Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE SISWA SEKOLAH DASAR INPRES 3/77

RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA


Lutfita Anggraini*, Odi Pinontoan*, Harvani Boky*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Personal Hygiene merupakan kebutuhan dasar seseorang, Personal Hygiene adalah kebersihan
dan kesehatan diri yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri. Personal
hygiene yang dimaksud yaitu meliputi kebersihan rambut, kebersihan kulit, kebersihan gigi dan
mulut, kebersihan mata, kebersihan kuku tangan dan kaki, serta kebersihan telinga. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu untuk menggambarkan kebersihan diri siswa Sekolah
Dasar Inpres 3/77 Ranowangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Pengambilan data
dilakukan secara observasional pada siswa kelas 4, 5 dan 6 yang berjumlah 70 responden. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 10,0% responden memiliki rambut hygiene, 84,3% kulit
hygiene, 5,7% gigi dan mulut hygiene, 27,1% mata hygiene, 70,0% kuku tangan dan kaki hygiene,
serta 11,4% telinga hygiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal hygiene responden
masih rendah. Oleh karena itu, perlunya tindakan intervensi baik dari orang tua maupun guru di
sekolah untuk pendidikan dan penyuluhan mengenai personal hygiene melalui program Usaha
Kesehatan Sekolah.

Kata kunci: Personal hygiene, Perilaku kebersihan diri

ABSTRACT
Personal Hygiene is a person's basic needs, Personal Hygiene is a hygiene and personal health
that aims to prevent the occurrence of disease to yourself. Personal hygiene in question that
includes hair hygiene, skin hygiene, dental and oral hygiene, eye hygiene, hand and foot nail
hygiene, and ear hygiene. This research is a descriptive research type, namely to describe the
personal hygiene of elementary school students Inpres 3/77 Ranowangko District Tombariri
Minahasa District. The data were collected by observational students in grade 4, 5 and 6 which
amounted to 70 respondents. From the results of the study note that as many as 10.0% of
respondents have hygiene hair, 84.3% hygiene skin, 5.7% tooth and hygiene mouth, 27.1% eye
hygiene, 70.0% hygiene nails and toes, and 11.4% hygiene ears. The results show that personal
hygiene of respondents is still low. Therefore, the need for action intervention by both parents and
teachers in the school for education and counseling on personal hygiene through the School
Health Program.

Keyword: Personal Hygiene, personal hygiene behavior

PENDAHULUAN memungkinkan hidup produktif secara


Menurut WHO (1947), sehat adalah sosial dan ekonomi. Dalam kata lain
suatu keadaan yang sempurna baik fisik, kesehatan harus dilihat sebagai satu
mental dan sosial, serta tidak hanya kesatuan yang utuh yang terdiri dari
bebas dari penyakit atau kelemahan. unsur-unsur fisik, mental, sosial dan
Menurut Undang-undang no.23 tahun kesehatan jiwa.
1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari Personal hygiene merupakan
badan, jiwa, dan sosial yang kebutuhan dasar seorang manusia.
Personal hygiene adalah kebersihan dan Sehingga sangat penting untuk
kesehatan diri yang bertujuan untuk mengajarkan bagaimana cara menjaga
mencegah timbulnya penyakit pada diri kebersihan diri pada anak usia sekolah
sendiri atau orang lain (Tarwoto dan (Islamudin dkk, 2017). Perilaku menjaga
Martonah, 2011). Menurut Rejeki kebersihan diri adalah suatu upaya untuk
(2015), Personal hygiene merupakan memberdayakan siswa, guru, serta
kebersihan diri sendiri yang dilakukan masyarakat lingkungan sekolah agar
untuk mempertahankan kesehatan, baik menjadi tahu, mau, serta mampu
secara fisik maupun psikologis. mempraktekkan bagaimana cara
Pemeliharaan personal hygiene menjaga personal hygiene dan aktif
sangat menentukan status kesehatan, dalam mewujudkan sekolah sehat,
dimana individu secara sadar dan atas sehingga dengan demikian tercipta
inisiatif diri sendiri untuk menjaga sekolah yang bersih dan sehat, yang
kesehatan dan mencegah terjadinya berdampak pada siswa, guru, dan
penyakit (Akmal dkk, 2013). Personal masyarakat lingkungan sekolah yang
hygiene yang dimaksud yaitu mencakup terlindung dari berbagai ancaman dan
kebersihan kulit, kebersihan rambut, gangguan penyakit (Solehati dkk, 2015).
kebersihan gigi dan mulut, kebersihan Sekolah Dasar Inpres Ranowangko
mata, kebersihan kuku tangan dan kuku adalah salah satu sekolah dasar yang
kaki, serta kebersihan telinga (Rejeki, berada di Kecamatan Tombariri
2015). Pentingnya menjaga personal Kabupaten Minahasa dengan jumlah
hygiene ini sejalan dengan undang- siswa sebanyak 161 siswa, dengan
undang tentang kesehatan no.23 tahun jumlah siswa di kelas satu sebanyak 29
1992 pasal 3 yang menyebutkan bahwa siswa, kelas dua 27 siswa, kelas tiga 22
setiap orang wajib ikut serta dalam siswa, kelas empat 25 siswa, kelas lima
memelihara dan meningkatkan derajat 31 siswa dan kelas enam 27 siswa,
kesehatan perorangan, keluarga, dan dengan jumlah laki-laki sebanyak 81
lingkungannya. siswa dan perempuan berjumlah 80
Pengetahuan tentang personal siswa. Menurut hasil observasi pada
hygiene atau kebersihan diri mempunyai lingkungan sekolah, Sekolah Dasar
peranan yang sangat penting dalam Inpres Ranowangko memiliki halaman
tumbuh kembang seorang anak, karena sekolah yang cukup bersih, tidak ada
pada anak sekolah dasar yaitu pada usia sampah yang berserakan, dan memiliki
6 sampai 12 tahun memiliki tubuh yang ruangan kelas yang bersih. Hasil
rentan terhadap masalah kesehatan. observasi yang dilakukan peneliti secara
random pada siswa kelas 4 sampai kelas siswa kelas 4, 5 dan 6 yang berjumlah
6 terdapat beberapa siswa yang memiliki 83 siswa dan Siswa yang hadir pada saat
keluhan gatal pada kulit kepala, keluhan dilakukan penelitian, Kriteria Eksklusi
sakit gigi, rambut yang berbau tidak yaitu Siswa yang tidak bersedia menjadi
sedap, mata merah, kuku tangan yang responden dan siswa yang belum bisa
panjang dan hitam, serta beberapa siswa membaca dan menulis. Personal
mengalami diare selama sebulan hygiene ini diukur melalui pengamatan
terakhir. langsung oleh peneliti dengan
Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan kuesioner yang terdiri
tertarik untuk melakukan penelitian dari 24 poin penilaian dengan
mengenai “bagaimana gambaran menggunakan skala Guttman “ya” dan
personal hygiene pada siswa di Sekolah “tidak”. Hasil ukurnya akan
Dasar Inpres 3/77 Ranowangko diinterpretasikan menjadi 2 kategori
Kecamatan Tombariri Kabupten sebagai berikut :
Minahasa?”. Hygiene : jika seluruh indikator
pengamatan personal hygiene terpenuhi
METODE PENELITIAN yaitu apabila hasil pengamatan
Penelitian ini merupakan suatu responden dalam kategori “Ya”. Tidak
penelitian deskriptif yaitu penelitian hygiene : jika ada salah satu dari
yang dilakukan terhadap sekumpulan indikator pengamatan personal hygiene
objek untuk mendapatkan gambaran yang tidak terpenuhi, yaitu ada hasil
lengkap mengenai fenomena atau pengamatan responden yang dalam
kenyataan sosial (Notoatmodjo, 2012). kategori “Tidak”.
Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Kemudian diinterpretasikan kedalam
Ranowangko, Kecamatan Tombariri bentuk persentase menurut jumlah
Kabupaten Minahasa pada bulan responden dengan rumus sebagai
September–Oktober 2017. Populasi dari berikut:
penelitian ini adalah seluruh siswa di
𝑓
Sekolah Dasar Inpres Ranowangko, 𝑃= 𝑥 100 %
𝑁
yang berjumlah 161 siswa. Sampel yang
digunakan adalah seluruh siswa kelas 4,
Keterangan :
5, dan 6 di Sekolah Dasar Inpres P : Persentase
f : frekuensi responden dari tiap kategori
Ranowangko yang berjumlah 83 siswa
N : jumlah seluruh responden
serta memenuhi kriteria Inklusi dan
Eksklusi. Kriteria Inklusi yaitu Semua
HASIL DAN PEMBAHASAN seminggu sebagai cara untuk menjaga
Tabel 1. Distribusi responden
kebersihan rambut (Depdikbud,
berdasarkan personal hygiene kulit.
1986:12). Rambut yang sehat yaitu
Perilaku n %
rambut yang tidak mudah rontok serta
Hygiene 59 84,3
Tidak Hygiene 11 15,7 patah, tidak terlalu berminyak serta tidak
Total 70 100 terlalu kering, dan tidak berketombe
Kulit merupakan bagian terluar dari
serta berkutu.
tubuh sehingga berperan sebagai
Berdasarkan Tabel di atas
pelindung tubuh dari segala kerusakan
distribusi responden yang menerapkan
atau pengaruh lingkungan yang buruk.
perilaku hygiene sebanyak 7 pelajar
Adapun fungsi kulit lainnya, yaitu : kulit
(10,0%) dan responden yang
sebagai tempat penyimpanan, kulit
menerapkan perilaku tidak hygiene
sebagai pengatur suhu, kulit sebagai alat
sebanyak 63 pelajar (90,0%).
peraba, kulit sebagai penunjang
penampilan, dan masih banyak lagi
Tabel 3. Distribusi responden
(Maharani A, 2015). berdasarkan Personal Hygiene gigi dan
Berdasarkan Tabel di atas mulut.
Perilaku n %
Distribusi responden yang menerapkan Hygiene 4 5,7
perilaku hygiene sebanyak 59 pelajar Tidak 66 94,3
(84,3%) dan responden yang Hygiene
Total 70 100
menerapkan perilaku tidak hygiene
sebanyak 11 pelajar (15,7%).
Kebersihan mulut adalah upaya

Tabel 2. Distribusi responsen melaksanakan kebersihan rongga mulut,


berdasarkan Personal Hygiene rambut lidah dan gigi dari sisa makanan dan
Perilaku n % kotoran. Gosok gigi merupakan cara dan
Hygiene 7 10,0
Tidak 63 90,0 upaya yang terbaik untuk perawatan gigi
Hygiene dan dilakukan minimal 2 kali dalam
Total 70 100
sehari yaitu pagi setelah sarapan dan
Rambut merupakan bagian tubuh yang pada malam hari sebelum tidur. Dengan
paling banyak mengandung minyak. menggosok gigi secara teratur dan benar
Karena itu kotoran, debu, dan asap maka plak yang ada pada gigi akan
mudah melekat. Maka dari itu mencuci hilang. Hindari makan makanan yang
rambut adalah suatu keharusan, mencuci keras dan terlalu panas serta dingin
rambut dengan shampo dirasa cukup (Depdikbud, 1986:30). Gigi yang sehat
apabila dilakukan 2 kali dalam adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya
dan tidak berlubang serta memiliki gusi menerapkan perilaku tidak hygiene
yang kencang dan berwarna merah sebanyak 51 pelajar (72,9%).
muda.
Berdasarkan Tabel di atas Tabel 5. Distribusi responden
distribusi responden yang menerapkan berdasarkan Personal Hygiene Kuku
perilaku hygiene sebanyak 4 pelajar Tangan dan Kaki.
(5,7%) dan responden yang menerapkan Perilaku n %
perilaku tidak hygiene sebanyak 66 Hygiene 19 27,1
Tidak 51 72,9
pelajar (94,3%).
Hygiene
Total 70 100
Tabel 4. Distribusi responden
berdasarkan Personal Hygiene Mata. Kuku terdapat di ujung jari bagian yang
Perilaku n %
Hygiene 49 70,0 melekat pada kulit, yang terdiri dari sel-
Tidak 21 30,0 sel yang masih hidup. Bentuk kuku
Hygiene bermacam-macam tergantung dari
Total 70 100
kegunaannya, ada yang pipih, bulat
panjang, tebal, dan tumpul (Depdikbud,
Mata merupakan indra penglihatan yang
1926:21).
sangat dibutuhkan untuk melakukan
Berdasarkan tabel di atas
aktifitas. Oleh sebab itu, individu harus
distribusi responden yang menerapkan
membersihkan matanya supaya aktifitas
perilaku hygiene sebanyak 49 pelajar
tidak menjadi terganggu. Kebersihan
(70,0%) dan responden yang
mata adalah suatu keadaan atau upaya
menerapkan perilaku tidak hygiene
dimana mata bebas dari kotoran,
sebanyak 21 pelajar (30,0%).
misalnya kotoran debu, asap, dan lain-
lain. Kebersihan mata adalah salah satu
Tabel 6. Distribusi responden
komponen dari kebersihan diri. Jadi
berdasarkan Personal Hygiene Telinga
seseorang harus membersihkan matanya
Perilaku n %
agar bisa memenuhi kebersihan diri dan
Hygiene 8 11,4
tidak mengalami gangguan penglihatan Tidak 62 88,6
(Wikipedia.org). Hygiene
Berdasarkan Tabel di atas Total 70 100

distribusi responden yang menerapkan


Telinga merupakan alat pendengaran,
perilaku hygiene sebanyak 19 pelajar
sehingga berbagai bunyi dapat di
(27,1%) dan responden yang
dengar. Di samping sebagai alat
pendengaran telinga juga dapat berguna Distribusi Personal hygiene tertinggi ke
sebagai alat keseimbangan tubuh. empat yaitu hygiene telinga dengan
Menjaga kesehatan telinga dapat jumlah responden yang menerapkan
dilakukan dengan pembersihan yang perilaku hygiene sebanyak 8 pelajar
berguna untuk mencegah kerusakan dan dengan persentase 11,4%. Distribusi
infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu Personal hygiene tertinggi ke lima yaitu
lubang telinga yang senantiasa bersih, hygiene rambut dengan jumlah
untuk mendengar jelas, dan telinga responden yang menerapkan perilaku
bagian luar selalu bersih (Depdikbud, hygiene sebanyak 7 pelajar dengan
1986:30). persentase 10,0%. Distribusi Personal
Berdasarkan tabel di atas Hygiene terendah adalah hygiene gigi
distribusi responden yang menerapkan dan mulut dengan jumlah responden
perilaku hygiene sebanyak 8 pelajar yang menerapkan perilaku hygiene
(11,4%) dan responden yang hanya 4 pelajar dengan persentase 5,7%.
menerapkan perilaku tidak hygiene Maka dari penelitian ini dapat
sebanyak 62 pelajar (88,6%). disimpulkan bahwa Personal Hygiene
pada siswa Sekolah Dasar Inpres 3/77
KESIMPULAN Ranowangko Kecamatan Tombariri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kabupaten Minahasa masih rendah.
di SD Inpres Ranowangko 3/77 maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut : SARAN
Distribusi Personal Hygiene tertinggi 1. Perlunya pihak sekolah dapat
adalah hygiene kulit dengan jumlah memberikan pelajaran mengeai
responden yang menerapkan perilaku Personal Hygiene agar para siswa
hygiene sebanyak 59 pelajar dengan dapat menjaga kebersihan dirinya
persentase 84,3%. Distribusi Personal sendiri untuk meningkatkan derajat
hygiene tertinggi ke dua yaitu hygiene kesehatan pada pelajar.
kuku tangan dan kaki dengan jumlah 2. Perlunya pihak sekolah dapat
responden yang menerapkan perilaku menyediakan UKS.
hygiene sebanyak 49 pelajar dengan 3. Perlunya pihak sekolah
persentase 70,0%. Distribusi Personal menyediakan fasilitas sarana dan
hygiene tertinggi ketiga yaitu hygiene prasarana untuk menjaga personal
mata dengan jumlah responden yang hygiene seperti tempat mencuci
menerapkan perilaku hygiene sebanyak tangan dan WC.
19 pelajar dengan persentase 27,1%.
4. Perlunya para pelajar lebih Bandungan Kabupaten
meningkatkan kesadaran dan Semarang). Jurnal
kemauan untuk menjaga kebersihan Kesehatan Masyarakat Vol
diri sendiri. 5. No 1. 2017.
Maharani A, 2015. Penyakit Kulit,
DAFTAR PUSTAKA Perawatan Pencegahan
Anonimous 2017. Profil Sekolah SD dan Pengobatan.
Inpres 3/77 Ranowangko. Yogyakarta : Pustaka Baru
Anonimous 1992. Undang-undang RI Press.
Nomor 23. Tentang Notoatmodjo S, 2012. Metodologi
Kesehatan, Jakarta. Penelitian Kesehatan.
Akmal dkk, 2013. Hubungan Personal Jakarta: Rineka Cipta.
Hygiene dengan Kejadian Rejeki S, 2015. Sanitasi, Hygiene, dan
Skabies Di Pondok Kesehatan & Keselamatan
Pendidikan Islam Darul Kerja (K3). Bandung:
Ulum, Palarik Air Pacah, Rekayasa Sains.
Kecamatan Koto Tangah Solehati dkk, 2015. Pengaruh Edukasi
Padang Tahun 2013.Jurnal Terhadap Pengetahuan dan
Kesehatan Andalas Vol 2. Skill Guru Serta Personal
No 3. 2013. Hygiene Siswa SD. Jurnal
Depdikbud, 1986. Tuntutan Pendidikan Kemas Vol 11. No 1. 2015.
Kesehatan Pribadi. Jakarta Tarwoto & Wartonah, 2011. Kebutuhan
: Deprtemen Pendidikan Dasar Manusia dan Proses
dan Kebudayaan. Keperawatan edisi ke-4.
Islamudin dkk, 2017. Gambaran Jakarta: Selemba Medika.
Perilaku Personal Hygiene Wikipedia.org, Pengertian Mata.
Yang Berhubungan dengan https://id.m.wikipedia.org>
Infeksi Soil Trasmitted wiki>mata diakses pada 6
Helminth pada Anak September 2017, pukul
Sekolah Dasar (Studi Kasus 19.28 WITA.
di Desa Candi Kecamatan

Anda mungkin juga menyukai