleh balasan dari Allah SWT. Amin.

Kelompok menyadari proposal kegiatan Field Work ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaan kegiatan ini. Harapan penyusun semoga proposal kegiatan Field

Work ini bermanfaat bagi pengembangan pengatahuan khususnya ilmu

keperawatan.

Pare, Februari 2018

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah

menjadi tugas dari petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut.

Tidak menutup kemungkinan keadaan tersebut terjadi didaerah sulit untuk

membantu korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan (Sudiharto &

Sartono, 2011). Kegawatdaruratan secara umum adalah suatu keadaan dimana

seseorang pada suatu kondisi ancaman kematian yang memerlukan

pertolongan secara guna menghindari kecacatan dan kematian (Nursana,

2013). Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di waktu

yang akan datang. Mungkin kita akan menemui kondisi yang mengharuskan

kita mengatasi kegawatan, maka bagi orang awam perlu memahami dan

mampu memberikan pertolongan pada keadaan kegawatan.

Kejadian gawat darurat sering terjadi tanpa adanya tenaga kesehatan. Untuk

itu pengenalan dan pelatihan penanganan kegawatan untuk orang awam perlu

dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Demikian juga di lingkungan

sekolah. Walaupun di ruang lingkup sekolah merupakan tempat

berkumpulnya orang-orang dewasa dengan basic pendidikan non kesehatan,

sehingga memerlukan program eduksi penangan kegawatan untuk seluruh

siswa dan pegawai di lingkungan sekolah.


Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang rentan terjadi masalah

kegawatdaruratan, secara tidak langsung disekolah tempat anak beraktivitas

dan bergaul dengan teman sebaya nya. Banyak kegiatan yang dilakukan

disekolah dan tidak menutup kemungkinan terjadi musibah atau

Dalam paradigma kegawatan, masyarakat umum kita di kelompokan menjadi

dua, yaitu awam dan awam khusus. Awam adalah orang yang benar-benar

tidak tahu tentang kesehatan, sedangkan awam khusus adalah orang yang

telah mendapatkan pengetahuan dan pelatihan tenatang penanganan

kegawatan.

Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena

dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau

menyeluruh sehingga hanya dalam hitung menit klien akan kehilangan reflek

nafas, denyut jantung dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam

bahasa lain kematian dari individu tersebut. Berikut adalah penjelasan

mengenai tersedak dan penangannya.

Tersedak menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan di sekitar

tenggorokan (laring) atau saluran pernapasan (trakea). Aliran udara menuju

paru-paru pun terhambat sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ

tubuh lain terputus. Karena itu perlu dilakukan tindakan pertama yang efektif

untuk menyelamatkan nyawa dengan tindakan.

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya

adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai


barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan

metabolisme.

Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cidera atau

pembedahan . Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat

terjadi ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia gesekan trauma tekanan

dan radiasi. Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi

organ tubuh kembali pulih, ditunjukan dengan respon yang berurutan dimana

sel secara besama sama berinteraksi, melalukan tugas dan fungsi secara

normal..

Dalam paradigma kegawatan, masyarakat umum kita di kelompokan menjadi

dua, yaitu amam dan awam khusus. Awam adalah orang yang benar-benar

tidak tahu tentang kesehatan, sedangkan awam khusus adalah orang yang

telah mendapatkan pengetahuan dan pelatihan tenatang penanganan

kegawatan.

1.2 Rumusan Masalah

Pelatihan pertolongan pada orang tersedak dan penangan luka merupakan

suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh siswa untuk memberikan

pertolongan orang yang tersedak atau penagan pada orang yang mengalami

luka. Untuk itu kami mahasiswa/i prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Karya

Husada Kediri angkatan 2016 peduli terhadap para siswa/i SMA N 1 Pare

Kabupaten Kediri, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat untuk


membantu mengajarkan kepada masyarakat tentang pelaksanaan pertolongan

pertama yang dapat terjadi pada semua orang.

1.3 Tujuan

Dalam rangka meningkatkan potensi mahasiswa/i sebagai wujud pengabdian

kepada masyarakat, kami sebagai mahasiswa/i S1 Ilmu Keperawatan STIKES

Karya Husada Kediri bermaksud mengadakan pelatihan pertolongan pada

orang tersedak dan penanganan luka. Setelah diadakannya kegiatan ini

diharapkan kegiatan ini peserta mampu:

1) Mengenal tanda-tanda kegawatan, khususnya adanya sumbatan jalan

nafas akibat tersedak.

2) Mampu melakukan tehnik-tehnik pembebasan jaan nafas akibat tersedak.

3) Mampu membedakan klasifikasi luka

4) Mampu melakukan tehnik-tehnik balutan untuk penangan luka.

1.4 Manfaat

1) Mengerti tentang kegawatan pasien tersedak

2) Mampu memberikan pertolongan pada pasien tersedak

3) Memberdayakan siswa/i agar bisa membantu pertolongan pada orang

tersedak.

4) Mengerti tentang kegawatan pasien luka

5) Mampu memberikan pertolongan pada pasien yang mengalami luka

6) Memberdayakan siswa/i agar bisa membantu pertolongan pada orang

yang mengalami luka.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tersedak

2.1.1 Definisi

Tersedak (Choking) adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing

secara total atau sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas

dan kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan kematian

(Bagian Diklat RSCM, 2015). Tersedak merupakan pembunuh tercepat,

lebih cepat dibandingkan gangguan breathig dan circulation. Pada orang

dewasa, tersedak paling sering terjadi ketika makanan tidak dikunyah

sempurna, serta makan sambil berbicara dan tertawa. Pada anak-anak,

penyebab tersedak adlah tidak dikunyahnya makanan dengan sempurna

dan makan terlalu banyak pada satu waktu.

2.1.2 Gejala

Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk, hal ini

normal karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk

mengeluarkan benda asing dari tenggorokkan. Akan tetapi semakin besar

benda yang masuk maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang

tercekik (Choking) seperti : sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak,

mengi, hingga tidak nafas dan ini perlu tindakan medis yang segera untuk

menggindari gawat nafas.


Apabila tersedak terjadi pada usia blita, maka balita tersebut akan

memegang lehernya yang merasa tercekik. Apabila tersedak dalam

katagori ringan maka ditandai dengan batuk-batuk hingga muntah. Apabila

tersedak dengan katagori berat maka ditandai dengan batuk-batuk yang

semakin lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk sama sekali.

Wajah membiru dan kemudian pingsan.

2.1.3 Klasifikasi

1. Obstroksi total yaitu penyumbatan saluran pernapasan secara total

sehingga klien tidak dapat bernafas sama sekali, dan harus segera ditolong

karena dalam beberapa menit klien akan mengaami kematian yang

permanen. Bila terjadi obstruksi total maka akan terjadi atelektasis.

2. Fenomena check valve / Parsial yaitu pembuntuan saluran nafas secara

parsial atau tidak total, sehingga klien masih dapat bernafas tetapi kurang

adekuat, dan benda asing harus segera dikeluarkan karena akan

mempengaruhi pasokan O2 jaringan. Tetapi pengeluaran benda asing

tersebut harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, karena

ditakutkan akan terjadi sumbatan total bila dilakukan oleh orang yang

tidak berpengalaman. Bila obstruksi parsial maka dapat terjadi

emphisema paru.

2.1.4 Penanganan

Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat.

Penyelamatan harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak

menunjukkan tanda-tanda penyumbatan yang berat yaitu tanda-tanda


pertukaran udara yang buruk dan kesulitan bernafas, anatara lain batuk

tanpa suaram kebiruan dan ketidakmampuan untuk berbicara atau

bernapas. Korban dapat sambil memegang atau mencengkeram lehernya.

Hal itu merupakan tanda umum dari tersedak. Segera tanyakan, “apakah

anda tersedak?” Jika korban mengiyakan dengan bersuara dan masih

dapat bernapas, ini dapat menunjukkan korban mengalami sumbatan

saluran napas yang ringan. Jika korban mengiyakan dengan

menganggukkan kepalanya tanpa bicara, ini dapat menunjukkan korban

mengalami sumbatan saluran napas yang berat. Pada bayi yang tersedak,

harus diperhatikan apakah ada perubahan sikap bayi tersebut karena

mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak. Perubahan yang

mungkinterlihat mungkin adalah kesulitan bernapas, bauk yang lemah, dan

suara tangisan lemah.

Ketika yang ditemukan adalah tanda-tanda sumbatan ringan dan korban

dapat batuk, jangan menghalangi proses batuk dan usaha bernapas

spontan dari korban. Jika batuk pada korban menjadi tanpa suara,

kesulitan bernapas meningkat, dan disertai suara napas tidak biasa pada

korban, jika korban menjadi tidak sadarkan diri yang merupakan tanda-

tanda penyumbatan berat, segera aktivasi SPGDT. Jika terdapat lebih dari

satu penyelamat, satu penyelemat mengaktivasi SPGDT dan satu

penyelamat lagi membantu korban.


Terdapat beberapa manuver yang terbukti efektif untuk menangani

tersedak, antara lain back blow (tepukan di punggung), abdominal trust

(hentakan pada perut) disebut juga dengan manuver heimlich, dan chest

thrust (hentakan pada dada).

Tepukan di punggung (back blow) dilakukan dengan memberikan lima

kali tepukan di punggung korban. Berikut cara melakukan tepukan di

punggung (back blow) :

1) Berdiri di belakang korban dan sedikit bergeser kessamping.

2) Miringkan korban sedikit ke depan dan sangga dada korban dengan

satu tangan.

3) Berikan lima kali tepukan di punggung bagian atas di antar tulang

belikat menggunakan tangan bagian bawah.

Namun, untuk mempermudah, jika menemukan orang tersedak disarnkan

untuk langsung melakukan manuver hentakan pada perut sampai sumbatan

hilang. Yang perlu diingat adalah manuver hentakan pada perut hanya

boleh dilakukan untuk anak berusia diatas 1 tahun dan dewasa. Manuver

hentakan pada perut dapat membuat korban batuk yang diharapkan cukup

kuat untuk menghilangkan sumbatan pada saluran napas. Manuver pada

perut membuat tekanan (penekanan) pada paru-paru dan memaksa udara

keluar. Udara yang keluar dipaksa juga akan memaksa keluar benda yang

membuat korban tersedak. Berikut cara melakukan manuver pada perut :


1) Miringkan korban sedikt ke depan dan berdiri di belakang korban dan

letakkan salah satu kaki di sela kedua kaki korban.

2) Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain menggenggam

kepalan tangan tersebut. Lingkarkan tubuh korban dengan kedua

lengan kita.

3) Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di

bawah tulang dada atau di ulu hati.

4) Buat gerakan ke dalam dan keatas secara cepat dan kuat untuk

membantu korban membatukkan benda yang menyumbat saluran

napasnya. Manuver ini terus diulang hingga korban dapat kembali

bernapas atau hingga korban kehilangan kesadaran.

Gambar 2.1 Manuver hentakan pada perut (Heimlich)

Jika korban kesadaran, baringkan korban secara perlahan sehingga

posisinya terlentang dan mulai lakukan RJP. Setiap saluran napas dibuka

saat RJP, penyelamatan harus memeriksa apakah terdapat benda asing

pada mulut korban dan mengambilnya apabila menemukannya.


Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan,

manuver hentakan pada perut mungkin tidak efektif. Pada keadaan-

keadaan tersebut, dapat dilakukan manuver hentakan pada dada. Berikut

cara melakukan manuver pada dada :

1) Letakkan tanggan di bawah ketiak korban

2) Lingkari dada korban dengan lengan kita

3) Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di tengah-tengah tulang dada

korban (Sama seperti tempat melakukan penekanan dada pada RJP).

4) Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan hentakan

ke dalam dan ke atas.

Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak

direkomendasikan untuk bayi denggan usia di bawah 1 tahun karena dapat

menyebabkan cedera pada organ dalamnya sehingga untuk mengatasi

tersedak dilakukan manuver tepukan di punggung dan hentakan pada dada.

Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada

pada bayi :

1) Posisikan bayi menelungkup seperti pada gambar 2.2 dan lakukan

tepukan di pungung dengan menggunakan pangkal telapak tangan

sebanyak lima kali.


Gambar 2.2 Tepukan di punggung pada anak dibawah 1 tahun

2) Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas

menopang bagian belakang kepala bayi sehingga bayi berada di antara

kedua tangan kita (tangan satu menompang bagian belakang kepala

bayi, dan datunya menompang mulut dan jah bayi).

3) Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menegadah dengan

telapak tangan yang berada di atas paha menompang belakang kepala

bayi dan tangan lainnya bebas seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Dorongan pada dada pada anak dibawah 1 tahun

4) Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak lima kali dengan

menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang bebas di tempat

yang sama dilakukan RJP pada bayi.

5) Jika korban tidak sadar, lakukan RJP.


BAB 3

RENCANA KEGIATAN

3.1 Nama dan Tema Kegiatan

Nama : Pengabdian masyarakat (Field Work)

Tema kegiatan : Pendidikan Kesehatan dan Pelatihan Pengaruh Tekhnik

Relaksasi dan Distraksi Terhadap Penurunan Nyeri

Haid atau Dismenore di SMAN 1 Gurah

3.2 Sasaran dan Tempat Kegiatan

a. Hari 1 :

Pelaksanaan : Pembentukan kader dan Pembentukan struktur organisasi

pelaksana PMR, pendidikan kesehatan dan pelatihan pengaruh tekhnik

relaksasi dan distraksi terhadap penurunan nyeri haid atau dismenore

Sasaran : Kader PMR SMAN 1 Gurah, siswi kelas X dan siswi kelas XI.

b. Hari II :

Pelaksanaan : Melakukan simulasi pengaruh tekhnik relaksasi dan

distraksi untuk mengatasi dismenore. Adapun langkah-langkah sebagai

berikut :

Langkah I: Memahami tentang pengaruh tekhnik relaksasi dan distraksi

terhadap penurunan nyeri haid atau dismenore.


Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tekhnik relaksasi dan

distraksi terhadap penurunan nyeri haid atau dismenore oleh masing-

masing peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang

dihadapinya. Hasil dari langkah pertama adalah kelompok memiliki

daftar masalah.

Langkah II: Cara menyelesaikan masalah

Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi

bagaimana cara mengatasi dismenore menggunakan tekhnik relaksasi dan

distraksi yang terjadi berdasarkan daftar masalah yang sudah dibuat.

Langkah III: Memilih cara penurunan nyeri haid menggunakan tekhnik

relaksasi dan distraksi.

Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara

penyelesaian masalah dismenore dengan mempertimbangkan faktor

pendukung dan penghambat dalam menurunkan nyeri haid atau

dismenore. Hasil dari langkah ketiga ini adalah daftar cara penyelesaian

masalah dismenore yang dipilih.

Langkah IV: Melakukan tindakan penyelesaian masalah dismenore

dengan menggunakan tekhnik relaksasi dan distraksi.

Pemberian materi dan simulasi tentang tekhnik relaksasi dan distraksi.

Tiap peserta melakukan bermain peran cara menyelesaikan masalah yang


dipilih. Hasil dari langkah keempat adalah kelompok memiliki daftar

penyelesaian masalah yang sudah dilatih.

Langkah V : Tahap implementasi.

Kegiatan yang dilakukan adalah: menyusun jadwal kegiatan menyusun

topik pertemuan, menyusun leader pertemuan (leader yang dipilih

merupakan anggota kelompok itu sendiri dan setiap anggota kelompok

mempunyai kesempatan untuk menjadi leader), melaksanakan lima

langkah kegiatan penurunan nyeri haid menggunakan tekhnik relaksasi

dan distraksi yang dimulai dengan pembukaan, kerja dan penutup,

mencatat kemampuan yang dimiliki oleh kelompok, melakukan evaluasi

pelaksanaan kegiatan kelompok.

Sasaran : Kader PMR SMAN 1 Gurah, siswi kelas X dan siswi

kelas XI.

c. Hari III :

Pelaksanaan : Pendidikan kesehatan dan pelatihan Pengaruh Tekhnik

Relaksasi dan

Distraksi pada remaja putri yang mengalami dismenore

oleh Kader kepada siswi dan didampingi oleh fasilitator.

Sasaran : Sebagian siswi kelas X dan XI SMAN 1 Gurah


3.3 Panitia Pelaksanaan Kegiatan

Pelindung : Ketua STIKES Karya Husada Kediri

Penasehat : Ketua Prodi S1 Ilmu Keperawatan

Pembimbing 1 : Widyasih S, S.Kep.Ns., M.Kep

Pembimbing 2 : Didit D, S.Kep. Ns., M.Kep

Ketua Panitia : Haryo Yudanto

Sekretaris : Hanifah Auliya

Bendahara : Oktalia Citra Rahayu

Sie Acara : David Dwi Sukma P

Sie Perlengkapan : Febrin Eko Haryono

Sie Konsumsi : Setyo Herlina

Sie Dokumentasi : Samsudin

3.4 Susunan Pelaksanaan Kegiatan

Tahap Tanggal Waktu Jenis kegiatan

1 10-03-2018 10.00 WIB Meeting Field Work

2 26-03-2018 11.00 WIB Survei Pendahuluan

3 17-04-2018 10.00 WIB Kontrak Kader dan Ijin

melaksanakan kegiatan

4 18-04-2018 14.00 WIB Pelatihan Kader dan pembentukan

struktur organisasi PMR


5 18-04-2018 14.300 WIB Melakukan simulasi tekhnik

relaksasi dan distraksi terhadap

penurunan nyeri haid atau

dismenore.

6 18-04-2018 14.30 WIB Pendidikan kesehatan dan pelatihan

pengaruh tekhnik relaksasi dan

distraksi terhadap penurunan nyeri

haid atau dismenore.

7 20-04-2018 11.00 WIB Evaluasi

3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan Pendidikan kesehatan dan pelatihan pengaruh

tekhnik relaksasi dan distraksi terhadap penurunan nyeri haid atau dismenore

di SMA Negeri 1 Gurah

Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Penanggung

Jawab

18-04-2018 13.00-14.00 WIB Pembentukan struktur Panitia

organisasi

14.00-14.30 WIB Pendidikan kesehatan dan Panitia

pelatihan Pemberian Tekhnik


Relaksasi dan Distraksi pada

remaja putri yang mengalami

dismenore

18-04-2018 14.30-15.00 melakukan role play tekhnik Panitia

relaksasi dan distraksi

terhadap penurunan nyeri

haid atau dismenore

20-04-2018 08.00- 11.00 WIB Pelatihan kader PMR kepada Panitia

siswi

3.6 Rencana Anggaran Kegiatan

Masukan : Dana dari Kampus Rp. 300.000

Iuran dari anggota Rp. 300.000

Pengeluaran :

No Uraian Jumlah

1. Kesekretariatan :

- Pembuatan proposal dan laporan Rp. 150.000

- Pembuatan id card Rp. 100.000


- Pembuatan absen Rp. 10.000

- Pembuatan Booklet @20.000 Rp. 200.000

Konsumsi
2.
- Snack 20 biji x @5000 hari pertama Rp. 200.000

dan kedua

- Snack 50 x @Rp 5000 hari ketiga Rp. 250.000

- Nasi Kotak Hari ketiga 22 x Rp. 15.000 Rp. 330.000

- Air mineral gelas 2 dus Rp. 56.000

- Air mineral botol 10 x @4000 Rp. 40.000

Dokumentasi
3.
Rp. 50.000
- Dokumentasi
Rp. 150.000
- Banner

Perlengkapan
Rp. 82.000
- Buku, dan bolpoin
4.
Rp. 250.000
- Kenang- kenangan
Rp. 150.000
- Sertifikat 12

TOTAL Rp. 2.018.000

DANA MASUK Rp.


DANA KELUAR Rp.

SISA Rp.

3.7 Rencana Tindak Lanjut

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan pelatihan pengaruh tekhnik

relaksasi dan distraksi pada remaja putri yang mengalami dismenore, kami

akan melakukan evaluasi dalam waktu 1 minggu setelah pelaksanaan

tersebut, diharapkan siswa SMAN 1 Gurah masih mampu mengingat dan

menerapkan kembali materi yang sudah diberikan.


BAB 4

PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan di SMA N 1 Gurah dengan memberikan materi serta

simulasi Penanganan Kasus Tersedak kepada kader PMR yang telah

dilaksanakan pada tanggal 18-20 April 2018. Target yang kami harapkan

adalah kader PMR mampu menyampaikan dan mempraktikan informasi yang

telah kami berikan. Hal tersebut kami rangkum dalam konsep mini seminar

pada tanggal 20 April 2018 dimana kami menghadirkan peserta siswa-siswi

SMA N 1 Gurah.

4.1.1 Sesi pertama yaitu pertemuan dengan kader pada tanggal 18 April 2018

Topik : Kaderisasi Penanganan Kasus Tersedak

Hari, Tanggal, Tahun : Rabu, 18 April 2018

Waktu : 2x45 menit

Pukul : 13.00 WIB

Penyaji : Mahasiswa STIKES Karya Husada Kediri

Tempat : SMA N 1 Gurah

Sasaran : Kader PMR SMA N 1 Gurah, Siswa(i)

kelas X dan XI

Metode : Ceramah, simulasi dan diskusi

Media : Power point, Booklet


Pertemuan pertama dengan anggota kader PMR SMA N 1 Gurah yang

telah dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018 dimulai pukul 13.00 WIB

yang dihadiri Kader PMR SMA N 1 Gurah sejumlah 10 orang sesuai

dengan undangan yang telah diberikan (100%). Pada pertemuan pertama

kami melakukan perkenalan dan kontrak waktu untuk pertemuan

berikutnya. Selanjutnya kami memberikan materi Penanganan Kasus

Tersedak.

Kader diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi penanganan kasus

tersedak yang sebelumnya dilakukan oleh tim penyaji. Kegiatan diskusi

dilakukan diakhir simulasi, anggota kader sangat antusias dengan materi

dan simulasi yang disampaikan serta banyaknya anggota kader yang

mengajukan pertanyaan. Pada pertemuan pertama kami menunjuk 1 orang

untuk menyampaikan materi dan 2 orang untuk melakukan simulasi.

Pertemuan pertamaberlangsung 150 menit dan berakhir pukul 15.30

karena pada pertemuan pertama kami menyampaikan dua tema.

4.1.2 Sesi kedua yaitu kegiatan inti dari kegiatan-kegiatan sebelumnya dimana

kader PMR SMA N 1 Gurah menyampaikan materi dan mempraktikan

materi kepada peserta yaitu siwa(i) kelas X dan XI yang hadir pada tanggal

20 April 2018.

Topik : Penanganan Kasus Tersedak

Hari, Tanggal, Tahun : Jum’at, 20 April 2018

Waktu : 2x45 menit


Pukul : 09.00 WIB

Penyaji : Kader PMR SMA N 1 Gurah

Tempat : SMA N 1 Gurah

Sasaran : Siswa (i) SMA N 1 Gurah kelas X dan XI

Metode : Ceramah, simulasi dan diskusi

Media : Power point, Booklet

Pertemuan terakhir dilaksanakan pada tanggal 20 April 2018 dan dimulai

pukul 09.00 yang dihadiri siswa(i) SMA N 1 Gurah sejumlah 30 orang

(100%), 2 dosen, 10 anggota kader dan 2 guru SMA N 1 Gurah. Acara

dilakukan secara formal dengan pembawa acara acara dari mahasiswa

yaitu David Dwi Sukma P. Acara didahului dengan pembukaan dan

dilanjutkan dengan sambutan. Untuk mengefisienkan waktu dikarenakan

hari Jum’at, sambutan diwakilkan oleh mahasiswa STIKES Karya

Husada. Acara selanjutnya yakni penyampaian materi oleh Whendy

perwakilan kader PMR SMA N 1 gurah, dan dilanjutkan simulasi yang

akan disampaikan oleh Hafiz fahmi dan Nabil Amirudin perwakilan kader

PMR SMA N 1 Gurah dengan bimbingan moderator mahasiswa yaitu

Febrin Eko H. Sesi diskusi dilakukan diakhir setelah menyampaikan

materi dan setelah melakukan Penanganan Kasus Tersedak, dan setelah

peserta melakukan simulasi Penanganan Kasus Tersedak dengan

bimbingan kader PMR SMA N 1 Gurah.


Setelah selesai melakukan simulasi Penanganan Kasus Tersedak maka

dibuka sesi diskusi untuk mendiskusikan tema tersebut. Pertanyaan

diajukan oleh peserta dan dapat dijawab oleh anggota kader dan setelah

itu ada beberapa tim mahasiswa yang menambahkan jawaban untuk

mengkonfirmasi pertanyaan yang diajukan. Setelah semua pertanyaan

terjawab oleh kader yang didampingi oleh fasilitator, ada sesi penjelasan

atau konfirmasi dari dosen pembimbing kami yakni Ibu Didit Damayanti,

M.Kep untuk menambahkan jawaban. Setelah sesi diskusi berakhir

pemberian sertifikat kepada kader sebagai penghargaan atas upaya untuk

mensukseskan kaderirassi tekhnik relaksasi dan distraksi terhadap

penurunan nyeri haid (disminore). Kemudian acara ditutup pukul 11.00

WIB oleh pembawa acara.

4.2 Evaluasi

4.2.1 Evaluasi Struktur

1) Kegiatan dimulai dengan mencari permasalahan ataupun kebutuhan di

sekolah yang muncul di siswi dengan melakukan tanya jawab kepada

pembina PMR maupun kesiswaan yang ada di sekolah mengenai

kebutuhan ataupun permasalahan khususnya pada lingkup

kegawatdaruratan. Kelompok menemukan permasalahan di SMA N 1

Gurah tentang Penanganan Kasus Tersedak dan kelompok tertarik untuk

melakukan kegiatan kaderisasi Penanganan Kasus Tersedak kepada kader

PMR SMA N 1 Gurah.


2) Mempersiapkan bahan, sarana, dan prasarana untuk melakukan simulasi

Penanganan Kasus Tersedak setelah mendapat persetujuan dari ketua

dosen.

3) Kegiatan berikutnya melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam

hal ini kepala sekolah SMA N 1 Gurah untuk meminta ijin akan

dilaksanakannya kegiatan pengabdian masyarakan serta berkoordinasi

dengan Kader PMR SMA N 1 Gurah. Pada kegiatan ini disepakati waktu

dan tempat serta metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini.

Pertemuan pertama pada tanggal 18 April 2018 yang dihadiri 10 anggota

kader PMR dan pertemuan kedua atau pertemuan terakhir pada tanggal

20 April pukul 09.00 WIB yang dihadiri 10 anggota kader dan 30 peserta

atau siswa(i) SMA N 1 Gurah.

4) Acara pada tanggal 20 April 2018 dihadiri 10 kader PMR ditambah 30

peserta yakni siswa(i) SMA N 1 Gurah. Tingkat kehadirran 100%. Acara

dihadiri oleh pembimbing dosen I yakni Widyasih Sunaringtyas, M.kep

dan pembimbing dosen II Didit Damayanti, M.Kep, serta 2 perwakilan

sekolah.

5) Kami bekerjasama dengan pihak kampus STIKES Karya Husada, Kepala

Sekolah SMA N 1 Gurah, Kader PMR SMA N 1 Gurah sehingga kegiatan

dalam melakukan kaderisasi Penanganan Kasus Tersedak dapat

terselenggara karena koordinasi tim dan lapangan dapat bekerjasama

dengan baik.
4.2.2 Evaluasi Proses

4.2.2.1 Tahap Pertama

1) Mahasiswa memberikan atau menyampaikan materi mengenai

Penanganan Kasus Tersedak dan simulasi mengenai Penanganan Kasus

Tersedak pada kader PMR SMA N 1 Gurah dan menyediakan bahan yang

pdiperlukan saat pelaksanaan kegiatan.

2) Pertemuan dilakukan pada tanggal 18 April 2018.

3) Seluruh kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal dan dari diskusi dengan

kader didapatkan kesedian dari kader untuk memberikan materi dan

simulasi mengenai Penanganan Kasus Tersedak pada pertemuan kedua

yaitu pada tanggal 20 April 2018.

4.2.2.2 Tahap Kedua

1) Pelaksanaan pada tahap kedua dimulai dengan pembukaan

a) Sebelum mepresentasikan materi mengenai Penanganan Kasus

Tersedak acara dibimbing dari perwakilan mahasiswa STIKES Karya

Husada.

b) Kader yang telah ditunjuk menjelaskan materi dan simulasi mengenai

Penanganan Kasus Tersedak kepada peserta siswa(i) SMA N 1 Gurah

menggunakan power point.

c) Kader PMR dan peserta siswa(i) SMA N 1 Gurah yang hadir 100%

dan mengikuti kegiatan sampai selesai.

d) Peserta baik kader maupun peserta dari masyarakat mendengarkan

materi dengan baik serta siktif bertanya pada kader mengenai materi

yang disampaikan dan kade menjawab pertanyaan.


2) Penutup

Penutupan acara dilakukan oleh mahasiswa yang bertugas sebagai

pembawa acara yang meliputi ucapan terimakasih atas partisipasi kader

PMR serta perserta siswa(i) SMA N 1 Gurah yang hadir, serta tidak lupa

memberikan sertifikat kepada kader. Acara ditutup dengan do’a dan

berlangsung selama 120 menit.

4.2.3 Evaluasi Hasil

4.2.3.1 Evaluasi hasil hari pertama

1) Pada pertemuan para anggota kader PMR SMA N 1 Gurah keseluruhan

hadir 100% (10 kader) dalam acara ini, dan kader sangat antusias dalam

mengikuti acara dangan datang tepat waktu.

2) Para kader mendengarkan dan memperhatikan secara aktif bertanya

kepada tim penyaji.

3) Kader mampu mengikuti langkah-langkah dan cara melakukan mengenai

tPenanganan Kasus Tersedak yang telah dicontohkan sebelumnya dan

para kader berantusias dalam mengikuti setiap langkah relaksasi dan

distraksi.

4.2.3.2 Evaluasi hasil hari kedua

1) Pada pertemuan terakhir kader sebagai tim penyaji materi serta

melakukan simulasi mengenai Penanganan Kasus Tersedak dengan jelas

dan baik.

2) Pada pertemuan terakhir mahasiswa melakukan evaluasi kepada kader

bahwa kader yang ditunjuk untuk menyampaikan materi dapat


mengembangkan materi dengan baik serta mampu melakukan simulasi

denggan prosedur yang ada.

4.3 Rencana Tindak Lanjut

Setelah dilakukan kaderisassi mengenai Penanganan Kasus Tersedak,

diharapkan seluruh siswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan

penanganan pertolongan pertama kegawatdaruratan tersedak.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1) Kader PMR SMA N 1 Gurah telah mengetahui dan memahami informasi

mengenai Penanganan Kasus Tersedak.

2) Kader SMA N 1 Gurah tertarik dan antusias terhadap tema

Kegawatdaruratan yang kami angkat, karena keaktifan para kader selama

pelaksanaan.

5.2 Saran

1) Diharapkan kegiatan pelatihan-pelatihan dapat diberikan untuk menambah

informasi seputar kegawatdaruratan.

2) Kegiatan pengabdian masyarakat sangat baik dan perlu ditingkatkan untuk

menciptakan kader yang benar-benar memahami keadaan nyata di sekolah.

3) Hasil pelatihan ini dapat dijadikan bahan masukan khususnya pada UKS

untuk tidak selalu memberikan obat penahan nyeri pada siswi yang

mengalami dismenore. Tekhnik ini tidak memerlukan biaya yang mahal

dan mudah untuk di lakukan oleh setiap siswi SMAN 1 Gurah sehingga

dapat membantu mengurangi dismenore agar tidak menganggu konsentrasi

belajar dan mengajar, UKS diharapkan menyediakan radio tape sebagai

alat mendengarkan musik untuk melakukan teknik distraksi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 6 Evaluasi
    Bab 6 Evaluasi
    Dokumen20 halaman
    Bab 6 Evaluasi
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan Yenizar Dwi Putri
    Bab 1 Pendahuluan Yenizar Dwi Putri
    Dokumen7 halaman
    Bab 1 Pendahuluan Yenizar Dwi Putri
    Phutrie Gunawan
    Belum ada peringkat
  • Format BBL
    Format BBL
    Dokumen13 halaman
    Format BBL
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Rencana Strategi Dan Poa
    Bab 4 Rencana Strategi Dan Poa
    Dokumen12 halaman
    Bab 4 Rencana Strategi Dan Poa
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen5 halaman
    Attachment
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Fix Ronde
    BAB 5 Fix Ronde
    Dokumen32 halaman
    BAB 5 Fix Ronde
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Gadar Stroke
    Gadar Stroke
    Dokumen37 halaman
    Gadar Stroke
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Format BBL Edit Lengkap
    Format BBL Edit Lengkap
    Dokumen19 halaman
    Format BBL Edit Lengkap
    Muhammad Ikhwanul Hakim
    Belum ada peringkat
  • THALASEMIA
    THALASEMIA
    Dokumen15 halaman
    THALASEMIA
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Disminore
    Disminore
    Dokumen62 halaman
    Disminore
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • BAB I New Menejemen
    BAB I New Menejemen
    Dokumen60 halaman
    BAB I New Menejemen
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • LP Asfiksia Neonatorum
    LP Asfiksia Neonatorum
    Dokumen13 halaman
    LP Asfiksia Neonatorum
    Irwan Basri S Kep
    Belum ada peringkat
  • Laporan Penerimaan Pasien Baru Cendana
    Laporan Penerimaan Pasien Baru Cendana
    Dokumen15 halaman
    Laporan Penerimaan Pasien Baru Cendana
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Ppok
    Ppok
    Dokumen32 halaman
    Ppok
    Om Zainul
    Belum ada peringkat
  • DX Komunikasi
    DX Komunikasi
    Dokumen45 halaman
    DX Komunikasi
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Disminore
    Disminore
    Dokumen62 halaman
    Disminore
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Post Date
    Laporan Pendahuluan Post Date
    Dokumen17 halaman
    Laporan Pendahuluan Post Date
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Plasenta Previa
    Laporan Pendahuluan Plasenta Previa
    Dokumen10 halaman
    Laporan Pendahuluan Plasenta Previa
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Isolasi Sosial
    Isolasi Sosial
    Dokumen26 halaman
    Isolasi Sosial
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Ppok
    Ppok
    Dokumen32 halaman
    Ppok
    Om Zainul
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan SC Panggul Sempit
    Laporan Pendahuluan SC Panggul Sempit
    Dokumen10 halaman
    Laporan Pendahuluan SC Panggul Sempit
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Komunitas Konsep KLG 1 Lanjutan
    Komunitas Konsep KLG 1 Lanjutan
    Dokumen20 halaman
    Komunitas Konsep KLG 1 Lanjutan
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Universitas Airlangga
    Universitas Airlangga
    Dokumen2 halaman
    Universitas Airlangga
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Tren Isu Abortus
    Tren Isu Abortus
    Dokumen1 halaman
    Tren Isu Abortus
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • EDM
    EDM
    Dokumen28 halaman
    EDM
    Bella Martha Lena
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Abses Paru
    Lapsus Abses Paru
    Dokumen19 halaman
    Lapsus Abses Paru
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Trend Dan Issue Kep
    Trend Dan Issue Kep
    Dokumen15 halaman
    Trend Dan Issue Kep
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat
  • Fix Bells Palsy
    Fix Bells Palsy
    Dokumen19 halaman
    Fix Bells Palsy
    Auliya Hanifah Khasanah
    Belum ada peringkat