PENDAMPINGAN SPMI
Latar Belakang
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan
zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak
pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok
pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara
penanggulangannya.
Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari kedudukannya untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional-adalah
pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral
dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu
menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan
menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat
dan kemampuannya. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik berkembang
secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip
pendidikan demokratis.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-
pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Karena
penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari 8 standar Pendidikan Nasional yang
dijadikan rel dan acuan dalam menjalankan proses tersebut. Kenyataan di gugus 01
kecamatan Kranggan yang terdiri dari (1) SDN Kranggan 1, (2) SDN Kranggan 2, (3)
SDN Kranggan 3, (4) SDN Kranggan 4, (5) SDN Kranggan 5, belum dapat sepenuhnya
menjalan penjaminan mutu sesaui 8 standar tersebut.
Oleh karena itu perlu diberikan pendampingan dalam menjalankan tahap-tahap
SPMI sesuai dengan kondisi riil sekolah. Pendampingan yang diberikan pada tahap ini
meliputi kegiatan yang sifatnya pendampingan se=gugus dan pendampingan internal
sekolah. Dengan pola kegiatan terpusat memlalui In House Traning di SD Inti, dengan
peserta yang terdiri dari Kepala sekolah, Guru, tenaga Administrasi Sekolah dan ketua
Komite.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud SPMI ?
b. Bagaimana langkah-langkah pendampingan SPMI dalam peningkatan prestasi kerja
sekolah dasar ?
C. Tujuan
Bagi pengawas pendamping :
- Menjalankan tupoksi kepengawasan
- Mengembangkan potensi keprofesian
Bagi Sekolah :
- Mampu menjalankan SPMI
- Meningkatkan prestasi kerja secara menyeluruh
- Meningkatkan mutu pendidikan
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Peningkatan
Peningkatan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga peningkatan
dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan. Peningkatan berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,
kegiatan, dan sebagainya): kini telah diadakan peningkatan di bidang pendidikan
Prestasi dapat digunakan untuk meningkatkan potensi diri. Berikut ini adalah arti
pentingnya prestasi:
1. Prestasi merupakan wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh seseorang
atas usaha yang diperoleh.
2. Prestasi merupakan pengalaman yang dialami seseorang dan bisa menjadi
pelajaran berharga untuk masa depan.
3. Prestasi merupakan kebanggaan bagi diri-sendiri, keluarga, kelompok, masyarakat,
bangsa dan negara.
4. Prestasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, dan
keterampilan seseorang, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara.
c. SPMI
Sistem Penjaminan Mutu Internal
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan unsur
yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur segala
kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara sistematis,
terencana dan berkelanjutan.Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah
secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya
mutu pada satuan pendidikan secara mandiri. Sistem penjaminan mutu pendidikan
berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen
yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
1. Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan
dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen
satuan pendidikan;
2. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standarisasi
pendidikan; Dalam implementasinya sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah ditunjang oleh Sistem Informasi Penjaminan Mutu pendidikan dasar dan
menengah, seperti terlihat pada Gambar 1.
Sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah dibagi menjadi lima tahapan yaitu:
i) pemetaan mutu; penyusunan rencana peningkatan mutu;
ii) implementasi rencana peningkatan mutu;
iii) evaluasi/audit internal;
v) penetapan standar mutu pendidikan.
Guna mengetahui capaian sekolah dalam hal mutu pendidikan pada saat akan
menjalankan SPMI yang pertama kali, langkah pertama yang dilakukan adalah
melakukan pemetaan mutu dengan menggunakan dokumen evaluasi diri yang di
dalamnya termasuk instrumen evaluasi diri dengan mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagai standar minimal dalam penyelenggaraan pendidikan. Hasil
pemetaan mutu selanjutnya dapat dijadikan acuan di dalam menetapkan visi, misi dan
kebijakan sekolah dalam melakukan peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil pemetaan mutu pendidikan yang telah dicapai (sebagai baseline)
selanjutnya dilakukan langkah kedua yaitu penyusunan rencana peningkatan mutu
pendidikan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan, pengembangan sekolah dan
rencana aksi. Selanjutnya rencana pemenuhan tersebut dilanjutkan dengan langkah
ketiga yaitu implementasi rencana peningkatan mutu selama periode tertentu (semester
atau tahun ajaran). Setelah perencanaan dan pengembangan sekolah tersebut
diimplementasikan selama periode tertentu, dilakukan langkah keempat yaitu evaluasi/
audit secara internal untuk memastikan bahwa pelaksanaan peningkatan mutu berjalan
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Laporan dari hasil evaluasi adalah;
(i) pemenuhan 8 SNP, dan
(ii) hasil implementasi dari rencana aksi.
Dari hasil evaluasi/audit kemudian dilakukan langkah kelima yaitu penetapan
standar mutu baru yang lebih tinggi apabila capaian sekolah telah memenuhi minimal
sesuai SNP. Dengan demikian penerapan sistem penjaminan mutu bukanlah hanya
ditujukan untuk meningkatkan mutu sesuai pada SNP namun mendorong terciptanya
budaya mutu pendidikan dimana semua komponen di sekolah memiliki jiwa pembelajar
dan selalu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman.
Siklus pemenuhan mutu pada setiap sekolah adalah seperti disajikan pada
Gambar.3.
Agar tidak terjadi tumpang-tindih peranan antara kelembagaan sekolah yang dipimpin
oleh Kepala Sekolah dengan kelembagaan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah,
dilakukan pembagian peranan sebagai berikut:
Tugas Sekolah :
a. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkan SPMI
b. Menyusun dokumen SPMI
c. Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Sekolah
d. Melaksanakan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun
proses pembelajaran
e. Menetapkan standar baru dan menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi
f. Membentuk unit penjaminan mutu pada satuan pendidikan; dan
g. Mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan
D pendapingan
Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna
pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada
menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada
kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya kedudukan antara
keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi
antara atasan dan bawahan
Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan maupun
kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan
pemecahan permasalahan kelompok. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan
keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara
mandiri. Jadi pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun
kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan kelompok yang didampingi
dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh, dan untuk anggota
kelompok serta mengembangkan kesetiakawanan dan solidaritas kelompok dalam
rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia yang utuh, sehingga dapat berperan
dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Peran Pendamping
Kelompok perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatasi
permasalahan secara sendirian dan pendamping adalah mendampingi kelompok.
Dikatakan mendampingi karena yang melakukan kegiatan pemecahan masalah itu
bukan pendamping. Pendamping hanya berperan untuk memfasilitasi bagaimana
memecahkan masalah secara bersama-sama dengan masayarakat, mulai dari tahap
mengidentifikasi permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah, sampai pada
implementasinya. Dalam upaya pemecahan masalah, peran pendamping hanya sebatas
pada memberikan alternatif-alternatif yang dapat diimplementasikan. Dan kelompok
pendampingan dapat memilih alternatif mana yang sesuai untuk diambil. Pendamping
perannya hanya sebatas memberikan pencerahan berfikir berdasarkan hubungan sebab
akibat yang logis, artinya kelompok pendampingan disadarkan bahwa setiap alternatif
yang diambil senantiasa ada konsekuensinya. Diharapkan konsekwensi tersebut bersifat
positip terhadap kelompoknya
Peran Fasilitator. Pendamping mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan,
mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses
saling belajar dalam kelompok.
Peran Katalisator . pendamping dalam hal ini dapat melakukan aktivitas sebagai
penghubung antara kelompok pendampingan dengan dengan lembaga di luar kelompok
maupun lembaga teknis. pendamping ikut terlibat di dalam proses penyelenggaraan
pusat kegiatan belajar masyarakat dengan memainkan peran-peran tersebut, maka secara
tidak langsung upaya untuk menjamin kontinyuitas dan konsistensi program-program
pembelajaran dapat berlangsung. Dengan demikian komponen-komponen yang terlibat
dalam proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran akan dapat berjalan sesuai dengan
tujuan
BAB III
PEMBAHASAN
A. JADWAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN
No Tanggal Uraian Kegiatan Tempat kegiatan Ket
3. Pemetaan Mutu
Dalam pemetaan mutu akhirnya muncullah sebuah label untuk SDN
Kranggan 1 dengan hasil skor yang variasi
a. Untuk Standar Isi : muncul rekom belum semua pembelajaran
mampu mengakomodasi kompetensi dan potensi siswa yang variasi
b. Untuk Standar proses : rekom yang muncul belum variannya
pembelajaran di semua guru
c. Untuk SKL : banyak kegiatan yang dilaksanakan disokumentasi di
Kurikulum tapi belum dituangkan dalam program-program
d. Untuk Sarpras : belum ada ruang yang mampu mengakomodasi
untuk Lab IPA dan Bahasa
e. Untuk PTK : belum ada Pustakawan
f. Untuk Pembiayaan : semua masukan dan pendapatan masih
mengandalkan BOS
g. Untuk Pengelolaan : review Visi hanya terbatas pada perwakilan
walimurid
h. Untuk standar penilaian : rancangan penilaian tidak disosialisasikan
pada walimurid
4. Dari pemetaan mutu, maka dituangkan dalam sebuah program untuk Rencana
Kerja empat tahun mendatang, dan dengan skala prioritas RKS di pecah lagi
menjadi RKTS yang dituangkan dalam RKAS
5. Penginventarisasian SDM dari walimurid untuk diajak kerjasama dalam
peningkatan mutu pembelajaran
6. pengiventarisasian SDA yang terdekat dengan siswa untuk digunakan sebagai
konten pembelajaran dengan mengutamakan kearifan local. Karena dalam
kurikulum 2013 diharapkan keunggulan lokan menjadi ikon dan konten materi
utama dalam pembelajaran
D. HASIL PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan Klompen SPMI ini ada tahapan-tahapan yang dilakukan ,
A. Perencanaan
1. Pembentukan Tim PMPS( Penjaminan Mutu Pendidikan di Sekolah) untuk
melaksanakan SPMI ( Sistem Penjaminan Mutu Internal)
2. Menyiapkan instrumen-instrumen pendukung
3. Koordinasi dengan Tim PMPD (Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah) untuk
SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal)
B. Pelaksanaan
1. Melakukan pemetaan dan analisis kebutuhan sekoah melalui EDS yang
dituangkan dalam SKM ( Survey Komplin Masyarakat) di mana peserta didik
selaku pengguna jasa layanan secara langsung adalah responden utama yang
diminta mengisi isian tentang sarana prasarana, pembelajaran dan penilaian.
EDS yang kedua dilakukan dengan membagikan instrument EDS dengan
responden siswa kelas 4,5,6, guru semua kelas, komite per kelas 2 orang,
Kepala sekolah, serta beberapa tokoh masyarakat dan DUDI. Akhirnya ketemu
rekomendasi-rekomendasi yang perlu dimunculkan menjadi sebuah program
dan kegiatan
Dalam pelaksanaannya pihak sekolah yang terdiri dati Kepala sekolah, dan Tim
PMPS untuk SPMI duduk bersama dengan Pengurus Komite, Tokoh
masyarakat sekitar dan beberapa tokoh agama yang ada di lingkungan sekolah
dan satu orang akademisi satu persatu membahas hasil instrumen yang sudah
diisi responden.
2. Pemetaan Mutu
Pada kegiatan ke-dua ini, kembali Tim PMPD bersama kontingen yang lain
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan melalui Diskusi terbuka Antara orang
tua, siswa, guru, KS dan serta masyarakat sekitar, DUDI, akademisi
Survey Komplin Masyarakat
Angket
KKG Mini tingkat sekolah
Wawancara
Pemantauan / Observasi
terhadap hal hal yang berhubungan dengan kearifan lokal, dengan
radiussitunya kota dan kabupaten sekitar kota Mojokerto. Dengan kategori-
kategori:
-. Keagamaam
- Sosial
- Budaya
- Kegiatan ekonomi
- SDA
Masing-masing kategori digali dampak positif dan negatif bagi keberadaan dan
Siswa di SDN Kranggan 1
Dalam pemetaan mutu akhirnya muncullah sebuah label untuk SDN Kranggan
1 dengan hasil skor yang variasi
i. Untuk Standar Isi : muncul rekom belum semua pembelajaran
mampu mengakomodasi kompetensi dan potensi siswa yang variasi
j. Untuk Standar proses : rekom yang muncul belum variannya
pembelajaran di semua guru
k. Untuk SKL : banyak kegiatan yang dilaksanakan disokumentasi di
Kurikulum tapi belum dituangkan dalam program-program
l. Untuk Sarpras : belum ada ruang yang mampu mengakomodasi
untuk Lab IPA dan Bahasa
m. Untuk PTK : belum ada Pustakawan
n. Untuk Pembiayaan : semua masukan dan pendapatan masih
mengandalkan BOS
o. Untuk Pengelolaan : review Visi hanya terbatas pada perwakilan
walimurid
p. Untuk standar penilaian : rancangan penilaian tidak disosialisasikan
pada walimurid
4. Dari pemetaan mutu, maka dituangkan dalam sebuah program untuk
Rencana Kerja empat tahun mendatang, dan dengan skala prioritas
RKS di pecah lagi menjadi RKTS yang dituangkan dalam RKAS
5. Penginventarisasian SDM dari walimurid untuk diajak kerjasama
dalam peningkatan mutu pembelajaran
6. pengiventarisasian SDA yang terdekat dengan siswa untuk digunakan
sebagai konten pembelajaran dengan mengutamakan kearifan local.
Karena dalam kurikulum 2013 diharapkan keunggulan lokan menjadi
ikon dan konten materi utama dalam pembelajaran
7. analisis permaslahan di SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto
Pemajangan RKAS di
Pemajangan RKAS di
halaman sekolah, sehingga
halaman sekolah, dan
terbatas pada warga sekolah
gerbang sekolah untuk dapat
yang membaca
dibaca semua warga sekolah
dan masyarakat
8 PENILAIAN 1. Penentuan 1. Penentuan
bentuk, jenis, bentuk, jenis,
instrumen Penilaian instrumen Penilaian
oleh guru dan tidak oleh guru dan wali
disosialisasikan ke murid dan
orang tua disosialisasikan ke
2. Pelaporan
orang tua dan siswa
hasil belajar hanya 2. Pelaporan
sebatas per semester hasil belajar setip
saat melalui siap ortu
dan semester
3. Bentuk
penilaian lebih
terbuka dan obyektif
C. Perencanaan pemenuhan
Setelah muncul identifikasi masalah-masalah, maka selankutnya Tim PMPS untuk
SPMI , mulai melakukan pendampingan melalui klompen-klompen
- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Kompetensi Lulusan
Pada klompen SKL di komandani Dani Nur Hadi Kusuma, M>Pd, telah menetapkan
rencana pemenuhan sebagai berikut :
Indikator Komponen Kondisi riil Kekuatan Kelemahan
Setelah ketemu pada sebuah kekuatan dan kelemahan, maka pengkajian dilanjutkan
pada
Masalah Akar masalah rekomendasi Program Kegiatan
Hal tesrsut di atas hanyalah contoh dalam salah satu indikator yang ada di SKL,
indikator-indikator yang lain akan kami tampilkan dalam lampiran
- Klompen ( kelompok pendampingan ) Standar Isi
- Pada klompen Standar Isi di komandani Eko Kristaria, S,Pd , telah menetapkan
rencana pemenuhan sebagai berikut :
Indikator Komponen Kondisi riil Kekuatan Kelemahan
Sekolah Memiliki visi, Visi Misi disusun Visi Misi Belum bisa
melakukan misi, dan dan disusun dan mewakili
perencanaan tujuan yang dikembangkan dikembangkan seluruh
pengelolaan jelas sesuai
oleh Tim oleh Tim elemen dan
ketentuan
Pengembang Pengembang warga
sekolah
pencapaian
kompetensi
siswa
BAB IV
PENUTUP
Demikian bestpractise yang bisa kami tuangkan dalam tulisan ini untuk mendapatkan
arahan dan pembinaan selajutnya,
BEST PRACTICE
KECAMATAN MAGERSARI KOTA MOJOKERTO