Anda di halaman 1dari 18

RESEARCH WRITING SKILLS AND

PLAGIARISME

Paper Kelompok Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi


Semester Genap tahun 2014

GORBY W SITUMORANG 1501187110


BAMBANG TRI HERMANTO 1501182961
ANDREAS 1501166434
ALBERTUS HANDOKO AGUNG WIDODO 1501151205
TIYARA EKA SEPTIANTI 1501165375

06PAM / 04

Abstrak

Keterampilan menulis yang baik dan benar sangat penting dalam melakukan penulisan sebuah
karya ilmiah, dengan penulisan ini kita ingin menambah pengetahuan mengenai keterampilan
menulis dan mengerti tentang plagiarisme.
Dengan mendengar seminar yang berhubungan dengan topik Research writing skills and
Plagiarisme ini kita dapat mengetahui apa itu Research writing skills and Plagiarisme dari pakar
pakarnya dan melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mencari dari berbagai sumber yang ada
di internet dan dapat dijadikan sumber dan panduan dalam penulisan makalah ini.
Diharapkan dengan penulisan ini pembaca dapat mengetahui cara yang baik dan benar dalam
melakukan Research writing skills dan mengetahui secara jelas dan tepat tentang Plagiarisme dan
mengerti apa bahaya dari melakukan Plagiarisme.
Maka dalam pembahasan karya tulis kali ini kita akan membahas tentang Research writing
skills and Plagiarisme. Disini akan dijabarkan tentang Research writing skills and Plagiarisme.

Kata Kunci
Research writing skills and Plagiarisme

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah, oleh sebab itu kegiatan penelitian
sebagai refleksi dari berpikir ilmiah dikalangan ilmuan dan calon ilmuan. Karya ilmiah adalah tulisan
tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar serta fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan, studi pustaka, penyebaran angket,
wawancara ataupun dari pengalaman.
Dalam membuat karya ilmiah kita perlu memperhatikan dan mampu untuk memahami tata cara
merencanakan karya tulis. Dalam menyusun karya tulis perlu diperhatikan cara memilih judul,
beberapa hal tentang tinjauan pustaka dan rancangan karya tulis. Di sini akan dijelaskan tentang itu
semua.
Pembahasan mengenai penulisan karya ilmiah telah menjadi persoalan serius di kalangan
pelajar baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Maraknya isu plagiat dan mudahnya
mengakses berbagai informasi melalui dunia maya menjadi kendala yang cukup berat bagi
pengajar maupun pelajar.

Kemampuan dalam menulis karya ilmiah menuntut pelajar untuk


memiliki kemampuan tersebut dalam pembuatan sebuah karya ilmiah. Jenis karya ilmiah pun
beragam,ada yang berupa artikel, laporan kajian, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Tidak
sedikit di antara mereka yang mengalami kesulitan di dalam menuangkan gagasan-gagasan
ilmiahnya secara tertulis.

Penyebab dari permasalahan tersebut, disebabkan karena kurangnya motivasi dalam


mengasah kemampuannya dalam kemampuan dalam menulis sebuah karya ilmiah. Selain itu,
kemmapuan dalam berpikir kritis mengenai suatu permasalahan juga kurang terlatih. Kedua hal
tersebut erat kaitannya dengan kemampuan siswa menyampaikan argumentasi baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan.

1.2 Ruang Lingkup


Penetapan ruang lingkup Research writing skills and plagiarisme pada karya
ilmiah pada paper ini adalah mengenai:

1. Bagaimana cara memilih judul dalam penulisan karya tulis


2. Bagaimana cara membuat rancangan karya tulis
3. Apa itu plagiarisme dan tindakannya
4. Penjelasan Self-Plagiarism atau Auto-Plagiat
5. Jenis-jenis dari plagiarisme
6. Faktor melakukan plagiarisme
7. Sanksi melakukan plagiarisme
8. Menghindari tindakan plagiarisme
9. Tips menulis, agar terhindar dari plagiarisme
10. Penulisan Karya Ilmiah
11. Prinsip penulisan Karya Ilmiah
12. Contoh plagiarisme di kalangan mahasiswa

1.3 Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan pembahasan pada latar belakang, maka dapat ditentukan tujuan pembuatan
paper ini dan manfaat yang di dapatkan pada paper Research writing skills and plagiarisme pada
karya ilmiah.
Tujuan dari paper ini ialah :
1. Memberi pengetahuan tentang pentingnya pengetahuan Research writing skills dan
bahaya plagiarisme.
2. Memberi contoh tentang cara Research writing skills pada karya ilmiah.

Manfaat dari paper ini ialah :


1. Dapat mengerti dan memahami cara dalam Research writing skills dan bahaya dari plagiarisme.
2. Dapat membuat karya ilmiah dengan baik dan benar.

1.4 Metodologi Penulisan


Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Seminar Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Mendengarkan seminar topik-topik lanjutan sistem informasi yang berkaitan dengan topik yang
dibahas pada makalah ini.
2. Metode Studi Kepustakaan
Melakukan pengumpulan informasi melalui dunia maya atau internet yang dapat dijadikan sumber
dan panduan dalam penulisan makalah ini.
1.5 Sistematikan Penulisan
 BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan apa saja latar belakang penulisan paper ini, ruang lingkup, tujuan dan
manfaat, dan metologi penulisan dari paper ini.
 BAB 2: LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan teori-teori yang mendukung penulisan paper ini.
 BAB 3: PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang Research writing skills and plagiarismpada karya ilmiah.
 BAB 4: PENUTUP
Paa bab ini kami akan memberikan simpulan dan saran atas penulisan paperini.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum


2.1.1 Definisi Karya Tulis Ilmiah
Menurut amilah dan Samsoerizal (1994, p 90), memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri
atasbeberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah.
Menurut Djuroto dan Bambang (2003, p12-13), menguraikan karya tulis sebagai suatu tulisan
yang membahas suatu masalah, pembahasan masalah tersebut dilakukan berdasarkan penyelidikan,
pengamatan, pengumpulan data dari suatu penelitian baik penelitian lapangan, laboratorium atau studi
pustaka.
kesimpulanya , Karya Ilmiah merupakan tulisan yang dibuat oleh seseorang atau kelompok
tentang sesuatu hal yang dilakukan dengan penelitian dan pengamatan suatu objek dengan tata cara
yang disesuaikan dan harus dipertanggung jawabkan dari hasil penulisanya tersebut.
2.1.2 Macam-Macam Karya Ilmiah
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume
dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau
ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara
lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar
sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat
diploma 3 ( D-3) .
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan
penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum ( menceritakan
keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian, Bab III deskripsi data (
memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk
menjawab masalah penelitian). Bab V penutup ( kesimpulan penelitian dan saran )
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang
lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik
berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung ( study
kepustakaan) skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi
harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan
syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas
khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-
temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis
tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci.
Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru
besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan
penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema
dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak
menyandang gelar Doktor.
Karya ilmiah Penelitian.
1. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan
yang akan di sampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran
murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau
dibicarakan dalam seminar .
2. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah.
Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang
sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat
pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
3. Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif
singkat. Laporan ini bisa di kelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu
kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
4. Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku.
Penelitian jurnal ini harus teratur continue) dan mendapatkan nomor dari perpustakaannasional berupa
ISSN(international standard serial number).
2.2 Teori Khusus

2.2.1 Definisi Plagiarisme


Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperolehatau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai
(Permendiknas No 17 tahun 2010,Pasal 1 Ayat 1)
Menurut American Association of University Professors(1989) Plagiarisme adalah kesalahan
tidak etis terkait penulisan ilmiah yang paling populer. Meski demikian,plagiarisme kadang sulit
dikenali dan kadang sebuah tulisan yang dianggap plagiat ternyata dipandang bukan menurut lembaga
resmi yang menangani masalah ini. Tulisan ilmiah harus dibuat sejujur mungkin agar terbebas dari
dugaan plagiarisme.
Kesimpulannya plagiarism adalah tindakan mengcopy secara sengaja atau tidak sengaja ke
hasil karya orang lain secara langsung, dan tanpa menaruh sumber, sehingga itu seperti hasil karya kita
sendiri tetapi itu melanggar.

2.2.2 Tipe Plagiarisme


Menurut Soelistyo (2011) ada beberapa tipe plagiarisme:
1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Penulis menggunakan kata-kata penulis
lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis menggunakan gagasan orang lain tanpa
memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).
3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Penulis mengakui sebagai pengarang
karya tulis karya orang lain.
4. Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel pada lebih
dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah. Yang penting dalam self
plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang
dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya Karya yang lama merupakan bagian
kecil dari karya baru yang dihasilkan. Sehingga disini pembaca akan memperoleh hal baru, yang
benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakankaryalama.
2.2.3 4 Masalah utama terkait self-plagiarism
1. Redundant dan duplicate (dual) publications Duplicate publication
Umumnya dimaksudkan pada praktik mengirim sebuah makalah dengan data yang sama
ke lebih dari satu jurnal tanpa memberitahu editor atau pembaca kepada keberadaan versi lain yang
identik namun dipublikasikan di tempat lain. Publikasi yang baru hampir selalu mengandung teks
yang hamper sama dengan versi yang dipublikasi sebelumnya. Redundant publication lebih sering
terjadi. Masalah ini timbul jika penulis menerbitkan data yang sama namun dengan sedikit
perubahan teks pada makalahnya misalnya sedikit perbedaan pada interpretasi data atau memakai
konteks teoritis atauempiris yang agak berbeda di bagian pendahuluan makalahnya. Kadang ada
data tambahan atau analisis yang sedikit berbeda dibanding makalah sebelumnya. Standar yang
berlaku untuk penulis makalah ilmiah adalah mengajukan makalahnya kepada 1 jurnal. Pengajuan
kepada jurnal lain hanya bisa dilakukan jika telah diputuskan bahwa jurnal yang pertama tidak
akan menerbitkannya. Meski demikian, sebuah makalah dapat saja terbit di lebih dari satu jurnal
dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, jika makalah tersebut dibutuhkan oleh masing-masing
grup pembaca yang mungkin tidak menyadari keberadaan jurnal lainnya. Akan tetapi, masing-
masing editor di jurnal-jurnal tadi harus menyetujui hal ini dan keberadaan masing-masing versi
makalah yang diterbitkan harus diinformasikan kepada masing-masing grup pembaca. Contoh
lain, ringkasan atau abstrak suatu makalah yang diterbitkan di prosiding suatu konferensi
seringkali kemudian diterbitkan bentuk lengkapnya sebagai artikel di sebuah jurnal. Sebuah
makalah yang telah terbit dapat juga diterbitkan versi terjemahannya dalam bahasa lain oleh
penerbit lainnya. Kesalahan ini dapat melahirkan public health policies yang cacat. Hal serupa
dengan redundant publicationdapat terjadi di lingkungan kampus yang dikenal dengan istilah
academic self-plagiarism(double-dipping) di mana mahasiswa mengajukan sebagian atau seluruh
makalahnya untuk memenuhi persyaratan suatu mata kuliah meski makalah tadi sudah pernah
diajukan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah lainnya. Ada kampus yang membolehkan
praktik semacam ini dengan syarat diketahui oleh kedua dosen mata kuliah namun beberapa
kampus melarang.
2. Salami-slicing (data fragmentation)
Adalah membagi sebuah studi berskala besar menjadi dua atau lebih publikasi. Pembaca
dapat mengira bahwa data yang ditampilkan di masing-masing publikasi (salami-slice) berasal dari
sampel yang berbeda Kesalahan lain yang terkait adalah data augmentation yakni penulis
mempublikasikan hasil studinya lalu melakukan studi lagi dengan mengumpulkan data tambahan
sehingga menguatkan hasil sebelumnya. Ia selanjutnya mempublikasikan hasil terbaru tadi sebagai
studi yang baru. Akibatnya pembaca bisa keliru meyakini bahwa data hasil studi terakhir diperoleh
dari sampel yang berbeda dengan data di publikasi sebelumnya.Redundant dan salami publication
keduanya berpotensi melanggar hak cipta karena data dan/atau teks tampil di lebih dari satu
copyrighted publication
3. Pelanggaran hak cipta
Jika penulis atau penerbit memiliki hak cipta atas suatu produk berarti hanya mereka yang
berhak menerbitkan, mereproduksi, menjual, mendistribusikan, atau memodifikasi produk
tersebut. Biasanya hak cipta penulis ditransfer kepenerbit akan tetapi hak cipta dapat juga dimiliki
oleh penulis dan penerbit bersama-sama atas dasar kesepakatan.Suatu jurnal dapat digunakan
secara bebas jika termasuk “Open Access” journal. Bagian dari suatu jurnal dapat juga digunakan
secara bebas (misalnya diperbanyak) untuk keperluan pendidikan yang nonprofit , beasiswa, atau
penelitian. Dalam hal ini berlaku doctrine of “fair-use” of copyright law. Akan tetapi, terlalu
banyak bagian jurnal yang diambil dapat berarti pelanggaran hak cipta.
4. Daur-ulang teks
Daur-ulang teks terjadi jika penulis menggunakan kembali bagian teks yang dulu
dipakainya di makalah yang lain. Ini bisa terjadi karena kedua makalah tadi memiliki metodologi
yang sama atau hampir sama sehingga banyak teks dalam kedua makalah tersebut yang mirip
misalnya di bagian latar belakang, review literatur, dan diskusi.
Praktik daur-ulang untuk proposal ‘internal’ yang tidak dipublikasikan seringkali
diperbolehkan begitu juga menerbitkan di suatu jurnal versi lengkap dari abstrak atau makalah
awal yang telah ditampilkan di sebuah seminar dengan catatan ada persetujuan dari panitia seminar
dan editor jurnal bersangkutan. Jika makalah yang dipublikasikan berdasarkan pada presentasi saat
seminar maka penulis sebaiknya menginformasikankepada pembaca versi sebelumnya dari
makalah tersebut dan diharap dengan sangat agar penulis menggunakan judul yang sama atau
serupa dikedua versi.
Daur-ulang yang termasuk plagiarisme diri adalah jika penulis menggunakan template
untuk menuliskan metode penelitian dari satu makalah ke makalah lainnya sehingga teksnya persis
sama. Pembaca juga dapat dibingungkan jika template tidak diperbarui sehingga sesuai dengan
penelitian yang terakhir dilakukan. Penulis juga dapat melanggar hak cipta jika memakai kembali
sejumlah besar teks pada makalahnya yang lama di makalahnya yang terbaru jika kedua makalah
tersebut diterbitkan oleh penerbit yang berbeda.
2.2.4 Struktur Karya Tulis Ilmiah
Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian besar. Bagian yang
dimaksud ialah pendahuluan, isi, dan pembahasan. Meskipun ketiganya merupakan inti dari
sebuah karya, tentu saja masih dibutuhkan penyemarak lain, yaitu prakata (bedakan dengan kata
pengantar), daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran. Tentu saja kelengkapan-
kelengkapan tersebut tidak semuanya mutlak disertakan.
1) Pendahuluan
Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak
disajikan. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini adalah sebagai berikut:
o Latar belakang masalah
o Masalah dan batasannya
o Tujuan dan manfaat
o Metode dan teknik analisa
o Landasan teori
2) Isi
Setelah merampungkan bagian awal tadi, penelitian pun dapat dilanjutkan dengan lebih
bergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut juga subbab karena
bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya tergantung ruang lingkup
masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga.
Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisa
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada bab pendahuluan.
3) Penutup
Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya.
Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa
lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas.
Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari
penutup ialah saran. Sejumlah departemen pada sejumlah perguruan tinggi belakangan ini mulai
menghapus bagian tersebut. Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan sebuah penelitian
lanjutan, entah untuk menyanggah atau menguatkan hasil penelitian terdahulu.
 Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Banyak fungsi atau kegunaan yang didapat dari hasil karya tulis ilmiah yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
 Penjelasan (Explanation)
 Ramalan (Prediction)
 Kontrol (Control)
Selain itu karya tulis ilmiah hasil penelitian berfungsi mengkomunikasikan ihwal gagasan atau
hasil penelitian yang telah dilakukan yang diantaranya adalah:
1)Gagasan
Apa yang menjadi permasalahan, dan bagaimana gagasan yang dikemukakan dalam
memecahkan maasalah.
2) Penelitian
Apa yang diteliti, mengapa penelitian dilakukan, dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang
menjadi acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis,
temuan apa yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang dinyatakan
berdasarkan temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembanga ilmu.
3) Rujukan
Untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis,
menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis,
berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, emperluas
wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan
cakrawala ilmu pengetahuan.

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Cara Memilih Judul Karya Tulis Ilmiah


Untuk merumuskan judul, maka penulis harus memahami hakikat masalah. Masalah dan judul
saling berkaitan satu sama lain. Masalah harus dapat memberikan kesan terhadap judul. Demikian pula
sebaliknya judul harus mencerminkan masalah, artinya dalam judul harus tersirat masalah. Judul bisa
diibaratkan sebuah “ikan” yang mengundang orang untuk membacanya dan kalau mungkin ingin
mencobanya. Judul yang baik mengundang orang tertarik untuk mempelajari isinya.Judul dapat
ditetapkan setelah masalah penelitian yang dirumuskan. Judul harus mengacu kepada masalah pokok
penelitian. Ada beberapa metode bijak untuk menentukan judul skripsi, tesis, disertasi, tugas akhir,
tugas khusus dan penulisan karya ilmiah lainnya. Cara-cara tersebut adalah :
1. Sesuaikan judul dengan basic interest/kesukaan

Perlu diketahui kenapa saya memberikan poin pertama untuk sesuaikan judul dengan basic interest
adalah ketika kita berbuat atau melakukan sesuatu akan terdorong oleh minat yang kuat. Minat ini
terbangun atas adanya dorongan mental dari dalam diri kita. Bagaimana kita bisa menjadi mau untuk
mengerjakan sesuatu jika kita saja tidak suka. Yang ada jika ini dipaksakan adalah hanya pengerjaan
setengah hati. Totalitas Anda akan terhambat. Terkadang juga orang tidak berani melakukan sesuatu
karena tidak mengakui bahwa kita mempunyai kekuatan tersembunyi dalam diri kita masing-masing,
kekuatan yang membuat kita mau dan berani mengambil tindakan. Tidak hanya dalam angan angan.
Yang mendasari adalah bagaimana sudut pandang kita terhadap sesuatu.

2.Sesuaikan dengan kemampuan

Hal ini lebih kepada saat Anda mengerjakan project Anda dan menjadikannya mejadi karya ilmiah.
Ketika Anda menjadi pembicara dalam sebuah presentasi dapat dipastikan bahwa apa yang Anda
ungkapkan tidak lebih dari 70 persen dari kemampuan Anda. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kemampuan apa yang Anda bisa dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap karya
tulis yang sedang atau akan Anda buat, akan riskan jadinya jika Anda menentukan sebuah judul karya
ilmiah padahal Anda tidak punya kemampuan terhadap apa yang Anda kerjakan.
Banyak waktu Anda akan terbuang percuma untuk mendapatkan informasi terhadap materi judul yang
akan Anda buat jika tidak mempunyai basic kemampuan dalam terhadap materi judul. Anda akan
belajar mulai dari awl dan inilah yang saya anggap riskan. Untuk memahami materi tidak semudah
membalikkan telapak tanga, butuh waktu, tenaga dan materi yang banyak. Dan pastinya akan
menghambat Anda dalam pembuatan karya ilmiah walaupun ini bisa ditutupi dengan penggalian
informasi melalui referensi, tetap saja akan mengganggu hasil dari karya ilmiah yang Anda buat.
Di sini saya berusaha menyadarkan Anda bahwa judul yang berkualitas dengan materi yang berkualitas
tidak bisa didaopatkan dari referensi saja. Ini melibatkan Anda dalam menemukan sesuatu yag baru,
tidak ditemui sebelumnya diluar karya ilmiah Anda. Yang ada adalah referensi adalah dasar
pemahaman materi, bukan hasil temuan yang Anda buat. Kita harus paham bahwa karya ilmiah
bertujuan untuk menemukan hasil temuan baru dari hasil penelitian/karya ilmiah yang dibuat. Bukan
hanya mengaplikasikan materi atau referensi yang sudah ada saja. Terasa tidak ada yang spesial jika
tidak ada perubahan dari masa-ke masa terhadap karya tulis.

3. Simulasikan hasil judul sementara dengan kebutuhan masyarakat

Mensimulasikan materi judul yang Anda buat merupakan salah satu syarat untuk mencapai hasil
temuan dari karya tulis yang berbobot. Apa gunanya jika karya tulis yang kita buat jika hanya
memenuhi kewajiban untuk membuat skripsi atau tugas akhir saja tanpa ada kontribusi nyata terhadap
perubahan masyarakat atau membantu masyarakat untuk melakukan sesuatu dengan lebih mudah.
Hanya menjadi kertas berisi materi dan bukan aplikasi nyata kepada masyarakat menjadikan karya
tulis kita sebagai sebuah buku tidak bermakana pada kehidupan masyarakat kita. Padahal makna
membuat karya tulis adalah karena alasan agar kita dapat bekerja untuk masyarakat dan juga bisa
mendapatkan materi(pekerjaan) darinya. Jika masyarakat tidak butuh, bagaimana hal ini akan tercapai.

4. Cari referensi yang mendukung

Referensi ini sebenarnya adalah langkah kedua dalam menetukan judul setelah Anda yakin bahwa
judul yang dibuat telah mantap. Referensi ini dilakukan untuk menunjang karya ilmiah hingga
penulisannya. Tidak mungkin kita menulis karya ilmiah hanya hasil temuannya saja tanpa ada dasar
materi. Demikian juga judul yang kita buat mungkin sudah ada yang pakai. Oleh sebab itu lakukan
perbandingan dengan melakukan pencarian referensi.

5. Sharing dengan dosen,teman, keluarga, dll.

Dalam sharing ini Anda akan mendapatkan saran dan kritik dalam pengambilan keputusan menentukan
judul. Dengan sharing Anda mengetahui kekurangan, kelemahan, kekuatan dan kelebihan dari judul
yang Anda buat dari sumber lain yang kompeten, dianggap kompeten karena orang-orang yang mejadi
sumber sharing adalah orang-orang yang mengetahui materi dalam judul yang Anda buat dan perilaku
diri Anda sendiri.

6. Do it

Ironis memang, sekarang ini banyak orang kebingungan tentang apa yang harus dilakukan. Sharing
sudah, simulasi sudah, cari refensi sudah, tapi yang kurang mengenakkan adalah seringkali kita merasa
masih kurang dan kurang, akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Mulailah bertindak sedikit demi
sedikit untuk judul Anda, tidak harus sempurna. Dan pada prosesnya nanti Anda akan mengerti
bagaimana harus bertindak dan judul Anda sudah pasti selesai atau ditentukan dengan mudah, tidak
mungkin secara ceroboh Anda melakukan hal ini bukan.

3.2 Membuat Rancangan Karya Tulis


Sebelum mulai menulis, sadari betul bahwa tujuan penulisan adalah memberi ilmu atau
minimal informasi yang diharapkan berguna bagi pembaca. Karena itu, renungkan betul manfaat
bagi pembaca kalimat demi kalimat yang kita tuliskan. Sebelum menyusun karya tulis terlebih
dulu kita bisa menentukan atau memilih ide, namun tidak semua ide dapat kita tulis. Banyak alasan
untuk itu. Mungkin ide itu kurang hangat atau kurang menarik. Mungkin juga hangat dan menarik
tetapi kita tidak mampu menulisnya. Kemudian ubah ide menjadi topik tulisan, buatlah topik
secara garis besar sebagai pedoman untuk membuat kerangka tulisan. Topik juga dapat langsung
menjadi judul, atau dapat pula dari topik kita turunkan sebuah judul sementara, karena bisa jadi
judul akan berubah setelah anda selesai menulis.
Selanjutnya setelah kita menentukan topik tulisan, sebaiknya kita membuat kerangka tulisan.
Kerangka ini berguna sebagai pedoman agar kita tidak menulis sesuatu yang diluar topic tulisan,
sesuaikan dengan judul atau topic yang kita pilih, di bagian ini kita dapat merancang bagaimana
sumber-sumber bacaan nantinya dikumpulkan dan disusun. Apakah kita akan menyajikannya
dalam bentuk table, gambar,ilustrasi atau kombinasinya. Hal ini perlu kita perhatikan agar kita
mempunyai pedoman ketika kita menyusun tulisan ilmiah. Dengan cara ini kita akan menulis
sebuah karya secara efisien dan efektif.

Secara umum karya tulis ilmiah terbagi dalam 4 bagian : pendahuluan, pokok, hasil, dan
penutup. Pendahuluan memuat hal-hal yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan ilmiah yang
dilaporkan dalam tulisan tersebut. Pendahuluan memuat studi pustaka yang mengungkap laporan-
laporan kegiatan ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan topik serupa. Dari uraian studi pustaka
diharapkan dapat disusun suat ungkapan tentang hal menarik yang bakal terungkap apabila
dilakukan penelitian lebih lanjut. Ungkapan semacam ini resminya disebut hipotesa. Bagian pokok
karya tulis memuat rencana kerja kegiatan penelitian untuk mengungkap kebenaran hipotesa.
Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan, perlu dituliskan landasan teori yang menghubungkan
pernyataan-pernyataan pendukung kebenaran hipotesa dengan hasil-hasil kegiatan penelitian.
Pelaksanaan kegiatan ilmiah dilaporkan dibagian hasil dari karya tulis. Sedangkan penutup sering
diisi dengan kesimpulan dan saran.

3.3 Apa itu Plagiarisme

Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan,
pendapat lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.Plagiat dapat dianggap
sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku
plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas.
Plagiarisme dalam literatur terjadi ketika seseorang mengaku atau memberi kesan bahwa ia adalah
penulis asli suatu naskah yang ditulis orang lain, atau mengambil mentah-mentah dari tulisan atau
karya orang lain atau karya sendiri secara keseluruhan atau sebagian, tanpa memberi sumber.
Esensi utama plagiarisme adalah : Menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang keliru mengenai asal muasalnya.
atau mengambil gagasan, ide atau karya orang lain dan mengakuinya bahwa karya itu adalah
karyanya.Plagiariasme dan berbagai bentuk kecurangan akademik dilarang di banyak universitas
karena alasan sederhana bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan tidak boleh dirusak, dan bagi
banyak ilmuwan kebenaran inilah yang membuat seluruh pekerjaan ilmuwan menjadi berharga.
Plagiarisme juga dianggap sebagai bentuk kecurangan akademik. Pengertian kecurangan
meliputi tindakan, yaitu:
a) Menggunakan bantuan dalam ujian (handphone, buku, catatan dsb) yang penggunaannya tidak
mendapatkan ijin secara terbuka.
b) Mencoba membaca apa yang ditulis kandidat lain selama ujian, atau bertukar informasi di dalam
atau di luar tempat ujian.
c) Menggunakan identitas orang lain selama ujian.
d) Memiliki soal ujian yang akan dikerjakan sebelum jadwal ujian dilaksanakan.
e) Memalsukan atau membuat-buat jawaban wawancara atau survei atau data riset.

Sedangkan plagiarisme meliputi tindakan sebagai berikut:

a) Menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan
terhadap sumber secara benar dan lengkap.
b) Menyajikan struktur, atau tubuh utama gagasan yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai
gagasan atau karya sendiri bahkan meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan.
c) Mengambil materi audio atau visual orang lain, atau materi test, sofware dan kode program tanpa
menyebut sumber dan menampilkannya seolah-olah sebagai karyanya sendiri.
d) Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda kutipan atau penggunaan lay-
out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati literal dimasukkan dalam sebuah karya,
bahkan meskipun rujukan yang benar terhadap sumber sudah dimasukkan.
e) Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah
idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumber.
f) Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau menggunakan teks yang mirip
dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah.
g) Mengambil karya sesama mahasiswa dan menjadikannya sebagai karya sendiri
h) Mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara membeli atau membayar orang lain untuk
membuatnya.

Definisi di atas tentu saja hanya mengatur kecurangan dan plagiarisme dalam situasi ujian
atau test. Ini berarti bahwa definisi itu tidak berlaku untuk plagiarisme yang dilakukan ketika
mahasiswa sedang membuat draft tulisan atau dokumen persiapan yang lain untuk tesis atau paper.
Plagiarisme yang terjadi dalam tahap persiapan, kemudian terdeteksi dan akhirnya mahasiswa
melakukan perbaikan terhadap tulisannya, mengindikasikan bahwa mahasiswa tidak secara
sengaja melakukan plagiarisme.Plagiarisme semacam ini dikategorikan sebagai plagiarisme tidak
sengaja, yaitu plagiarisme yang terjadi karena ketidaktahuan (terutama adalah ketidaktahuan
dalam cara menggunakan dokumentasi, mengutip dan melakukan parafrase.

3.4 Self-Plagiarism atau Auto-Plagiat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan gencar mencegah dan memberantas praktik


plagiat, terutama sejak keluar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Hasilnya, sungguh
mengejutkan.
Pelakunya bukan hanya dosen dan mahasiswa, melainkan juga guru. Bahkan, politisi. Pada
permendiknas itu, plagiat didefinisikan ”Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”. Pada Pasal 1 Ayat (2)
disebutkan, praktik plagiat mencakup sesuatu yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, ataupun
dimuat.
Selain plagiat, ada soal ikutan yang tak tercantum dalam Permendiknas No 17/2010, yaitu
”auto-plagiat”, terjemahan dari bahasa Inggris self-plagiarism. Ensiklopedia elektronik Wikipedia
menulis, self-plagiarism adalah pemakaian lagi karya sendiri secara signifikan, identik, atau
mendekati identik, tanpa memberi tahu tindakan itu atau tanpa merujuk karya aslinya.
Istilah self-plagiarism masih pro-kontra. Stephanie J Bird, penulis Self-plagiarsm and dual
and redundant publications: What is the Problems?, misalnya, menganggap pemakaian istilah itu
tak tepat karena definisi plagiat mensyaratkan ada ”pihak lain” yang dicurangi. Sementara, dalam
hal pemakaian kembali karya sendiri itu tak ada pihak lain yang dicurangi. David B Resnik, ahli
bioetika dari National Institutes of Health, AS, tak keberatan dengan istilah self-plagiarism karena
di dalamnya terdapat unsur ketidakjujuran. Namun, memang bukan pencurian intelektual.
Pertanyaannya, apakah semua pemakaian kembali karya ilmiah, baik sebagian maupun
keseluruhan, baik dalam pembuatan, pemuatan, publikasi, maupun presentasi (tanpa menyebut
sumber secara memadai), dianggap auto-plagiat? Kalau benar, rasanya tiada ilmuwan, dosen, atau
akademisi yang tak sering melakukannya.
Perbedaan pandangan tentang auto-plagiat juga pada tiap keilmuan. The Journal of
International Business Studies (JIBS), misalnya, tegas memasukkan auto-plagiat bagian dari kode
etik yang harus dihindari penulis. Pada JIBS Code of Ethics for Authors dinyatakan, self-
plagiarism adalah tindakan yang tak bisa diterima.
Beda lagi The American Political Science Association (APSA) yang hanya memasukkan
masalah plagiat dalam kode etiknya, yang didefinisikan: ”Dengan sengaja mengambil hasil karya
orang lain sebagai karya miliknya”, namun tak menyinggung masalah auto-plagiat. Pada A Guide
to Professional Ethics in Political Science (2008) yang diterbitkan APSA malah diatur masalah
pengulangan publikasi ilmiah. Misalnya, dinyatakan bahwa tesis bila dipublikasikan sebagian atau
keseluruhan oleh penulisnya, yang bersangkutan tak punya kewajiban etik memberitahukan. Pun
penulis dibolehkan mengirim suatu naskah kepada lebih dari satu jurnal profesional, namun wajib
memberitahukannya kepada editor.
Pamela Samuelson, profesor ilmu hukum dan informasi Universitas California, Berkeley,
menyebut beberapa alasan kapan pengulangan publikasi suatu karya ilmiah dibolehkan. Dalam
tulisannya Self-Plagiarism or fair use? ia mengemukakan, pengulangan publikasi ilmiah terdahulu
boleh dilakukan apabila: karya ilmiah itu perlu dikemukakan lagi sebagai landasan karya ilmiah
berikutnya; bagian dari karya ilmiah terdahulu itu terkait bukti dan alasan baru pada karya
berikutnya; sasaran yang dituju publikasi karya ilmiah itu beragam karena sifatnya yang
multidisiplin, sehingga publikasi di media yang berbeda diperlukan untuk menjangkau komunitas
multidisiplin.
Ada pendapat, auto-plagiat terjadi bila dalam pengulangan karya tak disertai catatan
rujukan memadai atas karya terdahulu. Lalu, muncul pertanyaan, haruskah penulis membuat
catatan rujukan atas karyanya sendiri? Sebab, secara logika, semua batang tubuh teks suatu karya
ilmiah yang tak merujuk karya orang lain, secara implisit bersumber dari yang bersangkutan. Jadi,
tak perlu dibuat catatan rujukan. Pendapat lain, auto-plagiat itu pelanggaran ringan, tak perlu
diatur.

Akan tetapi, ada praktik pemakaian kembali karya sendiri yang bisa dikategorikan
pelanggaran etika akademik serius, karena ada unsur curang. Misalnya, pengulangan karya yang
hak ciptanya sudah milik pihak lain, mahasiswa yang menggunakan karya ilmiahnya untuk
memenuhi tugas pada lebih dari satu mata kuliah, atau pemakaian ulang karya ilmiahnya untuk
tugas akhir yang mensyaratkan orisinalitas (skripsi, tesis, atau disertasi).
Bagi dosen, bila menggunakan karya ilmiahnya (lagi) untuk usulan kenaikan pangkat,
padahal karya itu telah digunakan untuk maksud sama. Namun, memang kalau semua pengulangan
karya dianggap pelanggaran, betapapun ringan pelanggaran itu, mungkin bisa menghambat tugas
dosen atau ilmuwan. Padahal, menurut UU No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 12 Ayat
(2), tugas dosen sebagai ilmuwan tak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi, tapi harus menyebarluaskannya.

Mengingat pemakaian istilah auto-plagiat bermakna negatif sudah umum, sementara


penggunaan dan batasan istilahnya masih kontroversial, perlu kiranya pedoman soal itu. Mungkin
bisa lewat revisi Permendiknas No 17/2010 sehingga para penilai sejawat punya acuan pasti ketika
menilai karya ilmiah sejawatnya. Jadi, tak bisa penilaian.

3.5 Jenis – jenis plagiarisme

Plagiarisme tedapat beberapa jenis yaitu :


a) Plagiarisme total adalah suatu tindakan penjimplakan tanpa merubah isi, baik seperti bahasa, ide,
dan tata penulisan.
b) Plagiarisme parsial yaitu ketika konten yang disajikan adalah kombinasi dua sampai tiga sumber
yang berbeda, di mana penggunaan mengulang dan sinonim merajalela.
c) Plagiarisme minimalis meskipun banyak yang tidak menganggap ini sebagai plagiarisme tetapi
hal itu dianggap sebagai mencuri studi atau pikiran. Plagiarisme minimalis melibatkan banyak
parafrase.

3.6 Faktor melakukan plagiarisme

Ada beberapa faktor seseorang melakukan plagiarisme yaitu,


a) Jika orang tersebut merasa kurang percaya diri dengan perkejaan atau tugas yang dia kerjakan atau
yang dihasilkan sehingga dia merasa lebih baik melihat atau mengkopi karya orang lain.
b) Kurangnya pengetahuan atau kurang mengerti tentang tema yang sedang dikerjakan.
c) Penyalahgunaan teknologi, di dalam internet kita bisa mendapatkan kemudahan untuk
memperoleh referensi. Seorang yang hendak mencari referensi tinggal mengetik kata kunci dan
beberapa saat kemudian referensi – referensi yang di inginkan muncul dalam layar monitor.
Kemudahan – kemudahan dalam mengakses internet inipun tidak jarang disalah gunakan.
d) Kurang tegasnya hukum atau sanksi yang diberikan kepada plagiator dan yang terakhir adalah
malas, sebagai manusia kita pasti pernah mersa jenuh dengan tugas yang diberikan sehingga
seseorang lebih memilih cara cepat dengan mengkopi karya orang lain.

3.7 Sanksi melakukan plagiarisme


Undang-undang no. 20 tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang melakukan plagiat,
khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut (Pasal 70):
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik,
profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan
dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi bagi mahasiswa yang
melakukan tindakan plagiat. Jika terbukti melakukan plagiasi maka seorang mahasiswa akan
memperoleh sanksi sebagai berikut:
1. Teguran
2. Peringatan tertulis
3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
4. Pembatalan nilai
5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
7. Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
3.8 Menghindari tindakan plagiarisme
Beberapa upaya telah dilakukan institusi perguruan tinggi untuk menghindarikan
masyarakat akademisnya, dari tindakan plagiarisme, sengaja maupun tidak sengaja. Berikut ini,
pencegahan dan berbagai bentuk pengawasan yang dilakukan antara lain (Permen Diknas No. 17
Tahun 2010 pasal 7):
1. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan
dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung
unsur plagiat.
2. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang
dihasilkan dilingkungan perguruan tingginya, seperti portal Garuda atau portal lain yang
ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi.
3. Sosialisasi terkait dengan UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 dan Permendiknas No.
17 tahun 2010 kepada seluruh masyarakat akademis.
3.9 Tips menulis, agar terhindar dari plagiarisme
1. Tentukan buku yang hendak anda baca
2. Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan dengan penjepit.
3. Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, jumlah halaman pada kertas kecil
paling depan
4. Sembari membaca buku, salin ide utama yang anda dapatkan pada kertas-kertas kecil tersebut.
5. Setelah selesai membaca buku, anda fokus pada catatan anda
6. Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku yang telah anda baca, fokuslah pada
kertas catatan.
7. Kembangkan kalimat anda sendiri dari catatan yang anda buat
3.10 Penulisan Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah semua bentuk karya tulis berupa buku, artikel, skripsi,tesis,
desertasi, atau laporan ilmiah, yang disajikan secara sistematis, cermat, tidak emotif, tidak
persuasif, kata-katanya muda dikenali, tidak argumentatif, tulus, tidak mengejar kepentingan
pribadi, dan semata-mata memberi informasi. Menulis karya ilmiah itu bermaksud untuk
berkomunikasi dengan orang lain (pembaca) tentang ilmu. Pengetahuan yang diajukan itu adalah
benar, memiliki kekuatan.Tetapi, jika kekuatan itu tidak diubah menjadi perbuatan dalam bentuk
karya ilmiah, maka ilmu itu tidak bernilai. Kebesaran nilai ilmu bergantung pada kemampuan
ilmuwanberkomunikasi dengan orang lain.
Penuturan dalam karya tulis ilmiah harus konsisten, jelas, dan terang, sederhana dan
ringkas,serta kuat efeknya kepada pembaca. Kalimat-kalimat dalam karya tulis ilmiah harus
disusun tidak berbelit-belit, supaya tidak menggambarkan pemikiran yang berbelit-belit, tidak
mondar-mandir dari satu pemikiran ke pemikiran lainnya. Kesinambungan pemikiran mengalir
bagaikan aliran air sungai, yang ditunjukkan oleh adanya kalimat yang saling berhubungan jelas
dan teratur, menunjukkan garis-garis pemikiran yang konseptual dan prosedural. Idea/gagasan atau
pemikiran itu tersusun

3.11 Prinsip penulisan karya ilmiah


Menulis karya tulis ilmiah adalah memberkan informasi kepada pembaca tentang ilmu
pengetahuan. Sewaktu menulis karya tulis ilmiah berpegang pada :
1. Spesifik, bayangkan pembaca yang diajak berdialog itu, baik secara real maupun maya, adalah para
pembaca yang memiliki inteligensi, tetapi belum diberitahu tentang topik yang sedang dipaparkan.
2. Kesinambungan, tujuan yang telah ditetapkan tertuang dalam setiap paragraf, setiap kalimat, bahkan
kata-kata secara bahu-membahu berada dalam satu kontinuitas yang runtun. Penjelasan diberikan pada
suatu tempat yang tepat tidak ditunda pada bagian yang salah tempat.
3. Bernas, bahasa yang digunakan sederhana, kongkrit, mudah dikenal dan umum dipakai oleh khalayak
umum. Bahasa sederhana diartikan sebagai bahasa yang dibangun menurut kaidah-kaidah tata
bahasadan tertib dalam penulisannya.Kongkrit diartikan sebagai pelaku-pelakunya tidakabstrak. Kata-
kata yang tidak lazim dipakai hendaknya dihindari.
4. Koherens, pada setiap permulaan dan akhir suatu bagian, sub-bagian, sub-sub bagian perlu
mencerminkan koherensi, seperti: pertama kali, katakan kepada pembaca apa yang akan anda katakan,
kemudian katakan kepada pembaca, akhiri dengan perkataan kata-kata apa yang telah dikatakan”
5. Memiliki daya tarik, usahakan agar karya ilmiah yang ditulis nampak menarik, enak untuk dibaca,
tetapi tidak perlu ”sedap” untuk dibaca. Sebaiknya, memperhatikan kaidah-kaidah penuturan bahasa
Indonesia yang baku.
6. Jujur,tulisan sebuah karya ilmiah perlu ditunjang sikap kejujuran, terutama dalam hal mengutip
pendapat orang lain. Berhati-hati dalam menulis kutipan langsung dan tidak langsung. Jika
menggunakan pendapat orang lain, katakan bahwa itu pendapat seseorang. Yang bisa dilakukan
memberi komentar terhadap pernyataan yang dikutip itu, dalam suatu cakrawala pemahaman atau
pembenaran
3.12 Contoh Plagiarisme di kalangan mahasiswa

 Read Act-Cyber Plagiarism


Merupakan mahasiswa sebagai aktor plagiarisme. Dalam melakukanplagiarisme,
mahasiswa tidak melakukan pemilihan dan pertimbangan jenis tugas, bahkan berani
melakukan plagiarisme untuk kepentingan menyusun skripsi. Mahasiswa dikenal pasif dalam
mencari model dan strategi untuk menyiasati plagiarisme.Mereka cenderung mengikuti
model plagiarismeyang sudah ada. Dalam sebuah kelompok sosial, mahasiswa cenderung
independent karena tidak menularkan perilaku plagiarismenya pada kelompok sosial yang lain.

 Side Act-Cyber Plagiarism


Mahasiswa masih menggunakan pilihan rasional dalam pemilihan jenis tugas akademik
ketika akan melakukan plagiarisme sehingga dapat disebut sebagai aktor rasional. Tetapi,aktor
tersebut cenderung aktif dalam mencari model dan strategi untuk menyiasati plagiarisme yang
dilakukannya sehingga memunculkan istilah ATM (Amati, Tiru, danModifikasi)

BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan paper yang berjudul “RESEARCH
WRITING SKILLS AND PLAGIARISME PADA KARYA ILMIAH” adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui secara keseluruhan dari research writing skills and plagiarisme pada karya ilmiah
2. Dapat membuat karya ilmiah yang baik dan benar

4.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diambil dari pembuatan paper yang berjudul “RESEARCH
WRITING SKILLS AND PLAGIARISME PADA KARYA ILMIAH” adalah sebagai berikut:
1. Dapat menerapkan kemampuan menulis yang baik dan benar dalam pembuatan karya ilmiah dan
menghindari plagiarisme
2. Mengerti membuat karya ilmiah yang baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA

Drs.Totok Djuroto, M.Si dan Drs. Bambang Suprijadi, M.Si( 2003), menulis artikel dan karya
ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soelistyo, H. (2011). Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
http://www.upi.edu/main/file/Panduan%20Pencegahan%20Plagiarisme.pdf(Panduan Pencegahan
Plagiat) diakses 19-3-2014 15:02
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196509091991021-
BAMBANG_ABDULJABAR/Materi_KTI_dan_PTK.pdf(Karya Tulis Ilmiah dan Penelitian
Tindakan Kelas) diakses 19-3-2014 15:02
http://rachmanabdul.files.wordpress.com/2011/03/menghindari-plagiarisme.pdf(Menghindari
plagiarism, self-plagiarism, dan praktek-praktek menulis yang dipertanyakan : petunjuk menuju
tulisan yang etis) diakses 19-3-2014 23:23
ejournal.unesa.ac.id/article/6394/39/article.pdf(perilaku plagiarisme mahasiswa) diakses 20-3-
2014 09:00
Mochammad Zuliansyah yang merupakan alumnus Program Doktoral STEI
angkatan 2003 ini, menerima konsekuensi berupa tidak berlakunya ijazah serta
disertasi miliknya, akibat terbukti melakukan plagiarisme dalam disertasi
karyanya. Disertasi itu berjudul "3D topological relations for 3D spatial
Analysis".
Disertasi tersebut merupakan plagiasi dari dari paper berjudul "On 3D
Topological Relationships" yang dikarang oleh Siyka Zlatanova. Pernyataan
tersebut dikeluarkan oleh pihak komite Institute of Electrical and Electronics
Engineers (IEEE), ketika disertasi karya Zuliansyah diikutsertakan dalam The
IEEE International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems di
Chengdu, Cina, pada akhir September 2008 lalu.
Terhitung sejak April 2009 hingga April 2012, Zuliansyah dilarang
mempublikasikan karya apa pun dalam semua bentuk publikasi IEEE.
Sementara ketiga orang pembimbingnya, mendapat sanksi berupa surat
teguran langsung dari rektor.
Permintaan maaf secara langsung juga dikirimkan oleh pihak institusi kepada
Dr. Siyka Zlatanova dan IEEE. Dilansir www.itb.ac.id, pihak ITB juga
menyatakan permintaan maaf kepada seluruh pemangku kepentingan ITB,
serta komunitas akademik nasional dan internasional. ITB tegas menyatakan
bahwa disertasi dan ijazah program doktoral Zuliansyah tidak berlaku.

Felix Kasim telah melakukan plagiarisme terhadap sejumlah karya ilmiah


mahasiswanya. Plagiarisme dilakukan Felix dalam karya tulisnya yang
dipublikasikan di prosiding (kumpulan dari paper-paper akademis yang
dipublikasikan dalam suatu acara seminar akademis) di Yogyakarta pada
pertengahan Mei 2011 lalu.
Salah satu karya mahasiswa yang diplagiat Felix adalah skripsi milik Andini
Dwikenia Anjani, yang berjudul Studi Kasus Program Pelayanan Kesehatan
Dasar Gratis di Kota Banjar. Felix mengubah judul skripsi Andini tahun 2008
itu, menjadi A Case Study Free Basic Health Services in Banjar City, West
Java.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada
(UGM), Anggito Abimanyu
Plagiarisme yang dilakukan Dosen FEB UGM, Anggito Abimanyu, terungkap
pada 2014 lalu. Artikel karya Anggito dalam sebuah koran nasional yang
berjudul Gagasan Asuransi Bencana, menjiplak karya tulis Dosen UI, Hotbonar
Sinaga, yang berjudul “Menggagas Asuransi Bencana” pada 21 Juli 2006.
Kasus plagiarisme yang menjerat Anggito atas tulisannya yang terbit pada 10
Februari 2014 itu, bermula dari aduan seorang penulis di forum Penulis UGM.
Lalu pada pertengahan Februari 2014, secara resmi Anggito mengaku telah
melakukan kesalahan pengutipan referensi dalam sebuah folder di komputer
pribadinya.

Dosen Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Parahyangan


(UNPAR) Profesor Anak Agung Banyu Perwira
Kasus ini terungkap saat banyak pembaca yang melayangkan protes via
telepon ke editor harian The Jakarta Post, atas artikel Banyu berjudul 'RIs
defense transformation' yang terbit pada November 2009 lalu.
Ternyata, setelah diteliti lebih lanjut tulisan tersebut dijiplak Banyu dari tulisan
karya Richard A. Bitzinger yang berjudul Defense Transformation and The Asia
Pacific: Implication for Regional Millitaries.
Redaktur Pelaksana The Jakarta Post Ati Nurbaiti mengaku tak menyangka
Banyu melakukan hal itu. Sebab menurutnya Banyu rajin mengirimkan tulisan
tentang hubungan internasional dan berbagai masalah luar negeri untuk
hariannya selama bertahun-tahun, dan tidak pernah menuai masalah.
Banyu kemudian mengundurkan diri dari jabatannya di UNPAR. The Jakarta
Post pun menarik dan memuat permintaan maaf kepada pembaca atas fakta
hasil penjiplakan tersebut. Permintaan maaf juga disampaikan pihak The
Jakarta kepada Carl Ungerer.

Anda mungkin juga menyukai