Anda di halaman 1dari 24

Konsep Dasar Plasenta Previa

A. Pengertian Plasenta Previa


Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Plasenta previa adalah jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpuks uteri jauh dari
ostium internus servisis , tetapi terletak sangat dekat pada ostium internus tersebut.
B. Klasifikasi Plasenta Previa
Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas terabanya
jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu :
1. Plasenta previa totalis , apabila seluruh pembukaan (ostium internus servisis)
tertutup oleh jaringan plasenta .
2. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus
servisis) tertutup oleh jaringan plasenta .
3. Plasenta previa marginalis , apabila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan (ostium internus servisis)
4. Plasenta letak rendah , apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen
bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta
berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada
pembukaan jalan lahir.
C. Etiologi Plasenta Previa
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat
diterangkan . bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada
desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah
selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak
cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun
akan memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali
pembukaan jalan lahir.
Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira
10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25
tahun . Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih
sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun (Kloosterman 1973).

D. Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik dari plasenta previa adalah :
1. Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
2. Darah segar atau kehitaman dengan bekuan
3. Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi
Braxton Hicks atau koitus
4. Perdarahan permulaan jarang begitu berat . Biasanya perdarahan akan berhenti
sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga .
5. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum
masuk pintu atas panggul. ada kelainan letak janin Pemeriksaan inspekulo :
Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.
E. Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia
karena perdarahan. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan. Pada janin
biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya seperti asfiksia berat.
Penatalaksanaan umum plasenta previa.
Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut
( misalnya batuk, mengedan karena sulit buang besar )
Perhatian : Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada
perdarahan antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio sesarea.
Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan
berasal dari kanalis serviks atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi
atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di atas menyingkirkan
diagnosa plasenta previa.
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl 0,9 %
atau Ringer Laktat).
Lakukan penilaian jumlah perdarahan :
Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapan sseksio sesarea tanpa
memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.Jika perdarahan sedikit dan berhenti
dan fetus hidup tetap preatur, pertimbangkan ttettapi ekspektatif sampai
persalinan atau terjadi perdarahan banyak.
Asuhan Keperawatan Kasus Plasenta Previa

PENGKAJIAN

A. Identitas

1. Pasien

Nama Pasien : Ny. “S”

Umur Pasien : 27 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jetisharjo, Cokrodiningratan, Jetis, DIY

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Swasta

Tanggal Masuk : 15 November 2014

Diagnosa medis : Plasenta previa totalis primigravida 32 minggu dengan ISK

2. Penanggung jawab

Nama : Tn. “S"

Alamat : Jetisharjo, Cokrodiningratan, Jetis, DIY

Hubungan dengan pasien : Ayah

a. Riwayat Kesehatan

Alasan masuk RS

Pasien adalah rujukan dari RS Sakina Idaman dengan diagnosa medis plasenta previa
totalis. Pasien pernah rawat inap di RS Sakina Idaman dari tanggal 7-11 November
2014 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah diberikan terapi
dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke RSS. Pasien merasa
hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan sudah
sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter
spesialis obsgyn dengan diagnosa plasenta previa totali

b. Keluhan utama

Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi dalam
kandungan bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri terasa
hilang timbul.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga menggigil, sempat muntah 1x
pada tanggal 16 November 2014 dan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah
segar.

d. Riwayat kehamilan

Primigravida G1P0A0

HPMT : 30 Maret 2014

HPL : 7 Januari 2015

Usia Kehamilan : 32 minggu

Keluhan yang muncul selama kehamilan ini

1) Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan

2) Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6 bulan merasakan


nyeri perut, mual, muntah, pusing, lemas dan terjadi perdarahan pada jalan
lahir.

3) Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan, merasa demam hingga


menggigil, mual, muntah dan lemas.

e. Riwayat imunisasi

Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin sudah sekitar 1 tahun


yang lalu
f. Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat penyakit

Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi,


diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi. Pada usia kehamilan 6 bulan
pasien memeriksakan diri ke RS Sakinah sebanyak 3 kali karena perdarahan pada
jalan lahir.

Riwayat reproduksi

- Menstruasi

Menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari, lamanya 3-6 hari, tidak dismenhore,
sifat darah khas darah menstruasi, tidak ada keputihan.

- Menikah

Pasien mengatakan sudah menikah satu kali yaitu sudah selama 1 tahun yang lalu.

- Kehamilan yang dulu

Pasien menyatakan ini adalah anak pertama, belum pernah keguguran.

- Keluarga Berencana

Pasien mengatakan belum menggunakan program keluarga berencana, namun pasien


ingin menggunakan KB suntik.

1.
g. Riwayat kesehatan keluarga

a. Genogram

Pasien

Keterangan :

: laki-laki :garis keturunan

: perempuan :tinggal serumah.

: garis perkawinan

b. Penyakit keluarga

Pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi,


diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi.

Kebutuhan Dasar

1. Nutrisi

Sebelum sakit:

Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali makan, pasien
mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan pola minum pasien yaitu pasien
minum air putih sebanyak 3000 cc tiap hari. Pasien menyatakan tidak mempunyai
alergi terhadap makanan tertentu.
Selama sakit:

Pasien menyatakan makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan. Pola
minum pasien, pasien lebih banyak minum air putih yaitu 3100 cc, dan susu ibu hamil
sebanyak 2 gelas setiap hari. Pasien menyatakan nafsu makan menurun karena setiap
kali makan pasien merasakan mual. Pasien mengatakan merasakan mual apabila
mencium bau makanan yang menyengat.

2. Eliminasi

Buang air kecil

Sebelum sakit:

Pasien menyatakan BAK sebanyak 4 kali sehari dengan jumlah yang banyak setiap
berkemih ±250 cc. Tidak ada keluhan saat berkemih.

Selama sakit:

Pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 600cc warna kuning jernih.

Buang air besar

Sebelum sakit:

Pasien menyatakan BAB rutin 1x sehari dengan konsistensi lunak.

Selama sakit:

Pasien menyatakan belum BAB selama 3 hari semenjak dirawat di RSS.

3. Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit:

Pasien menyatakan sebelum sakit dalam melakukan kegiatan sehari-hari meliputi


mandi, makan, BAB/BAK, dan berpakaian pasien melakukannya secara mandiri dan
tidak menggunakan alat bantu.

Selama sakit:

Pasien menyatakan kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja, pasien tidak
dianjurkan untuk turun dari tempat tidur.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Ambulasi/ROM √

Ket: 0:mandiri, 1:alat bantu, 2:dibantu orang lain, 3:dibantu orang lain dan alat,
4:tergantung total

4. Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit:

Pasien menyatakan sedikit sulit tidur, dalam sehari pasien tidur selama ±4-5 jam.
Pasien tidak pernah tidur siang.

Selama sakit:

Pasien menyatakan makin sulit untuk tidur, sering terbangun, tidur mulai pukul 19.00
WIB, 1 jam tidur kemudian bangun, begitu seterusnya. Pasien menyatakan sulit tidur
karena nyeri dan demam yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien.

5. Persepsi dan Kognitif

a. Status mental : baik

b. Sensasi : tidak ada gangguan pengecapan

c. Pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran.

d. Berbicara : tidak ada gangguan berbicara.

e. Penciuman : pasien dapat membedakan bau-bauan.

f. Perabaan : pasien dapat membedakan dingin, panas, kasar

g. Kejang : pasien menyatakan tidak ada riwayat kejang

h. Nyeri : pasien menyatakan nyeri pada perut bagian bawah,


nyeri bertambah saat bayi dalam kandungan bergerak aktif, nyeri seperti
tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri terasa hilang timbul.

i. Kognitif : Pasien menyatakan mengerti mengenai plasenta

previa, yaitu plasenta yang turun hingga menutupi jalan lahir.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

1. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 100/60 mmHg

b. Nadi : 90 x/menit

c. Temperatur : 38,5oC

d. Respirasi : 22 x/menit

e. DJJ : 153 x/menit

2. Status Gizi

a. Berat badan sebelum hamil : 45 kg

b. Berat badan terakhir : 55 kg

c. Tinggi badan : 161 cm

d. IMT : 55/(1,61)2= 21,21 kg/m2 (Normal)

3. Kulit, rambut, dan kuku

a. Kulit : kulit lembab tidak kering.

b. Kuku dan rambut : kuku pendek dan bersih, rambut hitam.

4. Kepala dan leher

a. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, pasien terlihat meringis


kesakitan, pasien terlihat melindungi area nyeri

b. Mata : sklera putih, konjungtiva tidak anemis, terdapat

lingkaran hitam di sekitar mata, terlihat sayu.

c. Telinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.

d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak

ada peningkatan JVP.

5. Mulut, dan hidung

a. Mulut : Membran mukosa lembab, bibir tidak kering.

b. Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada cairan keluar dari


hidung.

6. Thoraks

a. Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi

b. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.

c. Perkusi : suara sonor.

d. Auskultasi : terdengar suara vesikuler, tidak ada suara tambahan.

7. Payudara

Payudara simetris. Areola terlihat hiperpigmentasi. Puting menonjol.

8. Jantung

a. Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat.

b. Palpasi : iktus cordis teraba.

c. Perkusi : suara redup.

d. Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 reguler.

9. Abdomen

Inspeksi : Perut tampak membuncit, tidak terdapat striae gravidarum


terlihat linea alba.
Palpasi : Teraba gerakan janin aktif. Janin tunggal, memanjang,

presentasi kepala 5/5 bagian, TFU 22cm, teraba HIS 1x selama 15 detik dalam
10 menit dengan kekuatan sedang

Auskultasi : Terdengar bising usus 6 kali/menit, terdengar DJJ 153

x/menit

10. Ekstremitas

Ekstremitas lengkap, tidak terlihat oedem maupun lesi. Akral teraba hangat.
CRT <2 detik.

11. Genetalia

Terpasang kateter sejak tanggal 15 November 2014. Pasien menggunakan


pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di pembalut.

Terapi (Senin, 17 November 2014)

Nifedipin 10 mg/8 jam per oral

Sulfas ferosus 600 mg/24 jam per oral

Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV

Paracetamol tablet 500 mg per oral jika perlu

VIP Albumin 500 mg/24 jam per oral

Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV


Pemeriksaan Penunjang

1. Hasil pemeriksaan urin dan darah tanggal 16 November 2014

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

HEMATOLOGI

BUN 7 mg/dL 7-20

Creatinin 0,50 mg/dL Lk: 0,9 – 1,3 Pr: 0,6 – 1,1

Natrium 137 mmol/L 136-145

Kalium 4,2 mmol/L 3,5-5,1

Klorida 102 mmol/L 98-107

HBsAg Non Non reaktif


reaktif

Leukosit 23,67 103/μL 4,5-11

Eritrosit 3,55 106/μL 4,5-5,2

Hemoglobin 10,6 g/dL M : 14-18 F : 12-16

Hematokrit 31,3 % Lk: 40 – 50 Pr: 37 - 43

MCV 88,2 fL 79-99

MCH 30 pg 27-31

MCHC 34 g/dL 33-37

CHCM 35,7 g/dL 33-37

CH 31,3 pg

RDW 14,4 % 11,5-15,5

HDW 2,6 % 2,2-3,2

Trombosit 224 x103/μL 150-450

MPV 7,3 fL 7,2-11,1


NEUT# 21,1 103/μL 1,8-8

LYMPH# 1,03 103/μL 0,9-5,2

MONO# 1,25 103/μL 0,16-1

EO# 0,07 103/μL 0,045-0,44

BASO# 0,01 103/μL 0-0,2

LUC # 0,21 103/μL 0-0,1

NEUT% 89,1 % 50-70

LYMPH% 4,4 % 25-40

MONO% 5,3 % 2-8

EO% 0,3 % 2-4

BASO% 0.0 % 0-1

LUC% 0,21 % 0-0,1

PPT 13,6 detik 12,3-15,3

INR 0,98 0,9-1,1

Control PPT 13,9

APTT 27,3 detik 27,9-37

Control APTT 32,2

KIMIAWI

Glukosa 0

Protein 10 (+) mg/dL

Bilirubin 0 mg/dL

Urobilirubin Normal mg/dL

pH 6.5
Hasil pemeriksaan USG tanggal 16 November 2014

Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir, gr II, Ak cukup, EFN 1105 gr.

1. ANALISA DATA

No DATA MASALAH PENYEBAB

1. DS : Pasien menyatakan Nyeri akut Agen cedera


biologis
- Nyeri

P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif

Q : Seperti tertekan

R : Perut bagian bawah

S : 3 dari 0-10

T : Hilang timbul

- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman


bagi pasien

DO :

- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri

- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar


mata

- Pasien terlihat melindungi area nyeri

- Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit

4. DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, Risiko Ketidakadeku


berwarna merah segar tinggi atan perfusi
cedera plasenta
DO :
(janin)
- Hasil pemeriksaan darah :

Leukosit 23,67 103/μL

Hemoglobin 10,6 g/dL

APTT 27,3 detik

Hematokrit 31,3%

Eritrosit 3,55 106/μL

- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus


depan menutupi jalan lahir grade II

- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah


berwarna merah segar di pembalut

- Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit

- DJJ 153 x/menit


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan:

DS : Pasien menyatakan

- Nyeri

P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif

Q : Seperti tertekan

R : Perut bagian bawah

S : 3 dari 0-10

T : Hilang timbul

- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien

DO :

- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri

- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar mata

- Pasien terlihat melindungi area nyeri

- Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit
2. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi
plasenta ditandai dengan:

DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah segar

DO :

- Hasil pemeriksaan darah :

Leukosit 23,67 103/μL

Hemoglobin 10,6 g/dL

APTT 27,3 detik

Hematokrit 31,3%

Eritrosit 3,55 106/μL

- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir
grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di pembalut
- Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit

- DJJ 153 x/menit


DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
No.
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. 17 November 2014 17 November 2014 17 November 2014 17 November 2014

12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB

Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ulang lokasi, karakteristik, 1. Mengidentifikasi kondisi dan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 durasi, frekuensi dan skala nyeri. dasar intervensi selanjutnya
agen cedera biologis jam diharapkan pasien
2. Monitor tanda-tanda vital (TD, 2. Mengidentifikasi kondisi dan
tidak merasakan nyeri
N, RR) dasar intervensi selanjutnya
dengan kriteria hasil :
3. Atur posisi senyaman mungkin 3. Posisi yang nyaman dapat
1. Skala nyeri
menurunkan rasa nyeri.
berkurang dari 3
menjadi 1 dalam 4. Nafas dalam meningkatkan
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri
skala 0-10 suplai oksigen dan merilekskan
nonfarmakologi : nafas dalam
ketegangan otot
2. Pasien
mengatakan nyeri 5. Memberikan informasi kepada
berkurang. 5. Jelaskan penyebab nyeri yang pasien tentang nyeri yang
dialami pasien dialaminya, mengurangi
3. Ekpresi wajah
ansietas
tampak rileks. 6. Kelola pemberian parasetamol
500 mg per oral jika perlu 6. Analgetik memblok pusat rasa
4. Pasien dapat
nyeri
melakukan nafas
dalam secara
mandiri
4. Senin, 17 November Senin, 17 November 2014 Senin, 17 November 2014 Senin, 17 November 2014
2014
12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB
12.00 WIB
Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor perdarahan pervaginam 1. Mengetahui kondisi pasien dan
Risiko tinggi cedera keperawatan selama 3x24 dasar intervensi selanjutnya
2. Kaji jumlah darah yang hilang.
(janin) berhubungan jam diharapkan janin
Pantau tanda dan gejala syok 2. Hemoragi berlebihan dan
dengan tidak mengalami cedera
hipovolem menetap dapat mengancam
ketidakadekuatan dengan kriteria hasil :
hidup pasien atau
perfusi plasenta 3. Monitor bunyi jantung janin
1. Perdarahan mengakibatkan infeksi
minimal 4. Istirahatkan pasien, anjurkan pascapartum, anemia
bedrest pascapartum, KID, gagal
2. DJJ rentang 120-
ginjal, atau nekrosis hipofisis
160 x/menit 5. Anjurkan pasien agar miring ke
yang disebabkan oleh hipoksia
kiri
jaringan.
6. Anjurkan pasien untuk
3. Denyut jantung lebih >160
membatasi pergerakan
serta <100 dapat menunjukkan
7. Kelola pemberian tokolitik gawat janin kemungkinan
Nifedipin 10 mg/8 jam per oral terjadi gangguan perfusi pada
plasenta
8. Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian oksigen 4. Melalui istirahat kemungkinan
terjadinya pelepasan plasenta
dapat dicegah

5. Posisi miring kiri menurunkan


oklusi vena cava inferior oleh
uterus dan meningkatkan aliran
balik vena ke jantung

6. Pergerakan yang banyak dapat


mempermudah pelepasan
plasenta sehingga dapat terjadi
perdarahan

7. Tokolitik menekan kontraksi


uterus mengurangi perdarahan

8. Dengan pemberian O2 dapat


meningkatkan konsumsi O2
sehingga konsumsi pada janin
meningkat
DIAGNOSA
KEPERAWATA IMPLEMENTASI EVALUASI
N

Nyeri akut 17 November 2014, 10.00 WIB 17 November 2014, 10.30 WIB
berhubungan
1. Mengkaji ulang lokasi, S : Pasien megatakan nyeri masih terasa, pasien mengatakan merasa lebih
dengan agen
karakteristik, durasi, frekuensi nyaman ketika posisi berbaring, pasien mengatakan sudah menerapkan nafas
cedera biologis
dan skala nyeri.. dalam ketika nyeri, pasien mengatakan penyebab nyeri adalah gerakan janin

2. Mengatur posisi senyaman O: Wajah pasien terlihat tegang karena menahan nyeri, pasien terlihat sudah
mungkin. bisa nafas dalam dengan benar, posisi pasien supinasi, teraba janin aktif di
abdomen
3. Mengajarkan teknik
manajemen nyeri A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian
nonfarmakologi : nafas dalam
P : Monitor TTV
4. Menjelaskan penyebab nyeri
Maizan
yang dialami pasien

Maizan

Risiko tinggi 17 November 2014, 14.30 WIB 17 November 2014, 14.45 WIB
cedera (janin)
1. Memonitor perdarahan S : Pasien mengatakan masih keluar darah dari jalan lahir, darah berwarna
berhubungan
pervaginam merah segar, pasien mengatakan akan sering miring ke kiri dan membatasi
dengan
pergerakan
ketidakadekuatan 2. Mengkaji jumlah darah yang
perfusi plasenta hilang. Memantau tanda dan O : DJJ : 152 x/menit, pasien bedrest
gejala syok hipovolemi
A : Masalah risiko tinggi cedera (janin) teratasi
3. Memonitor bunyi jantung janin
P : Monitor perdarahan pervaginam
4. Menganjurkan pasien istirahat
dan bedrest

5. Menganjurkan pasien agar


miring ke kiri

6. Menganjurkan pasien untuk


membatasi pergerakan

Nyeri akut 19 November 2014, 18.00 WIB 19 November 2014, 18.15 WIB
berhubungan
1. Mengkaji ulang lokasi, S : Pasien mengatakan nyeri perut berkurang, skala 1 (1-10)
dengan agen
karakteristik, durasi, frekuensi
cedera biologis O : TD : 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, terlihat nafas
dan skala nyeri.
dalam secara mandiri, pasien terlihat rileks, pasien posisi supinasi
2. Memonitor tanda-tanda vital
A : Masalah nyeri aku teratasi
(TD, N, RR)
P : Monitor TTV
3. Mengatur posisi senyaman
mungkin Vinda

Vinda

Risiko tinggi 19 November 2014, 20.15 WIB 19 November 2014, 20.30 WIB
cedera (janin)
1. Memonitor perdarahan S : Pasien mengatakan perdarahan berkurang, tinggal flek, pasien mengatakan
berhubungan
pervaginam akan sering miring ke kiri dan membatasi pergerakan
dengan
ketidakadekuatan 2. Mengkaji jumlah darah yang O : DJJ : 149 x/menit, pasien bedrest
perfusi plasenta hilang. Memantau tanda dan
A : Masalah risiko tinggi cedera (janin) teratasi
gejala syok hipovolemi
P : Monitor perdarahan pervaginam
3. Memonitor bunyi jantung janin
Vinda
4. Menganjurkan pasien istirahat
dan bedrest

5. Menganjurkan pasien agar


miring ke kiri

6. Menganjurkan pasien untuk


membatasi pergerakan

Anda mungkin juga menyukai