D. Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik dari plasenta previa adalah :
1. Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
2. Darah segar atau kehitaman dengan bekuan
3. Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi
Braxton Hicks atau koitus
4. Perdarahan permulaan jarang begitu berat . Biasanya perdarahan akan berhenti
sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga .
5. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum
masuk pintu atas panggul. ada kelainan letak janin Pemeriksaan inspekulo :
Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.
E. Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia
karena perdarahan. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan. Pada janin
biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya seperti asfiksia berat.
Penatalaksanaan umum plasenta previa.
Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut
( misalnya batuk, mengedan karena sulit buang besar )
Perhatian : Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada
perdarahan antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio sesarea.
Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan
berasal dari kanalis serviks atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi
atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di atas menyingkirkan
diagnosa plasenta previa.
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl 0,9 %
atau Ringer Laktat).
Lakukan penilaian jumlah perdarahan :
Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapan sseksio sesarea tanpa
memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.Jika perdarahan sedikit dan berhenti
dan fetus hidup tetap preatur, pertimbangkan ttettapi ekspektatif sampai
persalinan atau terjadi perdarahan banyak.
Asuhan Keperawatan Kasus Plasenta Previa
PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Pasien
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
2. Penanggung jawab
a. Riwayat Kesehatan
Alasan masuk RS
Pasien adalah rujukan dari RS Sakina Idaman dengan diagnosa medis plasenta previa
totalis. Pasien pernah rawat inap di RS Sakina Idaman dari tanggal 7-11 November
2014 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah diberikan terapi
dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke RSS. Pasien merasa
hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan sudah
sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter
spesialis obsgyn dengan diagnosa plasenta previa totali
b. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi dalam
kandungan bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri terasa
hilang timbul.
Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga menggigil, sempat muntah 1x
pada tanggal 16 November 2014 dan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah
segar.
d. Riwayat kehamilan
Primigravida G1P0A0
e. Riwayat imunisasi
Riwayat penyakit
Riwayat reproduksi
- Menstruasi
Menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari, lamanya 3-6 hari, tidak dismenhore,
sifat darah khas darah menstruasi, tidak ada keputihan.
- Menikah
Pasien mengatakan sudah menikah satu kali yaitu sudah selama 1 tahun yang lalu.
- Keluarga Berencana
1.
g. Riwayat kesehatan keluarga
a. Genogram
Pasien
Keterangan :
: garis perkawinan
b. Penyakit keluarga
Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali makan, pasien
mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan pola minum pasien yaitu pasien
minum air putih sebanyak 3000 cc tiap hari. Pasien menyatakan tidak mempunyai
alergi terhadap makanan tertentu.
Selama sakit:
Pasien menyatakan makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan. Pola
minum pasien, pasien lebih banyak minum air putih yaitu 3100 cc, dan susu ibu hamil
sebanyak 2 gelas setiap hari. Pasien menyatakan nafsu makan menurun karena setiap
kali makan pasien merasakan mual. Pasien mengatakan merasakan mual apabila
mencium bau makanan yang menyengat.
2. Eliminasi
Sebelum sakit:
Pasien menyatakan BAK sebanyak 4 kali sehari dengan jumlah yang banyak setiap
berkemih ±250 cc. Tidak ada keluhan saat berkemih.
Selama sakit:
Pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 600cc warna kuning jernih.
Sebelum sakit:
Selama sakit:
Sebelum sakit:
Selama sakit:
Pasien menyatakan kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja, pasien tidak
dianjurkan untuk turun dari tempat tidur.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Toileting √
Berpakaian √
Ambulasi/ROM √
Ket: 0:mandiri, 1:alat bantu, 2:dibantu orang lain, 3:dibantu orang lain dan alat,
4:tergantung total
Sebelum sakit:
Pasien menyatakan sedikit sulit tidur, dalam sehari pasien tidur selama ±4-5 jam.
Pasien tidak pernah tidur siang.
Selama sakit:
Pasien menyatakan makin sulit untuk tidur, sering terbangun, tidur mulai pukul 19.00
WIB, 1 jam tidur kemudian bangun, begitu seterusnya. Pasien menyatakan sulit tidur
karena nyeri dan demam yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda Vital
b. Nadi : 90 x/menit
c. Temperatur : 38,5oC
d. Respirasi : 22 x/menit
2. Status Gizi
6. Thoraks
7. Payudara
8. Jantung
9. Abdomen
presentasi kepala 5/5 bagian, TFU 22cm, teraba HIS 1x selama 15 detik dalam
10 menit dengan kekuatan sedang
x/menit
10. Ekstremitas
Ekstremitas lengkap, tidak terlihat oedem maupun lesi. Akral teraba hangat.
CRT <2 detik.
11. Genetalia
HEMATOLOGI
MCH 30 pg 27-31
CH 31,3 pg
KIMIAWI
Glukosa 0
Bilirubin 0 mg/dL
pH 6.5
Hasil pemeriksaan USG tanggal 16 November 2014
Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir, gr II, Ak cukup, EFN 1105 gr.
1. ANALISA DATA
Q : Seperti tertekan
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
DO :
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
Hematokrit 31,3%
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
DS : Pasien menyatakan
- Nyeri
Q : Seperti tertekan
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien
DO :
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
2. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi
plasenta ditandai dengan:
DO :
Hematokrit 31,3%
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir
grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di pembalut
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ulang lokasi, karakteristik, 1. Mengidentifikasi kondisi dan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 durasi, frekuensi dan skala nyeri. dasar intervensi selanjutnya
agen cedera biologis jam diharapkan pasien
2. Monitor tanda-tanda vital (TD, 2. Mengidentifikasi kondisi dan
tidak merasakan nyeri
N, RR) dasar intervensi selanjutnya
dengan kriteria hasil :
3. Atur posisi senyaman mungkin 3. Posisi yang nyaman dapat
1. Skala nyeri
menurunkan rasa nyeri.
berkurang dari 3
menjadi 1 dalam 4. Nafas dalam meningkatkan
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri
skala 0-10 suplai oksigen dan merilekskan
nonfarmakologi : nafas dalam
ketegangan otot
2. Pasien
mengatakan nyeri 5. Memberikan informasi kepada
berkurang. 5. Jelaskan penyebab nyeri yang pasien tentang nyeri yang
dialami pasien dialaminya, mengurangi
3. Ekpresi wajah
ansietas
tampak rileks. 6. Kelola pemberian parasetamol
500 mg per oral jika perlu 6. Analgetik memblok pusat rasa
4. Pasien dapat
nyeri
melakukan nafas
dalam secara
mandiri
4. Senin, 17 November Senin, 17 November 2014 Senin, 17 November 2014 Senin, 17 November 2014
2014
12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB
12.00 WIB
Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor perdarahan pervaginam 1. Mengetahui kondisi pasien dan
Risiko tinggi cedera keperawatan selama 3x24 dasar intervensi selanjutnya
2. Kaji jumlah darah yang hilang.
(janin) berhubungan jam diharapkan janin
Pantau tanda dan gejala syok 2. Hemoragi berlebihan dan
dengan tidak mengalami cedera
hipovolem menetap dapat mengancam
ketidakadekuatan dengan kriteria hasil :
hidup pasien atau
perfusi plasenta 3. Monitor bunyi jantung janin
1. Perdarahan mengakibatkan infeksi
minimal 4. Istirahatkan pasien, anjurkan pascapartum, anemia
bedrest pascapartum, KID, gagal
2. DJJ rentang 120-
ginjal, atau nekrosis hipofisis
160 x/menit 5. Anjurkan pasien agar miring ke
yang disebabkan oleh hipoksia
kiri
jaringan.
6. Anjurkan pasien untuk
3. Denyut jantung lebih >160
membatasi pergerakan
serta <100 dapat menunjukkan
7. Kelola pemberian tokolitik gawat janin kemungkinan
Nifedipin 10 mg/8 jam per oral terjadi gangguan perfusi pada
plasenta
8. Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian oksigen 4. Melalui istirahat kemungkinan
terjadinya pelepasan plasenta
dapat dicegah
Nyeri akut 17 November 2014, 10.00 WIB 17 November 2014, 10.30 WIB
berhubungan
1. Mengkaji ulang lokasi, S : Pasien megatakan nyeri masih terasa, pasien mengatakan merasa lebih
dengan agen
karakteristik, durasi, frekuensi nyaman ketika posisi berbaring, pasien mengatakan sudah menerapkan nafas
cedera biologis
dan skala nyeri.. dalam ketika nyeri, pasien mengatakan penyebab nyeri adalah gerakan janin
2. Mengatur posisi senyaman O: Wajah pasien terlihat tegang karena menahan nyeri, pasien terlihat sudah
mungkin. bisa nafas dalam dengan benar, posisi pasien supinasi, teraba janin aktif di
abdomen
3. Mengajarkan teknik
manajemen nyeri A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian
nonfarmakologi : nafas dalam
P : Monitor TTV
4. Menjelaskan penyebab nyeri
Maizan
yang dialami pasien
Maizan
Risiko tinggi 17 November 2014, 14.30 WIB 17 November 2014, 14.45 WIB
cedera (janin)
1. Memonitor perdarahan S : Pasien mengatakan masih keluar darah dari jalan lahir, darah berwarna
berhubungan
pervaginam merah segar, pasien mengatakan akan sering miring ke kiri dan membatasi
dengan
pergerakan
ketidakadekuatan 2. Mengkaji jumlah darah yang
perfusi plasenta hilang. Memantau tanda dan O : DJJ : 152 x/menit, pasien bedrest
gejala syok hipovolemi
A : Masalah risiko tinggi cedera (janin) teratasi
3. Memonitor bunyi jantung janin
P : Monitor perdarahan pervaginam
4. Menganjurkan pasien istirahat
dan bedrest
Nyeri akut 19 November 2014, 18.00 WIB 19 November 2014, 18.15 WIB
berhubungan
1. Mengkaji ulang lokasi, S : Pasien mengatakan nyeri perut berkurang, skala 1 (1-10)
dengan agen
karakteristik, durasi, frekuensi
cedera biologis O : TD : 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, terlihat nafas
dan skala nyeri.
dalam secara mandiri, pasien terlihat rileks, pasien posisi supinasi
2. Memonitor tanda-tanda vital
A : Masalah nyeri aku teratasi
(TD, N, RR)
P : Monitor TTV
3. Mengatur posisi senyaman
mungkin Vinda
Vinda
Risiko tinggi 19 November 2014, 20.15 WIB 19 November 2014, 20.30 WIB
cedera (janin)
1. Memonitor perdarahan S : Pasien mengatakan perdarahan berkurang, tinggal flek, pasien mengatakan
berhubungan
pervaginam akan sering miring ke kiri dan membatasi pergerakan
dengan
ketidakadekuatan 2. Mengkaji jumlah darah yang O : DJJ : 149 x/menit, pasien bedrest
perfusi plasenta hilang. Memantau tanda dan
A : Masalah risiko tinggi cedera (janin) teratasi
gejala syok hipovolemi
P : Monitor perdarahan pervaginam
3. Memonitor bunyi jantung janin
Vinda
4. Menganjurkan pasien istirahat
dan bedrest