Anda di halaman 1dari 30

PENINGKATAN PRESTASI KERJA SEKOLAH DASAR MELALUI

PENDAMPINGAN SPMI

Latar Belakang
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan
zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak
pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok
pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara
penanggulangannya.
Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari kedudukannya untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional-adalah
pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral
dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu
menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan
menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat
dan kemampuannya. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik berkembang
secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip
pendidikan demokratis.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-
pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Karena
penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari 8 standar Pendidikan Nasional yang
dijadikan rel dan acuan dalam menjalankan proses tersebut. Kenyataan di gugus 01
kecamatan Kranggan yang terdiri dari (1) SDN Kranggan 1, (2) SDN Kranggan 2, (3)
SDN Kranggan 3, (4) SDN Kranggan 4, (5) SDN Kranggan 5, belum dapat sepenuhnya
menjalan penjaminan mutu sesaui 8 standar tersebut.
Oleh karena itu perlu diberikan pendampingan dalam menjalankan tahap-tahap
SPMI sesuai dengan kondisi riil sekolah. Pendampingan yang diberikan pada tahap ini
meliputi kegiatan yang sifatnya pendampingan se=gugus dan pendampingan internal
sekolah. Dengan pola kegiatan terpusat memlalui In House Traning di SD Inti, dengan
peserta yang terdiri dari Kepala sekolah, Guru, tenaga Administrasi Sekolah dan ketua
Komite.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud SPMI ?
b. Bagaimana langkah-langkah pendampingan SPMI dalam peningkatan prestasi kerja
sekolah dasar ?

C. Tujuan
Bagi pengawas pendamping :
- Menjalankan tupoksi kepengawasan
- Mengembangkan potensi keprofesian
Bagi Sekolah :
- Mampu menjalankan SPMI
- Meningkatkan prestasi kerja secara menyeluruh
- Meningkatkan mutu pendidikan
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Peningkatan
Peningkatan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga peningkatan
dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan. Peningkatan berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,
kegiatan, dan sebagainya): kini telah diadakan peningkatan di bidang pendidikan

b. Prestasi kerja sekolah dasar


Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian prestasi
tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan
seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan
kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam
menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah
mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta
menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut menunjukan
bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.

Prestasi dapat digunakan untuk meningkatkan potensi diri. Berikut ini adalah arti
pentingnya prestasi:
1. Prestasi merupakan wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh seseorang
atas usaha yang diperoleh.
2. Prestasi merupakan pengalaman yang dialami seseorang dan bisa menjadi
pelajaran berharga untuk masa depan.
3. Prestasi merupakan kebanggaan bagi diri-sendiri, keluarga, kelompok, masyarakat,
bangsa dan negara.
4. Prestasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, dan
keterampilan seseorang, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara.

c. SPMI
Sistem Penjaminan Mutu Internal
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan unsur
yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur segala
kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara sistematis,
terencana dan berkelanjutan.Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah
secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya
mutu pada satuan pendidikan secara mandiri. Sistem penjaminan mutu pendidikan
berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen
yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
1. Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan
dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen
satuan pendidikan;
2. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standarisasi
pendidikan; Dalam implementasinya sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah ditunjang oleh Sistem Informasi Penjaminan Mutu pendidikan dasar dan
menengah, seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

Siklus Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Dalam implementasinya, sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
mengikuti siklus kegiatan sesuai dengan komponen masing masing. Siklus sistem
penjaminan mutu internal terdiri atas :
1) Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan;
2) Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah;
3) Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun
proses pembelajaran;
4) Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan;
5) Penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi.
Sistem Penjaminan Mutu Internal
1. Siklus SPMI di Sekolah
Sistem Penjaminan Mutu Internal seperti digambarkan pada Gambar 2.,
merupakan suatu siklus yang kontinu yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan dalam
menjamin peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan serta terbangunnya budaya mutu
pendidikan di sekolah. Dalam menjalankan penjaminan mutu pendidikan di setiap
satuan pendidikan merupakan upaya terpadu dan sistematis antara seluruh pemangku
kepentingan di sekolah yang meliputi Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga
Kependidikan/Tata Usaha, dan bekerja sama dengan komite sekolah.

Sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah dibagi menjadi lima tahapan yaitu:
i) pemetaan mutu; penyusunan rencana peningkatan mutu;
ii) implementasi rencana peningkatan mutu;
iii) evaluasi/audit internal;
v) penetapan standar mutu pendidikan.
Guna mengetahui capaian sekolah dalam hal mutu pendidikan pada saat akan
menjalankan SPMI yang pertama kali, langkah pertama yang dilakukan adalah
melakukan pemetaan mutu dengan menggunakan dokumen evaluasi diri yang di
dalamnya termasuk instrumen evaluasi diri dengan mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagai standar minimal dalam penyelenggaraan pendidikan. Hasil
pemetaan mutu selanjutnya dapat dijadikan acuan di dalam menetapkan visi, misi dan
kebijakan sekolah dalam melakukan peningkatan mutu pendidikan.

Gambar 2.Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Berdasarkan hasil pemetaan mutu pendidikan yang telah dicapai (sebagai baseline)
selanjutnya dilakukan langkah kedua yaitu penyusunan rencana peningkatan mutu
pendidikan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan, pengembangan sekolah dan
rencana aksi. Selanjutnya rencana pemenuhan tersebut dilanjutkan dengan langkah
ketiga yaitu implementasi rencana peningkatan mutu selama periode tertentu (semester
atau tahun ajaran). Setelah perencanaan dan pengembangan sekolah tersebut
diimplementasikan selama periode tertentu, dilakukan langkah keempat yaitu evaluasi/
audit secara internal untuk memastikan bahwa pelaksanaan peningkatan mutu berjalan
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Laporan dari hasil evaluasi adalah;
(i) pemenuhan 8 SNP, dan
(ii) hasil implementasi dari rencana aksi.
Dari hasil evaluasi/audit kemudian dilakukan langkah kelima yaitu penetapan
standar mutu baru yang lebih tinggi apabila capaian sekolah telah memenuhi minimal
sesuai SNP. Dengan demikian penerapan sistem penjaminan mutu bukanlah hanya
ditujukan untuk meningkatkan mutu sesuai pada SNP namun mendorong terciptanya
budaya mutu pendidikan dimana semua komponen di sekolah memiliki jiwa pembelajar
dan selalu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman.
Siklus pemenuhan mutu pada setiap sekolah adalah seperti disajikan pada
Gambar.3.

Gambar 3. Siklus Pemenuhan Mutu Secara Berkelanjutan di Satuan Pendidikan

2. Pembagian Peranan dalam Pengembangan SPMI di Sekolah


Guna melaksanakan sistem penjaminan mutu internal, sekolah membentuk Tim
Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah.
Secara organisasi, posisi dari Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah adalah
seperti disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Bagan Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Agar tidak terjadi tumpang-tindih peranan antara kelembagaan sekolah yang dipimpin
oleh Kepala Sekolah dengan kelembagaan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah,
dilakukan pembagian peranan sebagai berikut:
Tugas Sekolah :
a. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkan SPMI
b. Menyusun dokumen SPMI
c. Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Sekolah
d. Melaksanakan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun
proses pembelajaran
e. Menetapkan standar baru dan menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi
f. Membentuk unit penjaminan mutu pada satuan pendidikan; dan
g. Mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan

Tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah :


a. Mengkoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat satuan pendidikan
b. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap pelaku
pendidikan di satuan pendidikan dalam pengembangan penjaminan mutu pendidikan;
c. Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu pendidikan di satuan
pendidikan;
d. Melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan; dan
e. Memberikan rekomendasi strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi.

3. Hasil Sistem Penjaminan Mutu Internal


Hasil dari Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah terjadinya peningkatan mutu
pendidikan pada level sekolah dari waktu ke waktu seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Skor tersebut adalah untuk setiap standar dari 8 SNP yang telah ditetapkan.
Keberhasilan SPMI di setiap satuan pendidikan ditunjukkan oleh peningkatan skor dari
setiap standar setiap kali dilakukan penilaian. Namun demikian, dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan di sekolah, tidak harus dipaksakan menaikkan skor
seluruh 8 standar pada periode yang sama.

Gambar 5. Hasil Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Setiap


Satuan Pendidikan
Untuk melakukan Sistem Penjaminan mutu Pendidikan internal Sekolah bisa melakukan
workshop dengan mengkaji
A. Standar Nasional Pendidikan
Tujuan pengkajian Standar Nasional Pendidikan adalah:
1) Menjelaskan tujan pendidikan nasional Indonesia sebagai akar dari standar nasional
pendidikan
2) menemukenali prinsip-prinsip dari penyelenggaraan pendidikan dari peraturan
perundang-undangan yang ada.
3) menggali mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.
4) menyepakati untuk mencapai pendidikan Indonesia yang bermutu diperlukan acuan
yang tepat
5) menguraikan komponen dan indikator standar nasional pendidikan di Indonesia

D pendapingan
Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna
pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada
menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada
kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya kedudukan antara
keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi
antara atasan dan bawahan
Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan maupun
kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan
pemecahan permasalahan kelompok. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan
keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara
mandiri. Jadi pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun
kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan kelompok yang didampingi
dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh, dan untuk anggota
kelompok serta mengembangkan kesetiakawanan dan solidaritas kelompok dalam
rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia yang utuh, sehingga dapat berperan
dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Peran Pendamping
Kelompok perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatasi
permasalahan secara sendirian dan pendamping adalah mendampingi kelompok.
Dikatakan mendampingi karena yang melakukan kegiatan pemecahan masalah itu
bukan pendamping. Pendamping hanya berperan untuk memfasilitasi bagaimana
memecahkan masalah secara bersama-sama dengan masayarakat, mulai dari tahap
mengidentifikasi permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah, sampai pada
implementasinya. Dalam upaya pemecahan masalah, peran pendamping hanya sebatas
pada memberikan alternatif-alternatif yang dapat diimplementasikan. Dan kelompok
pendampingan dapat memilih alternatif mana yang sesuai untuk diambil. Pendamping
perannya hanya sebatas memberikan pencerahan berfikir berdasarkan hubungan sebab
akibat yang logis, artinya kelompok pendampingan disadarkan bahwa setiap alternatif
yang diambil senantiasa ada konsekuensinya. Diharapkan konsekwensi tersebut bersifat
positip terhadap kelompoknya
 Peran Fasilitator. Pendamping mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan,
mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses
saling belajar dalam kelompok.
 Peran Katalisator . pendamping dalam hal ini dapat melakukan aktivitas sebagai
penghubung antara kelompok pendampingan dengan dengan lembaga di luar kelompok
maupun lembaga teknis. pendamping ikut terlibat di dalam proses penyelenggaraan
pusat kegiatan belajar masyarakat dengan memainkan peran-peran tersebut, maka secara
tidak langsung upaya untuk menjamin kontinyuitas dan konsistensi program-program
pembelajaran dapat berlangsung. Dengan demikian komponen-komponen yang terlibat
dalam proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran akan dapat berjalan sesuai dengan
tujuan
BAB III
PEMBAHASAN
A. JADWAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN
No Tanggal Uraian Kegiatan Tempat kegiatan Ket

B. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH


Pendampingan 1:
← - analisis kebutuhan
← - evaluasi diri sekolah
Pendampingan 2 :
← - analisis kekuatan dan kelemahan
← - penentuan rekomendasi
← - penetapan program
← - penguraian kegiatan
← - penghitungan anggaran
Pendampingan 3
← - penetapan standar

C. HAMBATAN DAN SOLUSI


1. Tantangan Internal
Tantangan internal di SDN Kranggan 1 yang muncul antara lain berkaitan
dengan tuntutan kualitas pendidikan yang mengacu pada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan, meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar
sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,
standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan
internal lain berkaitan SDM di lingkungan kelurahan Kranggan yang sangat
variatif dan ada kecenderungan pasrah sekolah.
. Dan sejalan dengan sumber daya manusia (SDM) yang cenderung
pasiv, membuat sekolah berupaya untuk mengoptimalkan kemampuan peserta
didik agar lebih kreatif, aktif selaras dengan tujuan pendidikan nasional untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Sementara itu, berkaitan dengan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)
usia produktif yang harus dikelola dan dipersiapkan agar memiliki kompetensi
dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya.
Sebaliknya, apabila tidak dipersiapkan kompetensi dan keterampilan sudah
barang tentu akan menjadi beban pemerintah.
2. Tantangan Eksternal
Kondisi eksternal yang dihadapi pendidikan Indonesia secara umun
antara lain tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai
fenomena negatif yang sering terjadi, seperti pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1.
Tantangan Eksternal Pendidikan Indonesia
Tantangan Masa Depan Kompetensi yang Diperlukan di Masa
Depan
• Globalisasi: WTO, ASEAN • Kemampuan berkomunikasi
Community, APEC, CAFTA • Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Masalah lingkungan hidup • Kemampuan mempertimbangkan segi moral
• Kemajuan teknologi informasi suatu permasalahan
• Konvergensi ilmu dan • Kemampuan menjadi warga negara yang
teknologi bertanggungjawab
• Ekonomi berbasis pengetahuan • Kemampuan mencoba untuk mengerti dan
• Kebangkitan industri kreatif dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
budaya • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang
• Pergeseran kekuatan ekonomi mengglobal
dunia • Memiliki minat luas dalam kehidupan
• Pengaruh dan imbas teknosains • Memiliki kesiapan untuk bekerja
• Mutu, investasi dan transforma • Memiliki kecerdasan sesuai dengan
si pada sektor pendidikan bakat/minatnya
• Materi TIMSS dan PISA • Memiliki rasa tanggungjawab terhadap
lingkungan

Persepsi Masyarakat Fenomena Negatif yang Sering Muncul


• Terlalu menitikberatkan pada • Perkelahian pelajar
aspek kognitif • Narkoba
• Beban siswa terlalu berat • Korupsi
• Kurang bermuatan karakter • Plagiarisme
• Kecurangan dalam Ujian (menyontek)
• Gejolak masyarakat (social unrest)
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
Neurologi, Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative
learning
Dalam rangka menghadapi tantangan masa depan dengan berbagai
karakteristik yang melekat seperti kemajuan teknologi informasi, konvergensi
ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri
kreatif dan lain-lain, memerlukan kompetensi tertentu agar mampu memenangi
persaingan dengan bangsa lain. Kondisi yang demikian masih ditambah dengan
berbagai sikap dan perilaku negatif yang dilakukan peserta didik seperti
perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, menyontek dan lain-lain.
Di lain, pihak perilaku korupsi, plagiarisme, bentrok antar masyarakat dengan
berbagai dalih merupakan tantangan eksternal bagi pendidikan Indonesia yang
tidak bisa diabaikan. Di sisi lain dalam masyarakat berkembang persepsi
bahwa selama kurun waktu yang lalu kurikulum pendidikan dasar dan
menengah terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu
berat, dan kurang menekankan, maka kami pengelola sekolah berupaya
meningkatkan mutu pendidikan sejalan dengan tuntuan aturan yang berlaku
dan tuntutan masayarakat pengguna. Layanan SDN Kranggan 1
A. UPAYA-UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN
1. Pembentukan SPMI ( Sistem Penjaminan Mutu Internal)
2, EDS yang dituangkan dalam SKM ( Survey Komplin Masyarakat) di mana
peserta didik selaku pengguna jasa layanan secara langsung adalah responden
utama yang diminta mengisi isian tentang sarana prasarana, pembelajaran dan
penilaian. Sayang sekali siswa dalam mengisi masih ada rasa sukan sehingga
jawaban cenderung banyak positifnya.
EDS yang kedua dilakukan dengan membagikan instrument EDS
dengan responden siswa kelas 4,5,6, guru semua kelas, komite per kelas 2
orang, Kepala sekolah. Akhirnya ketemu rekomendasi-rekomendasi yang perlu
dimunculkan menjadi sebuah program dan kegiatan

3. Pemetaan Mutu
Dalam pemetaan mutu akhirnya muncullah sebuah label untuk SDN
Kranggan 1 dengan hasil skor yang variasi
a. Untuk Standar Isi : muncul rekom belum semua pembelajaran
mampu mengakomodasi kompetensi dan potensi siswa yang variasi
b. Untuk Standar proses : rekom yang muncul belum variannya
pembelajaran di semua guru
c. Untuk SKL : banyak kegiatan yang dilaksanakan disokumentasi di
Kurikulum tapi belum dituangkan dalam program-program
d. Untuk Sarpras : belum ada ruang yang mampu mengakomodasi
untuk Lab IPA dan Bahasa
e. Untuk PTK : belum ada Pustakawan
f. Untuk Pembiayaan : semua masukan dan pendapatan masih
mengandalkan BOS
g. Untuk Pengelolaan : review Visi hanya terbatas pada perwakilan
walimurid
h. Untuk standar penilaian : rancangan penilaian tidak disosialisasikan
pada walimurid

4. Dari pemetaan mutu, maka dituangkan dalam sebuah program untuk Rencana
Kerja empat tahun mendatang, dan dengan skala prioritas RKS di pecah lagi
menjadi RKTS yang dituangkan dalam RKAS
5. Penginventarisasian SDM dari walimurid untuk diajak kerjasama dalam
peningkatan mutu pembelajaran
6. pengiventarisasian SDA yang terdekat dengan siswa untuk digunakan sebagai
konten pembelajaran dengan mengutamakan kearifan local. Karena dalam
kurikulum 2013 diharapkan keunggulan lokan menjadi ikon dan konten materi
utama dalam pembelajaran

D. HASIL PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan Klompen SPMI ini ada tahapan-tahapan yang dilakukan ,
A. Perencanaan
1. Pembentukan Tim PMPS( Penjaminan Mutu Pendidikan di Sekolah) untuk
melaksanakan SPMI ( Sistem Penjaminan Mutu Internal)
2. Menyiapkan instrumen-instrumen pendukung
3. Koordinasi dengan Tim PMPD (Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah) untuk
SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal)

B. Pelaksanaan
1. Melakukan pemetaan dan analisis kebutuhan sekoah melalui EDS yang
dituangkan dalam SKM ( Survey Komplin Masyarakat) di mana peserta didik
selaku pengguna jasa layanan secara langsung adalah responden utama yang
diminta mengisi isian tentang sarana prasarana, pembelajaran dan penilaian.
EDS yang kedua dilakukan dengan membagikan instrument EDS dengan
responden siswa kelas 4,5,6, guru semua kelas, komite per kelas 2 orang,
Kepala sekolah, serta beberapa tokoh masyarakat dan DUDI. Akhirnya ketemu
rekomendasi-rekomendasi yang perlu dimunculkan menjadi sebuah program
dan kegiatan
Dalam pelaksanaannya pihak sekolah yang terdiri dati Kepala sekolah, dan Tim
PMPS untuk SPMI duduk bersama dengan Pengurus Komite, Tokoh
masyarakat sekitar dan beberapa tokoh agama yang ada di lingkungan sekolah
dan satu orang akademisi satu persatu membahas hasil instrumen yang sudah
diisi responden.
2. Pemetaan Mutu
Pada kegiatan ke-dua ini, kembali Tim PMPD bersama kontingen yang lain
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan melalui Diskusi terbuka Antara orang
tua, siswa, guru, KS dan serta masyarakat sekitar, DUDI, akademisi
 Survey Komplin Masyarakat
 Angket
 KKG Mini tingkat sekolah
 Wawancara
 Pemantauan / Observasi
terhadap hal hal yang berhubungan dengan kearifan lokal, dengan
radiussitunya kota dan kabupaten sekitar kota Mojokerto. Dengan kategori-
kategori:
-. Keagamaam
- Sosial
- Budaya
- Kegiatan ekonomi
- SDA
Masing-masing kategori digali dampak positif dan negatif bagi keberadaan dan
Siswa di SDN Kranggan 1
Dalam pemetaan mutu akhirnya muncullah sebuah label untuk SDN Kranggan
1 dengan hasil skor yang variasi
i. Untuk Standar Isi : muncul rekom belum semua pembelajaran
mampu mengakomodasi kompetensi dan potensi siswa yang variasi
j. Untuk Standar proses : rekom yang muncul belum variannya
pembelajaran di semua guru
k. Untuk SKL : banyak kegiatan yang dilaksanakan disokumentasi di
Kurikulum tapi belum dituangkan dalam program-program
l. Untuk Sarpras : belum ada ruang yang mampu mengakomodasi
untuk Lab IPA dan Bahasa
m. Untuk PTK : belum ada Pustakawan
n. Untuk Pembiayaan : semua masukan dan pendapatan masih
mengandalkan BOS
o. Untuk Pengelolaan : review Visi hanya terbatas pada perwakilan
walimurid
p. Untuk standar penilaian : rancangan penilaian tidak disosialisasikan
pada walimurid
4. Dari pemetaan mutu, maka dituangkan dalam sebuah program untuk
Rencana Kerja empat tahun mendatang, dan dengan skala prioritas
RKS di pecah lagi menjadi RKTS yang dituangkan dalam RKAS
5. Penginventarisasian SDM dari walimurid untuk diajak kerjasama
dalam peningkatan mutu pembelajaran
6. pengiventarisasian SDA yang terdekat dengan siswa untuk digunakan
sebagai konten pembelajaran dengan mengutamakan kearifan local.
Karena dalam kurikulum 2013 diharapkan keunggulan lokan menjadi
ikon dan konten materi utama dalam pembelajaran
7. analisis permaslahan di SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto

Permasalahan sebelum Capaian sesudah


No Standar
menjalankan SPMI menjalankan SPMI

1 SKL 1. Penetapan 1. Penetapan


Kriteria kelulusan Kriteria kelulusan
hanya dari internal melibatkan semua
sekolah guru dan KS unsur dari walimurid,
DUDI , Toga, Tomas,
2. Penyusunan
guru dan KS
program
2. Penyusunan
pengembangan
program
sekolah hanya hanya
pengembangan
melibatkan guru dan
sekolah melibatkan
semua unsur dari
KS
walimurid, DUDI ,
3. Pelaksanaan Toga, Tomas, guru
Ekskul biaya murni dan KS Pelaksanaan
dibebankan sekolah Ekskul biaya menjadi
tanggungan bersama
antara sekolah
walimurid dan
masyarakat
4. Lulusan
3. Lulusan
terkenal dengan
sudah terbentuk
tingginya
karakter dan
pengetahuan saja
tingginya
pengetahuan
2 ISI 1. Pengembangan,Kurikulum 1. Pengembangan,
sekolah hanya Kurikulum
dilakukan oleh: 1. Sekolah
- Kepala
semua unsur dari
sekolah
walimurid, DUDI ,
- Guru
- Ketua Komite Toga, Tomas, guru
dan KS Pelaksanaan
Ekskul biaya menjadi
tanggungan bersama
antara sekolah
2. Penetapan Visi, Misi, walimurid dan
Tujuan, sepihak oleh masyarakat
Sekolah 2. Penetapan Visi, Misi,
Tujuan, semua unsur dari
walimurid, DUDI , Toga,
Tomas, guru dan KS
Pelaksanaan Ekskul biaya
menjadi tanggungan bersama
antara sekolah walimurid
dan masyarakat
3. Perumusan muatan 3. Perumusan muatan
kurikulum pada BAB II, kurikulum pada BAB II,
IV, IV,
berdasar keinginan guru semua unsur dari
dan KS walimurid, DUDI , Toga,
Tomas, guru dan KS
Pelaksanaan Ekskul
biaya
menjadi tanggungan
bersama antara sekolah
walimurid dan masyarakat
4. penyusunan silabus dan
4. penyusunan silabus dan RPP sudah melalui review
RPP cenderung copy dalam IHT tingkat sekolah
paste dari yang sudah ada maupun KKG
3 PROSES 1. penyusunan silabus dan Pengembangan Silabus
RPP cenderung copy mengacu pada aturan yang
paste dari yang sudah ada berlaku :
Pemerintah Pusat hanya
terbatas menyediakan KI/KD
Pengembangan Materi ajar
diserahkan pada sekolah
Kami melakukan pemetaan
untuk Mojokerto, isu kritis,
isu global yang bisa diangkat
dalam materi ajar, dengan
analisis positif negatif yang
ada di kota Mojokerto dan
sekitarnya untuk : Sosial,
ekonomi, Budaya dan yang
dapat dikembangkan dalam
pembelajaran kondisi yang
berhubungan :
Religius,Nasionalisme,
Integritas, Mandiri dan
gotong royong
Sehinggan buku guru dan
buku siswa hanya sebagai
inspirasi pembelajaran saja
2. Penentuan kegiatan Ketika semua pemangku
Pembelajaran sesuai kepentingan dan walimurid
keinginan guru kita datangkan , maka
kebutuhan pembelajaran
yang bersifat : nara sumber,
pembelajaran di luar kelas
menjadi program bersama
karena para pemangku
kepentingan berkenan
memberikan sumbangsih
pemikirannya bahkan
fasilitas untuk
mempermudah keperluan
pembelajaran
4 SARPRAS Kondisi awal hanya Kondisi sekarang, karena
memenuhi SPM seringnya duduk bersama
Tim SPMI dan PMPD dalam
menganalisis kebutuhan atau
EDS, maka secara
spontasnitas menjadi lebih
ringan dalam meberikan
sumbangan pada sekolah,
pda 1 tahun terakhir ada 2
LCD yang disumbang wali
murid untuk kepentingan
pembelajaran
Disumbang pembangunan
kantin yang runtuh
Disumbang penggantian
tulisan dari SDN Kranggan 1
menjadi UPT SDN
Ktranggan i
Peninggian tembok batas
Pemasangan teralis
5 PTK - -
Terdeskripsi pada
6 PENGELOLAAN semua stadar -

RKA disusun oleh bersama


Tim SPMI dan Pemangku
RKA disusun oleh internal
kepentingan dengan berdasar
sekolah
pada EDS yang menuangkan
rekomdendasi untuk dibuat
program yang dijabarkan
menjai kegiatan dan
7 PEMBIAYAAN dituliskan anggaran
pemenuhannya

Pemajangan RKAS di
Pemajangan RKAS di
halaman sekolah, sehingga
halaman sekolah, dan
terbatas pada warga sekolah
gerbang sekolah untuk dapat
yang membaca
dibaca semua warga sekolah
dan masyarakat
8 PENILAIAN 1. Penentuan 1. Penentuan
bentuk, jenis, bentuk, jenis,
instrumen Penilaian instrumen Penilaian
oleh guru dan tidak oleh guru dan wali
disosialisasikan ke murid dan
orang tua disosialisasikan ke
2. Pelaporan
orang tua dan siswa
hasil belajar hanya 2. Pelaporan
sebatas per semester hasil belajar setip
saat melalui siap ortu
dan semester
3. Bentuk
penilaian lebih
terbuka dan obyektif

C. Perencanaan pemenuhan
Setelah muncul identifikasi masalah-masalah, maka selankutnya Tim PMPS untuk
SPMI , mulai melakukan pendampingan melalui klompen-klompen
- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Kompetensi Lulusan
Pada klompen SKL di komandani Dani Nur Hadi Kusuma, M>Pd, telah menetapkan
rencana pemenuhan sebagai berikut :
Indikator Komponen Kondisi riil Kekuatan Kelemahan

Lulusan Memiliki Sebagian besar 86% 14%


memiliki perilaku yang siswa sudah siswa sudah siswa belum
kompetensi mencerminkan memiliki memiliki sepenuhnya
pada sikap beriman
perilaku yang perilaku yang menjalankan
dimensi dan bertakwa
mencerminkan mencerminkan dengan
sikap kepada Tuhan
sikap beriman sikap beriman maksimal di
YME
dan bertakwa dan bertakwa sekolah.
kepada Tuhan kepada Tuhan
YME, tetapi YME
belum
sepenuhnya
menjalankan
dengan
maksimal di
sekolah.

Setelah ketemu pada sebuah kekuatan dan kelemahan, maka pengkajian dilanjutkan
pada
Masalah Akar masalah rekomendasi Program Kegiatan

1. .Sebagian 1. Siswa Menginformasika 1. 1.


siswa belum merasa tidak n kepada siswa Menginformasika Memotivasi
melaksanaka pernah ada bahwa ada n kepada siswa semua siswa
n penilaian penilaian bahwa ada untuk
pembiasaan tentang perilaku yang penilaian melaksanaka
kegiatan perilaku yang mencerminkan perilaku yang n kegiatan
ibadah sesuai mencerminka sikap beriman dan mencerminkan pembiasaan
dengan n sikap bertakwa kepada sikap beriman dan beribadah
agama yang beriman dan Tuhan YME. 2. bertakwa kepada sesuai
dianutnya bertakwa Memiliki Tuhan YME. 2. dengan
. 2. Guru
kepada Tuhan instrumen Memiliki keyakinan
terbebani
YME. penilaian yang instrumen yang dianut.
dalam 2. Guru tidak
mencerminkan penilaian yang 2. Menyusun
memberikan memiliki
sikap beriman dan mencerminkan intrumen
penilaian instrumen
bertakwa kepada sikap beriman dan penilaian
penilaiaan
Tuhan YME. 3. bertakwa kepada sikap
sikap yang
Membangun Tuhan YME. 3. perilaku
mudah
komunikasi yang Membangun beriman dan
dipahami dan
baik antara komunikasi yang bertakwa
dapat
sekolah, orang tua baik antara kepada
dilaksanakan.
dan komite sekolah, orang tua Tuhan YME
3. Belum
sekolah. dan komite yang mudah
terjalin
sekolah. dipahami dan
komunikasi
dapat
yang baik
dilakukan. 3.
antara
Menjain
sekolah,
komunikasi
Komite dan
yang baik
orangtua/wali
antara
siswa dalam
sekolah,
mengamalkan
orang tua dan
pembiasaan
komite dalam
dari hasil
hal
pembelajaran
mengamalka
selama di
n pembiasaan
sekolah
beribadah
diluar
sekolah
sesuai
dengan
keyakinan
yang dianut

Hal tesrsut di atas hanyalah contoh dalam salah satu indikator yang ada di SKL,
indikator-indikator yang lain akan kami tampilkan dalam lampiran
- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Isi
- Pada klompen Standar Isi di komandani Eko Kristaria, S,Pd , telah menetapkan
rencana pemenuhan sebagai berikut :
Indikator Komponen Kondisi riil Kekuatan Kelemahan

Perangkat Memuat Sekolah 80 % 20 %


pembelajara karakteristik memiliki perangkat perangkat
n sesuai kompetensi perangkat pembelajaran pembelajaran
rumusan sikap
pembelajaran Memuat Memuat
kompetensi
meliputi karakteristik karakteristik
lulusan
program kompetensi kompetensi
tahunan, sikap sikap.
program
semester,
silabus, RPP,
buku yang
digunakan guru
dan siswa dalam
pembelajaran,
lembar tugas
terstruktur dan
kegiatan
mandiri,
handout, alat
evaluasi dan
buku nilai

- Setelah ketemu pada sebuah kekuatan dan kelemahan, maka pengkajian


dilanjutkan pada
Masalah Akar masalah rekomendasi Program Kegiatan

Belum Belum semua Meningkatkan Peningkatan KKG mini


semua guru guru kemampuan guru kompetensi untuk
memiliki memahami dalam membuat guru menyusun
rancangan dalam dokumen perangkat
dan hasil membuat observasi, pembelajaran
penilaian dokumen penilaian diri, dan yang memuat
sikap observasi, penilaian antar karakteristik
berupa penilaian diri, teman. kompetensi
dokumen dan penilaian sikap
observasi, antar teman.
penilaian
diri, dan
penilaian
antar
teman.

- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Proses


Pada klompen Standar Proses di komandani Eko Kristaria, S,Pd , telah menetapkan
rencana pemenuhan sebagai berikut :
Indikator Komponen Kondisi riil Kekuatan Kelemahan

Sekolah Mengacu pada Sebagian 80% guru 20 % guru


merencanaka silabus yang mengacu pada sudah belum
n proses telah silabus yang mengacu pada mengacu pada
pembelajaran dikembangkan
telah silabus yang silabus yang
sesuai
dikembangkan telah telah
ketentuan
dikembangkan dikembangka
n

- Setelah ketemu pada sebuah kekuatan dan kelemahan, maka pengkajian


dilanjutkan pada
Masalah Akar masalah rekomendasi Program Kegiatan

Kegiatan Ketergantungan Sekolah Peningkatan KKG mini


pembelajara kepada sumber mengembangan kompetensi harus
n siswa tidak lain dalam silabus dan RPP guru menyusun
terarah pengembangan RPP secara
untuk silabus sendiri mandiri atau
Guru harus
mencapai menjiplak
menyusun RPP
kompetensi dari pendidik
secara mandiri
dasar lainnya.
atau menjiplak
dari pendidik
lainnya.

- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Sarana dan Prasarana


Untuk sarana prasarana tidak bisa banyak merencanakan pemenuhan karena
cenderung lebih banyak menjadi kewajiban pemerintah daerah. Namun analisis
kondisi dan perwatan menjadi penekanan yang utama .

- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar PTK


Di SDN kranggan 1 secara kebetulan semua tenaga pendidik dan kependidikan
berijazah minimal S-1, dan semua guru kelas serta bidang studi sudah
bersertifikasi

- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Pembiayaan


Untuk standar ini , juga tidak terlalu signifikan karena karena pemasukkan dana
hampir 100% mengandalkan dari dana BOS, namun untuk pengembangan
sekolah yang sifatnya OUT Put murni dari partisipasi walimurid, dikarenakan
tidak bisa di SPJ kan oleh di dana BOS
- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Pengelolaan
Pada klompen Standar Pengelolaan di komandani Tri Maria, S,Pd. K , telah menetapkan
rencana pemenuhan sebagai berikut :
Indikator Komponen Kondisi riil Kekuatan Kelemahan

Sekolah Memiliki visi, Visi Misi disusun Visi Misi Belum bisa
melakukan misi, dan dan disusun dan mewakili
perencanaan tujuan yang dikembangkan dikembangkan seluruh
pengelolaan jelas sesuai
oleh Tim oleh Tim elemen dan
ketentuan
Pengembang Pengembang warga
sekolah

- Setelah ketemu pada sebuah kekuatan dan kelemahan, maka pengkajian


dilanjutkan pada
Masalah Akar masalah rekomendasi Program Kegiatan
Penyusunannya Tidak Sekolah Penyusunan Workshop
hanya oleh dilaksanakan mengembangan Visi Misi tingakt
Tim melalui dan menyusun sekolah
Pengembang prosedur Visi dan Misi dengan
penyusunan sesuai dengan dihadiri
Visi dan Misi aspirasi seluruh seluruh
yang benar warga masyarakat walimurid
dan warga
sekolah

- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Penilaian


- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Pengelolaan
Pada klompen Standar Pengelolaan di komandani Citra Andriyani, S,Pd. SD , telah
menetapkan rencana pemenuhan sebagai berikut :
Indikator Komponen Kondisi riil Kekuatan Kelemahan

Aspek Mencakup Penilaian hasil 80% guru 20% guru


penilaian ranah sikap, belajar tidak sudah sudah
sesuai pengetahuan dapat digunakan menyusun menyusun
dan
ranah untuk mengukur penilaian yang penilaian
keterampilan
kompetensi dan menge- Mencakup yang
tahui ranah sikap, Mencakup
pencapaian pengetahuan ranah sikap,
kompetensi dan pengetahuan
siswa keterampilan dan
keterampilan

- Setelah ketemu pada sebuah kekuatan dan kelemahan, maka pengkajian


dilanjutkan pada
Masalah Akar masalah rekomendasi Program Kegiatan

Penilaian Perangkat Sekolah Mencari KKG mini


hasil penilaian mengembangan indikator untuk

belajar terutama silabus dan RPP penilaian yang menyusun


untuk sendiri lengkap indikator
tidak dapat
Guru harus
penilaian penilaian
digunakan menyusun RPP
sikap yang lengkap
untuk secara mandiri atau
memiliki
mengukur indikator menjiplak dari
dan menge- penilaian yang pendidik lainnya.

tahui tidak lengkap

pencapaian
kompetensi
siswa
BAB IV
PENUTUP
Demikian bestpractise yang bisa kami tuangkan dalam tulisan ini untuk mendapatkan
arahan dan pembinaan selajutnya,
BEST PRACTICE
KECAMATAN MAGERSARI KOTA MOJOKERTO

Judul : PENINGKATAN PRESTASI KERJA SEKOLAH DASAR MELALUI


PENDAMPINGAN SPMI
GUGUS : GUGUS 01 KEC KRANGGAN

KEGIATA SPMI TAHAP I


PEMETAAN MUTU
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 1
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 2
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 3
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 4
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 5
KEGIATAN PENJARINGAN STANDAR
PTOSES
FOTO JARING-JARING ISU KRITIS,
SOSIAL, BUDAYA
KEGIATAN PERENCANAAN
PEMENUHAN MUTU
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 1
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 2
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 3
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 4
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 5
KEGIATAN PENDAMPINGAN
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
PELAKSANAAN PERENCANAAN
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 1
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 2
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 3
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 4
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 5
KEGIATAN PELAKSANAN EVALUASI
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 1
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 2
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 3
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 4
FOTO KEG DARI SDN KRANGGAN 5
KEGIATAN PENETAPAN STANDAR
FOTO KEGIATAN SE GUGUS

Anda mungkin juga menyukai