Anda di halaman 1dari 24

ASESMEN GERIATRI

SEORANG PEREMPUAN USIA 63 TAHUN DENGAN DIABETES


MELITUS DAN POST STROKE

Disusun oleh :
Lukas Pria Salman 030.10.162
Marsella Novita Karauwan 030.12.159

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 26 MARET 2018 – 02 JUNI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO seseorang disebut lanjut usia
(elderly) jika berumur 60-74 tahun. Menurut UU no. 13 tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lansia yang dimaksud dengan kelompok lansia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih.1,2 Data demografi dunia
menunjukkan peningkatan populasi usia lanjut 60 tahun atau lebih meningkat tiga
kali lipat dalam waktu 50 tahun; dari 600 juta pada tahun 2000 menjadi lebih dari
2 miliar pada tahun 2050. Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia mencapai
peringkat lima besar terbanyak di dunia, yakni 18,1 juta pada tahun 2010 dan akan
meningkat dua kali lipat menjadi 36 juta pada tahun 2025. Angka harapan hidup
penduduk Indonesia mencapai 67,8 tahun pada tahun 2000-2005 dan menjadi 73,6
tahun pada tahun 2020-2025.3 Proporsi usia lanjut meningkat 6% pada tahun
1950-1990 dan menjadi 8% saat ini. Proporsi tersebut diperkirakan naik menjadi
13% pada tahun 2025 dan menjadi 25% pada tahun 2050.4 Isu penting
peningkatan populasi usia lanjut adalah perlunya rencana strategis perawatan
kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup
yang mengacu pada konsep baru proses menua (aging).
Masalah umum pada proses menua adalah penurunan fungsi fisiologis dan
kognitif yang bersifat progresif serta peningkatan kerentanan usia lanjut pada
kondisi sakit. Laju dan dampak proses menua berbeda pada setiap individu karena
dipengaruhi faktor genetik serta lingkungan.5,6 Proses menua mengakibatkan
penurunan fungsi sistem organ seperti sistem sensorik, saraf pusat, pencernaan,
kardiovaskular, dan sistem respirasi. Selain itu terjadi pula perubahan komposisi
tubuh, yaitu penurunan massa otot, peningkatan massa dan sentralisasi lemak,
serta peningkatan lemak intramuskular. Individu yang menunjukkan karakteristik
menua dikatakan mengalami usual aging, sedangkan individu yang tidak atau
memiliki sedikit karakteristik menua disebut successful aging (SA). 6

2
Masalah yang sering dijumpai pada pasien geriatri adalah sindrom geriatri
yang meliputi: imobilisasi, instabilitas, inkontinensia, insomnia, depresi, infeksi,
defisiensi imun, gangguan pendengaran dan penglihatan, gangguan intelektual,
kolon irritable, impecunity, dan impotensi.6
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan pembuluh darah yang
persisten ditandai dengan tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik
≥90 mmHg. Berdasarkan penyebabnya, 80-95% penderita hipertensi digolongkan
sebagai hipertensi primer atau esensial yaitu ketika penyebab hipertensi tidak
dapat diidentifikasi (idiopatik) dan sebagian besar merupakan interaksi yang
kompleks antara genetik dan interaksi lingkungan. Sementara itu 5-20% lainnya
digolongkan sebagai hipertensi sekunder, yang diakibatkan adanya penyakit yang
mendasari seperti gangguan ginjal, gangguan adrenal,penyempitan aorta,
obstructive sleep apneu, gangguan neurogenik, endokrin, dan obat-obatan.7
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan
morbiditas di Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi
yang sangat umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Pedoman
Praktis klinis ini disusun untuk memudahkan para tenaga kesehatan di Indonesia
dalam menangani hipertensi terutama yang berkaitan dengan kelainan jantung dan
pembuluh darah.8
Komplikasi hipertensi dapat mengenai berbagai orang target seperti
jantung, penyakit jantung iskemik hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung, stroke,
gagal ginal, mata retinopati, juga arteri perier klaudikasio inter miten. Kerusakan
organ-organ tersebut bergantung pada tingginya tekanan darah pasien dan berapa
lama tekanan darah tinggi tersebut tidak terkontrol dan tidak diobati.9
Penyebab tersering trauma pada saat jatuh pada usia lansia adalah fraktur
collum femur. Fraktur collum femur paling sering terjadi pada pasien wanita
dengan usia tua, dan jarang terjadi pada pasien yang berusia kurang dari 60 tahun.
Faktor risiko yang sering terjadi pada fraktur collum femur adalah BMI yang
rendah (<18,5), perokok, riwayat osteoporosis, usia tua, dan pengobatan
menggunakan kortikosterois dalam jangka waktu lama.10

3
BAB II
ASESMEN GERIATRI

I. Identitas Pasien
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir/Umur :
Alamat :
Riwayat Pekerjaan :
Nama Orang Terdekat :
Jumlah Anak :
Jumlah Cucu :
Jumlah Cicit : -
Pembiayaan Kesehatan :

II. Riwayat Medis / Evaluasi Fisik


A. Riwayat Medis

1. Keluhan Utama:

2. Riwayat Penyakit Sekarang

3. Riwayat Pembedahan

4
4. Riwayat Opname Rumah Sakit
Tabel 1. Riwayat Dirawat di RS
Tanggal/Tahun Rumah Sakit Diagnosis/Penyakit

5. Riwayat Kesehatan Lain


Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :

Pemeriksaan gigi / gigi palsu :

Lain-lain :
Dementia
Riwayat TB Paru
Hipertensi

6. Riwayat Alergi
.
7. Riwayat Kebiasaan
a. Merokok
Pertanyaan:
- Apakah anda merokok?
- Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok?
b. Minum Alkohol
Pertanyaan:
- Apakah anda minum-minuman beralkohol ?
c. Olahraga
Pertanyaan:
- Apakah anda melakukan olahraga ?
d. Konsumsi Kopi
Pertanyaan
- Apakah anda minum kopi?
- Berapa kali anda minum kopi dalam 1 hari?

5
- Apakah anda berminat untuk berhenti meminum kopi?
Kesimpulan:
8. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Tabel 2. Obat yang dikonsumsi dengan resep dokter.
Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian

9. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 3. Penapisan depresi.
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
No. Pertanyaan penapisan
waktu sekali kadang sekali pernah
1. Berapa seringkah bulan
yang lalu masalah kesehatan
anda menghalangi kegiatan
anda(mis.pergi mengunjungi
teman, aktivitas sosial)?
2. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa gugup?
3. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa tenang dan
damai?
4. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa sedih sekali?
5. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa bahagia?
6. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa begitu sedih
sampai serasa tak ada
sesuatupun yang mungkin
menghiburnya?
7. Selama bulan lalu, berapa
seringnya perasaan depresi
anda mengganggu kerja
anda sehari-hari?

6
8. Selama bulan lalu, berapa
sering anda merasa tak ada
lagi sesuatu yang anda
harapkan lagi?
9. Selama bulan lalu, berapa
sering anda merasa tak
diperhatikan keluarga?
10. Berapa sering selama bulan
lalu anda merasa ingin
menangis apa saja?
11. Selama bulan lalu, berapa
sering anda merasa bahwa
hidup ini sudah tak ada
gunanya lagi?
Kesimpulan: D

10. Status Fungsional


a. ADL dasar dan Instrumental
Tabel 4. ADL dasar dan instrumental.
Bisa Perlu Tergantung
No. Komponen ADL sendiri bantuan orang lain
sepenuhnya seseorang sepenuhnya
1. Mandi
2. Ambulansi
3. Tranfer
4. Berpakaian
5. Berdandan
6. BAB / BAK
7. Makan
8. Sediakan makan
9. Atur keuangan
10. Atur minum obat-obatan
11. Bertelepon
Kesimpulan :

7
b. Keterbatasan Fungsional
Pertanyaan : Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda
membatasi kegiatan anda berikut ini?
Tabel 5. Keterbatasan fungsional.
Tak
No. Aktivitas >3 bulan <3 bulan
Terbatasi
1. Berbagai pekerjaan berat (mis.
Angkat barang, lari)
2. Berbagai pekerjaan sedang
(mis.menggeser meja / almari,
angkat barang belanjaan)
3. Pekerjaan ringan di rumah yang
biasa dikerjakan
4. Mengerjakan pekerjaan (di kantor
/ sehari-hari)
5. Naik bukit / naik tangga
6. Membungkuk, berlutut, sujud
7. Berjalan kl.100 meter
8. Makan, mandi, berpakaian ke WC
Kesimpulan:

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Tabel 6. Pemeriksaan tanda vital.
Keadaan umum Keterangan
Tanda-tanda vital Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah (mmHg)
Nadi (kali/menit)
Laju respirasi (kali/menit)

Status antropometrik 2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini


Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
BMI (kg m-2)

Pasien terdapat keterbatasan gerak sehingga pengukuran tekanan darah


saat duduk, pengukuran berat badan dan tinggi badan tidak dapat di ukur.

2. Keadaan Kulit : Biasa


Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada

8
Dekubitus : Tidak ada

3. Pendengaran
Tabel 7. Pemeriksaan pendengaran.
Temuan fisik Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar √
Cerumen impaksi √

4. Penglihatan
Tabel 8. Pemeriksaan penglihatan.
Temuan fisik Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
Tanpa kaca mata
Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
Kanan
Kiri

5. Mulut
Tabel 9. Pemeriksaan mulut.
Buruk Baik
Higiene mulut
Ada Tidak
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)

6. Leher
Tabel 10. Pemeriksaan leher.
Temuan klinis Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. tiroid √

Bekas luka pada tiroid : Tidak ada


Massa lain : Tidak ada
Kelainan Limfa : Tidak teraba membesar

9
7. Dada
Massa teraba/tidak : Tidak teraba massa
Kelainan Lain : Tidak ada

8. Paru-paru
Tabel 11. Pemeriksaan paru-paru.
Temuan klinis Kanan Kiri
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
suara dasar Vesikuler Vesikuler
suara tambahan Ronkhi (-), Ronkhi (-),
wheezing (-) wheezing (-)

9. Kardiovaskular
Tabel 12. Pemeriksaan Kardiovaskular
a. Jantung
- Irama Regular Ireguler

- Bising Ya Tidak


- Gallop Ada Tidak


Lain-lain (jelaskan)
b. Bising Ada Tidak

 Karotis : Kiri √

Kanan √

 Femoralis : Kiri √

Kanan √

c. Denyut nadi perifer Ada Tidak

 A. dorsalis pedis
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
 A. tibialis posterior

10
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
Tak ada +1 +2 +3 +4
d. Edema
 Pedal

 Tibial

 Sakral

10. Abdomen
Hati membesar : Tidak ada
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/bruit : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/tidak : Tidak ada

11. Rektum/Anus
Tabel 13. Pemeriksaan rectum/anus.
Ada Tidak
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada TIDAK DIPERIKSA
Massa di rectum
Impaksi fekal

12. Genital/Pelvis
Tabel 14. Pemeriksaan genital/pelvis.
Ya Tidak
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans TIDAK DIPERIKSA

Nyeri tekan

Prolaps pelvis

Lain-lain : -

11
Tes pap: Tidak dikerjakan

13. Muskuloskeletal
Tabel 15. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Temuan klinis Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada blkg
Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan /
peradangan
Kesimpulan: Pada pasien didapatkan deformitas pada lutut kaki kiri dan
gerak terbatas pada bahu lengan kanan, panggul dan lutut kaki kanan juga
terdapat nyeri pada lutut.

14. Neurologik / Psikologik


a. Status Mentalis
Tabel 16. Pemeriksaan status mentalis.
Pemeriksaan Baik Terganggu
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)

Kuesioner pendek/portable tentang status mental:


Tabel 17. Status mental.
Pemeriksaan Betul Salah Keterangan
Tanggal berapakah hari ini ?
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapakah nomor telpon rumah
anda ?
Berapakah usia anda ?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ?
Siapa nama gubernur sekarang ?
Nama gubernur sebelum ini ?
Nama ibumu sebelum menikah ?

12
20 dikurang 3 dan seterusnya

Jumlah kesalahan:
0-2 Kesalahan : baik
3-4 Kesalahan : Gangguan Intelek ringan
5-7 Kesalahan : Gangguan intelek sedang
7-10 Kesalahan : Gangguan Intelek Berat

Kesimpulan:

b. Perasaan Hati/afeksi : baik


c. Umum
Tabel 18. Pemeriksaan umum.
Pemeriksaan Normal Abnormal (jelaskan)
Saraf otak
Motorik :
- kekuatan Dextra: |
Sinistra: |
- tonus

Sensorik :
- tajam √
- raba √
- getaran √

Refleks Ekstremitas dextra:


meningkat/hiper-
refleks
Sereblar : - jari ke hidung √
- Tumit ke ujung kaki Sulit dilakukan karena
keterbatasan gerak
- Romberg - Sulit dilakukan karena
keterbatasan gerak
Gerak langkah - Terganggu kanan dan
kiri
Kesimpulan: terdapat gangguan saraf otak maupun gangguan reflex
yang bermakna pada pasien ini.

13
d. Tanda-tanda lain
Tabel 19. Tanda tanda lain.
Pemeriksaan Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √
Rigiditas cogwebell √
Bradikinesia √
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √
Kesimpulan: Pada pemeriksaan tanda-tanda lain dari gerakan
involunter tidak ditemukan kelainan.

C. RISIKO JATUH
Tabel 20. Risiko jatuh.
No. Identifikasi Jawaban
1. Apakah ada jatuh selama satu tahun Ya
terakhir
2. Kekhawatiran akan jatuh Ya
3. Permasalahan jantung/Vaskular Tidak
4. Gangguan kognitif Ya
5. Inkontinensia Tidak
6. Depresi Ya
7. Masalah Motorik dan Sensoris Ya
8. Permasalahan spesifik lainnya Tidak
9. Pengobatan psikoaktif Tidak
10. Pengobatan menggunakan sedasi Tidak
11. Pengobatan yang menyebabkan hipotensi Tidak
12. TUG test >12 detik Tidak
13. Visus <20/40 atau tidak pemeriksaan mata Ya
>1 tahun
14. Perubahan sistol lebih dari 20 mmHg atau Ya
diastol lebih sama dengan dari 10 mmHg,
atau pusing ketika berpindah dari
berbaring ke berdiri
Kesimpulan: Dari tabel di atas tampak pasien memiliki resiko tinggi jatuh

D. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pasien dilakukan pemeriksaan CT-Scan kepala dan rontgen genu, namun
hasil foto dari pemeriksaan tersebut masih di rumah sakit.

14
E. POLA KONSUMSI MAKAN PENDERITA FORMULIR 24 HOUR
RECALL
(Catatan: asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur
malam)

Tabel 21. Konsumsi makan penderita formulir 24 hour recall.

Nama makanan atau Jumlah


Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT
Makan
07.00
Pagi

Selingan 10.00

Makan
12.00
Siang

Selingan 15.00

Makan
19.00
Malam

Penjelasan:
.

15
F. DAFTAR MASALAH & RENCANA PENANGANAN
Tabel 22. Daftar Masalah dan rencana penanganan

Tanggal Pendekatan Problem/Diagnostik Rencana Indikator Keberhasilan


18 April Membina - Hipertensi Anamnesis :  Terjalin hubungan baik
2018 hubungan baik - Hemiparesis dextra (post - Riwayat Hipertensi sejak usia 40 tahun dan tidak terkontrol dengan keluarga dan keluarga
dengan pasien stroke) - Kebiasaan minum kopi 2-3x/hari bersedia untuk dilakukan
dan keluarga, - Suspek CHF - Pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan tergantug asessmen geriatric.
Anamnesis dan - Osteoarthritis Sinistra penuh pada keluarga  Keluarga mengetahui
Pemeriksaan - Gangguan kognitif - Tidak pernah kontrol ke RS lagi sudah hampir 2 tahun penyebab dari kondisi pasien.
Fisik sedang Pemeriksaan fisik :
- Ketergantungan total - Hipertensi (TD = 140/100 mmHg)
pada orang lain - Hemiparesis dextra (post stroke)
- Depresi ringan - Suspek CHF
- Osteoarthritis sinistra

24 April Fungsi Biologis Hipertensi 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit  Pasien minum obat secara
2018 Diagnosis berdasarkan hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan bila tekanan darah teratur
pemeriksaan tekanan darah. tidak terkontrol.  Tekanan darah terkontrol
2. Memberikan terapi sesuai dengan diagnosis dan penjelasan tentang  Pasien mengkonsumsi
perlunya keteraturan dalam minum obat hipertensi. makanan yang rendah garam
3. Memotivasi penderita dan keluarga untuk kontrol hipertensi secara dan lemak
rutin.
4. Merencanakan diet rendah garam dan lemak untuk pasien dengan
cara mengedukasi keluarga (anak-anak pasien) untuk mengurangi
makanan yang mengandung tinggi garam dan lemak, lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, vitamin, dan
serat seperti buah dan sayur. (Pemberian list pengaturan pola makan
dan jenis makanan yang harus di hindari).

17
Hemiparesis Dextra (Post 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit  Keluarga pasien mulai
Stroke) stroke dan kelumpuhan sisi kanan tubuh pasien merupakan mempraktekan gerakan otot
Diagnosis berdasarkan komplikasi dari penyakit hipertensi yang tidak terkontrol.  Keluarga pasien
pemeriksaan fisik. 2. Memberikan edukasi kepada keluarga untuk selalu membantu mempraktekan bagaimana
pasien merubah posisi berbaring, miring kanan dan kiri serta posisi berbaring dan miring
mengajarkan bagaimana posisi yang benar agar tidak terjadi ulkus kanan kiri yang benar untuk
decubitus dengan cara memberikan poster petunjuk posisi berbaring pasien
dan miring kanan kiri yang benar.  Keluarga pasien membawa
3. Memberikan edukasi kepada keluarga bagaimana cara melatih pasien ke RS untuk
pergerakan dari ektremitas atas maupun bawah yang mengalami penanganan lebih lanjut.
hemiparesis agar nantinya dapat mencegah atrofi otot dengan cara
memberikan poster petunjuk gerakan yang dilakukan.
4. Memotivasi dan menganjurkan keluarga agar membawa pasien ke
RS untuk dilakukan rujukan ke dokter spesialis saraf dan fisioterapi
sehingga ada penanganan lebih lanjut.

Suspek CHF 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyebab  Keluarga pasien membawa
Berdasarkan pemeriksaan bengkak pada kaki, dan hal ini berhubungan dengan tekanan darah pasien ke RS untuk mendapat
fisik. tinggi yang tidak terkontrol. pemeriksaan dan penanganan
2. Memotivasi kepada pasien dan keluarganya agar berobat ke RS lebih lanjut.
untuk dapat dirujuk ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan
dan penanganan lebih lanjut.

Osteoarthritis Sinistra 1. Mengedukasi kepada keluarga dan pasien bahwa Osteoarthritis  Keluarga mempraktekan
Berdasarkan pemeriksaan yang dialaminya merupakan akibat faktor usia. Memberikan gerakan fisioterapi sederhana
fisik dan keterangan informasi bahwa penyakit osteoarthritis tidak dapat kembali pulih  Keluarga membawa pasien ke
pemeriksaan rontgen genu seperti sebelum sakit. RS untuk fisioterapi.
2. Menjelaskan kepada keluarga pasien gerakan fisioterapi sederhana
yang bisa dilakukan kepada pasien untuk mengurangi nyeri pada
lutut dan mecegah atrofi otot pada kaki yang jarang di mobilisasi,
dengan cara memberikan poster gerakan fisioterapi sederhana yang

18
bisa dilakukan dirumah.
3. Merujuk pasien ke Rumah Sakit untuk mendapatkan fisioterapi dan
tindakan lebih lanjut.

Fungsi Psikologis Gangguan kognitif sedang 1. Mengedukasi pasien walaupun saat ini hanya terbaring di tempat  Pasien mulai membaca
(berdasarkan MMSE) tidur, tetapi boleh melakukan kegiatan bermanfaat untuk daya ingat buku/alquran
yaitu dengan membaca alquran, buku bacaan, koran, melihat album
foto, dll.
Risiko Jatuh dan
Ketergantungan total dalam 1. Menganjurkan kepada keluarga untuk membuat pembatas atau  Pencahayaan dan ventilasi
aktivitas sehari-hari pegangan di sisi tempat tidur, menyarankan untuk mengganti lampu diperbaiki
(berdasarkan skor ADL = kamar yang lebih terang (lampu LED) karena pencahayaan kurang,  Keluarga secara bergantian
1) dan ventilasi yang cukup agar ada udara yang masuk. setiap waktu
2. Mengedukasi kepada keluarga bahwa pasien berisiko jatuh mengecek/memantau kondisi
sehingga perlu dipantau dan pendampingan. pasien dan mendampingi
3. Memberikan motivasi agar keluarga tetap semangat dalam merawat pasien saat dibutuhkan
dan menjaga pasien. bantuan
Depresi ringan
(berdasarkan hasil 1. Membangun kepercayaan diri pasien bahwa dirinya dapat tetap  Keluarga mengajak pasien
pemeriksaan penapisan hidup produktif meskipun pasien mengalami keterbatasan gerak, berkumpul dan berbincang
depresi) dengan berkumpul diskusi dengan keluarga dan cucu. dengan cucu dan keluarga
2. Menyarankan keluarga untuk menempatkan radio atau televisi di lain.
kamar atau dekat dengan kamar pasien agar pasien mendapatkan  Keluarga menempatkan
hiburan TV/Radio di kamar pasien.
Fungsi Sosial Jarang berkumpul dengan 1. Mengedukasi keluarga agar pasien setiap pagi di tempatkan di kursi  Pasien bersosialisasi dengan
keluarga dan tetangga roda, dibawa keluar kamar (depan rumah) sehingga pasien bisa tetangga dan kumpul dengan
bersosialisasi dengan tetangga walaupun dengan keterbatasan. keluarga.
2. Menyarankan kepada keluarga untuk mengadakan kumpul keluarga
di rumah pasien

19
3 Mei 2018 Anamnesis dan - Hipertensi Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan. Edukasi dan arahan yang sudah
Pemeriksaan - Hemiparesis dextra (post Anamnesis : diberikan dapat terlaksana
Fisik stroke) - Keluarga sudah melakukan gerakan otot, miring kanan dan kiri, dengan baik, dan pasien dapat
- Suspek CHF dan gerakan fisioterapi sederhana hidup produktif walaupun
- Osteoarthritis Sinistra - Keluarga baru menerapkan 1x masak makanan diet hipertensi memiliki keterbatasan
- Gangguan kognitifsedang - Pencahayaan dan ventilasi sudah diperbaiki fungsional.
- Ketergantungan total - Pasien minum obat teratur
pada orang lain - Keluarga belum membawa pasien ke RS untuk kontrol dan
- Depresi ringan pengobatan lebih lanjut
- Keluarga belum mengajak pasien untuk sosialisasi dengan tetangga,
dan belum mengadakan kumpul keluarga
- Pasien sudah mulai melakukan kegiatan membaca buku

Pengukuran tanda-tanda vital : TD = 130/90 mmHg

20
G. RENCANA PERAWATAN TERPADU/ COMPREHENSIVE CARE
Pendekatan Biologis
• Edukasi kepada penderita untuk rajin berlatih gerak seperti
mnggunakan bola elastis untuk di genggam.
• Edukasi kepada keluarga dan penderita untuk mengatur pola
makan, konsumsi makanan yang bergizi seimbang dan rendah
garam dengan cara memberikan list makanan yang tinggi akan
garam dan pola makan bagi penderita hipertensi.
• Edukasi kepada keluarga untuk melatih tonus otot agar tidak atrofi
dengan memberikan poster petunjuk gerakan.
• Edukasi kepada keluarga bagaimana sebaikya posisi berbaring,
miring kiri dan miring kanan untuk pasien.
Pendekatan Psikologis
• Edukasi pasien untuk membaca buku, koran atau melihat album
foto untuk meningkatkan daya ingat.
• Edukasi kepada keluarga untuk membuat pembatas/pegangan pada
pinggir tempat tidur, mengganti lampu kamar untuk mengurangi
risiko jatuh.
• Edukasi kepada keluarga untuk selalu memantau dan mendampingi
pasien.
• Membangun kepercayaan diri pasien bahwa dirinya dapat tetap hidup
produktif meskipun pasien mengalami keterbatasan gerak, dengan
berkumpul diskusi dengan keluarga dan cucu.
Pendekatan Sosial
• Edukasi kepada keluarga untuk mengajak pasien agar lebih sering
berinteraksi dengan tetangga, seperti mengobrol agar mengurangi
stress
• Memotivasi keluarga untuk mengadakan kumpul keluarga dirumah
pasien agar pasien tidak kesepian/stress.
Terapi Farmakologi
 Amlodipin 1x10 mg

21
 Aspirin 1x100 mg
 Ranitidine 2x150 mg
 Vitamin B-complex 1x1
Terapi Non-Farmakologi
 Rujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan, untuk mendapatkan
pelayanan lebih lanjut.
 Diet rendah garam dan lemak

H. LAPORAN LANJUTAN
 Pada asesmen geriatrik (Summary)

 Pemeriksaan Fisik (Summary)

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Mukherjee PK, Nema NK, Venkatesh P, Debnath PK. Changing scenario for
promotion and development of Ayurveda – way forward. Journal of
Ethnopharmacology. 2012;143(2):424-34.
2. Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Jakarta;2013; pg.1-5
3. Badan Pusat Statistik [Internet]. Data untuk perencanaan pembangunan
dalam era desentralisasi; 2013 [diakses Juni 2013]. Diunduh dari:
http://www. datastatistik-indonesia.com.
4. Abikusno N. Older population in Indonesia: trends, issues and policy
responses. Bangkok: YNFPA Indonesia, 2007
5. Chodzko-Zajko, Ringel, Miller R. Biology of aging and longevity. In: Halter
BJ, Ouslander JG Tiinneti ME, Studenski S, Higj KP, Asthana K, editors.
Hazzard’s geriatric medicines and gerontology. 6th ed. New York: McGraw-
Hill Health Professions Divisons; 2009.
6. Warner HR, Sierra F, Thompson LV. Biology of aging. In: Fillit HM,
Rockwood K, Woodhouse K, editors. Brocklehurst’s textbook of geriatric
medicine and gerontology. 7th ed. New York: Saunders; 2010.
7. Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Jakarta. 2013; p.1-5
8. Rosendorff C, Balck HR, Cannon CP, Cannon BJ, Gersh BJ, Gore Jet al.
Treatment of Hypertension in the Prevention and Management of Ischemic
Heart Disease : A Scientific Statement from the American Heart Association
Council for High Blood Pressure Research and the Council on Clinical
Cardiology and Epidemiology and Prevention. Circulation. 2014;115:2761-
2788.
9. Standing Deakin Norman Standing . Hypertension its detection
prevalence control and treatment in a ualit driven ritish eneral practice. r J
Cardiol. 2015 12: 257
10. Andriansah MA. 2011. Karakteristik Penderita Katarak di Puskesmas
Ciputat Tahun 2006 – 2010. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

23
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Kunjungan 1

Kunjungan 2

Kunjungan 3

24
25

Anda mungkin juga menyukai