Anda di halaman 1dari 5

1.

Method
Metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mengelola sistem
pelayanan di suatu instansi. Dalam pengelolaan pelayanan keperawatan, Ruang
Angsoka 1 menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang diterapkan di ruangan Angsoka 1
berupa MAKP model keperawatan PP Modifikasi, hal ini dapat dilihat dari:
a. Untuk pemberian asuhan keperawatan kepada pasien di Ruang Angsoka 1
menggunakan struktur organisasi yang terdiri 4 (empat) PP yang masing-masing
terdiri dari 4 perawat associate dalam melaksanakan proses keperawatan mulai
dari pengkajian sampai evaluasi kondisi pasien.
b. Kepala Ruangan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh PP dan untuk
penanganan tugas saat dinas sore dan malam diserahkan pada Anggota yang
dipimpin oleh perawat yang paling senior ditinjau dari lama bekerja di ruangan.
Apabila terdapat masalah di ruangan maka Anggota wajib melaporkannya kepada
PP dan PP kemudian melaporkannya kepada Kepala Ruangan.
c. Dalam pemilihan PP dipilih oleh Kepala Ruangan, dimana dalam penentuan
didasarkan atas kompetensi, leadership, jenjang pendidikan (minimal DIII
Keperawatan), dan pengalaman kerja perawat minimal 5 tahun.
d. Ruang Angsoka 1 merupakan ruang perawatan Bedah Interna, Ruang Angsoka 1
terdapat 8 ruang perawatan. PP1 bertanggungjawab di ruang 101 dan 102, yang
merupakan ruang perawatan orthopedic. PP2 bertanggungjawab di ruang 103 dan
104, yang merupakan ruang perawatan urologi. PP3 bertanggungjawab di ruang
105 dan 106, yang merupakan ruang perawatan bedah umum. PP4
bertanggungjawab di ruang 107 merupakan ruang kelas 2 dan ruang 108 yang
merupakan ruang cardio. Di ruangan sudah terdapat SOP (standar operasional
prosedur) yang berisi tentang pedoman-pedoman tata cara tindakan keperawatan.

Dari hasil proses pengumpulan data melalui wawancara dan observasi


ditemukan bahwa pelaksanaan MAKP Modifikasi di ruang Angsoka 1 sudah berjalan
secara optimal dan dalam pelaksanaannya dilakukan dengan metode modifikasi, PP
dan PA sudah bekerja sesuai dengan jabatan dan uraian tugas masing-masing.
a. Timbang Terima
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan ditemukan bahwa
pada Pagi hari dilakukan operan Jendral yaitu operan yang dilakukan oleh Kepala
Ruangan, kemudian melakukan operan antara PP dengan langsung di ruangan
masing - masing. Operan diikuti oleh perawat yang telah dan akan dinas.
Pembagian shift di bagi menjadi 3 shift, yaitu Pagi dari pukul 07.30-13.30, Sore
pukul 13.30-19.30, dan Malam pukul 19.30-07.30
Hasil observasi, operan disaat shift pagi dilaksanakan operan dan perawat
berkeliling langsung ke kamar pasien sesuai pembagian PP. Pada saat operan jaga
ke pasien terlihat adanya perkenalan perawat jaga berikutnya ke pasien. Operan
jaga dilakukan secara umum terkait kondisi pasien dan operan tentang
penyampaian tindak lanjut obat pasien dilakukan saat pasien mendapatkan terapi
obat lanjut dan untuk pasien yang mendapatkan terapi lanjut dicatat di buku
dokumentasi. Metode operan yang digunakan di ruangan Angsoka 1 mengacu
pada metode SBAR (Situation, Background, Analysis, Recomendation) dalam
pendokumentasiannya namun dalam hal komunikasi pada saat operan belum
efektif menggunakan SBAR (Situation, Background, Analysis, Recomendation).
Hasil wawancara yang dilakukan dengan perawat jaga di ruang Angsoka 1
mengatakan untuk pelaporan operan jaga selama ini dilakukan secara rutin dengan
cara lisan dan untuk pendokumentasiannya dilakukan di buku operan Ruang
Angsoka 1. Saat diobservasi secara umum pada buku operan dokumentasinya
sudah ditulis secara berkelanjutan setiap harinya.
Berdasarkan data tersebut di atas, jika ditinjau dari segi penerapan MAKP di
sebuah ruangan dapat disimpulkan dimana operan pasien di ruang Angsoka 1
sudah dilakukan setiap operan jaga. Pendokumentasian operan jaga pada catatan
operan jaga yang ditulis setiap harinya saat operan sudah dilakukan di ruangan.

b. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat jaga, jika ada
ronde dilakukan Irna-C barengan setiap bulan, ronde dilakukan masing – masing
ruangan bergiliran setiap ruangan (Ruang Angsoka 1, Ruang Angsoka 2, Ruang
Angsoka 3, Ruang Kamboja, Ruang Bakung Barat, Ruang Bakung Timur,
mengenai kasus yang dipermasalahkan di setiap ruangan dengan memilih pasien
komplek. Selama ini di ruang Angsoka 1, pernah melaksanakan ronde
keperawatan. Kegiatan ronde ini tidak dilakukan secara efektif lagi karena adanya
kesulitan untuk mengumpulkan anggota ronde seperti dokter spesialis yang
terkait, bidang gizi dan juga dari tim lain yang terkait dengan kasus. Ronde
keperawatan dilakukan dengan alur penetapan kasus atau topik ronde yang
ditetapkan dengan kriteria lama perawatan dan tidak adanya perbaikan kondisi
setelah perawatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan, dimana pelaksanaan
ronde keperawatan di rungan sudah dilakukan, namun belum dilakukan secara
berkelanjutan. Dan dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat jaga
mengatakan setiap bulannya sudah dilakukan laporan terkait status kondisi pasien.

c. Pengelolaan Sentralisasi Obat


Dalam sentralisasi obat di ruang Angsoka 1, Dokter menginput obat-obatan
yang di inginkan di komputer, kemudian diterima di Depo, dan di distribusikan ke
ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ditemukan bahwa pemisahan
obat dilakukan berdasarkan dengan nama pasien dan bed serta ruangan pasien,
obat dipisahkan berdasarkan jenis obatnya seperti obat oral dan obat injeksi
diletakan pada tempat yang berbeda dan diberikan label sesuai dengan nama,
tanggal lahir, dan No.Cm pasien. Untuk obat high alert disimpan ditempat khusus,
untuk obat high alert yang sudah terpakai disimpan di tempat yang berbeda. Saat
pemberian obat, persiapan dilakukan di ruang tindakan terlebih dahulu kemudian
baru diberikan kepada masing – masing pasien. SOP pemberian obat di ruangan
Angsoka 1 mengacu pada prinsip 6 benar (benar nama pasien, jenis obat, nama
obat, dosis obat, cara pemberian dan dokumentasi). Dalam pelaksanaan
pemberian obat di ruangan sendiri mengacu pada 6 benar. Obat – obat sisa ditaruh
di ruang khusus obat-obatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan dimana penyimpanan
atau sentralisasi obat yang diterapkan sudah sepenuhnya mengacu pada program
MAKP, dimana penyimpanan obat didasarkan pada jenis obat yaitu penyimpanan
antara obat oral dan injeksi di letakan dalam wadah yang berbeda dan dalam
pemberian obat perawatan mengacu pada 6 benar.
d. Penerimaan Pasien Baru
Setelah dilakukan wawancara dengan kepala ruangan, dikatakan bahwa jika
ada pasien baru pihak admission akan menghubungi ruang Angsoka 1 , kemudian
diklasifikasikan ruangan yang dibutuhkan sesuai dengan diagnosa pasien. Setiap
pasien baru datang di identifikasikan dan di observasi. Pada saat pasien datang
dari UGD, perawat mengantar ke kamar sesuai dengan kamar. Perawat UGD
memberikan data medis dan serah terima ruangan. Kemudian perawat
memberikan orientasi ruangan dan fasilitas. Setelah itu KIE pasien baru tata tertib
Rumah Sakit dan Ruangan, catat di lembar edukasi, jam berkunjung, rencana
pasien selanjutnya, cuci tangan, dan melakukan pengkajian pasien (vital sign)
1x24 jam. Lakukan intervensi sesuai dengan masalah yang ditemukan, lalu
hubungi dokter yang menangani bahwa ada pasien baru. Berdasarkan hasil
wawancara dengan salah satu perawat ruangan di Angsoka 1 terkait dengan
penerimaan pasien baru sudah dilaksanakan oleh perawat ruangan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan dimana pelaksanaan
orientasi ruangan terhadap pasien baru di ruang Angsoka 1 sudah dilakukan dan
sudah sesuai dengan program MPKP.
e. Supervisi
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di Angsoka 1 selama ini
supervisi dilakukan. Perawat ruangan telah mengetahui mengenai supervisi dan
tujuannya. Supervisi dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk berdasarkan
jenjang pendidikan dan juga pengalaman kerja perawatan. Hasil supervisi juga
langsung diberikan oleh supervisor kepada pihak yang disupervisi. Di ruang
Angsoka 1 sudah terdapat format baku dalam melaksanakan supervisi dan
biasanya supervisi dilakukan oleh kepala ruangan kepada PP dan dari PP ke PA.
Pelaksanaaan supervisi telah dilakukan sesuai dengan standar operasional
prosedur dan sudah dijadwalkan. Di ruangan Angsoka 1 sendiri sudah memiliki
buku khusus supervisi, tetapi dalam pelaksanaannya sendiri supervisi di ruangan
Angsoka 1 dilakukan secara lisan dan jarang didokumentasikan secara tertulis.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan dimana pelaksanaan
supervisi di ruangan Angsoka 1 sudah dilakukan mengacu pada pedoman MPKP
tetapi belum maksimal, dimana supervisi dilakukan secara lisan dan penulisan
dokumentasi belum dilakukan secara berkelanjutan.

f. Discharge Planning
Discharge planning sudah dilakukan di ruang Angsoka I mengenai
penerimaan pasien dan waktu pemulangan pasien. Pada saat penerimaan pasien,
perawat yang menerima mengorientasikan mengenai ruangan. Pada saat
pemulangan pasien, perawat menjelaskan waktu kontrol kembali dan obat-obatan
yang harus diminum di rumah, aktivitas dan istirahat, hasil lab/ foto/ ECG jika
ada dan surat keterangan istirahat. Pasien juga mendapatkan HE tentang cara
perawatan di rumah dan pencegahan kekambuhan penyakit. Biasanya HE yang
diberikan secara lisan. Pasien yang akan keluar dari rumah sakit dibuatkan
ringkasan keluar (resume) yang disimpan di rekam medis pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan dimana pemberian
discharge planning sudah dilakukan dengan baik di dalam Ruang Angsoka 1 dan
sudah sesuai dengan penerapan MPKP.

g. Metode/Standar/Pedoman/Protap
Di ruangan sudah terdapat SOP (standar operasional prosedur) yang berisi
tentang pedoman-pedoman tata cara tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan
yang dilakukan diruangan mengacu pada SOP yang dimiliki ruangan.

Anda mungkin juga menyukai