KONTRASEPSI
PENDAHULUAN
Dalam modul ini selain membahas tentang kontrasepsi, juga akan dibahas
mengenai beberapa pencegahan infeksi yang bertujuan, antara lain: (1) merupakan
bagian dari kualitas pelayanan KB, (2) mencegah infeksi silang dalam prosedur KB
terutama pada AKDR, suntik, susuk dan KONTAP, serta (3) menurunkan risiko
transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B dan AIDS.
I. Pencegahan Infeksi
1
2
2
3
d. Sterilisasi
Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
Steriisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia. Cara melakukan sterilisasi sebagai berikut :
- Masukkan alat-alat yang sudah dicuci bersih dengan sabun dan air
mengalir, susun dengan rapi.Tutup oven dan katup udara dengan rapat
- Sambungkan steker oven dengan stop kontak
- Hidupkan oven dengan menekan tombol Power
- Tekan tombol Set untuk mengatur suhu dan waktu (160 0C dalam waktu
2 jam, 180 0C dalam waktu 1 jam)
II. BKKBN
2.1 Isu Strategis
- Disparitas Kesertaan Ber KB antar provinsi belum merata (25,8%
di Papua Barat sampai 72,7% di Bengkulu,...PK 2015)
8
8
9
2.6 Tujuan
- Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan para Mahasiswa Kedokteran yang akan
lulus dari Institusi Pendidikan Kedokteran untuk memberikan
pelayanan KB yang berkualitas
- Tujuan khusus
Terselenggaranya pelatihan Pre-Service Training bagi para
mahasiswa kedokteran di Institusi Pendidikan Kedokteran
Meningkatkan jumlah kelulusan tenaga dokter yang kompeten
dalam memberikan Pelayanan KB yang berkualitas sesuai
dengan SOP
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan KB
18
3.4 Teknik dan Langkah-Langkah Konseling
- GATHER menurut Gallen dan Leitenmaier (1987)
G : Greet
19
- Praktik Konseling
Bagi peserta dalam 2 kelompok
20
3.6 Konselor
- Peran konseling
Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk
membuat pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya
Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat
tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia
Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses
pembuatan Persetujuan Tindakan Medik
Kerugian
- Perdarahan yang tidak menentu
- Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
- Berat badan yang bertambah
- Sakit kepala
- Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
- Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat
ditarik lagi.
- Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka
kegagalan 0.7%.
- Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
- Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
- Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Kontraindikasi
- Tersangka hamil
- Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak
diketahui penyebabnya
- Tumor/keganasan
- Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
Cara Penggunaan
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular
tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan
kurang lebih satu minggu.
- Keputihan
26
Adanya cairan putih berlebihan yang keluar dari vagina dan terasa
mengganggu (jarang terjadi). Hal ini dapat diatasi dengan preparat
antikolinergik seperti extrabelladona 10 mg dosi 2x1 tablet untuk
mengurangi cairan berlebih. Umumnya tidak diperlukan pengobatan
cukup dilakukan konseling, tetapi apabila terdapat perubahan warna
dan aroma maka perlu dicurigai telah terjadi infeksi.
- Hematoma
Warna biru atau rasa nyeri ditempat suntikan akibat perdarahan di
bawah kulit. Kompres dingin pada daerah yang membiru 2 hari.
setelah itu kompres hangat sehingga warna biru menjadi warna
kuning dan menghilang.
Abses, rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses
teraba adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya
diakibatkan karena pemakaian jarum suntik yang berulang.
- Penanggulangan
Pemberian antibiotik dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet /
hari ). Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi /
mematangkan abses misalnya kompres permanganas atau rivanol.
Bila ada fluktuasi pada abses, dapat dilakukan insisi abses, setelah
Tempat Pelayanan
- Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
- Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta /
Poliklinik Pemerintah.
- Poliklinik Keliling
- Dokter / Bidan Praktek Swasta
Efek Samping
- Nausea
- Nyeri payudara
- Gangguan haid
- Hipertensi
- Acne
- Penambahan berat badan
Keuntungan
- Mudah menggunakannya
- Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur
muda.
- Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
- Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
- Mengurangi resiko kanker ovarium.
- Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang
mengandung estrogen.
c. Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi
membuat getah serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak
sempat menerima hasil konsepsi.
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak
berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang
kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang
banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali.
Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan
29
kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit
kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera
makan dan perubahan berat badan.
Keuntungan
- Efektifitas tinggi setelah dipasang
- Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
- Tidak mengandung estrogen
- Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
- Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant,
sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi.
- Dapat mencegah terjadinya anemia
Kerugian
- Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
- Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
- Lebih mahal
- Sering timbul perubahan pola haid
- Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
Pengertian AKDR atau IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang
terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga
mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan
mempunyai benang (Handayani, 2010).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim
yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada
yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit
dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya
berisi hormone progesterone (Kusmarjati, 2011).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi
ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengan
sel sperma (Wiknjosastro, 2003).
b. Progstasert
Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1
tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7.
Menurut Imbarwati (2009). IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud
untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter
batang vertical 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus
pada IUD Copper-T.
c. Multiload
d. Lippesloop
32
5.4 Keuntungan
33
5.5 Kerugian
a. Efek Samping
- Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3bulan)
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan (spotting) antar menstruasi
- Saat haid lebih sakit
b. Komplikasi
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan
34
5.6 Kontraindikasi
- Hamil atau diduga hamil
- Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita
penyakit kelamin
- Pernah menderita radang rongga panggul
- Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
- Riwayat kehamilan ektopik
- Penderita kanker alat kelamin.
- Duk steril
- Kasa steril
- Kapas cebok
- Cairan antiseptik (povidone iodine 10% dan klorin 0,5%)
- AKDR
b. Waktu Pemasangan
- Sewaktu haid sedang berlangsung
Karena keuntungannya pemasangan lebih mudah oleh
karena servik pada waktu agak terbuka dan lembek. Rasa nyeri
tidak seberapa keras, perdarahan yang timbul sebagai akibat
pemasangan tidak seberapa dirasakan, kemungkinan
pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.
- Sewaktu postpartum
Secara dini yaitu dipasang pada wanita yang melahirkan
sebelum dipulangkan dari rumah sakit
- Sewaktu abortus
- Beberapa hari setelah haid terakhir
c. Cara Pemasangan
- Informed consent
- Inspeksi pada perineum, labia, dan dinding vagina
- Visualisasi serviks dengan spekulum
- Berikan antiseptik Povidone Iodine 10%
36
d. Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang setelah pemasangan IUD Menurut BKKBN
(2003):
- 1 minggu pasca pemasangan
- 2 bulan pasca pemasangan
- Setiap 6 bulan berikutnya
- 1 tahun sekali
- Bila terlambat haid 1 minggu
- Perdarahan banyak dan tidak teratur
Menurut Prawirohardjo (2008), pemeriksaan sesudah IUD dipasang
dilakukan pada:
- 1 minggu pasca pemasangan
- 3 bulan berikutnya
- Berikutnya setiap 6 bulan
VI. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
6.1 Vasektomi
a. Definisi
37
b. Epidemiologi
Vasektomi paling sedikit digunakan pada orang kulit hitam dan
minoritas di Amerika Serikat. Faktor sosial budaya dan keyakinan
agama dapat membatasi penggunaan sterilisasi. Status psikososial
pria yang menjalani vasektomi adalah faktor yang paling penting
untuk penerimaan prosedur. Jumlah pengguna vasektomi di
Indonesia masih berkisar 1% dari total pengguna
kontrasepsi.Perbandingan pengguna tubektomi dan vasektomi di
Indonesia adalah 8 : 1.
c. Jenis Vasektomi
- Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
Dikembangkan di Cina oleh Profesor Lee dan mulai
diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1988 dengan
menggunakan anestesia lokal. Petugas memfiksasi vasa diferensia di
bawah skrotum dan raphe mediana. Kemudian vasa diambil dengan
klem diseksi dan dioklusi, baik yang kiri maupun yang kanan (hanya
melalui satu lubang). Luka diseksi tidak perlu dijahit, cukup ditutup
plester
37
38
d. Mekanisme Kerja
Oklusi vasa deferensia membuat sperma tidak dapat mencapai
vesikula seminalis sehingga tidak ada di dalam cairan ejakulat saat
terjadi emisi ke dalam vagina
Persyaratan Program
Pelatihan yang memadai untuk konseling dan evaluasi klien (riwayat
dan pemeriksaan fisik)
Tim Medis yang kompeten dan patuh terhadap standar pelayanan
untuk klien yang sadar atau sedikit terbius
Pasokan memadai (instrumen, sarana penunjang, bahan habis pakai
yang sudah DTT atau steril)
Penerapan budaya aman dan praktik pencegahan infeksi standar
(adaptasi internasional)
Tersedianya peralatan dan obat-obatan gawatdarurat
Adanya jaringan rujukan untuk penyulit atau masalah rumit atau tak
terselesaikan
Manfaat Kontraseptif
Sangat efektif (0.1-0.15 kehamilan per 100 wanita) dalam tahun
pertama penggunaan
Bersifat permanen dan segera efektif
Tidak mengganggu proses sanggama
Sesuai untuk pengguna yang pasangannya tidak boleh hamil atau
kehamilan dapat membahayakan keselamatan jiwa wanita tersebut
Teknik bedah sederhana dengan anestesia lokal
Tak ada efek samping jangka panjang
Tak mengganggu produksi hormon pria atau mengganggu fungsi
seksual
Keterbatasan
Permanen (non-reversible) dan timbul masalah bila klien menikah
lagi
Bila tak siap ada kemungkinan penyesalan dikemudian hari
42
f. Konseling Vasektomi
Kepastian tentang tujuan reproduksi dan fertilitas serta
kemungkinan untuk memulihkan kesuburan dikemudian hari
Merasa tidak perlu memberi persetujuan tindakan medik untuk
prosedur vasektomi
Tempat Pelayanan :
75% dilakukan di tempat praktek dokter
21% di klinik Kontap
3% melalui pelayanan mobil
Tenaga Pelaksana :
72% ahli bedah urologi
28% dokter umum terlatih
h. Komplikasi Vasektomi
Vasektomi adalah metode pengendalian kelahiran yang aman dan
efektif. Meskipun merupakan prosedur elektif yang sederhana,
vasektomi dikaitkan dengan potensi komplikasi mayor dan minor.
45
Komplikasi Angka1
Hematoma 1.95
Infeksi 3.48
6.2 Tubektomi
a. Definisi
Sterilisasi adalah metode permanen untuk mengontrol kehamilan.
Prosedur sterilisasi pada wanita disebut dengan oklusi tuba/tubektomi.
b. Epidemiologi
Sterilisasi pada wanita adalah salah satu metode terbaik dan efektif
untuk wanita yang telah merasa lengkap pada jumlah keluarga mereka.
Di Asia, sterilisasi perempuan meningkat dari 34% pada tahun 1980-
1984 menjadi 42-43% pada tahun 1985-2005. Sterilisasi pada wanita
adalah metode utama di kalangan wanita berusia 35 tahun dan lebih tua.
c. Jenis Tubektomi
Terdapat tiga cara sterilisasi untuk wanita (tubektomi) yang dapat
dilakukan: 1) minilaparotomi, 2) laparoskopi, atau 3) histeroskopi.
Minilaparotomy. Dilakukan sayatan kecil pada bagian perut.
Saluran tuba ditelusuri melalui garis sayatan. Sebagian kecil dari setiap
tuba diangkat, atau kedua tuba dapat diangkat sepenuhnya. Atau yang
lebih jarang, menggunakan klip untuk menutup saluran tuba.
Pendekatan ini sering digunakan pada sterilisasi setelah persalinan.
47
d. Mekanisme Kerja
Mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (fertilisasi) dengan
jalan menutup atau oklusi saluran telur (tuba fallopii).
Keterbatasan Tubektomi
- Bersifat permanen dan rekanalisasi tidak menjamin pulihnya
kesuburan
- Banyak terjadi penyesalan, terutama bila usia klien < 35 tahun
- Risiko pembedahan bertambah bila menggunakan anestesi umum
50
f. Studi CREST
Risiko kehamilan:
- Lebih tinggi dibandingkan hasil temuan sebelumnya selama
tahun pertama penggunaan
51
Kehamilan ektopik:
- 1 dari 3 kehamilan pasca tubektomi adalah ektopik
- Risiko kumulatif dalam 10 tahun adalah 7.3 per 1000 prosedur
- Risiko menjadi 2 kali lebih tinggi pada pengguna di bawah 30
tahun
- Risiko dalam tahun ke 4 –10 adalah tiga kali lebih tinggi
dibanding tahun ke 1 – 3
g. Konseling Tubektomi
Perlu dijelaskan pada wanita yang:
- Takut dengan prosedur operasi
- Belum pasti tentang rencana atau kebutuhan reproduksi
dikemudian hari
- Tidak mengerti azaz permanen, sukarela atau merasa tidak perlu
memberikan persetujuan tindakan medik
- Pascakeguguran
- Laktasi (dalam 48 jam atau setelah 6 minggu)
- Mengerti arti permanen, sukarela, dan telah memberi
persetujuan untuk prosedur tersebut
Kondisi (WHO Kelas 3) yang Perlu Dipertimbangkan
- Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
- Infeksi panggul akut
- Infeksi sistemik akut (influenza, gastroenteritis, hepatitis virus,
dsb)
- Anemia (Hb < 7 g/dl)
- Infeksi kulit di daerah operasi
- Kanker ginekologik
- Trombosis vena dalam
Kondisi-Kondisi yang Memerlukan Operator Berpengalaman dan
Fasilitas Pendukung
- Diabetes Melitus
- Penyakit jantung simptomatis
- Hipertensi (>160/100 mmHg) terutama disertai kelainan
vaskuler
- Kelainan pembekuan darah
- Obesitas (>80 kg/176 lb)
- Hernia abdominalis/hernia umbilikalis
- Jaringan parut sayatan/sayatan ganda pada dinding abdomen
bawah
i. Komplikasi Tubektomi
Komplikasi Ligasi Tuba Laparoskopik
Pada komplikasi jangka pendek insidensi terjadinya komplikasi
adalah 1% dari total prosedur (tergantung keahlian operator) dan
berkaitan dengan prosedur/tehnik pembedahan. Sementara
komplikasi jangka panjang ligasi tuba laparoskopik adalah tingkat
53
KESIMPULAN
Pencegahan infeksi tidak selalu berarti penambahan biaya, yang paling penting
adalah pembudayaan lingkungan bersih dan aman serta menumbuhkan
perilaku bekerja secara standar dan selalu menjaga kualitas pelayanan
Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu cara untuk menghasilkan manusia
yang berkualitas dan dilakukan bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk serta merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu
dan anak.
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia
ideal melahirkan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas
Program pre service training dapat digunakan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan para mahasiswa kedokteran dalam memberikan
pelayanan KB yang berkualitas dan berkompeten.
Konseling merupakan tahapan kunci bagi kesesuaian pilihan, kepuasan klien
dan kelangsungan penggunaan metode kontrasepsi secara efektif
Keterampilan untuk melakukan Komunikasi Interpersonal merupakan syarat
mutlak bagi seorang Konselor Efektif
Persetujuan Tindakan Medik seharusnya diperoleh melalui proses yang benar
dan lengkap
Pengaturan kehamilan dalam program KB dilakukan dengan menggunakan alat
kontrasepsi.
Terdapat berbagai jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk
mengendalikan overpopulasi pada negara berkembang yaitu kontrasepsi pil,
kontrasepsi suntik, kontrasepsi implant, alat kontrasepsi dalam rahim, dan alat
kontrasepsi permanen (kontrasepsi mantap/KONTAP).
DAFTAR PUSTAKA
54
1. Depkes RI. 2003. SOP Sterilisasi Alat. PPAKG Depkes. Jakarta: Depkes RI.
2. Depkes RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit. Jakarta:
Depkes RI.
55
14. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak Rencana aksi nasional pelayanan keluarga berencana tahun 2014-
2015.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.2013.
15. ACOG. 2015. FAQ Contraception. The American College of Obstetricians and
Gynecologist. Washington DC.
16. BKKBN. 2010. Perubahan Visi dan Misi Program KB menurut UU RI No. 52
Tahun 2009. BKKBN. BKKBN Jawa Timur.
17. Hassanain, Ahmed M et al. 2017. A Study of Physicians Interest in Advicing
(Reccomending) Vasectomy in Egypt. Middle East Fertility Society Journal.
Elsevier. Department of Andrology and Sexology, Faculty of Medicine, Cairo
University.
18. Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisa Keluarga Berencana. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta: Pusat Data Informasi Kemenkes RI.
19. M, Kavita et al. 2016. Trends of Various Techniques of Tubectomy: A Five
Year Study in a Tertiary Institute. J Clin Diagn Res. PubMed. 10(1).
20. Sachchithanantham, K dan Najimudeen, M. 2017. An Insight Into Low
Contraceptive in Malaysia and Its Probable Consequences. Int J Reprod
Contracept Obstet Gynecol.
21. Stockton, David M. 2016. No. Scalpel Vasectomy. Medscape.
22. Zini, Armand et al. 2016. CUA guideline: Vasectomy. Can Urol Assoc J.
Division of Urology, Department of Surgery, MvGrill University, Montral,
QC, Canada.